Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu. Atas asung kertha wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, akhirnya makalah yang bertemakan ALAT UKUR ELEKTRODINAMIS
DAN ALAT UKUR KUMPARAN PUTAR ini dapat terselesaikan. Tugas
makalah ini adalah tugas yang wajib dikerjakan oleh setiap mahasiswa agar
mendapatkan nilai pada Program Studi Teknik Elektro dan Komputer, Universitas
Udayana. Untuk itu kami ingin berterimakasih kepada Ir. Antonius Ibi Weking M.
T selaku dosen mata kuliah sistem instrumentasi, karena atas bimbingan beliau,
kami selaku penyusun dapat menyusun makalah ini dengan format yang baik dan
benar.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, maupun dalam pengetikannya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami selaku penyusun menerima segala kritik
dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ilmiah ini dapat bermanfaat dan
menjadi inspirasi membuat makalah ilmiah untuk kedepannya.
Om Santhi Santhi Santhi Om.

Denpasar, Februari 2017

Penyusun

Daftar isi
1. Kata Pengantar... i
2. Daftar Isi.. ii
3. Bab 1 Pendahuluan. 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Tujuan. 2
1.3 Ruang Lingkup Materi.................................................. 2

1
2

4. Bab 2 Landasan Teori... 3


2.1 Prinsip Dasar Elektromagnet. 3
2.2 Elektromagnet pada Belitan Kawat... 5
2.3 Hukum Tangan Kanan... 6
5. Bab 3 Pembahasan. 8
3.1 Prinsip Alat Kumparan Listrik.. 8
3.2 Prinsip Alat Ukur Elektrodinamis 13
6. Bab 4 Penutup 17
4.1 Simpulan.. 17
7. Daftar Pustaka... 18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Listrik merupakan suatu muatan yang terdiri dari muatan positif
dan negative, dimana sebuah benda akan dikatakan memiliki energy listril
apabila suatu benda itu mempunyai perbedaan jumlah muatan. Sedangkan
muatan yang dapat berpindah adalah muatan negative atau electron dari
sebuah benda. Berpindahnya electron ini disebabkan oleh ermacam gaya
atau energy, misalkan, energy panas, energy gerak dan lain sebagainya.
Berpindah nya electron ini lah yang disebut listrik. Apabila jumlah muatan
positif lebih besar dari muatan negative maka benda tersebuat akan
mencari muatan negative untuk mencapai keadaan seimbang. Suatu benda
akan selalu berusaha mempertahankan keadaan seimbang/netral antara
muatan negative dan muatan positif.
Listrik memiliki besaran-besaran sebagai berikut :
1. Tegangan
2. Arus
3. Hambatan
4. Kuat medan
5. Muatan listrik
6. Kapasitansi
7. Indukstansi
8. Fluks magnetic

Dalam hal ini kami mengangkat tema yang berkaitan dengan alat ukur arus
listrik yaitu alat ukur elektrodinamis dan alat ukur kumparan putar. Dua alat
ukur ini sebenarnya memiliki definisi yang tidak jauh berbeda yaitu alat ukur

2
yang berbentuk kumparan putar yang bekerja berdasarkan elektromagnetik
tetapi medan magnetnya tidak berasal dari magnet permanen melainkan
berasal dari kumparan tetap alat ukur tersebut. Alat ukur ini biasanya
digunakan untuk mengukur arus bolak balik ataupun arus yang searah.
Ampermeter adalah salah satu contoh alat ukur yang prinsip kerjanya
berdasakan elektrodinamis dan kumparan putar.

1.2 Tujuan
Untuk lebih mendalami materi ALAT UKUR
ELEKTRODINAMIS DAN ALAT UKUR KUMPARAN PUTAR dan
untuk memenuhi tugas mata kuliah system instrumentasi yang diampu
oleh Ir. Antonius Ibi Weking M.T

1.3 Ruang Lingkup Materi


Untuk mempermudah penulisan makalah ini agar lebih terarah
dan tidak keluar dari topik yang dibahas, maka perlu kiranya dibuat
suatu batasan materi. Adapun ruang lingkup materi yang dibahas adalah
:
1. Makalah ini membahas tentang alat ukur elektrodinamis dan alat ukur
kumparan putar yang meliputi, contoh alat, prinsip kerja, dan
persamaan-persamaan yang digunakan dalam menggunakan alat ukur
tersebut
2. Konsep dasar alat ukur eletkrodinamis dan alat ukur kumparan putar
adalah elektromagnetik.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Prinsip Dasar Elektromagnet
Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet denga menggunakan
arus listrik. Bila Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya meninggalkan
kita (tanda silang), maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet melingkar,
lihat gambar 1. Sedangkan gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari
serbuk besi yang ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik,
4

