Bagian produksi adalah suatu bagian yang ada pada perusahaan yang bertugas untuk
mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi terselenggaranya proses produksi. Dengan
mengatur kegiatan itu maka diharapkan proses produksi akan berjalan lancar dan hasil
produksi pun akan bermutu tinggi sehingga dapat diterima oleh masyarakat pemakainya.
Bagian produksi dalam menjalankan tugasnya tidaklah sendirian akan tetapi bersama-sama
dengan bagian-bagian lain seperti bagian pemasaran, bagian keuangan serta bagian akuntansi.
Oleh karena itu haruslah diadakan koordinasi kerja agar semua bagian dapat berjalan seiring
dan seirama dan dapat dihindarkan benturan benturan kepentingan antar bagian dalam
perusahaan. Tanpa adanya perencanaan yang matang, pengaturan yang bagus serta
pengawasan akan mengakibatkan jeleknya hasil produksi. Di samping hasil produksi yang
harus bagus kwalitasnya juga harus di pikirkan pula agar jangan sampai terjadi hasil produksi
bagus tapi ongkos yang diperlukan untuk keperluan itu terlalu besar. Biaya produksi yang
terlalu tinggi akan berakibat harga pokok produksinya menjadi besar dan hal ini akan
mengakibatkan tingginya harga jual produk, sehingga akan tidak terjangkau oleh konsumen.
Inilah yang merupakan tugas dari bagian produksi. Tugas-tugas tersebut akan dapat
terlaksana dengan baik dengan mengacu pada pedoman kerja tertentu. Pedoman kerja yang
harus menjadi arah kerja bagi bagian produksi dapat dirumuskan dalam empat hal yaitu :
1. Tepat Jumlah
2. Tepat Mutu
3. Tepat Waktu
4. Tepat Ongkos/Harga
Jumlah produk yang dihasilkan haruslah direncanakan dengan baik agar tidak terlalu banyak
maupun terlalu sedikit. Bila produksi terlalu banyak tentu saja akan mengakibatkan
bertumpuknya hasil produksi di gudang. Hal ini akanmengakibatkan disamping barang
tersebut akan mengalami kerusakan dalam penyimpanannya, maka penumpukan tersebut
berarti banyak modal yang tertanam dalam barang jadi itu berhenti dan menjadi kurang
efektif.
Dengan pedoman pada empat hal tersebut maka bagian produksi akan dapat mencapai
sasarannya dengan baik. Keempat hal tersebut dapat dikenal dengan mudah sebagai empat
tepat.
Adapun tugas tersebut secara garis besarnya dapat kita bagi menjadi beberapa macam yaitu :
1. Perenganaan Produk
2. Perencanaan Luas Produksi
3. Perencanaan Lokasi Pabrik
4. Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik
5. Perencanaan Bahan Baku
6. Pengaturan Tenaga Kerja
7. Pengawasan Kwalitas
A. Pemilihan Formula
Mengingat keterbatasan bahan baku, peralatan, serta waktu, sementara cosmetic harus segera
diproduksi untuk mengejar musim, tren, fashion dan lain-lain, kita harus pandai memilih
formulasi agar kosmetik itu dapat segera diproduksi dan dapat memenuhi tujuan tertentu.
Penelitian terhadap produksi pilot plant perlu diarahkan untuk dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut secara memuaskan. Jika timbul pertanyaan apakah produk itu fleksible
untuk diproduksi, maka sebaiknya produk itu diproduksi dengan menggunakan peralatan dan
ukuran batch yang akan dipakai secara rutin.
D. Proses Produksi
Produk kosmetik dibuat di dalam batch, di bawah pengawasan pengaturan Pemerintah, yaitu
Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) atau Good Manufacturing Practices (GMP) di
A.S.. Peralatan yang digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: mixing, dispersing,
homogenizers, filling equipment.
1. Proses dan tujuan
a. Pencampuran (mixing)
Tujuan dari pencampuran antara lain:
1) Mencampur cairan yang sulit tercampur
2) Mempercepat pemanasan bahan-bahan
3) Melarutkan lemak-lemak dan bahan-bahan lainnya
4) Untuk emulsifikasi atau dispersi
5) Untuk pendahuluan pendinginan
b. Pemompaan
Ada dua jenis pompa yang digunakan di dalam produksi kosmetik, yaitu:
1) Positive displacement pump
Bekerja dengan menarik cairan ke dalam suatu rongga, kemudian mendesaknya keluar pada
sisi yang lain.
2) Centrifugal pumps
Pada pompa ini, cairan dimasukkan di titik pusat propeler yang berputar cepat.
c. Pemindahan panas
Dalam banyak proses pembuatan kosmetik, bahan baku sering harus dipanaskan samapai
suhu 70-80OC, dicampur, dan kemudian didinginkan sampai sekitar 30-40OC sebelum
produk akhir dapat dipompa dan disimpan.
d. Filtrasi
Umumnya, filtrasi hanya diperlukan dalam memurnikan air dan untuk penjernihan losion,
dimana bahan-bahan baku produk-produk ini sering berisi sejumlah kecil kontaminan yang
akan mengganggu penampilan produk akhir jika tidak dihilangkan.
e. Pengisian (filling)
Pengisian untuk kosmetik yang berbentuk cair dapat menggunakan sistem vakum pada botol-
botol yang berderet-deret. Pengisian cream dapat memakai filteram type, dimana cream
dimasukkan ke dalam tube silindris dengan bantuan suatu plunger.
b. Gel
Produk kosmetik dalam bentuk gel berkisar dari losion yang kental, misalnya roll-ball
antiperspirant sampai gel thixotropik yang sangat kental dan tidak bisa mengalir, yang dapat
digunakan sebagai kosmetik hairdressing dan hair setting.
Losion kental lebih mudah dibuat yaitu dengan menambahkan sedikit demi sedikit gellant
padat ke dalam fase cair yang diaduk terus-menerus dengan cepat memakai propeler yang di
gerakkkan turbin.
Cara pembuatan gel kental yang tidak bisa mengalir lebih sulit karena pada produk akhirnya
udara tidak bisa keluar dari dalamnya seperti halnya pada losion kental. Gel kental harus di
buat dalam ruang hmapa udara atau di lakukan melalui proses pembuangan udara yang rumit.
c. Mikroemulsi
Mikroemulsi terbentuk melalui sistem yang spontan, pembuatannya cukup dengan alat
pencampur yang sederhana, jadi tidak memerlukan alat pencampur rumit berkecepatan tinggi.
Pada umumnya dalam pembuatan mikroemulsi fase minyak dengan suhu sekitar 800C
ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam fase air dalam suhu yang sama, sambil di aduk
secara pelan. Untuk sementara produk dipertahankan pada suhu di atas setting point-nya agar
udara naik dan keluar. Ini berarti bahwa pipa-pipa dan alat pengisi perlu dipanaskan dengan
air panas atau uap bercampur air.
d. Emulsi
Proses pembuatan emulsi mencakup tiga hal, diantaranya:
1. Emulsifikasi awal
Emulsifikasi awal biasanya dijalankan pada suhu yang lebih tinggi untuk menjamin bahwa
kedua fase serta hasil emulsi cukup mobil geraknya sewaktu diaduk. Intensitas dan lama
pengadukan tergantung efisiensi dispersi emulsifator.
Cara pembuatan emulsi yang baik adalah dengan menuangkan serentak proporsi kedua fase
yang sama pada setiap waktu ke dalammixer yang terus berputar sehingga emulsi terus-
menerus terbentuk, tetapi ini hanya dapat di lakukan dalam pabrik besar.
2. Pendinginan
Mendinginkan emulsi merupakan proses yang sangat penting, terutama dalam produk yang
berisi bahan-bahan mirip lilin yang berharga. Selama pendinginan biasanya emulsi terus di
aduk untuk mengurangi lamanya proses serta untuk menghasilkan produk yang homogen.
3. Homogenisasi
Pada suhu yang tinggi, kebanyakan emulsi tidak stabil dan selama pendinginan
dalam batch terbentuk butiran-butiran emulsi atau pada produk yang memiliki fase minyak
dengan titik leleh tinggi, pada proses pendinginan terjadi pengerasan produk. Karena itu,
diperlukan pencampuran tambahan untuk memperoleh produk seperti yang diinginkan.
Pencampuran tambahan ini bervariasi, mulai dari pelewatan produk melalui pompa bergir
berputar dengan tekanan rendah dari belakang, misalnya 50 psig atau penghancuran agregat-
agregat kristal lilin, atau pelewatan katub homogenizer dengan tekanan tinggi 5000 psig.
e. Pasta
Pasta, terutama pasta gigi, umunya dapat dibuat dengan menambahkan komponen-komponen
padat yang mungkin sudah dicampur sebelumnya ke dalam komponen-komponen cair yang
mungkin mencakup bahan-bahan yang larut dalam air. Pencampuran dapat dilakukan
dalam mixer terbuka atau mixer vakum. Mixing dalam keadaan panas, di ikuti dengan
pendinginan memakai alat Votator atau metode serupa lainnya juga dapat dilakukan.
Metode alternatif penyiapan pasta yang terbuat dari bubuk padat di dalam suatu cairan adalah
melalui pencampuran awal yang kasar dan campuran ini di masukkan ke dalam triple roller
mill yang diberi berbagai tekanan dan pemutaran sampai pasta yang di inginkan terbentuk.
f. Sticks
Pada umumnya pembautan lipstick meliputi 3 tahap, yaitu:
1. Penyiapan campuran komponen, yaitu campuran minyak-minyak, campuran zat-zat
warna, dan campuran wax.
2. Pencampuran semua itu membentuk massa lipstick.
3. Pencetakan massa lipstick menjadi batangan-batangan lipstick.
Deodorant stick, pembuatanya mirip dengan pembautan emulsi, yaitu suatu fase minyak
(fatty acid) diadukkan dalam suatu fase larutan dalam air pada suhu sekitar 700C. gel panas
yang terbentuk diisikan ke dalam cetakan pada suhu sekitar 60-650C dan dibiarkan memadat.
g. Powder
Pencampuran powder biasanya dijalankan di dalam satu wadah semi bundar yang dilengkapi
pengaduk spiral yang memiliki dua pita sehingga campuran itu bergerak dalam dua arah yang
berbeda. Mixer tipe ini sangat baik untuk bath salts dan bahan-bahan kristal lainnya dan
sering digunakan untuk pembuatan face powder.
E. Kontrol Kualitas
Fungsi utama kontrol kualitas atau quality assurance adalah menjamin agar perusahaan
memenuhi standar tertinggi dalam setiap fase produksinya. Faktor faktor yang tercakup
dalam kontrol kualitas adalah:
1. Personalia
2. Fasilitas
3. Spesifikasi Produk
Cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB) yang ditetapkan oleh pemerintah adalah:
1. Ketentuan umum
a) Pada pembuatan kosmetik, pengawasan menyeluruh sangat esensial untuk menjamin
bahwa konsumen menerima kosmetik yang bermutu tinggi dan aman digunakan.
b) Tidaklah cukup jika produk jadi kosmetik hanya sekedar lulus dari serangkaian
pengujian, tetapi yang sangat penting adalah bahwa mutu harus dibentuk dalam produk
tersebut.
2. Personalia
Jumlah karyawan di semua tingkatan hendaklah memadai serta memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan sesuai tugasnya. Mereka hendaklah juga memiliki kesehatan
mental dan fisik yang baik, sehingga mampu melaksanakan tugas secara profesional dan
sebagaimana mestinya.
3. Bangunan
Bangunan untuk pembuatan kosmetik hendaklah memiliki ukuran, rancangan, konstruksi,
serta letak yang memadai untuk memudahkan pelaksanaan kerja, pembersihan, dan
pemeliharaan yang baik. Tiap sarana kerja hendaklah memadai, sehingga setiap resiko
kekeliruan, pencemaran silang, dan pelbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu
kosmetik dapat dihindarkan.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kosmetik hendaklah memiliki rancang bangun
dan konstruksi yang tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk kosmetik terjamin
seragam dari batch ke batch, serta untuk memudahkan pembersihan dan perawatannya.
6. Produksi
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, yang
dapat menjamin produksi barang jadi yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
7. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan kosmetik yang baik agar
tiap kosmetik yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Rasa keterikatan dan tanggung jawab semua unsur dalam semua rangkaian
pembuatan adalah mutlak untuk menghasilkan kosmetik yang bermutu mulai dari saat
kosmetik dibuat sampai distribusi kosmetik. Untuk keperluan itu, harus ada suatu bagian
pengawasan mutu yang berdiri sendiri.
8. Inspeksi diri
Tujuan inspeksi diri adalah untuk melaksanakan penilaian secara teratur tentang keadaan dan
kelengkapan fasilitas pabrik kosmetik dalam memenuhi persyaratan cara pembuatan
kosmetik yang baik.