PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan Kota Ambon sebagai Ibukota Propinsi Maluku yang merupakan pusat
buangan/limbah yang meningkat dan bervariasi. berbagai permasalahan yang muncul adalah
sampah yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) serta jangkauan pelayanan yang
masih terbatas. Penelitian ini Bertujuan untuk mengevaluasi Kinerja Pengelolaan Sampah Di
Kota Ambon serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ruang lingkup spasial penelitian ini
dilakukan oleh Michael Mainake (2010), Mahasiswa Program Studi S2 Perencanaan Kota dan
Daerah Universitas Gajah Mada, menemukan bahwa kinerja pengelolaan sampah di di wilayah
pusat Kota Ambon menurut standar normatif sudah cukup baik. Dilihat dari prioritas pelayanan
sampah juga sudah tepat yakni daerah komersial, pasar, dan permukiman penduduk yang
berkepadatan 50 sampai 100 jiwa/ha. Jumlah sampah yang terangkut setiap hari ke TPA, luas
daerah dan jumlah penduduk yang sudah terlayani yakni diatas 50%. Hasil kinerja pengelolaan
sampah berdasarkan persepsi masyarakat sudah cukup baik, tetapi belum sepenuhnya sesuai
dengan kepuasan atau harapan masyarakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
pengelolaan sampah antara lain jumlah personil dan sarana prasarana masih terbatas, operasional
pengangkutan yang belum optimal, pendapatan dari retribusi rendah sehingga perlu subsidi untuk
pengelolaan sampah dan masih kurangnya penindakan terhadap pelanggaran peraturan tentang
persampahan. Penelitian tersebut merekomendasikan bahwa pemerintah perlu menambah
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2012 tentang
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Maka
diterbitkan Perda Kota Ambon No. 07 Tahun 2013 tentang Retribusi dan Pengelolahan
Persampahan dan kemudian direvisi kembali dengan diterbitkannya Perda Kota Ambon No. 05
pengorganisasian lewat dinas terkait yakni Dinas Kebersihan dan Tata Kota cukup terintegrasi.
tingkatan RT dan RW belum teriintegrasi secra maksimal dan bahkan belum ada.
Controling). Pendekatan membantu untuk memahami apa yang manajer lakukan, yaitu
menganggap pekerjaan mereka sebagai suatu proses. Proses adalah serangkaian tindakan untuk
mencapai sesuatu. Misalnya, membuat keuntungan atau menyediakan layanan. Untuk mencapai
tujuan, manajer menggunakan sumber daya dan melaksanakan empat fungsi manajerial utama,
kelanjutan organisasi. POAC adalah dasar manajemen untuk organisasi manajerial. Terdapat
beberapa konsep proses manajemen, misalnya saja PDCE (Plan, Do, Check, Evaluate), dan
PDCA (Plan, Do, Check, Action). Namun, konsep POAC lebih banyak digunakan dan diterapkan
karena lebih sesuai untuk setiap tingkat manajemen. Fungsi POAC sendiri dalam suatu
organisasi adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam pencapaian
tujuannya.
Planning meliputi pengaturan tujuan dan mencari cara bagaimana untuk mencapai tujuan
tersebut. Planning telah dipertimbangkan sebagai fungsi utama manajemen dan meliputi segala
sesuatu yang manajer kerjakan. Di dalam planning, manajer memperhatikan masa depan,
mengatakan Ini adalah apa yang ingin kita capai dan bagaimana kita akan melakukannya.
Membuat keputusan biasanya menjadi bagian dari perencanaan karena setiap pilihan dibuat
berdasarkan proses penyelesaian setiap rencana. Planning penting karena banyak berperan dalam
Organizing adalah proses dalam memastikan kebutuhan manusia dan fisik setiap sumber
daya tersedia untuk menjalankan rencana dan mencapai tujuan yang berhubungan dengan
organisasi. Organizing juga meliputi penugasan setiap aktifitas, membagi pekerjaan ke dalam
setiap tugas yang spesifik, dan menentukan siapa yang memiliki hak untuk mengerjakan
beberapa tugas.
