menjelang kiamat. Dajal dikatakan kafir dan jahat, pembawa fitnah (ujian) terbesar dan tidak ada ujian
yang terbesar selain itu.[1][2]
Kemudian para nabi sebelum Nabi Muhammad telah pula menjelaskan tentang Dajal kepada umatnya,
hanya tidak sedetail penjelasan Muhammad, seperti Dajal adalah seorang yang pecak (buta) disalah satu
matanya.[3][4]
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Etimologi
2 Genealogi
3 Ciri fisik
4 Biografi
o 4.1 Lokasi
o 4.2 Kemunculan
o 4.3 Persinggahan
o 4.4 Dakwah
o 4.5 Pengikut
o 4.6 Kemampuan
o 4.7 Kematian
6 Lihat pula
7 Catatan kaki
8 Pranala luar
Jadi, Dajjal adalah orang yang merancukan, pendusta dan yang diberikan sesuatu yang luar biasa. Kata
tersebut termasuk bentuk mubaalaghah (melebihkan) dengan wazan(), jadi maknanya adalah
banyaknya kebohongan juga kerancuan darinya.[6] Bentuk jamaknya (), sementara Imam
Malik menjamakkannya dengan kata (), dan termasuk jama taksir.[7]
Kemudian kata Dajjal menjadi kosa kata Arab yang lazim digunakan untuk istilah "nabi palsu". Namun
istilah Ad-Dajjal, merujuk pada sosok "Penyamar" atau "Pembohong" yang muncul menjelang kiamat.
Istilahnya adalah Al-Masih Ad-Dajjal (Bahasa Arab untuk "Al Masih Palsu") adalah terjemahan dari
istilah Syria Meshiha Deghala yang telah menjadi kosa kata umum dari Timur Tengah selama lebih dari
400 tahun sebelum Al-Quran diturunkan. Penjelasan ini telah disampaikan oleh Muhammad tentang akan
adanya kedatangan Dajal dan para nabi sebelum Muhammad telah mengingatkan kepada kaumnya akan
kedatangannya.[8][9]
Ia dilahirkan di negeri Samirah, sebuah negeri kecil di Palestina, yang kemudian hari menjadi kota besar
pada masa Nabi Daud dan setelahnya.
Tertulis di antara dua mata Dajal ( Kaf-Fa-Ra artinya kafir) yang bisa dibaca oleh orang buta aksara.
[18][19]
Periwayat hadist lain mengatakan, ia terlihat masih muda, berbadan besar, agak kemerah-merahan.
Ia seorang pemuda posturnya gemuk, kulitnya kemerah-merahan, berambut keriting, matanya sebelah
kanan buta, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak (tak bersinar), wajah Dajal serupa
dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy dari Khuzaah yang hidup pada zaman Jahiliyah).[20][21]
Pada saat itu pula, di antara Muhammad dan para sahabatnya, ada seseorang yang bernama Ibnu
Shayyad, ia memiliki semua ciri khas Dajal. Umar bin Khattab pun bersumpah disamping Muhammad
bahwa Ibnu Shayyad adalah Dajal, tetapi Muhammad tidak menjawab apapun dikarenakan ia tidak
mendapatkan wahyu mengenai hal tersebut. Karena itulah Muhammad tidak menyatakan secara pasti
bahwa dia adalah Dajal atau yang lainnya, dan karena itu pula ia berkata kepada Umar, bahwa jika Ibnu
Shayyad benar Dajal, maka 'Umar tidak akan pernah bisa membunuhnya.[22]
Sebagian sahabat sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh Umar, dan bersumpah bahwasanya
Ibnu Shayyad adalah Dajal, sebagaimana diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah,[23] Ibnu Umar, dan Abu
Dzarr.
Kemudian Ibnu Shayyad mendengar apa yang telah dibicarakan orang-orang mengenainya, lalu dia
merasa sangat terluka karenanya. Kemudian ia membela diri bahwa dia bukanlah Dajal, dan berhujjah
bahwa yang dikabarkan oleh nabi tentang sifat-sifat Dajal tidak sesuai dengan keadaannya. Ibnu Shayyad
mengaku bahwa ia seorang Muslimsedangkan Dajal adalah kafir, ia memiliki keturunan, sedangkan Dajal
mandul, ia bisa memasuki kota Makkah dan Madinah, sedangkan Dajal tidak bisa.[24]
Dajal tidak disebut dalam Al Quran, tetapi terdapat dalam hadits yang menguraikan sifat-sifat Dajal, tanda
akan kedatangannya dan lain-lain. Kemudian ada pula hadits yang menjelaskan sebelum kedatangan
Dajal asli, akan datang Dajal-Dajal kecil sejumlah tiga puluh orang, yang kesemuanya mengaku sebagai
utusan Allah, memiliki "mukjizat", dan sebagainya.[25]
Pulau tersebut dikatakan dia berada di laut Syam (laut Arab), kemudian Muhammad menjelaskan kepada
para sahabatnya lebih detail lagi bahwa Dajal akan muncul dari sebelah timur.[26][27]
Dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah, disebutkan juga bahwa Dajal akan muncul di tengah-tengah
pasukan Khawarij.[32]
Ada kaum yang bersahabat dengan Dajal, dan mereka mengetahui bahwa Dajal adalah kafir, mereka
hanya berharap agar mereka mendapatkan makanan dari Dajal.[46]
Menurut hadits riwayat Imam Ahmad, ia dikatakan memiliki keledai yang bisa terbang, lebar kedua telinga
keledai itu 40 hasta.[50] Keledai putih itu memiliki kekuatan satu langkahnya sama dengan satu mil jaraknya.
Keledai tersebut memakan api dan menghembus asap, dapat terbang di atas daratan dan menyeberangi
lautan. Kecepatannya seperti awan ditiup oleh angin dan bumi berputar terasa lebih cepat ketika ia berada
diangkasa.[51]
Dajal bersama dengan para setan dari golongan jin kafir (Qarin) yang wajahnya sama persis dengan
orang-orang yang telah lama meninggal seperti orang tua, saudara, atau kerabat, kemudian jin-jin itu akan
menampakkan diri mereka kepada orang yang masih hidup. Kemudian para setan tersebut akan
mengatakan bahwa Dajal adalah Tuhan.[40][52][53][54]
Dengan kemampuan yang dimilikinya itu maka ia akan menyatakan dirinya adalah Tuhan dan akan menipu
manusia dalam berpikir. Ia mengatakan bahwa ia telah bangun dari kematian. Salah satu orang penting
akan ia bunuh dan kemudian ia akan menghidupkannya. Sesudah itu Allah akan menghidupkan apa yang
ia bunuh tersebut, setelah itu ia tidak memiliki kekuatan ini lagi.
Berdasarkan sumber lain tentang akhirat yang ditulis Anwar al-Awlaki, seorang lelaki beriman akan datang
dari Madinah, ia akan menemui Dajal, kemudian ia berdiri pada atasGunung Uhud, dan dengan beraninya
mengatakan bahwa Dajal adalah Dajal. Kemudian ia akan bertanya, "Apakah kamu percaya bahwa aku
adalah Tuhan jika aku membunuhmu dan kemudian menghidupkan kamu?" Lalu Dajal membunuh lelaki
beriman tersebut, setelah itu menghidupkannya kembali, namun lelaki itu akan berkata bahwa dia semakin
tidak percaya bahwa Dajal adalah Tuhan.
Ia datang membawa beberapa unsur alam seperti air dan api,[55] (penjelasan lain ia
membawa surga dan neraka)[56] sungai, dan gunung roti.[57] Kemudian ia sanggup mengeluarkan harta
yang terpendam dari reruntuhan, sehingga harta tersebut mengikuti Dajal seperti sekelompok lebah.[58]
Bedasarkan sebuah hadis yang menceritakan tentang Dajal. Hadis tersebut menceritakan suatu hari
pada musim kemarau, Dajal akan bertanya, "Apakah kamu menginginkan api atau air?" Jika menjawab air,
itu bermakna api yang diberikannya, Jika jawabannya api, ia akan memberi air. Kamu akan diberikan air
jika kamu mengakui Dajal adalah Tuhan dan bila kamu murtad dari agama Allah. Apabila kamu lebih
memilih api tetapi tetap berada di jalan Allah, maka kamu akan dibunuhnya.
Lud merupakan salah satu kota yang berkembang di dataran Sharon, yaitu 15 km di tenggara Tel
Aviv, Israel, konon kota Lud dahulu menjadi tempat tinggal Suku Benyamin. Kota seluas 12.226 km per
segi itu sudah muncul sejak Periode Kanaan. Temuan tembikar di daerah tersebut menunjukkan Kota Lud
telah eksis sejak 5600 hingga 5250 sebelum Masehi.
Muhammad juga mengingatkan para umatnya untuk berdoa kepada Allah untuk meminta perlindungan dari
Dajal. Doanya berbunyi, Ya, Allah aku berlindung kepadamu dari azab Jahannam, dan azab kubur, dari
fitnah hidup dan setelah mati dan dari kejelekan fitnah Masih ad-Dajjal.[62]
Kemudian Muhammad juga menekankan umatnya, jika mendengar tentang Dajal, untuk tidak
mendatanginya, karena pengaruhnya sangatlah kuat.[63]