Anda di halaman 1dari 80

Pelayanan Antenatal ( ANC ) Untuk

Pemeriksaan Haemoglobin
No. Dokumen 006.a/II-
SPO KIA/X/BLLIII/201
6
No. Revisi 01
TanggalTerbit 25-10-2016
Halaman 1/3
PUSKESMAS dr. Dewa Putu MertaSuteja,
BULELENG III M.A.P
NIP :19710226 200012 1 001
Pengertian Tindakan yang dilakukan kepada semua ibu hamil yang datang untuk
memeriksakan diri.

Tujuan 1. Menginterpretasikan diagnose dan masalah ibu hamil


2. Memberikan pelayanan antenatal berkualitas
3. Melakukan deteksi dini komplikasi dan penyulit kehamilan

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan


penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III

Referensi Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu

Prosedur 1. Memberi salam


2. Menerima rujukan dan melihat pemeriksaan yang diperlukan
3. Menjelaskan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan Haemoglobin
5. Melakukan pemeriksaan Haemoglobin
6. Mencatat hasil pemeriksaan pada register dan formulir hasil
laboratorium
7. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien
8. Membawa formulir hasil pemeriksaan ke poli KIA

Diagram Alur
Memberi salam

Melakukan anamnesa

Mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar lengan atas

Mengukur tanda vital


Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap. Periksalah payudara dan
berikan penyuluhan tentang ASI eksklusif

Mengukur TFU dengan meteran dari simfisis pubis ke fundus uteri


sesudah UK 20-24 minggu

Menanyakan apakah janin sering bergerak dan dengarkan DJJ. Rujuk


jika tidak terdengar atau pergerakan janin menurun.

Memberi KIE

Membicarakan tentang program P4K

Menyepakati jadwal kunjungan ulang sesuai ketentuan

Melakukan dokumentasi

Unit Terkait Pol.gigi, gizi, imunisasi dan laboratorium

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Palpasi Abdominal
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Tindakan yang dilakukan kepada ibu hamil dengan melakukan palpasi pada
abdomen.
Tujuan 1. Menentukan TFU untuk membandingkan umur kehamilan
2. Menentukan posisi dan presentasi janin
3. Menentukan lokasi mendengarkan DJJ
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III

Referensi Standar Pelayanan Antenatal


Prosedur 1. Menjelaskan kepada ibu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kencingnya
3. Menanyakan kepada ibu hamil sebelum palpasi: apa yang
dirasakannya, apakah janinnya bergerak, kapan haid terakhir atau
kapan pertama kali merasakan pergerakan janin.
4. Memfasilitasi ibu tidur berbaring terlentang dengan bagian atas
tubuhnya disangga bantal.
5. Memeriksa abdomen: adakah parut, tanda-tanda kehamilan, tanda-
tanda peregangan uterus berlebihan atau kehamilan ganda. Catat
semua temuan dan rujuk tepat waktu ke rumah sakit jika ditemukan
bekas bedah sesar, tanda berlebih/kurangnya cairan amnion,
kehamilan ganda.
6. Memperkirakan usia kehamilan. Setelah minggu ke-24, cara yang
paling efektif adalah dengan menggunakan meteran kain.
7. Mengukur dengan meteran kain dari simfisis pubis ke fundus uteri.
8. Melakukan palpasi secara Leopold dengan hati-hati untuk
memeriksa letak janin.
Pada trimester ketiga, jika bagian bawah janin bukan kepala,
persalinan harus dilakukan di rumah sakit.
Setelah umur kehamilan 37 minggu, terutama pada kehamilan
pertama, periksa apakah telah terjadi penurunan kepala janin. Bila
kepala janin tidak masuk ke panggul, persalinan harus di rumah
sakit.
Memeriksa letak punggung janin dan dengarkan denyut jantung
janin. Jika tidak ditemukan denyut jantung janin, atau pergerakan
janin sangat lemah, rujuk ke rumah sakit.
9. Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada ibu,
suami, keluarga.
Melakukan KIE atau konseling jika diperlukan sesuai dengan
kondisi ibu hamil.
10. Melakukan dokumentasi.

Menjelaskan kepada ibu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan


Diagram alur

Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kencingnya

Menanyakan kepada ibu hamil sebelum palpasi: apa yang


dirasakannya, apakah janinnya bergerak, kapan haid terakhir atau
kapan pertama kali merasakan pergerakan janin.

Memfasilitasi ibu tidur berbaring terlentang dengan bagian atas


tubuhnya disangga bantal.
Memeriksa abdomen

Memperkirakan usia kehamilan

Mengukur dengan meteran kain dari simfisis pubis ke fundus uteri

Melakukan palpasi secara Leopold

Memberikan informasi / KIE

Melakukan dokumentasi

Unit Terkait -

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Pengelolaan Anemia pada


Kehamilan
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-1

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001
Pengertian Tindakan yang dilakukan kepada ibu hamil yang megalami anemia (kadar
hemoglobin < 11 gram%).
Tujuan 1. Menentukan derajat anemia
2. Mengatasi anemia
3. Mendeteksi penyulit dan komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III

Referensi Standar Pelayanan Antenatal

Prosedur 1. Menjelaskan kepada ibu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.


2. Memeriksa kadar hemoglobin dengan Hb elektrik atau jika alat tidak
tersedia, periksa kelopak mata dan perkirakan ada / tidaknya anemia.
3. Memberi tablet besi pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama 90
hari berturut-turut. Bila Hb kurang dari 11 gram% teruskan pemberian
tablet besi 2x1 tablet perhari.
4. Memberi penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal, tentang
perlunya minum tablet zat besi, makanan yang mengandung zat besi
dan kaya vitamin C, serta menghindari minum teh/kopi atau susu dalam
1 jam sebelum/sesudah makan.
Jika ditemukan / diduga anemia (bagian dalam kelopak mata pucat),
berikan 2-3 kali 1 tablet zat besi per hari.
5. Memberi KIE tentang efek samping yang normal terjadi akibat minum
tablet besi.
Merujuk ibu hamil dengan anemia untuk pemeriksaan terhadap
penyakit cacing/parasit atau penyakit lainnya, dan sekaligus untuk
pengobatannya.
Jika diduga ada anemia berat (wajah pucat, cepat lelah, kuku pucat
kebiruan, kelopak mata sangat pucat), segera rujuk ibu hamil untuk
pemeriksaan dan perawatan selanjutnya. Ibu hamil dengan anemia pada
trimester III perlu diberi zat besi dan asam folat secara IM.
Memberi KIE atau konseling tentang kondisi ibu dan tindakan
selanjutnya.
6. Merujuk ibu hamil dengan anemia berat dan rencanakan untuk bersalin
di rumah sakit.
7. Menyarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet besi
sampai 4-6 bulan setelah persalinan.
8. Menyepakati waktu kunjungan ulang sesuai ketentuan dan pemeriksaan
kadar hemoglobin 1 bulan lagi.
9. Melakukan dokumentasi.

Diagram alur

Menjelaskan kepada ibu tentang pemeriksaan

Memeriksa kadar hemoglobin dengan Hb elektrik


Memberi tablet besi pada ibu hamil

Memberi penyuluhan gizi

Memberi KIE

Merujuk ibu hamil dengan anemia

Memberi KIE atau konseling

Merujuk ibu hamil dengan anemia berat dan rencanakan untuk


bersalin di rumah sakit.

Menyarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum tablet besi
sampai 4-6 bulan setelah persalinan

Menyepakati waktu kunjungan ulang

Melakukan dokumentasi

Unit Terkait Petugas laboratorium

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Pengelolaan Dini Hipertensi pada
Kehamilan
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-1

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Tindakan yang dilakukan kepada ibu hamil yang mengalami hipertensi
(tekanan darah >140/90 mmHg atau peningkatan tekanan diastolic 15 mmHg
atau lebih).
Tujuan Untuk mencegah kejadian pre eclampsia pada ibu hamil
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan


Prosedur 1. Menjelaskan kepada ibu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Memeriksa tekanan darah secara tepat pada setiap pemeriksaan
kehamilan.
3. Mengukur tekanan darah pada lengan kiri. Posisi ibu hamil duduk atau
berbaring dengan posisi yang sama pada tiap kali pengukuran.
4. Mencatat tekanan darah
Jika tekanan darah di atas 140/90 mmHg atau peningkatan diastole 15
mmHg atau lebih (sebelum 20 minggu), ulangi pengukuran tekanna
darah dalam 1 jam. Bila tetap, maka berarti ada kenaikan tekanan darah.
Periksa urin protein dan kaji keluhan subyektif seperti sakit kepala,
penglihatan kabur, nyeri pada ulu hati.
5. Segera rujuk ibu hamil ke rumah sakit jika :
a. Tensi > 160/110 mmHg atau
b. Kenaikan tekanan darah terjadi secara tiba-tiba atau
c. Berkurangnya air seni (sedikit dan berwarna gelap) atau
d. Edema berat yang timbul mendadak, khususnya pada wajah/ daerah
sacral/punggung bawah atau proteinuria
Catat : jika ibu dirujuk diberikan bolus MgSO4 2 g IV dilanjutkan
dengan MgSO4 4 g IM setiap 6 jam dan Nifedipin 10 mg peroral
dilanjutkan 10 mg setiap 4 jam.
6. Jika tekanan darah naik namun tidak ada edema, sedangkan rujukan
belum bisa dilaksanakan,maka pantaulah tekanan darah, periksa urine
terhadap proteinurin dan denyut jantung janin dengan seksama pada
keesokan harinya atau sesudah 6 jam beristirahat.
7. Jika tekanan darah tetap naik, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan,
walaupun tak ada edema atau proteinuria.
8. Jika tekanan darah kembali normal, atau kenaikannya < 15 mmHg:
a. Beri penjelasan pada ibu hamil, suami/keluarga tentang tanda-tanda
eklampsia yang mengancam, khususnya sakit
Kepala, pandangan kabur, nyeri ulu hati dan pembengkakan mendadak pada
kaki punggung/wajah.
b. Jika tanda tersebut ditemukan, segera rujuk ke rumah sakit
9. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan kondisi ibu
10.Melakukan dokumentasi
Unit Terkait Dokter umum, petugas laboratorium

Rekaman historis perubahan


No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Asuhan Persalinan Kala Satu


No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Asuhan yang diberikan kepada ibu yang sudah menunjukkan tanda-tanda
persalinan sampai pembukaan lengkap.
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan bio,psiko, social, spiritual ibu bersalin
2. Menentukan fase persalinan kala I
3. Memantau kemajuan persalinan, kesejahteraan ibu dan janin serta
mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan

Prosedur 1. Memantau dan mencatat penurunan kepala janin dengan palpasi


abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam.
2. Memantau dan mencatat pada partograf :
a. Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi
b. Suhu setiap 2 jam, lebih sering jika ada tanda atau gejala infeksi
c. Nadi setiap 30 menit
3. Meminta ibu hamil agar jika tidur miring ke kiri, sering BAK sedikitny
setiap 2 jam. Catat jumlah pengeluaran urin pada partograf serta hasil
pemeriksaan protein dan aseton.
4. Menganjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti
biasa(kecuali jika ketuban sudah pecah), dan memilih posisi yang
dirasaan nyaman.
5. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum guna
menghindari dehidrasi dan gawat janin.
6. Memberikan dukungan moril dan perlakukan yang baik dan peka
terhadap kebutuhan ibu hamil, suami/keluarga/orang terdekat yang
mendampingi. Anjurkan pada orang yang mendampingi ibu untuk
mengambil peran aktif dalam emmberikan kenyamanan dan dukungan
kepada ibu selama persalinan.
7. Menjelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami dan
keluarganya. Saat proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk
menghadapai kelahiran bayi, persiapakan alat dan obat untuk
pertolongan persalinan dan resusuitasi bayi baru lahir.
8. Memantau dan mencatat penurunan kepala janin dengan palpasi
abdomen setiap 4 jam dan teruskan setiap periksa dalam.
9. Memantau dan mencatat pada partograf :
d. Tekanan darah setiap 4 jam, lebih sering jika ada komplikasi
e. Suhu setiap 2 jam, lebih sering jika ada tanda atau gejala infeksi
f. Nadi setiap 30 menit
10. Meminta ibu hamil agar jika tidur miring ke kiri, sering BAK sedikitny
setiap 2 jam. Catat jumlah pengeluaran urin pada partograf serta hasil
pemeriksaan protein dan aseton.
11. Menganjurkan ibu untuk mandi dan tetap aktif bergerak seperti
biasa(kecuali jika ketuban sudah pecah), dan memilih posisi yang
dirasaan nyaman.
12. Selama proses persalinan, anjurkan ibu untuk cukup minum guna
menghindari dehidrasi dan gawat janin.
13. Memberikan dukungan moril dan perlakukan yang baik dan peka
terhadap kebutuhan ibu hamil, suami/keluarga/orang terdekat yang
mendampingi. Anjurkan pada orang yang mendampingi ibu untuk
mengambil peran aktif dalam emmberikan kenyamanan dan dukungan
kepada ibu selama persalinan.
14. Menjelaskan proses persalinan yang sedang terjadi pada ibu, suami dan
keluarganya. Saat proses persalinan berlangsung, bersiaplah untuk
menghadapai kelahiran bayi, persiapakan alat dan obat untuk
pertolongan persalinan dan resusitasi bayi baru lahir.
Unit Terkait Bidan

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Asuhan Persalinan Kala Dua
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-1

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Asuhan yang diberikan kepada ibu yang sudah menunjukkan tanda-tanda
persalinan sampai pembukaan lengkap.
Tujuan 1. Memastikan tanda dan gejala kala dua
2. Melakukan pertolongan persalinan dengan APN
3. Mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan


Prosedur 1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.
2. Menghargai ibu selama proses persalinan.
3. Mengijinkan ibu memilih orang yang akan mendampinginya selama
proses persalinan dan kelahiran.
4. Memastikan tersedianya ruangan yang hangat, bersih dan sehat untuk
persalinan.
5. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir, kemudian
keringkan hinga betul-betul kering.
6. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman.
7. Pada kala dua anjurkan ibu untuk meneran hanya jika merasa ingin atau
saat kepala bayi sudah kelihatan. Jika kepala belum terlihat, padahal ibu
sudah sangat ingin meneran, periksa pembukaan servik dengan periksa
dalam. Jika pembukaan belum lengkap, keinginan meneran bisa
dikurangi dengen memiringkan ibu ke sisi kiri.
8. Pada kala dua, dengarkan DJJ setiap 5 menit setelah his berakhir, irama
dan frekuensinya harus segera kembali ke normal. Jika tidak, cari
pertolongan medis.
9. Hindari peregangan vagina secara manual dengen gerakan menyapu
atau menariknya kea rah luar.
10. Memakai sarung tangan DTT, saat kepala bayi terlihat.
11. Jika ada kotoran dari rectum, bersihkan dengan kain bersih.
12. Bantu kepala bayi lahir perlahan, sebaiknya diantara his.
13. Begitu kepala bayi lahir, usap mulut dan hidung bayi dengan kasa
bersih dan biarkan kepala bayi memutar.
14. Begitu bahu sudah pada posisi antero-posterior yang benar, bantulah
persalinan dengan cara yang tepat.
15. Segera setelah lahir, periksa keadaan bayi, letakkan di perut ibu, dan
segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat. Setelah bayi
kering, selimuti bayi dengan handuk baru yang bersih dan hangat.
16. Minta ibu memegang bayinya. Tali pusat di klem di dua tempat, lalu
potong diantara dua klem dengan ginting DTT.
17. Letakkan bayi dalam pelukan ibu dan mulai menyusu.
18. Menghisap lendi pada bayi tidak selalu diperlukan. Jika bayi tidak
menangis spontan, gunakan penghisap DeLee yang sudah di DTT.
19. Melanjutkan pertolongan persalinan kala tiga dan melakukan
dokumentasi
Unit Terkait Bidan

Rekamanhistorisperubahan

No Isi Perubahan TanggalMulaidiberlakukan

Asuhan Persalinan Kala Tiga


No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Asuhan yang diberikan kepada ibu bersalin dari bayi lahir sampai plasenta
lahir.
Tujuan 1. Memastikan tanda dan gejala kala tiga
2. Melahirkan plasenta
3. Mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : tentangPersalinan Kala III

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan

Prosedur 1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan.


2. Memberikan peljelasan pada ibu sebelum melahirkan, tentang prosedur
penatalaksanaan aktif persalinan kala tiga.
3. Memasukkan dan meastikan tersedianya oksitosin 10 IU ke dalam
spuite.
4. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan ganda. Jika tidak
ada, beri oksitosin 10 IU IM (dalam waktu 2 menit setelah persalinan).
5. Tunggu uterus berkontraksi, lakukan penegangan tali pusat terus-
menerus sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kea rah
punggung ibu dank e arah atas 9dorso cranial). Ulangi langkah ini pada
setiap ada his. Berhati-hati, jangan menarik tali pusat berlebihan karena
akan menyebabkan inversion uteri.
6. Bila plasenta belum lepas setelah melakukan penatalaksanaan aktif kala
tiga dalam waktu 15 menit:
a. Ulangi 10 unit oksitosin IM
b. Periksa kandung kemih, lakukan katetrisasi bila penuh
c. Beritahu keluarga untuk persiapan rujukan
d. Teruskan melakukan penatalaksanaan aktif kala tiga selama 15
menit lagi
7. Bila sudah terasa adanya pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran
sedikit pada saat tali pusat ditegangkan kearah bawah kemudian ke atas
sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak pada vulva.
8. Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan
hati-hati. Bila perlu, pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan
putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban.
9. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, lakukan
masase uterus supaya berkontraksi
10. Sambil melakukan masase fundus uteri, periksa plasenta dan selaput
ketuban untuk memastikan plasenta utuh dan lengkap.
11. Bila plasenta tidak dilahirkan utuh atau lengkap atau plasenta tidak lahir
dengan adanya perdarahan lakukan placenta manual. Bila terjadi atonia
uteri atau perdarahan pasca persalinan lakukan penatalaksanaan sesuai
ketentuan.
12. Perkirakan jumlah kehilangan darah secara akurat.
13. Bersihkan vulva dan perineum dengan air matang dan tutup dengan
pembalut wanita.
14. Periksa tanda vital.
15. Melakukan dokumentasi
Unit Terkait Bidan

Rekamanhistorisperubahan

No Isi Perubahan TanggalMulaidiberlakukan


Penanganan Kala Dua dengan
Gawat Janin melalui Episiotomi
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Tindakan yang dilakukan jika DJJ <100x/mnt atau > 180x/mnt dengan
melakukan pengguntingan perineum
Tujuan 1. Mempercepat kala dua
2. Melahirkan bayi dengan cepat
3. Mendeteksi dan mencegah komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : tentangpenanganan kala dua dengan gawat
janin melalui episiotomi.

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan

Prosedur 1. Memberi KIE tentang kondisi janin dan tindakan yang akan dilakukan
serta meminta persetujuan.
2. Mempersiapkan alat-alat steril untuk tindakan ini.
3. Memberitahu ibu tentang perlunya episiotomy dilakukan dan yang akan
dirasakan
4. Menggunakan sarung tangan
5. Jika kepala janin meregangkan perineum, anastesi local diberikan.
Masukkan dua jari tangan kiri ke dalam vagina untuk melindungi
kepala bayi, dan dengan tangan kanan tusukkan jarum sepanjang garis
yang akan digunting. Sebelum menyuntikkannya, tarik jarum sedikit.
Masukkan anastesi perlahan-lahan, sambil menarik alat suntik perlahan
sehingga garis yang akan digunting teranestesi.
6. Tunggu satu menit agar anestesinya bekerja, lakukan tes ekkebalan/mati
rasa.
7. Pada puncak his berikutnya, lindungi kepala janin seperti di atas,
kemudian lakukan pengguntingan tunggal dengan mantap.
8. Tangan kanan melindungi perineum, sementara angan kiri menahan
puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala
lahir. Minta ibu untuk meneran diantara dua his. Kemudian lahirkan
bayi secara normal.
9. Begitu bayi lahir, keringkan dan stimulasi bayi. Mulai melakukan
resusiitasi bayi baru lahir jika diperlukan.
10. Lahirkan plasenta dan selaput ketuban secara lengkap mengikuti
langka-langkah penatalaksanaan persalinan kala tiga.
11. Periksa perineum untuk menentukan tingkat luka episiotomy, perluasan
episiotomy dan/atau laserasi.
12. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban dikeluarkan, dengan
menggunakan teknik asepstik, berikan anestesi local, lalu jahit
perlukaan.
13. Lakukan jahitan sekitar 1 cm diatas ujung luka. Lakukan penjahitan
secara berlapis.
14. Setelah melakukan penjahitan, lakukan masase uterus.
15. Memastikan bahwa jahitan tidak menembus perineum.
16. Membersihkan perineum
17. Memberikan KIE tentang perawatan luka perineum.
18. Melakukan dokumentasi

Unit Terkait Bidan terlatih

Rekamanhistorisperubahan

No Isi Perubahan TanggalMulaidiberlakukan


Perawatan Bayi Baru Lahir
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir

Tujuan 1. Mendeteksi kelainan sedini mungkin


2. Mencegah hipotermi, infeksi
3. Memberikan ASI sedini mungkin
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : tentangperawatan bayi baru lahir

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan

Prosedur 1. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan


2. Memastikan bahwa suhu ruangan hangat.
3. Segera setelah bayilahir, nilai tangisan, tonus otot, letakkan di perut ibu,
dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat setelah
bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan handuk
baru yang bersih dan hangat.
4. Segera menilai bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas /menangis
sebelum menit pertama nilai APGAR, jika bayi tidak menangis atau
tidak bernafas spontan, hisap mulut dan hidung bayi secara hati-hati.
5. Jika bayi mengalami kesulitan memulai pernafasan lakukan penanganan
resusitasi bayi baru lahir untuk menangani asfiksia.
6. Jika bayi menangis atau bernafas, lakukan pemeriksaan nilai APGAR
pada menit pertama setelah lahir.
7. Minta ibu memegang baying, jepit tali pusat dan potong.
8. Memfasilitasi IMD jika kondisi bayi stabil.
9. Sesudah 5 menit lakukan penilaian terhadap keadaan bayi secara umum
dengan menggunakan APGAR.
10. Jika kondisi bayi stabil, lakukan pemeriksaan bayi setelah IMD berhasil
11. Periksa tanda vital bayi. Ukur suhunya dengan menggunakan
thermometer yang diletakkan di ketiak. Jika suhu < 36 c, lakukan
penanganan bayi dengan hipotermi.
12. Periksa bayi dari kepala sampai ujung kaki untuk mencari kemungkinan
adanya kelainan.periksa anus dan kemaluan. Lakukan pemeriksaan ini
dengan cepat agar bayi tidak kedinginan.
13. Timbang bayi dan ukur panjangnya. Lakukan dengan cepat agar bayi
tidak mengalami hipotermi.
14. Berikan bayi untuk dipeluk ibu, bayi tetap menggunakan selimut dan
topi
15. Dalam satu jam setelah bayi lahir, berikan salep mata Tetrasiklin 1%.
16. Jika bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui.
17. Tunggu 6 jam atau lebih untuk bayi dimandikanKenakan baju yang
bersih dan selimuti bayi dengan handuk yang hangat dan bersih.
18. Periksa apakah bayi mengeluarkan urin dan mekonium dalam 24 jam
pertama.
19. Rujuk bayi jika ditemukan kelainan
20. Melakukan dokumentasi

Unit Terkait Bidan terlatih

Rekamanhistorisperubahan

No Isi Perubahan TanggalMulaidiberlakukan


Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada
Masa Nifas
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi dan ibu pasca bersalin sampai 42 hari post
partum
Tujuan 1. Mendeteksi kelainan sedini mungkin pada ibu dan bayi
2. Membantu keberhasilan pemberian ASI
3. Membantu mengatasi masalah dan memberikan penanganan yang
sesuai
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan

Prosedur 1. Menyapa ibu dan keluarga dengan ramah.


2. Menanyakan pada ibu atau keluarga jika ada masalah atau kekhawatiran
tentang ibu dan bayinya
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa bayi dan ibu
4. Menggunakan sarung tangan bila melakukan kontak dengan darah atau
cairan tubuh
5. Memeriksa tanda vital ibu, payudara, tinggi fundus uteri, kontraksi
uterus, lochea dan luka jahitan jika ada.
6. Menanyakan apakah minum tablet besi dan apakah persediaan masih
ada.
7. Memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, nutrisi, kebersihan diri,
istirahata, cara merawat bayi
8. Perhatikan kondisi bayi(tanda ikterus, dehidrasi, tali pusat infeksi),
tanyakan pakah bayi diberikan ASI
9. Memberikan KIE tentang ASI eksklusif.
10. Melakukan konseling tentang KB
11. Melakukan dokumentasi
12. Melakukan rujukan jika diperlukan

Diagram Alur
Menyapa ibu dan keluarga dengan ramah

Menanyakan pada ibu atau keluarga jika ada masalah atau kekhawatiran
tentang ibu dan bayinya

Mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa bayi dan ibu

Menggunakan sarung tangan

Memeriksa tanda vital ibu, payudara, tinggi fundus uteri, kontraksi


uterus, lochea dan luka jahitan jika ada

Menanyakan apakah minum tablet besi

Memberikan KIE

Perhatikan kondisi bayi

Memberikan KIE tentang ASI eksklusif

Melakukan konseling tentang KB

Melakukan dokumentasi

Melakukan rujukan jika diperlukan

Unit Terkait Bidan

Rekaman historis perubahan


No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Penanganan Asfiksia Neonatorum


No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir yang tidak lahir langsung menangis
atau nafas megap-megap.
Tujuan 1. Megupayakan bayi bernafas spontan
2. Mencegah kelainan pada otak lebih lanjut
3. Mencegah terjadinya asfiksia lebih berat
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III

Referensi Standar Pelayanan Kebidanan, APN


Prosedur 1. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan
2. Memberikan asuhan pada bayi baru lahir.
3. Selalu waspada untuk melakukan resusitasi bayi baru lahir pada setiap
kelahiran bayi, siapkan semua peralatan yang diperlukan dalam keadaan
bersih, tersedia dan berfungsi baik.
4. Segera setelah bayilahir, nilai tangisan, tonus otot, letakkan di perut ibu,
dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat setelah
bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya dengan handuk
baru yang bersih dan hangat.
5. Segera menilai bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas /menangis
sebelum menit pertama nilai APGAR, jika bayi tidak menangis atau
tidak bernafas spontan, lakukan langkah awal resusitasi(jaga
kehangatan, atur posisi, hisap mulut dan hidung bayi secara hati-hati,
keringkan berikan rangsangan taktil, atur posisi kembali dan lakukan
penilaian).
6. Jika bayi bernafas spontan lakukan perawatan observasi, jika bayi
mengalami kesulitan memulai pernafasan lakukan ventilasi
7. Melakukan ventilasi pada bayi baru lahir:
a. Letakkan bayi di permukaan yang datar, diselimuti dengan baik
b. Pilih masker yang sesuai dengan ukuran bayi. Gunakan amubag dan
masker.
c. Pasang masker dan periksa perlekatannya
d. Lekatkan wajah bayi dan masker
e. Remas kantung amubag dengan kekuatan 30 cmH2O sebanyak 2
kali, amati dada apakah mengembang
f. Jika dada bayi tidak mengembang:
1) Perbaiki posisi bayi dan tengadahkan kepala lebih jauh
2) Periksa hidung dan mulut apakah ada cairan, jika ada lakukan
penghisapan
3) Remas kantung amubag lebih keras untuk meningkatkan
tekanan
g. Ventilasi bayi selama 30 menit dengan kekuatan 20 cmH2O dengen
frekuensi 20-40kali
h. Lakukan penilaian setiap 30 menit, jika bayi belum bernafas
lanjutkan ventilasi dan konseling keluarga untuk melakukan
rujukan.
i. Lanjutkan ventilasi selama 2 menit, jika belum berhasil segera rujuk
bayi sambil tetap melakukan ventilasi. Jika 10 sudah dilakukan
ventilasi tidak berhasil konseling keluarga.
j. Jika bayi bernafas spontan atau menangis, hentikan ventilasi, amati
bayi selama 5 menit. Jika pernafasan antara 30-60 kali/menit
teruskan dengan langkah awal perawatan bayi baru lahir. Bayi tetap
dirujuk.
k. Melakukan dokumentasi

Unit Terkait Bidan

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Penanganan Kegawatdaruratan
Retensio Plasenta
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Penanganan yang dilakukan untuk mengeluarkan plasenta yang tertahan 30


menit setelah bayi lahir dan sudah ditatalaksana dengan manajemen aktif kala
tiga dengan disertai adanya perdarahan.
Tujuan 1. Mengeluarkan plasenta
2. Menstabilkan kondisi ibu
3. Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor :tentangpenanganan kegawatdaruratan retensio
plasenta.
Referensi Standar Pelayanan Kebidanan, APN.
Prosedur 1. Memberikan KIE tentang kondisi ibu dan meminta persetujuan untuk
tindakan selanjutnya
2. Mengamati adanya gejala dan tanda retensio plasenta.
3. Mencuci tangan dan menggunakan APD
4. Bila plasenta tidak lahir dalam 15 menit sesudah bayi lahir, ulangi
penatalaksanaan aktif kala tiga 15 menit, jika plasenta masih belum
lahir tanpa disertai perdarahan segera lakukan rujukan (kemungkinan
plasenta akreta).
5. Jika terjadi perdarahan lakukan plasenta manual:
a. Pasang IVFD RL dengan jarum 16 atau 18 G
b. Posisi ibu terlentang dengan lutut ditekuk dan kedua kaki di tempat
tidur
c. Lakukan anestesi verbal dengan meminta ibu menarik dan mengatur
nafas
d. Jika kandung kemih penuh, lakukan kateterisasi
e. Gunakan sarung tangan panjang untuk tangan yang akan masuk
kedalam rahim.
f. Tegangkan tali pusat dengan tangan kiri, tangan kanan masuk secara
obstetric menyusuri tali pusat sampai mencapai plasenta
g. Ketika tangan kanan sudah mencapai plasenta, letakkan tangan kiri
diatas fundus uteri. Tangan kanan yang berada di dalam uterus
mencari tepi plasenta yang terlepas, telapak tangan kanan
menghadap ke atas lalu lakukan gerakan menyisir kekanan dan
kekiri untuk melepaskan plasenta dari dinding uterus
h. Pegang plasenta yang terlepas dan bawa ke segmen bawah rahim
i. Lakukan eksplorasi 2-3 kali sampai semua plasenta terlepas.
j. Bila plasenta sudah terlepas dengan lengkap, keluarkan dengan hati-
hati sambil tangan kiri melakukan dorsokranial
6. Bila plasenta lahir, lakukan segera masase uterus. Bila tidak ada
kontraksi, lakukan penanganan atonia uteriPeriksa kelengkapan plasenta
dan selaputnya. Bila tak lengkap, periksa lagi kavum uteri dan
keluarkan potongan plasenta yang tertinggal seperti di atas.
7. Periksa robekan jalan lahir, lakukan penjahitan
8. Bersihkan ibu agar merasa nyaman
9. Jika tidak yakin plasenta sudah keluar semua atau jika perdarahan tidak
terkendali, lakukan rujukan
10. Melakukan dokumentasi

Unit Terkait Bidan

Rekamanhistorisperubahan

No Isi Perubahan TanggalMulaidiberlakukan


Pemeriksaan Kehamilan dengan
Prinsip 10 T
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Kegiatan memeriksa dari luar keadaan ibu dan janinnya dengan prinsip 10 T
Tujuan Umum:
Untuk memantau keadaan ibu dan janinnya serta dapat
mengidentifikasi resiko tinggi kehamilan secara dini.
Khusus:
1. Dapat menentukan umur kehamilan
2. Dapat menentukan posisi janin
3. Dapat menentukan perkiraan berat badan janin
4. Dapat menentukan letak janin
5. Dapat menentukan bagian terendah janin
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku pedoman pelayanan kebidanan
Prosedur 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan diberikan
3. Mencuci tangan
4. Menimbang BB, mengukur TB, dan mengukur LILA
5. Menentukan status gizi
6. Mengukur tekanan darah
7. Memeriksa pernafasan
8. Memeriksa denyut nadi
9. Mengukur suhu
10. Melakukan pemeriksaan fisik
11. Melakukan pemeriksaan perut (abdomen) dengan :
Periksa raba (palpasi)
- Tentukan tinggi fundus uteriuntuk mengetahui umur
kehamilan
- Tentukan presentasi janin sudah masuk PAP (pintu atas
panggul) atau belum
Periksa dengar (auscultasi) untuk mengetahui denyut jantung
janin normal atau tidak
12. Melakukan periksa ketuk (reflek patella) untuk mengetahui adanya
gejala pre eklampsi
13. Melakukan pemeriksaan haemoglobin dan pemeriksaan lab
penunjang lainnya
14. Memberikan imunisasi TT
15. Memberi tablet besi dan obat lainnya sesuai program ( SF, Kalk dan
obat lainnya jika diperlukan)
16. Tes laboratorium (rutin dan khusus)
17. Melakukan tata laksana kasus
18. Temu wicara (konseling) tentang kehamilan, persiapan persalinan
dan tanda-tanda resiko tinggi kehamilan dan persalinan termasuk
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
serta KB pasca persalinan
19. Mencuci tangan
20. Memberitahu tentang kunjungan ulang
21. Melakukan rujukan bila diperlukan
22. Melakukan pencatatan hasil kegiatan pada buku KIA, kohort ibu,
kartu ibu, register imunisasi TT dan register ibu hamil

Diagram Alur Memberi salam dan memperkenalkan diri

Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan yang akan diberikan

Mencuci tangan

Menimbang BB, mengukur TB, dan mengukur LILA


Menentukan status gizi

Mengukur tekanan darah

Memeriksa pernafasan

Memeriksa denyut nadi

Mengukur suhu

Melakukan pemeriksaan fisik

Melakukan pemeriksaan perut (abdomen)

Melakukan periksa ketuk (reflek patella)

Melakukan pemeriksaan haemoglobin dan pemeriksaan lab penunjang


lainnya

Memberikan imunisasi TT

Memberi tablet besi dan obat lainnya

Tes laboratorium (rutin dan khusus)

Melakukan tata laksana kasus

Temu wicara (konseling)


Mencuci tangan

Memberitahu tentang kunjungan ulang

Melakukan rujukan bila diperlukan

Melakukan pencatatan hasil kegiatan

Unit Terkait Petugas Laboratorium, pengelola program imunisasi

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Membuat grafik PWS


No. Dokumen
No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

SPO

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Penulisan hasil PWS-KIA dalam bentuk grafik

Tujuan Untuk mengetahui kemajuan dan masalah operasional program ( pemantauan


tekhnis ) serta untuk dipergunakan dalam rangka motivasi dan komunikasi
dengan para penguasa wilayah ( pemantauan non tekhnis )
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III

Referensi Buku pedoman PWS-KIA ( DepKes RI, 2009 )


Prosedur 1. Melakukan pengumpulan data dari PWS KIA untuk masing-
masing indikator cakupan
2. Melakukan pengolahan data yang diperlukan
3. Membuat gambar PWS-KIA dengan cara :
Menentukan target rata-rata perbulan untuk menggambarkan
pada skala garis vertical
Memasukkan hasil perhitungan pencapaian kumulatif kedalam
lajur persentase dari masing-masing desa, yang tertinggi
disebelah kiri dan yang terendah disebelah kanan
Pencapaian untuk Puskesmas dimasukkan pada lajur yang paling
kanan / paling akhir setelah semua desa masuk
Mengisi nama desa bersangkutan pada lajur desa sesuai
peringkat pada gambaran grafiik pencapaian kumulatif pada
kolom-kolom diatasnya dalam bentuk balok
Memasukkan hasil perhitungan pencapaian bulan ini dan bulan
lalu untuk masing-masing desa. Perhitungan tersebut berlaku
juga untuk pencapaian Puskesmas
Lajur trend diisi dengan gambar anak panah. Bila presentasi
pencapaian bulan ini lebih besar dari bulan lalu maka anak
panah digambarkan keatas ( ) sedangkan bila pencapaian bulan
ini lebih rendah dibandingkan bulan lalu maka anak panah
digambarkan kebawah ( ) dan bila persentase pencapaian
bulan ini sama dengan persentase bulan lalu maka digambarkan
dengan tanda ( )
4. Grafik PWS-KIA dibuat setiap bulan untuk masing-masing
indicator yang ada di dalam PWS-KIA

Diagram Alur
Melakukan pengumpulan data dari PWS KIA

Melakukan pengolahan data yang diperlukan


Membuat gambar PWS-KIA

Grafik PWS-KIA dibuat setiap bulan

Unit Terkait -

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Pelayanan Konseling KB
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Asuhan yang diberikan pada akseptor


Tujuan 1. Menunda kehamilan
2. Mengatur jarak anak
3. Menghentikan kehamilan
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku Acuan Pelayanan KB
Prosedur 1. Menyapa ibu dan keluarga dengan ramah.
2. Menyiapkan pasien dan ruangan
3. Mencuci tangan
4. Menggunakan sarung tangan bila melakukan kontak dengan darah atau
cairan tubuh
5. Melakukan konseling KB
6. Melakukan pemeriksaan jika diperlukan
7. Melakukan informed concent
8. Memberikan pelayanan KB sesuai dengan pilihan klien
9. Memberikan KIE tentang efek samping KB
10. Menjelaskan jadwal kunjungan berikutnya
11. Melakukan dokumentasi
12. Melakukan rujukan jika diperlukan
Diagram alur Menyapa ibu dan keluarga dengan ramah

Menyiapkan pasien dan ruangan

Mencuci tangan

Menggunakan sarung tangan

Melakukan konseling KB
Melakukan pemeriksaan jika diperlukan

Melakukan informed concent

Memberikan pelayanan KB sesuai dengan pilihan klien

Memberikan KIE tentang efek samping KB

Menjelaskan jadwal kunjungan berikutnya

Melakukan dokumentasi

Melakukan rujukan jika diperlukan

Unit Terkait Bidan

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Pelayanan KB
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Kegiatan yang dilakukan dalam memberikan pelayanan KB pada akseptor


Tujuan Untuk menurunkan angka kelahiran agar tercapainya keluarga bahagia
sejahtera
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku petunjuk teknis pelayanan KB di Puskesmas
Prosedur 1. Terima kartu rawat jalan dari petugas loket
2. Menyiapkan ruangan
3. Panggil dan sapa pasien dengan ramah
4. Lakukan anamnesa dengan baik dan benar untuk
mendapatkan informasi yang jelas agar bisa memberikan
pilihan alat kontrasepsi yang tepat sesuai kebutuhan pasien
5. Timbang BB dan ukur tekanan darah pasien
6. Siapkan peralatan sesuai dengan alat kontrasepsi yang
dibutuhkan
7. Siapkan pasien di meja gyn untuk pasien IUD
8. Berikan pelayanan/lakukan tindakan sesuai alat kontrasepsi
yang diperlukan/dipakai
9. Membuat diagnose dan konsul dokter jika diperlukan
10. Berikan konseling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
pasien
11. Berikan obat sesuai keluhan
12. Jadwalkan kunjungan berikutnya
13. Dokumentasi data kunjungan pasien pada buku register dan
kartu akseptor
14. Menyerahkan kartu akseptor pada klien dan tak lupa
mengucapkan terimakasih
15. Bereskan alat dan sterilkan kembali
16. Bereskan ruangan dan cuci tangan

Diagram alur
Terima kartu rawat jalan dari petugas loket
Menyiapkan ruangan

Panggil dan sapa pasien dengan ramah

Lakukan anamnesa dengan baik dan benar

Timbang BB dan ukur tekanan darah pasien

Siapkan peralatan sesuai dengan alat kontrasepsi yang dibutuhkan

Siapkan pasien di meja gyn untuk pasien IUD

Berikan pelayanan/lakukan tindakan

Membuat diagnose dan konsul dokter jika diperlukan

Berikan konseling

Berikan obat sesuai keluhan

Jadwalkan kunjungan berikutnya

Dokumentasi data kunjungan pasien


Menyerahkan kartu akseptor pada klien

Bereskan alat dan sterilkan kembali

Bereskan ruangan dan cuci tangan

Unit Terkait -

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Pemberian Suntik KB
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-3

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Kegiatan memasukkan obat hormonal atau progesterone pada akseptor melalui
suntikan kedalam jaringan otot bokong 1/3 SIAS ke os coccygeus (otot gluteus
maximus)
Tujuan Untuk mencegah kehamilan
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku petunjuk teknis pelayanan KB di Puskesmas
Prosedur 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan kepada klien mengenai tindakan yang akan diberikan
3. Memberikan konseling dan persetujuan tindakan medis
4. Memastikan bahwa klien memang memilih suntik KB
5. Menimbang BB
6. Mengukur tekanan darah
7. Memastikan klien sudah memenuhi syarat menjadi akseptor KB suntik
8. Menyiapkan klien sesuai lokasi suntkan
9. Mencuci tangan
10. Menyiapkan obat KB suntik dengan prinsip 6 B dan pastikan tidak ada
pengendapan
11. Menyedot obat dalam spuit dan pastikan isi obat utuh masuk kedalam
spuit
12. Mendisinfeksi daerah penyuntikan dari dalam melingkar keluar
13. Menyuntikkan obat pada bokong secara intra muskuler ( IM )
14. Setelah selesai masukkan spuit kedalam safety box
15. Mencuci tangan
16. Memberitahu klien jadwal kunjungan ulang
17. Memberi kesempaan pada klien untuk bertanya
18. Melakukan pencatatan hasil kegiatan pada K1, K4 dan register KB

Diagram alur
Memberi salam dan memperkenalkan diri

Menjelaskan kepada klien mengenai tindakan yang akan diberikan

Memberikan konseling dan persetujuan tindakan medis

Memastikan bahwa klien memang memilih suntik KB

Menimbang BB

Mengukur tekanan darah

Memastikan klien sudah memenuhi syarat menjadi akseptor KB suntik

Menyiapkan klien sesuai lokasi suntkan

Mencuci tangan

Menyiapkan obat KB suntik dengan prinsip 6 B


Menyedot obat dalam spuit

Mendisinfeksi daerah penyuntikan dari dalam melingkar keluar

Menyuntikkan obat pada bokong secara intra muskuler ( IM )

Setelah selesai masukkan spuit kedalam safety box

Mencuci tangan

Memberitahu klien jadwal kunjungan ulang

Melakukan pencatatan hasil kegiatan pada K1, K4 dan register


KB

Unit Terkait PLKB desa

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Pelayanan Kontrasepsi Oral
( KB Pil )
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Cara mencegah kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi oral ( KB Pil )


Tujuan Untuk mencegah kehamilan
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi 2004
Prosedur 1. Beri salam dan memperkenalkan diri
2. Cuci tangan
3. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
4. Tunjukkan macam-macam kontrasepsi oral
5. Lakukan konseling ( HE ) tentang :
Keuntungan dan kerugian
Efek samping
Cara pemakaian oral pil
Jadwal kunjungan ulang
6. Pastikan klien memilih KB Pil sesuai kebutuhan
7. Berikan KB Pil sesuai pilihan klien
8. Berikan kartu akseptor
9. Beritahu jadwal kunjungan berikutnya
10. Melakukan pencatatan ke dalam register KB

Diagram alur
Beri salam dan memperkenalkan diri

Cuci tangan

Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital

Tunjukkan macam-macam kontrasepsi oral

Lakukan konseling ( HE )

Pastikan klien memilih KB Pil sesuai kebutuhan

Berikan KB Pil sesuai pilihan klien

Berikan kartu akseptor

Beritahu jadwal kunjungan berikutnya


Melakukan pencatatan ke dalam register KB

Unit Terkait Bidan, PLKB

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Pemasangan KB Susuk/Implant
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-3
PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P
BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Kontrasepsi reversible yang efektif melindungi PUS dari kehamilan sampai 5
tahun, terdiri dari 1, 2 atau 6 kapsul implant, fleksibel dan berisi progesterone
sintetik yang disisipkan dibawah kulit pada lengan atas PUS
Tujuan Untuk mencegah kehamilan sampai 5 tahun
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi 2014
Prosedur 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Lakukan konseling / HE tentang :
Keuntungan dan kerugian pemakaian implant
Efek samping implant
Lama pemakaian implant
Cara pemasangan implant
Jadwal kunjungan ulang
3. Pastikan bahwa klien memilih implant
4. Siapkan alat dan lingkungan
5. Cuci tangan
Timbang berat badan, Ukur tekanan darah
6. Atur posisi klien
7. Tentukan tempat pemasangan implant dan
Buat pola tempat pemasangan
8. Siapkan batang implant
Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
9. Pakai sarung tangan
Pasang doek bolong steril
10. Desinfeksi lokasi pemasangan
11. Pastikan klien tidak allergi terhadap anestesi
Lakukan anestesi local di tempat pemasangan
12. Buat insisi dangkal selebar 2 mm
Sambil mengungkit kulit masukkan trokart dan pendorongnya
sampai batas tanda I dekat pangkal trokart
Tarik pendorong keluar
13. Masukkan kapsul implant kedalam trokart dengan tangan atau
pinset
Masukkan kembali pendorong dan dorong kapsul sampai batas
ujung trokart
14. Fiksasi ujung kapsul implant yang telah terpasang
15. Arahkan ujung trokart untuk memasang kapsul berikutnya sesuai
dengan pola
Tarik pendorong dan cabut trokart setelah kapsul sudah terpasang
semua
Raba kapsul untuk mengetahui semua kapsul sudah terpasang
dengan baik
16. Pasang plester pada luka insisi

Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi


Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dengan larutan klorin
0,5 % selama 10-15 menit
17. Cuci tangan, dalam larutan klorin 0,5 % lalu lepaskan sarung tangan
18. Lakukan konseling ,jelaskan kunjungan berikutnya
19. Beri obat analgetik
20. Catat di register KB

Diagram alur
Memberi salam dan memperkenalkan diri
Lakukan konseling / HE

Pastikan bahwa klien memilih implant

Siapkan alat dan lingkungan

Cuci tangan

Atur posisi klien

Tentukan tempat pemasangan implant dan buat pola

Siapkan batang implant

Pakai sarung tangan, Pasang doek bolong steril

Desinfeksi lokasi pemasangan

Pastikan klien tidak allergi terhadap anestesi, Lakukan anestesi local di


tempat pemasangan

Buat insisi dangkal selebar 2 mm


Masukkan kapsul implant kedalam trokart dengan tangan atau pinset

Fiksasi ujung kapsul implant yang telah terpasang

Arahkan ujung trokart untuk memasang kapsul berikutnya sesuai


dengan pola

Pasang plester pada luka insisi

Cuci tangan

Lakukan konseling ,jelaskan kunjungan berikutnya

Beri obat analgetik

Catat di register KB

Unit Terkait -

Rekamanhistorisperubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


Pemasangan KB Susuk/Implant
Dua kapsul
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit 1 Juni 2016
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Kontrasepsi reversible yang efektif melindungi PUS dari kehamilan sampai 3
tahun, terdiri dari 2 kapsul implant, fleksibel dan berisi progesterone sintetik
yang disisipkan dibawah kulit pada lengan atas PUS
Tujuan Untuk mencegah kehamilan sampai 3 tahun
Kebijakan SK KepalaPuskesmasNomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi 2014
Prosedur 1. Memberi salam dan memperkenalkan diri
2. Lakukan konseling / HE tentang :
* Keuntungan dan kerugian pemakaian implant
* Efek samping implant
* Lama pemakaian implant
* Cara pemasangan implant
* Jadwal kunjungan ulang
3. Pastikan bahwa klien memilih implant
4. Siapkan alat dan lingkungan
5. Cuci tangan dengan sabun
6. Timbang berat badan
7. Ukur tekanan darah
8. Atur posisi klien
9. Lakukan pemeriksaan payudara
10. Tentukan tempat insersi
11. Buat pola pada tempat pemasangan
12. Siapkan batang implant
13. Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
14. Pakai sarung tangan
15. Usap tempat pemasangan implant dengan larutan antiseptik
16. Pasang doek lobang steril
17. Pastikan klien tidak allergi terhadap anestesi
18. Lakukan anestesi local di tempat pemasangan dg lidokain 1%
19. Buat insisi dangkal selebar 2 mm
20. Sambil mengungkit kulit masukkan trokart dan pendorongnya
sampai batas tanda I dekat pangkal trokart
21. Tarik pendorong keluar
22. Masukkan kapsul implant kedalam trokart dengan tangan atau
pinset
23. Masukkan kembali pendorong dan dorong kapsul sampai batas
ujung trokart
24. Fiksasi ujung kapsul implant yang telah terpasang
25. Arahkan ujung trokart sekitar 5 derajat untuk memasang kapsul
berikutnya sesuai dengan pola
26. Tarik pendorong dan cabut trokart setelah kedua kapsul
terpasang
27. Raba kapsul untuk mengetahui kedua kapsul sudah terpasang
dengan baik
28. Pasang plester pada luka insisi
29. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi
30. Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dengan larutan
klorin 0,5 % selama 10-15 menit
31. Cuci tangan dalam larutan klorin 0,5 % lalu lepaskan sarung
tangan
32. Lakukan konseling
33. Cuci tangan dan jelaskan kunjungan berikutnya
34. Beri obat analgetik
35. Catat di register KB

Unit Terkait
Rekamanhistorisperubahan
No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam


Rahim (AKDR)
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-3

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam Rahim untuk mencegah kehamilan
selama 10 tahun
Tujuan Untuk membantu program BKKBN menurunkan angka kelahiran melalui
pemakaian MKJP
Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan
penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi 2014
Prosedur 1. Jelaskan pada klien tindakan yang akan dilakukan
2. Siapkan alat dan lingkungan
3. Siapkan klien
4. Dekatkan alat-alat
5. Lakukan pemeriksaan genetalia luar/eksternal
6. Lakukan pemeriksaan speculum/inspekulo
7. Lakukan pemeriksaan panggul
8. Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila ada indikasi
9. Masukkan lengan AKDR Copper T 380 A di dalam kemasan sterilnya
10. Masukkan speculum, usap vagina dan servik dengan antiseptic. Gunakan
tenakulum untuk menjepit servik
11. Masukkan sonde uterus
12. Pasang AKDR (Copper T 380 A) dengan cara :
Tarik tenakulum ( yang masih menjepit servik ) sehingga cavum
uteri, canalis servikalis dan vagina berada dalam satu garis lurus
Masukkan dengan pelan-pelan dan hati-hati tabung inserter yang
sudah berisi AKDR kedalam canalis servikalis dengan
mempertahankan posisi cavum uteri, dorong tabung inserter
sampai leher biru menyentuh servik atau sampai terasa ada
tahanan dari fundus uteri, pastikan leher biru tetap pada posisi
horizontal
Pegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan, sedang tangan lain menarik tabung inserter sampai
pangkal pendorong
Keluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan
tabung inserter, setelah pendorong keluar dari tabung inserter,
dorong kembali tabung inserter dengan pelan dan hati-hati
sampai terasa ada tahanan fundus.
Keluarkan tabung inserter dan gunting benang sepanjang 3-4 cm
Bersihkan bekas pemasangan dg antiseptic
Bereskan alat dan rendam dalam larutan klorin
13. Lakukan konseling
14. Beritahu jadwal kunjungan ulang
15. Beri analgetik
16. Dokumentasi

Diagram alur
Jelaskan pada klien tindakan yang akan dilakukan

Siapkan alat dan lingkungan

Siapkan klien

Dekatkan alat-alat

Lakukan pemeriksaan genetalia luar/eksternal

Lakukan pemeriksaan speculum/inspekulo


Lakukan pemeriksaan panggul

Lakukan pemeriksaan mikroskopik bila ada indikasi

Masukkan lengan AKDR Copper T 380 A di dalam kemasan sterilnya

Masukkan speculum, usap vagina dan servik dengan antiseptic. Gunakan


tenakulum untuk menjepit servik

Masukkan sonde uterus

Pasang AKDR (Copper T 380 A)

Lakukan konseling

Beritahu jadwal kunjungan ulang

Beri analgetik

Dokumentasi
Unit Terkait Bidan, PLKB

Rekamanhistorisperubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Pelaksanaan Deteksi Dini Tumbuh


Kembang anak PAUD
( DDTK Anak PAUD )
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Kegiatan pemeriksaan kesehatan secara terpadu pada anak PAUD untuk
mendeteksi tumbang anak secara dini
Tujuan 1. Mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan
2. Mengoreksi, memperbaiki dan mengatasi masalah atau
penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya
3. Merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak,
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan


penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku Panduan DDTK ( DepKes RI, 2005 )
Prosedur 1. Menyapa anak dengan ramah.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
4. Menyiapkan anak dan lingkungan
5. Melakukan pemeriksaan diawali dengan
Mengukur tinggi badan
Mengukur lingkar kepala
Menimbang berat badan
6. Melakukan skrening tes daya lihat dan daya dengar
7. Kolaborasi dengan dokter gigi untuk pemeriksan gigi
8. Kolaborasi dengan dokter umum untuk pemeriksaan kesehatan
secara umum
9. Memberitahu guru hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan
10. Melakukan rujukan pada anak yang mengalami penyimpangan
tumbuh kembang
11. Melakukan pencatatan dan dokumentasi

Diagram alur
Menyapa anak dengan ramah

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan pemeriksaan

Menyiapkan anak dan lingkungan

Melakukan pemeriksaan

Melakukan skrening tes daya lihat dan daya dengar


Kolaborasi dengan dokter gigi untuk pemeriksan gigi

Kolaborasi dengan dokter umum untuk pemeriksaan kesehatan secara


umum

Memberitahu guru hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan

Melakukan rujukan pada anak yang mengalami penyimpangan tumbuh


kembang

Melakukan pencatatan dan dokumentasi

Unit Terkait Dokter umum, dokter gigi, pengelola gizi, petugas UKS, petugas promkes

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Pelaksanaan SDIDTK
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2
PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P
BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Kegiatan/pemeriksaan untuk menstimulasi, menemukan secara dini adanya


penyimpangan tumbuh kembang pada bayi, balita dan anak prasekolah serta
tindakan tertentu untuk mengatasinya.
Tujuan
1. Mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan
2. Mengoreksi,memperbaiaki dan mengatasi masalah atau penyimpangan
perkembangan sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai dengan potensinya
3. Merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak,
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung
optimal sesuai dengan umur anak

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan


penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku Acuan SDIDTK ( DepKes RI, 2005 )
Prosedur 1. Menyapa anak dengan ramah.
2. Menyiapkan pasien dan ruangan
3. Mencuci tangan
4. Mempersiapakan lembar atau formulir SDIDTK
5. Melakukan stimulasi pada anak sesuai dengan umur dengan bertanya
atau mengajak anak melakukan gerak motorik kasar dan halus
6. Melakukan deteksi dinitumbuh kembang anak dengan menanyakan
identitas dan keluhan serta mencatat pada formulir
7. Melakukan pemeriksaan rutin (BB, PB/TB)
8. Mengklasifikasikan status gizi anakdan mencatat pada formulir
9. Mengklasifikasikan hasil deteksi tes daya lihat, daya dengar dan mental
emosional serta mencatat hasilnya pada formulir
10. Melakukan pemeriksaan atas indikasi atau jika ada keluhan lain
11. Melakukan tindakan intervensi sesuai dengan keperluan untuk
mengatasi masalah
12. Melakukan rujukan jika diperlukan
13. Menjelaskan jadwal kunjungan berikutnya kepada orang tua atau
keluarga
14. Melakukan dokumentasi
Diagram alur
Menyapa anak dengan ramah

Menyiapkan pasien dan ruangan

Mencuci tangan
Mempersiapakan lembar atau formulir SDIDTK

Melakukan stimulasi pada anak sesuai dengan umur dengan bertanya


atau mengajak anak melakukan gerak motorik kasar dan halus

Melakukan deteksi dinitumbuh kembang anak dengan menanyakan


identitas dan keluhan serta mencatat pada formulir

Melakukan pemeriksaan rutin (BB, PB/TB)

Mengklasifikasikan hasil deteksi tes daya lihat, daya dengar dan mental
emosional serta mencatat hasilnya pada formulir

Melakukan pemeriksaan atas indikasi atau jika ada keluhan lain

Melakukan tindakan intervensi sesuai dengan keperluan untuk


mengatasi masalah

Melakukan rujukan jika diperlukan

Menjelaskan jadwal kunjungan berikutnya kepada orang tua atau


keluarga

Melakukan dokumentasi
Unit Terkait Petugas gizi, promkes, dokter

Rekamanhistorisperubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Pelaksanaan MTBS
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Kegiatan/pemeriksaan untuk mengetahui masalah atau kebutuhan anak sakit


usia 2 bulan sampai 5 tahun serta tindakan tertentu untuk mengatasinya.
Tujuan
1. Mengetahui masalah atau kebutuhan anak
2. Menentukan diagnose penyakit anak
3. Memberikan tindakan atau terapi yang tepat sesuai diagnose
4. Mencegah terjadinya rujukan terlambat

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan


penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku MTBS. Depkes RI, 2004.
Prosedur 1. Menyapa anak dengan ramah.
2. Menyiapkan pasien dan ruangan
3. Mencuci tangan
4. Mempersiapakan lembar atau formulir MTBS
5. Menanyakan identitas anak dan mencatat pada formulir
6. Melakukan pemeriksaan rutin (BB, PB/TB, suhu)
7. Menanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang
8. Melakukan penilaian dengan memeriksa tanda bahaya umum, apakah
anak batuk atau sukar bernafas, diare, demam.
9. Melakukan pemeriksaan atas indikasi atau jika ada keluhan lain
10. Melakukan klasifikasi diagnose berdasarkan buku pedoman MTBS
11. Melakukan tindakan intervensi sesuai dengan buku pedoman MTBS
untuk mengatasi masalah serta memberikan obat sesuai dengan
diagnosa
12. Melakukan rujukan jika diperlukan
13. Menjelaskan jadwal kunjungan berikutnya kepada orang tua atau
keluarga
14. Melakukan dokumentasi
Diagram alur
Menyapa anak dengan ramah
Menyiapkan pasien dan ruangan

Mencuci tangan

Mempersiapakan lembar atau formulir MTBS

Menanyakan identitas anak dan mencatat pada formulir

Melakukan pemeriksaan rutin (BB, PB/TB, suhu)

Menanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang

Melakukan penilaian dengan memeriksa tanda bahaya umum, apakah


anak batuk atau sukar bernafas, diare, demam.

Melakukan pemeriksaan atas indikasi atau jika ada keluhan lain

Melakukan klasifikasi diagnose berdasarkan buku pedoman MTBS

Melakukan tindakan intervensi sesuai dengan buku pedoman MTBS


untuk mengatasi masalah serta memberikan obat sesuai dengan diagnosa

Melakukan rujukan jika diperlukan


Menjelaskan jadwal kunjungan berikutnya kepada orang tua atau
keluarga

Melakukan dokumentasi

Unit Terkait Dokter umum, bidan

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Pelaksanaan MTBM
No. Dokumen
SPO No. Revisi
TanggalTerbit
Halaman 1-2

PEMERINTAH KABUPATEN dr. Dewa Putu MertaSuteja, M.A.P


BULELENG NIP :19710226 200012 1 001

Pengertian Kegiatan/pemeriksaan untuk mengetahui masalah atau kebutuhan anak usia 1


hari sampai 2 bulan serta tindakan tertentu untuk mengatasinya.
Tujuan
1. Mengetahui masalah atau kebutuhan anak
2. Menentukan diagnose penyakit anak
3. Memberikan tindakan atau terapi yang tepat sesuai diagnose
4. Mencegah terjadinya rujukan terlambat

Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : 033/SK/I/BLL/2016 tentang penetapan


penanggung jawab UKM dan koordinator program serta uraian tugasnya di
Puskesmas Buleleng III
Referensi Buku MTBM. Depkes RI, 2007.

Prosedur 1. Menyapa anak dengan ramah.


2. Menyiapkan pasien dan ruangan
3. Mencuci tangan
4. Mempersiapakan lembar atau formulir MTBM
5. Menanyakan identitas anak dan mencatat pada formulir
6. Melakukan pemeriksaan rutin (BB, PB/TB, suhu)
7. Menanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang
8. Melakukan penilaian dengan memeriksa kemungkinan kejang, ganguan
nafas, hipotermi, kemungkinan infeksi bakteri, ikterus,kemungkinan
gangguan saluran cerna, diare, kemungkinan Berat badan rendah dan
atau masalah pemberian ASI dengan formulir dan mencatat hasilnya
pada formulir
9. Melakukan penilaian tentang cara meneteki jika bayi ada kesulitan
pemberian ASI
10. Melakukan klasifikasi diagnose berdasarkan buku pedoman MTBM
11. Melakukan tindakan intervensi sesuai dengan buku pedoman MTBM
untuk mengatasi masalah serta memberikan obat sesuai dengan
diagnosa
12. Melakukan rujukan jika diperlukan
13. Menjelaskan jadwal kunjungan berikutnya kepada orang tua atau
keluarga
14. Melakukan dokumentasi
Diagram alur
Menyapa anak dengan ramah

Menyiapkan pasien dan ruangan

Mencuci tangan

Mempersiapakan lembar atau formulir MTBM

Menanyakan identitas anak dan mencatat pada formulir

Melakukan pemeriksaan rutin (BB, PB/TB, suhu)

Menanyakan apakah ini kunjungan pertama atau kunjungan ulang

Melakukan penilaian dengan memeriksa tanda bahaya umum, apakah


anak batuk atau sukar bernafas, diare, demam.

Melakukan pemeriksaan atas indikasi atau jika ada keluhan lain

Melakukan klasifikasi diagnose berdasarkan buku pedoman MTBM


Melakukan tindakan intervensi sesuai dengan buku pedoman MTBM
untuk mengatasi masalah serta memberikan obat sesuai dengan diagnosa

Melakukan rujukan jika diperlukan

Menjelaskan jadwal kunjungan berikutnya kepada orang tua atau


keluarga

Melakukan dokumentasi

Unit Terkait Petugas tumbang anak

Rekaman historis perubahan

No Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DI POLI GIGI PUSKESMAS BULELENG III


Dibuat Oleh : Disetujui Oleh :
Kepala Poli Gigi Kepala Puekesmas Buleleng III

drg. Ni Putu Suma Asrini dr. Dewa Putu Merta Suteja, M.A.P.
NIP. 196804022002122006 NIP. 197102262000121001

Pelayanan di Poli Gigi


Puskesmas
Buleleng III No.Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015

dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.


NIP.197102262000121001
Sebagai pedoman kerja Petugas Poli Gigi dalam memberikan pelayan
Tujuan
pengobatan gigi.
Ruang Lingkup Seluruh pasien rawat jalan gigi di Puskesmas Buleleng III.
Tanggung jawab Seluruh petugas Poli Gigi yang terdiri dari Dokter Gigi dan Perawat
Gigi
Definisi Poli Gigi merupakan tempat untuk pelayanan dan konsultasi kesehatan
gigi
Uraian Prosedur 1. Pasien datang dari loket pendaftaran dengan membawa kartu
berobat menuju poli gigi.
2. Petugas poli gigi memanggil pasien untuk masuk ke poli gigi
sesuai nomor urut.
3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan kartu rawat jalan.
4. Dokter gigi menganamnesa pasien dan melakukan pemeriksaan
terhadap pasien ( secara umum, lokal ).
5. Dokter gigi menegakkan diagnosa.
6. Petugas gigi memberikan form persetujuan tindakan kepada
pasien / keluarga pasien untuk ditandatangani.
7. Petugas gigi menyiapkan peralatan pemeriksaan gigi dan
melakukan tindakan berdasarkan hasil diagnosa.
8. Dokter gigi memberikan resep bagi pasien yang memerlukan.
9. Untuk pasien yang tidak mampu ditangani di Puskesmas diberikan
surat rujukan ke RSUD dengan menggunakan form surat rujukan
yang tersediasesuai jenis pasien ( BPJS, JKBM, dan Umum ).
10. Dokter gigi dan perawat gigi memberikan penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut.
11. Petugas membersihkan dan mensterilkan alat alat yang telah
digunakan.
12. Petugas gigi mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan terapi
kedalam sistem simpus dan buku register harian.
Catatan Mutu a. Medical Record ( simpus )
b. Buku Register Harian
c. Form Persetujuan Tindakan
d. Kartu Status Pasien
e. Laporan Bulanan Poli Gigi
Unit Terkait Unit pelayanan gigi dan mulut

Pencabutan Gigi Susu


Puskesmas
Buleleng III No.Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
Pengertian Tindakan mencabut gigi pada anak anak.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi pencabutan gigi
susu ( anak anak ).
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator
Alat pencabutan : tang gigi susu, bein

B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.

C. Pelaksanaan
Pasang hand scone dan masker .
Anastesi ( topikal ) menggunakan chlor etyl
- Ambil kapas dan semprotkan chlor etyl
- Tekankan kapas tersebut pada bagian bukal dan lingual /
palatal pada gusi gigi yang akan dicabut.
Lakukan pencabutan
- Teknik pencabutan : luksasi, rotasi, ekstraksi.
- Gigit tampon
- Resepkan obat antibiotik, analgesik ( bila diperlukan ).
- Instruksikan pasien gigit tampon 30 menit s/d 1 jam, jangan
dihisap hisap bekas pencabutan, jangan kumur dan jangan
minum dan makan panas.
Cuci tangan

Unit Terkait Seluruh staf poli gigi

Pencabutan Gigi Tetap


Puskesmas
Buleleng III No.Dokumen No. Revisi Halaman
00
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
Tindakan mengeluarkan gigi dari soketnya menurut indikasi medis
Pengertian
tertentu, pada gigi orang dewasa.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi pencabutan gigi
tetap.
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat dan Bahan
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator
Alat pencabutan : tang gigi permanen sesuai kebutuhan, bein,
cyrer.
Bahan : spuit, bahan anastesi ( lidocaine comp. 2% ).

B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Pasien di anamnesa terhadap ada atau tidaknya penyakit
sistemik.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
C. Pelaksanaan
Pasang hand scone dan masker .
Masukkan bahan anastetikum ke dalam spuite sebanyak 2 cc.
Lakukan anastesi
1. Anastesi Infiltrasi : untuk rahang atas dan gigi depan
rahang bawah. Caranya :
- Injeksikan jarum suntik ke daerah batas mukosa
bergerak dan tidak bergerak ( bukal fold ).
- Lakukan aspirasi, bila tidak mengenai pembuluh
darah maka deponir perlahan lahan sebanyak 1,5
cc di bagian bukal, 0,5 cc di bagian lingual / palatal.
2. Anastesi Blok : untuk gigi belakang rahang bawah.
Caranya :
- Injeksikan jarum suntik kearah trigonum
pterygoideus dari arah gigi P yang berlawanan
sampai menyentuh tulang, lalu geser jarum suntik
sejajar bidang oklusal dan masukkan lagi kira kira
2/3 jarum, lalu tarik kearah gigi P berlawanan lagi.
- Lakukan aspirasi, deponir perlan pelan 1,5 cc lalu
tarik jarum sampai 1/3 bagian jarum, aspirasi
kembali dan deponir sebanyak 0,5 cc.
3. Setelah anastesi bekerja lakukan pencabutan gigi :
- Goyangkan gigi dengan menggunakan bein.
- Lakukan pencabutan dengan menggunakan tang gigi
sesuai dengan gigi yang dicabut.
Lakukan pencabutan
- Teknik pencabutan : luksasi, rotasi, ekstraksi.
- Gigit tampon dan beri pengarahan pasca pencabutan.
- Resepkan obat antibiotik, analgesik ( bila diperlukan ).
- Instruksikan pasien gigit tampon 30 menit s/d 1 jam, jangan
dihisap hisap bekas pencabutan, jangan kumur, jangan
merokok dan jangan minum dan makan panas.
Cuci tangan

Unit Terkait Seluruh staf poli gigi


Penambalan Gigi
Puskesmas
Buleleng III No.Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
Tindakan memperbaiki permukaan gigi yang rusak karena karies( gigi
Pengertian
berlubang ) atau faktor lain pada gigi anak anak atau orang dewasa.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi penambalan
gigi.
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator
Alat penambalan : glass lab, semen spatle, semen stopper,
burnisher, plastic filling.
Bahan penambalan : cement base, GI.

B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.

C. Pelaksanaan
Pasang hand scone dan masker .
Ekskavasi jaringan nekrotik dengan menggunakan excavator.
Preparasi dengan menggunakan bur round fissure dan tapered.
Bersihkan kavitas / lubang yang telah dipreparasi dengan
cotton pellet dan keringkan dengan menggunakan three way
syringe, lalu blokir dengan menggunakan cotton roll agar
terhindar dari saliva.
Pemberian basis Zinc Oxide Cement pada dasar kavitas.
Tumpat permanen dengan menggunakan GI, aduk
perbandingan bubuk dan liquid 1 : 1.
Ambil bahan yang sudah diaduk sedikit demi sedikit dan
masukkan ke dalam kavitas sambil ditekan sampai padat
kemudian bentuk sesuai anatomi gigi.
Beri pengarahan pasca penambalan.
Tidak boleh digunakan untuk makan 24 jam pada gigi yang
dilakukan penambalan.
Cuci tangan

Unit Terkait Seluruh staf poli gigi

Perawatan Pulpa ( Pulp Capping )


Puskesmas
Buleleng III No.Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
Tindakan pemberian bahan proteksi pulpa atau bahan kapping pulpa
Pengertian
pada gigi.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi Pulp Capping.
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator
Alat penambalan : glass lab, semen spatle, semen stopper,
burnisher, plastic filling.
Bahan : kalsium hidroksida, zinc cement base, tumpat sementara.

B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.
C. Pelaksanaan
Kunjungan I
Pasang hand scone dan masker .
Ekskavasi jaringan nekrotik dengan menggunakan excavator.
Preparasi dengan menggunakan bur round fissure dan tapered.
Blokir daerah kerja menggunakan cotton roll.
Bersihkan kavitas / lubang yang telah dipreparasi dengan
cotton pellet dan keringkan dengan menggunakan three way
syringe.
Letakkan bahan kapping pulpa yaitu kalsium hidroksida di
dasar kavitas kemudian aplikasikan semen seng fosfat diatas
bahan kapping.
Tumpat sementara menggunakan Fletcher.
Instruksikan pada pasien untuk kontrol 1 minggu.
Kunjungan II
Pada evaluasi / kontrol dilakukan :
- pemeriksaan subyektif ( anamnesa ), gejala gejala pulpitis
hilang atau tidak, misalnya sebelumnya untuk makan atau
minum dingin sakit, sekarang masih atau tidak. Bila sakit
bertambah parah menunjukkan perawatan tidak berhasil
dan gigi mungkin memerlukan perawatan saluran akar.
- Apabila sudah tidak sakit, kita lakukan tes vitalitas, perkusi,
palpasi dan druk. Bila gigi tetap vital dan hasil tes negatif
makan dapat dilakukan tumpat tetap menggunakan GI.
Beri pengarahan pasca penambalan.
Tidak boleh digunakan untuk makan 24 jam pada gigi yang
dilakukan penambalan.
Cuci tangan.

Unit Terkait Seluruh staf poli gigi

Perawatan Endodontik ( Mummifikasi )


Puskesmas
Buleleng III No.Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei 2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
Tindakan perawatan pada gigi yang kariesnya sudah mencapai jaringan
Pengertian
pulpa.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi Mummifikasi.
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator
Alat penambalan : glass lab, semen spatle, semen stopper, burnisher,
plastic filling.
Bahan : arsen, ChKm, TKF, iodoform paste, zinc cement base, GI.

B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan tujuan
tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.

C. Pelaksanaan
Kunjungan I
Pasang hand scone dan masker .
Ekskavasi jaringan nekrotik dengan menggunakan excavator.
Preparasi dengan menggunakan bur round fissure dan tapered.
Blokir daerah kerja menggunakan cotton roll.
Bersihkan kavitas / lubang yang telah dipreparasi dengan cotton
pellet dan keringkan dengan menggunakan three way syringe.
Bila gigi masih vital diberi arsen + kapas.
Tumpat sementara menggunakan Fletcher.
Instruksikan pada pasien untuk kontrol satu minggu kemudian.
Kunjungan II dan III
Buka tumpatan sementara.
Mengambil jaringan pulpa yang sudah non vital.
Irigasi kemudian blokir dan keringkan.
Pemberian obat sterilisasi ( TKF atau ChKm ).
( Minimal penggantian obat 2 kali sampai tidak ada keluhan ).
Kunjungan selanjutnya
Buka tumpatan sementara
Pengisian jaringan pulpa dengan iodorm paste kemudian diberi
basis zinc cement, masukkan kapas tipis.
Tumpatan sementara( Kontrol 1 minggu ).
Evaluasi, cek perkusi dan druk, bila hasil negatif, tumpat tetap
menggunakan GI.
Beri pengarahan pasca penambalan.
Tidak boleh digunakan untuk makan 24 jam pada gigi yang
dilakukan penambalan
Cuci tangan.

Unit Terkait Seluruh staf poli gigi

Penanganan Stomatitis
Puskesmas
Buleleng III No.Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
proses keradangan yang terjadi pada mukosa mulut dengan
Pengertian
terbentuknya ulcer.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan terapi Stomatitis.
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator
Bahan : albothyl
B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.

C. Pelaksanaan
Pasang hand scone dan masker .
Anamnesa.
Analisa gejala dan etiologi.
Membuat different diagnosa dengan penyakit Stomatitis akibat
trauma.
Meniadakan faktor penyebab.
Oles albothyl.
Pemberian resep ( bila diperlukan ).
Cuci tangan

Unit Terkait Semua staf poli gigi.

Penanganan Periodontitis
Puskesmas
Buleleng III No.Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
Gangguan rasa sakit pada gigi sehubungan dengan adanya
Pengertian
radangjaringan periodontal dan tulang alveolar.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan dalam terapi periodontitis.
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator
B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.

C. Pelaksanaan
Anamnesa
Pemeriksaan fisik :
- Ekstra oral : tidak ada kelainan
- Intra oral : gusi kemerahan dan tidak mengkilap, terdapat
poket yang dalam, kadang disertai gigi yang goyang.
Sondasi +, druk +, perkusi +, palpasi +, gigi non vital.
Pemeriksaan penunjang : dental rontgen foto
Perawatan :
- Diberikan obat antibiotik, analgetik, anti-inflamasi
- Dilakukan ekstraksi

Unit Terkait Semua staf poli gigi.

Penanganan Gingivitis
Puskesmas
No.Dokumen No. Revisi Halaman
Buleleng III
00 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
15 Mei2015
Standar Operasional
Prosedur
dr.Dewa Putu Merta Suteja,M.A.P.
NIP.197102262000121001
Gangguan yang terjadi pada gingival akibat adanya peradangan kronis
Pengertian
pada gingiva yang dapat memberikan gejala akut dan kronis.
Tujuan Sebagai acuan dalam penanganan diagnosa dan terapi gingivitis.
Kebijakan -
Prosedur A. Persiapan Alat
Alat standar : kaca mulut, sonde, pinset, excavator

B. Persiapan Pasien
Pasien diinstruksikan duduk di dental chair, rileks.
Beri tahu pasien atau keluarga pasien tentang tindakan dan
tujuan tindakan yang akan dilakukan.
Atur posisi pasien senyaman mungkin.

C. Pelaksanaan
Pasang hand scone dan masker .
Anamnesa
Pemeriksaan fisik :
- Ekstra oral : tidak ada kelainan.
- Intra Oral : rasa sakit gingiva mudah berdarah, gingival
membengkak, warna merah dengan permukaan halus dan
mengkilap ( kondisi akut ). Tidak terasa sakit dan gingiva
merah kebiruan pada kondisi kronis.
Pemeriksaan penunjang : -
Perawatan :
- Skeling / menghilangkan karang gigi dan deposit lainnya
( rujuk ke poli gigi RSUD Buleleng ).
- Diberikan obat kumur.
- Kontrol berkala.

Unit Terkait Semua staf poli gigi.

Anda mungkin juga menyukai