Aspek utama lain dari organizing adalah pengelompokan kegiatan ke departemen atau
beberapa subdivisi lainnya. Misalnya kepegawaian, untuk memastikan bahwa sumber daya
manusia diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Memekerjakan orang untuk pekerjaan
merupakan aktifitas kepegawaian yang khas. Kepegawaian adalah suatu aktifitas utama yang
Actuating adalah peran manajer untuk mengarahkan pekerja yang sesuai dengan tujuan
planning dan organizing. Actuating membuat urutan rencana menjadi tindakan dalam dunia
organisasi. Sehingga tanpa tindakan nyata, rencana akan menjadi imajinasi atau impian yang
Controlling, memastikan bahwa kinerja sesuai dengan rencana. Hal ini membandingkan
antara kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan. Jika terjadi perbedaan yang
signifikan antara kinerja aktual dan yang diharapkan, manajer harus mengambil tindakan yang
Fungsi dari controlling adalah menentukan apakah rencana awal perlu direvisi, melihat
hasil dari kinerja selama ini. Jika dirasa butuh ada perubahan, maka seorang manajer akan
kembali pada proses planning. Di mana ia akan merencanakan sesuatu yang baru, berdasarkan
Pada proses ini yang berperan sebagai manajer yakni melekat pada pemerintah Kota
Ambon secara kelembagaan dan khususnya Walikota secara individu sebagai pemimpin,
Karena setiap kebijakan yang diimplementasikan merupakan bagian dari visi dan misi walikota
Untuk menjawab komleksitas yang ada, pemerintah Kota kemudian menyusun dalam
Dalam menjawab permasalahan sampah, ada perda yang diterbitkan oleh pemerintah,
sejauh pengamatan penulis tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada penangan sampah di
wilayah pinggiran kota terlebih khusus di daerah pemukiman yang berada di pegunungan.
Akibat mobil sampah yang tidak bisa menjangkau daerah pemukiman yang berada di
Dalam pengamatan penulis yang juga tinggal diaerah sekitar pemukiman tersebut.
sampah. Padahal jumlah bak pembakaran sampah telah disesuaikan dengan jumlah kepala
keluarga yang ada. Selalu saja menjadi hambatan Karena kurangnya pemahaman msyarakat
tentang cara penggunaan bak pembakaran sampah. Selain itu kendala yang terlihat adalah tidak
ada yang bertanggungjawab dalam pengoperasian bak pembakaran sampah pada masyarakat
setempat terlebih lagi perangkat kelurahan pada tingkatan RT dan RW. Terlihat bahwa proses
tidak terintegrasi secra baik. Sehingga proses Actuating tidak berjalan secara maksimal.
Masalah yang diulas oleh penulis diatas, ditemukan pada daerah RT 002, RW 04
Kelurahan Nusaniwe Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. hal tersebut membuat penulis merasa
sangat perlu dan tertantang untuk meneliti dan mengembangkan dalam penelitian penulis dengan
Judul Evaluasi Penanganan Sampah dengan Pendekatan Fungsi Manajemen Sistem POAC
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sebelumnya telah di deskripsikan, maka
Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon dalam pendekatan Fungsi Manajemen Sistem POAC?
C. Pembatasan Masalah
Adapun masalah yang akan diteliti oleh penulis terbatas pada Fungsi Organising dan
datang.
b. Bahan Informasi bagi semua pihak terutama pada RT 002, RW 04 Kelurahan
masalah sampah.
c. Sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan
Manajemen POAC yang difokuskan pada konsep fungsi pengorganisasian dan konsep fungsi
R. Terry, Allen dan Sondang P. Siagian. Konsep fungsi pengarahan atau penggerakan
(Actuating) menggunakan pemikiran Koontz dan Donnel, dan Terry. Kedua konsep tersebut yang
menjadi pendekatan dari penulis untuk memotret serta menganalisa realitas kasus yang diteliti.
1. Konsep Fungsi Pengorganisasian (Organising)
Fungsi pengorganisasian (organizing) tidak lain adalah pembagian kerja, artinya penentuan
berikut ini adalah definisi yang diberikan oleh para ahli administrasi dan manajemen.
Georg R. Terry didalam Sadjiman (2007) mengemukakan : Organizing is the establishing of
effective behavioral relationship among persons so that may work together efficiently and again
personal satisfaction in doing selected tasks under given environmental conditions for the purpose of
hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerjasama secara
efisien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas
tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu).
Allen seperti dikutip oleh Sadjiman (2007) : We can define organization as the process of
identifying and grouping the work to be performed, defining and delegating responsibility and
authority and establishing relationships for the purpose of enabling people to work most effectively
penentuan dan pengelompokkan pekerjaan yang akan dikerjakan, menetapkan dan melimpahkan
wewenang dan tanggung jawab, dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerjasama
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Hasil pengorganisasian adalah organisasi. Organisasi
sebagai alat administrasi dan manajemen dapat ditinjau dari dua sudut pandangan, yaitu organisasi
organisasi tersebut, dan karenanya bersifat dinamis. Dari interaksi ini menimbulkan dua
(Perpres, Permen, Perda, Akte : a.l. struktur organisasi dan tata kerja, hierarki, dsb.).