Gambar 2.1.1 Prinsip elektromagnetik

Saat sebatang kawat pada posisi vertikal dialirikan arus listrik DC searah
panah, maka arus menuju keatas arah pandang (tanda titik). Garis gaya magnet
yang membentuk selubung berlapis lapis terbentuk sepanjang kawat. Garis gaya
magnet ini tidak tampak oleh mata kita, cara melihatnya dengan serbuk halus besi
atau kompas yang didekatkan dengan kawat penghantar tersebut. Kompas
menunjukkan bahwa arah garis gaya sekitar kawat melingkar. Arah medan magnet
disekitar penghantar sesuai arah putaran sekrup (James Clerk Maxwell, 1831-
1879). arah arus kedepan (meninggalkan kita) maka arah medan magnet searah
putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila arah arus kebelakang (menuju kita) maka
arah medan magnet adalah kekiri.

Gambar 2.1.2 Garis magnet membentuk selubung seputar kawat berarus

4
.

Gambar 2.1.3 Prinsip putaran sekrup

Arah aliran arus listrik DC pada kawat penghantar menentukan arah garis
gaya elektromagnet. Arah arus listrik DC menuju kita (tanda titik pada penampang
kawat), arah garis gaya elektromagnet melingkar berlawanan arah jarum jam.
Ketika arah arus listrik DC meninggalkan kita (tanda silang penampang kawat),
garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan melingkar searah dengan jarum jam
(sesuai dengan model mengencangkan sekrup). Makin besar intensitas arus yang
mengalir semakin kuat medan elektro-magnet yang mengelilingi sepanjang kawat
tersebut.

Gambar 2.1.4 Elektromagnetik sekeliling kawat.


6

2.2 Elektromagnet pada Belitan Kawat

Jika sebuah kawat penghantar berbentuk bulat dialiri arus listrik I sesuai
arah panah, maka disekeliling kawat timbul garis gaya magnet yang arahnya
secara gabungan membentuk kutub utara dan kutub selatan. Makin besar arus
listrik yang melewati kawat, maka akan semakin kuat medan elektromagnetik
yang ditimbulkannya.

Gambar 2.2.1 Kawat melingkar berarus membentuk kutub magnet

Jika beberapa belitan kawat digulungkan membentuk sebuah coil atau lilitan, dan
kemudian dipotong secara melintang maka arah arus ada dua jenis. Kawat bagian
atas bertanda silang (meninggalkan kita) dan kawat bagian bawah bertanda titik
(menuju kita).

6
Gambar 2.2.2 Belitan kawat membentuk kutub magnet.

2.3 Hukum Tangan Kanan

Hukum tangan kanan untuk menjelas kan terbentuknya garis gaya


elektromagnet pada sebuah gulungan atau coil dapat dilihat pada gambar 7.
Dimana sebuah gulungan kawat coil dialiri arus listrik, maka arah arusnya
ditunjukkan sesuai dengan empat jari tangan kanan, sedangkan kutub magnet
yang dihasilkan ditunjukkan dengan ibu jari untuk arah kutub utara dan kutub
selatan arah lainnya.

Gambar 2.3.1 Hukum tangan kanan.

Untuk menguatkan medan magnet yang dihasilkan pada gulungan dipasangkan


8

inti besi dari bahan ferromagnet, sehingga garis gaya elektromagnet menyatu.
Aplikasinya dipakai pada coil kontaktor atau relay

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Prinsip Alat Kumparan Listrik

Alat ukur kumparan putar adalah alat ukur yang bekerja berdasarkan
prinsip kerja kumparan listrik yang digunakan ditempat medan magnet yang
berasal dari magnet permanen. Alat ukur kumparan putar sudah tidak terpengaruh
oleh medan magnet dari luar karena telah memiliki medan magnet yang kuat
terbuat dari logam alniko yang berbentuk U. Prinsip kerja alat ukur kumparan
putar menggunakan dasar berdasarkan percobaan hukum Lorentz. Hukum Lorentz
dikatakan, jika sebatang penghantar dialiri arus listrik berada dalam medan
magnet, maka pada kawat penghantar tersebut menghasilkan suatu gaya. gaya
yang dihasilkan adalah gaya lorentz. Arah nya ditentukan dengan kaidah tangan
kiri fleming.

Gambar 3.1.1 hukum tangan kiri Flaming


Hukum tangan kiri flaming menjelaskan bahwa magnet permanen yang
berbentuk tapal kuda yang dilengkapi sepatu kutub. Di antara sepatu kutub
ditempatkan sebuah inti dengan lilitan kawat yang dapat bergerak (berputar pada
poros). pada saat melakukan pengukuran, arus listrik yang mengalir pada
kumparan dan menyebabkan adanya magnet. magnet tersebut ditolak oleh medan
magnet tetap. Berdasarkan hukum tangan kiri fleming, kumparan tersebut akan
berputar sehingga jarum penunjuk akan bergerak atau menyimpang dari angka
nol. semakin besar arus yang mengalir dalam kumparan, maka akan semakin besar
pula arus yang mengenai kumparan dan menyebabkan penyimpangan jarum
bergerak semakin jauh

8
Gambar 3.1.2 Benda yang bekerja berdasarkan prinsip kumparan putar

Keterangan gambar bagian-bagian alat ukur kumparan putar :


1. Skala 5.Kumparannputar
2. Jarum penunjuk 6. Inti besi lunak
3. Magnet tetap 7. Pegas
4. Sepatu kutub 8. Poros

Terdapat dua buah pegas yang berbentuk ulir pipih yaitu :


1. Pegas yang terletak diatas kumparan
2. Pegas yang terletak dibawah kumparan.

Kedua pegas tersebut memiliki arah yang berlawanan, oleh sebab itu jika
salah satu pegas mengencang maka pegas yang lain akan mengendur. Hal inilah
yang mengatur keseimbangan pada jarum penunjuk dan menunjukan pada titik nol
(0) apabila tidak ada arus yang mengalir pada suatu alat ukur yang bekerja
berdasarkan prinsip kumparan putar. Ketika kumparan dialiri arus listrik maka
akan timbul gaya pada kedua sisi pegas dan akan menghasilkan momen
penyimpangan.
10

Gambar 3.1.3 Momen Penyimpangan

Jika arus listrik yang mengalir pada kumparan adalah I Amper, maka besarnya
gaya pada tiap sisi kumparan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
berikut :

F = B . I . L(3.1)

keterangan :
F = Besar Gaya (N)
B = Kerapatan fluk magnet (T)
I = Arus listrik (A)
L = Panjang penghantar (m)

Apabila kumparan dengan N lilitan, maka gaya pada masing-masing kumparan


adalah : N . B . I . L (dengan satuan newton). Besarnya momen penyimpangan
(Td) adalah gaya dikalikan dengan lengan atau jarak tegak lurus. jika lengan
adalah b maka momen penyimpangan dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus :

Momen Penyimpangan (Td) = gaya x lengan..(3.2)


Td = N . B . I . L . b..(3.3)

Karena I x b merupakan luas penampang kumparan A, maka momen


penyimpangannya :

Td = N . B . I . A(3.4)

Keterangan :
Td = Momen penyimpangan (Nm)
B = Kerapatan fluk magnet (T)
I = Arus listrik (A)
A = Luas penampang (m)

10
Berdasarkan persamaan Td, jika B dinyatakan suatu konstanta, maka
momen penyimpangan (Td) akan sebanding dengan arus listrik yang mengalir
pada kumparan. Hal tersebut disebabkan karena alat ukur menggunakan pegas
kontrol yang tidak bervariasi, maka momen pengontrol (tc) sebanding dengan
simpangan 2. Pada posisi simpang akhir Td = Tc, sehingga simpang 2 adalah
sebanding dengan arus I. Dengan demikian alat ukur ini dapat dikatakan
mempunyai skala seragam. Untuk menentukan skala alat ukur kumparan putar
dipaparkan dengan grafik, yang menghubungkan persamaan sudut putar 2 dengan
momen T.

Gambar 3.1.4 grafik penentuan penunjukan

Gambar 3.1.5 skala alat ukur kumparan putar


12

Jika Arus listrik yang mengalir pada alat ukur kumparan putar sebesar 1,2
radian. Jika penggerak yang disebabkan oleh arus -arus sebesar 1, 2, 3, 4, dan 5
mA dinyatakan dengan TD1, TD2, TD3, TD4, dan TD5. Momen - momen tersebut dapat
digambarkan sebagai garis-garis datar dan jarak yang sama satu sama lain. Perlu
diketahui bahwa momen-momen pergerakan tersebut hanya ditentukan oleh
besarnya arus listrik yang mengalir dan tidak dipengaruhi oleh besarnya sudut
putar 2 dari penunjuk. besarnya momen pengontrol berbanding lurus dengan sudut
putar sehingga dalam grafik dapat digambarkan sebagai garis lurus yang
menghubungkan titik mula dengan A sesuai dengan gambar grafik penentuan
penunjukan. Apabila momen pergerakan dan momen pengontrol dalam keadaan
seimbang, dan masing-masing momen pergerakan dan momen momen pergerakan
dinyatakan sebagai 21, 22, 23, 24, dan 25, maka didapat 22 = 221, 23 = 321, 24 = 421,
25 = 521. Oleh karena itu yang dibentuk dengan membagi busur lingkaran sebesar
1,2 rad ke dalam lima bagian yang sama, dan dan diberikan angka-angka pada
lima bagian dari skala tersebut 1, 2, 3, 4, dam 5 seperti pada gambar skala alat
ukur kumparan putar besar arus yang mengalir dapat dinyatakan pada jarum
penunjuk berhenti. Jika gambar jarum menunjukan jarum berhenti pada angka 3,5
maka besarnya arus yang diukur adalah 3,5 mA.

Pada umumya kumparan putar terbuat dari kerangka yang berbahan dasar
berupa aluminium. Aluminium digunakan sebagai bahan kerangka tersebut karena
merupakan jaringan hubung singkat dan memberikan pada kumparan momen
peredam.

Gambar 3.1.6 peredaman alat ukur kumparan putar

Sesuai dengan gambar peredam alat ukur kumparan putar jika kumparan
putar dialiri arus, maka kumparan akan berputar dan dalam kerangka akan timbul
arus induksi. Tegangan yang menyebabkan arus induksi mengalir dalam kerangka
kumparan. Sebaiknya arus induksi akan memotong fluksi magnet dalam celah
udara, jika kumparan berputar membangkitkan momen yang berbanding lurus

12
dengan kecepatan putar. Arah momen ini berlawanan dengan arah perputaran,
maka akan menghambat arah perputaran , dan momen ini disebut momen
peredam. Proses penunjukan jarum alat ukur secara tidak langsung menunjukan
harga yang dikehendaki tetapi masih terdapat nilai perbedaan. Perbedaan
disebabkan karena adanya tahanan dalam diri alat ukur. Proses demikian jika
dapat disebabkan adanya peredaman. Jika penampang kerangka kecil dan
memiliki nilai tahanan arus yang besar, maka arus induksi yang terjadi kecil
sehingga mengakibatkan momen redam yang terjadi kecil sehingga
mengakibatkan momen redam yang lemah dan penunjukan jarum akan di sekitar
20.

Gambar 3.1.7 kurva gerakan jarum penunjuk dari suatu alat ukur

Biasa disebut dengan peredaman kurang (sesuai dengan kurva A).


Sebaliknya jika tahanan listrik kecil, arus induksi yang terjadi besar sehingga
mengakibatkan pergerakan jarum akan lambat dan biasanya disebut dengan
peredaman lebih (kurva B). Yang paling baik adalah diantara peredaman kurang
dan peredaman lebih biasa disebut degan peredaman kritis (kurva C).

3.2 Prinsip Alat Ukur Elektrodinamis


Alat ukur elektrodinamis adalah alat ukur kumparan putar, yang medan
magnet nya tidak berasal dari magnet permanen melainkan berasal dari kumparan
tetap pada alat ukur tersebut. Alat ukur elektrodinamis dapat digunakan pada arus
listrik bolak-balik atau pun searah. Alat ukur elektrodinamis memiliki kelemahan
yaitu, apabila digunakan pada alat ukur yang memiliki daya yang sangat tinggi
maka akan berdampak pada konstrusinya. Hal tersebut disebabkan karena arus
14

yang diukur tidak hanya arus yang mengalir melalui kumparan putar, yang
menghasilkan fluksi medan. untuk menghasilkan suatu medan magnet yang cukup
kuat diperlukan gaya gerak magnet yang tinggi, dengan demikian diperlukan
sumber yang mengalirkan arus dan daya yang besar pula.

Gambar 3.2.1 prinsip kerja alat ukur elektrodinamis

Prinsip kerja alat ukur elektrodinamis dapat dilihat pada gambar, Kumparan putar
(Moving coli) M ditempatkan diantara kumparan-kumparan tetap (Fixed coil) F1,
dan F2 yang sama dan saling sejajar. kedua kumparan tetap mempunyai inti udara
untuk menghindari efek histerisis, bila instrumen tersebut digunakan untuk sikuit
AC. Jika arus listrik yang melalui kumparan tetap I1 dan arus yang melalui
kumparan putar I2. Karena tidak mengandung besi, maka kuat medan dan rapat
flux akan sebanding terhadap I1 Jadi :

B = k . I1.....................................................................(3.5)

Keterangan :
B = kerapatan fluk magnet
k = konstanta

Misalkan kumparan putar yang dipergunakan berbentuk persegi (dapat juga


lingkaran) dengan ukuran panjang l dan lebar b, dan banyaknya lilitan N. besarnya
gaya pada masing-masing sisi kumparan F adalah :

N . B . I2 . l...
(3.6)

Momen penyimpangan atau momen putaran pada kumparan besarnya adalah :

14
Td = N . B . I2 . l . b B = k . I1..
(3.7)
Td = N . k . I1 I 2 . l . b
(3.8)

keterangan :
Td = Momen putar (Nm)
N = Banyaknya lilitan
l = panjang kumparan (m)
b = lebar kumparan (m)

Besarnya N, K, l, dan b adalah konstan, bila besaran-besaran tersebut dinyatakan


dengan K1 maka :

Td = KI . I1 . I 2.(3.9)

Dari persamaan tersebut akan diketahui bahwa besarnya momen putar adalah
berbanding lurus terhadap hasil kali arus yang mengalir melalui kumparan tetap
dan kumparan putar. Pada kumparan putar ini spring kontrol (pegas pengatur),
maka momen pemulih akan berbanding lurus terhadap simpangan-simpangan,
maka :

KI . I1. I2 = K2 . 2..(3.10)
2 I1. I2....(3.11)

Apabila alat ukur yang digunakan sebagai ampermeter, maka arus yang melalui
kumparan tetap dan kumparan putaran nya akan memiliki nilai yang sama. Jika I1
= I2 = I, maka :
2 I2(3.12)
I V2...(3.13)

Apabila alat ukur tersebut digunakan voltmeter maka kumparan tetap F, dan
kumparan putar M dihubungkan seri dengan nilai hambatan yang tinggi (Rs).
Besarnya Jika I1 = I2 = I, maka :
2 V.V 2 V2..
(3.14)
V V2...
(3.15)
16

Gambar 3.2.2 rangkaian alat ukur voltmeter elektrodinamis

Alat ukur elektrodinamis bila digunakan untuk arus bolak-balik biasanya


skala dikalibrasi dalam akar kuadrat arus rata-rata, berarti alat ukur membaca nilai
efektif. Dengan demikian jika alat ukur elektrodinamis di kalibrasi untuk arus
listrik searah 1A pada skala diberi tanda yang menyatakan nilai 1A, maka untuk
arus listirk bolak-balik akan menyebabkan jarum menyimpang ke tanda skala
untuk I A dc dan memiliki nilai efektif sebesar 1A. jadi pembacaan yang
dihasilkan oleh arus searah dapat dialihkan ke dapat dialihkan ke nilai arus bolak-
balik yang sesuai, karena itu merupakan hubungan antara AC dan DC. artinya
alat ukur ini dapat digunakan untuk membaca arus bolak-balik AC dan searah DC

16
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Alat ukur kumparan putar adalah alat pengukur yang bekerja atas dasar
prinsip dari adanya suatu kumparan listrik, yang ditempatkan pada medan
magnet, yang bersal dari suatu magnet permanen.
2. Bagian bagian dari alat ukr kumparan putar yaitu magnet tetap, kutub
sepatu, inti besi lunak, kumparan putar, pegas spiral, jarum penunjuk,
rangka kumparan putar dan riang poros.
3. Prinsip kerja alat ukur kumpara putar menggunakan dasar percobaan
Lorentz.
4. Momen penggerak ditentukan oleh besarnya arus, dan tidak tergantung
dari sudut putar (teta) dari penunjuk.
5. Momen penggerak dan momen pengontrol pada alat ukur kumparan putar
mempunyai kesamaan dengan gravitasi yang bekerja pada pemberat dan
gaya tarik dari pegas.

DAFTAR PUSTAKA
18

William, Cooper.1985 Insturmentasi Elektronik Dan Teknik Pengukuran, Penerbit


Erlangga
Soedjana, Sapiie. 1974 Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik, P.T Pradnya
Paramita
www.ee.unud.ac,id/file_pendukung_data
http://berbagi-media-pengetahuan.blogspot.co.id/2014/alat-ukur-kumparan-
putar.html

18

Anda mungkin juga menyukai