Pemeriksaan Haemoglobin
No. Dokumen 006.a/II-
SPO KIA/X/BLLIII/201
6
No. Revisi 01
TanggalTerbit 25-10-2016
Halaman 1/3
PUSKESMAS dr. Dewa Putu MertaSuteja,
BULELENG III M.A.P
NIP :19710226 200012 1 001
Pengertian Tindakan yang dilakukan kepada semua ibu hamil yang datang untuk
memeriksakan diri.
Diagram Alur
Memberi salam
Melakukan anamnesa
Memberi KIE
Melakukan dokumentasi
Pengertian Tindakan yang dilakukan kepada ibu hamil dengan melakukan palpasi pada
abdomen.
Tujuan 1. Menentukan TFU untuk membandingkan umur kehamilan
2. Menentukan posisi dan presentasi janin
3. Menentukan lokasi mendengarkan DJJ
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Melakukan dokumentasi
Unit Terkait -
Diagram alur
Memberi KIE
Menyarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet besi
sampai 4-6 bulan setelah persalinan
Melakukan dokumentasi
Pengertian Tindakan yang dilakukan kepada ibu hamil yang mengalami hipertensi
(tekanan darah >140/90 mmHg atau peningkatan tekanan diastolic 15 mmHg
atau lebih).
Tujuan Untuk mencegah kejadian pre eclampsia pada ibu hamil
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Pengertian Asuhan yang diberikan kepada ibu yang sudah menunjukkan tanda-tanda
persalinan sampai pembukaan lengkap.
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan bio,psiko, social, spiritual ibu bersalin
2. Menentukan fase persalinan kala I
3. Memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan janin serta
mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Pengertian Asuhan yang diberikan kepada ibu yang sudah menunjukkan tanda-tanda
persalinan sampai pembukaan lengkap.
Tujuan 1. Memastikan tanda dan gejala kala dua
2. Melakukan pertolongan persalinan dengan APN
3. Mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Rekamanhistorisperubahan
Pengertian Asuhan yang diberikan kepada ibu bersalin dari bayi lahir sampai plasenta
lahir.
Tujuan 1. Memastikan tanda dan gejala kala tiga
2. Melahirkan plasenta
3. Mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : tentangPersalinan Kala III
Rekamanhistorisperubahan
Pengertian Tindakan yang dilakukan jika DJJ <100x/mnt atau > 180x/mnt dengan
melakukan pengguntingan perineum
Tujuan 1. Mempercepat kala dua
2. Melahirkan bayi dengan cepat
3. Mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : tentangpenanganan kala dua dengan gawat
janin melalui episiotomi.
Prosedur 1. Memberi KIE tentang kondisi janin dan tindakan yang akan dilakukan
serta meminta persetujuan.
2. Mempersiapkan alat-alat steril untuk tindakan ini.
3. Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomy dilakukan dan yang akan
dirasakan
4. Menggunakan sarung tangan
5. Jika kepala janin meregangkan perineum, anastesi local diberikan.
Masukkan dua jari tangan kiri ke dalam vagina untuk melindungi
kepala bayi, dan dengan tangan kanan tusukkan jarum sepanjang garis
yang akan digunting. Sebelum menyuntikkannya, tarik jarum sedikit.
Masukkan anastesi perlahan-lahan, sambil menarik alat suntik perlahan
sehingga garis yang akan digunting teranestesi.
6. Tunggu satu menit agar anestesinya bekerja, lakukan tes ekkebalan/mati
rasa.
7. Pada puncak his berikutnya, lindungi kepala janin seperti di atas,
kemudian lakukan pengguntingan tunggal dengan mantap.
8. Tangan kanan melindungi perineum, sementara angan kiri menahan
puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala
lahir. Minta ibu untuk meneran diantara dua his. Kemudian lahirkan
bayi secara normal.
9. Begitu bayi lahir, keringkan dan stimulasi bayi. Mulai melakukan
resusiitasi bayi baru lahir jika diperlukan.
10. Lahirkan plasenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikuti
langka-langkah penatalaksanaan persalinan kala tiga.
11. Periksa perineum untuk menentukan tingkat luka episiotomy, perluasan
episiotomy dan/atau laserasi.
12. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, dengan
menggunakan teknik asepstik, berikan anestesi local, lalu jahit
perlukaan.
13. Lakukan jahitan sekitar 1 cm diatas ujung luka. Lakukan penjahitan
secara berlapis.
14. Setelah melakukan penjahitan, lakukan masase uterus.
15. Memastikan bahwa jahitan tidak menembus perineum.
16. Membersihkan perineum
17. Memberikan KIE tentang perawatan luka perineum.
18. Melakukan dokumentasi
Rekamanhistorisperubahan
Rekamanhistorisperubahan
Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi dan ibu pasca bersalin sampai 42 hari post
partum
Tujuan 1. Mendeteksi kelainan sedini mungkin pada ibu dan bayi
2. Membantu keberhasilan pemberian ASI
3. Membantu mengatasi masalah dan memberikan penanganan yang
sesuai
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Diagram Alur
Menyapa ibu dan keluarga dengan ramah
Menanyakan pada ibu atau keluarga jika ada masalah atau kekhawatiran
tentang ibu dan bayinya
Memberikan KIE
Melakukan dokumentasi
Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir yang tidak lahir langsung menangis
atau nafas megap-megap.
Tujuan 1. Megupayakan bayi bernafas spontan
2. Mencegah kelainan pada otak lebih lanjut
3. Mencegah terjadinya asfiksia lebih berat
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Rekamanhistorisperubahan
Pengertian Kegiatan memeriksa dari luar keadaan ibu dan janinnya dengan prinsip 10 T
Tujuan Umum:
Untuk memantau keadaan ibu dan janinnya serta dapat
mengidentifikasi resiko tinggi kehamilan secara dini.
Khusus:
1. Dapat menentukan umur kehamilan
2. Dapat menentukan posisi janin
3. Dapat menentukan perkiraan berat badan janin
4. Dapat menentukan letak janin
5. Dapat menentukan bagian terendah janin
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku pedoman pelayanan kebidanan
Prosedur 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan diberikan
3. Mencuci tangan
4. Menimbang BB, mengukur TB, dan mengukur LILA
5. Menentukan status gizi
6. Mengukur tekanan darah
7. Memeriksa pernafasan
8. Memeriksa denyut nadi
9. Mengukur suhu
10. Melakukan pemeriksaan fisik
11. Melakukan pemeriksaan perut (abdomen) dengan :
Periksa raba (palpasi)
- Tentukan tinggi fundus uteriuntuk mengetahui umur
kehamilan
- Tentukan presentasi janin sudah masuk PAP (pintu atas
panggul) atau belum
Periksa dengar (auscultasi) untuk mengetahui denyut jantung
janin normal atau tidak
12. Melakukan periksa ketuk (reflek patella) untuk mengetahui adanya
gejala pre eklampsi
13. Melakukan pemeriksaan haemoglobin dan pemeriksaan lab
penunjang lainnya
14. Memberikan imunisasi TT
15. Memberi tablet besi dan obat lainnya sesuai program ( SF, Kalk dan
obat lainnya jika diperlukan)
16. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
17. Melakukan tata laksana kasus
18. Temu wicara (konseling) tentang kehamilan, persiapan persalinan
dan tanda-tanda resiko tinggi kehamilan dan persalinan termasuk
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
serta KB pasca persalinan
19. Mencuci tangan
20. Memberitahu tentang kunjungan ulang
21. Melakukan rujukan bila diperlukan
22. Melakukan pencatatan hasil kegiatan pada buku KIA, kohort ibu,
kartu ibu, register imunisasi TT dan register ibu hamil
Mencuci tangan
Memeriksa pernafasan
Mengukur suhu
Memberikan imunisasi TT
SPO
Diagram Alur
Melakukan pengumpulan data dari PWS KIA
Unit Terkait -
Mencuci tangan
Melakukan konseling KB
Melakukan pemeriksaan jika diperlukan
Melakukan dokumentasi
Diagram alur
Terima kartu rawat jalan dari petugas loket
Menyiapkan ruangan
Berikan konseling
Unit Terkait -
Pemberian Suntik KB
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-3
Pengertian Kegiatan memasukkan obat hormonal atau progesterone pada akseptor melalui
suntikan kedalam jaringan otot bokong 1/3 SIAS ke os coccygeus (otot gluteus
maximus)
Tujuan Untuk mencegah kehamilan
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku petunjuk teknis pelayanan KB di Puskesmas
Prosedur 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan kepada klien mengenai tindakan yang akan diberikan
3. Memberikan konseling dan persetujuan tindakan medis
4. Memastikan bahwa klien memang memilih suntik KB
5. Menimbang BB
6. Mengukur tekanan darah
7. Memastikan klien sudah memenuhi syarat menjadi akseptor KB suntik
8. Menyiapkan klien sesuai lokasi suntkan
9. Mencuci tangan
10. Menyiapkan obat KB suntik dengan prinsip 6 B dan pastikan tidak ada
pengendapan
11. Menyedot obat dalam spuit dan pastikan isi obat utuh masuk kedalam
spuit
12. Mendisinfeksi daerah penyuntikan dari dalam melingkar keluar
13. Menyuntikkan obat pada bokong secara intra muskuler ( IM )
14. Setelah selesai masukkan spuit kedalam safety box
15. Mencuci tangan
16. Memberitahu klien jadwal kunjungan ulang
17. Memberi kesempaan pada klien untuk bertanya
18. Melakukan pencatatan hasil kegiatan pada K1, K4 dan register KB
Diagram alur
Memberi salam dan memperkenalkan diri
Menimbang BB
Mencuci tangan
Mencuci tangan
Diagram alur
Beri salam dan memperkenalkan diri
Cuci tangan
Lakukan konseling ( HE )
Pemasangan KB Susuk/Implant
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-3
PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P
BULELENG NIP :19710226 200012 1 001
Pengertian Kontrasepsi reversible yang efektif melindungi PUS dari kehamilan sampai 5
tahun, terdiri dari 1, 2 atau 6 kapsul implant, fleksibel dan berisi progesterone
sintetik yang disisipkan dibawah kulit pada lengan atas PUS
Tujuan Untuk mencegah kehamilan sampai 5 tahun
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi 2014
Prosedur 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Lakukan konseling / HE tentang :
Keuntungan dan kerugian pemakaian implant
Efek samping implant
Lama pemakaian implant
Cara pemasangan implant
Jadwal kunjungan ulang
3. Pastikan bahwa klien memilih implant
4. Siapkan alat dan lingkungan
5. Cuci tangan
Timbang berat badan, Ukur tekanan darah
6. Atur posisi klien
7. Tentukan tempat pemasangan implant dan
Buat pola tempat pemasangan
8. Siapkan batang implant
Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
9. Pakai sarung tangan
Pasang doek bolong steril
10. Desinfeksi lokasi pemasangan
11. Pastikan klien tidak allergi terhadap anestesi
Lakukan anestesi local di tempat pemasangan
12. Buat insisi dangkal selebar 2 mm
Sambil mengungkit kulit masukkan trokart dan pendorongnya
sampai batas tanda I dekat pangkal trokart
Tarik pendorong keluar
13. Masukkan kapsul implant kedalam trokart dengan tangan atau
pinset
Masukkan kembali pendorong dan dorong kapsul sampai batas
ujung trokart
14. Fiksasi ujung kapsul implant yang telah terpasang
15. Arahkan ujung trokart untuk memasang kapsul berikutnya sesuai
dengan pola
Tarik pendorong dan cabut trokart setelah kapsul sudah terpasang
semua
Raba kapsul untuk mengetahui semua kapsul sudah terpasang
dengan baik
16. Pasang plester pada luka insisi
Diagram alur
Memberi salam dan memperkenalkan diri
Lakukan konseling / HE
Cuci tangan
Cuci tangan
Catat di register KB
Unit Terkait -
Rekamanhistorisperubahan
Pengertian Kontrasepsi reversible yang efektif melindungi PUS dari kehamilan sampai 3
tahun, terdiri dari 2 kapsul implant, fleksibel dan berisi progesterone sintetik
yang disisipkan dibawah kulit pada lengan atas PUS
Tujuan Untuk mencegah kehamilan sampai 3 tahun
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi 2014
Prosedur 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Lakukan konseling / HE tentang :
* Keuntungan dan kerugian pemakaian implant
* Efek samping implant
* Lama pemakaian implant
* Cara pemasangan implant
* Jadwal kunjungan ulang
3. Pastikan bahwa klien memilih implant
4. Siapkan alat dan lingkungan
5. Cuci tangan dengan sabun
6. Timbang berat badan
7. Ukur tekanan darah
8. Atur posisi klien
9. Lakukan pemeriksaan payudara
10. Tentukan tempat insersi
11. Buat pola pada tempat pemasangan
12. Siapkan batang implant
13. Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
14. Pakai sarung tangan
15. Usap tempat pemasangan implant dengan larutan antiseptik
16. Pasang doek lobang steril
17. Pastikan klien tidak allergi terhadap anestesi
18. Lakukan anestesi local di tempat pemasangan dg lidokain 1%
19. Buat insisi dangkal selebar 2 mm
20. Sambil mengungkit kulit masukkan trokart dan pendorongnya
sampai batas tanda I dekat pangkal trokart
21. Tarik pendorong keluar
22. Masukkan kapsul implant kedalam trokart dengan tangan atau
pinset
23. Masukkan kembali pendorong dan dorong kapsul sampai batas
ujung trokart