b. Hubungan Informal (Informal Orgasnization) yang didasarkan pada personal
Dari pemikiran para ahli diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam pengorganisasian ada
beberapa poin penting dalam pengejawantahan fungsi pengorganisasian yaitu proses kerja sama yang
efisien, pengelompokan kerja, serta pelimpahan wewenang dan tanggungjawab demi terciptanya
tujuan organisasi. Dalam kaitannya dengan kasus ini, Pemerintah Kota Ambon Sebagai organisasi
otonom yang dalm penangan samapah mestinya bisa menjalankan pengelompokan kerja untuk
melimpahkan tugas pembantuan pada tingkatan kelurahan hingga pada struktur pemerintahan
Fungsi pengarahan atau penggerakkan (actuating) yang dikemukakan oleh Terry, dan para
ahli lain mengemukakannya dengan istilah berbeda walaupun maksudnya sama, misalnya directing,
leading, commanding, dan motivating. Perbedaannya sebenarnya hanya terletak pada kesan saja,
misalnya :
aspec of commanding by which subordinate are led to understand and contribute effectively and
efficiency to the attainment of enterprise objectives. (Pengarahan adalah hubungan antara aspek-
aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat
dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata).
Terry seperti dikutip Sadjiman (2007:63) : Actuating is setting all members of the group to
want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial
planning and organizing effort. (Pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau
bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan
Ketersediaan fasilitas pembakaran sampah yang di bengun oleh pemerintah kota, dalam
pengelolaannya di tingkat RT dan RW harusnya bisa terintegrasi secara baik. Masyarakat harus
diberikan pemahaman tentang cara pengelolahan sampah dengan bak menggunakan pembakaran
sampah, karena walaupun adanya kesadaran dari masyarakat sekitar tapi jika tidak ada pengetahuan
dan pemahaman tentang bagaimana cara penggunaan fasilitas yang tersedia maka fasilitas tersebut
tidak dapat secara efisien dan efektif. Apabila itu terjadi maka sudah pasti akan sanagt sulit untuk
menangani permasalahan sampah yang ada. Dan akibat yang paling buruk yaitu keberadaan fasilitas
Kota Ambon.
2. Pendekatan Penelitian Kualitatif
Penelitian ini, menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus.
Ada dua hal yang menjelaskan pemilihan metode penelitian ini. Pertama, penggunaan
metode kualitatif dibuat untuk beberapa pertimbangan, yakni pendekatan ini lebih
membantu peneliti dalam menghadapi kenyataan yang kompleks dan metode ini juga
dapat menyajikan secara langsung hakikat hubungan peneliti dengan kasus atau masalah
yang diteliti. Penelitian kualitatif tidak bertujuan mengkonfirmasi realitas atau menguji
hipotesis tetapi justru menampakkan apa yang tersembunyi menjadi nyata dan eksplisit.
Kedua, metode studi kasus. Studi kasus adalah studi yang dalam penelahannya mencoba
mencermati suatu kasus secara spesifik, sistematis, intensif, mendalam dan komprehensif.
eksplanasi, maka permasalahan ini sangat berkaitan dengan subyek penelitian. Hal ini
bertujuan agar dapat diperoleh pemahaman secara mendalam tentang latar belakang,
sifat-sifat serta karakter yang khas dari kasus yang diteliti. Menurut Alan Bryman, studi
kasus adalah analisis yang seksama dan intensif terhadap sebuah kasus tunggal. Metode
ini biasanya mencoba memahami kompleksitas dan sifat khas dari kasus yang diteliti.
3. Teknik Pengumpulan Data
1)Wawancara (Interview)
Untuk melakukan pendalaman terhadap objek penelitian, maka dilakukan wawancara
mendalam (in-depth interview) guna mendapatkan data primer (primary data) dengan
Ambon
3 Masyarakat Mendapat data serta informasi terkait
dengan masalah dan kendala yang melatar
belakangi rendahnya pemahaman
masyarakat terhadap pemanfaatan
infrastruktur pengelolaan sampah.
2) Pengamatan (Observasi)
Metode ini merupakan salah satu instrumen dalam pengumpulan data, metode
pengamatan menjadi penting, terutama dalam penelitian jenis studi kasus. Pengamatan
H. Sitematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Hasibuan, Malayu S.P. 2004. Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi
Hasibuan, SP. Melayu. 2001. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta :
Bumi Aksara.
Makasar.
Mulyadi, 2005. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Robbins Stephen. 2006. Organizational Behaviour. Alih bahasa Benyamin Molan. PT.
Gunung Agung
Sinar Baru.
http://dc202.4 sharead.com/doc/8L3JA22Q/preview.html
Piusman.blogspot.co.id/?m:1