Anda di halaman 1dari 30

3.

Upaya Perbaikan Gizi


Status gizi masyarakat merupakan salah satu indicator yang menentukan kualitas hidup
dan produktivitas kerja suatu bangsa, angka kematian dan angka kesakitan yang cukup tinggi
pada bayi, anak balita, ibu melahirkan, remaja dewasa usia lanjut dan menurunnya daya kerja
fisik , terganggunya perkembengan mental dan kecerdasan jika ditelusuri secara mendalam
adalah akibat langsung maupun tidak langsung masalah gizi.

Tujuan :
1. Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam upaya peningkatan status gizi masyarakat
dan keluarga sadar gizi.
2. Meningkatnya status gizi yang diarahkan pada peningkatan kecerdasan produktifitas dan
prestasi kerja serta penurunan angka gizi kurang dan gizi lebih.
3. Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan swasembada
pangan.

Masalah gizi di Indonesia:


1. Kurang Kalori Protein

2. Defisiensi Vitamin A

3. Anemia Defisiensi Fe

4. GAKY (Gangguan Akibat Kurang Yodium) obesitas

Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan merupakan unsur
utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan. Kurang gizi menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan perkenmbangan fisik maupun mental, mengurangi tingkat kecerdasan,
kreatifitas dan produktifitas penduduk. Keadaan gizi lebih dapat megakibatkan kegemukan
dan obesitas yang dalam jangka waktu panjang dapat berakibat timbulnya penyakit
degeneratif.
Adanya kejadian gizi buruk yang menimpa anak balita akhir-akhir ini di Puskesmas
baloi permai menandakan perlunya ditingkatkan kegiatan penimbangan di Posyandu. Di
posyandu anak balita dapat dipantau pertumbuhan dan perkembangannya oleh petugas
kesehatan.
Dengan dicanangkannya hari buka posyandu setiap tanggal 27 setiap bulannya
diharapkan cakupan program (D/S), (N/D), (D/K), (N/S) naik. Anak balita yang tidak pernah
ke posyandu diharapkan mau dating dan menimbang diposyandu guna memantau
pertumbuhan dan perkembangan anak setiap bulannya. Sehingga bila terdapat masalah dapat
segera diatasi agar tidak berkelanjutan.
Dengan kondisi masyarakat yang cukup memprihatinkan saat ini, maka slah satu
upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas sumber daya
manusia adalah dengan upaya meningkatkan status gizi masyarakat yang juga melibatkan
seluruh sector terkait, karena masalah gizi di masyarakat bukan hanya disebabkan oleh
masalah kesehatan saja namun disebabkan pula oleh multi factor (ekonomi, social, budaya,
pendidikan, ketersediaan pangan dan lain-lain).
Oleh sebab itu perlu dilaksanakan program perbaikan gizi masyarakat dengan cara
meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan lapangan dengan memberikan
contoh-contoh makanan sehat bergizi, suplemen vitamin, protein dan mineral. Dengan
demikian diharapkan masyarakat secara mandiri mampu meningkatkan derajat kesehatan
yang optimal dengan adanya dukungan dan partisipasi baik dari masyarakat itu sendiri
maupun tokoh masyarakat sebagai bagian dari masyarakat.

Kegiatan :
1. Peningkatan pemberian ASI Eksklusif
2. Pemberian MP-ASI anak umur 6-24 bulan
3. Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil
4. Pemberian PMT pemulihan pada keluarga miskin
5. Kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan serta saat jika ditemukan masalah gizi
misalnya adanya kasus gizi buruk.
6. Pemantauan pertumbuhan berat badan balita (penimbangan balita)
7. Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan pemberdayaan usaha
perbaikan gizi keluarga/masyarakat.
8. Pemantauan penggunaan garam beryodium

Pelaksanaan kegiatan di Posyandu dilaksanakan oleh masyarakat yaitu kader-kader


kesehatan. Untuk masyarakat pada umumnya dilaksanakan secara swadaya dan swadana.
Untuk beberapa posyandu yang kurang diberikan program PMT dan pengetahuan gizi
terutama masyarakat. Dengan meingkatkan pengetahuan masyarakat maka kemampuan
masyarakat dalam upaya memperoleh status gizi yang baik pada anak balita akan lebih baik
dan meningkat baik status gizinya maupun kesehatannya.

Sasaran:

Sasaran upaya perbaikan gizi meliputi bayi, Anak balita, Ibu hamil, Ibu nifas, Wanita Usia
Subur (WUS).

Dari seluruh kegiatan tersebut, hasil yang dicapai adalah sebagai berikut:
1. Pemberian ASI Ekslusif

Angka kematian bayi dan angka kejadian kurang gizi masih tinggi di Indonesia.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulanginya, antara lain dengan cara
melaksanakan Breast Feeding. Dengan harapan para petugas kesehatan atau mereka
yang terkait memperoleh pengetahuan yang memadai, sehingga tidak ragu-ragu lagi
dalam menggalakkan penggunaan ASI di masyarakat. Lebih-lebih dengan gencarnya
promosi susu formula, maka pengetahuan tentang ASI dan laktasi harus benar-benar
dipahami. Dengan demikian kita tidak akan mudah untuk menggantikan ASI dengan
susu kaleng tanpa memperhatikan indikasi yang jelas. Bayi yang diberi susu selain
ASI mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih
besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI
(Depkes RI, 2002 : 2).

