Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN FARMASETIKA TERAPAN

MATERI I

ALAT-ALAT KESEHATAN, PENGGOLONGAN OBAT, DAN PENGGUNAAN


SEDIAAN OBAT KHUSUS

OLEH :

NAMA : FIRDARINI

NIM : O1A114120

KELAS :C

ASISTEN : NASARA MUHIMI

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017
BAB I
PENDAHULUAN

Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual


maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup secara sosial dan
ekonomis. Dan alat kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin dan/atau implan
yang tidak mengandung obat yang digunakann untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh. Sedangkan obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakann untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan/atau, ,masyarakat (Permenkes No. 36, 2009).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58
Tahun 2016 Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat. standar
pelayanan kefarmasian rumah sakit meliputi standar pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan, bahan medis habis pakai dan pelayanan farmasi klinik.
Penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusinya.
Penggolongan obat menurut Permenkes No. 917/1993 adalah :
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah
lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol

2. Obat Bebas Terbatas


Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai
dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. Dengan
Pengumuman / peringatan :

Contoh : CTM

3. Obat Keras dan Psikotropika


Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
merah dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
a Golongan I
Sampai sekarang kegunaannya hanya ditujukan untuk ilmu
pengetahuan, dilarang diproduksi, dan digunakann untuk pengobatan.
Contohnya metamfetamin.
b Golongan II, III, IV
Dapat digunakann untuk pengobatan asalkan sudah didaftarkan.
Namun, kenyataannya saat ini hanya sebagian dari golongan IV saja
yang terdaftar dan digunakann, seperti diazepam, fenobarbital,
lorasepam, dan klordiazepoksid
Contoh : Diazepam, Phenobarbital

4. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Narkotika dibagi
menjadi 3 golongan, yaitu :
a. Golongan I
Untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, dan dilarang diproduksi
atau untuk pengobatan. Contohnya heroin, dan kokain.
b. Golongan II dan III
Untuk pengobatan asalkan sudah memiliki izin edar (nomor registrasi).
Contohnya morfin, petidin, kodein, doveri, dan kodipron.
Contoh : Morfin, Petidin

Cara penggunaan obat menurut Depkes RI Tahun 2007 yaitu :


1. Penggunaan obat tidak untuk pemakaian secara terus menerus.
2. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur.
3. Bila obat yang digunakann menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,
hentikan penggunaan dan tanyakan kepada Apoteker dan dokter.
4. Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama.
5. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan
kepada Apoteker.

Cara Pemakaian Obat Yang Tepat


Obat digunakann sesuai dengan petunjuk penggunaan, pada saat yang tepat dan
dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran.

Minum Bila anda Gunakan obat


obat hamil atau sesuai
Sesuai menyusui Dengan cara
penggunannnya
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENGAMATAN
A ALAT ALAT KESEHATAN
a Pembalut

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Plester - Autoclave Tape Fungsinya untuk
membedakan kemasan atau
alat mana yang telah
mengalami proses sterilisasi
dan alat mana yang belum
(sebagai indikator)

2. Plester - Sutures Tape Fungsinya untuk menutupi


luka di kulit

3. Plester - Medicinal Tape Funginya untuk menutupi


kulit dilengkapi dengan efek
terapi
4. Plester Surgical Tape Fungsinya untuk digunakann
dalam pembedahan

6. Gaas Hydrofil Steril Fungsinya digunakann untuk


menutupi luka dan
menghindari kontaminasi.

7. Gaas- Dressing Fungsinya yaitu digunakann


untuk penutupan daerah
steril Insisi sebelum
dilakukan
pembedahan/operasi.

8. Gaas Mengandung Obat Fungsinya untuk menutupi


luka
9. Gaas Gauze Bandage Fungsinya untuk menutupi
luka

10. Perban Elastic Bandage Fungsinya untuk menutupi


luka

11. Perban Mengandung Fungsinya untuk menutupi


Obat luka

12. Perban Pembalut Leher Fungsinya untuk menopang


kepala dan membatasi gerak
dari tulang leher (Cervical
Vertebrae).
13. Perban Pembalut Gips Fungsinya untuk menutupi
luka (Gips)

14. Perban - daryanet Fungsinya digunakann di


bagian tubuh yang sulit
tanpa membutuhkan plester
perekat.

b Alat Perawatan

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Warm Water Zak Fungsinya untuk mengisi air
panas

2. Eskap Fungsinya untuk kompres


dingin di kepala apabila
sedang demam.
3. Skin Traction Kit Fungsinya digunakann
untuk mencegah pergeseran
persendian yang terluka atau
meradang atau pada patah
tulang.

4. Kruk Fungsinya digunakann


untuk pada pasien yang
mendapat cidera/gangguan
sehabis operasi pada
kakinya.

5. Pompa susu Fungsinya digunakann


untuk membantu memompa
air susu keluar dari payudara
wanita yang sedang
menyusui dikarenakan
produk air susunya terlalu
banyak.
c Alat Penampungan

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Penampungan Darah Fungsinya digunakann
untuk menampung darah.

2. Urine Bag Fungsinya digunakann


untuk menampung urin
pasien.

3. Penampung Feses Fungsinya digunakann


untuk menampung feses,
cairan dan gas yang keluar
dari lubang usus buatan
hasil pembedahan melalui
otot dan kulit perut.
d Hospital Wares/Utensils

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Urinal Pria Sebagai tempat air kencing
pasien.

2. Bedpan/Stekpan Digunakann sebagai


tempat feses.

3. Spitting Mug Digunakann sebagai


tempat ludah/riak.

4. Instrumen Tray Digunakann sebagai


tempat menaruh dan
menyimpan alat-alat
bedah.

5. Thermometer Jar Digunakann sebagai


tempat menaruh
termometer
6. Forceps Jar Digunakann sebagai
tempat menaruh pinset,
klem dan tang

7. Dressing Sterilizing - Digunakann sebagai


Drum tempat mensterilkan
pembalut

e Catheters

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. I.V. Catheter Digunakann sebagai vena
tambahan (perpanjangan
vena) untuk pengobatan I.V.
Jangka lama yang panjang
lebih dari 48 jam

2. Nelaton Digunakann untuk buang air


kecil
3. Ballon/Foley Digunakann untuk
pengambilan urine dalam
sistem tertutup, bebas dari
udara dan polusi
disekitarnya
4. Oxygen Digunakann untuk
mengalirkan gas oksigen ke
dalam lubang hidung

5. Stomach Tube Digunakann untuk


mengumpulkan getah
lambung, membilas atau
mencuci isi perut, dan untuk
pemberian obat-obatan
6. Feeding Tube Digunakann untuk
memasukkan cairan
makanan melalui mulut /
hidung

7. Rectal Tube Digunakann untuk


mengeluarkan gas-gas dari
usus dan untuk
membersihkan rektum

8. Suction / Mucus Extractor Digunakann untuk


menyedot lender dari mulut
bayi yang baru lahir dan
untuk menyedot cairan
Amniotik
9. Kondom Digunakann untuk
menghubungkan penis
dengan urine bag melalui
ujung tubenya, terutama
pada pasien yang suka
buang air kecil secara tidak
sadar

f Jarum Suntik

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Jarum Suntik umum Digunakann untuk
mengambil darah

2. Jarum Suntik Gigi Digunakann untuk gigi,


dimana obatnya harus
dimasukkan dulu kedalam
suatu tempat tertentu yang
disebut catridge

3. Jarum Suntik Spinal Digunakann untuk lumbal


punctie

4. Jarum Suntik Bersayap Digunakann sebagai vena


tambahan atau perpanjangan
vena dari tubuh kita untuk
pengobatan I.V. jangka lama
atau yang terputus-putus
g Alat Semprit/Alat Suntik

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Glycerin Syringe Digunakann untuk
menyemprotkan lavement
/clysma melalui anus (dubur)

2. Hypodermic Syringe Digunakann sebagai alat


semprit pada umumnya

3. Insulin Syringe Digunakann khusus untuk


menyuntikkan insulin dan
umumnya kemasan sekali
pakai (disposable)

h Paratus

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Paratus Fungsinya digunakann untuk
menyimpan alat suntik
(semprit). Biasanya terbuat
dari bahan stainless steel.
i Jarum Bedah

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Jarum Bedah Lurus Fungsinya digunakann
(straight) untuk menjahit luka,
umumnya luka operasi.
Jarum ini terbuat dari bahan
stainless steel.

2. Jarum Bedah circle Fungsinya digunakann


untuk menjahit luka,
umumnya luka operasi.
Jarum ini terbuat dari bahan
stainless steel.

