Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi nonsteroid (AINS)
merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan
tanpa resep dokter. Obat-obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen,
secara kimia. Walaupun demikian obat-obat ini ternyata memiliki banyak
persamaan dalam efek terapi maupun efek samping. Prototip obat golongan ini
adalah aspirin, karena itu obat golongan ini sering disebut juga sebagai obat mirip
aspirin (aspirin-like drugs).
Kemajuan penelitian dalam dasawarsa terakhir ini memberi penjelasan
mengapa kelompok heterogen tersebut memiliki kesamaan efek terapi dan efek
samping. Ternyata sebagian besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan
atas penghambatan biosintesis prostaglandin (PG).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan AINS ?
2. Apa saja macam-macam penggolongan obat AINS?
3. Bagaimana mekanisme kerja obat golongan AINS?
4. Apa yang dimaksud dengan terapi propilaksis gout?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian AINS.
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat golongan AINS.
3. Untuk mengetahui efek samping dari obat golongan AINS.
4. Untuk mengetahui tentang terapi propilaksis gout.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Inflamasi adalah respon dari suatu organism terhadap pathogen dan
alterasi mekanis dalamj aringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat
jaringan yang mengalami cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi.
Anti inflamasi adalah obat yang dapat menghilangkan radang yang
disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi). Gejala inflamasi dapat
disertai dengan gejala panas, kemerahan, bengkak, nyeri/sakit, fungsinya
terganggu.
Obat anti inflamasi non steroid (AINS) merupakan obat yang paling
banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dari dokter. Obat-obat
golongan ini merupakan suatu obat yang heterogen secara kimia. Klasifikasi
kimiawi AINS, tidak banyak manfaat kliniknya karena ada AINS dari
subgolongan yang sama memiliki sifat yang berbeda, sebaliknya ada obat AINS
yang berbeda subgolongan tetapi memiliki sifat yang serupa. Ternyata sebagian
besar efek terapi dan efek sampingnya berdasarkan atas penghambatan biosintesis
prostaglandin (PG).
Beberapa AINS umumnya bersifat anti-inflamasi, analgesika dan
antipiretik. Efek antipiretiknya bari terlihat pada dosis yang lebih besar dari pada
efek analgesiknya, dan AINS relatif lebih toksis dari pada antipiretika klasik,
maka obat-obat ini hanya digunakan untuk terapi penyakit inflamasi sendi seperti
artritis reumatoid, osteo-artritis, spondilitis ankliosa dan penyakit pirai. Respon
individual terhadap AINS bisa sangat bervariasi walaupun obatnya tergolong
dalam kelas atau derivat kimiawi yang sama. Sehingga kegagalan dengan satu
obat bisa dicoba dengan obat sejenis dari derivat kimiawi yang sama. Semua
AINS merupakan iritan mukosa lambung walaupun ada perbedaan gradasi antar
obat-obat ini.
B. MEKANISME KERJA
3
Inflamasi non imunologis : tidak melibatkan system imun (tidak ada reaksi
alergi) misalnya karena luka, cederafisik, dsb.
Inflamasi imunologis : Melibatkan system imun, terjadi reaksi antigen-
antibodi. Misalnya pada asma.
Prostaglandin merupakan mediator pada inflamasi yang menyebabkan kita
merasa perih, nyeri, dan panas. Prostaglandin dapat menjadi salah
satu donator penyebab nyeri kepala primer.
Aspirin ini dibuat dengan cara esterifikasi, dimana bahan aktif dari aspirin
yaitu asam salisitat direaksikan dengan asam asetat anhidrad atau dapat juga
direaksikan dengan asam asetat glacial bila asam asetat anhidrad sulit untuk
ditemukan. Asam asetat anhidrad ini dapat digantikan dengan asam asetat glacial
karena asam asetat glacial ini bersifat murni dan tidak mengandung air selain itu
asam asetat anhidrad juga terbuat dari dua asan asetat galsial sehingga pada
pereaksian volumenya semua digandakan. Pada proses pembuatan reaksi
esterifikasi ini dibantu oleh suatu katalis asam untuk mempercepat reaksi. Tetapi
pada penambahan katalis ini tidak terlalu berefek maka dilakukan lah pemanasan
untuk mempercepat reaksinya. Pada pembuatan aspirin juga ditambahkan air
untuk melakukan rekristalisasi berlangsung cepat dan akan terbentuk endapan.
Endapan inilah yang merupakan aspirin.
6
1. Mengatasi demam
Ketika Anda mengalami demam dan gejala penyerta seperti sakit seluruh tubuh,
tablet aspirin dosis tunggal dapat membuat Anda merasa jauh lebih baik. Senyawa
anti-piretik dalam obat aspirin dapat mengirimkan sinyal ke otak untuk mengatur
suhu tubuh, sehingga demam dapat diatasi.
Tidak hanya bagi kesehatan organ dalam, aspirin juga bermanfaat sebagai obat
luar akibat efek anti-peradangan yang dimilikinya. Aspirin dapat
menghilangkan jerawat dan bekas gigitan serangga pada kulit. Untuk kebutuhan
ini, penggunaan aspirin bukan diminum, melainkan dibuat bentuk adonan/pasta.
Angka kematian turun 34% untuk semua kanker dan 54% bagi kanker
pencernaan. Setelah 20 tahun, risiko kematian kanker 20% lebih rendah pada
kelompok yang diberi aspirin dibandingkan kelompok tanpa aspirin.
Efek anti penggumpalan yang dimiliki aspirin membuat obat ini dapat
mengencerkan darah. Ada beberapa penyakit yang dapat dicegah, antara
lain penyakit jantung koroner dan deep vein traveller (penyumbatan vena akibat
duduk terlalu lama). Walaupun aspirin dapat membantu mencegah serangan
8
jantung, tetap saja pasien tidak boleh meminum obat aspirin setiap hari tanpa
anjuran dokter. Biasanya dokter akan memberikan aspirin sebagai pengencer
darah pada:
PARACETAMOL
Walaupun efek samping paracetamol jarang, namun jika itu terjadi maka ditandai
dengan:
1. Ruam atau pembengkakan ini bisa menjadi tanda dari reaksi alergi.
2. Hipotensi (tekanan darah rendah) ketika diberikan di rumah sakit dengan
infus.
3. Kerusakan hati dan ginjal, ketika mengalami overdosis
4. Trombosit dan sel darah putih menurun
Kelompok ini lebih relatif baru. Obat-obat ini seperti aspirin, tetapi
mempunyai efek yang lebih kuat dan lebih sedikit timbul iritasi gastrointestinal
tidak seperti pada aspirin, indometacin, dan fenilbutazon. Obat-obatan ini
mempunyai waktu paruh singkat tetapi tinggi berikatan dengan protein. Jika
dipakai bersama-sama obat lain yang tinggi juga berikatan dengan protein, dapat
terjadi efek samping berat. Obat ini dimetabolisme dan dieksresi sebagai metabolit
inaktif di urin.
1. Ibuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan pertama kali
dibanyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya efek anti-inflamasi yang
tidak terlalu kuat.
12
Farmakokinetik Ibuprofen
Senyawa ini bekerja melalui penghambatan enzim siklo-oksigenase pada
biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG-G2
terganggu. Prostaglandin berperan pada patogenesis inflamasi, analgesia dan
demam. Dengan demikian maka ibuprofen mempunyai efek antiinflamasi dan
analgetik-antipiretik. Khasiat ibuprofen sebanding, bahkan lebih besar dari pada
asetosal (aspirin) dengan efek samping yang lebih ringan terhadap lambung.
Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan cepat, berikatan dengan protein
plasma dan kadar puncak dalam plasma tercapai 1-2 jam setelah pemberian.
Adanya makanan akan memperlambat absorbsi, tetapi tidak mengurangi jumlah
yang diabsorbsi. Metabolisme terjadi di hati dengan waktu paruh 1,8-2 jam.
Ekskresi bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolik inaktif, sempurna dalam
24 jam.
Pemberian bersama warfarin harus waspada dan pada obat anti hipertensi
karena dapat mengurangi efek antihipertensi, efek ini mungkin akibat hambatan
biosintesis prostaglandin ginjal. Efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan
dibandingkan dengan aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum wanita hamil
dan menyusui. Ibuprofen dijual sebagai obat generik bebas dibeberapa negara
yaitu inggris dan amerika karena tidak menimbulkan efek samping serius pada
dosis analgesik dan relatif lama dikenal.
2. Ketoprofen
13
Ketoprofen adalah obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit dan
peradangan akibat penyakit rematik, serta masalah pada otot dan persendian
lainnya. Contohnya adalah penyakit rematik asam urat atau gout, otot tegang atau
keseleo, dan artritis. Selain itu, ketoprofen juga dapat digunakan untuk meredakan
rasa sakit setelah operasi dan bagi wanita untuk meringankan rasa sakit akibat
menstruasi.
Farmakokinetik Ketoprofen
ABSORBSI
Bioavailabilitas
Diabsorpsi dengan baik setelah pemberian oral; bioavailabilitas sekitar 90% . Peak
konsentrasi plasma biasanya dicapai dalam waktu 0,5-2 jam (kapsul
konvensional) atau 6-7 jam (extended-release kapsul) .
Makanan
14
Makanan menunda waktu puncak konsentrasi plasma oleh <1 jam atau sekitar 2
jam setelah pemberian kapsul konvensional atau kapsul extended-release, secara
berurutan.
