daun Xylocarpus granatum dengan 3 perlakuan (daun segar, daun kering dan
tepung daun) menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol dengan
perbandingan 1:4 selama 1 x 24 jam. Setelah itu diuapkan pelarut pada tiap
sesuai dengan pernyataan Septiana dan Ari (2012), bahwa tujuan penggunaan
nitrogen adalah untuk menghilangkan sisa pelarut agar didapat ekstrak kental.
dengan berbagai sifat kimia yang berbeda. Diperkuat oleh penelitian Zulaikah et
larva udang Artemia salina Leach. Pengujian toksisitas sendiri dilakukan sebagai
tahap awal untuk uji lanjutan, semisal uji antibakteri, uji antikanker, uji
antidiabetes dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Siqueira et al.
dari komponen sitotoksis dar ekstrak tanaman. Rata-rata rendemen ektrak Daun
30.1
30
25.13
20.27
20 16.27
12.33 13.2
11.63
% Rendemen 10.03 n-Heksan
10
4.23 Etil Asetat
Metanol
0
Bentukan Sampel
sampel ekstrak n-heksan daun segar. Nilai rendemen tertiggi berdasarkan uji
lanjut Tukey didapat oleh ekstrak metanol dengan sampel tepung daun sebesar
30,10,26g. Hal ini disebabkan ekstrak metanol tepung daun mendapatkan nilai
notasi tertinggi. Chew et al. (2011), menjelaskan bahwa rendemen hasil ekstraksi
tergantung pada beberapa faktor, yaitu metode ekstraksi yang digunakan, ukuran
partikel bahan ekstrak, kondisi dan waktu penyimpanan sampel mentah, lama
Astarina et al., (2013), metanol merupakan pelarut universal yang memiliki gugus
polar (-OH) dan gugus nonpolar (-CH3) sehingga dapat melarutkan seluruh
golongan metabolit sekunder baik bersifat polar dan nonpolar. Hasil dan
perhitungan ANOVA (Analysis of Variance) dan uji lanjut Tukey dari rendemen