Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul Laporan kompilasi kegiatan di
Puskesmas Singkawang Timur dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Ricka Sandra Naibaho selaku pendamping dokter internsip dan Bu Edita Acu, SKM
selaku Kepala Puskesmas Singkawang Timur selama bertugas di Puskesmas Singkawang
Timur yang telah memberikan petunjuk, pengarahan dan nasehat yang sangat berharga
selama penulis bertugas. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman satu
kelompok penulis selama bertugas di Puskesmas Singkawang Timur atas segala bantuan
serta kerjasamanya selama pembuatan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada para pegawai puskesmas yang bertugas baik di puskesmas kelurahan maupun di
puskesmas induk atas bantuannya selama penuli bertugas.

Semoga semua pihak yang telah disebutkan dan tidak bisa saya sebutkan satu
persatu mendapat anugerah yang berlimpah dari Allah SWT atas segala kebaikan yang
telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang tertuang dalam makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan, saran dan kritik sangat diharapkan oleh penulis, namun
demikian penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi orang lain dalam
melaksanakan tugas pembangunan kesehatan

Hormat Saya

Penulis
LAPORAN KEGIATAN POSYANDU BALITA

Latar Belakang

Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakuakn oleh dan untuk
masyarakat yang dibimbing petugas terkait. ( Depkes RI, 2006 ). Kegiatan kesehatan secara
preventif dan edukatif melalui posyandu, akan memberikan kontibusi yang sangat besar bagi
peningkatan status kesehatan dan gizi, demi kesehatan anak-anak kita semua. Untuk itu, perlu
keaktifan para kader posyandu sebagai promotor kesehatan di lingkungannya.

Posyandu merupakan lanjutan dari taman gizi/ pos penimbangan yang selama ini
dilaksanakan oleh PKK yang kemudian dilengkapi dengan pelayanan KB dan kesehatan.
Posyandu sebagai pusat kegiatan masyarakat dalam bidang kesehatan melaksanakan
pelayanan KB, gizi, imunisasi, penanggulangan diare, dan KIA. Upaya pelayanan ini
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat. dengan keterpaduan lima program tersebut, dari segi lokasi, sarana,maupun
kegiatan dalam diri petugas, akan sangat membantu dalam memberikan pelayanan.
Karenanya, sebaiknya posyandu berada pada tempat yang mudah didatangi masyarakat dan
ditentukan oleh masyarakat sendiri seperti di tempat pertemuan RT/RW, tempat khusus yang
dibangun masyarakat seperti balai pertemuan warga, atau rumah salah satu petugas
pelayanan.

Pelayanan gizi di posyandu diupayakan dan dikelola oleh lembaga swadaya


masyarakat setempat dan berakar pada masyarakat pedesaan terutama oleh organisasi wanita
termasuk PKK. Dengan semakin meluasnya posyandu di hampir semua desa, maka
pelayanan gizi di pedesaan makin dekat dan makin terjangkau oleh keluarga. Keterpaduan
pelayanan kesehatan dasar khususnya untuk ibu dan anak, posyandu akan menjadi ujung
tombak dalam penanggulangan masalah kurang gizi.

Adapun kegiatan pelayanan gizi di posyandu meliputi :

1. Pemberian makanan tambahan sumber energy dan protein bagi anak balita KEP, jenis
makanan tambahan disesuaikan dengan keadaan setempat dan sejauh mungkin menjadi
tanggungjawab keluarga dan masyarakat.

2. Pemantauan dini terhadap perkembangan kehamilan dan persiapan persalinan terutama


mengenai pemanfaatan ASI untuk kebutuhan gizi bayi.
3. Pemberian paket pertolongan gizi berupa tablet tambah darah untuk ibu hamil dan
pemberian kapsul yodium untuk ibu hamil, ibu nifas (menyusui) dan anak balita pada daerah
GAKY serta pemberian vitamin A pada bayi, balita, dan ibu nifas.

4 Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak balita antara lain dengan penimbangan
berat badan secara teratur sebulan sekali.

Permasalahan di Mayarakat

Wilayah kerja Puskesmas Singkawang Timur ini tergolong cukup luas, meliputi
kelurahan Pajintan, Nyarumkop, dan Sanggau Kulor. Berdasarkan data Jumlah penduduk dan
populasi sasaran Puskesmas Pajintan Singkawang Timur pada tahun 2015 dengan jumlah ibu
hamil sebanyak 513 jiwa serta bayi dan balita sebanyak 2263 jiwa. Untuk memudahkan
pemantauan status gizi serta tumbuh kembang bayi dan balita dan membenahi cakupan
imunisasi maka adanya posyandu balita sangat memegang peranan penting.

