Anda di halaman 1dari 5

SOP PENJAHITAN PERINEUM

NO DOKUMEN :

NO REVISI :
SOP
TANGGAL TERBIT :

HALAMAN :
MUHAMMAD RUSDI,
S. Si
PUSKESMAS NIP. 19720626
LB. LOMBOK 199203 1 005
1. Pengrtian Menyatukan kembali jaringan tubuh dan mencegah kehilangan darah yang tidak
perlu

2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melakukan langkah langkah penjahitan perinum
3. Prosedur A. Persiapan alat :
a. Kom DTT berisi :
- 1 pasang sarung tangan DTT / Steril
- 1 buah nald folder / pemegang jarum
- 2 jarum jahit tajam ( ukuran 9 dan 11 ) jarum kulit dan jarum
otot.
- Benang kromik dan cut gut no 2/0 atau 3/0
- Kassa steril secukupnya
- 1 buah pinset sirurgis
- Doek steril
b. Spuit 5 cc
c. Lidocain 2 ampul
d. Bethadine
e. Kom berisi kapas basah
f. Bengkok
g. Tempat sampah kering
h. Tempat sampah basah
i. Tempat cairan clorin 0.5 %
j. Lampu
B. Pelaksanaan :
1. Instruksikan asisten untuk membantu ibu mengambil posisi litotomi
sehingga bokongnya berada di tepi tempat tidur atau meja. Topang
kakinya dengan alat penopang atau minta asisten untuk memegang
kaki ibu sehingga ibu tetap berada dalam posisi litotomi.
2. Tempatkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu.
3. Atur dan tempatkan lampu sedemikian rupa sehingga perineum bisa
dilihat dengan jelas.
4. Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.
5. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau yang steril.
6. Dengan menggunakan teknik aseptik, persiapkan peralatan dan bahan-
bahan disinfeksi tingkat tinggi untuk penjahitan
7. Gunakan kain / kasa disinfeksi tingkat tinggi atau bersih untuk
menyeka vulva, vagina dan perineum ibu dengan lembut, bersihkan
darah atau bekuan darah yang ada sambil menilai dalam dan luasnya
luka.
8. Periksa vagina, serviks dan perineum secara lengkap. Masukkan jari
yang bersarung tangan ke dalam anus dengan hati-hati dan angkat jari
tersebut perlahan-lahan untuk mengidentifikasi sfingter ani. Raba
tonus atau ketegangan sfingter.
9. Ganti sarung tangan dengan sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi
atau steril yang baru setelah melakukan pemeriksaan rektum.
10. Berikan anestesia lokal
11. Siapkan jarum dan benang. Gunakan benang kromik 2-0 atau 3-0.
12. Jelaskan pada ibu apa yang akan anda lakukan dan bantu ibu merasa
santai. Beritahu ibu akan terasa nyeri dan menyengat
13. Tusukan jarum suntik pada ujung luka / robekan perineum, masukkan
jarum suntik secara subkutan sepanjang tepi luka.
14. Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap .
bila ada darah , tarik jarum sedikit dan kembali masukan. Ulangi
melakukan aspirasi
15. Suntikan anastesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah
perineum.
16. Tanpa menarik jarum suntik ke luka. Arahkan jarum suntik sepanjang
tepi luka pada mukosa vagina. Ulangi proses ini di sisi lain dari luka
tersebut.
17. Tunggu 1- 2 menit sebelum melakukan penjahitan untuk mendapatkan
hasil optimal dari anastesi lokal.
18. Tunggu selama dua menit dan biarkan anestesia tersebut bekerja dan
kemudian uji daerah yang dianestesia dengan cara dicubit dengan
forseps atau disentuh dengan jarum yang tajam. Jika ibu merasakan
jarum atau cubitan tersebut, tunggu dua menit lagi dan kemudian uji
kembali sebelum mulai menjahit luka.
19. Penjahitan laserasi pada perineum
20. Setelah memberikan anestesia lokal dan memastikan bahwa daerah
tersebut sudah di anestesi, telusuri dengan hati-hati menggunakan satu
jari untuk secara jelas menentukan batas-batas luka.
21. Nilai kedalaman luka dan lapisan jaringan mana yang terluka.
22. Untuk penjahitan robekan derajat I dan II
23. Sebagian besar robekan pada derajat I menutup secara spontan tanpa
dijahit
24. Tinjau kembali prinsip perawatan umum
25. Minta asisten memeriksa uterus dan memastikan bahwa uterus
berkontraksi
26. Setelah dipastikan tidak ada cedera pada spingter ani tindak lanjuti
dengan penjahitan
27. Dekatkan tepi laserasi untuk menentukan bagaimana cara menjahitnya
menjadi satu dengan mudah.
28. Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laserasi di
bagian dalam vagina. Setelah membuat tusukan pertama, buat ikatan
dan potong pendek benang yang lebih pendek dan ikatan.
29. Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah
cincin himen
30. Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa
vagina lalu ke bawah cincin himen sampai jarum ada di bawah
laserasi. Periksa bagian antara jarum di perineum dan bagian atas
laserasi. Perhatikan seberapa dekat jarum ke puncak luka.
31. Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada luka, menggunakan jahitan
jelujur, hingga mencapai bagian bawah laserasi. Pastikan bahwa jarak
setiap jahitan sama dan otot yang
terluka telah dijahit. Jika laserasi meluas ke dalam otot, mungkin perlu
untuk melakukan satu atau dua lapis jahitan terputus-putus untuk
menghentikan perdarahan dan/atau mendekatkan jaringan tubuh secara
efektif.

32. Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan
penjahitan, menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan
subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi jahitan lapis ke dua Periksa
lubang bekas jarum Jahitan lapis kedua ini akan meninggalkan luka
yang tetap terbuka berukuran 0,5 cm atau kurang. Luka ini akan
menutup dengan sendirinya pada saat penyembuhan luka.
33. Tusukkan jarum dan robekan perineum ke dalam vagina. Jarum harus
keluar dari belakang cincin himen.
34. Ikat benang dengan membuat simpul di dalam vagina . Potong ujung
benang dan sisakan sekitar 1,5 cm.
35. Penjahitan robekan perineum tingkat III
36. Lakukan inspeksi vagina dan perineum untuk melihat robekan
37. Jika ada robekan berdasarkan yang terlihat menutupi luka perineum ,
pasang tampon atau kassa ke dalam vagina ( sebaliknya digunakan
tampon berekor benang )
38. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang
jarum
39. Pasang benang jahit (kromik no. 2/0 ) pada mata jarum
40. Tentukan dengan jelas batas luka robekan perineum
41. Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan, di klem
dengan menggunakan klem lurus
42. Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dengan melakukan 2-3
jahitan angka 8 . Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti
melakukan jahitan pada robekan perineum tingkat II
43. Jahit rectum dengan jahitan putus putus menggunakan benang 3-0
atau 4-0 dengan jarak 0.5 cm untuk menyatukan mukosa
44. Jika spingter robek, pegang setiap ujung spingter dengan klem, jahit
spingter dengan dua atau tiga jahitan putus putus menggunakan
benang 2-0
45. Periksa anus dengan jari untuk memastikan penjahitan rektum
spingter ani, lanjutkan dengan penjahitan mukosa vagina, otot
perineum dan kulit
46. Penjahitan robekan perineum tingkat IV
47. Lakukan ispeksi vagina dan pirenium untuk melihat robekan
48. Jika ada pendaran yang terlihat menutupi jika perineum , pasang
tampon atau kasa ke dalam vagina ( sebaiknya di gunakan tampon
berekor benang )
49. Pasang jaram jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang
jarum
50. Pasang benang jahit ( kromik no 2/0 ) pada mata jarum
51. Tentukan dengan jelas batas luka robekan perineum
52. Mula mula dinding depan rectum yang robek di jahit dengan jahitan
jelujur menggunakan catgut kromik no. 2/0.
53. Jahit fasia perirectal dengan menggunakan benang yang sama,
sehingga bertemu kembali.
54. Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh robekan. Di klem dengan
menggunakan garis lurus.
55. Kemudian tautkan ujung otot sfingter aniyang terpisah oleh karena
robekan, diklem dengan menggunakan pean lurus.
56. Kemudian tautkan ujung otot sfingter ani dengan melakukan 2-3
jahitan angka 8 (figure of eight) catgut kromik no. 2/0 sehingga
bertemu kembali.
57. Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti melakukan
jahitan pada robekan perineum tingkat II.
58. Dengan perlahan masukkan jari kelingking ke dalam anus. Raba
apakah ada jahitan pada rektum. Jika ada jahitan yang teraba, ulangi
pemeriksaan rektum enam minggu pasca persalinan. Jika
penyembuhan belum sempurna (misalkan jika ada fistula rektovaginal
anjurkan ibu untuk segera control
59. Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk memastikan bahwa
tidak ada kasa atau peralatan yang tertinggal di dalam
60. Minta asisten untuk mencuci daerah genital secara lembut dengan
sabun dan air disinfeksi tingkat tinggi, kemudian keringkan. Bantu ibu
mencari posisi yang lebih nyaman.
4. UNIT KIA
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai