Anda di halaman 1dari 15

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN ORANG DEWASA DALAM KEGIATAN

PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI DESA CIANJUR


(Laporan Pengembangan Masyarakat)

Oleh
Kelompok 4

AnwarHanif 14140710

Danang Rezki Nugraha 1414071021

Retno Ayu Kusuma W 1414071079

Sukron Mahmud 1414071093

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pendidikan atau belajar adalah sebagai proses menjadi dirinya sendiri


(process of becoming) bukan proses untuk dibentuk (process of beings haped)
menurut kehendak orang lain, maka kegiatan belajar harus melibatkan individu
atau client dalam proses pemikiran apa yang mereka inginkan, mencari apa yang
dapat dilakukan untuk memenuhi keinginan itu, menentukan tindakan apa yang
harus dilakukan, dan merencanakan serta melakukan apa saja yang perlu
dilakukan untuk mewujudkan keputusan itu. Dapat dikatakan disini tugas
pendidik pada umumnya adalah menolong orang belajar bagaimana memikirkan
diri mereka sendiri, mengatur urusan kehidupan mereka sendiri dan
mempertimbangkan pandangan dan interest orang lain. Dengan singkat menolong
orang lain untuk berkembang dan matang. Dalam andragogi, keterlibatan orang
dewasa dalam proses belajar jauh lebih besar, sebab sejak awal harus diadakan
suatu diagnosa kebutuhan, merumuskan tujuan, dan mengevaluasi hasil belajar
serta mengimplementasikannya secara bersama-sama.
Kegiatan pendidikan baik melalui jalur formal ataupun luar nonformal
memiliki daerah dan kegiatan yang beraneka ragam. Pendidikan orang dewasa
terutama pendidikan masyarakat bersifat nonformal sebagian besar dari siswa atau
pesertanya adalah orang dewasa, atau paling tidak pemuda atau remaja. Oleh
sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan tersendiri. Dengan
menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha pembelajaran orang dewasa
dalam kerangka pembangunan atau realisasi pencapaian cita-cita pendidikan
seumur hidup dapat diperoleh dengan dukungan konsep teoritik atau penggunaan
teknologi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Salah satu masalah dalam pengertian andragogi adalah pandangannya yang
mengemukakan bahwa tujuan pendidikan itu bersifat mentransmisikan
pengetahuan. Tetapi di lain dengan perubahan yang sangat cepat seperti inovasi
dan perkembangan teknologi, perubahan sistem, budaya, ekonomi, dan
perkembangan politik. Maka pengetahuan yang diperoleh seseorang ketika remaja
akan menjadi usang ketika ia dewasa. Hal ini menuntut perubahan yang
berkelanjutan (sustainability) bagi pendidik. Oleh karena itu, untuk mengetahui
prinsip-prinsip pengajaran orang dewasa dalam kegiatan pengembangan
masyarakat di Desa Cianjur

I.2 Tujuan

Tujuan dari laporan ini adalah

1. Mengetahui pengertian dari pendidikan orang dewasa dalam kegiatan


pengembangan masyarakat.
2. Mengetahui prinsip pembelajaran orang dewasa dalam kegiatan
pengembangan masyarakat di Desa Cianjur
3. Mengetahui pentingnya prinsip pembelajaran orang dewasa dalam kegiatan
pengembangan masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Pendidikan Orang Dewasa

Pendidikan Orang dewasa atau yang dikenal dengan istilah Andragogi berasal
dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos
berarti memimpin. Dapat juga dikatakan bahwa andragogi merupakan suatu ilmu
(science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar. Sedangkan istilah
lain yang sering dipergunakan sebagai perbandingan adalah "pedagogi", yang
ditarik dari kata "paid" artinya anak dan "agogos" artinya membimbing atau
memimpin. Maka dengan demikian secara harafiah "pedagogi" berarti seni atau
pengetahuan membimbing atau memimpin atau mengajar anak (Yusnadi, 2002).
Pendidikan orang dewasa merupakan Keseluruhan proses pendidikan yang
diorganisasikan, apa pun isi, tingkatan,metodenya baik formal dan tidak, yang
melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi
dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa
oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya,
meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan
perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan
pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi dan
budaya yang seimbang dan bebas. Defenisi diatas menekankan pencapaian
perkembangan individu dan peningkatan partisipasi social (Suprijanto, 2007).

II.2 Tujuan Pembelajaran Ornag Dewasa

Tujuan dari pembelajaran orang dewasa adalah sebagai berikut:


1. Membantu pelajar mencapai suatu tingkatan kebahagiaan dan makna hidup.
2. Membantu pelajar memahami dirinya sendiri, bakatnya, keterbatasannya dan
hubungan interpersonalnya
3. Membantu mengenali dan memahami kebutuhan lifelong education.
4. Memberikan kondisi dan kesempatan untuk membantu mencapai kemajuan
proses pematangan secara spiritual, budaya, fisik, politik dan kejujuran.
5. Memberikan kemampuan melek huruf, keterampilan kejujuran dan kesehatan
bagi orang dewasa yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk belajar
(Suprijanto, 2007).
6.
7.
II.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa
8.
9. Pendidikan orang dewasa memiliki 10 Prinsip yang
membedakannya dengan jenis pendidikan yang lain. 10 Prinsip pendidikan
orang dewasa tersebut,dapat menciptakan suasana pembelajaran yang
efektif dan efisien. 10 Prinsip tersebut, yaitu:
1. Prinsip kemitraan
10. Prinsip kemitraan menjamin terjalinnya kemitraan di antara
pengajar dan pelajar. Dengan demikian pelajar tidak diperlakuan sebagai
murid tetapi sebagai mitra belaajar sehingga hubugan yang mereka bangun
bukanlah hubungan yang bersifat memerintah, tetapi hubungan yang bersifat
membantu, yaitu pengajar akan berusaha semaksimal mungkin untuk
membantu proses belajar pelajarnya.
2. Prinsip pengalaman nyata
11.Prinsip pngalaman nyata menjamin berlangsungnya kegiatan pembelajaran
pendidikan orang dewasa terjadi dalam situasi kehidupan yang nyata.
Kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa tidak berlangsung di kelas
atu situasi yang simulative, tetapi pada situasi yang sebenmarnya.
3. Prinsip kebersamaan
12. Prinsip kebersamaan menuntut digunakannya kelompok dalam
kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa untuk menjamin adanya
interaksi yang maksimal di antara peserta dengan difasilitasi pengajar.
4. Prinsip partisipasi
13. Prinsip partisipasi adalah untuk mendorong keterlibatan pelajar
secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran orang dewasa, dengan fasilitas
dari pengajar. Dalam kegiatan pembelajaran pendidikna orang dewasa semua
pesrta harus terlibat atau mengambil bagian secara aktif dari seluruh proses
pembelajarn mulai dari perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
5. Prinsip keswadayaan
14. Prinsip keswadayaan merupakan prinsip yang mendorong
kemandirian pelajar dalam upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pendidikan orang dewasa bertujuan untuk menghasilkan manusia yang
mandiri yang mampu melakukan peranan sebagai subyek atau pelaku. Untuk
itulah diperlukan prinsip keswadayaan.
6. Prinsip kesinambungan
15. Prinsip yang menjamin adanya kesimambungan dari materi yang
dipelajari sekarang dengan materi yang telah dipelajari di masa yang lalu dan
dengan materi yang akan dipelajari di waktu yang akan datang. Dengan
prinsip ini maka akan terwujud konsep pendidikan seumur hidup (life long
education) dalam pendidikan orang dewasa.
7. Prinsip manfaat
16. Prinsip manfaat menjamin bahwa apa yang dipelajari dalam
pendidikan orang dewasa adalah ssesuai dengan kebutuhan yang dirasakan
oleh pelajar. Orang dewasa akan siap untuk belajar manakala dia menyadari
adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kesadaran terhadap kebutuhan ini
mendorong timbulnya minat untuk belajar, dan karena rasa tanggung
jawabnya sebagai orang dewasa maka timbul kesiapanya untuk belajar.
8. Prinsip kesiapan
17. Prinsip kesiapan menjamin kesiapan mental maupun kesiapan fisik
dari pelajar untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran. Orang dewasa
tidak akan dapat melakukan kegiatan pembelajaran manakala dirinya belum
siap untuk melakukannya, apakah itu karena belum siap fisiknya atau belum
siap mentalnya.
9. Prinsip lokalitas
18. Prinsip lokalitas menjamin adanya materi yang dipelajari bersifat
spesifik local. Generalisasi dari hasil pembelajaran dalm pendidikan orang
dewasa akan sulit dilakukan. Hasil pendidikan orang dewasa pada umumnya
merupakan kemampuan yang spesifik yang akan dipergunakan untuk
memecahkan masalah pelajar pada tempat mereka masing-masing, pada saat
sekarang juga. Kemampuan tersebut tidak dapat diberlakukan secara umum
menjadi suatu teori, dalil, atau prinsip yang dapat diterapkan dimana saja, dan
kapan saja. Hasil pembelajaran sakarang mungkin sudah tidak dapat lagi
dipergunakan untuk memecahkan masalah yang sama dua atau tiga tahun
mendatang. Demikian pula hasil pembelajaran tersebut tidak dapat
diaplikasikan dimana saja, tetapi harus diaplikasikan di tempat pelajar sendiri
karena hasil pembelajaran tersebut diiproses dari pengalaman-pengalaman
yang dimiliki oleh pelajar.
10. Prinsip keterpaduan
19. Prinsip keterpaduan menjamin adanya integrasi atau keterpaduan
materi pendidikan orang dewasa. Rencana pembelajaran dalam pendidikan
orang dewasa harus meng-cover materi-materi yang sifatnya terintegrasi
menjadi suatu kesatuan meteri yang utuh, tidak partial atau terpisah-pisah
(Anonim, 2015).
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
III. ISI DAN PEMBAHASAN
IV.
V.
VI. 3.1. Isi
VII. Tanggal 30-31 Agustus merupakan hari yang berbeda dari
biasanya bagi Sauyunan Perempuan Petani Binangkit (SPPB)
Kadupandak. SPPB kedatangan tamu dari lembaga Asian Community
Trust (ACT) Jepang, Mari Suzuki bersama staff Bina Desa Jakarta,
Mardiah, Affan dan John S. Kesempatan kunjungan ini tidak disia-siakan
oleh SPPB, mereka menggelar diskusi yang bertempat di anggotanya,
yakni Paguyuban Ranca Bungur, Desa Sukasari, Kadupandak. Saking
antusiasnya hampir seluruh pengurus baik dari SPPB maupun paguyuban
dari tujuh desa dab beberapa apparat desa turut hadir. Dalam dialog
tersebut, para pihak saling antusias untuk mengetahui kondisi desa, sosial
dan pertanian masing-masing.
VIII. Tujuan dari ACT adalah mendorong pembangunan sosial
dan ekonomi yang berkelanjutan di masyarakat Asia melalui dukungan
keuangan untuk komunitas lokal. Suzuki melontarkan pertanyaan seputar
kegiatan yang dilakukan di masing-masing paguyuban dan kemudian
dilanjutakan dengan menanyakan persoalan atau masalah yang dihadapi di
paguyuban dan sauyunan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut secara
bergantian dijawab oleh para pengurus sauyunan dan para anggota
paguyuban. Kegiatan diskusi ini sangat positif selain saling tukar
informasi dan pengetahuan serta juga saling memberi motivasi antara
pelaku-pelaku yang terlibat dalam prosesnya. Selain itu juga mencoba
melihat lebih dekat lagi tentang kegiatan-kegiatan lokal yang telah
paguyuban lakukan di desa mereka masing-masing. Di hari kedua kegiatan
dilanjutkan dengan mengunjungi kebun kolektif Paguyuban Cahaya Asih
di Desa Warga Asih. Mereka juga memeragakan cara
pembuatan dapros dari tepung.
IX. 3.2. Pembahasan
X. Dalam artikel diketahui prinsip-prinsip yang diterapkan yaitu:
1. Prinsip Kemitraan yaitu hubugan yang mereka bangun bukanlah hubungan
yang bersifat memerintah, tetapi hubungan yang bersifat membantu seperti
menanyakan persoalan atau masalah yang dihadapi di paguyuban dan
sauyunan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut secara bergantian dijawab oleh para
pengurus sauyunan dan para anggota paguyuban.
2. Prinsip pengalaman, yang menjamin berlangsungnya kegiatan pembelajaran
pendidikan orang dewasa terjadi dalam situasi kehidupan yang nyata. Pada
artikel ini pegiat paguyuban Cahaya Asih di Desa Warga Asih juga
memeragakan cara pembuatan dapros dari tepung beras.
3. Prinsip Kebersamaan, dalam kegiatan pembelajaran pendidikan orang dewasa
untuk menjamin adanya interaksi yang maksimal di antara peserta dengan
difasilitasi pengajar. Yaitu Dalam dialog tersebut, para pihak saling antusias
untuk mengetahui kondisi desa, sosial dan pertanian masing-masing.
4. Prinsip Partisipasi semua pesrta harus terlibat atau mengambil bagian secara
aktif dari seluruh proses pembelajarn mulai dari perencanaan,pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran.. Seperti SPPB, mereka menggelar diskusi yang
bertempat di anggotanya, yakni Paguyuban Ranca Bungur, Desa Sukasari,
Kadupandak. Saking antusiasnya hampir seluruh pengurus baik dari SPPB
maupun paguyuban dari tujuh desa dab beberapa apparat desa turut hadir.
5. Prinsip manfaat, dengan kesadaran terhadap kebutuhan ini mendorong
timbulnya minat untuk belajar, dan karena rasa tanggung jawabnya sebagai
orang dewasa maka timbul kesiapanya untuk belajar. Kegiatan diskusi ini
sangat positif selain saling tukar informasi dan pengetahuan serta juga saling
memberi motivasi antara pelaku-pelaku yang terlibat dalam prosesnya. Selain
itu juga mencoba melihat lebih dekat lagi tentang kegiatan-kegiatan lokal yang
telah paguyuban lakukan di desa mereka masing-masing.
XI.
XII.
XIII.
XIV.
XV. KESIMPULAN
XVI.
XVII.
XVIII. Adapun kesimpulan dari laporan ini:
1. Pengajaran orang dewasa adalah sebagai proses menjadi dirinya sendiri
(process of becoming) bukan proses untuk dibentuk (process of beings haped)
menurut kehendak orang lain, maka kegiatan belajar harus melibatkan
individu atau client dalam proses pemikiran apa yang mereka inginkan,
mencari apa yang dapat dilakukan untuk memenuhi keinginan itu,
menentukan tindakan apa yang harus dilakukan, dan merencanakan serta
melakukan apa saja yang perlu dilakukan untuk mewujudkan keputusan itu.
2. Terdapat 5 prinsip pembelajaran orang dewasa yang diterapkan dalam artikel
ini yaitu prinsip kemitraan, prinsip pengalaman nyata, prinsip kebersamaan,
prinsip partisipasi, dan prinsip manfaat.
3. Prinsip pengajaran orang dewasa penting diterapkan dalam rangka
mendorong terwujudnya struktur dan kultur masyarakat belajar sepanjang
hayat, sehingga setiap orang nantinya akan memiliki kualitas hidup.
XIX.
XX.
XXI.
XXII.
XXIII.
XXIV.
XXV.
XXVI.
XXVII.
XXVIII.
XXIX.
XXX. DAFTAR PUSTAKA
XXXI.
XXXII.
XXXIII.
XXXIV. Anonim. 2015. Pendidikan Orang Dewasa.
http://fanyaalfacia.blogspot.co.id/2015/04/pendidikan-orang-dewasa.html.
Diakses pada tanggal 1 November 2015
XXXV.
XXXVI. Suprijanto, 2007. Pendidikan Orang Dewasa : dari teori hingga
aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara.
XXXVII.
XXXVIII. Yusnadi. 2002. Andragogi, pendidikan orang dewasa. Medan :
Program Pascasarjana Universitas Sumatera Negeri Medan
XXXIX.
XL.
XLI.
XLII.
XLIII.
XLIV.
XLV.
XLVI.
XLVII.
XLVIII.
XLIX.
L.
LI.
LII.
LIII.
LIV.
LV.
LVI.
LVII.
LVIII.
LIX.
LX.
LXI.
LXII.
LXIII.
LXIV.
LXV. LAMPIRAN
LXVI.
LXVII.

LXVIII.

LXIX.

LXX.

LXXI.

LXXII.

LXXIII.

LXXIV.
LXXV.
LXXVI.

Anda mungkin juga menyukai