PENDAHULUAN
MOTOR 1 PHASE BELITAN BIFILAR
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui cara membalik arah putaran mesin
b. Untuk mengetahui cara kerja dan penggunaan motor kapasitor dalam
kondisi tidak berbeban
BAB II
DASAR TEORI
Stator motor universal dapat berupa sepatu kutub (salient pole) maupun
stator silinder (non salient). Motor universal dengan stator sepatu kutub
umumnya beroperasi untuk daya 250 Watt (1/4 HP) ke bawah. Sedangkan
stator non salient dioperasikan untuk daya di atas 250 Watt.
Kecepatan beban nol motor ini sangat tinggi, tetapi pada saat beban
dipasang kecepatan motor berkurang dan akan terus berkurang jika
bebannya bertambah lagi. Pengaturan kecepatan motor universal dapat
dilakukan dengan cara memasang tahanan depan (rheostat resistance)
dihubungkan seri dengan motor listrik. Tahanan depan yang di atur
bervariasi pada motor listrik akan memberikan tegangan masuk bervariasi
pada motor, sehingga fungsi tegangan terhadap kecepatan sesuai dengan
formula dasar dari motor listrik. Pengaturan kecepatan kedua adalah
dengan kumparan medan dibuat dalam beberapa tingkat (step) untuk
memberikan variasi impedansi lilitan medan, sehingga fluksi medan
terhadap kecepatan sesuai dengan rumus dasar motor listrik.
Sumber: http://rizkitomy10.blogs.uny.ac.id/tag/motor-universal/
2.5.2. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar dari motor, umumnya
berbentuk slinder dan bergerigi, dibuat dari alumunium dan dibuat
bergerigi untuk menciptakan celah yang akan diisi konduktor berupa
kumparan. Selain itu, rotor juga dilapisi dengan lamina untuk menambah
kinerja dari rotor yang digunakan. Masing-masing komponen dipasang
pada besi yang ditunjukkan seperti pada gambar berikut:
Kipas Angin
Mesin Cuci
Pompa Air
AC
Mengubah
3. Motor energi listrik
1. kapasitor menjadi
energi gerak
Menghitung
3. Clamp nilai arus
2. meter pada
rangkaian
Mengukur
3. Tachomete
RPM pada
3. r
motor
Menghubungk
3.
Kabel an arus dalam
4.
rangkaian
Untuk
Variable
3. mengatur
AC/DC
5. variasi input
Supply
voltage
3.2. Rangkaian Praktikum
Gambar 3.6
Sumber: Dokumentasi Praktikum
3.3. Prosedur Praktikum
1. Merangkai rangkaian seperti gambar 3.6 diatas
2. Melakukan percobaan dan mengulangi sebanyak lima kali
3. Mencatat hasil percobaan (I start, I konstan, putaran)
4. Mengulangi semua langkah diatas untuk yang berlawanan arah
jarum jam
4.1. Perhitungan
4.1.1. Data rangkaian 1 (searah jarum jam)
Daya motor yang dihasilkan :
P = V I cos ; dengan cos = 0.74; V = 220 V
Perhitungan Torque :
5250 HP
T=
n
Perhitungan Torque :
5250 HP
T=
n
4.2. Grafik
4.2.1. Hubungan V & rpm
Tabel dari hasil praktikum jika kita hubungkan antara putaran
clockwise dan counter clockwise terdapat perbedaan, grafik sbb:
Grafik 4 : Hubungan Torque & arah putaran antara clockwise & counter clockwise
Dapat dilihat dari grafik bahwa arah hubungan antara torque dengan
arah putaran sangat berpengaruh terhadap konstruksi perencanaan
awal dari designer itu sendiri sehingga jika terdapat perubahan atau
modifikasi salah satu yang terjadi untuk perubahan arah adalah
turunnya torsi dari motor tersebut.
&
Is
I I
m
I-
Gambar IV.3.2 : Vektor dari Arus capasitor
Karena sudut yang terlalu jauh sehingga membuat motor tidak bisa
bergerak sehingga dengan adanya kumparan bantu (Is) maka sudut
menjadi lebih kecil.
BAB V
KESIMPULAN