3. Jarum Bedah circle Fungsinya digunakann


untuk menjahit luka,
umumnya luka operasi.
Jarum ini terbuat dari bahan
stainless steel.

j Benang Bedah

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Plaint Catgut Digunakann untuk ligasi atau
mengikat pembuluh darah
ataupun
mengikat/menyatukan
jjaringan.
k Alat Pengambil /Pemberi Cairan Atau Darah

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Blood Donor Set Digunakann untuk
mengambil darah dari
pendonor (penyumbang
darah)

2. Venoject Digunakann untuk


mengambil darah tanpa
adanya kontaminasi dan
meminimumkan resiko
Hemolysis serta tanpa
adanya kemungkinan
penguapan

3. Preza-Pack Digunakann khusus untuk


mengambil darah dari arteri,
untuk menganalisis gas
darah

4. Blood Administration Set Digunakann untuk


memberikan darah dalam
jumlah kecil pada bayi

5. Solution Administration Digunakann untuk


Set memberikan larutan
l Sport And Medical Supportive Product

NO GAMBAR NAMA ALAT FUNGSI


1. Mesh Arm Sling Digunakann untuk
mendukung lengan yang
patah, akibat benturan atau
kecelakaan pada saat
olahraga atau situasi lainnya

2. Wrist / Thumb Support Digunakan nuntuk Rematik,


Tonosynovitis, Carpal
Tunnel Syndrome

3. Standard Knee Support Digunakann untuk


membantu proses
penyembuhan pasca operas
ilutut, otot yang tegang,
Arthritis, dan perlindungan
terhadap Abrasions

4. Ankle Support Digunakann untuk


memberikan dukungan yang
efektif pada saat berjalan
atau berlari

2. PEMBAHASAN
A. PENGGOLONGAN OBAT
Obat adalah zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologis. Menurut
WHO, obat adalah zat yang dapat mempengaruhi aktivitas fisik atau psikis.
Sedangkan menurut KONAS, obat adalah bahan atau sediaan yang digunakann
untuk mempengaruhi atau menyelidiki system biologis atau kondisi patologis
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dari
rasa sakit, dan/atau penyakit, untuk meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi
(priyanto, 2008). Berdasarkan Keamanan (Permenkes No.949/Menkes/Per/
VI/2000 tentang Penggolongan Obat).
1 Obat Bebas
Obat golongan ini termasuk obat yang relatif paling aman, dapat
diperoleh tanpa resep dokter, selain di apotik juga dapat diperoleh di warung-
warung.
Contohnya Parasetamol, vitamin C, asetosal (aspirin), antasida daftar
obat esensial (DOEN), dan obat batuk hitam (OBH).

Penandaan Obat Bebas


2 Obat Bebas Terbatas
Obat golongan ini juga relative aman selama pemakaiannya mengikuti
aturan pakai yang ada. Obat ini juga dapat diperoleh tanpa resep dokter di
apotik, toko obat atau diwarung-warung. Contohnya resochin, nivaquin,
allerzin, vitadex, neozep forte. Terdapat 6 peringatan khusus untuk obat
golongan ini.
Penandaan Obat Bebas Terbatas

3 Obat Wajib Apotik (OWA)


Obat wajib apotik adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
apoteker kepada pasien diapotik tanpa resep dokter. Pelaksanaan OWA oleh
apoteker harus sesuai yang diwajibkan, yaitu:
a Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat per pasien yang disebut
dalam OWA yang bersangkutan
b Membuat catatan pasien serta obat yang telah disrahkan
c Memberikan informasi meliputi dosis dan atuan pakainya, kontra
indikasi, efek samping dan lain-lain yang perlu diperhatkan oleh pasien.
OWA dapat diperoleh tanpa resep dokter hanya di Apotek maupun di
Apotek Rumah Sakit. Contoh obat yang tergolong OWA, yaitu:
a Kontrasepsi : endometrial tablet, exluton tablet, lyndiol tablet, dll.
b Obat saluran cerna: decamag tablet, gastran tablet, magnagel tablet, dll.
c Obat mulut dan tenggorokan : bactidol solution, hexadol inhaler, dan
bufacomb oral base.
d Obat saluran nafas : bricasma tablet, bricasma inhaler, dll
e Obat analgetik depresan : alvita kaplet, benostan kapsul dan kaplet, dan
cetalgin kaplet.
f Obat topical kulit : achromycin oint, bufacetin oint, dll

4 Obat Keras
Disebut obat keras karena jika pemakai tidak memperhatikan dosis,
aturan pakai, dan peringatan yang diberikan, dapat menimbulkan efek
berbahaya. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep dokter di apotik.
Contohnya semua obat dalam bentuk injeksi, semua obat baru, dll.

Penandaan Obat Keras

5 Psikotropika
Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika atau dulu lebih dikenal
dengan nama obat keras tertentu, sebenarnya termasuk golongan obat keras,
tetapi bedanya dapat mempengaruhi aktivitas psikis. Psikotropika dibagi
menjadi :
Golongan I
Sampai sekarang kegunaannya hanya ditujukan untuk ilmu pengetahuan,
dilarang diproduksi, dan digunakann untuk pengobatan. Contohnya
metamfetamin.
Golongan II, III, IV
Dapat digunakann untuk pengobatan asalkan sudah didaftarkan. Namun,
kenyataannya saat ini hanya sebagian dari golongan IV saja yang
terdaftar dan digunakann, seperti diazepam, fenobarbital, lorasepam, dan
klordiazepoksid.

6 Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantung . Kelompok
obat yang paling berbahaya karena dapat menimbulkan adiksi
(ketergantungan) dan toleransi. Obat ini hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter. Karena berbahaya, dalam peredaran, produksi, dan pemakaiannya
narkotika diawasi secara ketat. Narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
Golongan I
Untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, dan dilarang diproduksi
atau untuk pengobatan. Contohnya heroin, dan kokain.
Golongan II dan III
Untuk pengobatan asalkan sudah memiliki izin edar (nomor registrasi).
Contohnya morfin, petidin, kodein, doveri, dan kodipron.

Penandaan Narkotika

B PENGGUNAAN OBAT KKHUSUS


Penggunaan sediaan obat khusus diantaranya yaitu:
1 Tetes Mata
a Cuci tangan dengan sabun
b Berdiri atau duduklah didepan cermin
c Buka tutup botol tetes mata
d Periksalah ujung penetes untuk memastikan tidak pecah atau patah
e Janganlah menyentuh ujung penetes dengan apapun, usahakan tetap bersih
f Posisikan kepala mengadah dan tarik kelopak mata bagian kebawah
sampai terbentuk cekungan
g Pegang obat tetes mata dengan ujung penetes dibawah sedekat mungkin
dengan mata tetapi tidak menyentuhnya.
h Perlahan-lahan tekan botol tetes mata sehingga jumlah tetesan yang
diinginkan dapat menetes dengan benar pada cekungan yang terbentuk
dari kelopak mata bagian bawah.
i Tutuplah mata selama kurang lebih 2-3 menit
j Bersihkan kelebihan cairan dengan tisu
k Ulangi lagi untuk mata yang lain jika perlu
l Tutup kembali obat tetes mata tersebut. Jangan mengusap atau mecuci
ujung penetasnya.

Perhatian :
1 Obat tetes mata berisi cairan yang steril (bebas dari bakteri) sbelum tutup
botolnya dibuka. Setelah tutup botol obat tetes mata dibuka maka: simpan
ditempat yang sejuk dan gelap serta jangan menyentuh ujung penetes
dengan apapum.
2 Jangan menggunakan satu obat tetes mata untuk bersama-sama
3 Buanglah botol setelah waktu yang direkomendasikan. Kecuali ada
keterangan lain biasanya 4 minggu setelah paertama kali botol dibuka.
4 Jika menggunakan obat tetes mata lebih dari satu, tunggulah 2 menit
sebelum meneteskan obat yang lain
5 Setelah menggunakan tetes mata mungkin obat akan terasa dimulut atau
ditenggorokan
6 Jangan menggunakan lensaa kontak ketika menggunakan obat tetes mata.
Karena beberapa obat dan pengawet yang ada dalam tetes mata dapat
terakumulasi di lensa kontak.

7 Jauhkan obat tetes mata dari jangkauan anak-anak.

2 Salep Mata
a Cuci tangan dengan sabun
b Duduk atau berdirilah didepan cermin
c Buka tutup salep
d Tengadahkanlah kepala
e Tarik kelopak mata bagian bawah kebawah sehingga terbentuk cekungan
f Peganglah tube sedekat mungkin dengan cekungan tetapi tidak
menyentuhnya dan perlahan-lahan tekan sehingga keluar salep sepanjang
1 cm (atau sejumlah yang dianjurkan) dan masukkan kedalam cekungan
tersebut.

1 Jangan menyentuh mata atau bulu mata dengan ujung tube.


2 Pejamkan mata selama kurang lebih dari 2 menit supaya salep dapat
tersebar merata.
3 Pandangan mungkinakan menjadi kabur kekita kamu membuka mata.
Jangan menggosak mata. Hal ini dapat hilang dengan sendirinya setelah
beberapa saat memejamkan mata.
4 Usaplah kelebihan salep dengan tisu
5 Ulangi untuk mata yang lain jika diperlukan
6 Tutup kembali tube
7 Jangan menyentuh dengan apapun
8 Jika menggunakan lebih dari satu salep mata tunggu sekitar 30 menit
sebelum menggunakan salep mata berikutnya
9 Jika selain salep mata juga menggunkan tetes mata maka tetes mata
digunakann terlebih dahulu dan tunggu seitar 5 menit sebelum
menggunakan salep mata.
Perhatian:

1 Mungkin lebih mudah jika meminta bantuan orang lain


2 Jangan berabagi salep mata
3 Jangan gunakan lensaa kotak ketika menggunakan salep mata
4 Buanglah salep mata setelah waktu yang direkomendasikan. Kecuali ada
keterangan lain biasanya 4 minggu setelah paertama kali tube dibuka.
5 Setelah menggunakan salep mata mungkin akan terasa pedih, tetapi
hanya berlangsung beberapa menit saja. Jika terasa lebih lama bertanya
kepada dokter atau apteker.

6 Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

3 Tetes telinga
a. Perlahan-lahan cucilah telinga dengan kain yang lembab dan keringkan
b. Cuci tangan dengan sabun
c. Hangatkan botol tetes telinga sampai mendekati temperatur tubuh dengan
menggenggamnya beberapa menit
d. Kocoklah botol obat tetes telinga
e. Buka tutup botol tetes telinga dan periksalah ujung penetesnya untuk
memastikan tidak pecah atau patah. Jangan menyetuh ujung penetes
dengan apapun
f. Miringkanlah kepala ke satu sisi atau barbaringlah miring sehingga telinga
yang akan diobati berada diatas
g. Tarik daun telinga perlahan untuk membuka liang telinga
h. Teteskan sasuai jumlah yang diinginkan ke dalam telinga
i. Teteaplah pada posisi miring atau berbaring miring selama beberapa menit
untuk memastikan obat masuk kedalam telinga
j. (untuk tetes telingan tertentu) gunakan kapas untuk menutup liang telinga
setelas ditetesi obat
k. Ulangi langkah tersebut untuk telinga lain jika perlu
l. Cuci tangan kembali.

4 Metered Dose Inhaler (MDI)


a. Buka tutup inhaler dan kocoklah inhaler
b. Buanglah nafas perlahan-lahan sedapat mungkin mengosongkan paru-paru.
c. Pegang inhaler 2,5-5 cm didepan mulut
d. Mulai menarik nafas melalui mulut perlahan-lahan dan bersama dengan itu
tekan inhaler satu kali.
e. Tetaplah Tarik nafas perlahan-lahan melalui mulut sedian mungkin selama
kurang lebih 3-5 detik.
f. Tahan nafas selama 10 detik supaya obat dapat masuk ke paru-paru dengan
sempurna
g. Ulangi langkash 2-6 jika diperlukan lebih dari 1 kali semprotan. Tunggulah
selama 1 menit sebelum semprotan berikutnya.

5 Tablet Sublingual
a. Minum atau berkumurlah dengan sedikit air untuk melembabkan jika mulut
kering.
b. Letakkan tablet di bawah lidah.
c. Tutuplah mulut dan jangan menelan sampai terdisolusi seluruhnya.
d. Jangan makan, minum atau merokok selama proses disolusi tablet.
e. Janganlah berkumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah
tablet terdisolusi sempurna.
6 Tablet Bukal
a. Minum atau berkumurlah dengan sedikit air untuk melembabkan jika
mulut kering.
b. Letakkan tablet diantara pipi dan gusi atas atau gusi bawah.
c. Tutuplah mulut dan janganlah menelan sampai tablet terdisolusi dengan
sempurna.
d. Jangan makan, minum atau merokok selama proses disolusi tablet.
e. Janganlah berrkumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah
tablet terdisolusi dengan sempurna.

7 Tablet Kunyah
Tablet kunyah dalam pemakaiannya harus dikunyah dengan sebelum ditelan.

8 Talet Effervescent
a. Taruh tablet sejumlah yang diperlukan untuk satu dosis dalam gelas.
b. Tambahkan air dingin sampai 1/2 gelas.
c. Tunggulah sampai tablet melarut semua (tidak terlihat lagi).
d. Minumlah semuanya sekaligus.
e. Tambahkan air sedikit lagi ke dalam gelas dan minumlah lagi untuk
memastikan bahwa obat terminum semua.
9 Tetes Hidung

a. Lebarkan lubang hidung.

b. Posisi duduk dan kepala dimiringkan kebelakang atau berbaring dengan


diganjal bantal di bawah bahu; jaga agar kepala tetap tegak.

c. Masukkan ujung alat penetes sedalam satu cm ke dalam lubang hidung.

d. Teteskan sesuai dosis yang ditentukan.

e. Kepala segera dicondongkan jauh ke depan sehingga posisi kepala berada


diantara lutut (lihat gambar).

f. Kembali tegak setelah beberapa detik, tetesan akan mengalir ke


kerongkongan atas.

g. Jika diperlukan, ulangi tahapan di atas untuk lubang hidung yang lain.

h. Bilas alat penetes dengan air mendidih.

Langkah 2 dan 3 Langkah 5


10 Semprot Hidung

a. Lebarkan lubang hidung.

b. Duduk dengan kepala sedikit menunduk.

c. Kocok obat.

d. Masukkan ujung sediaan di satu lubang hidung.

e. Tutup mulut dan lubang hidung yang lain.

f. Semprotkan obat dengan cara menekan alat/wadah, dan hisap pelahan-


lahan.

g. Cabut ujung sediaan dari hidung dan kepala dimiringkan ke depan sehingga
posisi kepala diantara lutut.

h. Kembali tegak setelah beberapa detik; obat akan mengalir ke


kerongkongan.

i. Bernafas melalui mulut.

j. Ulangi prosedur untuk lubang hidung yang lain, jika diperlukan.

k. Bilas ujung sediaan dengan air mendidih.


Langkah 4 dan 5 Langkah 7

11 Transdermal Patch

a. Untuk letak penempelan patch lihat instruksi yang terdapat pada kemasan
obat atau konsultasikan dengan apoteker.

b. Jangan ditempelkan pada kulit yang memar atau luka.

c. Jangan ditempelkan dalam lipatan kulit atau di bawah pakaian ketat.


Pindahkan tempat patch setiap periode tertentu.

d. Pasang patch dengan tangan yang bersih dan kering.

e. Bersihkan dan keringkan tempat pemasangan patch.

f. Ambil patch dari wadah, jangan sentuh bagian obatnya.

g. Tempelkan pada kulit dan tekan kuat. Gosok bagian tepi agar menempel.
h. Lepaskan dan ganti sesuai petunjuk.

Langkah 7 Langkah 8

12 Inhaler Dengan Kapsul

a. Batuk dan keluarkan dahak sebanyak mungkin.

b. Tempatkan kapsul dalam inhaler sesuai petunjuk.

c. Hembuskan nafas pelan-pelan dan kosongkan paru-paru semaksimal


mungkin.

d. Tempatkan mulut sediaan diantara bibir dengan rapat.

e. Condongkan kepala kebelakang sedikit.

f. Tarik nafas dalam-dalam melalui inhaler.

g. Tahan nafas selama 10 15 detik.

h. Keluarkan nafas melalui hidung.

i. Berkumur dengan air hangat.


Langkah 4 Langkah 5

13 Suppositoria

a. Cuci tangan terlebih dahulu.


b. Buka pembungkus obat (jangan dibuka jika supositoria terlalu lunak).
c. Jika supositoria terlalu lunak sebaiknya didinginkan dulu dalam kondisi
masih dalam kemasan (masukkan dalam termos pendingin atau dipegang di
bawah aliran air dingin), kemudian setelah agak keras keluarkan dari
kemasannya.
d. Lembutkan bagian tepi yang mungkin tajam dengan dihangatkan dalam
tangan.
e. Lembabkan supositoria dengan air dingin.
f. Berbaring miring pada salah satu sisi dan tekuk satu lutut ke arah badan dan
angkat lutut (lihat gambar).
g. Masukkan obat kedalam anus secara perlahan dengan bagian yang bulat
terlebih dahulu, dilanjutkan dengan bagian belakangnya.
h. Tetap berbaring selama beberapa menit.
i. Cuci tangan.
j. Usahakan untuk tidak melakukan buang air besar selama 1 jam.
Langkah 6

14 Tablet Vagina Dengan Aplikator

a. Cuci tangan.

b. Keluarkan tablet dari pembungkus.

c. Tempatkan tablet ke bagian yang terbuka dari aplikator.

d. Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha (lihat gambar).

e. Sisipkan secara pelan-pelan aplikator berisi tablet ke bagian depan vagina


sedalam mungkin, tanpa menggunakan kekuatan.

f. Tekan ujung aplikator sehingga tablet terlepas.

g. Tarik aplikator.

h. Buang aplikator jika merupakan alat sekali pakai.

i. Bila bukan alat sekali pakai, cucilah kedua bagian dari aplikator dengan sabun
dan air hangat jika bukan merupakan alat sekali pakai.
j. Cuci tangan.

Langkah 4 dan 5 Langkah 6

15 Tablet Vagina Tanpa Aplikator

a. Cuci tangan terlebih dahulu.

b. Buka pembungkus tablet.

c. Celupkan tablet dalam air suam-suam kuku untuk sekedar melembabkan.

d. Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha (lihat gambar).

e. Sisipkan secara pelan-pelan tablet ke bagian depan vagina sedalam mungkin,


tanpa menggunakan kekuatan.

f. Cuci tangan.
Langkah 4 dan 5

16 Penggunaan Krim, Salep Dan Gel Vagina


(umumnya obat-obat ini disertai aplikator)

a. Cuci tangan terlebih dahulu.

b. Buka tutup tube yang berisi obat.

c. Pasang aplikator pada tube.

d. Tekan tube sampai diperoleh sejumlah yang dibutuhkan dalam aplikator.

e. Cabut aplikator dari tube, tahan silindernya.

f. Oleskan sedikit krim pada bagian luar aplikator.

g. Berbaring telentang, tekuk lutut sedikit dan lebarkan paha (lihat gambar).

h. Sisipkan secara pelan-pelan aplikator ke bagian depan vagina sedalam


mungkin, tanpa menggunakan kekuatan.

i. Pegang silinder dengan tangan lain.


j. Pegang silinder dan dengan tangan lain dorong aplikator untuk memasukkan
obat ke dalam vagina.

k. Keluarkan aplikator dari vagina.

l. Buang aplikator jika merupakan alat sekali pakai atau cuci bersih seluruhnya
dengan air mendidih jika bukan merupakan alat sekali pakai.

m. Cuci tangan.

Langkah 4 dan 5 Langkah 7 dan 8

17 Cara Penggunaan Insulin Pen


Langkah 1 : Persiapkan insulin pen, lepaskan penutup insulin pen.

Langkah 2 : Hilangkan kertas pembungkus dan tutup jarum

a Tarik kertas pembungkus pada jarum pen.

b Putar jarum insulin ke insulin pen.

c Lepaskan penutup jarum luar.

d Lepaskan penutup luar jarum agar jarum tampak.

*Buang penutup jarum ke tempat sampah


Langkah 3 : Pertama insulin pen, pastiakan pen siap digunakann

a Hilangkan udara di dalam pen melalui jarum. Hal ini untuk mengatur
ketepatan pen dan jarum dalam mengatur dosis insulin. Putar tombol pemilih
dosis pada ujung pen untuk 1 atau 2 unit (pengaturan dosis dengan cara
memutar botol).

b Tahan pena dengan jarum mengarah ke atas. Tekan tombol dosis dengan
benar sambil mengamati keluarnya insulin. Ulangi, jika perlu, sampai insulin
terlihat di ujung jarum. Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin
terlihat di dalam pen.

Langkah 4 : Aktifkan tombol dosis insulin (bisa diputar-putar sesuai keinginan).


Langkah 5 : Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntikan.

Pastikan posisi nyaman saat menyuntikkan insulin pen. Hindari menyuntik


disekitar pusar.

Langkah 6 : Suntikkan insulin

a Genggam pen dengan 4 jari, latekkan ibu jari pada tombol dosis.

b Cubit bagian kulit yang akan disuntik.

c Segera suntikkan jarum pada sudut 90 derajat. Lepaskan cubitan.

d Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai berhenti
(klep dosis akan kembali pada nol). Biarkan jarum di tempat selama 5-10
detik untuk membantu mencegah insulin dari keluar dari tempat injeksi.

e Tarik jarum dari kulit. Kadang-kadang terlihat memar atau tetesan darah,
tetapi itu tidak berbahaya. Bisa di usap dengan tissue atau kapas, tetapi jangan
di pijat pada daerah bekas suntikan.
Langkah 7 : Persiapkan pen insulin untuk penggunaan berikutnya

Lepaskan tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen.
Tempatkan jarum yang telah digunakann pada wadah yang aman (kaleng
kosong). Buang ke tempat sampah jangan dibuang ditempat pendaur ulang
sampah

Bagian tubuh yang bisa dinjeksi insulin


Sebelum memulai menyuntik insulin , hal yang haru dilakukan adalah :

Belajar cara menyuntikkan insulin sendiri

Suntikkan insulin Anda di tempat yang berbeda

Tes kadar gula darah Anda

Pastikan tangan dan alat suntik dalam keadaan steril

Selalu gunakan jarum yang baru tiap menyuntik

Langkah-langkah :

Suntikkan sedikit insulin keluar dari ampul ke udara, untuk memastikan ujung
jarum terisi penuh oleh insulin, dan bukan udara. Langkah ini disebut air
shot

Suntikkan insulin ke bagian yang mengandung banyak lapisan lemak seperti


paha bagian atas atau bokong.
Cubit area kulit yang akan disuntik (namun jangan terlalu keras karena akan
membuat kulit pucat dan sakit) dan masukkan jarum dengan sudut 90 derajat.
Tidak perlu mengganti dengan jarum yang lebih pendek, kecuali jika tubuh
Anda sangat kurus. Konsultasikan dengan dokter jika Anda memiliki
pertanyaan tentang hal ini.

Suntikkan jarum ke area yang Anda inginkan. Jika area Anda terasa sakit
setelah Anda selesai menyuntik, kompres dengan es selama 15-20 detik.

Pastikan jarum suntik dan pen benar-benar masuk ke dalam kulit dan hitung
selama 10 detik sebelum mencabut suntikan

Lepaskan cubitan dan buang jarum suntik di tempat aman.

Tips saat menyuntikkan insulin

Perut : Berikan jarak sekitar 5 cm dari pusar atau tempat bekas luka.

Paha : Suntikkan pada jarak 10 cm di atas lutut atau sekurang-kurangnya 10


cm di bawah area selangkangan. Tempat terbaik di bagian kaki untuk
diberi suntikan insulin adalah paha bagian atas dan terluar.

Lengan : jjaringan lemak di bagian lengan atas adalah daerah yang paling
tepat untuk injeksi.

Pantat : Suntikkan di bagian dekat pinggul bukan dekat bokong.


Daerah suntikkan sebaiknya berjarak 2,5cm dari daerah suntukan
sebelumnya. Lakukanlah rotasi di dalam satu daerah selama satu minggu, lalu
baru pindah ke daerah yang lain. Hindari menyuntikkan ke dekat jjaringan parut
atau daerah yang terdapat varises.

Memijat atau berolahraga segera setelah pemberian suntikan dapat


mempercepat penyerapan. Jika Anda berencana untuk melakukan aktivitas fisik
yang berat tak lama setelah menyuntikkan insulin, jangan suntikan insulin di
daerah yang terkena efek saat berolahraga.

BAB III
PENUTUP

Peralatan kesehatan merupakan instrumen, apparatus, mesin dan /atau implan


yang tidak mengandung obat yang digunakann untuk mencegah, mendiagnosa,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat oang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan /atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh. Alat-alat kesehatan terdiri dari pembalut kesehatan, alat perawatan, alat
penampungan, hospital wares atau utensils, catheters, jarum suntik, alat semprit atau
alat suntik, paratus, jarum bedah, benang bedah, alat pengambil/pemberi cairan atau
darah, dan sport and medical supporative product.
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yag dimaksudkan untuk
digunakann dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh
manusia. Menurut undang-undang obat digolongkan menjadi obat bebas, obat bebas
terbatas, obat keras, psikotropik dan narkotika.
Untuk obat-obat dengan rute pemberian khusus diaplikasikan sesuai dengan
kegunaannya masing-masing dalam terapi. Obat-obat khusus tersebut diantaranya
yaitu tetes mata, salep mata, tetes telingan, inhaler, suppositoria, tablet bukal, tablet
sublingual, insulin, dan sediaan semprot hidung.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2007, Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Depkes RI,
Jakarta.

Undang-Undang Republik, 2009, Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Presiden


RI. Jakarta.

Kemenkes, 2016, Kompendium Alat Kesehatan, Kemenkes RI, Jakarta.


Permenkes, 2016, Nomor 34 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Priyanto, 2008, Farmakologi Dasar Untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan


Edisi II, Leskonfi, Depok : Jawa Barat.
Widayanti, A.W., 2007, Buku Saku: Kapita Selekta Dispending I Untuk Pelayanan
Kefarmasian Edisi Revisi, Laboratorium Mejemen Farmasi Dan Farmasi
Masyarakat (MFFM), Universitas Gajah Mada : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai