Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TAFSIR QURAN-HADIS DAN AYAT

PENDIDIKAN

AYAT-AYAT TENTANG ALAM SEMESTA


Dosen Pengampu Drs. H. Marsudi Iman, M.Ag.

Disusun oleh :

Geza Karisma Melsandy (20140720195)

Indah Kusumaningrum (20140720196)

Ayu Dwi Putri (20140720197)

PAI E

Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH YOGYAKARTA

Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta


A. PENDAHULUAN
Al-Quran adalah sebuah dokumen untuk umat manusia. Di dalamnya merupakan
himpunan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Ia adalah kitab suci
agama Islam yang berisikan tuntunan-tuntunan dan pedoman-pedoman bagi umat manusia
dalam menata kehidupan mereka agar memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat.
Al-Quran merupakan sumber segala ilmu. Al-Quran menyebutkan tentang kejadian
alam semesta dan berbagai proses kealaman, dan fenomenya serta tentang penciptaan
manusia, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya dan dipacu akalnya untuk
menyelidiki segala apa yang ada disekitarnya seperti keingintahuan tentang rahasia alam
semesta.
Alam raya dan segala isinya berikut sistem kerjanya adalah keajaiban keajaiban yang
kesemuanya dinamani oleh Al-Quran sebagai ayat atau tanda-tanda bagi keesaan dan
kekuasaan Allah SWT.
Setiap muslim percaya sepenuhnya bahwa tata kerja alam raya berjalan konsisten
sesuai dengan hukum-hukum yang diterapkan oleh Allah dan semua proses penciptaannya
alam semesta ini sepenuhnya benda dalam kendali dan perintah Maha Penciptanya, yang
telah memberikan bentuk yang sempurna. Hukum dan fenomenya teratur dan dapat meliputi
ruang yang maha luas sampai pada unsur yang terkecil dalam alam semesta, tunduk kepada
satu pla dan susunan yang sama. Sungguh hanya Allah yang menciptakan alam semesta ini
dengan berjuta galaksi bintang dan planet yang tunduk pada aturan yang diterapkan untuk
mereka secara sempurna.
Penciptaan alam semesta termasuk salah satu perkara penting, tidak hanya termasuk
pemikiran islam, akan tetapi juga dalam ilmu pengetahuan kosmologi. Dengan
memperlihatkan lagit dan bumi dapatlah manusia meyakinkan bahwa alam ini tidak di
jadikan Allah dengan main-main, melainkan untuk afedah yang mendalam dari segi
keimanan.
B. PEMBAHASAN
Secara etimologi kata alam berasal dari kata alama yang
bermakna mengecap, merasakan, mengerti dan turunan katanya
adalah alam yang berarti alam jamaknya al-alamin. Sementara
semesta bermakna keseluruhan dan semua. Dengan demikian alam
semesta semua yang termasuk dalam ciptaan Allah, makhluk hidup
ataupun makhluk non hidup. Sedangkan yang dimaksud kata alamin
dalam al-Quran diartikan oleh para ulama sebagai kumpulan sejenis
dari mahkluk Tuhan yang berakal atau yang memiliki sifat-sifat yang
mendekati makhluk yang berakal, seperti tumbuhan bergerak dan
merasa. Pengertian ini didasarkan pada kata alamin yang
menunjukkan jamak dari alam, bermakna yang berakal.
Sementara para ahli astronomi menyatakan bahwa alam
semesta adalah kosmos yakni ruang angkasa serta semua benda langit
yang terdapat di dalamnya. Seperti yang dinyatakan dalam al-Quran
bahwa Allah sebagai pencipta segala sesuatu sedang bagaimana Dia
menciptakan tidak banyak diterangkan kecuali pokonya saja.
Bagaimana Akkah menciptakan tidak banyak diterangkan kecuali
pokoknya saja. Bagaimana Allah menciptakan adalah tugas manusia
untuk meneliti dengan akalnya. Manusia dengan segenap
kemampuandiberi kebebasan melakukan penyelidikan dengan panca
indera dan kecerdikan akalnya. Sehubung dengan keharusan manusia
mengenal alam dengan baik.
Dalam al-Quran ayat-ayat yang menginformasikan tentang
penciptaan alam semesta cukup banya dan tersebar dalam berbagai
surat, akan tetapi informasi itu hanya bersifat garis-garis beras atau
prinsip-prinsip saja karena al-Quran bukanlah buku kosmologi atau
buku ilmu pengetahuan umum yang menguraikan penciptaan alam
semesta secara sistematis. Penjelasan yang ada dalam al-Quran
mengenai penciptaan alam semesta ini tidak pernah
bertentangandengan temuan-temuan ilmu modern.
Berikut ini penulis menukilkan ayat-ayat yang menjelaskan
tentang pencptaan alam semesta, akan tetapi dalam makalah ini tidak
akan menampilkan seluruh ayat, melainkan beberapa ayat yang dinilai
mewakili ayat-ayat yang lain, yaitu: QS. Al-Anbiyaa ayat 30, QS. Hud
ayat 7, QS. Al-Sajdah ayat 4, QS. Fushshilat ayat 9-12 dan QS. Al-
Thalaq ayat 12. Ayat-ayat tersebut mencakup masalah tentang cara
penciptaan obyek-obyek material, maupun yang menyuruh manusia
untuk menyingkap asal-usulnya.

1. QS. Al-Anbiya Ayat 30




()
Artinya : Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan daripada air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman? (QS, Al-
Anbiyaa 21 : 30).
a. Penafsiran QS. Al-Anbiyaa ayat 30
Kata ( ) ratqan dari segi bahasa berarti terpadu,

sedang kata () fataqnahuma terambil dari kata ( )


fataqo yang berarti terbelah/terpisah. Ulama berbeda-
beda pendapat tentang maksud firman-Nya utuh tidak
terpisah, kemudian Allah pisahkan dengan mengangkat
langit ke atas dan membiarkan bumi tetap ditempatkannya
berada di bawah lalu memisahkan keduanya dengan udara.
M. Quraish memahami ayat ini sebagai salah satu mukjizat al-
Quran yang mengungkap peristiwa penciptaan planet-planet. Banyak
teori ilmiah yang mengemukakan bukti-bukti yang kuat, yang menyatakan
bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu gumpalan atau di
istilahkan oleh ayat ini dengan ( ) ratqan, lalu gumpalan itu terpisah

sehingga terjadilah pemisahan antara langit dan bumi. Sedangkan kata (


)fataqnahuma merupakan isyarat tentang apa yang terjadi pada
cairan atom pertamanya berupa ledakan dahsyat yang mengakibatkan
tersebarnya benda-benda alam raya ke seluruh penjuru yang berakhir
dengan terciptanya berbagai benda langit yang terpisah, termasuk tata
surya dan bumi.
b. Dalam perspektif pendidikan
1. Sebagai seorang pendidik kita memberi tahu kepada peserta didik
bahwa dalam al-Quran dijelaskan juga tentang pembentukan alam
semesta.
2. Seorang pendidik mampu menjelaskan atau membandingkan
kandungan QS. Al-Anbiyaa ayat 30 dengan teori big bang.
3. Pendidik mengajak peserta didik untuk mempelajari bumi, langit dan
segala isinya.
4. Pendidik dapat mengajak pendidik agar belajar dengan cara
melakukanan penalaran terhadap fenomena alam, yang berorientasi
pada keimanan.

2. QS. Hud Ayat 7




















()



Artinya: Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan
adalah Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang
lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Makkah):
"Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang
yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
a. Penafsiran QS. Hud ayat 7
Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.
Di dalam ayat ini disebutkan sittati ayyam artinya enam hari, akan
tetapi pengertian hari ini tidak dapat disamakan dengan hari seperti yang
kita alama sehari-hari, tetapi disesuaikan dengan hari menurut perhitungan
Allah, sebab satu hari pada sisi Allah yang lamanya sama dengan seribu
tahun menurut perhitungan kita seperti firman Allah SWT:

Artinya : Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu
tahun menurut perhitunganmu.
Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa singgasana-Nya
sebelum penciptaan langit dan bumi itu, berada di atas air. Arasy atau
singgasana Allah itu termasuk alam gaib, yang tidak dapat dicapai dengan
pancaindera, dan tidak mungkn pula dibayangkan atau dikhayalkan bentuk
dan rupanya, apalagi caranya Tuhan bersemanyam di atas singgasana itu.
Kata liyabluakum/ untuk menguji kamu berkaitan

dengan ciptaan langit dan bumi itu, yakni Allah Swt, menciptakan dengan
tujuan menguji manusia yang pada akhirnya dapat dibedakan mana yang
berkualitas baik dan mana yang buruk.
Kata


siapa diantara kamu yang lebih
baik amalnya mengisyaratkan bahwa manusia harus berpacu dengan
sesama manusia, bahkan dengan selainnya, untuk menghasilkan amal-
amal yang sebaik-baiknya, bukan hanya sekedar amal yang baik. Dengan
demikian, perlombaan itu tidak hanya menghadapi yang buruk amalnya
tetapi juga baik, untuk menemukannya siapa yang terbaik.
b. Dalam Perspektif Pendidikan
1. Sebagai seorang pendidik dapat mendidik peserta didik menjadi
manusia yang berkualitas baik.
2. Sebagai seorang pendidik dapat memberitahu siswa tentang ciri-ciri
manusia yang baik dan yang buruk.
3. Pendidik dapat memberikan contoh perbuatan yang baik dan shaleh.
4. Terciptanya langit dan bumi salah satu bukti atas
kebesaran Allah, bahwa sudah sepatutnya kita hanya
menyembah kepada-Nya.
5. Allah telah menunjukan bahwasanya seluruh isi di
muka bumi itu terdapat banyak manfaatnya. Dan satu-
satunya makhluk yang dapat mengolahnya ialah
manusia

3. QS.Al-Sajdah ayat 4

()

Artinya: Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Tidak ada
bagi kamu selain-Nya satu penolong pun dan tidak juga pemberi syafaat. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan .

a. Penafsiran QS. Al-Sajdah ayat 4



Kata

ditafsirkan sebagai berikut Allah SWT yang telah menciptakan
langit dan bumi serta apa yang di antara keduanya dalam enam masa,
menurut pandangan orang-orang yang menyelidiki tentang hal ini. Makna
yang dimaksud dari kata-kata hari dalam ayat ini, bukanlah
menunjukkan kepada hari yang biasa kita kenal, karena sesungguhnya
sebelum penciptaan langit belum ada malam dan siang.
ditafsirkan sebagai
Kata
berikut Tiadalah bagi kalian, hai manusia, seorang pun yang mengatur
urusan kalian dan menolong kalian dari-Nya, apabila Dia mengkehendaki
kemudaratan bagi kalian. Dia tiada seorang pun dapat memberikan syafaat
bagi kalian di sisi-Nya, jika Dia menyiksa kalian karena perbuatan
durhaka kalian terhadap-Nya.
di tafsirkan Apakah kalian tidak mengambil
Kata
pelajaran dan memikirkan, hai orang-orang yang menyembah selain-Nya
dan orang-orang yang berserah dii kepada selain-Nya? Maha Tinggi Allah
dan Maha Suci dari segala bentuk tandingan dan sekut, tiada tuhan selain
dia dan tiada Tuhan selain Dia.
b. Dalam Perspektif Pendidikan.
1. Allah mengajarkan kepada kita bahwa dalam melakukan sesuatu
kita harus melalui proses.
2. Allah menginginkan kita agar tidak serba instan sehingga apa yang
kita lakukan bernilai baik.
3. Ilmu itu adalah sesuatu yang diperoleh melalui perjuangan yang
bertahap.

4. QS. Fushilat ayat 9 12






( ) ,


( )

()












()


Artinya :
9. Katakanah: Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada
Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan
sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah
Rabb semesta alam.
10. Dan dia menciptakan di bumi itu gunung gunung yang
kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan makanan (penghuni)nya dalam
empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang
orang yang bertanya.
11. kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit
itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan
kepada bumi: Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku
dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab: Kami
datang dengan suka hati.
12. Maka dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia
mewahyukan pada tiap tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi
langit yang dekat dengan bintang bintang yang cermelang dan
Kami memeliharanya dengan sebaik baiknya. Demikianlah
ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
a. Penafsiran QS. Fushshilat ayat 9-12
Informasi yanf dapat diraih dari QS. Fushshilat ayat
9-12 di atas ialah bersifat rincian tentang enam tahapan
atau periode penciptaan alam semesta, yakni dua tahapan
atau periode penciptaan materi (al-ardh) dan empat
tahapan atau periode penciptaan gaya-gayanya.
Sedangkan penciptaan ruang alam (al-sam) termasuk
dalam dua dari enam tahapan atau periode tersebut.
Berarti informasi yang dicurahkan dari QS. Al-Fushshilat
ayat 9-12 ini memperkuat dan mempertegas informasi
yang tertuang dalam QS. Hud ayat 7 dan QS. Al-Sajdah
ayat 4.
Allah menciptaka langit itu serta memperindahnya
Dia juga yang menjadikan disana yakni di bumi itu gunung-
gunung yang kukuh di atasnya agar bumi yang terus
beredar iu tidak oleng. Dan dia juga yang memberkahinya
yakni melimpahkan aneka keajaiban sehingga ia dapat
berfungsi sebaik mungkin dan dapat menjadi keajaiban
sehingga ia dapat berfungsi sebaik mungkin dan dapat
menjadi hunian yang nyaman buat manusia dan hewan
dan disamping itu Dia juga menentukan kepadanya kadar
makanan-makanan para penghuninya. Semua itu
terlaksana dalam empat hari yang terbagi secara adil yakni
dua hari untuk penciptaan bumi dan dua hari sisinya buat
pemberkahan dan penyiapan makanan bagi para
penghuninya. Penjelasan yang dkemukakan ini adalah
jawaban bagi orang-orang yang bertanya tentang
penciptaan alam raya, atau pemberkahan dan penetapan
kadar-kadar itu dilakukan-Nya sedemikian rupa sehingga
memenuhi kebutuhan siapapun yang butuh dan memenita
baik dengan bahasa lisan maupun dengan bahasa hati dan
keadaannya.
b. Dalam Perspektif Pendidikan
1. Hendaklah seorang guru mengajarkan ilmu-ilmu
tentang pembentukan alam mesti dimaknai pula
sebagai upaya menanamkan dan membangun
keimanan dalam jiwa peserta didik.
2. Guru mengajarkan kepada peserta didik bahwa alam
semesta bukanlah produk dari hasil pemikiran
manusia melainkan produk dari hasil pemikiran
Tuhan.
3. Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa di
dalam alquran dijelaskan tahap-tahap penciptaan
alam yang secara umum dan sesuai dengan teori
modern jaman sekarang.
4. Penciptaan bumi dalam waktu yang singkat, supaya
manusia dapat menggunakan akal pikiran yang
waras bahwa begitu besarnya Kekuasaan Allah
Taala terhadap bumi ini.
5. Allah swt tidak hanya menyediakan tempat untuk
berlangsungnya hidup namun juga telah disediakan
makanan untuk segala makhluk hidup yang
bernyawa untuk mempertahankan hidup.

5. QS. Ath-Thalaq Ayat 12











()

Artinya: Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu.
a. Penafsiran QS. Ath-Thalaq ayat 12
Informasi sentral yang diperoleh dari surah al-Thalaq ayat 12 di
atas adalah jenis materi (al-ardh) sama dengan jumlah jenis ruang alam
(a-sama) yakni tujuh. Informasi lain yang disajikan, yakni tentang
undang-undang yang ditetapkan Allah berlaku pada ke tujuh ruang alam
(al-sama) dan ke tujuh materi (al-ardh), ini memperkuat informasi yang
terdapat dalam surat al-Fushilat ayat 11, akan tetapi penegasan dalam surat
al-Thalaq ini dikaitkan dengan kemahakuasaan Allah dan keluwesan ilmu-
Nya yang meliputi segala sesuatu. Pengaitan ini dapat diartikan bahwa
tiada sesuatupun yang terlepas dan penyimpangan dari peraturan atau
undang-undang yang telah ditetapkan Allah SWT.





dipahami dalam arti bilangan bumi
seperti bilangan tujuh langit. Yakni sebagaimana Allah yang menciptakan
langit yang tujuh itu, seperti itu juga Dia yang menciptakan bumi ini.
Penciptaan bumi walau hanya satu, tetapi kehebatan ciptaan itu tidaklah
kurang mengagumkan dibandingkan penciptaan yang tujuh itu bisa juga
persamaan dan kesepertian itu, dari sisi bentuknya yang lonjong dan bulat,
atau dalam peredaran, yakni bumi pun beredar sebagaimana langit atau
planetplanet yang lain beredar. Yang memahami persamaan pada bilangan,
ada yang menyatakan bahwa maksudnya adalah lapisan bumi, atau benua-
benua yang tadinya ada jauh sebelum dikenal alat-alat transportasi laut,
dan sebelum berpisahnya benua Asia dan Eropa serta benua tenggelamnya
beberapa benua. Ke tujuh benua dimaksud adalah 1) Asia bersama Eropa,
2) Afrika, 3) Australia, 4) Amerika Utara, 5) Amerika Selatan, 6) Kutub
Utara dan 7) Kutub Selatan.

Sedangkan kata yakni, ia adalah perwujudan. Sedang

turunnya perintah itu dalam arti proses yang dilaluinya langit demi langit
sampai akhirnya tiba di pentas bumi sehingga wujud dalam kenyataan
yang diperintahkan itu berupa dampak sesuatu, atau rezeki, atau kematian
atau kehidupan atau kehinaan dan lainnya.
b. Dalam Perspektif Pendidikan
1. Guru menjelaskan tentang ke Maha Kuasaan Allah kepada peserta
didik lewat penciptaan alam semesta.
2. Guru menjelaskan kepada peserta didik bahwa Allah itu ada lewat
penciptaan Alam semesta yang sangat luas dan sempurna.
3. Hendaklah manusia menggunakan akal pikirannya
untuk memahami apa yang telah tercipta untuknya di
muka bumi ini dan mengamati apa yang dapat terlihat
dengan panca indra. Kita dapat mempelajarinya
dengan memahami pelajaran proses membentukan
muka bumi.
4. Kita dianjurkan harus selalu bersyukur atas segala
nikmat yang telah diberikan-Nya, tidak luput dari satu
makhluk pun yang tidak mendapatkan nikmat dari-
Nya.

6. QS. Al-Anbiyaa ayat 16



()
Artinya : Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di
antara keduanya dengan bermain-main.
a. Penafsiran QS. Al-Anbiyaa ayat 16
Kami tidak menciptakan atap yang ditinggikan dan hanparan yang
dibentangkan ini dengan seluruh makhluk yang ada di antara keduanya,
untuk menjadi senda-girai dan permainan. Tetapi, Kami menciptakan
keduanya untuk berbagai faedah keagamaan dan hikmah Rabbaniyyah.
Umpamanya, untukmenjadi petunjuk guna mengetahui Penciptanya dan
jalan untuk mengambil pelajaran, disamping manfaat lain yang tiada
terhitung.
b. Dalam Perspektif Pendidikan
1. Seorang pendidik hendaknya mampu menjelaskan hikmah
Rabbaniyyah di balik penciptaan bumi pada peserta didiknya secara
jelas dan detail.
2. Manusia harus menggunakan akal fikirannya bahwa penciptaan bumi
ini, bukanlah main-main melainkan sebagai petunjuk untuk
mengetahui Penciptanya.
3. Seorang pendidik harus mengajak para muridnya untuk menggali terus
menerus apa saja manfaat dari penciptaan bumi untuk manusia.

7. QS. Al-Baqarah ayat 29




()
Artinya : Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan
Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

a. Penafsiran QS. Al-Baqarah ayat 29


Setelah Allah SWT menyebutkan bukti keberadaan dan kekuasaan-
Nya kepada makhluk-Nya melalui apa yang mereka saksikan sendiri pada
diri mereka, lalu Dia menyebutkan bukti lain melalui apa yang mereka
saksikan, yaitu penciptaan langit dan bumi. Untuk itu Allah SWT,
berfirman, Dialah Allah, yang menciptakan semua yang ada di bumi
untuk kalian, dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-
Nya tujuh langit
Allah yang menciptakan kita, juga telah mempersiapkan berbagai
fasilitas kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk itu Allah menciptakan
bumi dan langit beserta isinya lalu menyerahkannya kepada manusa.
Karena manusia adalah makhluk termulia diantara seluruh makhluk lain
yang Allah ciptakan. Dan segala sesuatu, baik benda-benda mati,
tumbuhan, hewan, tanah dan langit, semua diciptakan demi kepentingan
manusia . oleh karena itu, dalam ayat ini dikatakan, Allah menciptakan
segala yang ada di bumi untuk kalian.
Pada QS. Al-Jaatsiyah ayat 13, dikatakan Dia menciptakan bagi
kalian segala yang ada di langit dan di bumi.
Jadi bukan hanya bumi, tetapi langit dan segala isinya, Allah ciptakan
untuk kepentingan manusia. Satu lagi diantara tanda-tanda tauhid atau
keesaan Allah ialah sistem yang amat rumit namun sangat teliti. Sistem ini
mengatu langit dan segala isinya, dimana para ilmuan di zaman teknologi
modern dan serba canggih ini mengakui kelemahan mereka menghadapi
kehebatan alam raya ini. Bola bumi yang merupakan sumber kehidupan
dan macam-macam nikmat bagi kita, tak lebih hanyalah sebuah benda
langit yang sangat kecil dibanding benda-benda langit yang lain.

b. Dalam Perspektif Pendidikan


1. Allah menciptakan alam ini untuk kita. Oleh sebab itu, hendaklah
kita menempatkan diri kita hanya untuk Allah semata.
2. Manusia lebih muia dibanding seluruh yang ada di bumi dan langit,
bahkan ia merupakan tujuan penciptaan semua itu.
3. Tak ada satu pun ciptaan Allah di alam ini yang sia-sia, karena ia
diciptakan untuk sesuatu kepentingan bagi manusia, meskipun
manusia itu sendiri masih belum mengetahui letak kepentingan
tersebut.
4. Dunia diciptakan untuk manusia, bukan sebaliknya, manusia
diciptakan untuk dunia. Dunia adalah sarana, bukan tujuan.
5. Segala macam pemanfaatan nikmat-nikmat alam adalah halal bag
manusia, kecuali jika terdapat bukti khusus dari akal maupun
syariat yang mengaharamkan.

8. QS. Al-Araf ayat 56




()
Artinya : Dan jangan;ah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
a. Penafsiran QS. Al-Araf ayat 56
Dalam ayat ini Allah SWT melarang manusia untuk membuat
kerusakan di permukaan bumi. Larangan membuat kerusakan ini
mencakup semua bidang. Bumi diciptakan Allah dengan sangat baik.
Mempunyai gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai lautan,
daratandan lain yang semuanya itu dijadikan Allah untuk manusia agar
dapat diolah dan dimanfaatkankan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai
dirusak dan dibinasakan.
Sesudah Allah melarang membuat kerusakan, maka diakhir ayat ini
diulang lagi tentang bab berdoa kepada Allah baik untuk duniawi maupun
ukhrawi selain dengan sepenuh hati, khusyuk diri dan dengan suara yang
lembut, hendaklah juga disertai dengan perasaan takut dan penuh harapan.
b. Dalam Perspektif Pendidikan
1. Manusia diberikan kebebasan dalam mengatur dan mengolah segala
urusan di bumi, namun harus diperhatikan bahwa manusia memiliki
tanggung jawab untuk menjaganya dari segala hal kerusakan.
2. Manusia telah ditunjuk oleh Allah untuk mengolah dan memanfaatkan
dengan sebaik-baiknya, jangan sampai dirusak dan dibinasakan apa
yang telah tercipta baik itu yang ada dilangit ataupun yang ada dibumi.
3. Sebagai seorang pendidik harus mampu mengajak atau memotivasi
anak didiknya untuk selalu berdoa dengan perasaan takut dan penuh
harapan atas beban tugas untuk menjaga bumi dan langit dari tangan-
tangan yang merusak.

C. PENUTUP
Dalam penulisan ini dapat disimpulkan bahwa menurut al-Quran:

Banyak teori ilmiah yang mengemukakan bukti-bukti yang kuat, yang


menyatakan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan satu gumpalan atau di istilahkan
oleh ayat ini dengan ( )ratqan, lalu gumpalan itu terpisah sehingga terjadilah
pemisahan antara langit dan bumi.

Alam semesta itu diciptakan dalam enam hari (masa), tetapi hari di sini tidak
dapat disamakan dengan hari seperti yang kita alama sehari-hari, tetapi disesuaikan
dengan hari menurut perhitungan Allah, sebab satu hari pada sisi Allah yang lamanya
sama dengan seribu tahun menurut perhitungan kita. .

Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi serta apa yang di antara
keduanya dalam enam masa, menurut pandangan orang-orang yang menyelidiki tentang
hal ini. Tidak ada seorang pun yang mengatur urusan kalian dan menolong kalian dari-
Nya. Hanya Allah yang memberi pertolongan dan syafaat.
Dalam QS. Fushshilat ayat 9-12 berisi rincian tentang enam
tahapan atau periode penciptaan alam semesta, yakni dua tahapan
atau periode penciptaan materi (al-ardh) dan empat tahapan atau
periode penciptaan gaya-gayanya. Sedangkan penciptaan ruang alam
(al-sam) termasuk dalam dua dari enam tahapan atau periode
tersebut.
Dalam QS. Al-Thalaq ayat 12 berisi informasi materi (al-ardh) sama dengan
jumlah jenis ruang alam (a-sama) yakni tujuh. Informasi lain yang disajikan, yakni
tentang undang-undang yang ditetapkan Allah berlaku pada ke tujuh ruang alam (al-
sama) dan ke tujuh materi (al-ardh), akan tetapi penegasan dalam surat al-Thalaq ini
dikaitkan dengan kemahakuasaan Allah dan keluwesan ilmu-Nya yang meliputi segala
sesuatu.
Dalam QS Al-Anbiyaa ayat 16 menjelaskan bahwa Allahi tidak
menciptakan langit dan bumi beserta isinya bukan sia-sia. Akan tetapi, Allah menciptakan
keduanya untuk berbagai faedah keagamaan dan hikmah Rabbaniyyah. Umpamanya,
untuk menjadi petunjuk guna mengetahui Penciptanya dan jalan untuk mengambil
pelajaran, disamping manfaat lain yang tiada terhitung.
Dalam QS Al-Baqarah ayat 29 menjelaskan bahwa Allah yang
menciptakan kita, juga telah mempersiapkan berbagai fasilitas kesejahteraan dan
kemakmuran. Untuk itu Allah menciptakan bumi dan langit beserta isinya lalu
menyerahkannya kepada manusai. Karena manusia adalah makhluk termulia diantara
seluruh makhluk lain yang Allah ciptakan. Dan segala sesuatu, baik benda-benda mati,
tumbuhan, hewan, tanah dan langit, semua diciptakan demi kepentingan manusia .
Dalam QS Al-Araf ayat 56 menjelaskan bahwa Allah melarang
manusia untuk berbuat kerusakan. Dalam artian alam semesta
diciptakan Allah bukan untuk dirusak manusia melainkan dijaga
keseimbangannya. Setelah Allah melarang manusia untuk berbuat
kerusakan Allah menyuruh manusia untuk berdoa dengan sepenuh hati
dan penuh harapan.

D. DAFTAR PUSTAKA
Al-Maraghi, Ahmad Mushthafa, Tafsir Al-Maraghi, Terj.K. Anshori Umar Sitanggal,
Semarang : Toha Putra,1992.
Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al Qur'an, Vol.
I2, Jakarta: Lentera Hati, 2002.
Al-Maraghi, Ahmad Mushthafa, Tafsir Al-Maraghi, Terj.K. Anshori Umar Sitanggal,
Semarang : Toha Putra,1974.
HAMKA, Tafsir Al-Azhar, Juzu XVII, Bogor: Pustaka Panjimas,
Al-Maraghi, Ahmad Mushthafa, Tafsir Al-Maraghi, Terj.K. Anshori Umar Sitanggal, juz
XXV, Semarang : Toha Putra,1993.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya, 1990.
El-Fandy, Muhammad Jamaluddin, Al-Quran tentang Alam Semesta, Terj. Abdul Bar
Salim, Jakarta: 2004.
Yahya, Harun, Al Quran dan Sains, Terj. Tim Penerjemah Hikmah Teladan, Bandung:
PT Syaamil Cipta Media, 2007.

Anda mungkin juga menyukai