Makalah Kimia Analisis
Makalah Kimia Analisis
PERMANGANOMETRI
Disusun oleh:
NIM : 22164961A
Teori : 5
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2017
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titrasi redoks (reduksi-oksidasi) merupakan jenis titrasi yang paling banyak
jenisnya, diantaranya: permanganometri, dikromatometri, cerimetri, iodimetri,
iodatometri, bromometri, bromatometri, dan nitrimetri. Terbaginya titrasi ini dikarenakan
tidak ada satu senyawa (titran) yang dapat bereaksi dengan semua senyawa oksidator dan
reduktor sehingga pastinya akan melibatkan senyawa reduktor dan oksidator, karena titrasi
redoks melibatkan rekasi oksidasi dan reduksi diantaranya titran dan analit. Jadi kalau
titrannya oksidator maka sampelnya adalah oksidator.
KMnO4 merupakan zat pengoksida yang penting. Untuk analisis kimia biasanya
digunakan pada larutan asam dimana senyawa tersebut direduksi menjadi Mn2+(aq). Pada
analisi besi dengan MnO4-, contoh disiapkan dengan cara yang sama untuk reaksi dan
dititrasi dengan MnO4-. Mn2+mempunyai warna pink (merah muda) sangat pucat yang
dapat dilihat dengan mata telanjang. MnO4- berwarna sangat cerah (ungu). Pada titik akhir
titrasi larutan yang dititrasi mempunyai warna akhir pink (merah muda) dengan hanya
penambahan satu tetes lagi MnO4-. MnO4- dapat digunakan untuk menetukan kadar besi.
Untuk mempelajari metode permanganometri lebih lanjut maka perlu dilakukannya
praktikum ini (penentuan kadar besi secara permanganometri).
1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian titrasi permanganometri ?
2. Apa manfaat dari titrasi permanganometri ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan dari titrasi permanganometri ?
4. Apa saja sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri ?
5. Apa saja sifat-sifat Kalium Permanganat (KMnO4) ?
6. Apa saja standar-standar primer untuk Permanganat ?
7. Bagaimana penentuan-penentuan dengan Permanganat ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian titrasi permanganometri
2. Untuk mengetahui manfaat dari titrasi permanganometri
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari titrasi permanganometri
4. Untuk mengetahui sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri
5. Untuk mengetahui sifat-sifat Kalium Permanganat (KMnO4)
6. Untuk mengetahui standar-standar primer untuk Permanganat
7. Untuk mengetahui penentuan-penentuan dengan Permanganat
D. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini yaitu :
1. Mendapatkan pengetahuan tentangpengertian titrasi permanganometri
2. Mendapatkan pengetahuan tentang manfaat dari titrasi permanganometri
3. Mendapatkan pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan dari titrasi
permanganometri
4. Mendapatkan pengetahuan tentang sumber-sumber kesalahan pada titrasi
permanganometri
5. Mendapatkan pengetahuan tentang sifat-sifat Kalium Permanganat (KMnO4)
6. Mendapatkan pengetahuan tentang standar-standar primer untuk Kalium
Permanganat(KMnO4)
7. Mendapatkan pengetahuan tentang penentuan-penentuan dengan Kalium
Permanganat (KMnO4)
BAB II
PEMBAHASAN
2
MnO4- + 8H+ + 5e Mn 2+ + 4H2O
2) Dalam suasana netral, ion permanganate mengalami reduksi menjadi mangan dioksida
seperti reaksi berikut :
3) Dan dalam suasana basa atau [OH -] 0,1 N, ion permanganate akan mengalami reduksi
sebagai berikut :
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan netral.
Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan melarutkan jumah-
jumlah yang ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis
dalam air, lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat
sampai mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu/dua jam lalu
menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang
telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan
pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah
3
katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi
permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan
dalam penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur pengoksida,
yang cukup kuat untuk mengoksida Mn(II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan
Kelebihan sedikit dari permanganat yang hadir pada titik akhir dari titrasi cukup
untuk mengakibatkan terjadinya pengendapan sejumlah MnO2 .
Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan dalam pembuatan larutan
permanganat. Mangan dioksidasi mengkatalisis dekomposisi larutan permanganate. Jejak-
jejak dari MnO2 yang semula ada dalam permanganat. Atau terbentuk akibat reaksi antara
permanganat dengan jejak-jejak dari agen-agen produksi didalam air, mengarah pada
dekomposisi. Tindakan ini biasanya berupa larutan kristal-kristalnya, pemanasan untuk
menghancurkan substansi yang dapat direduksi dan penyaringan melalui asbestos atau
gelas yang disinter untuk menghilangkan MnO2. Larutan tersebut kemudian distandarisasi
dan jika disimpan dalam gelap dan tidak diasamkan konsentrasinya tidak akan banyak
berubah selama beberapa bulan.
Penentuan besi dalam biji-biji besi adalah salah satu aplikasi terpenting dalam
titrasi-titrasi permanganat. Asam terbaik untuk melarutkan biji besi adalah asam klorida
dan timah (II) klorida sering ditambahkan untuk membantu proses kelarutan.
Sebelum dititrasi dengan permanganat setiap besi (III) harus di reduksi menjadi
besi (II). Reduksi ini dapat dilakukan dengan reduktor jones atau dengan timah (II)
klorida. Reduktor jones lebih disarankan jika asam yang tersedia adalah sulfat mengingat
tidak ada ion klorida yang masuk .
Jika larutannya mengandung asam klorida seperti yang sering terjadi reduksi
dengan timah (II) klorida akan lebih memudahkan. Klorida ditambahkan kedalam larutan
panas dari sampelnya dan perkembangan reduksi diikuti dengan memperhatikan hilangnya
warna kuning dari ion besi.
Asam sulfat adalah asam yang paling sesuai, karena tidak bereaksi terhadap
permanganat dalam larutan encer. Dengan asam klorida, ada kemungkinan terjadi reaksi :
Pada kondisi asam, reaksi ini berlangsung lambat dan pada kondisi netral sangat
capat. Atas dasar inilah preparasi kalium permanganat jarang dilakukan dengan cara
menimbang dan melarutkan langsung KMnO 4 di dalam aquadest. Melainkan dengan
perlakuan pemanasan hingga mendidih dan tetap meletakkan larutan ini dalam sistem
penangas uap selama beberapa jam, kemudian menyaringnya melalui media tak mereduksi
permanganat: glasswool, crush berpori (sinterglass)(utomo,2010).
5
oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan
atau berbahaya.
Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini
tidak memerlukan indicator, hal ini dikarenakan larutan KMnO 4 sudah berfungsi
sebagai indicator, yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah diredukdsi menjadi ion Mn-
tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator.
2. Kekurangan Titrasi Permanganometri
Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak
pada: Larutan pentiter KMnO4 pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu
yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi
MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat
yang seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang
terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada
larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung
menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 +
4H+Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian
KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan
telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat karena membentuk
peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2 H2O2 + 2CO2
H2O2 H2O + O2
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk
titrasi yang pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang
dilaksanakan.
6
diperoleh pembentukan presipilat coklat yang seharusnya adalah larutan yang
berwarna merah rosa.
Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4.
Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan
H2SO4 dan telah dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO 4- dengan
Mn2+.
MnO4-+3Mn++2H2O 5MnO2+4H+
Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 yang telah
ditambahkan asam sulfat dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan
oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air.
H2C2O4+O2 H2O2+2CO2
7
E. Sifat-sifat Kalium Permanganat (KMnO4)
Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang
terjadidalam larutan-lrutan yang bersifat amat asam 0,1 N atau lebih besar. Permanganat
merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permanganat KMnO 4 .
Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO 4 dengan
bahan baku tertentu. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang
dapat dioksidasi seperti Fe3+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya.
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri,seperti :
a. Ion-ion Ca, Ba,Sr, Pb, Zn, dan Hg yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah
endapan disaring dan dicuci dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk
asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil
titrasi dapat di hitung banyaknya ion lagam yang bersangkutan.
b. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam kromat. Setelah disaring,
dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO 4dioksidasi
oleh kromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan KMnO4.
2) Besi
Kawat besi dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat dijadikan sebagai
standar primer. Unsur ini larut dalam asam klorida encer, dan semua besi (III) yang
diproduksi selama proses pelarutan direduksi menjadi besi (II). Oksidasi dari ion
klorida oleh permanganate berjalan lambat pada suhu ruangan. Namun demikian,
dengan kehadiran besi, oksidasi akan berjalan lebih cepat. Meskipun besi (II) adalah
agen pereduksi yang lebih kuat daripada ion klorida, ion yang belakangan disebut ini
teroksidasi secara bersamaan dengan besi. Kesulitan semacam ini tidak ditemukan
dalam oksidasi dari As2O3 ataupun Na2C2O4 dalam larutan asam klorida.
Sebuah larutan dari mangan (II) sulfat, asam sulfat dan asam fosfat, disebut
larutan pencegah, atau larutan Zimmermann-Reinhardt, dapat ditambahkan ke
dalam larutan asam klorida dari besi sebelum dititrasi dengan permanganate. Asam
fosfat menurunkan konsentrasi dari ion besi (III)dengan membentuk sebuah
kompleks, membantu memaksa reaksi berjalan sampai selesai, dan juga
menghilangkan warna kuning yang ditunjukkan oleh besi (III) dalam media klorida.
9
Kompleks fosfat ini tidak berwarna, dan titik akhirnya lebih jelas.Hidrogen
peroksida.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Permanganometri adalah penetapan kadar zat berdasarkan hasil oksidasi dengan
KMnO4 untuk mengetahui kadar suatu zat sampel. Titrasi permanganometri ini lebih
mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak memerlukan indicator. Sumber-
sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan pentiter
KMnO4 pada buret, penambahan KMnO4 yang terlalu cepat ataupun terlalu lambat pada
larutan seperti H2C2O4
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Utomo,D.P.2010.AnalisisPermanganometri.http://danipujiutomo.wordpress.com/2010/04/21/9
3/.Dibrowsing 05 April 2017. Pukul 13.45 WIB
11