Definisi Operasional
Bayi yang mendapat ASI eksklusif : Bayi yang hanya mendapat ASI (Air Susu Ibu)
saja sejak lahir sampai 5 bulan (sebelum mencapai usia 6 bulan) di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
Di Puskesmas Botania Berdasarkan tabel profil mengenai pemberian Asi ekslusif
tahun 2012 didapatkan sebagai berikut:
1. Jumlah bayi di kelurahan Belian 1057 orang
2. Jumlah Bayi yang diberi Asi Ekslusif 385 orang (36,43%)
3. Jumlah Bayi yang tidak diberi Asi ekslusif 672 orang (63,57%)
4. Target Nasional Pemberian Asi Ekslusif 60 % ,tahun 2012 Puskesmas Botania
belum mencapai target nasional Puskesmas pemberian Asi Ekslusif kekurangan
23,57%
Responden adalah ibu yang mempunyai bayi berumur 6-12 bulan , dari kegiatan
penelitian yang diambil dari Puskesmas Botania sebagian besar kegagalan
pemberian Asi Ekslusif didukung oleh praktik pemberian susu formula dan
pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini. Disarankan, perlunya
pendekatan khusus dengan memberikan informasi pentingnya Asi Ekslusif melalui
penyuluhan secara intensif serta pendekatan ke berbagai pihak diantaranya ibu
bayi, keluarga, kader posyandu, tokoh masyarakat dan perangkat desa atau
kelurahan Botania terkait
Tabel 3.13
Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin dan Kelurahan
Puskesmas Botania Tahun 2012

UNI JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI


JUMLAH BAYI EKSKLUSIF
N T
KELURAHAN L P L+ P
O KE JUM JUM JUM
RJA L P L+P % % %
LAH LAH LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PUSKESMAS BOTANIA

1 BELIAN 550 507 1057 193 35,08 192 37,89 385 36,43

JUMLAH 550 507 1057 193 35,08 192 37,89 385 36,43

Sumber: : Data Profil PuskesmasBotania 2012

Tabel 3.13 Jumlah Bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut jenis kelamin dan
kelurahan Belian tahun 2012 di wilayah unit kerja Puskesmas Botania adalah 193
bayi laki-laki (35,08%) dan 192 bayi perempuan (37,89%) dengan jumlah total
bayi yang mendapat ASI eksklusif sebanyak 385 bayi (36,43%) dari jumlah total
bayi yang ada di wilayah kelurahan Belian yaitu 1057 bayi
2. Pemberian Makanan pendamping Asi Anak Usia 6-23 bulan pada keluarga
miskin
Pemberian MP- ASI untuk mencapai target nasional Masalah Gizi kurang
menjadi 20 %, dan gizi Buruk 5% , untuk mencapai target dilakukan
sejumlah kegiatan yang bertumpu kepada perubahan perilaku dengan cara
mewujudkan keluarga sadar gizi (kadarzi). Melalui penerapan perilaku
Kadarzi, keluarga didorong untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi sejak
lahir sampai berusia 6 bulan dan memberikan MP-ASI yang cukup dan
bermutu kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan. Pada keluarga mampu,
pemberian MP-ASI yang cukup dan bermutu relative tidak bermasalah.
Pada keluarga miskin, pendapatan yang rendah menimbulkan keterbatasan
pangan di rumah tangga yang berlanjut kepada rendahna jumlah dan mutu
MP-ASI yang diberikan kepada bayi dan anak.

Definisi Operasional:
Anak 6-23 bulan dari keluarga miskin : Bayi usia 6 11 bulan dan
anak usia 12 23 bulan dari keluarga miskin (Gakin). Kriteria keluarga
miskin ditetapkan oleh pemerintah setempat (Kab/Kota)
MP ASI (Makanan Pendamping ASI) : MP-ASI pabrikan berupa
bubuk instan untuk bayi usia 6 11 bulan dan biskuit untuk anak usia 12
23 bulan
Cakupan pemberian MP ASI pada anak 6-23 bulan Gakin : Pemberian
makanan pendamping ASI pada anak usia 6 23 Bulan dari keluarga
miskin selama 90 hari

Dari Tabel Pemberian MP-ASI Puskesmas Botania tahun 2012 didapatkan


sebagai berikut:
1. Jumlah Bayi 6-23 bulan dari keluarga miskin 687 orang
keluarga miskin
2. Jumlah Bayi 6-23 bulan 8 orang yang mendapat MP-ASi
hanya 1,17 %
3. Balita gizi buruk berjumlah 6 orang dan mendapat perawatan
6 orang (100%) tidak terdapat jumlah balita yang menderita
gizi buruk .
4. Balita BGM hanya 13 orang (1%) , Balita BGM tidak
terdapat di kelurahan Botania, mencapai target kecukupan
gizi.
5. Kelurahan Belian khususnya keluarga miskin dengan bayi 6-
23 bulan tidak memenuhi target Kadarzi pemberian MP-ASI
79 % keluarga tidak sadar gizi dari target 80 % Kadarzi.
Tabel 3.14
Pemberian Makanan Pendamping ASI Anak Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin
Puskesmas Botania Tahun 2012
ANAK 6-23 BULAN
UNIT DARI KELUARGA
NO KELURAHAN MENDAPAT MP-ASI %
KERJA MISKIN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PUSKESMAS BOTANIA

1 BELIAN 361 323 684 2 6,00 8 0,55 2 1,17

JUMLAH 361 323 684 2 6 8 0,55 2 1,17

Sumber: : Data Profil Puskesmas Botania 2012

Tabel 3.14 Pemberian Makanan Pendamping Asi anak Usia 6-23 bulan
pada keluarga Miskin di Puskesmas Botania tahun 2012 dengan jumlah anak 6-23
bulan dri keluarga miskin lebih banyak laki-laki (361 anak) dibandingkan
perempuan (323 anak) dan jumlah total laki-laki dan perempuan sebanyak 684
anak, dimana yang mendapat MP-ASI laki-laki 2 orang (0,55%) lebih sedikit
dibandingkan perempuan 6 (2%) dengan jumlah total anak laki-laki dan
perempuan yang mendapat MP-ASI adalah 8 anak (1,17%).

29 | P a g e
3.Penimbangan anak balita di posyandu setiap bulan.
Pelaksanaan penimbangan anak balita di posyandu dilaksanakan oleh
masyarakat yaitu kader-kader posyandu yang telah dilatih oleh petugas
kesehatan agar dapat mengelola dan menjalankan pelayanan di Posyandu.
Khususnya dalam penyampaian informasi mengenai kesehatan dan gizi bagi
masyarakat. Sasaran yang datang ke Posyandu pada umumnya anak balita, ibu
hamil, ibu menyusui dengan tujuan agar mendapatkan pelayanan
penimbangan balita, pelayanan KB, pelayanan imunisasi, pemberian Vitamin
A, tablet Fe dan oralit. Kader akan dibantu oleh petugas kesehatan di
Puskesmas yang akan memantau dan memberikan pelayanan kepada
maysarakat yang datang ke posyandu terutama ibu hamil dan balita. Hasil
pelaksanaan di posyandu akan dicatat kedalam format laporan bulanan
gizi(F1) tingkat kelurahan, lalu dikirim ke tingkat kecamatan(FII/LB3) yang
kemudian dilaporkan ke suku Dinas Kesehatan masyarakat dalam bentuk LB3
Gizi.
Definisi Operasional:
Balita ditimbang : Jumlah balita yang ditimbang berat badannya di
sarana pelayanan kesehatan termasuk di posyandu dan tempat penimbangan
lainnya
Berat badan naik : Jumlah balita yang pada waktu penimbangan
naik badannya (sesuai ketentuan program)
Bawah Garis Merah (BGM) : Jumlah balita yang hasil penimbangan
berat badannya berada di bawah garis merah pada kartu menuju sehat (KMS)

Berdasarkan profil data puskesmas pada tabel jumlah balita yang ditimbang
menurut jenis kelamin di kelurahan Botania sebagai berikut:
1. Jumlah Balita yang ada 5.505 orang.
2. Jumlah Balita yang ditimbang 1.837 orang (33 %).
Dengan cakupan partisipasi masyarakat (d/s) adalah jumlah balita yang
ditimbang dibagi jumlah balita yang ada di wilayah kerja posyandu
kemudian dikali 100 %.

D/S = 1.837/5.505 x 100 % =


33,37 %
30 | P a g e
D/S Puskesmas Botania pada tahun 2012 33,37 %
3.Jumlah Balita ditimbang dengan berat badan naik 556 orang (30%)
Cakupan hasil penimbangan (N/D) adalah: Rata-rata jumlah Balita yang naik
berat badannya dibagi degan jumlah balita yang ditimbang di Posyandu
kemudian dikali 100 %. Persentase N/D disini menggambarkan berapa hasil
penimbangan didaerah tersebut yang telah tercapai.

N/D = 556/1837 x 100 % = 30,27 %

Jadi cakupan N/D = 30,27 %


Target Balita yang naik berat badannya 80 % < data menunjukkan kekurangan
50 % jumlah Balita yang naik berat badannya
3. Jumlah Balita BGM tahun 2012 adalah 13 orang (1%), sedangkan jumlah
Balita dibawah garis merah mencapai target < 15 %

Tabel 3.15

31 | P a g e
Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin dan Kelurahan
Puskesmas Botania Tahun 2012
BALITA
UN DITIMBANG BB NAIK BGM
BALITA
IT KEL L+ L+
N YANG ADA L P L+P L P L P
KE URA P P
O
RJ HAN L J J J J J J J J J

A L P + M % M % M % M % M % M % M % M % M %
P L L L L L L L L L
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
PUSKESMAS

2. 2. 5.
BELI 91 92 1.8 27 27 55
1 86 63 50 32 35 33 31 30 30 9 1 4 0 13 1
AN 3 4 37 9 7 6
5 9 5
BOTANIA

2. 2. 5.
91 92 1.8 27 27 55
JUMLAH 86 63 50 32 35 33 31 30 30 9 1 4 0 13 1
3 4 37 9 7 6
5 9 5
Sumber: : Data Profil Puskesmas Botania 2012

Tabel 3.15 Jumlah Balita ditimbang menurut jenis kelamin dan


kelurahan Puskesmas Botania tahun 2012 dengan jumlah balita laki-laki
dan perempuan adalah 5.505 anak. Jumlah bayi laki-laki yang ditimbang
913 anak (32%) dan perempuan yang ditimbang 924 anak (35%) dengan
total balita laki-laki dan perempuan yang ditimbang 1.837 anak atau
sebesar 33%. Dimana 556 anak (30%) mengalami kenaikan berat badan
dan 13 anak (1%) berstatus BGM (bawah garis merah).

32 | P a g e
4. Balita Gizi Buruk mendapatkan perawatan
Pelaksanaan upaya pencegahan gizi buruk dibagi dalam tiga tahap
meliputi rencana jangka pendek untuk tanggap darurat dengan menerapkan
prosedur tatalaksana penanggulangan gizi buruk dengan melaksanakan
sistem kewaspadaan dini secara intensif melalui pelacakan kasus dan
penemuan kasus baru kemudian ditangani di puskesmas dan di rumah
sakit. Kemudian tahap pencegahan terhadap peningkatan status dengan
koordinasi lintas program dan lintas sektor, memberikan bantuan pangan,
memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Sedangakn tahap
ketiga pengobatan penyakit, penyediaan air bersih, memberikan
penyuluhan gizi dan kesehatan terutama peningkatan ASI eksklusif sejak
lahir sampai 6 bulan kemudian diberikan makanan pendamping ASI
setelah usia 6 bulan dengan meneruskan pemberian ASI sampai usia dua
tahun.

Definisi Operasional
Balita Gizi buruk mendapat perawatan : Balita dengan status gizi
menurut berat badan (BB) dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau
dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-
kwasiorkor).

Balita Gizi buruk : Balita gizi buruk yang dirawat/ditangani di sarana


pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.

Dari table 2.16 Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan
menurut jenis kelamin didapatkan sebagai berikut pada tahun 2012:
1. Jumlah Gizi Buruk sebanyak 6 orang , Laki laki 2 orang, perempuan 4
orang .
2. Jumlah Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 %.
3. Persentase jumlah balita gizi buruk ; jumlah balita gizi buruk dibagi
jumlah balita yang ada di kelurahan Botania dibagi 100 %.
Persentase Balita Gizi buruk =
(6/5.505)x 100 = 0.1 %

Jumlah Balita Gizi Buruk mencapai target Nasional sebanyak <3 %.

Tabel 3.16
Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin dan
Kelurahan
Puskesmas Botania Tahun 2012
BALITA GIZI BURUK

UNIT MENDAPAT PERAWATAN


NO KELURAHAN JUMLAH
KERJA L P L+ P
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PUSKESMAS BOTANIA

1 BELIAN 2 4 6 2 100 4 100 6 100

JUMLAH 2 4 6 2 100 4 100 6 100

Sumber: : Data Profil Puskesmas Botania 2012

Tabel 3.16 cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan menurut
jenis kelamin dan kelurahan di Puskesmas Botania tahun 2012 dengan Jumlah
balita gizi buruk laki-laki dan perempuan 6 anak yang terdiri dari 2 anak laki-laki
dan 4 anak perempuan. Dimana yang telah mendapat perawatan yaitu 6 anak atau
telah mendapat pelayan 100%.
5.Cakupan Pemberian Vitamin A pada bayi, anak Balita dan Ibu Nifas

Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas (melahirkan) memiliki manfaat penting


bagi ibu dan bayi yang disusuinya. Tambahan vitamin A melalui suplementasi
dapat meningkatkan kualitas ASI, meningkatkan daya tahan tubuh, dan dapat
meningkatkan kelangsungan hidup anak. Oleh sebab itu, pemerintah dapat
meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak dengan cara memperkuat program
vitamin A ibu nifas.

Definisi Operasional:

Cakupan Bayi mendapat kapsul Vit.A : Cakupan bayi 6-11 bln mendapat kapsul
vitamin A dosis 100 A 1 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu

Cakupan anak balita mendapat kapsul Vit.A 2 kali/tahun : Cakupan anak balita
umur 12-59 bln mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 200A 2 kali per tahun di
suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pemberian vitamin A dilaksanakan
pada bulan Februari dan Agustus.

Cakupan ibu nifas mendapat kapsul Vit.A : Cakupan pemberian vitamin A 2 kali
pada ibu bersalin saat periode nifas yaitu 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan.

Jumlah sasaran ibu nifas di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama =
Perkiraan ibu nifas di wilayah kerja yang sama dapat dihitung dengan formula:
1,05 x CBR Kabupaten/Kota x Jumlah penduduk di wilayah kerja
Tabel 3. 17 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi , Anak Balita, Dan Ibu Nifas Menurut
Jenis Kelamin Dan Kelurahan Puskesmas Botania Tahun 2012

N UNI KELURAH BAYI ANAK BALITA (1-4 TAHUN) IBU NIFAS


O T AN
KER
JA
JUMLA BAYI 6-11 BULAN JUMLA MENDAPAT VIT A J MEND
H MENDAPAT VIT A H 2X U APAT
M
L
A
H
L P L L P L V
+ + IT
P P A
L P L S % S % S % L P L S % S % S % S %
+ +
P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
1 PUS BELIAN 5 5 1 5 9 5 1 1 1 2, 2, 4 1 6 1 7 2 6 6 6
KES 5 0 0 4 9. 1 0 0 0 3 1 4 4 3. 4 0. 9 6. 9 5.
MAS 0 7 5 5 0 3 1. 5 0. 0 2 3 7 9 9 1 6 9 1, 0 2
BELI 7 7 2 8 1 8 6 3 6 5 1 4 7 2 05 9
AN 6 7

JUMLAH 5 5 1 5 9 5 1 1 1 2 2 4 1 6 1 7 2 6 10 6 6
5 0 0 4 9. 1 0 0 0 3 1 4 4 3. 4 0. 9 6. 56 9 5.
0 7 5 5 0 3 1. 5 0. 0 2 3 7 9 9 1 6 9 .8 0 2
7 7 2 8 1 8 6 3 6 5 1 4 7 2 9
6

Sumber: Data Profil Puskesmas Botania 2012

Tabel 3.17 dari Tabel Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan
Ibu Nifas Menurut Jenis kelamin Dan Kelurahan di Puskesmas Belian Kelurahan
Belian Menunjukkan Bayi Laki-laki dan perempuan berjumlah total 1057 orang
dengan bayi 6-11 bulan mendapat Vit A , Laki-laki berjumlah 545 (99,07 %),
perempuan 513 (101,2 dengan jumlah total bayi mendapat vitamin A 105,8
(100,1%) . sedangkan Anak Balita 1-4 tahun mendapat vitamin A 2 x , laki-laki
dan perempuan berjumlah 4433 orang mendapat vitamin A 2967 (66,92%) dengan
balita laki-laki 1476(63,9 %) dan balita perempuan 1491 (70,14 %). Jumlah Ibu
Nifas 1057, dan mendapat vitamin A 690 (65,29 %)
Vitamin A diberikan pada anak balita dan bayi setiap bulan Februari
dan Agustus. Vitamin A biru (100.000 IU) untuk bayi usia 6-11 bulan
sedangkan vitamin A merah (200.000 IU) untuk balita 12-59 bulan
Dari table 2.17 cakupan pemberian Vitamin A didapatkan sebagai berikut:
1. Jumlah Bayi 1057 orang , bayi mendapat vitamin A 1057 mencapai 100 %
memenuhi target jumlah bayi 6-11 bulan mendapat vitamin A sebesar 90 %
2. Jumlah Anak balita mendapatkan vitamin A sebanyak 4433 , Jumlah Balita
mendapat vitamin A adalah 2967 (66.92%), kekurangan 23,08 % . dari
target nasional 90 5 balita mendapat vitamin A.
3. Cakupan Jumlah Bayi 6-11 bulan yang mendapatkan vitamin A, Jumlah
bayi yang mendapatkan vitamin A (Februari dan Agustus) dibagi dengan
dua kali jumlah bayi yang ada didaerah tersebut kemudian dikali 100% .
Persentase distribusi vitamin A disini, menggambarkan berapa besar
distribusi vitamin A di daerah tersebut yang telah tercapai.

Cakupan pemberian Vitamin A


pada bayi 6-11 bulan = {1057/
(2x1057)} x 100 % = 50 %

Cakupan Bayi 6-11 bulan mendapatkan vitamin A sebanyak 50 %.


4. Cakupan Jumlah Balita yang mendapatkan vitamin A; Cakupan Distribusi
Vitamin A adalah : Jumlah balita yang mendapatkan vitamin A (Februari
dan Agustus) dibagi dengan dua kali jumlah balita yang ada didaerah
tersebut kemudian dikali 100% . Persentase distribusi vitamin A disini,
menggambarkan berapa besar distribusi vitamin A di daerah tersebut yang
telah tercapai.

Cakupan jumlah Balita


mendapatkan vitamin A = {2967/
(4433x2)}x 100 % = 33.46 %

Cakupan Jumlah Balita yang mendapatkan vitamin A pada tahun 2012


adalah 33,46 %.
5, Jumlah Ibu nifas yang memperoleh vitamin A 690 orang dari total ibu nifas
1057 orang, (65,29%) hamper mencapai target nasional 70 % pemberian vitamin
A ibu Nifas.

Keterangan :Seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400.000 SI atau dua


kapsul dosis tinggi @ 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera
setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan satu hari setelah pemberian kapsul
pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian.

Sebagai tambahan atau sebagai alternatif, ibu pasca melahirkan dapat


mengkonsumsi vitamin A dosis 10.000 SI setiap harinya atau 25.000 SI sekali
seminggu selama 6 bulan pertama, guna meningkatkan status vitamin A dalam
tubuhnya. Oleh karena itu, saat ini pemerintah sedang melaksanakan studi
operasional untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis 2 X
200.000 SI pada ibu nifas
6.Penyuluhan Gizi
Penyuluhan Gizi dilaksanakan di Posyandu yang dilakukan oleh petugas
kesehatan atau kader yang terlatih. Materi yang diberikan berupa: Anemia, KEP,
Vit A dan masalah-masalah gizi yang dianggap penting disesuaikan dengan
keadaan setempat.
7.Cakupan Jumlah Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet FE1 dan FE 3
Menurut kelurahan Puskesmas Botania
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan
layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa
sebab, diantaranya karena anemia. angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu
yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20%
secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada
kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena
defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil
dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada
masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi Hal ini juga
diungkapkan oleh Simanjuntak tahun 1992, bahwa sekitar 70 % ibu hamil di
Indonesia menderita anemia gizi. Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah
gizi yang paling lazim di dunia dan menjangkiti lebih dari 600 juta manusia.
Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20%
(Prawirohardjo,2002). Badan kesehatan dunia (World Health Organization/WHO)
melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi
sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia
kehamilan. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderung berlangsung di negara
yang sedang berkembang daripada negara yang sudah maju. 36% (atau sekitar
1400 juta orang) dari perkiraan populasi 3800 juta orang di negara yang sedang
berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi di negara maju
hanya sekitar 8% (atau kira-kira 100 juta orang) dari perkiraan populasi 1200 juta
orang. Di Indonesia prevalensi anemia pada kehamilan masih tinggi yaitu sekitar
40,1% (SKRT 2001). 31 orang wanita hamil pada trimester II didapati 23 (74%)
menderita anemia, dan 13 (42%) menderita kekurangan besi.

Tabel 3.18 Jumlah Ibu Hamil Yang mendapatkan Tablet FE 1 dan FE 3


Menurut Kelurahan Puskesmas Botania
Tahun 2012
NO UNIT KELURAHAN JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)
KERJA IBU HAMIL
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PUSKES BELIAN 1162 958 82.41 881 75.78
MAS
BELIAN

JUMLAH 1162 958 82.41 881 75.78

Sumber data Profil Puskesmas Botania 2012


Tabel 3.18 menunjukkan di kelurahan Belian Jumlah Ibu Hamil 1.162 orang Yang
mendapatkan tablet Fe 1 (30 Tablet berjumlah 958 Orang (82,41%), sedangkan
Tablet FE 3 (90 Tablet) berjumlah 881 orang (75,78%)

Definisi Operasional:
Pemberian Fe1 : Ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe (suplemen zat besi)
selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Pemberian Fe3 :Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi)
selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Dari Tabel Pemberian Fe 1 dan Fe 3 pada Ibu Hamil didapatkan sebagai berikut:
1. Jumlah ibu hamil 1.162 orang yang mendapatkan tablet Fe 1 958 (82,41
%) sedangkan Fe 3 881 (75,78 %). Dimana target nasional 90 % jadi
Puskesmas Botania sudah mencukupi pemberian tablet Fe pada Ibu Hamil
hanya kurang Fe 1 sebanyak 7,59% sedangkan Fe 3 14,22 %.
2. Cakupan Ibu hamil yang mendapat fe 1 (30 tablet ) sebanyak
Jumlah ibu hamil mendapat 30 tablet Fe selama periode kehamilan pada
wilayah dan kurun waktu tertentu dibagi jumlah ibu hamil pada wilayah
dan kurun waktu yang sama dikalikan 100 %.

Cakupan Fe 1: 958/1.162 x 100 %


= 82,44 %
Jadi Cakupan Fe 1 tahun 2012 Puskesmas Botania adalah 82,44 %
3. Cakupan Ibu hamil yang mendapat Fe 3 (90 tablet) sebanyak = Jumlah ibu
hamil mendapat 90 tablet fe selama periode kehamilan pada wilayah dan
kurun waktu tertentu pada wilayah dan kurun waktu yang sama dikalikan
100 % Cakupan FE 3 = (881/1162) x 100
% = 75,81 %

Cakupan Fe 3 adalah 75,81 %

8.Cakupan Bayi Berat Badan Lahir Rendah

Berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah satu
faktor utama yang berkontribusi terhadap kematian perinatal dan neonatal. Berat
badan lahir rendah (BBLR) dibedakan dalam 2 katagori yaitu: BBLR karena
premature (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena
intrauterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi cukup bulan tetapi berat kurang
untuk usianya. Banyak BBLR di negara berkembang dengan IUGR sebagai akibat
ibu dengan status gizi buruk, anemi, malaria, dan menderita penyakit menular
seksual (PMS) sebelum konsepsi atau ketika hamil, namun dari hasil survei
proporsi kematian BBLR dengan IUGR hanya 1,4%
Tabel 3.19 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin Perbulan
Puskesmas Botania Tahun 2012
N UNI BULAN JUMLAH LAHIR BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BB
O T HIDUP LR
KER
JA
L P L+ L P L+
P P
L P L+ JU % JU % JU % JU % JU % JU %
P ML ML ML ML ML ML
AH AH AH AH AH AH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 PUS JANUARI 36 38 74 36 100 38 100 74 100 0 0 0 0 0 0
KES
MA
S
BEL
IAN
2 FEBRUAR 42 35 77 42 100 35 100 77 100 0 0 0 0 0 0
I
3 MARET 23 21 44 23 100 21 100 44 100 0 0 0 0 0 0
4 APRIL 21 23 44 21 100 23 100 44 100 0 0 0 0 0 0
5 MEI 25 31 56 25 100 31 100 56 100 0 0 0 0 0 0
6 JUNI 41 36 77 41 100 36 100 77 100 0 0 0 0 0 0
7 JULI 21 35 56 21 100 35 100 56 100 2 10 1 3 3 5
8 AGUSTUS 37 30 67 37 100 30 100 67 100 1 3 1 3 2 3
9 SEPTEMB 29 22 51 29 100 22 100 51 100 1 3 2 9 3 6
ER
1 OKTOBER 32 31 63 32 100 31 100 63 100 1 3 0 0 1 2
0
1 NOVEMBE 44 24 68 44 100 24 100 68 100 0 0 0 0 0 0
1 R
1 DESEMBE 20 34 54 20 100 34 100 54 100 0 0 1 3 1 2
2 R

JUMLAH 391 394 785 371 95 360 91 731 93 5 1 5 1 10 1

Sumber Data Profil Puskesmas Botania 2012

Tabel 3.19 Bayi Berat Badan Lahir Rendah menurut jenis kelamin terbanyak pada
bulan februari dan Juni yaitu 77 orang, sedangkan terkecil pada bulan maret, april
sejumlah 44 orang. Jumlah Bayi Baru lahir ditimbang terbanyak pada bulan
februari dan juni 77 (100%) sedangkan terkecil pada bulan Maret , april sejumlah
44 (100%). Jumlah BBLR pada bulan Juli 2 orang (10 %) laki-laki, dan
perempuan BBLR pada bulan September 2 sebanyak 9 %, jadi Jumlah total BBLR
terbanyak pada bulan September 3 orang (6 %) , Jumlah total keseluruhan BBLR
adalah 10 orang dari jumlah 731 bayi baru lahir ditimbang.

Definisi Operasional
Bayi lahir ditimbang : Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera
setelah lahir
BBLR : Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang
ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir

Dari tabel BBLR Puskesmas Botania Tahun 2012 didapatkan sebagai berikut
1.Jumlah lahir hidup 785 orang dengan Jumlah Bayi Baru lahir ditimbang 731
orang (93 %)
2. Jumlah BBLR 10 (1%) terdiri dari 5 (1%) bai laki-laki, dan 5 (1 % ) bayi
perempuan
3. Persentase Jumlah BBLR mencapai target nasional perbaikan gizi menuju
Indonesia sehat sebesar 7 %, Puskesmas Botania mencapai target dengan jumlah
BBLR hanya 1 % (10 BBLR) dari 731 orang bayi ditimbang.
9. Status Gizi balita

Keadaan Gizi sangat dipengaruhi oleh beberapa factor yang saling


berhubungan . Tingkat pendidikan dan pekerjaan orang tua, pemberian ASI,
morbiditas dan status ekonomi keluarga adalah beberapa factor yang dapat
mempengaruhi status gizi balita. Wilayah kerja Puskesmas dengan penduduk yang
memiliki mata pencaharian sebagian besar sebagai pegawai negeri dengan tingkat
penghasilan yang bervariasi belum dapat menjamin status gizi balita di wilayah
puskesmas Botania, hal ini disebabkan karena banyaknya factor yang
mempengaruhi status gizi balita.
Tabel 3.20 Status Gizi Balita Menurut jenis Kelamin Perbulan puskesmas Botania Tahun 2012

N UNI KELURAHA BALITA


O T N
KE
RJA
BALITA DITIMBANG GIZI LEBIH GIZI BAIK GIZI KURANG GIZI BURUK
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JU % JU % JU % JU % JU % JU % JU % JU % JU % JU % JU % JU %
ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML
AH AH AH AH AH AH AH AH AH AH AH AH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 PU BELIAN
SK
ES
MA
S
BEL
IAN
Januari 507 504 1011 19 3.7 21 4.1 40 3.9 451 88. 454 90. 905 89. 36 7.1 28 5.5 64 6.3 1 0.2 1 0.2 2 0.20
5 7 6 95 08 52 0 6 3 0 0
Februari 1333 127 2609 48 3.6 40 3.1 88 3.3 1,18 88. 1,13 88. 2,31 88. 103 7.7 103 8.0 206 7.9 1 0.0 0 0.0 1 0.04
6 0 3 7 0 52 4 87 4 69 3 7 0 8 0
Maret 715 689 1404 30 4.2 21 3.0 51 3.6 639 89. 628 91. 1,26 90. 45 6.2 36 5.2 81 5.7 1 0.1 4 0.5 5 0.36
0 5 3 37 15 7 24 9 2 7 4 8
April 886 789 1675 31 3.5 29 3.6 60 3.5 789 89. 709 89. 1,49 89. 64 7.2 50 6.3 114 6.8 2 0.2 1 0.1 3 0.18
0 8 8 05 86 8 43 2 4 1 3 3
Mei 847 827 1674 35 4.1 28 3.3 63 3.7 764 90. 749 90. 1,51 90. 47 5.5 49 5.9 96 5.7 1 0.1 1 0.1 2 0.12
3 9 6 20 57 3 38 5 3 3 2 2
Juni 840 831 1671 31 3.6 21 2.5 52 3.11 734 87. 752 90. 1,48 88. 73 8.6 58 6.9 131 7.8 2 0.2 0 0.0 2 0.12
9 3 38 49 6 93 9 8 4 4 0
Juli 810 811 1621 39 4.8 29 3.5 68 4.1 722 89. 745 91. 1,46 90. 47 5.8 36 4.4 83 5.1 2 0.2 1 0.1 3 0.19
1 8 9 14 86 7 50 0 4 2 5 2
Agustus 1538 149 3031 44 2.8 33 2.2 77 2.5 1,39 90. 1,37 92. 2,77 91. 96 6.2 80 5.3 176 5.8 2 0.1 4 0.2 6 0.20
3 6 1 4 6 77 6 16 2 45 4 6 1 3 7
September 764 792 1556 18 2.3 20 2.5 38 2.4 689 90. 709 89. 1,39 89. 55 7.2 48 6.0 103 6.6 2 0.2 5 0.6 7 0.45
6 3 4 18 52 8 85 0 6 2 6 3
Oktober 911 916 1827 20 2.2 10 1.0 30 1.6 838 91. 858 93. 1,69 92. 50 5.4 47 5.1 97 5.3 3 0.3 1 0.1 4 0.22
0 9 4 99 67 6 83 9 3 1 3 1
November 902 923 1825 27 2.9 14 1.5 41 2.2 816 90. 854 92. 1,67 91. 55 6.1 53 5.7 108 5.9 4 0.4 7 0.7 7 0.38
9 2 5 47 52 0 51 0 4 2 4 6
Desember 913 924 1837 40 4.3 22 2.3 62 3.3 804 88. 830 89. 1,63 88. 60 6.5 68 7.3 128 6.9 9 0.9 13 1.4 13 0.71
8 8 8 06 83 4 95 7 6 7 9 1

JUMLAH 10,96 10,7 21,74 382 3.4 288 2.6 670 3.0 9,82 89. 9,79 90. 19,6 90. 731 6.6 656 6.0 1,3 6.3 30 0.2 38 0.3 55 0.25
6 75 1 8 7 8 2 57 8 93 20 24 7 9 87 8 7 5

Sumber data Profil puskesmas Botania tahun 2012


Tabel 3.20 didapatkan jumlah Balita ditimbang 21.741 orang dengan jumlah gizi
lebih 670 (3,08%) sedangkan jumlah gizi baik 19.620 (90,24%), Jumlah gizi
kurang sebanyak 1,387 (6.38%), dan Jumlah gizi buruk 55 orang (0.25%).

Definisi Operasional

Balita Gizi Lebih : status gizi menurut badan badan (BB) dan
umur (U) dengan Z-score SD 2
Balita Gizi Baik : status gizi menurut badan badan (BB) dan
umur (U) dengan -2 < Z-score SD < 2
Balita Gizi Kurang : status gizi menurut badan badan (BB) dan
umur (U) dengan -2 < Z-score SD <-3
Balita Gizi Buruk : status gizi menurut badan badan (BB) dan
umur (U) dengan Z-score SD <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,
kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor)

Dari Tabel diatas didapatkan di Puskesmas Botania tahun 2012


1. Jumlah Bayi yang ditimbang 21.741 orang dengan jumlah gizi baik 19.620
mencapai target diatas 90 % yaitu (90,24%)
2. Jumlah Gizi Kurang mencapai target nasional kurang dari 7 % yaitu 6,38
%
3. Jumlah Gizi Buruk mencapai target < 3 % yaitu 0,25%.
a. otal laki-laki dan perempuan 46.570 orang. Jumlah Kasus
Tuberkulosis paru Kasus baru lebih banyak laki-laki11, (45/100.000 penduduk)
dan perempuan 3 (13/100.000 penduduk) dengan jumlah total laki-laki dan
perempuan 14(30/100.000 penduduk). Kasus lama tercatat laki-laki 5 dan
perempuan 5 dengan jumlah total laki-laki dan perempuan 10, sedangkan kasus
baru dan lama jumlah laki-laki 16 , perempuan8 dengan total laki-laki dan
perempuan 24. Dalam prevalensi /100.000.
b.

39 | P a g e
c.
d.

55 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai