id
SKRIPSI
oleh:
FAKULTAS EKONOMI
SURAKARTA
2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
Kata kunci: profesionalisme, etika profesi, kualitas audit, dan pertimbangan tingkat
materialitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAKSI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
v Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
kesanggupannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Suamiku tercinta
Adikku sayang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan kesungguhan hati, segala usaha, rahmat, doa, serta hidayah dari Allah
salah satu persyaratan guna meperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Drs. Jaka Winarna, MSi, Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
3. Drs. Wartana, MSi, Ak. selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing,
4. Asih Widodo, A.Md. suamiku tercinta, yang setia mendampingi dan memberi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang membantu
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna karya kecil
ini karena mengingat keterbatasan pengetahuan serta kemampuan penulis. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAKSI ii
HALAMAN PRSETUJUAN iv
HALAMAN PENGESAHAN.. v
HALAMAN MOTTO vi
DAFTAR ISI.. x
BAB I PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah. 4
C. Tujuan Penelitian. 4
D. Manfaat Penelitian.. 4
E. Sistematika Penulisan.. 5
A. Tingkat Materialitas .. . 6
B. Profesionalisme 15
C. Kualitas Audit .. 18
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Etika Profesi.. 21
E. Penelitian Terdahulu 25
F. Perumusan Hipotesis.. 27
G. Hipotesis 32
D. Instrumen Penelitian.. 43
1. Pengujian Validitas 47
2. Pengujian Reliabilitas 48
1. Analisis Deskriptif. 51
2. Pengujian Hipotesis. 52
B. Analisis Deskriptif. 56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. Pembahasan. 72
BAB V PEMBAHASAN
A. Kesimpulan. 75
B. Keterbatasan 75
C. Saran .. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
pihak yang dianggap independen, menuntut profesi akuntan publik untuk meningkatkan
kinerjanya agar dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak
yang membutuhkan.
berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka (PT terbuka).
Dalam bentuk badan usaha ini perusahaan dikelola oleh manajemen profesional yang
ditunjuk oleh para pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dan akan diminta
keuangan sebagai dasar pembuatan keputusan. Laporan keuangan yang dibuat oleh
manajemen dan merupakan tanggungjawab manajemen perlu diaudit oleh pihak ketiga
yang independen, dalam hal ini auditor eksternal karena: (a) adanya perbedaan
perlunya pihak ketiga yang dapat dipercaya, (b) laporan keuangan ada kemungkinan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengandung kesalahan baik disengaja maupun yang tidak disegaja, (c) laporan
keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini unqualified, diharapkan para pemakai
laporan keuangan dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji
yang material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
Profesionalisme telah menjadi isu yang kritis untuk profesi akuntan karena dapat
memiliki sikap profesionalisme, akuntan publik juga diharapkan memegang teguh etika
profesi yang sudah ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), agar
situasi penuh persaingan dapat dihindarkan. Kualitas audit yang baik akan dihasilkan
oleh laporan auditan yang mampu menyajikan temuan dan melaporkan dengan
sesungguhnya tentang kondisi keuangan kliennya. Namun sampai saat ini belum ada
definisi yang pasti mengenai bagaimana dan apa kualitas audit yang baik itu. Tidak
mudah untuk menggambarkan dan mengukur kualitas jasa secara objektif dengan
beberapa indikator.
dalam menjalankan suatu profesi. Semakin tinggi profesionalisme auditor, semakin baik
kualitas audit adalah kebebasan yang tinggi sebagai faktor kemungkinan auditor dapat
menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien. Semakin tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kualitas audit yang dihasilkan auditor, maka semakin baik pertimbangan tingkat
materialitas. Menurut Herawaty (2008) etika profesi dalam penelitian ini adalah Kode
Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan
publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan antara
dimensi ini seperti yang tertuang dalam IAI pada Kongres VIII tahun 1998 yang
memutuskan Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia. Semakin tinggi akuntan
publik mentaati kode etik maka semakin baik pula pertimbangan tingkat materialitas.
The Financial Accounting Standard Board (FASB) menerbitkan pedoman dan isu yang
membahas tentang materialitas. Definisi materialitas itu sendiri adalah besarnya nilai
yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang
materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan (Studi empiris pada Kantor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
sebagai berikut.
1. Apakah profesionalisme, kualitas audit, dan etika profesi secara parsial berpengaruh
keuangan.
laporan keuangan.
C. TUJUAN PENELITIAN
dan etika profesi secara parsial terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam
dan etika profesi secara simultan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu untuk melengkapi hasil penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kualitas audit, dan etika profesi baik secara simultan maupun parsial terhadap
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
yang diajukan.
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang didapatkan dari hasil analisis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINGKAT MATERIALITAS
Pengertian materialitas dilihat dari segi harfiah dapat berarti signifikan atau
esensial. Dalam pengertian akuntansi, materialitas tidak dapat diartikan begitu saja.
Banyak definisi yang telah dikembangkan oleh para ahli atau badan yang berwenang
informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari
materialitas dianggap sebagai ambang batas atau titik pemisah daripada suatu
karakteristik kualitatif pokok yang dimiliki informasi agar dianggap berguna. Informasi
tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pemakai laporan keuangan.
sebagai penghilangan atau salah saji suatu item dalam laporan keuangan adalah material
jika, dalam keadaan yang tertentu, besarnya item tersebut mungkin menyebabkan
berubah atau terpengaruh oleh adanya pencantuman atau peniadaan informasi akuntansi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tersebut. Materialitas merupakan salah satu konsep baik dalam audit maupun akuntansi
yang penting dan mendasar. Konsep berarti rancangan, gagasan atau rencana tindakan
profesional maka auditor harus membuat perencanaan audit sebelum memulai proses
materialitas awal, sehingga secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa semakin
seorang auditor itu profesional maka semakin auditor tersebut tepat dalam menentukan
tingkat materialitas. Materialitas sebagai konsep dalam audit mengukur lingkup audit.
dalam laporan keuangan dimana laporan keuangan tersebut masih dapat menunjukkan
posisi keuangan perusahaan dan hasil operasi perusahaan berdasarkan prinsip akuntansi
berterima umum (Mulyadi, 2002: 150). Dua alasan mengapa konsep materialitas
penting dalam audit, yaitu : (a) sebagian pemakai informasi akuntansi tidak dapat
memahami informasi akuntansi dengan mudah, maka pengungkapan data penting harus
dipisahkan dari data yang tidak penting, karena pengungkapan data penting yang
jaminan (guarantee) yang layak mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
suatu waktu tertentu. Konsep materialitas dalam audit mendasari penerapan standar
auditing yang berlaku (Mulyadi, 2002: 150). Standar auditing merupakan ukuran
sebagai pedoman dalam pelaksanaan audit dan dalam laporannya. Standar auditing
terdiri dari sepuluh standar yang ditetepkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dalam
Pernyataan Standar Auditing (PSA) no. 01, SA seksi 150 dicantumkan kesepuluh
A. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
C. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
sebelumnya.
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka
alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan
keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan standar pelaporan. SA seksi 312 mengenai Risiko dan Materialitas Audit Dalam
perencanaan audit dan merancang prosedur audit, dan (2) mengevaluasi kewajaran
tingkatan, (1) pertimbangan pada tingkat laporan keuangan, (2) pertimbangan pada
tingkat saldo akun. Pada tingkat laporan keuangan materialitas dihitung sebagai
keseluruhan salah saji minimum yang dianggap penting atau material atas salah satu
laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan pada dasarnya adalah
saling terkait satu sama lain dan sama halnya dengan prosedur audit yang dapat
berkaitan dengan lebih dari satu laporan keuangan. Pada tingkat saldo akun, materialitas
merupakan salah saji terkecil yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang
material. Dalam mempertimbangkan materialitas pada tingkat ini auditor harus juga
mempertimbangkan dengan materialitas pada tingkat laporan keuangan karena salah saji
yang mungkin tidak material secara individu dapat bersifat material terhadap laporan
keuangan bila digabungkan dengan saldo akun yang lain. pertimbangan materialitas
pada saat perencanaan audit mungkin berbeda dengan pertimbangan materialitas pada
saat evaluasi laporan keuangan karena (1) keadaan yang melingkupi berubah, (2)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
profesional yang dipengaruhi persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki
(SPAP 2001, SA Seksi 312: para 10). Pertimbangan materialitas tersebut dihubungkan
salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan, salah saji yang secara
b) Besarnya suatu item relatif terhadap item-item serupa (relatif terhadap total dari
a) Tindakan bawaan penting, aktifitas atau kondisi yang tercerminkan (tidak bias,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Sifat bawaan penting suatu item sebagai indikator dari bagian kejadian dimasa
mendatang yang mungkin (pikiran mengenai perubahan dalam praktek usaha dan
lain-lain).
dikumpulkan atau kecukupan bukti, bagaimana bukti itu akan diperoleh dan kriteria
yang digunakan untuk mengevaluasi bukti tersebut. Kecukupan bukti audit digunakan
sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat auditor atas laporan keuangan
yang diaudit, seperti tersebut dalam standar pekerjaan lapangan ketiga. Pendapat auditor
atas laporan keuangan dapat berbentuk : (1) wajar (unqualified opinion), dalam segala
hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Pendapat ini
diberikan bila tidak terdapat pembatasan signifikan terhadap lingkup audit dan tidak ada
kesalahan yang material pada laporan keuangan, (2) wajar dengan pengecualian
(qualified opinion) untuk hal yang mendapat pengecualian tersebut telah disajikan
sesuai prinsip akuntansi berterima umum. Pendapat ini diberikan pada saat lingkup audit
dibatasi atau terdapat penyimpangan material pada hal yang mendapat pengecualian dari
prinsip akuntansi yang berterima umum, (3) pendapat tidak wajar (adverse opinion)
diberikan bila laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi
secara sesungguhnya, (4) tidak berpendapat (disclaimer opinion) bila terjadi pembatasan
yang luar biasa terhadap lingkup audit sehingga auditor tidak mendapatkan bukti yang
memeriksa semua transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
menentukan apakah semua transaksi yang terjadi telah dicatat, diringkas, digolongkan,
faktor waktu dan ekonomi, auditor memusatkan perhatiannya pada item-item yang
penting dan menghindari pemborosan untuk hal-hal yang tidak perlu. Pertimbangan
tanggung jawab auditor atas pernyataan kewajaran penyajian laporan keuangan yang
(assurance) atas kewajaran penyajian laporan keuangan, maka akan timbul risiko tidak
ditemukannya hal-hal yang material. Risiko audit merupakan risiko yang terjadi karena
auditor tanpa sengaja tidak memodifikasi pendapatnya secara tepat terhadap laporan
keuangan yang mengandung salah saji material (SPAP 2001, SA seksi 312.02). Risiko
audit diperhitungkan dalam audit karena dalam hal bukti audit yang diperoleh, auditor
hanya dapat memberikan keyakinan yang memadai, bukan mutlak bahwa salah saji
material terdeteksi. Semakin yakin auditor akan pendapat yang diberikannya maka
semakin rendah risiko audit yang bersedia ditanggungnya. Pada akhir proses audit,
risiko yang diharapkan atas laporan keuangan secara keseluruhan berada pada tingkat
yang rendah (Mulyadi, 2002: 166). Risiko audit terdiri dari tiga unsur sebagai berikut :
(a) risiko bawaan (inherent risk), adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan
transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi tidak terdapat prosedur
pengendalian yang terkait, (b) risiko pengendalian (control risk), adalah risiko bahwa
salah saji material dalam suatu asersi tidak dapat dideteksi atau dicegah secara tepat
waktu oleh pengendalian intern entitas, (c) risiko deteksi (detection risk), merupakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
risiko sebagai akibat dari tidak dapat terdeteksinya salah saji material yang terdapat
dalam suatu asersi oleh auditor. Keberadaan risiko bawaan dan risiko pengendalian
terlepas dari proses audit atas laporan keuangan, tetapi merupakan fungsi usaha
audit dan dapat diubah oleh auditor itu sendiri. Risiko bawaan dan risiko pengendalian
tidak dapat diubah atau dikendalikan tetapi dapat ditaksir nilainya sehingga dapat
dirancang prosedur pengujian substantif yang menghasilkan tingkat risiko deteksi yang
dapat diterima. Risiko bawaan dan risiko pengendalian mempunyai hubungan terbalik
dengan risiko deteksi. Tingginya risiko bawaan akan menurunkan risiko deteksi yang
perencanaan audit, auditor harus menaksir risiko bawaan dan risiko pengendalian dan
risiko deteksi yang dapat diterima. Risiko dan materialitas mempunyai hubungan
terbalik, jika tingkat materialitas yang dapat diterima dinaikkan maka risiko audit akan
karena itu risiko juga harus dipertimbangkan dalam : (a) perencanaan audit dan
merancang prosedur audit, dan (b) mengevaluasi kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
atau salah saji, dilihat dari keadaaan yang melingkupinya, dapat mengubah atau
tersebut, yang meliputi dua faktor yang dipertimbangkan yaitu karakteristik yang
pernyataan yang pernah dipakai untuk ketiga penelitian sebelumnya. Untuk penjelasan
B. PROFESIONALISME AUDITOR
individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
semestinya.
kritis untuk profesi akuntan karena dapat menggambarkan kinerja akuntan tersebut.
profesi serta manfaat yang diperoleh baik oleh masyarakat ataupun oleh profesional
profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak yang
lain.
keyakinan bahwa yang berwenang untuk menilai pekerjaan profesional adalah rekan
sesama profesi, dan bukan pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
profesi mereka yang tercermin dalam sikap dan perilaku mereka. Dengan anggapan
bahwa sikap dan perilaku mempunyai hubungan timbal balik. Perilaku profesionalisme
dimensi profesionalisme seperti tersebut diatas belum diteliti secara lebih luas, tetapi
multidemensi walaupun tidak selalu identik bila diterapkan pada anggota kelompok
yang berbeda. Belum diperoleh pengertian yang memadai mengenai apa yang
sebenarnya terjadi pada seorang auditor profesional pada saat mereka menggunakan
tekanan, hambatan , dan kesempatan dalam lingkungan kehidupan mereka se hari hari.
bahwa PJPA (Professional Judgment Public Accounting) adalah proses yang pragmatik.
Suatu proses melalui faktor faktor berupa : pengalaman sehari hari, terutama yang
berhubungan dengan menghadapi lingkungan yang penuh tuntutan, menjalani hidup hari
motivasi dari kantor tempat bekerja dan belajar dari feedback atau tidak belajar dari
serupa secara berulang baik secara langsung maupun tidak langsung akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mempengaruhi judgment yang dipilihnya. Informasi yang datang secara berulang akan
menciptakan judgment yang baru dan pada akhirnya menimbulkan keputusan yang baru.
Judgment dari auditor yang lebih berpengalaman akan lebih intuitif daripada auditor
yang kurang berpengalaman karena pengaruh kebiasaan dan kurang melalui proses
yang harus memenuhi tiga kriteria yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas
menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas
Profesionalisme dalam penelitian ini menggunakan lima dimensi, seperti yang pernah
C. KUALITAS AUDIT
mengambil keputusan berdasarkan pada laporan yang telah dibuat oleh auditor. Hal ini
berarti auditor mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan suatu
perusahaan. Oleh karena itu auditor harus menghasilkan audit yang berkualitas sehingga
dapat mengurangi ketidakselarasan yang terjadi antara pihak manajemen dan pemilik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Namun sampai saat ini belum ada definisi yang pasti mengenai bagaimana dan
apa kualitas audit yang baik itu. Tidak mudah untuk menggambarkan dan mengukur
kualitas jasa secara objektif dengan beberapa indikator. Hal ini dikarenakan, kualitas
jasa adalah sebuah konsep yang sulit dipahami dan kabur, sehingga kerap kali terdapat
Nurchasanah dan Rahmanti (2003). Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang
adalah kebebasan yang tinggi sebagai faktor kemungkinan auditor dapat menemukan
sebagaimana dikutip Prasita dan Hari (2007) menyatakan bahwa kualitas audit dapat
dilihat dari tingkat kepatuhan auditor dalam melaksanakan berbagai tahapan yang
Kualitas audit sulit diukur secara objektif sehingga para peneliti sebelumnya
pemahaman terhadap industri klien, responsif terhadap kebutuhan klien, ketaatan pada
independensi anggota-anggota tim audit, dan komunikasi tim audit dan manajemen
klien. Prasita dan Adi (2007) menggunakan 5 (lima) faktor dalam menentukan kualitas
audit yaitu ketepatan waktu penyelesaian audit, ketaatan pada standar auditing,
komunikasi tim audit dengan manajemen klien, perencanaan dan pelaksanaan, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pertanggungjawaban atas laporan hasil audit. Sebagai hasil auditnya, akuntan publik
publik ini disajikan dalam Laporan Auditor Independen. Manajemen atau klien akan
puas jika audit yang dilakukan oleh akuntan publik memiliki kualitas yang baik.
Monita (2008) telah melakukan penelitian tentang the quality of audit process,
waktu penyelesaian audit, komunikasi tim audit dengan manajemen klien, memahami
industri klien, ketaatan pada standar auditing, dan pertanggungjawaban atas laporan
hasil audit.
secara signifikan terhadap kepuasan klien antara lain atribut pengalaman melakukan
audit, atribut memahami industri klien, atribut responsif terhadap kebutuhan klien,
atribut pemeriksaan sesuai dengan standar umum audit, atribut komitmen kuat terhadap
kualitas audit, atribut keterlibatan pimpinan audit terhadap pemeriksaan dan atribut
melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
manajemen memiliki harapan atas kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan
publik. Klien akan puas dengan pekerjaan akuntan publik jika akuntan publik memiliki
tepat.
Dari berbagai penelitian tentang kualitas audit, maka dapat disimpulkan bahwa
kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam
sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana
dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan
kode etik akuntan publik yang relevan. Dari berbagai dimensi tentang kualitas audit di
atas, penulis menyimpulkan ada lima dimensi saja dalam penelitian ini, seperti yang
pernah di pakai dalam penelitian Prasita dan Adi (2007) dan Setyawati (2010) yang
D. ETIKA PROFESI
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki
kode etik. Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah
sebagai penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku
bisnis. Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi
yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main dalam
menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut kode etik.
Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa
pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap professional wajib mentaati etika
masyarakat luas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Etika dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah : (1) ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral atau akhlak, (2)
kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, (3) nilai mengenai benar dan
salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia :
237). Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa etika merupakan norma
yang mengikat secara moral hubungan antar manusia, yang dapat dituangkan dalam
aturan, hukum maupun etika profesional yang dikodifikasi dalam kode etik suatu
profesi, dalam hal ini adalah norma perilaku yang mengatur hubungan auditor dengan
klien, auditor dengan rekan seprofesi, auditor dengan masyarakat dan terutama dengan
diri auditor sendiri. auditor mempunyai kewajiban untuk memenuhi aturan perilaku
yang spesifik, yang menggambarkan suatu sikap atau hal-hal yang ideal. Kewajiban
tersebut berupa tanggung jawab yang bersifat fundamental bagi profesi untuk
IAI pada Kongres VIII tahun 1998 memutuskan Prinsip Etika Profesi Ikatan
Akuntan Publik IAI. Dalam kongres tersebut IAI menyatakan pengakuan tanggung
jawab profesi kepada publik, pemakai jasa akuntan dan rekan. Prinsip-prinsip ini
memandu dalam pemenuhan tanggung jawab profesional dan sebagai landasan dasar
perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini menuntut komitmen untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Prinsip tanggung jawab profesi menyatakan bahwa sebagai profesional, anggota IAI
profesi dalam mengatur diri sendiri bersama-sama dengan sesama rekan anggota.
informasi yang diperoleh selama melakukan pekerjaan dan tidak boleh memakai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang mendiskreditkan
profesi.
h) Prinsip standar teknis mengharuskan anggota untuk menaati standar teknis dan
aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa professional oleh anggota.
Prinsip etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Kode etik digunakan dalam
keanggotaan sebagai pedoman dan peraturan bagi semua anggota tidak terkecuali
menyatakan prinsip dasar dari perilaku etis dan professional. Sedangkan menurut
Martadi dan Suranta (2006) Etika profesi merupakan seperangkat aturan/ norma/
pedoman yang mengatur manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus
Menurut Herawaty (2008) etika profesi dalam penelitian ini adalah Kode Etik
Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan
publik dengan kliennya, antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan antara
dimensim ini seperti yang tertuang dalam IAI pada Kongres VIII tahun 1998 yang
Dari pengertian etika profesi diatas, penulis menyimpulkan bahwa etika profesi
adalah norma perilaku yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan kliennya,
antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat.
Dalam penelitian ini menggunakan 8 (delapan) dimensi menurut Herawaty (2008) dan
E. PENELITIAN TERDAHULU
referensi. Berbagai penelitian yang pernah dilakukan tentang materialitas antara lain
Dalam penelitian ini dari lima dimensi profesionalisme yang berhubungan signifikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hubungan tersebut menunjukkan bahwa semakin seorang auditor itu memiliki dedikasi
yang tinggi terhadap profesi, memiliki kesadaran yang tinggi bahwa profesi auditor
adalah profesi yang dipercaya masyarakat, memiliki sikap mental mandiri, memilih
keyakinan terhadap kualitas diri dan rekan seprofesi yang sama-sama memahami
pekerjaan pengauditan dan memiliki relasi dengan sesame profesi yang luas akan dapat
sebagai variabel intervening. Salah satu hasil dari penelitian ini profesionalisme akuntan
publik untuk dimensi pengabdian terhadap profesi, keyakinan terhadap profesi, dan
materialitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan
keuangan.
Monita (2008) telah melakukan penelitian tentang the quality of audit process,
audit yaitu pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, ketepatan waktu
penyelesaian audit, ketaatan pada standar auditing, komunikasi tim audit dengan
hasil audit.
kualitas audit, dan etika profesi. Daerah survei yaitu Jawa Tengah, yang diwakili daerah
F. PERUMUSAN HIPOTESIS
materialitas dalam proses audit laporan keuangan yang baik diperlukan profesionalisme
auditor yang tinggi, kualitas audit yang tinggi dan etika profesi yang tinggi dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memenuhi tiga kriteria, yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai
standar baku di bidang profesi yang bersangkutan dan menjalankan tugas profesinya
dengan mematuhi etika profesi yang telah ditetapkan. Herawaty (2008) menyatakan
dimensi profesionalisme.
konsisten dengan penelitian Hastuti dkk (2003). Hasil temuan ini mengindikasikan
hipotesisnya adalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kebebasan yang tinggi sebagai faktor kemungkinan auditor dapat menemukan dan
dalam penelitian ini dicerminkan melalui lima dimensi yaitu ketepatan waktu
penyelesaian audit, ketaatan pada standar auditing, komunikasi tim audit dengan
laporan hasil audit. Sebagai hasil auditnya, akuntan publik memberikan pendapat
akuntan atas kewajaran laporan keuangan. Pendapat akuntan publik ini disajikan
dalam Laporan Auditor Independen. Manajemen atau klien akan puas jika audit
yang dilakukan oleh akuntan publik memiliki kualitas yang baik. Semakin tinggi
kualitas audit yang dihasilkan auditor, maka semakin baik pertimbangan tingkat
mengatur hubungan antara akuntan publik dengan kliennya, antara akuntan publik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
semua hipotesis dan konsisten dengan penelitian Hastuti dkk (2003). Hasil temuan
Dalam hal etika, sebuah profesi harus mempunyai komitmen moral yang
tinggi yang dituangkan dalam betuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan
main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut kode
etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa
luas. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap profesional wajib mentaati etika
karena kebutuhan profesi tersebut akan kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa
profesinya, karena masyarakat merasa terjamin akan memperoleh jasa yang dapat
terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntan publik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Semakin tinggi akuntan publik mentaati kode etik maka semakin baik pula
adalah.
laporan keuangan yang baik diperlukan profesionalisme auditor yang tinggi, kualitas
audit yang tinggi dan etika profesi yang tinggi dalam menjalankan profesi auditor.
Jadi, semakin tinggi profesionalisme auditor, kualitas audit dan etika profesi maka
semakin baik juga tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan,
Gambar 2.1
Kerangka Teoritis
Profesionalisme (X1)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
G. HIPOTESIS
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah survei (survey design) yaitu penelitian yang
mengambil sampel dari suatu populasi dan menyebar kuesioner sebagai alat
pengumpulan data dalam lingkungan yang sebenarnya. Dimensi waktu dalam penelitian
ini adalah cross sectional, karena data diperoleh hanya sekali untuk menjawab
pertanyaan dan dilakukan terhadap suatu objek tertentu untuk suatu waktu tertentu
(Sakaran, 2000).
Objek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di
1) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang terdaftar dan bekerja pada
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah meliputi daerah Semarang dan
Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel III.1
Nama Kantor Akuntan Publik Wilayah Semarang
No. Nama KAP
1 KAP. Darsono & Budi Cahyo Santoso
2 KAP. Drs. Idjang Soetikno
3 KAP. Bayudi Watu & rekan
4 KAP. Soekamto
5 KAP. Drs Sugeng Pamudji
6 KAP Drs Hananta Budianto & rekan
7 KAP. Arie Rachim
8 KAP. Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (CAB)
9 KAP. Drs. Benny Gunawan
10 KAP. Erwan, Sugandhi & Jajat Marjat (CAB)
11 KAP. Hadori Sugiarto Adi & Rekan (CAB)
12 KAP. Leonard, Mulia &Richard (CAB)
13 KAP.Ngurah Arya & Rekan (CAB)
14 KAP. Ruchendi, Mardjito & Rushadi
15 KAP. Suhartati & Rekan (CAB)
16 KAP. Tahrir Hidayat
17 KAP. Tarmizi Achmad
18 KAP. Yuliati, Se, BAP
Sumber data: Skripsi (2010)
Tabel III.2
Nama Kantor Akuntan Publik Wilayah Surakarta
No. Nama KAP
1 KAP Busroni & Payamta
2 KAP Drs Hanung Triatmoko, Ak
3 KAP Rachmad Wahyudi
4 KAP Wartono
Sumber data: Skripsi (2010)
2) Sampel
(Arikunto, 1998: 117). Sampel yang dipilih dari populasi dianggap mewakili
keberadaan populasi, karena populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang
bekerja di KAP dengan criteria yaitu daerah yang dipilih merupakan daerah yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
memiliki tingkat pertumbuhan industri dan usaha perdagangan maupun jasa yang
cukup tinggi.
Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang akan
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji
kebenarannya oleh orang lain (Rifai, 2005). Konsep yang mempunyai variasi nilai
disebut variabel. Variabel independen (X) dalam penelitian ini antara lain
2. Pengukuran Variabel
variabel maka dilakukan proses pengukuran variabel meliputi empat aktivitas pokok
yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Profesionalisme (X1)
2. kewajiban sosial
3. kemandirian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bukan pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu
akuntansi klien. Kualitas Audit menurut Prasita dan Hari, 2007 di bagi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
semakin baik komunikasi tim audit dengan klien maka proses audit akan
berjalan lancar dan tepat sehingga menghasilkan kualitas audit yang optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kondisi atau fakta keuangan klien yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh
siapapun? Apakah laporan audit yang dibuat dapat dipahami oleh klien?.
Asumsinya bahwa hasil audit merupakan hasil kerja dari auditor yang bisa
kliennya, antara akuntan publik dengan rekan sejawatnya dan antara profesi
1. tanggungjawab profesi
2. kepentingan umum
3. integritas
4. objektifitas
6. kerahasiaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7. perilaku profesional
8. standar teknis
profesi dengan menjunjung tinggi etika profesi serta hukum negara tempat ia
kepentingan umum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
prinsip objektivitas.
sendiri/ pihak ke-3 (selain norma profesi, hukum/ negara). Asumsinya bahwa
profesi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dan standar profesional yang relevan sesuai dengan keahlian dan dengan
berhati-hati.
Masing-masing item diukur dengan skala likert dengan kisaran antara 1 sampai
auditor terdiri dari 5 (lima) item pernyataan, variabel kualitas audit terdiri dari 7
(tujuh) item pernyataan dan variabel etika profesi terdiri dari 8 (delapan) item
pernyataan.
3. Menguji tingkat validitas dan reabilitas dari alat pengukur apabila yang dipakai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. INSTRUMEN PENELITIAN
pengukuran yang sama (Sekaran, 2000). Penelitian ini menggunakan instrumen berupa
kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan yang dikembangkan oleh penulis dengan
materialitas diadopsi dari penelitian Yendrawati (2008), kualitas audit diadopsi dari
penelitian Prasita dan Adi (2007) sedangkan etika profesi diadopsi dari penelitian
Penelitian ini menggunakan metode perskalaan yaitu skala likert 5 poin yang
menggunakan interval sebagai nilai skalanya untuk setiap pertanyaan atau pernyataan
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) bagian sebagai berikut.
meliputi : nama responden, jenis kelamin, jabatan, lama pengalaman dan lain-lain.
kualitas audit, etika profesi dan pertimbangan tingkat materialitas. Pertanyaan ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
termasuk jenis tertutup dan responden cukup memberi tanda silang (X) pada
pilihan jawaban yang tersedia. Setiap jawaban tersebut telah ditentukan skornya
antara lain:
Tabel III.3
Penilaian Skor Pernyataan
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel profesionalisme auditor terdiri dari
5 item pernyataan, variabel kualitas audit terdiri dari 7 item pernyataan dan variabel
etika profesi terdiri dari 8 item pernyataan. Sedangkan variabel pertimbangan tingkat
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau tempat dimana
penelitian dilakukan secara langsung (Indriantoro dan Bambang Supeno, 1999: 65).
Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan
kepada responden.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Data sekunder adalah sumber penelitian yang diproleh secara tidak langsung melalui
media perantara (Indriantoro dan Bambang Supeno, 1999: 65). Penelitian ini
merupakan penelitian empiris maka data sekunder dalam penelitian ini diperoleh
Kuesioner tertutup adalah suatu teknik pengambilan data secara langsung dari objek
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
ditujukan kepada auditor senior maupun junior pada masing-masing KAP diberikan
5-10 kuesioner tergantung jumlah auditor. Wilayah penelitian ini meliputi Jawa
Tengah yaitu Semarag sekitar 18 KAP serta Surakarta sekitar 4 KAP. Wilayah ini
dibutuhkan jasa akuntan publik. Selain itu, wilayah ini dipilih karena berbeda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Pengumpulan Data
untuk survei, guna memudahkan proses selanjutnya maka dalam kuesioner telah
b) Editing Data
Data lapangan yang ada dalam kuesioner perlu diedit, tujuan dilakukannya
editing adalah untuk: (1) Melihat lengkap tidaknya pengisian kuesioner. (2)
c) Pengkodean Data
setelah selesai dari lapangan. Oleh karena pertanyaan bersifat tertutup maka
d) Pengolahan Data
Paling tidak ada dua hal yang perlu dilakukan ketika melakukan pengolahan
data: (1) Entry data, atau memasukkan data dalam proses tabulasi. (2)
Melakukan editing ulang terhadap data yang telah ditabulasi untuk mencegah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Analisis data diawali dengan pengujian data yaitu dengan menguji validitas dan
reabilitas data:
1. Uji Validitas
Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
betul-betul mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2005: 45). Suatu
mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Cara yang paling
banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrumen atau alat
pengukur ialah dengan mengkorelasikan skor atau nilai yang diperoleh pada masing-
Korelasi antara skor atau nilai setiap pertanyaan atau pernyataan dan skor atau
nilai total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu misalnya dengan
rumus pearson correlation. Hasil perhitungan rxy dengan taraf kesalahan 5%, jika r
xy > r tabel maka item soal tersebut valid (Arikunto, 2000: 145) dengan rumus:
r xy = N XY (X) (Y)
{N X - (X) } {N Y - (Y) }
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan:
r xy = Jumlah subyek
X = Kuadrat dari x
Y = Kuadrat dari y
2. Uji Reliabilitas
mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas
Cronbachs Alpha > 0,60 (Ghozali, 2005). Adapun rumus yang digunakan sebagai
berikut:
r 11 = [ k ] [ 1 - b ]
k 1 t
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan:
t = Varian total
k = Banyaknya butir
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji asumsi klasik antara lain: uji
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable
(Ghozali, 2005: 110). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data
Apabila nilai sign hitung > 0,05 maka data terdistribusi normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel III.4
Bentuk Transformasi Data
No Bentuk Grafik Histogram Bentuk Transformasi
1 Moderate positive skewness SQRT (x) atau akar kuadrat
2 Subtansial positive skewness LG 10 (x) atau logaritma 10 atau LN
3 Severe positive skewness dgn 1/x atau ( k x)
bentuk L
4 Substansial negative skewness LG 10 (k-x)
5 Severe negative skewness dgn 1/(k-x)
bentuk L
k = konstanta yang berasal dari setiap skor dikurangkan sehingga skor
terkecil adalah 1 (satu).
Dilihat dari bentuk grafik yang dihasilkan maka menentukan bentuk
transformasi yang harus dilakukan dengan bantuan spss. Hasilnya data akan
berdistribusi normal, dari data tersebut dapat dicari data outlier atau data yang
memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dengan observasi
lainnya. Dengan bantuan spss pula dapat ditemukan data outlier tersebut untuk
2. Uji Heterokedastisitas
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut
homoskedastisitas (Ghozali, 2005: 105). Model regresi yang baik adalah yang
3. Uji Multikolinieritas
Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi baik seharusnya tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors)
dan nilai toleransi. Jika VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi
4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara data pada suatu waktu tertentu
dengan nilai data tersebut pada waktu satu periode sebelumnya atau lebih pada
ketentuan jika 1,65 < DW < 2.35 berarti tidak terjadi masalah autokorelasi
(Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
1. Analisis Deskriptif
gambaran dari suatu fenomena yang ada (Asih, 2006). Analisis mengenai responden
lanjut. Deskriptif variabel dalam penelitian ini nantinya mengenai kisaran skor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Pengujian Hipotesis
Analisis utama yaitu pengujian hipotesis dengan bantuan SPSS 17.0 for windows
Uji t ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara parsial
konstan (Ghozali, 2005: 84). Langkah untuk pengujian ini antara lain:
a) Menentukan hipotesis
Ho : 1 = 2 = 3
Ha : 1 2 3
1) Ho diterima dan Ha ditolak yaitu apabila t hitung <t tabel atau bila nilai
signifikansi lebih dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara
2) Ho ditolak dan Ha diterima yaitu apabila t hitung >t tabel atau bila nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a) Menentukan hipotesis
Ho : 1 = 2 = 3
Ha : 1 2 3
1) Ho diterima dan Ha ditolak yaitu apabila F hitung <F tabel atau bila
signifikan.
2) Ho ditolak dan Ha diterima yaitu apabila F hitung >F tabel atau bila
Uji R ini digunakan untuk megetahui seberapa jauh kemampuan model dalam
variasi variabel dependen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Y = a + 1X1 + 2 X2 + 3 X3 +
Dimana:
Y = Materialitas
X1 = Profesionalitas audit
X2 = Kualitas Audit
X3 = Etika Profesi
a = Intercept (Konstanta)
1, 2, 3 = Koefisien regresi
= Error
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
ANALISIS DATA
Publik di wilayah Jawa Tengah. Kantor Akuntan Publik merupakan badan usaha yang
telah mendapat ijin dari Menteri Keuangan atau pejabat lain yang berwenang sebagai
wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya. KAP memiliki struktur
organisasi dimana posisi auditor dapat dibagi dalam struktur tersebut yaitu sebagai
berikut.
1. Rekan atau partner yaitu rekan pimpinan dan rekan yang menduduki jabatan
tertinggi dalam KAP. Tanggung jawab dan tugasnya secara keseluruhan terhadap
mereview program audit, mereview kertas kerja, laporan audit, dan manajemen
letter.
yunior.
4. Akuntan yunior yaitu pelaksana prosedur pemeriksaan secara rinci sesuai dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kuesioner dari Fakultas Ekonomi UNS ke Kantor Akuntan Publik di wilayah yang
dituju disertai surat ijin penelitian yang telah disahkan oleh Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi UNS. Hambatan utama dalam penelitian survei ini adalah respond rate dari
terkumpul adalah kurang lebih selama 1 (satu) bulan, dimulai dari tanggal 25 Oktober
2010 sampai 15 Desember 2010. Dari keseluruhan kuesioner yang kembali, tidak
semuanya digunakan dalam analisis. Kuesioner yang tidak memenuhi kriteria pengisian
B. ANALISIS DESKRIPTIF
yang memudahkan dalam menginterpretasikan hasil analisis lebih lanjut. Salah satu
bentuk tabel. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan responden agar dapat
penelitian ini meliputi kisaran skor jawaban responden berdasarkan data yang
dikumpulkan peneliti.
terinci pada Tabel III. 1 dan III. 2. Peneliti menyebarkan 150 kuesioner kepada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KAP yang masih aktif hanya 16 KAP yang bersedia menerima kuesioner, dan hanya 12
KAP yang mengembalikan kuesioner. Masing-masing KAP tersebut hanya mau mengisi
wilayah Surakarta dari 4 KAP yang ada, semua masih aktif sehingga sekitar 22
kuesioner saja yang kembali. Alasan bagi yang tidak mengisi atau tidak menerima
kuesioner karena bulan Nopember dan Desember ini mereka sedang sibuk dengan
Tabel IV.1
Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
sedangkan yang dapat digunakan untuk analisis sebanyak 61 kuesioner dari 150
kuesioner yang disebarkan ke kantor akuntan publik. Hal ini dikarenakan adanya
kuesioner yang tidak lengkap tersebut di atas sehingga dianggap gugur sebanyak 14
kuesioner.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Deskripsi responden terdiri dari nama, jenis kelamin, jabatan, lama bekerja di
KAP, keahlian khusus, lama menekuni keahlian khusus, rata-rata jumlah perusahaan
yang diaudit dalam setahun dan jenis perusahaan yang diaudit. Hal ini dimaksudkan
untuk dapat menggambarkan responden yang menjadi sample dari penelitian ini. Hasil
penelitian ini responden terdiri dari 40 responden atau 65,57% merupakan pria dan 21
merupakan S3.
sebanyak 8 responden atau 13,11%, senior auditor sebanyak 19 responden atau 31,15%,
Berkaitan dengan pengalaman kerja di KAP antara lain yang kurng dari 5 tahun
Responden yang memiliki keahlian khusus seperti analisis sistem dan auditing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berkaitan dengan lama menekuni keahlian khusus yaitu kurang dari 2 tahun
atau 49,18%, dan yang lebih dari 5 tahun sebanyak 14 responden atau 22,95%.
Responden yang memiliki jumlah perusahaan yang diaudit yaitu kurang dari 2
23 responden atau 37,70%, dan yang lebih dari 5 perusahaan sebanyak 30 responden
atau 49,18%.
Berkaitan dengan jenis perusahaan yang diaudit yaitu satu jenis perusahaan
sebanyak 15 responden atau 24,59%, dua jenis perusahaan sebanyak 24 responden atau
Tabel IV.2
Profil Responden
RESPONDEN TOTAL
No Keterangan Semarang Surakarta Jumlah Prosentase
Responden 42 19 61 100%
1 Jenis Kelamin:
Pria (P) 26 14 40 65,57
Wanita (W) 16 5 21 34,43
2 Jenjang Pendidikan:
D3 Ekonomi 2 1 3 4,92
S1 20 15 35 57,38
S2 18 3 21 34,43
S3 2 0 2 3,28
3 Jabatan:
Manajer 5 3 8 13,11
Senior Auditor (SA) 12 7 19 31,15
Junior Auditor (JA) 25 9 34 55,74
4 Pengalaman Kerja:
<5 th 20 10 30 49,18
5 sd 10 th 18 6 24 39,34
>10 th 4 3 7 11,48
5 Keahlian Khusus:
Analis Sistem (AS) 6 3 9 14,75
Konsultan Pajak (KP) 14 7 21 34,42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Analisis data diawali dengan pengujian data yaitu dengan menguji validitas dan
reabilitas data:
1. Uji Validitas
pengukur betul-betul mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas digunakan
untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2005: 45). Suatu
mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Cara yang paling
banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrumen atau alat
pengukur ialah dengan mengkorelasikan skor atau nilai yang diperoleh pada masing-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Korelasi antara skor atau nilai setiap pertanyaan atau pernyataan dan skor
atau nilai total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu misalnya
rumus pearson correlation. Hasil perhitungan r xy dengan taraf kesalahan 5%, jika r
Tabel IV.3
Hasil Uji Validitas untuk tiap butir pernyataan
Butir Pertanyaan P value Taraf kesalahan Status
PA1 0,000 0,05 Valid
PA2 0,000 0,05 Valid
PA3 0,000 0,05 Valid
PA4 0,000 0,05 Valid
PA5 0,000 0,05 Valid
KA1 0,000 0,05 Valid
KA2 0,000 0,05 Valid
KA3 0,000 0,05 Valid
KA4 0,000 0,05 Valid
KA5 0,000 0,05 Valid
KA6 0,000 0,05 Valid
KA7 0,000 0,05 Valid
EP1 0,000 0,05 Valid
EP2 0,000 0,05 Valid
EP3 0,000 0,05 Valid
EP4 0,000 0,05 Valid
EP5 0,000 0,05 Valid
EP6 0,000 0,05 Valid
EP7 0,000 0,05 Valid
EP8 0,001 0,05 Valid
TM1 0,012 0,05 Valid
TM2 0,048 0,05 Valid
TM3 0,000 0,05 Valid
TM4 0,012 0,05 Valid
TM5 0.001 0,05 Valid
TM6 0,011 0,05 Valid
TM7 0,002 0,05 Valid
TM8 0,000 0,05 Valid
TM9 0,000 0,05 Valid
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Uji Reliabilitas
untuk butir pernyataan yang telah dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas disajikan
Tabel IV.4
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Alpha Cronbachs Alpha Status
Profesionalisme 0,745 0,6 Reliabel
Kualitas Audit 0,667 0,6 Reliabel
Etika profesi 0,627 0,6 Reliabel
Tingkat Materialitas 0,748 0,6 Reliabel
Hasil analisis data seperti pada table IV. 4 diatas diperoleh koefisien
variabel kualitas audit, 0,627 untuk variabel etika profesi, dan 0,748 untuk tingkat
memberikan nilai Cronbachs Alpha > 0,6 atau koefisien Cronbachs Alpha tersebut
lebih besar dari nilai r tabel sehingga instrumen yang digunakan untuk mengukur
3. Uji Normalitas
program SPSS 17.0 alat ujinya adalah one-sample Kolmogorov Smirnov Test.
besar dari taraf signifikansinya 5%. Apabila signifikansi hasil uji lebih besar dari
taraf signifikansinya 5% maka data yang diuji berdistribusi normal dan sebaliknya
jika signifikansi hasil uji lebih kecil dari taraf signifikansinya 5% maka data yang
Tabel IV.5
Hasil Pengujian Normalitas
Variabel Responden Asymp.sig (2-Tailed) Status
Profesionalisme Akuntan publik(auditor) 0,133 Normal
Kualitas Audit Akuntan publik(auditor) 0,156 Normal
Etika Profesi Akuntan publik(auditor) 0,078 Normal
Tingkat Materialitas Akuntan publik(auditor) 0,169 Normal
Sumber: data primer yang diolah
Pada Tabel IV.5 diatas dapat dilihat nilai signifikansi (probabilitas) untuk
sebesar 0,156 , etika profesi sebesar 0,078, dan pertimbangan tingkat materialitas
sebesar 0,169. Nilai ini lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat
Gambar 4.1
Hasil Pengujian Asumsi Normalisitas dengan P-Plot
Variabel Dependen Pertimbangan Tingkat Materialitas
disekitar garis diagonal dan arah penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Hal
ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi
normalitas.
4. Uji Heteroskedastisitas
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut
homoskedastisitas (Ghozali, 2005: 105). Model regresi yang baik adalah yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
output SPSS 17.0 dengan nilai t tabel. Jika t hitung < t tabel maka tidak terjadi
Tabel IV.6
Hasil Pengujian Heterokedastisitas
kualitas audit, dan etika profesi masing-masing mempunyai probabilitas sebesar 0,000;
0,011; 0,000 yang nilainya diatas taraf signifikansi 0,05 sehingga dipastikan tidak
terjadi heterokedastisitas atau dengan kata lain terjadi kesamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain (homoskedastisitas). Hasil ini dapat dilihat
Gambar 4.2
Grafik Uji Heterokedastisitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 4.2 grafik scatterplot diatas tampak bahwa sebaran data tidak
membentuk pola yang jelas dan tidak membentuk pola tertentu, data penyebarannya
acak, tidak teratur sehingga dapat dikatakan semua variabel penelitian terbebas dari
masalah heterokedastisitas, dengan kata lain varians data homogen dan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
5.Uji Multikolinearitas
Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai toleransi. Jika VIF
< 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas (Ghozali,
2005: 92).
Tabel IV.7
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Variabel Toleransi VIF Status
Profesionalisme Audit 0,995 1,005 Tidak multikolinieritas
Kualitas Audit 0,952 1,051 Tidak multikolinieritas
Etika Profesi 0,955 1,047 Tidak multikolinieritas
Sumber: data primer yang diolah
Pada Tabel IV.6 diatas menunjukkan bahwa variabel profesionalisme audit, kualitas
audit, dan etika profesi masing-masing mempunyai nilai toleransinya >0,10. Hal ini
berarti bahwa tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Hasil serupa dapat
dilihat dari nilai VIF nya yang kurang dari 10 yang berarti hasilnya konsisten yaitu tidak
terjadi multikolinearitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6.Uji Autokorelasi
atau tidak, yaitu adanya hubungan diantara variabel dalam mempengaruhi variabel
dependen. Pada penelitian ini untuk mengidentifikasi masalah autokorelasi yang terjadi,
maka dalam penelitian ini pendeteksian dilakukan dengan menggunakan metode Durbin
Watson dengan ketentuan jika du < DW < 4-du berarti tidak ada autokorelasi positif
ataupun negative (Ghozali, 2005). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi.
Tabel IV.8
Hasil Pengujian Autokorelasi
b
Model Summary
Durbin-Watson
1.724
Pada Tabel IV.8 diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson (DW) adalah 1,724.
Jika DW yaitu 1,724 > DU yaitu 1,64 (table) maka tidak terjadi autokorelasi.
koefisien determinasinya (R) yang nilainya antara 0 sampai 1. Nilai yang mendekati 1
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Jika dalam suatu model terdapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
lebih dari dua variabel independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R
Pada Tabel IV.8 dibawah ini hasil analisis regresi berganda yaitu menjelaskan bahwa
koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,789 atau 78,9& dan adjusted R sebesar 0,602
atau 60,2%. Hal ini berarti variabel-variabel independen seperti profesionalisme audit,
kualitas audit, dan etika profesi memberikan hampir semua informasi sebesar 60,2%
Tabel IV.9
Model Summary Regresi
b
Model Summary
Pada Tabel IV.9, Nilai F yang dihasilkan (simultan) oleh analisis regresi berganda dari
penelitian ini yaitu nilai F sebesar 31,296 dengan signifikansi sebesar 0,000.
Tabel IV.10
ANOVA Regresi
b
ANOVA
Total 973.443 60
a. Predictors: (Constant), Etika Profesi, Prof.Audit, Klts.Audit
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b
ANOVA
Total 973.443 60
a. Predictors: (Constant), Etika Profesi, Prof.Audit, Klts.Audit
ANOVAb
Total 973.443 60
a. Predictors: (Constant), Etika Profesi, Prof.Audit, Klts.Audit
Koefisien-koefisien regresi secara parsial dapat dilihat dalam table dibawah ini.
Tabel IV. 11
Hasil Perhitungan Analisis Regresi Berganda
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 12.422 7.298 1.702 .094
Pada Tabel IV.10 diatas dapat dilihat korelasi parsial yang paling pengaruh
signifikansinya. Etika profesi menyatakan korelasi parsial paling tinggi yaitu pada
0,000 dan kualitas audit sebesar 0,420 dengan signifikansi sebesar 0,011 terhadap
tingkat materialitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Y = a + 1X1 + 2 X2 + 3 X3 +
profesionalisme audit, kualitas audit, maupun etika profesi maka tingkat materialitas
semakin rendah.
2. Pengujian Hipotesis
Tabel IV.12
Ringkasan Hasil Pengujian Regresi berganda
Variabel N. Koefisien t statistik t tabel Signifikansi
Profesionalisme Auditor 0.795 4.794 1.669 0.000
Kualitas Audit 0.420 2.640 1.669 0.011
Etika Profesi 1.068 7.204 1.669 0.000
Nilai F statistik 31.296 dengan signifikansi 0.000
Nilai F tabel 2,34 dengan taraf signifikansi 0.05
Nilai Adjustment R 0.602
N 61
Df=N-k-1 57
audit, etika profesi terhadap tingkat materialitas dengan cara membandingkan t hitung
4.794 lebih besar dari t tabel sebesar 1.669 dan nilai signifikansinya sebesar 0.000 < taraf
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
signifikansi 0.05 yang berarti bahwa Ho ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti bahwa
materialitas.
Hasil pengujian terhadap H2 adalah t hitung kualitas audit sebesar 2.640 lebih
besar dari t tabel sebesar 1.669 dan nilai signifikansinya sebesar 0.011 < taraf signifikansi
0.05 yang berarti bahwa Ho ditolak atau H2 diterima. Hal ini berarti bahwa adanya
pengaruh signifikan variabel kualitas audit secara parsial terhahap pertimbangan tingkat
materialitas. Variabel Kualitas audit memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,420
Hasil pengujian terhadap H3 adalah t hitung etika profesi sebesar 7.204 lebih
besar dari t tabel sebesar 1,669 dan nilai signifikansinya sebesar 0.000 < taraf
signifikansinya 0.05 yang berarti bahwa Ho ditolak atau H3 diterima. Hal ini berarti
bahwa adanya pengaruh signifikan variabel etika profesi secara parsial terhadap
pertimbangan tingkat materialitas. Variabel etika profesi memiliki nilai koefisien positif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Uji F ini digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh secara bersama-
membandingkan F hitung dengan F tabel. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan H4
sianifikansi sebesar 0,000 sedangkan nilai F tabel dengan (degree of freedom) df (3; 57)
adalah 2.751 pada taraf signifikansi 5% atau Taraf signifikan 0,05. P value < 0,05 =
0,000 < 0,05 untuk lebih jelasnya lihat pada Tabel IV.12. Jadi pengaruh signifikan
E.PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa profesionalisme audit,
kualitas audit, dan etika profesi mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat
materialitas baik secara parsial maupun simultan. Jika tidak memiliki variabel
independen atau variabel independennya nol maka tingkat materialitas akan semakin
rendah atau bahkan mengkasilkan tingkat materialitas buruk secara konstanta. Tingkat
audit, dan etika profesi dimana pertimbangan tingkat materialitas akan semakin
dependen dengan variabel independen adalah kuat. Adjusted R sebesar 0,602 atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kualitas audit, dan etika profesi memberikan hampir semua informasi sebesar 60,2%
60,2%=39,8) dipengaruhi faktor lain diluar model. Dari nilai ini dapat dilihat besarnya
mencapai lebih dari 50%. Berarti semakin tinggi tingkat materialitas harus diimbangi
dengan tingkat profesionalisme audit yang tinggi, kualitas audit yang tinggi, dan etika
Nilai koefisien sebesar 0,795 dengan tanda positif yang berarti bahwa
materialitas atau dapat diartikan pula setiap pertambahan nilai profesionalisme audit
satu satuan akan meningkatkan nilai pertimbangan tingkat materialitas sebesar 0,795.
Profesionalisme audit yang positif dalam penelitian ini berarti dengan profesionalisme
Nilai koefisien sebesar 0,420 dengan tanda positif yang berarti bahwa kualitas
audit mempunyai pengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas atau dapat
diartikan pula setiap pertambahan nili kualitas audit satu satuan akan meningkatkan nilai
pertimbangan tingkat materialitas sebesar 0,420. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil penelitian ini juga sejalan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
dengan penelitian Hastuti dkk (2003), bahwa profesionalisme berpengaruh secara positif
Nilai koefisien parsial sebesar 1,068 dengan tanda positif yang berarti bahwa
etika profesi mempunyai pengaruh positif yang berarti bahwa etika profesi mempunyai
pengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas atau dapat diartikan pula
setiap pertambahan nilai etika profesi satu satuan akan meningkatkan nilai
pertimbangan tingkat materialitas sebesar 1,068. Etika profesi merupakan faktor yang
menentukan dari pertimbangan tingkat materialitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Herawaty (2008), yang menunjukkan bahwa etika profesi berpengaruh positif
Koefisien sebesar 31,296 dengan tanda positif, hal ini menunjukkan bahwa
adanya pengaruh signifikan profesionalisme auditor, kualitas audit, etika profesi, secara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
A. KESIMPULAN
kualitas audit, dan etika profesi secara parsial terhadap pertimbangan tingkat
materialitas dalam penelitian ini, hal ini dapat dipahami karena jika auditor
memahami etika profesi dalam hal ini kode etik akuntan Indonesia, maka dalam
profesi.
B. KETERBATASAN
Peneliti mengakui bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1. Hambatan utama pada penelitian survei ini adalah respond rate dari responden
karena pada bulan Nopember dan Desember ini mereka sedang sibuk dengan
kuesioner.
2. Bias respon atau jawaban yang tidak serius dan tidak jujur mungkin saja
C. SARAN
faktor lain seperti pengalaman auditor, risiko audit dan independensi auditor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi IV,
Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Cristiawan, Yulius Jogi, Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik: Refleksi Hasil
Penelitian Empiris, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 4 No. 2 (Nov) Hal.
79-92, 2002.
Gusnardi, Etika Profesi Sebagai Prinsip Prinsip Moral Akuntan Publik, Jurnal Ichsan
Volume 2 No.1 Feb-April, Gorontalo, 2007.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supeno, Metode Penelitian Bisnis Edisi I, BPFE,
Yogyakarta, 1999.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Pangestuti, Eli, Persepsi Mahasiswa Akuntansi terhadap Etika Profesi Akuntan (Survey
pada FE UNS Tahun 2007), Skripsi S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta, 2008.
Prasita, Andin dan Priyo Hari Adi, Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan
Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman terhadap
Sistem Informasi, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Volume XIII No 1 Maret 2007: 54-
78, 2007.
Sakaran, Uma, Research Method for Business: A Skill Building Approach,Third Edition,
New York, John Wiley & Sons, Inc, 2000.
Suranta, Sri dan Indiana Farid Martadi, Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, dan
Karyawan Bagian Akuntansi Dipandang dari Segi Gender terhadap Etika Bisnis
dan Etika Profesi (Studi di Wilayah Surakarta), Simposium Nasional Akuntansi
IX, Padang, 2006.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KUESIONER
A. IDENTITAS RESPONDEN
dan pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X)
( ) D3 ( ) S1 ( ) S2 ( ) S3
( ) Junior auditor
( ) Senior auditor
( ) Lain-lain : .
13. Dari berbagai jenis perusahaan yang ada, sudah berapa jenis perusahaan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PROFESIONALISME AUDITOR
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Saya menggunakan segenap pengetahuan, kemampuan dan
pengalaman saya dalam melaksanakan proses pengauditan.
2 Saya memiliki organisasi dimana saya bekerja
3 Profesi eksternal auditor adalah profesi yang penting di
masyarakat.
4 Saya merencanakan dan memutuskan hasil audit saya
berdasarkan fakta yang saya temui dalam proses pemeriksaan.
5 Pemeriksaan atas laporan keuangan untuk menyatakan
pendapat tentang kewajaran laporan keuangan hanya dapat
dilakukan oleh eksternal auditor.
AUDIT
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Tugas-tugas audit dapat saya selesaikan secara tepat waktu.
2 Saya melakukan audit sesuai dengan standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
3 Komunikasi antara tim audit saya dengan manajemen klien
dilakukan selama penugasan berlangsung.
4 Pelaksanaan pemeriksaan menggunakan perencanaan (jadual)
kegiatan yang terstruktur.
5 Kualitas pekerjaan (laporan) audit yang saya buat dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
6 Pendapat yang saya berikan dalam laporan audit selalu
menggambarkan kondisi atau fakta keuangan klien yang
sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh siapapun.
7 Laporan audit yang saya buat dapat dipahami oleh klien.
PROFESI
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Akuntan harus mempertahankan nama baik profesi dengan
menjunjung tinggi etika profesi serta hukum negara tempat ia
melaksanakan pekerjaan.
2 Akuntan berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan
publik dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3 Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik,
akuntan harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya
dengan integritas setinggi mungkin.
4 Setiap akuntan harus menjaga objektifitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya.
5 Akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan.
6 Akuntan boleh menggunakan suatu pengetahuan/ informasi
yang ia peroleh dari pelaksanaan tugas profesionalnya untuk
kepentingan diri sendiri/ pihak ke-3 (selain norma profesi,
hukum/ negara).
7 Setiap akuntan harus berperilaku yang konsisten dengan
reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang
mendiskreditkan profesi.
8 Setiap akuntan harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai
dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.
No Pernyataan 1 2 3 4 5
1 Materialitas adalah suatu kosep yang vital dalam proses
pengauditan.
2 Materialitas berhubungan dengan karakteristik suatu statement,
fakta, item yang diungkapkan atau metode berekspresi yang
berpengaruh pada judgment seorang auditor.
3 Saya merasa kesulitan dalam menentukan tingkat materialitas
suatu transaksi.
4 Dalam menyusun rencana audit saya akan mempertimbangkan
risiko yang akan ditemui selama proses audit.
5 Saya akan selalu membuat perencanaan audit yang matang.
6 Materialitas menurut saya bukan sesuatu yang harus
dipermasalahkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user