Anda di halaman 1dari 66

4.

1 KONDISI WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

1 KONDISI FISIK ALAMIAH

1 ADMINISTRASI DAN GEOGRAFIS

Kabupaten Jombang merupakan salah satu wilayah administrasi di


Provinsi Jawa Timur yang memiliki luas wilayah sebsar 1.159,50 km 2 atau
2,5% dari luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, wilayah
Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat strategis, karena
terletak pada perlintasan jalur arteri primer Surabaya-Madiun-Yogjakarta.
Dilihat dari letak koordinatnya, wilayah Kabupaten Jombang terletak
pada 702048,60 704641,26 Lintang Selatan dan 11200346,57
11202721,26 Bujur Timur.

Berdasarkan tipologi wilayahnya, Kabupaten Jombang dapat


dibedakan menjadi 3 kawasan, yaitu :
a. Kawasan Utara, berada di sebelah utara Sungai Brantas, merupakan
bagian dari pegunungan kapur yang mempunyai fisiologi mendatar,
berbukit, yang meliputi wilayah Kecamatan Plandaan, Kabuh, Ploso,
Kudu, dan wilayah Kecamatan Ngusikan.
b. Kawasan Tengah, berada di sebelah selatan Sungai Brantas, sebagian
besar tanhanya cocok untuk budidaya pertanianan karena memiliki
irigasi yang cukup baik, meliputi wilayah Kecamatan Bandar Kedung
Mulyo, Perak, Gudo, Diwek, Mojoagung, Sumbito, Jogoroto,

1
Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang, dan wilayah Kecamatan
Kesamben.
c. Kawasan Selatan, berada di sebelah tenggara Kabupaten Jombang,
merupakan tanah pegunungan yang cocok untuk tanaman
perkebunan, meliputi wilayah Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno,
dan Kecamatan Wonosalam.

Secara administratif, wilayah Kabupaten Jombang terdiri dari 21


kecamatan, yang meliputi 302 desa dan 4 kelurahan, serta 1.258
dusun/lingkungan. Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten
Jombang adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bojonegoro
Sebelah Timur : Kabupaten Mojokerto
Sebelah Selatan : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk

Tabel 4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Jombang


Luas Wilayah Jumlah
Desa/ Jumlah
No Kecamatan
Km 2
% Keluraha Dusun
n
Bandar Kedung
1 32,50 2,80 11 42
Mulyo
2 Perak 29,05 2,51 13 36
3 Gudo 34,39 2,97 18 75
4 Diwek 47,70 4,11 20 100
5 Ngoro 49,86 4,30 13 82
6 Mojowarno 78,62 6,78 19 68
7 Bareng 94,27 8,13 13 50
8 Wonosalam 121,63 10,49 9 48
9 Mojoagung 60,18 5,19 18 60
10 Sumbito 47,64 4,11 21 76
11 Jogoroto 28,28 2,44 11 46
12 Peterongan 29,47 2,54 14 56
13 Jombang 36,40 3,14 20 72
14 Megaluh 28,41 2,45 13 41
15 Tembelang 32,94 2,84 15 65
16 Kesamben 51,72 4,46 14 61
17 Kudu 77,75 6,71 11 47
18 Ngusikan 43,98 3,02 11 39
19 Ploso 25,96 2,24 13 50
20 Kabuh 97,35 8,40 16 87
21 Plandaan 120,40 10,38 13 57

2
Luas Wilayah Jumlah Jumlah
No Kecamatan
Km2 % Desa/ Dusun
Jumlah 1.159,50 100,00 Keluraha
306 1.258
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

Berdasarkan data luas wilayah tersebut maka diketahui bahwa


wilayah Kecamatan Wonosalam dan Kecamatan Plandaan merupakan
kecamatan dengan luas wilayah terbesar di Kabupaten Jombang. Di
bawah ini adalah peta administrasi wilayah Kabupaten Jombang.

3
Gambar 4.1 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Jombang

4
2 KLIMATOLOGI

Sebagaimana wilayah lain di Pulau Jawa, Kabupaten Jombang


memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata 27 0C - 340C, dimana pada
wilayah pegunungannya suhu udara cukup sejuk dengan suhu 22 0C.
Wilayah Kabupaten Jombang memiliki beberapa bulan basah dengan
tingkat curah hujan yang bervariasi. Pada tahun 2015, bulan basah
terjadi pada November April, dengan curah hujan tahunan sebesar
1.261 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu
sebesar 392 mm, dengan jumlah hari hujan sebanyak 13 hari. Di bawah
ini adalah data curah hujan dan hari hujan yang terjadi di wilayah
Kabupaten Jombang.

Tabel 4.2 Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di
Kabupaten Jombang Tahun 2015
Curah Hujan Hari Hujan
No Bulan
(mm) (hari)
1 Janurari 283 11
2 Februari 392 13
3 Maret 250 12
4 April 44 11
5 Mei - 2
6 Juni - -
7 Juli - -
8 Agustus - -
9 September - -
10 Oktober - -
11 November 49 2
12 Desember 243 11
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

3 TOPOGRAFI

Berdasarkan pola relief topografinya wilayah Kabupaten Jombang


dapat dibagi menjadi 3 satuan morfologi, yaitu :

a. Bagian Selatan

Merupakan morfologi perbukitan vulkani, yang meliputi sebagian


wilayah Kecamatan Mojoagung, sebagian Kecamatan Bareng, serta
Kecamatan Wonosalam, dengan puncaknya dibeberapa gunung,
antara lain G. Gede-1 (1.629 m), G. Gentonggowok (1.942 m), G.

5
Gede-2 (1.868 m), G. Watujuwadah (1.629 m), dan G. Tambakmerang
(1.360 m).

b. Bagian Tengah

Merupakan morfologi dataran aluvial. Satuan ini menempati sebagian


besar wilayah Kabupaten Jombang, yang dicirikan dengan topografi
datar, dengan levasi 21-100 m dan kemiringan lahan 0-20%, dimana
terdapat aliran sungai besar yang permanen (perenial) seperti Sungai
Brantas beserta anak-anak sungainya. Kawasan ini telah berkembang
sebagai permukiman dan perkotaan yang pesat, terbentuk tanah-
tanah yang tebal dan subur, serta terdapat lahan pertanian beririgasi
teknis.

c. Bagian Utara

Merupakan perbukitan struktural lipatan. Satuan ini menempati


sebagian wilayah Kecamatan Kabuh, Kecamatan Ngusikan,
Kecamatan Kudu, dan Kecamatan Plandaan. Satuan morfologi ini
dicirikan oleh adanya pola kontur yang kasar, dengan kemiringan
lereng 16-40%. Pola kontur yang tidak teratur, karena pengaruh
proses erosi dan banyaknya puncak-puncak bukit rendah seperti G.
Selolanang (261 m), G. Guwo (231 m), G. Wadon (220 m), G. Resek
(164 m), dan G. Pucangan (168 m).

Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang terdiri dari dataran


rendah, yaitu 95% wilayahnya memiliki ketinggian <500 m, sementara
4,38% memiliki ketinggian 500-700 m, dan 0,62% wilayah memiliki
ketinggian >700 m. Luas wilayah kecamatan di Kabupaten Jombang
menurut ketinggian tempatnya secara terperinci dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut ini.

Tabel 4.3 Luas Wilayah Tiap Kecamatan Menurut Menurut Ketinggian


Luas Wilayah Menurut Ketingian
Ibukota
(km2)
No Kecamatan Kecamat
500-
an (m) <500 m >700 m Total
700 m
Bandar Kedung
1 35 32,50 - - 32,50
Mulyo
2 Perak 36 29,05 - - 29,05
3 Gudo 36 34,39 - - 34,39

6
Luas Wilayah Menurut Ketingian
Ibukota
(km2)
No Kecamatan Kecamat
500-
an (m) <500 m >700 m Total
700 m
4 Diwek 35 47,70 - - 47,70
5 Ngoro 41 49,86 - - 49,86
6 Mojowarno 41 78,62 - - 78,62
7 Bareng 63 94,27 - - 94,27
8 Wonosalam 459 63,65 50,76 7,22 121,63
9 Mojoagung 62 60,18 - - 60,18
10 Sumbito 38 47,64 - - 47,64
11 Jogoroto 43 28,28 - - 28,28
12 Peterongan 42 29,47 - - 29,47
13 Jombang 41 36,40 - - 36,40
14 Megaluh 38 28,41 - - 28,41
15 Tembelang 41 32,94 - - 32,94
16 Kesamben 34 51,72 - - 51,72
17 Kudu 39 77,75 - - 77,75
18 Ngusikan 42 43,98 - - 43,98
19 Ploso 38 25,96 - - 25,96
20 Kabuh 66 97,35 - - 97,35
21 Plandaan 58 120,40 - - 120,40
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

Secara morfometri, wilayah Kabupaten Jombang dapat dibagi


menjadi 4 kelas kemiringan lereng, yaitu :
1. Kelas kemiringan 0-2%, meliputi seluruh wilayah kecamatan di
Kabupaten Jombang, kecuali Kecamatan Wonosalam, Kudu, dan
Ngusikan.
2. Kelas kemiringan 2-15%, meliputi sebagian wilayah Kecamatan
Mojowarno, Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Jombang, Kudu,
Ngusikan, Kabuh, dan Kecamatan Plandaan.
3. Kelas kemiringan 15-40%, meliputi sebagian wilayah Kecamatan
Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Kudu, Ngusikan, Kabuh, dan
Kecamatan Plandaan.
4. Kelas kemiringan >40%, meliputi sebagianwilayah Kecamatan
Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Ngusikan, dan Plandaan.

Luas wilayah Kabupaten Jombang berdasarkan kemiringannya


secara terperinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Luas Wilayah Kabupaten Jombang Menurut Kemiringan


Lahan

7
Luas Persentase
No Kelas Kemiringan
(Ha) (%)
1 02% 82.452,045 71,11
2 2 15% 17.450,475 15,05
3 15 40% 10.192,005 8,79
4 >40% 5.885,475 5,05
Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016

Peta ketinggian wilayah Kabupaten Jombang secara lebih jelas


dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

8
Gambar 4.2 Peta Ketinggian Wilayah Kabupaten Jombang

9
4 GEOLOGI

A. GEOMORFOLOGI

Kabupaten Jombang memiliki struktur geologi yang bervariasi,


masing-masing jenis keadaan struktur geologi dibagi dalam 7 (tujuh)
jenis yaitu plitosen fasies gunung api, plistosen fasies sedimen,
alluvium fasies gunung api, pleistosen fasies sediemen, hasil gunung api
kwarter tua, hasil gunung api kwarter muda dan aluvium. Keseluruhan
struktur geologi diatas didominasi oleh jenis batuan dari hasil gunung
api yang mempunyai ciri serta sifat mudah lapuk dengan kecenderungan
menjadi tanah subur. Berdasarkan jenis batuan tersebut Kabupaten
Jombang termasuk endapan alluvium dan kwarter dari gunung api baik
yang berupa kerikil, pasir, tuff, maupun lempung. Batuan ini banyak
mengandung unsur hara, oleh karena itu banyak dimanfaatkan untu
lahan pertanian irigasi dan perkembangan permukiman.

Menurut Van Bemmelen, Kabupaten Jombang termasuk dalam


Zone Solo dan Zone Kendeng Ridge. Yang termasuk Zone Solo yaitu
Jombang bagian Selatan (selatan Sungai Brantas). Zone Solo merupakan
depresi yang ditumbuhi oleh vulkan-vulkan kuarter. Zone ini terdiri dari
tiga sub-zone, yaitu :
a. Sub-Zone Litar, suatu depresi yang membatasi Pegunungan Selatan
dengan vulkan-vulkan di depresi tengah.
b. Solo Sensu Stricto, yaitu bagian tengah yang diisi oleh vulkan-vulkan
kuarter.
c. Sub-Zone Ngawi, yaitu depresi yang membatasi vulkan-vulkan di depresi
tengah Pegunungan Kendeng.

Pada umumnya vulkan-vulkan kuarter telah mengalami collapse


karena tumbuh di atas sedimen yang plastis. Vulkan kuarter yang ada di
Jombang bagian selatan yaitu kompleks Anjasmoro-Arjuno-Kawi-Butak-
Welirang-Kelud. Bagian paling tua dalam kompleks ini adalah Gunung
Anjasmoro, bahkan tertua pada zone Solo. Di kaki utara vulkan ini
terbentuk Jombang Layer yang oleh Duyfjes ditaksir berumur Pleistosen
Tengah bagian akhir, tetapi Van Bemmelen menaksirnya berasal dari

10
Pleistosen Akhir karena lapisan ini menutupi Kabuh Layer yang berumur
Pleistosen Tengah.

Vulkan Anjasmoro telah pecah menjadi beberapa blok yang tidak


teratur, dan di sebelah utaranya terjadi pelipatan lemah Lapisan
Jombang di delta Brantas, membentuk Antiklin Jombang, Pojok,
Watudakon, Sekarputih, dan Kedungwaruh. Belum ada penelitian
mendalam apakah ada hubungan patahan blok Anjasmoro dengan
pelipatan yang terjadi di sebelah utaranya, tetapi sangat mungkin terjadi
hubungan mutual efek samping dari tektonik gravitasional.

Bagian tua dalam kompleks ini adalah Gunung Arjuna Tua.


Puncaknya yang semula adalah Gunung Ringgit pada sekarang ini.
Gunung Arjuna Tua dibangun di ujung selatan Geosinklin Jawa Utara yang
dasarnya berupa batuan sedimen marin neogen dan kuarter. Permukaan
sedimen pra Miosen di dasar gunung ini miring ke utara. Karena Gunung
Arjuno Tua tumbuh semakin berat maka lapisan sedimen tidak dapat
menahan beratnya sehingga akhirnya Gunung Arjuna tua mengalami
collapse, sisi utaranya meluncur ke utara dan menekan lapisan sedimen
Plio-Pleistosen di kaki utaranya dan terbentuklah antiklin Bangil-Raci.
Puncak Gunung Arjuna Tua bergeser ke utara dan menjadi lebih rendah,
yang sekarang dikenal sebagai Gunung Ringgit (2.474 m). Escarpment
dari slip-fault tadi masih nampak di Alas Ridge. Setelah Arjuna Tua
mengalami collapse, maka di atasnya tumbuh Gunung Arjuno Muda yang
sekarang (3.339 m).

Di ujung barat antklin Bangil-Raci, terbentuk vulkan kecil dan


muda Gunung Penanggungan. Gunung Kelud, Kawi, Butak dan Welirang
merupakan vulkan-vulkan muda yang terbentuk pada periode Holosen.
Vulkan-vulkan ini menutupi struktur vulkanis tua dan juga sebagian
menutupin escarpment Pegunungan Selatan.

Jombang bagian Utara (utara Sungai Brantas) termasuk dalam


Zone Kendeng Ridge. Zona Kendeng juga sering disebut Pegunungan
Kendeng dan ada pula yang menyebutnya dengan Kendeng Deep.
Pegunungan Kendeng merupakan antiklinorium berarah barat-timur.

11
Zone ini merupakan pelipatan yang makin ke timur makin membenam di
bawah delta Sungai Brantas Pada bagian utara berbatasan dengan
Depresi Randublatung, sedangkan bagian selatan bagian jajaran gunung
api (Zona Solo). Zona Kendeng merupakan kelanjutan dari Zona
Pegunungan Serayu Utara yang berkembang di Jawa Tengah. Mandala
Kendeng terbentang mulai dari Salatiga ke timur sampai ke Mojokerto
dan menunjam di bawah alluvial Sungai Brantas, kelanjutan pegunungan
ini masih dapat diikuti hingga di bawah Selat Madura.

Menurut Stille, fase pengangkatan di Kendeng terjadi dari arah


Pegunungan Serayu ke timur dengan interval sekitar satu juta tahun.
Kendeng ridge dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Kendeng Barat/awal (Ungaran-lembah transversal sebelah utara Ngawi),
daerah ini terangkat pada Pleistosen Bawah.
b. Kendeng Tengah (Utara Ngawi-Jombang), terangkat pada Pleistosen
Tengah.
c. Kendeng Timur (Jombang-mendekati Surabaya), terangkat pada
Pleistosen Akhir/Atas.

Pegunungan Kendeng ini membenam ke arah timur di bawah


endapan alluvial muda delta Sungai Brantas. Sedikit demi sedikit antiklin
bagian selatan menghilang dan akhirnya hanya antiklin di bagian utara
yang mencapai Surabaya, yaitu Kedungwaru dan Guyangan. Menurut
Van Bemmelen, pada periode Holosen, Kendeng Barat dan tengah sudah
terangkat sedang bagian timur masih mengalami penurunan. Hal ini
didasarkan pada kenampakan tanah hitam dalam sumur artesis pada
kedalaman 120 m di bawah permukaan laut, padahal tanah hitam
tersebut merupakan hasil pelapukan daratan. Maclaine Pont (1928)
mengemukakan bahwa pada abad pertengahan sampai tahun 1936
muara Sungai Brantas masih dilayari sampai ke Mojokerto. Keterangan
Maclaine tersebut memperkuat pendapat Van Bemmelen, dan
mengganggap bahwa pendapat Stille sebagai overschematiszed.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Van Bemmelen,


disimpulkan bahwa Pegunungan Kendeng telah mengalami pelipatan dan
pengangkatan sebanyak tiga kali, yaitu pelipatan yang berkaitan dengan

12
collapse yang dialami Geantiklin Jawa, vulkan-vulkan di Zone Solo, dan
pengangkatan karena dorongan magma dari dalam.

Pada periode Pleistosen Tengah, Kendeng Barat mengalami


pelipatan intensif yang sudah mulai pada periode Pleistosen Bawah
sebagai akibat tekanan dari arah selatan pada waktu Geantiklin Jawa
mengalami collapse (terbentuknya depresi tengah Jawa). Pada periode
ini Kendeng Tengah juga mengalami pelipatan yang sama, tetapi
Kendeng Timur dan dan Selat Madura terus mengalami penurunan.

Memasuki periode Pleistosen Atas terjadi lagi pelipatan secara


lokal di Kendeng Barat karena volcano-tectonic collapse yang dialami
vulkan-vulkan di zone Solo. Kendeng Timur pada masa ini juga
mengalami pelipatan lemah, demikian juga sisi selatan pulau Madura.
Periode Holosen, terjadi pengangkatan di Kendeng Barat dan Tengah
sebagai penggelombangan imigrasi dimana pengangkatan di backdeep,
sementara Kendeng Timur dan Selat Madura terus mengalami
penurunan.

13
Gambar 4.3 Peta Geologi Kabuten Jombang

14
B. STRATIGRAFI

Geologi wilayah Kabupaten Jombang secara umum tersusun atas


batuan dan endapan lumpur berumur kuarter. Struktur geologi yang
kompleks terdapat di kawasan utara Sungai Brantas, sedangkan
kawasan selatan Sungai Brantas lebih didominasi oleh hasil aktivitas
vulkanisme.

Stratigrafi wilayah Kabupaten Jombang bagian utara merupakan


bagian stratigrafi Mandala Kendeng yang umumnya terdiri dari endapan
turbidit klastik, karbonat, dan vulkaniklastik yang merupakan endapan
laut dalam, kemudian endapan laut menjadi semakin dangkal, sehingga
terbentuk endapan non laut. Urutan stratigrafi wilayah Kabupaten
Jombang dari yang tertua sampai termuda adalah (1) Formasi Kalibeng
Bawah, (2) Formasi Kalibeng Atas, (3) Formasi Pucangan, (4) Formasi
Kabuh, (5) Formasi Notopuro, (6) Endapan Vulkanik Tua, (7) Endapan
Vulkanik Muda, (8) Aluvium.

Satuan Aluvium mendominasi sebagian besar wilayah Kabupaten


Jombang, yang meliputi Kecamatan Jombang, Megaluh, Kesamben,
Diwek, Peterongan, Tembelang, Sumbito, Gudo, Jogoroto, Perak, dan
Kecamatan Bandar Kedung Mulyo. Litologi satuan ini berupa endapan
aluvial dan endapan sungai berupa material lepas dominan berukuran
lempung sampai kerikil.

C. JENIS TANAH

Struktur geologi wilayah Kabupaten Jombang yang paling luas


adalah aluvium, yang mencapai 56.042,8 Ha. Tanah tersebut bercirikan
warnanya kelabu dan bersifat subur. Tanah aluvium cocok untuk
tanaman padi, palawija, tembakau, tebu, kelapa, dan buah-buahan.
Dengan demikian sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang sangat
berpotensi untuk pengembangan lahan pertanian dan perkebunan.

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Jombang didominasi oleh


asosiasi mediteran coklat dan grumosol kelabu, kompleks adosol coklat,
andosol coklat kekuningan dan litosol, grumosol kelabu tua, aluvial

15
kelabu, dan asosiasi litosol dan mediteran merah. Adapun sebaran jenis
tanah yang mendominasi wilayah Kabupaten Jombang dapat dirinci
sebagai berikut :
1. Asosiasi mediteran coklat dan grumosol kelabu tersebar di wilayah
Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Perak, Gudo, Diwek, Mojowarno,
Bareng, Mojoagung, Sumbito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, dan
Kecamatan Ngoro.
2. Kompleks adosol coklat, andosol coklat kekuningan, dan litosol
tersebar di wilayah Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Perak, Gudi,
Diwek, Sumbito, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang,
Kesamben, Kudu, Ngusikan, Ploso, Kabuh, dan Kecamatan Plandaan.
3. Tanah grumosol kelabu tua di wilayah Kecamatan Ploso, Plandaan,
Kabuh, Kudu, dan Kecamatan Ngusikan.
4. Aluvial kelabu terletak di wilayah Kecamatan Mojowarno, Bareng, dan
Kecamatan Mojoagung.
5. Asosiasi latosol dan mediteran merah tersebar di wilayah Kecamatan
Bandar Kedung Mulyo, Perak, Jombang, Megaluh, Kudu, Ngusikan,
dan Kecamatan Plandaan.

Dilihat dari penyebarannya kelas efektif tanah di Kabupaten


Jombang sebagian besar mempunyai lahan dengan kedalaman efektif
tanah dominan lebih dari 90 cm hal ini dapat diartikan pada sebagian
besar lahan di wilayah Kabupaten Jombang baik untuk pertumbuhan
tanaman dalam arti kata akar tanaman dapat menembus kedalaman
tanah dimana akar tanaman tersebut dapat serta mampu menyerap air
dibandingkan dengan tingkat kedalaman efektif tanah yang berada
dibawah angka 90 cm. Komposisi luas lahan berdasarkan kedalaman
efektif tanah di Kab. Jombang terdiri atas 4 kelas :
a. Lebih dari 90 cm seluas 95.129,930 Ha
b. Antara 61 - 90 cm seluas 6.770,817 Ha
c. Antara 30 - 60 cm seluas 2.706,999 Ha
d. Kurang dari 30 cm seluas 11.340,254 Ha

Luas lahan pada tiap kecamatan menurut jenis tanahnya secara


terperinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

16
Tabel 4.5 Luas Jenis Tanah Menurut Kecamatan
N Luas Jenis Tanah (Ha)
Kecamatan
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bandar. Kedung Mulyo - 3.169 - 313 - - - - - - 65 -
2 Perak - 2.133 - 768 - - - - - - 58 -
3 Gudo - 2,31 - 3.667 - - - - - - - -
4 Diwek - 2,83 - 5.056 - - - - - - - -
5 Ngoro - - - 4.468 - - - - - 815 - -
6 Mojowarno - - - 4.579 - - - - - 266 - 1.404
7 Bareng - - - 1.982 - - - - - - - 4.453
8 Wonosalam - - - - - 4.109 - - - - - 906
9 Mojoagung - - - 2.083 1.299 - - - - - - 1.897
10 Sumbito - 1.635 - 2.799 361 - - - - - - -
11 Jogoroto - - - 2.861 - - - - - - - -
12 Peterongan - 2.561 - 592 - - - - - - - -
13 Jombang - 2.712 - 554 - - - 355 - - 2.557 -
14 Megaluh - 1.684 - - - - - 1.053 - - 419 -
15 Tembelang - 3.260 - - - - - 190 - - - -
16 Kesamben - 4.761 - - - - - 740 - - - -
17 Kudu 1.291 1.193 - - - - - 7 - - 367 -
18 Ngusikan 1.054 677 - - - - 1.090 - - - 1.137 -
19 Ploso 957 1.915 - - - - - - - - - -
20 Kabuh 3.530 32 - - - - - - 1.007 - - -
21 Plandaan 1.830 1.631 2.899 - - - 1.972 - 3.377 - 2.241 -
Jumlah 8.663 27.368 2.899 29.772 1.660 4.109 3.061 2.345 4.383 1.081 6.884 8.660
Sumber : Rencana Teknik Lapang Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi Tanah Kabupaten Jombang
Keterangan Jenis Tanah :
1. Grumosol kelabu tua 5. Grumosol Kelabu Tua 9. Asosiasi Aluvial Kalabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan
2. Kompleks Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan 6. Kompleks Mediteran Coklat dan Litosol 10. Grumosol Kalabu
dan Litosol 7. Regosol Coklat Keabuan 11. Asosiasi Litosol dan Mediteran Merah
3. Asosiasi Regosol dan Litosol 8. Litosol Coklat Kemerahan 12. Aluvial Kelabu
4. Asosiasi Mediteran Coklat dan Grumosol Kalabu

17
1. HIDROLOGI

13. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Jombang termasuk


dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, dimana
prosentase luasnya mencapai 99,2%, dan hanya
sebagian kecil wilayah yang masuk dalam DAS Bengawan
Solo dengan prosentase sebesar 0,8%. Luasan wilayah
DAS dan Sub DAS di wilayah Kabupaten Jombang seperti
tabel berikut.

14. Tabel 4.6 DAS dan Sub DAS di Wilayah Kabupaten


Jombang
18. P
r
o
s
e
17. L n
u t
a a
16. S s s
u e
b (
15. D D H (
A A a %
S S ) )
19. B 21. 7
20. B
r . 22. 6
e
a 9 ,
n
n 2 8
g
t 3
a 25. 1
s 24. K
4 26. 1
o
. 2
n
4 ,
t
0 4
o
2
28. M
29. 2
a 30. 2
3
r 0
.
m ,
1
o
6
y 0
6
o
32. N 33. 4 34. 3
g 3 7
o . ,
t 3 4
o
k
-
R
i
n 5
g 2
k
a
n
a
l
36. G 37. 2
u 6 38. 2
n . 2
ti 2 ,
n 0 6
g 4
40. S
o
39. B l 42. 0
e 41. 2
o ,
n 1
H 0
g il
a ir
w
a 44. L
n a
S m
45. 8 46. 0
o o
8 ,
l n
2 8
o g
a
n
48. 1
1 49. 1
5 0
47. Jumlah . 0
9 ,
5 0
0
50. Sumber : BPDAS Brantas, 2013
51.
52. Kabupaten Jombang memiliki beberapa aliran sungai.
Hampir seluruh wilayah Kabupaten Jombang masuk
dalam DAS Brantas. Sungai-sungai utama yang
melintasi wilayah Kabupaten Jombang yaitu Sungai
Brantas, Kali Konto, Kali Gunting, Kali Ngotok Ringkanal,
Kali Gudo, Kali Afvour Besuk, dan Kali Jombang yang
sebagian besar berhulu di Pegunungan Arjuno.
53. Sungai Brantas merupakan sebuah sungai yang terbesar
dan terpanjang di Jawa Timur, bahkan merupakan sungai
terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo.
Sungai Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas Kota
Batu, lalu mengalir melewati Malang, Blitar, Tulungagung,
Kediri, Jombang, Mojokerto. Di Kabupaten Mojokerto
sungai ini bercabang menjadi dua, yaitu Kali Mas yang
mengarah ke Surabaya dan Kali Porong yang mengarah
ke Porong, Kabupaten Sidoarjo. Kali Brantas mempunyai
DAS seluas 11.800 km atau dari luas Propinsi Jawa
Timur. Panjang sungai utama 320 km mengalir melingkari
sebuah gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung
Kelud. Curah hujan rata-rata mencapai 2.000 mm per-
tahun dan dari jumlah tersebut sekitar 85% jatuh pada
musim hujan. Potensi air permukaan pertahun rata-rata
12 miliar m. Potensi yang termanfaatkan sebesar 2,6-3,0
miliar m per tahun.

54. Di bawah ini adalah rincian nama dan panjang sungai,


serta debit aliran airnya yang ada di wilayah Kabupaten
Jombang.

55. Tabel 4.7 Nama, Panjang, dan Debit Sungai di


Kabupaten Jombang
59.
60.
De
58.
56. 57. Nama
Pa
Sungai 64. 65.
Ma Mi

68. 69. 70.


67. Kali
66. 44, 43 21,
Brantas
72. Kali 73. 74. 75.
71. Konto 14, 71, 2,6
Kediri
78. 79. 80.
77. Pait
76. 2,3 41, 3,0
Tengah
83. 84. 85.
82. Kali
81. 7,2 12, 1,9
Bening
59.
60.
De
58.
56. 57. Nama
Pa
Sungai 64. 65.
Ma Mi

87. Kali 88. 89. 90.


86. Sembu 10, 21, 1,6
ng
93. 94. 95.
92. Kali
91. 12, 37, 2,6
Jarak
98. 99. 100.
97. Kali
96. 12, 49, 1,2
Pakel
103. 104. 105.
102. Kali
101. 5,2 39, 1,4
Jiken
108. 109. 110.
107. Kali
106. 4,8 19, 0,8
Krisik
113. 114. 115.
111. 112. Kali
4,8 30, 0,8
Gogor
117. Kali 118. 119. 120.
116.
Benga 6,0 28, 0,8
wan
123. 124. 125.
121. 122. Kali
7,2 23, 1,4
Putih
127. Kali
128. 129. 130.
126. Catak
8,7 38, 1,3
Banten
g
132. Kali 133. 134. 135.
131.
Guntin 12, 61, 1,7
g
137. Kali 138. 139. 140.
136.
Jurang 12, 13, 1,8
Jero
142. Kali 143. 144. 145.
141.
Sumbe 6,0 7,6 0,7
r Aren
148. 149. 150.
146. 147. Kali
2,8 8,8 0,6
Pasinan
153. 154. 155.
151. 152. Kali
5,3 18, 0,9
Mengir
157. Kali 158. 159. 160.
156.
Gonda 3,8 14, 0,9
ng
161. 162. Kali 163. 164. 165.
Marmo 23, 53, 1,8
59.
60.
De
58.
56. 57. Nama
Pa
Sungai 64. 65.
Ma Mi

yo
167. Kali 168. 169. 170.
166.
Bancan 7,0 14, 0,7
g
172. Kali 173. 174. 175.
171.
Gemby 1,5 13, 0,7
ang
178. 179. 180.
176. 177. Kali
12, 47, 0,9
Kabuh
183. 184. 185.
181. 182. Kali
8,3 14, 0,6
Kulak
187. Kali 188. 189. 190.
186.
Palema 8,4 15, 0,6
n
192. Kali 193. 194. 195.
191.
Katema 10, 19, 0,7
s
198. 199. 200.
196. 197. Kali
8,0 18, 0,7
Made
202. Kali 203. 204. 205.
201.
Kromon 3,2 17, 0,7
g
208. 209. 210.
206. 207. Kali
5,5 24, 1,9
Dor
213. 214. 215.
211. 212. Kali
3,5 32, 2,4
Beng
217. Kali 218. 219. 220.
216.
Pelabu 2,5 12, 0,7
han
222. Kali
223. 224. 225.
221. Ngotok
27, 70, 4,9
Ring
Kanal
227. Kali 228. 229. 230.
226.
Jomban 4,2 29, 1,9
g
232. Kali
233. 234. 235.
231. Jomban
6,1 19, 1,7
g
Wetan
237. Kali 238. 239. 240.
236.
Jomban 8,2 13, 0,9
g Kulon
59.
60.
De
58.
56. 57. Nama
Pa
Sungai 64. 65.
Ma Mi

243. 244. 245.


241. 242. Kali
5,0 13, 0,8
Kuwik
247. Kali
Sumbe 248. 249. 250.
246.
r 1,9 6,2 0,6
Pangka
t
252. Kali 253. 254. 255.
251.
Lengka 4,0 4,8 0,6
p
258. 259. 260.
256. 257. Kali
1,0 6,2 0,7
Maling
263. 264. 265.
261. 262. Kali
8,0 6,5 0,8
Wungu
267. Kali 268. 269. 270.
266.
Seloate 5,1 23, 1,0
p
273. 274. 275.
271. 272. Kali
5,0 47, 1,9
Pancir
276. Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
277. Di wilayah Kabupaten Jombang memiliki waduk yang
difungsikan untuk menunjang kegiatan budidaya
pertanian serta untuk pencadangan air permukaan. Di
bawah ini adalah waduk yang ada di wilayah Kabupaten
Jombang.

278. Tabel 4.8 Nama, Luas, Volume dan Kemampuan


Waduk Mengairi Sawah di Kabupaten Jombang
281. 283. 285.
Lu Vol Lu
279. 280. Nama
Waduk 282. 284. 286.
(H (m3 (H

288. Kepuhr 289. 290.


291.
287. ejo I 2,0 40.
51
dan II
294. 295.
296.
292. 293. Grogol 1,9 38.
46
281. 283. 285.
Lu Vol Lu
279. 280. Nama
Waduk 282. 284. 286.
(H (m3 (H

299. 300.
298. Mangu 301.
297. 5,0 10
nan 98
304. 305.
303. Krade 306.
302. 1,5 30.
man 17
309. 310.
308. Brumb 311.
307. 1,5 30.
ung 25
314. 315.
316.
312. 313. Sempal 4,5 90.
29
319. 320.
318. Karangj 321.
317. 1,1 22.
ati 17
324. 325.
323. Karang 326.
322. 1,5 30.
pakis 22
329. 330.
331.
327. 328. Ngabar 1,2 22.
10
333. Tanjung 334. 335.
332. 336.
Wadun 1,2 25.
79
g
339. 340.
337. 341.
338. Bangsri 3,0 39.
10
344. 345.
342. 343. Pelabu 346.
3,4 73.
han 20
349. 350.
347. 348. Sidowa 351.
1,0 15.
yah 8
354. 355.
352. 356.
353. Glugu 0,4 9.6
8
359. 360.
357. 358. Grojoka 361.
5,0 23
n 781
364. 365.
362. 363. Banjard 366.
2,5 13.
owo 20
368. Sumbe 369. 370.
367. 371.
rgonda 4,0 21
150
ng
372. 373. Banjara 374. 375. 376.
281. 283. 285.
Lu Vol Lu
279. 280. Nama
Waduk 282. 284. 286.
(H (m3 (H

0,7 10.
gung 7
377. Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
378.
379. Kondisi hidrogeologi wilayah Kabupaten Jombang sangat
dipengaruhi oleh sebaran litologi, topografi dan struktur
geologi. Pembagian wilayah hidrogeologi secara umum
tercermin dari kondisi satuan-satuan morfologinya.
Kondisi topografi yang khas, dimana wilayah Kabupaten
Jombang secara umum merupakan lembah antar bukit
(intermountain basin) yang dapat digunakan sebagai
dasar perkiraan, bahwa aliran bawah tanah akan
mengalir dari perbukitan vulkan ke arah utara dan dari
perbukitan struktural ke arah selatan. Berdasarkan
kondisi geoligi dan hidrogeologinya, wilayah Kabupaten
Jombang termasuk dalam wilayah Sub Cekungan Air
Bawah Tanah Mojokerto. Sub cekungan air tanah ini
merupakan bagian dari Cekungan Air Bawah Tanah
Brantas yang sebarannya berada di wilayah Sungai
Brantas dengan luas 6.186 km2.

1. PENGGUNAAN LAHAN

380. Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Jombang secara


umum dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu lahan
pertanian sawah, lahan pertanian bukan sawah, dan
lahan bukan pertanian. Wilayah Kabupaten Jombang
memiliki lahan pertanian sawah seluas 48.635,00 Ha
atau 41,95% dari luas wilayah Kabupaten Jombang, yang
tersebar pada masing-masing tiap wilayah kecamatan,
dengan persebaran terbanyak di wilayah Kecamatan
Mojowarno. Luas lahan pertanian bukan sawah baik
tegalan atau ladang di Kabupaten Jombang tercatat
sebesar 51.679,00 Ha atau 44,57%, dimana lahan ini
paling luas berada di wilayah Kecamatan Wonosalam.
Berikut ini adalah rincian luas penggunaan lahan
menurut kecamatan di Kabupaten Jombang.

381. Tabel 4.9 Penggunaan Lahan di Kabupaten Jombang


383. K 384. Luas (Ha)
e
c
382. a 387. 388. 389. 390.
m L L L J
at
a
n
392. B
a
n
d
ar
K
e 393. 394. 395. 396.
391. d 2 3 7 3
u
n
g
M
ul
y
o
398. P
399. 400. 401. 402.
er
397. 2 3 4 2
a
k
404. G
405. 406. 407. 408.
u
403. 2 4 4 3
d
o
410. Di
411. 412. 413. 414.
w
409. 2 6 1 4
e
k
416. N
417. 418. 419. 420.
g
415. 3 8 1 4
or
o
421. 422. M 423. 424. 425. 426.
oj 3 1 2 7
o
w
383. K 384. Luas (Ha)
382. e 387. 388. 389. 390.
c L L L J
a
m
ar
n
o
428. B
ar 429. 430. 431. 432.
427. e 3 4 2 9
n
g
434. W
o
n 435. 436. 437. 438.
433. os 4 1 2 1
al
a
m
440. M
oj
o
441. 442. 443. 444.
a
439. 2 2 1 6
g
u
n
g
446. S
u 447. 448. 449. 450.
445.
m 3 8 6 4
bi
to
452. Jo
g 453. 454. 455. 456.
451.
or 1 5 5 2
ot
o
458. P
et
er
459. 460. 461. 462.
457. o
1 7 2 2
n
g
a
n
464. Jo
m
465. 466. 467. 468.
463. b
1 1 7 3
a
n
g
469. 470. M 471. 472. 473. 474.
e 1 5 4 2
383. K 384. Luas (Ha)
382. e 387. 388. 389. 390.
c L L L J
a
m
g
al
u
h
476. Te
m
b 477. 478. 479. 480.
475.
el 2 7 3 3
a
n
g
482. K
es
a 483. 484. 485. 486.
481.
m 3 8 7 5
b
e
n
488. K
489. 490. 491. 492.
487. u
1 5 9 7
d
u
494. N
g
495. 496. 497. 498.
493. us
1 2 1 3
ik
a
n
500. Pl 501. 502. 503. 504.
499.
os 2 2 2 2
o
506. K
a 507. 508. 509. 510.
505.
b 2 6 1 9
u
h
512. Pl
a
n 513. 514. 515. 516.
511.
d 2 9 5 1
a
a
n
518. Ju
519. 520. 521. 522.
m
517. 4 5 1 1
la
h
523. Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2015
524.
i. KONDISI SOSIAL EKONOMI

1. KEPENDUDUKAN

525. Kabupaten Jombang memiliki jumlah penduduk sebesar


1.240.985 jiwa yang terdiri dari 614.194 jiwa penduduk
laki-laki dan 623.791 jiwa penduduk perempuan dengan
sex rasio sebesar 99%. Dengan wilayah seluas 1.159,50
km2, kepadatan penduduk wilayah Kabupaten Jombang
sebesar 1.070 jiwa/km2. Wilayah dengan penduduk
terbanyak adalah Kecamatan Jombang (143.848 jiwa),
dan wilayah dengan penduduk paling sedikit adalah
Kecamatan Ngusikan (21.323 jiwa). Dilihat dari
kepadatannya, wilayah dengan kepadatan tertinggi
adalah Kecamatan Jombang (3.952 jiwa/km 2), sedangkan
wilayah dengan kepadatan penduduk terkecil adalah
Kecamatan Wonosalam (260 jiwa/km2). Di bawah ini
adalah rincian jumlah dan kepadatan penduduk pada tiap
wilayah kecamatan.

526. Tabel 4.10 Jumlah Penduduk Kabupaten Jombang


Menurut Kecamatan Tahun 2015
528. K 529. Jumlah
e Penduduk
531.
c (jiwa)
K
a 530.
527.
m R
535. 536. 537. 532.
a
L P J (j
t
a
n
540. 541. B 542. 543. 544. 545. 546.
a 2 2 4 1 1.
n
d
a
r
K
e
d
u
n
g
528. K 529. Jumlah 531.
e Penduduk K
c (jiwa) 530.
527.
R
a 535. 536. 537. 532.
m L P J (j
a
t
M
u
l
y
o
548. P
e 549. 550. 552.
547. r 2 2 551. 9 553.
a 5 1.
k
555. G
556. 557. 559.
u 558. 560.
554. 2 2 9
d 5 1.
o
562. D
i 563. 564. 566.
561. w 5 5 565. 1 567.
e 1 2.
k
569. N
g 570. 571. 573.
568. o 3 3 572. 9 574.
r 7 1.
o
576. M
o
j
o 577. 578. 580.
575. w 4 4 1
a
r 579. 581.
n 8 1.
o
583. B
a
584. 585. 587.
r
582. 2 2 9
e 586. 588.
n 5 5
g
589. 590. W 591. 592. 593. 594. 595.
o 1 1 3 1 2
n
o
s
a
l
528. K 529. Jumlah 531.
e Penduduk K
c (jiwa) 530.
527.
R
a 535. 536. 537. 532.
m L P J (j
a
t
a
m
597. M
o
j
o 598. 599. 601.
596. a 3 3 1
g
u 600. 602.
n 7 1.
g
604. S
u
m 605. 606. 608.
603.
b 4 4 1
i 607. 609.
t 8 1.
o
611. J
o
g
612. 613. 615.
610. o
3 3 1
r
o 614. 616.
t 6 2.
o
618. P
e
t
e
619. 620. 622.
617. r
3 3 9
o
n
g 621. 623.
a 6 2.
n
625. J
o
m 626. 627. 629.
624.
b 7 7 9
a 628. 630.
n 1 3.
g
631. 632. M 633. 634. 635. 636. 637.
e 1 1 3 9 1.
g
a
528. K 529. Jumlah 531.
e Penduduk K
c (jiwa) 530.
527.
R
a 535. 536. 537. 532.
m L P J (j
a
lt
u
h
639. T
e
m
b 640. 641. 643.
638.
e 2 2 9
l
a 642. 644.
n 5 1.
g
646. K
e
s
647. 648. 650.
645. a
3 3 9
m
b 649. 651.
e 6 1.
n
653. K
654. 655. 657.
652. u 656. 658.
1 1 9
d 2 3
u
660. N
g
u
661. 662. 664.
659. s
1 1 9
i
k 663. 665.
a 2 4
n
667. P
l 668. 669. 671.
666.
o 1 1 670. 9 672.
s 3 1.
o
674. K
a 675. 676. 678.
673.
b 1 2 677. 9 679.
u 3 4
h
680. 681. P 682. 683. 684. 685. 686.
l 1 1 3 9 2
a
n
d
528. K 529. Jumlah 531.
e Penduduk K
c (jiwa) 530.
527.
R
a 535. 536. 537. 532.
m L P J (j
a
t
a
a
n
688. J
u
689. 690. 692.
m
687. 6 6 9
l 691. 693.
a 1 1
h
694. Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
695.
696.
697.
698. Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Jombang Tahun
2015
699. Penduduk bersifat dinamis dan cenderung mengalami
perkembangan dalam tiap tahunnya. Penduduk
Kabupaten Jombang dari tahun 2011-2015 mengalami
perkembangan dengan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 0,54% per tahun atau 6.548 jiwa per tahun.
Wilayah kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk
terbesar adalah Kecamatan Jogoroto (1,17%), dimana laju
pertumbuhan penduduknya lebih tinggi daripada
Kecamatan Jombang (0,89%). Sedangkan wilayah dengan
laju pertumbuhan penduduk paling rendah adalah
Kecamatan Plandaan (0,07%). Di bawah ini adalah rincian
perkembangan jumlah penduduk tiap wilayah kecamatan
di Kabupaten Jombang pada tahun 2011-2015.

700. Tabel 4.11 Perkembangan Jumlah Penduduk


Kabupaten Jombang Menurut Kecamatan Tahun 2011-
2015
703. Jumlah Penduduk Tiap
704.
702. Tahun (jiwa)
701. Laju
Keca 708. 709. 710. 711. 712.
705.
20 20 20 20 20
(%)

715. 716. 717. 718. 719. 720.


721.
714. Bd. 43 43 43 43 44
0,34

723. 724. 725. 726. 727. 728.


729.
722. Pera 51 51 51 52 52
0,49

732. 733. 734. 735. 736.


731. 737.
730. 50 50 51 51 51
Gudo 0,29

739. 740. 741. 742. 743. 744.


745.
738. Diwe 10 10 10 10 10
0,70

747. 748. 749. 750. 751. 752.


753.
746. Ngor 69 69 69 69 70
0,31

755. 756. 757. 758. 759. 760.


761.
754. Mojo 86 86 87 87 88
0,60

763. 764. 765. 766. 767. 768.


769.
762. Bare 49 49 50 50 50
0,37

770. 771. 772. 773. 774. 775. 776. 777.


Won 30 31 31 31 31 0,61
703. Jumlah Penduduk Tiap
704.
702. Tahun (jiwa)
701. Laju
Keca 708. 709. 710. 711. 712.
705.
20 20 20 20 20
(%)

779. 780. 781. 782. 783. 784.


785.
778. Mojo 73 74 75 75 76
0,79

787. 788. 789. 790. 791. 792.


786. 793.
Sum 77 78 79 79 80
0,81

795. 796. 797. 798. 799. 800.


794. 801.
Jogor 63 64 65 66 66
1,17

803. 804. 805. 806. 807. 808.


802. 809.
Peter 64 65 65 66 66
0,84

811. 812. 813. 814. 815. 816.


810. 817.
Jomb 13 14 14 14 14
0,89

819. 820. 821. 822. 823. 824.


818. 825.
Meg 36 36 37 37 37
0,39

827. 828. 829. 830. 831. 832.


826. 833.
Temb 49 49 50 50 50
0,44

835. 836. 837. 838. 839. 840.


834. 841.
Kesa 60 60 61 61 61
0,40

844. 845. 846. 847. 848.


842. 843. 849.
28 28 28 28 28
Kudu 0,16

851. 852. 853. 854. 855. 856.


850. 857.
Ngus 21 21 21 21 21
0,32

860. 861. 862. 863. 864.


858. 859. 865.
39 39 39 39 39
Ploso 0,31

867. 868. 869. 870. 871. 872.


866. 873.
Kabu 39 39 39 39 39
0,20

875. 876. 877. 878. 879. 880.


874. 881.
Plan 35 35 35 35 35
0,07

883. 884. 885. 886. 887. 888.


889.
882. Juml 1. 1. 1. 1. 1.
0,54
890. Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
891.
892.

893. Gambar 4.5 Grafik Perkembangan Penduduk Kabupaten


Jombang Tahun 2011-2015
894.
895.
896.

897. Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Laju Pertumbuhan


Penduduk Tiap Kecamatan Di Kabupaten Jombang
1. TENAGA KERJA

898. Dengan jumlah penduduk sebesar 1.240.985 jiwa,


Kabupaten Jombang memiliki penduduk usia kerja
sebanyak 941.171 jiwa yang terdiri dari 463.487 jiwa
penduduk laki-laki dan 477.684 jiwa penduduk
perempuan. Jumlah angkatan kerja Kabupaten Jombang
pada tahun 2015 tercatat sebanyak 647.442 jiwa yang
terdiri dari 392.009 jiwa penduduk laki-laki dan 255.343
jiwa penduduk perempuan. Perbandingan antara
angkatan kerja dan penduduk usia kerja menggambarkan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), sehingga TPAK
Kabupaten Jombang pada tahun 2015 sebesar 68,79%.
Jumlah penduduk yang bukan angkatan kerja di
Kabupaten Jombang sebesar 293.729 jiwa baik yang
mengurus rumah tangga, sekolah, atau lainnya, dengan
komposisi sebanyak 71.388 jiwa penduduk laki-laki dan
222.341 jiwa penduduk perempuan.

899. Dari 647.442 jiwa angkatan kerja, 607.856 jiwa telah


bekerja di berbagai sektor perekonomian, dimana
komposisinya terdiri dari 368.421 jiwa penduduk laki-laki
dan 239.435 jiwa penduduk perempuan. Sedangkan
jumlah penduduk yang masih belum bekerja atau
pengangguran terbuka di Kabupaten Jombang sebesar
39.586 jiwa dengan Tingkat Pengangguran Terbuka
sebesar 6,11%. Dengan demikian, Tingkat Kesempatan
Kerja (TKK) wilayah Kabupaten Jombang sebesar 93,89%.
Di bawah ini adalah tabel yang merinci kondisi
ketenagakerjaan di wilayah Kabupaten Jombang.

900. Tabel 4.12 Parameter Ketenagakerjaan di Kabupaten


Jombang Menurut Jenis Kelamin Tahun 2015
902. Jenis Kelamin

901. Parameter 904. 905. 906.


L P J

Angkatan Kerja (jiwa) 907. 908. 909.


3 2 6

1. Penduduk Bekerja (jiwa) 910. 911. 912.


3 2 6

2. Pengangguran Terbuka (jiwa) 913. 914. 915.


2 1 3

Bukan Angkatan Kerja (jiwa) 916. 917. 918.


7 2 2

919. Jumlah (jiwa) 920. 921. 922.


4 4 9

923. Tingkat Partisipasi 924. 925. 926.


Angkatan Kerja (%) 8 5 6
927. Tingkat 928. 929. 930.
Pengangguran 6 6 6
Terbuka (%)
931. Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016
932.
933. Mata pencaharian utama penduduk di wilayah Kabupaten
Jombang bertumpu pada sektor pertanian, mengingat
karakteristik wilayahnya yang didominasi oleh lahan
pertanian. Disamping sektor pertanian, lapangan kerja
utama yang ada adalah pada sektor industri pengolahan,
serta perdangangan jasa. Di bawah ini adalah jumlah
penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha di
Kabupaten Jombang pada tahun 2015.

934. Tabel 4.13 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke


Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama Tahun
2015
936. Jenis Kelamin
935. Lapangan Kerja 938. 939. 940.
Utama L P J

941. Pertanian, Kehutanan, 942. 943. 944.


Perburuan, dan 1 5 1
Perikanan
946. 947. 948.
945. Pertambangan dan
2 5 3
Penggalian

950. 951. 952.


949. Industri Pengolahan 6 4 1

954. 956.
955.
953. Listrik, Gas, dan Air 9 9
-

958. 959. 960.


957. Bangunan 4 8 5

961. Perdagangan Besar, 962. 963. 964.


Eceran, Rumah Makan, 6 8 1
dan Hotel
966. 968.
965. Angkutan, Pergudangan, 967.
1 1
dan Komunikasi -

970. 971. 972.


969. Keuangan 8 2 1
936. Jenis Kelamin
935. Lapangan Kerja 938. 939. 940.
Utama L P J

974. 975. 976.


973. Jasa Kemasyarakatan 4 4 9

978. 979. 980.


977. Jumlah 3 2 6

981. Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016


982.
983.

984. Gambar 4.7 Grafik Prosentase Penduduk Menurut


Lapangan Kerja Utama
1. PEREKONOMIAN DAERAH

985. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah


satu dasar yang dapat digunakan untuk mengukur nilai
tambah yang dihasilkan akibat adanya aktivitas ekonomi
oleh penduduk di suatu wilayah, sehingga indikator PDRB
ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
pembangunan dan bagaimana kemampuan
perekonomian suatu wilayah. PDRB Atas Dasar Harga
Berlaku (ADHB) mencerminkan kemampuan suatu
wilayah memproduksi barang dan jasa. Sedangkan PDRB
Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) mencerminkan
perubahan volume produksi.

986. Angka PDRB ADHB maupun ADHK Kabupaten Jombang


terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2011-
2015. Peningkatan nilai PDRB tersebut terjadi akibat dari
meningkatnya volume produksi dan harga-harga
komoditas. Selain itu terlihat adanya peningkatan
pertumbuhan ekonomi meskipun peningkatan tersebut
memiliki trend yang terus melambat selama kurun waktu
2012-2015. Di bawah ini adalah tabel mengenai
perubahan PDRB Kabupaten Jombang.

987. Tabel 4.14 Perkembangan PDRB Kabupaten Jombang


Tahun 2011-2015
989. PDRB (Miliar Rupiah)
988.
P 991. 992. 993. 994. 995.
2 2 2 2 2

996. 997. 998. 999. 1000. 1001.


A 1 2 2 2 2

1002. 1003. 1004. 1005. 1006. 1007.


A 1 1 2 2 2

1008. 1009. 1010. 1011. 1012. 1013.


L 5 4 4 4 5

1014. Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016


1015.
1016. Sektor pertanian masih menunjukkan dominasinya
sebagai sektor terbesar dalam perekonomian Kabupaten
Jombang. Kemudian disusul oleh sektor perdagangan dan
reparasi. Dengan selisih yang tidak begitu nyata,
dominasi ini nampaknya tidak akan bertahan lama.
Sebab peningkatan produksi pertanian juga ditentukan
oleh luasan lahan. Tidak demikian halnya dengan sektor
perdagangan dan reparasi. Perdagangan sendiri di era
sekarang ini dapat dan ban-yak dilakukan dengan sistem
online, dimana para pedagang tidak membutuhkan toko
secara fisik. Di bawah ini disajikan tabel yang merinci
PDRB Kabupaten Jombang Atas Dasar Harga Berlaku.
1017.
1018. Tabel 4.15 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha Di Kabupaten Jombang Tahun 2015
1020. 1022.
PD P
1019. Lapangan Usaha
1021. 1023.
(Mi (

1025. 1026.
1024. Pertanian, Kehutanan, dan
6.4 2
Perikanan

1028. 1029.
1027. Pertambangan dan Penggalian 207 0,

1031. 1032.
1030. Industri Pengolahan 5.7 1

1034. 1035.
1033. Pengadaan Listrik 19, 0,

1037. 1038.
1036. Pengadaan Air 26, 0,

1040. 1041.
1039. Konstruksi 2.8 9,

1043. 1044.
1042. Perdagangan Besar dan Eceran,
6.4 2
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1046. 1047.
1045. Transportasi dan Pergudangan 326 1,

1049. 1050.
1048. Penyediaan Akomodasi 633 2,

1052. 1053.
1051. Informasi dan Komunikasi 1.8 6,

1055. 1056.
1054. Jasa Keuangan dan Asuransi 750 2,

1057. Real Estate 1058. 1059.


576 1,
1061. 1062.
1060. Jasa Perusahaan 80, 0,

1063. Administrasi Pemerintahan, 1064. 1065.


Pertanahan dan Jaminan Sosial 998 3,
Wajib
1067. 1068.
1066. Jasa Pendidikan 1.5 5,

1070. 1071.
1069. Jasa Kesehatan 235 0,

1073. 1074.
1072. Jasa Lainnya 463 1,

1076. 1077.
1075. Jumlah 29. 1

1078. Sumber : Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2016


1079.
1080.
1081.

1082. Gambar 4.8 Struktur Perekonomian Kabupaten Jombang


Tahun 2015
1083.
4.2 KEBIJAKAN BIDANG KEBENCANAAN DI KABUPATEN
JOMBANG
i. KEBIJAKAN BERDASARAKAN RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) KABUPATEN JOMBANG

1084. RPJMD Kabupaten Jombang diatur dalam Peraturan


Daerah Kabupaten Jombang Nomor 10 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018. Dokumen
RPJMD Tahun 2014-2018 merupakan rencana
pembangunan jangka menengah periodesasi ketiga
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Jombang Tahun 2005-2025.

1085. Visi dalam RPJMD merupakan visi Bupati/Wakil Bupati


terpilih, sebagaimana yang telah disampaikan pada saat
penyampaian visi dan misi calon Bupati/Wakil Bupati di
sidang DPRD, yang diintegrasikan dengan arah kebijakan
pembangunan daerah, sebagaimana tahapan ketiga
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Jombang Tahun 2005-2025, RTRW
Kabupaten Jombang Tahun 2009-2029, RPJMD Provinsi
Jawa Timur Tahun 2010-2014 serta RPJM Nasional Tahun
2010-2014. Dari hasil integrasi dan harmonisasi
beberapa kebijakan tersebut ditetapkan visi Kabupaten
Jombang Tahun 2014-2018, yaitu Jombang Sejahtera
Untuk Semua.

1086. Sesuai dengan harapan dari visi Jombang Sejahtera


Untuk Semua, maka ditetapkan misi, tujuan, sasaran,
arahan kebijakan, dan strategi pembangunan Kabupaten
Jombang Tahun 2014-2018 hingga. Misi hingga strategi
kebijakan yang terkait dengan kebencanaan alam
dijelaskan sebagaimana uraian berikut :

Misi 1 : Meningkatkan Kualitas Kehidupan Sosial


Dan Beragama
1087. Misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan karakter
masyarakat yang agamis, bermoral dan berbudi luhur
dalam tatanan sosial masyarakat yang aman, tertib dan
damai didukung stabilitas pemerintahan, politik dan
sosial budaya. Dengan latar belakang masyarakat
Jombang yang egaliter dan memiliki kedewasaan dalam
menyikapi setiap dinamika yang terjadi serta dukungan
pondok pesantren yang ada, maka memungkinkan
terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan sosial dan
beragama. Tujuan yang terkait dengan aspek
kebencanaan adalah :

Tujuan 2 : Meningkatkan Ketahanan Sosial Masyarakat dalam


Mencegah dan Menangani Masalah Kesejahteraan Sosial, dengan
sasaran :

Menurunnya Dampak Bencana, dengan arah kebijakan :

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat


dalam Penanggulangan Bencana, dengan strategi :

Penyusunan Data dan Informasi dalam Rangka


Identifikasi Daerah Potensi Bencana, dengan program :
(i) Pencegahan Dini dan Kesiapsiagaan
Penanggulangan Bencana dan Kebakaran.

Meningkatkan Kapasitas Manajemen Penanggulangan


Bencana (Mitigasi, Kesiapsiagaan, Tanggap Darurat,
Rehabilitasi dan Rekonstruksi), dengan program :
(i) Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana
(ii) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Daerah Terdampak
Bencana

Misi 4 : Menyediakan Infrastruktur Dasar yang


Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan

1088. Misi ini dimaksudkan untuk penyediaan infrastruktur


dasar permukiman serta sarana penunjang produksi
barang dan jasa yang berupa jalan, jembatan, informasi
dan komunikasi yang keseluruhannya akan menunjang
akses perekonomian. Penyediaan infrastruktur dasar
dimaksud dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan melalui peningkatan
kualitas perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan yang terkait aspek kebencanaan adalah :

Tujuan 5 : Meningkatnya Daya Dukung Dan Daya Tampung


Lingkungan Hidup, dengan sasaran :

Meningkatnya Kualitas Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup, dengan arah kebijakan :

Penurunan Luas Lahan Kritis, dengan strategi :

Optimalisasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis di Luar


Kawasan Hutan dan Lahan Rawan Bencana Serta Lahan
Hutan Rakyat dengan Fungsi Penyangga, dengan
program :

(i) Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan


1089.
1090. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Tentang Penyelenggaran Penanggulangan Bencana,
penyelenggaraan penanggulangan bencana bertujuan
untuk menjamin terselenggaranya pelaksanaan
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka
memberikan perlindungan kepada masyarakat dari
ancaman, risiko, dan dampak bencana. Penyelenggaran
penanggulangan bencana meliputi tahap pra bencana,
saat tanggap darurat, dan pascabencana. RPJMD
Kabupaten Jombang Tahun 2014-2018 yang telah disusun
tersebut telah sesuai dengan kebijakan nasional dalam
penyelenggaran penanggulangan bencana.
1091.
i. KEBIJAKAN BERDASARKAN RENCANA TATA
RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

1092. Rencana penataan ruang wilayah Kabupaten Jombang


diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Jombang
Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Jombang. RTRW Kabupaten Jombang
ini merupakan pedoman dalam pemanfaatan ruang yang
serasi selaras dan seimbang. Secara garis besar RTRW ini
berisi tentang tujuan, kebijakan dan strategi penataan
ruang wilayah, rencana struktur ruang wilayah. rencana
pola ruang wilayah, penetapan kawasan strategis, arahan
pemanfaatan ruang wilayah, dan arahan pengendalian
pemanfaatan ruang wilayah.

1093. Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Jombang


menurut RTRW Jombang adalah sebagai berikut :
a. Pemerataan Perkembangan Wilayah Kawasan Perkotaan dan Kawasan
Perdesaan secara seimbang dan bersinergi.
b. Kabupaten sebagai wilayah pengembangan kegiatan Agribisnis untuk
meningkatkan potensi sumberdaya alam khususnya di sektor
pertanian, perkebunan dan kehutanan.
c. Kabupaten sebagai simpul transportasi dan distribusi untuk
mengoptimalkan kedudukan Kabupaten yang dialui Jalan Bebas
Hambatan, 2 (dua) Pintu Gerbang Jalan Bebas Hambatan, Jalan Arteri
dan Kabupaten sebagai pintu kawasan Gerbangkertosusila.
d. Wilayah yang berdaya saing tinggi dan berkepastian hukum dalam
pemanfaatan ruang wilayah sehingga dapat menarik investasi di
sektor pertanian, pariwisata, perkebunan, kehutanan dan industri
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.

1094. Kebijakan, strategi dan perencanaan tata ruang wilayah


Kabupaten Jombang yang terkait dengan kebencanaan
dapat dilihat sebagai berikut.

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah


Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang

Kebijakan pengembangan struktur ruang wilayah Kabupaten


Jombang berupa pengembangan sistem sarana dan prasarana
melalui peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan
jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi,
sumberdaya air dan prasarana lingkungan yang terpadu dan
merata di seluruh wilayah, peningkatan optimalisasi
pelayanan yang mendukung keberlanjutan pemanfaatan ruang
wilayah.

Strategi pengembangan sistem sarana dan prasarana melalui


peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan,
khususnya jaringan sumberdaya air dengan melakukan :
Sistem jaringan prasarana sumberdaya air untuk
mendukung pengurangan potensi bencana banjir dan
keberlanjutan ketersedian air baku di wilayah kabupaten.
Pengaturan sistem drainase untuk mencegah terjadinya
rawan bencana banjir.

Kebijakan dan Strategi Pola Ruang Wilayah

Kebijakan dan Strategi Pemantapan Kawasan Lindung


Kebijakan pemantapan kawasan lindung berupa
pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, dengan strategi
:
Pengembangan kegiatan budidaya yang mempunyai
daya adaptasi terhadap bencana di kawasan rawan
bencana.
Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan
berlokasi di kawasan lindung seperti penelitian,
eksplorasi mineral dan air tanah, pencegahan bencana
alam.
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya
Kebijakan pengembangan kawasan budidaya berupa
pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan,
dengan strategi :
Pembatasan perkembangan kegiatan budidaya
terbangun di kawasan rawan bencana untuk
meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi
kerugian akibat bencana.

Kebijakan dan Strategi Penetapan Kawasan Strategis

Kebijakan pengembangan kawasan strategis berupa


pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan
keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman
hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi
perlindungan kawasan, dengan strategi :

Pencegahan terhadap pemanfaatan ruang di kawasan


strategis kabupaten yang berpotensi mengurangi fungsi
lindung kawasan.

Pembatasan terhadap pemanfaatan ruang di sekitar


kawasan strategis kabupaten yang berpotensi mengurangi
fungsi lindung kawasan.

Rehabilitasi fungsi lindung kawasan yang menurun akibat


pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di
sekitar kawasan strategis kabupaten.

Rencana Struktur Ruang

Sistem jaringan prasarana sumberdaya air direncanakan melalui


pengelolaan sumberdaya air dengan melakukan perlindungan
terhadap sumber-sumber mata air, waduk dan daerah aliran
sungai.
Rencana pengembangan sistem jaringan drainase diarahkan pada
jalan arteri primer dan jalan kolektor primer yang terdapat pada
desa-desa pusat perkotaan, pusat permukiman real estate, serta
lokasi rawan banjir yakni Desa Mojoduwur, Desa Japanan dan
Desa Penggaron Kecamatan Mojowarno.
Pemeliharaan kelestarian sungai-sungai sebagai sistem drainase
primer, melalui kegiatan normalisasi sungai-sungai dan konservasi
sempadan sungai.

1095.
Rencana Pola Ruang

Kawasan rawan bencana alam yang terdiri dari :

Potensi Gempa Tektonik

Kawasan potensi gempa tektonik ditetapkan dengan


kriteria adanya patahan berpotensi timbul gempa tektonik.
Kawasan potensi gempa tektonik adalah kawasan yang
berpotensi terdapat bencana akibat patahan lempeng bumi
(bencana geologi) di sepanjang Sungai Brantas meliputi
Kecamatan Plandaan, Kecamatan Kabuh, Kecamatan
Ngusikan, Kecamatan Megaluh dan Kecamatan Bandar
Kedungmulyo.

Rawan Tanah Longsor

Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan dengan kriteria


kawasan berbentuk lereng yang rawan terhadap
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan,
bahan rombakan, tanah, atau material campuran.
Kawasan rawan tanah longsor seluas 18.445,22 hektar
yang tersebar di Kecamatan Bareng, Kecamatan
Wonosalam, Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Sumobito,
Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Mojowarno, Kecamatan
Kudu, Kecamatan Kabuh dan Kecamatan Plandaan.
Upaya mitigasi pengurangan bencana longsor/erosi
meliputi :
Pengendalian pembangunan permukiman dan fasilitas
utama lainnya pada daerah rawan bencana.
Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase
baik air permukaan maupun air tanah.
Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan
pilling.
Penataan terasering dengan sistem drainase yang
tepat.
Penghijauan dengan tanaman yang sistem
perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat.
Khusus untuk runtuhan batu dapat dibuatkan tanggul
penahan baik berupa bangunan konstruksi, tanaman
maupun parit.
Pengenalan daerah yang rawan longsor.
Identifikasi daerah yang aktif bergerak, dapat dikenali
dengan adanya rekahan-rekahan berbentuk ladam
(tapal kuda).
Melakukan relokasi pada kasus-kasus tertentu.

Rawan Banjir

Kawasan rawan banjir ditetapkan dengan kriteria kawasan


yang diidentifikasikan sering dan/atau berpotensi tinggi
mengalami bencana alam banjir.
Kawasan rawan banjir seluas 1.585,72 hektar, meliputi
Kecamatan Plandaan, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan
Kudu, Kecamatan Ploso, Kecamatan Kesamben, Kecamatan
Tembelang, Kecamatan Megaluh, Kecamatan Peterongan,
Kecamatan Jombang, Kecamatan Bandar Kedungmulyo,
Kecamatan Sumobito, Kecamatan Mojoagung, Kecamatan
Gudo, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Mojowarno, dan
Kecamatan Diwek.
Upaya mitigasi penanganan kawasan rawan banjir
meliputi :
Merekomendasikan upaya perbaikan atas prasarana
dan sarana pengendalian banjir sehingga dapat
berfungsi sebagaimana direncanakan.
Melakukan monitoring dan evaluasi data curah hujan,
banjir, daerah genangan dan informasi lain yang
diperlukan untuk meramalkan kejadian banjir, daerah
yang diidentifikasi terkena banjir serta daerah yang
rawan banjir.
Menyiapkan peta daerah rawan banjir dan lokasi pos
pengamat debit banjir/ketinggian muka air banjir di
sungai penyebab banjir.
Pembangunan tembok penahan dan tanggul di
sepanjang sungai, untuk mengurangi bencana banjir
pada tingkat debit banjir yang direncanakan.
Pengaturan kecepatan aliran dan debit air permukaan
dari daerah hulu sangat membantu mengurangi
terjadinya bencana banjir.
Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk mengatur
kecepatan air dan debit aliran air masuk ke dalam
sistem pengaliran diantaranya adalah dengan reboisasi
dan pembangunan sistem peresapan serta
pembangunan bendungan/waduk.
Pengerukan sungai, pembuatan sudetan sungai baik
secara saluran terbuka maupun tertutup atau
terowongan dapat membantu mengurangi terjadinya
banjir.

Bahaya Angin Puting Beliung

Kawasan rawan penyebaran bahaya angin puting beliung


ditetapkan dengan kriteria merupakan wilayah yang
pernah terkena bahaya angin puting beliung.
Penyebaran bahaya angin puting beliung
merupakanwilayah yang pernah terkena bahaya angin
puting beliung meliputi Kecamamatan Bandar
Kedungmulyo, Kecamatan Perak, Kecamatan Tembelang
dan Kecamatan Ngoro.
1096.
i. KEBIJAKAN BERDASARKAN BPBD
KABUPATEN JOMBANG
1097. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Jombang dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Organisasi Dan Tata Kerja Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Jombang. Pembentukann
BPBD Kabupaten Jombang ini sebagai amanat dari
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008
tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah, dalam rangka untuk
memberikan perlindungan dan pemenuhan hak dasar
yang secara nyata khususnya berkaitan dengan
perlindungan terhadap masyarakat atas bencana agar
penyelenggaraannya terlaksana secara terencana,
terpadu, menyeluruh, dan terkoordinasi.

1098. Menurut Peratun Daerah Kabupaten Jombang Nomor 1


Tahun 2011, BPBD Kabupaten Jombang memiliki tugas :
a. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana,
penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan
setara.
b. Menetapkan standarisasi kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
c. Menyusun, menetapkan, dan menginformasikan peta rawan bencana.
d. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana.
e. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
Bupati setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat
dalam kondisi darurat bencana.
f. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.
g. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
h. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
1099. BPBD Kabupaten Jombang dalam menyelenggarakan
tugas-tugas tersebut diatas memiliki fungsi :
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat, efektif
dan efisien.
b. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana
secara terencana, terpadu dan menyeluruh.

1100. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BPBD


Jombang menyusun rencana strategis yang tertuang
dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Jombang Tahun 2014-2018.

VISI DAN MISI

1101. Visi merupakan gambaran, cita-cita, kondisi ideal yang


diharapkan, serta pencerminan komitmen masa depan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang akan
dipilih dan diwujudkan pada periode 5 tahunan.
Berdasarkan pengertian visi tersebut, BPBD Kabupaten
Jombang menetapkan visi sebagai berikut :

1102. Ketangguhan Daerah Dalam Menghadapi


Bencana

1103. Misi BPBD Kabupaten Jombang akan menjadi pondasi


penyusunan rencana strategis serta perwujudan
komitmen untuk pencapaian visi. Dengan demikian,
berdasarkan visi, tupoksi serta kewenangan BPBD, maka
ditetapkan misi sebagai arah, tujuan dan sasaran yang
dicita-citakan selama lima tahun mendatang, sebagai
berikut :

1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPBD untuk mewujudkan


penanggulangan bencana yang handal.

1104. Maksud dari misi ini adalah pengembangan kapasitas


meliputi tiga bidang yaitu pengembangan SDM Aparatur,
penataan kelembagaan dan penataan sistem melalui
inovasi dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat.

2. Melindungi masyarakat Kabupaten Jombang dari ancaman


bencana melalui pengurangan resiko.

1105. Maksud dari misi ini adalah Pengurangan risiko bencana


(disaster risk reduction) merupakan suatu pendekatan
praktis sistematis untuk mengidentifikasi atau mengenali,
mengkaji dan mengurangi risiko yang ditimbulkan akibat
kejadian bencana. Tujuan pengurangan risiko bencana
untuk mengurangi kerentanan-kerentanan sosial ekonomi
terhadap bencana dan menangani bahaya-bahaya
lingkungan maupun yang lain yang menimbulkan
kerentanan.

3. Melindungi masyarakat Kabupaten Jombang pada saat tanggap


darurat.

1106. Maksud dari misi ini adalah Tanggap darurat bencana


adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
segera pada saat kejadian bencana untuk menangani
dampak bencana yang meliputi penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benca, pemenuhan kebutuhan
dasar, petlindungan, pengurusan pengungsi,
penyelamatan, serta pemulihan sarana prasarana publik.

4. Koordinasi dan fasilitasi rehabilitasi dan rekonstruksi daerah


terdampak bencana.

1107. Maksud dari misi ini adalah Pada saat pasca bencana
perlu dilakukan pemulihan masyarakat, pemulihan
infrastruktur, pelestarian lingkungan; pembangunan
ekonomi dan mata pencaharian masyarakat. Dengan
demikian BPBD perlu melakukan koordinasi lintas
sektoral dan lintas SKPD guna mewujudkan upaya
rehabilitasi dan rekonstruksi yang efektif dan efisien.

TUJUAN DAN SASARAN


1108. Tujuan, sasaran, serta indikator sasaran dari masing-
masing misi BPBD Kabupaten Jombangan adalah sebagai
berikut :

M-1 : Meningkatkan kapasitas kelembagaan BPBD untuk


mewujudkan penanggulangan bencana yang handal, dengan
tujuan :

T-1 : Memberikan dukungan kelembagaan yang handal dalam


mewujudkan pelayanan penanggulangan bencana yang
handal, dengan sasaran :
S-1 : Tersedianya dukungan administrasi perkantoran,
sarana prasarana aparatur serta dokumen-dokumen
perencanaan dan evaluasi. Indikator sasarannya adalah
terpenuhinya jasa administrasi teknis perkantoran,
tersedianya sarana prasarana gedung kantor tersedianya
pakaian khusus hari-hari tertentu, tersusunnya Renstra
SKPD, tersusunnya Renja SKPD, tersusunnya laporan
capaian kinerja SKPD. Strategi yang ditempuh BPBD
Kabupaten Jombang adalah :

Menyediakan jasa administrasi teknis perkantoran

Menyediakan sarana prasarana gedung kantor

Menyediakan pakaian dinas

Menyusun Renstra SKPD

Menyusun Renja SKPD


Menyusun laporan capaian kinerja SKPD

M-2 : Melindungi masyarakat Kabupaten Jombang dari ancaman


bencana melalui pengurangan resiko, dengan tujuan :

T-2 : Terlindunginya masyarakat Kabupaten Jombang dari


ancaman bencana melalui pengurangan resiko, dengan
sasaran :
S-2 : Tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
mitigasi bencana, dengan indikator sasaran menurunnya
persentase ancaman bencana. Strategi yang ditempuh
adalah :

Menumbuhkan kesadaran tanggap bencana melalui


Pemasangan EWS di daerah rawan bencana,
penyuluhan dan sosialisasi info kebencanaan.

M-3 : Melindungi masyarakat Kabupaten Jombang pada saat


tanggap darurat, dengan tujuan :

T-3 : Terlindunginya masyarakat Kabupaten Jombang pada


saat tanggap darurat, dengan sasaran :

S-3 : Terpenuhinya kebutuhan korban bencana, dengan


indikator sasaran meningkatnya pemenuhan kebutuhan
dasar bagi korban bencana. Strategi yang ditempuh adalah
:

Peningkatan layanan penanggulangan bencana melalui


pengendalian, fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi
kerusakan akibat bencana.

M-4 : Koordinasi dan fasilitasi rehabilitasi dan rekonstruksi daerah


terdampak bencana, dengan tujuan :

T-4 : Merehabilitasi dan merekonstruksi daerah terdampak


bencana, dengan sasaran :

S-4 : Meningkatnya upaya rehabilitasi dan rekonstruksi


daerah terdampak bencana, dengan indikator sasaran
meningkatnya prosentase kerusakan yang terehabilitasi
(struktural/nonstruktural) dan terekonstruksi (struktural).
Strategi yang ditempuh adalah :

Melakukan infentarisir kerusakan, rencana tindakan dan


implementasi rehabilitasi daerah terdampak bencana.
1109.
4.3 KEJADIAN BENCANA ALAM DI KABUPATEN JOMBANG
MENURUT BNPB

1110. Di wilayah Kabupaten Jombang telah terjadi beberapa


kali kejadian bencana alam baik yang terdokumentasi
maupun yang tidak terdokumentasi. Bencana alam yang
dimaksud adalah banjir, tanah longsor, dan angin putting
beliung,. Di bawah ini adalah data kejadian bencana alam
di Kabupaten Jombang yang terekam oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam kurun
2004-2017.

1111. Tabel 4.16 Kejadian Bencana Alam di Kabupaten


Jombang Tahun 2004 2017
1112. Jen 1114. Korban
is
1113.
Be 1117. 1118. 1119. 1120.
Wakt
nc M Hila Terl M
an
a
1122. 1126.
1121. Ba 1123. 1124. 1125.
24 5
njir 0
1128.
1127. Ba 1129. 1130. 1131. 1132.
22
njir 0 0
1134. 1138.
1133. Ba 1135. 1136. 1137.
29 4
njir 0
1139. Put
ing 1140.
1141. 1142. 1143. 1144.
Bel 10
0 0
iun
g
1145. Put
ing 1146.
1147. 1148. 1149. 1150.
Bel 16
0 0
iun
g
1151. Put
ing 1152.
1153. 1154. 1155. 1156.
Bel 28
0 0
iun
g
1157. Tan 1158. 1159. 1160. 1161. 1162.
ah 24 0 0
Lon
gso
1112. Jen 1114. Korban
1113.
is 1117. 1118. 1119. 1120.
Wakt
Be M Hila Terl M
nc
ran
1163. Put
ing 1164.
1165. 1166. 1167. 1168.
Bel 06
0 0
iun
g
1169. Put
ing 1170.
1171. 1172. 1173. 1174.
Bel 29
0 0
iun
g
1175. Put
ing 1176.
1177. 1178. 1179. 1180.
Bel 01
0 0
iun
g
1182.
1181. Ba 1183. 1184. 1185. 1186.
31
njir 0 0
1188. 1192.
1187. Ba 1189. 1190. 1191.
11 2
njir 0
1194.
1193. Ba 1195. 1196. 1197. 1198.
07
njir 0 0
1200.
1199. Ba 1201. 1202. 1203. 1204.
22
njir 0 0
1206.
1205. Ba 1207. 1208. 1209. 1210.
11
njir 0 0
1211. Tan
ah 1212.
1213. 1214. 1215. 1216.
Lon 11
0 0
gso
r
1218. 1222.
1217. Ba 1219. 1220. 1221.
31 2
njir 0
1223. Put
ing 1224.
1225. 1226. 1227. 1228.
Bel 10
0 0
iun
g
1230. 1234.
1229. Ba 1231. 1232. 1233.
19 1
njir 0
1112. Jen 1114. Korban
1113.
is 1117. 1118. 1119. 1120.
Wakt
Be M Hila Terl M
nc
an
1235. Put
ing 1236.
1237. 1238. 1239. 1240.
Bel 12
0 0
iun
g
1241. Tan
ah 1242.
1243. 1244. 1245. 1246.
Lon 12
0 0
gso
r
1248.
1247. Ba 1249. 1250. 1251. 1252.
19
njir 0 0
1253. Put
ing 1254.
1255. 1256. 1257. 1258.
Bel 25
0 0
iun
g
1259. Let
usa
n 1260. 1264.
1261. 1262. 1263.
Gu 13 7
0
nu
ng
Api
1265. Tan
ah 1266.
1267. 1268. 1269. 1270.
Lon 06
0 0
gso
r
1272. 1276.
1271. Ba 1273. 1274. 1275.
28 6
njir 1
1277. Tan
ah 1278. 1279. 1282.
1280. 1281.
Lon 28 1 6
gso
r
1284.
1283. Ba 1285. 1286. 1287. 1288.
17
njir 0 0
1290.
1289. Ba 1291. 1292. 1293. 1294.
06
njir 0 0
1295. Put 1296. 1297. 1298. 1299. 1300.
ing 22 0 0
Bel
iun
1112. Jen 1114. Korban
1113.
is 1117. 1118. 1119. 1120.
Wakt
Be M Hila Terl M
nc
an
g
1302. 1306.
1301. Ba 1303. 1304. 1305.
15 1
njir 0
1308.
1307. Ba 1309. 1310. 1311. 1312.
24
njir 0 0
1314.
1313. Ba 1315. 1316. 1317. 1318.
28
njir 0 0
1319. Put
ing 1320.
1321. 1322. 1323. 1324.
Bel 10
0 0
iun
g
1325. Put
ing 1326.
1327. 1328. 1329. 1330.
Bel 25
0 0
iun
g
1332.
1331. Ba 1333. 1334. 1335. 1336.
01
njir 0 0
1337. Put
ing 1338.
1339. 1340. 1341. 1342.
Bel 31
0 0
iun
g
1343. Put
ing 1344.
1345. 1346. 1347. 1348.
Bel 31 Juli
0 0
iun
g
1350.
1349. Ba 1351. 1352. 1353. 1354.
01
njir 0 0
1355. Put
ing 1356.
1357. 1358. 1359. 1360.
Bel 26
0 0
iun
g
1362.
1361. Ba 1363. 1364. 1365. 1366.
29
njir 0 0
1367. Put 1368. 1369. 1370. 1371. 1372.
ing 29 0 0
Bel
1112. Jen 1114. Korban
1113.
is 1117. 1118. 1119. 1120.
Wakt
Be M Hila Terl M
nc
an
iun
g
1374.
1373. Ba 1375. 1376. 1377. 1378.
24
njir 0 1
1379. Put
ing 1380.
1381. 1382. 1383. 1384.
Bel 05
1 0
iun
g
1385. Put
ing 1386.
1387. 1388. 1389. 1390.
Bel 02
0 0
iun
g
1392.
1391. Ba 1393. 1394. 1395. 1396.
01
njir 0 0
1398.
1397. Ba 1399. 1400. 1401. 1402.
02
njir 0 0
1404.
1403. Ba 1405. 1406. 1407. 1408.
16
njir 0 0
1410.
1409. Ba 1411. 1412. 1413. 1414.
26
njir 0 0
1415. Put
ing 1416.
1417. 1418. 1419. 1420.
Bel 03
0 0
iun
g
1422.
1421. Ba 1423. 1424. 1425. 1426.
26
njir 0 0
1428.
1427. Ba 1429. 1430. 1431. 1432.
20
njir 0 0
1434. 1438.
1433. Ba 1435. 1436. 1437.
24 6
njir 0
1440.
1439. Ba 1441. 1442. 1443. 1444.
01
njir 0 0
1446.
1445. Ba 1447. 1448. 1449. 1450.
01
njir 0 0
1112. Jen 1114. Korban
1113.
is 1117. 1118. 1119. 1120.
Wakt
Be M Hila Terl M
nc
an 1452.
1451. Ba 1453. 1454. 1455. 1456.
01
njir 0 0
1458.
1457. Ba 1459. 1460. 1461. 1462.
03
njir 0 0
1463. Sumber : BNPB, 2017
1464.
1465.
1466.

Anda mungkin juga menyukai