DISTRIBUSI
METABOLISME
Rute Eliminasi
Waktu Paruh
Populasi khusus
3. Naproxen adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid atau disingkat
OAINS. Obat ini digunakan untuk meredakan rasa sakit dan inflamasi.
Ada berbagai gejala penyakit atau kondisi yang bisa ditangani dengan
naproxen, contohnya rheumatoid arthritis, osteoartritis, ankylosing spondylitis,
serangan penyakit asam urat,nyeri menstruasi serta nyeri sendi.
Sama seperti obat pereda sakit lainnya, naproxen juga bekerja dengan
menghambat produksi prostaglandin (senyawa yang dilepas tubuh dan
menyebabkan rasa sakit serta inflamasi). Dengan begitu, rasa sakit dan inflamasi
pun akan berkurang.
Meski bisa meredakan gejala-gejala nyeri dan inflamasi, naproxen tidak bisa
menyembuhkan penyakit.
Farmakokinetik
16
Naproxen sodium memiliki daya serap yang cepat dan lengkap dari saluran
pencernaan, asupan makanan tidak mempengaruhi tingkat penyerapan.
Bioavailabilitas 95%, konsentrasi plasma maksimum dalam 1-2 jam. Konsentrasi
obat meningkat 12-14 jam secara proporsional dengan dosis. Obat ini
dimetabolisme di hati. Ekskresi terutama dalam urin (98%) dan di empedu
(2,5%).Dalam metabolit gagal ginjal dapat terakumulasi.
PIROXICAM
Struktur Piroxicam
o ABSORBSI
Bioavailabilitas
Diserap setelah pemberian oral, konsentrasi plasma 3 peak biasanya dicapai dalam
waktu 3 sampai 5 jam.
Makanan
o DISTRIBUSI
Didistribusikan ke dalam cairan sinovial
Didistribusikan ke dalam susu manusia (ASI),
Mungkin menumpuk perlahan-lahan di kartilago.
18
99,3% .
o METABOLISME
o ELIMINASI
Rute Eliminasi
Diekskresikan terutama di urin dan feses, dengan ekskresi urin sekitar dua kali
ekskresi tinja diekskresikan terutama sebagai metabolit; <5% tidak berubah
(utuh).
Waktu Paruh
Efek Samping
INDOMETASIN
19
Merupakan derivat indol-asam asetat. Obat ini sudah dikenal sejak 1963
untuk pengobatan artritis reumatoid dan sejenisnya. Walaupun obat ini efektif
tetapi karena toksik maka penggunaan obat ini dibatasi.
Struktur Indometasin
Farmakokinetika Indometasin
Indometasin cepat dan hampir sempurna diabsorbsi dari saluran cerna
bagian atas setelah pemberian per oral. Di metabolisme oleh hati. Diekskresikan
kedalam empedu dan urin dalm bentuk tidak berubah dan dalam bentuk metabolit.
20
Efek Samping
Efek samping pada dosis terapi yaitu pada saluran cerna berupa nyeri
abdomen, diare, perdarahan lambung dan pankreatis. Sakit kepala hebat dialami
oleh kira-kira 20-25% pasien dan disertai pusing. Hiperkalemia dapat terjadi
akibat penghambatan yang kuat terhadap biosintesis prostaglandin di ginjal.
Karena toksisitasnya tidak dianjurka pada anak, wanita hamil, gangguan
psikiatrik dan pada gangguan lambung. Penggunaanya hanya bila AINS lain
kurang berhasil. Dosis lazim indometasin yaitu 2-4 kali 25 mg sehari, untuk
mengurangi reumatik di malam hari 50-100 mg sebelum tidur.
Derivat pirazolon ini memiliki khasiat antiflogistik yang lebih kuat dari
pada kerja analgetiknya jadi golongan ini hanya digunakan sebagai obat rematik.
Fenilbutazon dimasukan secara diam-diam dengan maksud untuk mengobati
keadaan lesu dan letih, otot-otot lemah dan nyeri.
Farmakokinetik Fenilbutazon
Bila diberikan per oral,absorpsinya akan cepat dan sempurna. Konsentrasi
tertinggi dicapai dalam waktu 2 jam. Dengan dosis terapi 98 % fenilbutazon
dalam plasma terikat pada protein plasma,sedangkan bila konsentrasi lebih tinggi
pengikatan dengan plasma protein mungkin hanya 90 %. Masa paruh fenilbutazon
lama yaitu 50-100 %. Biotransformasi terjadi di hati oleh sistem mikrosom hati.
Ekskresi melalui ginjal dan berlangsung lambat.
Efek samping derivat pirazolon dapat menyebabkan agranulositosis,
anemia aplastik, dan trombositopenia.
22
Penyakit artritis gout adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang
paling sering ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di
dalam ataupun di sekitar persendian. Asam urat merupakan kristal putih tidak
23
berbau dan tidak berasa lalu mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi
asam sianida (HCN) sehing cairan ekstraselular yang disebut sodium urat. Jumlah
asam urat dalam darah dipengaruhi oleh intake purin, biosintesis asam urat dalam
tubuh, dan banyaknya ekskresi asam urat. Diagnosis pasti dari artritis gout
ditentukan hanya dengan membuktikan adanya kristal asam urat dalam cairan
sinovia/bursa atau tophus. Diagnosis dapat dikonfirmasi melalui aspirasi
persendian yang mengalami inflamasi akut atau dicurigai topus.
menunjukkan bahwa kolkisin dosis rendah lebih superior dalam hal efikasi
maupun tingkat keamanannya dibandingkan kolkisin dosis tinggi. Pemberian
kolkisin lebih dari 1,8 mg dalam 1 jam (AUC0 43.8 nanograms x jam/ml) akan
meningkatkan efek sampingnya tanpa meningkatkan efek klinisnya.
3. Kortikosteroid
Kortikosteroid biasanya berbentuk pil atau dapat pula berupa suntikan
yang lansung disuntikkan ke sendi penderita. Efek samping dari steroid antara lain
penipisan tulang, susah menyembuhkan luka dan juga penurunan pertahanan
tubuh terhadap infeksi. Steroids digunakan pada penderita gout yang tidak bisa
menggunakan OAINS maupun kolkisin.1 Prednison 20-40 mg per hari diberikan
selama tiga sampai empat hari. Dosis kemudian diturunkan secara bertahap
selama 1-2 minggu. ACTH diberikan sebagai injeksi intramuskular 40-80 IU, dan
beberapa dokter merekomendasikan dosis awal dengan 40 IU setiap 6 sampai 12
jam untuk beberapa hari, jika diperlukan. Seseorang dengan gout di satu atau dua
sendi besar dapat mengambil manfaat dari drainase sendi diikuti dengan injeksi
intraartikular dengan 10-40 mg triamsinolon atau 2-10 mg deksametason,
kombinasi dengan lidokain.
Profilaksis dengan kolkisin mengurangi tingkat serangan akut berulang,
konsentrasi asam urat serum adalah normal. Dalam suatu penelitian terhadap 540
pasien, kolkisin benar-benar efektif 82% dari pasien, memuaskan 12% dari pasien,
dan efektif hanya pada 6% pasien. Meskipun diperlukan durasi profilaksis, belum
ditetapkan kelanjutan terapi untuk setidaknya satu tahun setelah konsentrasi urat
serum telah kembali ke normal. Myoneuropati kadang-kadang dilaporkan selama
profilaksis dengan kolkisin pada pasien yang memiliki kreatinin clearence 50 ml
per menit.10 Kolkisin yang dikombinasikan dengan probenesid telah disetuji oleh
FDA (Food and Drug Administration) sejak tahun 1982.4
Gout dapat dicegah dengan mengurangi konsentrasi asam urat serum < 6,0
mg/dL. Penurunan kurang dari 5,0 mg/dL mungkin diperlukan untuk resorpsi dari
tofi. Terapi dengan obat yang menurunkan konsentrasi asam urat serum harus
dipertimbangkan, ketika semua kriteria sebagai berikut: penyebab hiperurisemia
tidak dapat dikoreksi atau, jika diperbaiki, tidak menurunkan konsentrasi serum
asam urat kurang dari 7,0 mg/dL; pasien memiliki dua atau tiga serangan pasti
25
gout atau memiliki tofi; dan pasien dengan kebutuhan untuk minum obat secara
teratur dan permanen. Dua kelas obat yang tersedia: obat urikosurik (misalnya
probenesid) dan xanthine oxidase inhibitor (misalnya Allopurinol).
26
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Obat anti inflamasi non steroid (AINS) adalah suatu kelompok obat yang
berfungsi sebagai anti inflamasi, analgetik dan antipiretik. AINS merupakan obat
yang heterogen, bahkan beberapa obat sangat berbeda secara kimiawi.
Antiinflamasi adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan
peradangan.
Penyakit artritis gout adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang
paling sering ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di
dalam ataupun di sekitar persendian. Tujuan dari pengobatan asam urat adalah
membatasi serangan akut, mencegah kekambuhan (khususnya serangan gout
artritis), dan mencegah komplikasi yang terkait dengan pengendapan kristal urat
di jaringan. Edukasi pasien dan pemahaman mengenai dasar terapi diperlukan
untuk menjamin keberhasilan terapi gout.
27
DAFTAR PUSTAKA