24. Fiksasi ujung kapsul implant yang telah terpasang
25. Arahkan ujung trokart sekitar 5 derajat untuk memasang kapsul
berikutnya sesuai dengan pola
26. Tarik pendorong dan cabut trokart setelah kedua kapsul
terpasang
27. Raba kapsul untuk mengetahui kedua kapsul sudah terpasang
dengan baik
28. Pasang plester pada luka insisi
29. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi
30. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dengan larutan
klorin 0,5 % selama 10-15 menit
31. Cuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % lalu lepaskan sarung
tangan
32. Lakukan konseling
33. Cuci tangan dan jelaskan kunjungan berikutnya
34. Beri obat analgetik
35. Catat di register KB
Unit Terkait
Rekamanhistorisperubahan
No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Pengertian Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam Rahim untuk mencegah kehamilan
selama 10 tahun
Tujuan Untuk membantu program BKKBN menurunkan angka kelahiran melalui
pemakaian MKJP
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi 2014
Prosedur 1. Jelaskan pada klien tindakan yang akan dilakukan
2. Siapkan alat dan lingkungan
3. Siapkan klien
4. Dekatkan alat-alat
5. Lakukan pemeriksaan genetalia luar/eksternal
6. Lakukan pemeriksaan speculum/inspekulo
7. Lakukan pemeriksaan panggul
8. Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila ada indikasi
9. Masukkan lengan AKDR Copper T 380 A di dalam kemasan sterilnya
10. Masukkan speculum, usap vagina dan servik dengan antiseptic. Gunakan
tenakulum untuk menjepit servik
11. Masukkan sonde uterus
12. Pasang AKDR (Copper T 380 A) dengan cara :
Tarik tenakulum ( yang masih menjepit servik ) sehingga cavum
uteri, canalis servikalis dan vagina berada dalam satu garis lurus
Masukkan dengan pelan-pelan dan hati-hati tabung inserter yang
sudah berisi AKDR kedalam canalis servikalis dengan
mempertahankan posisi cavum uteri, dorong tabung inserter
sampai leher biru menyentuh servik atau sampai terasa ada
tahanan dari fundus uteri, pastikan leher biru tetap pada posisi
horizontal
Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan, sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai
pangkal pendorong
Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan
tabung inserter, setelah pendorong keluar dari tabung inserter,
dorong kembali tabung inserter dengan pelan dan hati-hati
sampai terasa ada tahanan fundus.
Keluarkan tabung inserter dan gunting benang sepanjang 3-4 cm
Bersihkan bekas pemasangan dg antiseptic
Bereskan alat dan rendam dalam larutan klorin
13. Lakukan konseling
14. Beritahu jadwal kunjungan ulang
15. Beri analgetik
16. Dokumentasi
Diagram alur
Jelaskan pada klien tindakan yang akan dilakukan
Siapkan klien
Dekatkan alat-alat
Lakukan konseling
Beri analgetik
Dokumentasi
Unit Terkait Bidan, PLKB
Rekamanhistorisperubahan
Pengertian Kegiatan pemeriksaan kesehatan secara terpadu pada anak PAUD untuk
mendeteksi tumbang anak secara dini
Tujuan 1. Mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan
2. Mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah atau
penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya
3. Merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak,
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak
Diagram alur
Menyapa anak dengan ramah
Memperkenalkan diri
Melakukan pemeriksaan
Unit Terkait Dokter umum, dokter gigi, pengelola gizi, petugas UKS, petugas promkes
Pelaksanaan SDIDTK
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2
PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P
BULELENG NIP :19710226 200012 1 001
Mencuci tangan
Mempersiapakan lembar atau formulir SDIDTK
Mengklasifikasikan hasil deteksi tes daya lihat, daya dengar dan mental
emosional serta mencatat hasilnya pada formulir
Melakukan dokumentasi
Unit Terkait Petugas gizi, promkes, dokter
Rekamanhistorisperubahan
Pelaksanaan MTBS
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2
Mencuci tangan
Melakukan dokumentasi
Pelaksanaan MTBM
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2
Mencuci tangan
Melakukan dokumentasi
drg. Ni Putu Suma Asrini dr. Dewa Putu Merta Suteja, M.A.P.
NIP. 196804022002122006 NIP. 197102262000121001
B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
C. Pelaksanaan
Pasang hand scone dan masker .
Anastesi ( topikal ) menggunakan chlor etyl
- Ambil kapas dan semprotkan chlor etyl
- Tekankan kapas tersebut pada bagian bukal dan lingual /
palatal pada gusi gigi yang akan dicabut.
Lakukan pencabutan
- Teknik pencabutan : luksasi, rotasi, ekstraksi.
- Gigit tampon
- Resepkan obat antibiotik, analgesik ( bila diperlukan ).
- Instruksikan pasien gigit tampon 30 menit s/d 1 jam, jangan
dihisap hisap bekas pencabutan, jangan kumur dan jangan
minum dan makan panas.
Cuci tangan
B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Pasien di anamnesa terhadap ada atau tidaknya penyakit
sistemik.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
C. Pelaksanaan
Pasang hand scone dan masker .
Masukkan bahan anastetikum ke dalam spuite sebanyak 2 cc.
Lakukan anastesi
1. Anastesi Infiltrasi : untuk rahang atas dan gigi depan
rahang bawah. Caranya :
- Injeksikan jarum suntik ke daerah batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak ( bukal fold ).
- Lakukan aspirasi, bila tidak mengenai pembuluh
darah maka deponir perlahan lahan sebanyak 1,5
cc di bagian bukal, 0,5 cc di bagian lingual / palatal.
2. Anastesi Blok : untuk gigi belakang rahang bawah.
Caranya :
- Injeksikan jarum suntik kearah trigonum
pterygoideus dari arah gigi P yang berlawanan
sampai menyentuh tulang, lalu geser jarum suntik
sejajar bidang oklusal dan masukkan lagi kira kira
2/3 jarum, lalu tarik kearah gigi P berlawanan lagi.
- Lakukan aspirasi, deponir perlan pelan 1,5 cc lalu
tarik jarum sampai 1/3 bagian jarum, aspirasi
kembali dan deponir sebanyak 0,5 cc.
3. Setelah anastesi bekerja lakukan pencabutan gigi :
- Goyangkan gigi dengan menggunakan bein.
- Lakukan pencabutan dengan menggunakan tang gigi
sesuai dengan gigi yang dicabut.
Lakukan pencabutan
- Teknik pencabutan : luksasi, rotasi, ekstraksi.
- Gigit tampon dan beri pengarahan pasca pencabutan.
- Resepkan obat antibiotik, analgesik ( bila diperlukan ).
- Instruksikan pasien gigit tampon 30 menit s/d 1 jam, jangan
dihisap hisap bekas pencabutan, jangan kumur, jangan
merokok dan jangan minum dan makan panas.
Cuci tangan
B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
C. Pelaksanaan
Pasang hand scone dan masker .
Ekskavasi jaringan nekrotik dengan menggunakan excavator.
Preparasi dengan menggunakan bur round fissure dan tapered.
Bersihkan kavitas / lubang yang telah dipreparasi dengan
cotton pellet dan keringkan dengan menggunakan three way
syringe, lalu blokir dengan menggunakan cotton roll agar
terhindar dari saliva.
Pemberian basis Zinc Oxide Cement pada dasar kavitas.
Tumpat permanen dengan menggunakan GI, aduk
perbandingan bubuk dan liquid 1 : 1.
Ambil bahan yang sudah diaduk sedikit demi sedikit dan
masukkan ke dalam kavitas sambil ditekan sampai padat
kemudian bentuk sesuai anatomi gigi.
Beri pengarahan pasca penambalan.
Tidak boleh digunakan untuk makan 24 jam pada gigi yang
dilakukan penambalan.
Cuci tangan
B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
C. Pelaksanaan
Kunjungan I
Pasang hand scone dan masker .
Ekskavasi jaringan nekrotik dengan menggunakan excavator.
Preparasi dengan menggunakan bur round fissure dan tapered.
Blokir daerah kerja menggunakan cotton roll.
Bersihkan kavitas / lubang yang telah dipreparasi dengan
cotton pellet dan keringkan dengan menggunakan three way
syringe.
Letakkan bahan kapping pulpa yaitu kalsium hidroksida di
dasar kavitas kemudian aplikasikan semen seng fosfat diatas
bahan kapping.
Tumpat sementara menggunakan Fletcher.
Instruksikan pada pasien untuk kontrol 1 minggu.
Kunjungan II
Pada evaluasi / kontrol dilakukan :
- pemeriksaan subyektif ( anamnesa ), gejala gejala pulpitis
hilang atau tidak, misalnya sebelumnya untuk makan atau
minum dingin sakit, sekarang masih atau tidak. Bila sakit
bertambah parah menunjukkan perawatan tidak berhasil
dan gigi mungkin memerlukan perawatan saluran akar.
- Apabila sudah tidak sakit, kita lakukan tes vitalitas, perkusi,
palpasi dan druk. Bila gigi tetap vital dan hasil tes negatif
makan dapat dilakukan tumpat tetap menggunakan GI.
Beri pengarahan pasca penambalan.
Tidak boleh digunakan untuk makan 24 jam pada gigi yang
dilakukan penambalan.
Cuci tangan.
B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
C. Pelaksanaan
Kunjungan I
Pasang hand scone dan masker .
Ekskavasi jaringan nekrotik dengan menggunakan excavator.
Preparasi dengan menggunakan bur round fissure dan tapered.
Blokir daerah kerja menggunakan cotton roll.
Bersihkan kavitas / lubang yang telah dipreparasi dengan cotton
pellet dan keringkan dengan menggunakan three way syringe.
Bila gigi masih vital diberi arsen + kapas.
Tumpat sementara menggunakan Fletcher.
Instruksikan pada pasien untuk kontrol satu minggu kemudian.
Kunjungan II dan III
Buka tumpatan sementara.
Mengambil jaringan pulpa yang sudah non vital.
Irigasi kemudian blokir dan keringkan.
Pemberian obat sterilisasi ( TKF atau ChKm ).
( Minimal penggantian obat 2 kali sampai tidak ada keluhan ).
Kunjungan selanjutnya
Buka tumpatan sementara
Pengisian jaringan pulpa dengan iodorm paste kemudian diberi
basis zinc cement, masukkan kapas tipis.
Tumpatan sementara( Kontrol 1 minggu ).
Evaluasi, cek perkusi dan druk, bila hasil negatif, tumpat tetap
menggunakan GI.
Beri pengarahan pasca penambalan.
Tidak boleh digunakan untuk makan 24 jam pada gigi yang
dilakukan penambalan
Cuci tangan.
Penanganan Stomatitis
Puskesmas
Buleleng III No.Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
proses keradangan yang terjadi pada mukosa mulut dengan
Pengertian
terbentuknya ulcer.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan terapi Stomatitis.
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator
Bahan : albothyl
B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
C. Pelaksanaan
Pasang hand scone dan masker .
Anamnesa.
Analisa gejala dan etiologi.
Membuat different diagnosa dengan penyakit Stomatitis akibat
trauma.
Meniadakan faktor penyebab.
Oles albothyl.
Pemberian resep ( bila diperlukan ).
Cuci tangan
Penanganan Periodontitis
Puskesmas
Buleleng III No.Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
Gangguan rasa sakit pada gigi sehubungan dengan adanya
Pengertian
radangjaringan periodontal dan tulang alveolar.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan dalam terapi periodontitis.
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator
B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
C. Pelaksanaan
Anamnesa
Pemeriksaan fisik :
- Ekstra oral : tidak ada kelainan
- Intra oral : gusi kemerahan dan tidak mengkilap, terdapat
poket yang dalam, kadang disertai gigi yang goyang.
Sondasi +, druk +, perkusi +, palpasi +, gigi non vital.
Pemeriksaan penunjang : dental rontgen foto
Perawatan :
- Diberikan obat antibiotik, analgetik, anti-inflamasi
- Dilakukan ekstraksi
Penanganan Gingivitis
Puskesmas
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Buleleng III
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
Gangguan yang terjadi pada gingival akibat adanya peradangan kronis
Pengertian
pada gingiva yang dapat memberikan gejala akut dan kronis.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi gingivitis.
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator
B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
C. Pelaksanaan
Pasang hand scone dan masker .
Anamnesa
Pemeriksaan fisik :
- Ekstra oral : tidak ada kelainan.
- Intra Oral : rasa sakit gingiva mudah berdarah, gingival
membengkak, warna merah dengan permukaan halus dan
mengkilap ( kondisi akut ). Tidak terasa sakit dan gingiva
merah kebiruan pada kondisi kronis.
Pemeriksaan penunjang : -
Perawatan :
- Skeling / menghilangkan karang gigi dan deposit lainnya
( rujuk ke poli gigi RSUD Buleleng ).
- Diberikan obat kumur.
- Kontrol berkala.