Intervensi

Atas dasar beberapa hal diatas, maka puskesmas memiliki program rutin berupa
kegiatan posyandu balita setiap bulan. Kegiatan dilakukan pada tempat atau daerah yang
mudah dijangkau oleh masyarakat. kegiatan yang dilakukan bersamaan dalam posyandu ini
adalah imunisasi bagi bayi dan ibu hamil serta ANC serta pemantauan gizi dan tumbuh
kembang bayi dan balita. Puskesmas Singkawang Timur mengelola sebanyak 13 posyandu
balita yang tersebar di berbagai wilayah kerjanya, antara lain Pajintan, Nyarumkop dan
Sanggau Kulor.

Berdasarkan data-data yang kami sampaikan di atas, maka Puskesmas Pajintan


Singkawang Timur memiliki program posyandu yang dilaksanakan secara rutin setiap bulan.
Kelurahan Pajintan memiliki 4 posyandu, yaitu: Anggrek Bulan 1, Anggrek bulan 2,
Bougenville, dan Tanjung. Kelurahan Nyarungkop memiliki 6 posyandu, yaitu: Kembang
sepatu, Kembang Dahlia, Pandaring Indah, Kembang Merak, Kenanga, dan Kembang Juang.
Sedangkan Kelurahan Sanggau Kulor memiliki 3 posyandu, yaitu: Anggrek Bintang 1,
Anggrek Bintang 2, dan Anggrek Bintang 3.
1. Posyandu Anggrek Bintang 2 Kelurahan Sanggau Kulor
Waktu : 17 januari 2016 Pukul 09.00 10.45 WIB
Alamat : Kelurahan Sanggau Kulor RT. 4, RT. 5 dan RT. 6

2. Posyandu Anggrek Bintang 1 Kelurahan Sanggau Kulor


Waktu : 12 Januari 2017 Pukul 09.00 11.30 WIB
Alamat : Kelurahan Sanggau Kulor RT.7

3. Posyandu Kembang Merak Kelurahan Nyarungkop


Waktu : 5 Oktober 2016 Pukul 09.00 11.00 WIB
Alamat : Kelurahan Nyarungkop RT. 4

4. Posyandu Anggrek Bulan 1, Kelurahan Pajintan


Waktu : 5 Ooktober 2016 Pukul 09.30 11.00 WIB
Alamat : Kelurahan Sanggau Kulor RT. 2 dan RT. 3

5. Posyandu Bougenville, Kelurahan Pajintan


Waktu : 7 November 2016 Pukul 08.00-10.00 WIB
Alamat : Kelurahan Pajintan RT 1 dan RT 2

6. Posyandu Kembang Dahlia Kelurahan Nyarungkop


Waktu : 2 November 2016 Pukul 09.00 11.00 WIB
Alamat : Kelurahan Nyarungkop RT. 6

Hasil Kegiatan
Pada kegiatan posyandu balita ini dilakukan pemberian imunisasi, penimbangan berat
badan , dan pengukuran status gizi, pemantauan tumbuh kembang bayi/balita, pembagian
kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus, dan Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) pada
ibu hamil, kadang diadakan pembagian makanan tambahan bagi balita seperti bubur.

Singkawang, 9 November 2016

Dokter Pendamping

( dr. Ricka Sandra N )

LAPORAN KEGIATAN PEMASANGAN IMPLANT

Latar Belakang

Metode kontrasepsi implant yang merupakan salah satu dari metode yang tersedia
pada saat ini, nampaknya mulai diminati masyarakat khususnya pasangan usia subur
meskipun banyak perempuan mengalami kesulitan didalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh
ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut.
Berbagai faktor harus dipertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial,
konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang
direncanakan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya dan lingkungan serta orang tua
namun dengan pelayanan yang berkualitas dan berkesinambungan program KB diharapkan
kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi.
INTERVENSI

1. Puskesmas Kelurahan Sanggau Kulor

Waktu : 27 Desember 2016 Pukul 09.00 10.00 WIB

Hasil kegiatan

Mengurangi angka resiko tinggi kematian pada ibu dengan banyaknya anak, oleh karena itu
masyarakat kalangan ibu-ibu sangat antusias terhadap program KB tersebut. Masyarakat
hampir memilih KB implant sebagai penghambat pembuahan, oleh karena kesibukannya
seorang petani sehingga masyarakat banyak memilih KB implant karena jangka waktu yang
cukup lama.
LAPORAN KEGIATAN PENGOBATAN DASAR PUSKESMAS

Latar Belakang

Pembangunan kesehatan mempunyai visi Indonesia Sehat, diantaranya dilaksanakan


melalui pelayanan kesehatan oleh puskesmas dan rumah sakit. Selama ini pemerintah telah
membangun puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia rata-rata setiap kecamatan
mempunyai 2 puskesmas, setiap 3 desa mempunyai 1 puskesmas pembantu. Puskesmas telah
melaksanakan kegiatan dengan hasil yang nyata, status kesehatan masyarakat makin
meningkat, ditandai dengan makin menurunnya angka kematian bayi, ibu, makin
meningkatnya status gizi masyarakat dan umur harapan hidup.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disatu atau sebagian wilayah
kecamatan. Puskesmas berperan di dalam menyelenggarakan pelayanan publik yang
berkualitas kepada masyarakat dengan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi segala
harapan, keinginan, dan kebutuhan serta mampu memberikan kepuasan bagi masyarakat.
Puskesmas sebagai upaya pelayanan kesehatan strata pertama meliputi pelayanan
kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat dan kegiatan yang dilakukan
puskesmas, selain dari intern sendiri tetapi juga perlu peran serta masyarakat dalam
pengembangan kesehatan terutama dilingkungan masyarakat yang sangat mendasar, sehingga
pelayanan kesehatan dapat lebih berkembang.
Upaya kesehatan wajib dalam puskesmas yang biasa dikenal dengan basic six yang
terakhir yaitu tentang upaya pengobatan dasar yang ditujukan kepada semua penduduk, tidak
membedakan jenis kelamin dan golongan umur.
Pelayanan kesehatan untuk masa yang akan datang semakin kompleks sejalan dengan
adanya perubahan lingkungan dari masyarakat yang menyebabkan perubahan pola penyakit
serta adanya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
Oleh karenanya, puskesmas dalam menjalankan fungsinya untuk meningkatkan taraf
kesehatan masyarakat melalui pembinaan dan pelayanan kesehatan dapat menggunakan
segala macam sumber daya yang ada di wilayah kerja, baik dengan sektor kesehatan maupun
sektor lain yang terkait, serta sektor swasta. Dan agar fungsi puskesmas dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya peningkatan kemampuan manajemen di bidang pelayanan yang
diberikan maupun pengorganisasian yang terintegrasi lebih baik.

Permasalahan

Upaya pengobatan di puskesmas sebagian besar berhadapan dengan permasalahan


fisik dan mental yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dari Pengguna Jasa Pelayanan
Kesehatan (PJPK) dan keluarganya. Dinamika kehidupan manusia banyak sekali
berhubungan dengan masalah kesehatan yang timbul akibat kondisi lingkungan dan status
sosial yang beragam.
Beberapa masalah kesehatan mempunyai insidens yang sering ditemukan pada
pelayanan medik Puskesmas, yaitu pelayanan lini terdepan adalah :
1. penyakit yang dapat hilang dan sembuh sendiri, yaitu penyakit swa sirna (self limiting
diseases)
2. masalah somatik yang timbul oleh pengaruh stress (tekanan psikis)
3. permasalahan penyakit akibat gaya hidup dan budaya
4. penyakit infeksi akut maupun kronik
5. permasalahan usia lanjut
6. permasalahan endokrin
7. permasalahan nutrisi
Prinsip penatalaksanaan pelayanan yang diselenggarakan adalah sesuai dengan
manajemen pelayanan medik menyeluruh terpadu.

1. Posyandu Lansia Nusa Indah


Waktu : 29 Desember 2016 Pukul 09.00-11.00 WIB
Tempat : Kelurahan Sanggau Kulor
Hasil kegiatan

Hampir 80% masyarakat sanggau kulor adalah seorang petani,sehingga dengan


kesibukannya masyarakat tidak peduli dengan kesehatannya dan tidak ada waktu untuk ke
puskesmas. Maka tim kesehatan puskesmas kelurahan sanggau kulor mendatangi masyarakat
untuk upaya pencegahan terhadap suatu penyakit tersebut.
Singkawang, 29 Desember 2016

Dokter Pendamping

(dr. Ricka Sandra Naibaho)

LAPORAN KEGIATAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH

Latar Belakang

Bias adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di seluruh


Indonesia yang perencanaannya dilakukan pada tanggal 14 Nopember 1997 oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.
Tujuan pelaksanaan BIAS adalah mempertahankan Eleminasi Tetanus Neonaturum,
pengendalian penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui imunisasi
DT, TT dan Campak pada anak sekolah. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh
terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Tujuan dari
diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu
penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada
penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti
hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain
sebagainya. Imunisasi yang diberikan pada BIAS ada tiga jenis yaitu Campak pada anak
kelas I, DT pada anak kelas I, TT pada anak kelas II dan III.

Imunisasi penting diberikan hal ini disebabkan karena sejak anak mulai memasuki
usia sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat
imunisasi ketika bayi. Oleh sebab itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada
anak usia sekolah dasar atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di
Indonesia dengan nama Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Imunisasi lanjutan sendiri
adalah imunisasi ulangan yang ditujukan untuk mempertahankan tingkat kekebalan diatas
ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan.

Setiap tahun BIAS dilaksanakan pada bulan Agustus untuk Campak dan pada bulan
November untuk DT (kelas I) dan Td (kelas II dan III). Pelayanan imunisasi di sekolah
dikoordinir oleh tim pembina UKS. Peran guru menjadi sangat strategis dalam memotivasi
murid dan orangtuanya. Ketidak hadiran murid pada saat pelayanan imunisasi akan
merugikan murid itu sendiri dan lingkungannya karena peluang untuk memperoleh kekebalan
melalui imunisasi tidak dimanfaatkan.

Permasalahan

Imunisasi yang dilakukan oleh tim puskesmas Singkawang Timur adalah imunisasi
campak yang diberikan kepada semua siswa kelas 1 SD. Adanya pemikiran yang keliru
mengenai imunisasi (miskonsepsi) merupakan salah satu masalah yang terjadi di berbagai
negara di dunia, termasuk di Indonesia. Pemikiran yang sering muncul antara lain isu vaksin
tidak halal karena menggunakan media yang tidak sesuai syariat, efek samping karena
mengandung zat-zat yang berbahaya, isu konspirasi dari negara Barat untuk memperbodoh
dan meracuni penduduk negara berkembang serta adanya bisnis besar di balik program
imunisasi. Diperlukan informasi untuk menjelaskan masalah ini sehingga masyarakat akan
mendukung sepenuhnya program imunisasi. Orangtua harus fokus kepada penyakitnya dan
bukan efek samping yang pada umumnya ringan. Masyarakat perlu lebih cermat dan berhati-
hati dalam menyikapi berbagai informasi terkait imunisasi, misalnya menyikapi Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), apakah KIPI berhubungan dengan imunisasi atau tidak.

Sejatinya, masyarakat tidak perlu ragu akan keamanan dan manfaat imunisasi. Saat
ini, 194 negara di seluruh dunia melaksanakan dan yakin bahwa imunisasi aman dan
bermanfaat mencegah wabah, sakit berat, cacat, dan kematian pada bayi dan balita. Bahkan,
negara-negara industri dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi masih terus melaksanakan
program imunisasi. Termasuk negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam,
dengan cakupan imunisasi lebih dari 85 persen. Anak di negara industri tampak lebih sehat
daripada anak yang berada di negara berkembang, yang merupakan bukti mereka telah
mempunyai kekebalan yang tinggi terhadap penyakit infeksi yang berbahaya. Maka, dapat
dikatakan pencegahan penyakit melalui imunisasi merupakan investasi kesehatan untuk masa
depan. Sebaiknya, semua bayi dan balita diimunisasi secara lengkap.

Pada bulan ini kita lakukan imunisasi campak, ini bertujuan untuk mengurangi angka
kejadian penyakit campak. Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah suatu
infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis
(peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.

Intervensi

Untuk mengurangi dan mencegah angka kejadian penyakit campak, disini kita
lakukan program imunisasi campak kepada semua siswa kelas satu sekolah dasar. Kegiatan
tersebut meliputi

1. Kegiatan BIAS SD
Tempat : SD ST. Klara Nyarumkop
Waktu : Sabtu, 3 September 2016 pukul 08.00-10.00
2. Kegiatan BIAS SD
Tempat : SDN 61 Sibohe
Waktu : Senin, 5 September 2016 pukul 08.00-10.00
3. Kegiatan BIAS SD
Tempat : SDN 63 Hang Mui
Waktu : Selasa, 6 September 2016 Pukul 08.00-10-00
4. Kegiatan BIAS SD
Tempat : SDN 65 GG.Adreny
Waktu : Rabu, 7 September 2016 Pukul 08.00-10.00
5. Kegiatan BIAS SD
Tempat : SDN 66 Sanggau Kulor
Waktu : Kamis, 8 September 2016 Pukul 08.00-10.00
6. Kegiatan BIAS SD
Tempat : SDN 67 Mantoman
Waktu : Jumat, 9 September 2016 Pukul 08.00-10.00
7. Kegiatan BIAS SD
Tempat : SDN 68 Tainam
Waktu : Sabtu, 10 September 2016 Pukul 08.00-10.00
8. Kegiatan BIAS SD
Tempat : SDN 71 Poteng
Waktu : Rabu, 14 September 2016 Pukul 08.00-10.00
Hasil Kegiatan

Kegiatan berjalan lancar, semua anak mengikuti imunisasi campak dengan baik.
Pemahaman dari orang tua siswa pun sudah sangat mengerti pentingnya imunisasi untuk
tujuan kekebalan tubuh dari penyakit campak. Namun, ada beberapa siswa yang menangis
ketakutan saat akan disuntik. Tetapi untuk keseluruhan kegiatan semua berjalan dengan
lancar. Tahun 2012 ini telah disepakati sebagai Tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin atau
Intensification of Routine Immunization (IRI). Hal ini sejalan dengan Gerakan Akselerasi
Imunisasi Nasional atau GAIN UCI yang bertujuan meningkatkan cakupan imunisasi 80%
dan pemerataan pelayanan imunisasi sampai ke seluruh desa di Indonesia.

Singkawang, 8 Desember 2016

Dokter Pendamping

(dr.Ricka Sandra N)
LAPORAN KEGIATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Latar Belakang

WHO memprediksikan penyakit tidak menular (PTM) menyebabkan 60 % kematian


dan 43% kesakitan di dunia. Angka kesakitan dan kematian ini juga muncul pada masyarakat
golongan ekonomi rendah. Di Indonesia sendiri, meskipun masih banyak penyakit menular
seperti TBC dan malaria, penyebab kematian yang utama sudah diambi alih oleh penyakit
tidak menular, seperti stroke, serangan jantung dan kanker. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar 2007, kematian akibat penyakit menular menurun dari 44 persen di tahun
1995 menjadi 28 persen di tahun 2007. Sementara kematian akibat penyakit tidak menular
meningkat dari 42 persen di tahun 1995 menjadi 60 persen di tahun 2007. Ini peningkatan
yang cukup tinggi. Peningkatan kasus penyakit tidak menular (seperti penyakit
kardiovaskuler dan kanker) secara cukup bermakna, menjadikan Indonesia mempunyai beban
ganda.

Permasalahan

Salah satu program promosi kesehatan dalam penanggulangan penyakit tidak


menular adalah Posbindu PTM yang merupakan Pos Pembinaan terpadu faktor risiko PTM
Utama (Obesitas, hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat, kurang aktifitas,
dan merokok). Kegiatan ini berupa bentuk peran serta kelompok masyarakat yang aktif
dalam upaya promotif-preventif untuk mendeteksi secara dini keberadaan faktor risiko PTM
utama sekaligus peningkatan pengetahuan untuk pencegahan dan pengendalian PTM yang di
mulai sejak usia 15 tahun sampai usia lanjut.

Hasil kegiatan

Tenaga medis puskesmas singkawang timur 1 dengan program penyakit tidak menular,
melakukan cek (tanda-tanda vital,kolesterol,GDS,urice acid) dengan hasil yang cukup baik
pada semua umur, hampir tidak terjadi peningkatan yang signifikan.

Singkawang, 28 Oktober 2016

Dokter pendamping

(dr.Ricka Sandra N)
KOMPILASI KEGIATAN DI PUSKESMAS PAJINTAN

KECAMATAN SINGKAWANG TIMUR

Disusun oleh :

dr. Muhamad Subchan Prasetio

pendamping :

dr. Ricka Sandra Naibaho

Program Dokter Internship Indonesia

Puskesmas Kecamatan Singkawang Tmur

Periode 1 Oktober 2016 31 Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai