Anda di halaman 1dari 12

Sabua Vol.7, No.

1: 395-406 Maret 2015 ISSN 2085-7020

HASIL PENELITIAN

KAJIAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PADA PERMUKIMAN DI
KAWASAN SEKITAR DANAU TONDANO
( STUDI KASUS : KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA)

Jessica C.C Mende1, Veronica A.Kumurur2 & Ingerid L.Moniaga3



1
Mahasiswa S1 Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Sam Ratulanggi Manado
2&3
Staf Pengajar Jurusan Arsitektur, Universitas Sam Ratulanggi Manado

Abstrak. Permukiman akan selalu berkembang seiring dengan meningkatnya


kebutuhan akan lahan akibat meningkatnya jumlah penduduk. Pada akhirnya
kawasan yang seharusnya dilindungi dimanfaatkan sebagai tempat bermukim.
Pemanfaatan lahan sebagai permukiman di kawasan sekitar Danau Tondano bisa
saja dilakukan namun harus memperhatikan aspek penataan lingkungan
permukiman. Ada begitu banyak aspek dalam permukiman,diantaranya yang
sering terabaikan adalah masalah pengelolaan air limbah. Pengelolaan air limbah
perlu diperhatikan dalam menata suatu permukiman,apalagi permukiman yang
menjadi objek penelitian ini adalah permukiman yang berkembang di kawasan
sekitar danau Tondano ,karena memungkinkan timbulnya pencemaran di danau
Tondano. Kecamatan Remboken merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten
Minahasa yang permukimannya banyak berkembang di kawasan sekitar Danau
Tondano. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif,dimana data
dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui kondisi pembuangan air limbah serta
menghitung kebutuhan sarana pengelolaan air limbah di Kecamatan Remboken
lewat perencanaan Instalasi Pengelolaan Air Limbah. Hasil penelitian diketahui
bahwa sebagian besar sarana dan prasarana pembuangan air limbah baik grey
water maupun black water diantaranya ketersediaan WC, serta septik tank kurang
memadai. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar limbah dari permukiman
Kecamatan Remboken masuk ke badan air Danau Tondano. Oleh karena itu
berdasarkan hasil penelitian tersebut maka direkomendasikan perencanaan
Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL),dimana air limbah yang dihasilkan akan
diolah untuk meminimalisir bahan- bahan pencemar untuk selanjutnya air limbah
yang telah diolah dapat dimanfaatkan kembali atau dikembalikan ke badan air
Danau Tondano

Kata Kunci: Pengelolaan Air limbah, Permukiman, Kecamatan Remboken, Danau


Tondano

PENDAHULUAN kawasan lindung yang tidak luput dari


Pertumbuhan penduduk yang semakin pemanfaatan sebagai permukiman ,yang pada
meningkat akan selalu diikuti dengan akhirnya memberi pengaruh buruk terhadap
peningkatan kebutuhan akan lahan untuk keberlangsungan fungsi danau yaitu sebagai
pemukiman. Ketika kebutuhan akan lahan di sumber air minum. Lebih dari 500 danau
perkotaan tidak dapat terpenuhi ,maka dengan luas keseluruhan lebih dari 5.000 !
kawasan lindung menjadi sasaran atau sekitar 0,25 % dari luas daratan
pemanfaatan untuk memenuhi kebutuhan. Indonesia status kondisinya semakin
Kawasan sekitar danau juga merupakan memprihatinkan (M.Fakhrudin ,2012).

@Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)


Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado
Maret 2015
396 J.C.C MENDE, V.A. KUMURUR & I.L. MONIAGA


Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah sumber air minum masyarakat
Kabupaten Minahasa Kawasan sekitar Danau (E.H.Sittadewi,2008).
Tondano ditetapkan sebagai Kawasan Kecamatan Remboken merupakan
Lindung dimana Kriteria kawasan sekitar salah satu wilayah pesisir Danau
danau/waduk adalah daratan sepanjang tepian Tondano,dimana permukimannya banyak
danau/waduk yang lebarnya proporsional berkembang disepanjang pesisir danau serta
dengan bentuk dan kondisi danau/waduk daerah aliran sungai. Hal ini menyebabkan
antara 50 - 100 meter dari titik pasang segala aktivitas dalam permukiman ini
tertinggi ke arah darat. mempengaruhi keadaan lingkungan danau itu
Permasalahan lingkungan yang mulai sendiri terutama masalah pembuangan
nampak seperti sampah, limbah domestik, limbah. Limbah yang dibuang langsung atau
permukiman padat, dan lain-lain merupakan tanpa pengolahan terlebih dahulu tentu akan
permasalahan klasik di mana-mana termasuk mengakibatkan penurunan kualitas
di Kecamatan Remboken.Dari sekian unsur lingkungan,selain itu menimbulkan masalah
permasalahan tersebut, maka unsur yang kesehatan dan dalam jangka panjang bisa
kompleks, terkesampingkan dan tidak mengancam keberlangsungan permukiman itu
tersentuh apalagi menjadi prioritas oleh sendiri.
banyak perhatian publik maupun pemerintah Kecamatan Remboken dilalui oleh
adalah unsur air limbah. Pencemaran yang beberapa sungai yang mengalir ke Danau
terjadi di perairan danau akibat aktivitas Tondano,dimana di sepanjang sempadan
manusia yang bermukim di sekitar danau, sungai telah dipadati dengan bangunan yang
merupakan masalah penting yang perlu pembuangan limbah cairnya langsung ke
memperoleh perhatian dari berbagai pihak. sungai. Begitu pun dengan jamban rumah-
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin rumah yang berbatasan langsung dengan air
pesat dan diiringi dengan semakin danau yang langsung mencemari air danau.
merebaknya permukiman akan berpengaruh Oleh karena itu, kajian tentang sistem
terhadap jumlah buangan limbah cair yang pengelolaan air limbah pada permukiman di
ditimbulkan oleh aktifitas dalam rumah kawasan sekitar Danau diperlukan untuk
tangga . Hal ini disebabkan beragamnya mengetahui dan mengkaji bagaimana kondisi
sumber bahan pencemar yang masuk dan eksisting pembuangan limbah serta
terakumulasi di danau. Sumber-sumber bahan menganalisis sistem pengolahan yang baik
pencemar tersebut antara lain berasal dari diterapkan di Kecamatan Remboken.
kegiatan produktif dan non-produktif dari Berdasarkan penjelasan diatas maka
permukiman dan dari kegiatan yang tujuan penelitian ini: a) Mengetahui
berlangsung di badan perairan danau itu bagaimana Kondisi Eksisting Pembuangan
sendiri, dan sebagainya. Jenis bahan Air Limbah di Kecamatan Remboken;dan (b)
pencemar utama yang masuk ke perairan menganalisis sistem pengelolaan air limbah
danau terdiri dari beberapa macam, antara lain yang tepat untuk permukiman di Kecamatan
limbah organik dan anorganik, residu Remboken.
pestisida, sedimen dan bahan-bahan lainnya
(Pujiastuti,2013). Keberadaan bahan SISTEM PENGELOLAAN
pencemar tersebut dapat menyebabkan Definisi Sistem
terjadinya penurunan kualitas perairan danau, Sistem adalah suatu jaringan kerja
sehingga tidak sesuai lagi dengan jenis dari prosedur-prosedur yang saling
peruntukannya sebagai sumber air baku air berhubungan , berkumpul bersama-sama
minum, perikanan, pariwisata dan sebagainya untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
(Fakhrudin, 2012). Danau dan sungai menyelesaikan suatu sasaran yang
Tondano memiliki peranan yang sangat tertentu.(Jogiyanto dalam Cyntha,2014).
penting dalam menunjang kehidupan
penduduk Manado dan sekitarnya sebagai Definisi Pengelolaan


ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH ... 397

Kata Pengelolaan dapat disamakan disebut sebagai excreta, sedangkan
dengan manajemen, yang berarti campuran excreta dengan air bilasan
pulapengaturan atau pengurusan (Suharsimi toilet disebut sebagai black water.
Arikunto dalam Cyntha,2014)..Pengelolaan Mikroba pathogen banyak terdapat pada
diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan excreta. Excreta ini merupakan cara
atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok transport utama bagi penyakit bawaan.
orang untuk melakukan serangkaian kerja b. Black water, Tinja (faeces), berpotensi
dalam mencapai tujan tertentu. mengandung mikroba pathogendan air
Sistem Pengelolaan seni (urine), umumnya mengandung
Sistem pengelolaan ialah suatu Nitrogen (N) dan Fosfor, serta mikro-
jaringan kerja dalam melakukan serangkaian organisme.
kerja yang saling berkaitan dalam
melaksanakan proses perencanaan, SISTEM PEMBUANGAN AIR LIMBAH
penggorganisasian, pengarahan, Dalam Materi Bidang Air Limbah I
penganggaran, dan pengawasan baik dalam (Kementerian PU) , Sistem pembuangan air
aspek kelembagaan, kebijakan dan sarana dan limbah domestik terbagi menjadi 2 (dua)
prasarana yang ada. macam yaitu:
AIR LIMBAH 1. Sistem pembuangan setempat (on site
Air limbah domestik adalah limbah system) adalah fasilitas pembuangan
cair yang berasal dari dapur, kamar mandi, air limbah yang berada di dalam
cucian, dan kotoran manusia. Menurut daerah persil pelayananya (batas
Keputusan Menteri Negara Lingkungan tanah yang dimiliki).Contoh sistem
Hidup Nomor 112 tahun 2003 tentang Baku pembuangan air limbah domestik
Mutu Air Limbah Rumah Tangga yang setempat adalah sistem cubluk atau
dimaksud dengan air limbah rumah tangga septic tank.
adalah air limbah yang berasal dari usaha dan 2. Sistem pembuangan terpusat (off site
atau kegiatan permukiman (real estate), system) adalah sistem pembuangan
rumah makan (restoran), perkantoran, yang berada di luar persil. Contoh
perniagaan, apartemen dan asrama. Pada air sistem penyaluran air limbah yang
limbah rumah tangga non septic tank biasanya dibuanag ke suatu tempat
mengandung partikel-partikel koloid yang pembuangan (disposal site) yang
dapat mengakibatkan adanya kekeruhan. aman dan sehat dengan atau tanpa
Kandungan zat-zat kimia yang terkandung pengolahan sesuai criteria baku mutu
dalam air limbah rumah tangga sangat dan besarnya limpasan.
tergantung pada sabun, deterjen, dan Dalam Materi Bidang Air Limbah I
pengharum baju. Seiring dengan tingginya dijelaskan tentang keuntungan dan kerugian
pertumbuhan penduduk mengakibatkan dalam pemakaian sistem pembuangan
terjadinya peningkatan pemakaian air dalam setempat dan sistem pembuangan terpusat ,
rumah tangga yang menyebabkan yaitu :
peningkatan jumlah limbah cair. 1. Sistem pembuangan setempat (on site
Sumber air limbah diungkapkan system)
Purwanto (2004), yaitu: Keuntungan pemakaian sistem
Air buangan yang bersumber dari rumah pembuangan setempat adalah :
tangga (domestic wastes water), yaitu air a. Biaya pembuatan murah
limbah yang berasal dari pemukiman b. Biasanya dibuat oleh sektor
penduduk.Secara umum air limbah rumah swasta/pribadi
tangga dapat dikelompokkan dalam 2 jenis, c. Teknologi cukup sederhana
yaitu : d. Sistem sangat privasi karena terletak
a. Grey water, merupakan air bekas cucian pada persilnya
dapur, mesin cucidan kamar mandi. Grey e. Operasi dan pemeliharaan dilakukan
water sering juga disebut dengan istilah secara pribadi masing-masing.
sullage. Campuran faeces dan urine f. Nilai mamfaat dapat dirasakan

398 J.C.C MENDE, V.A. KUMURUR & I.L. MONIAGA


segera seperti bersih, saluran air - Debit harian maksimum
hujan tidak lagi dibuangi air limbah, (dengan infitasi)
terhindar dari bau busuk, timbul - Debit jam minimum (dengan
estetika pekarangan dan populasi infitasi)
nyamuk berkurang. Desain debit tersebut, adalah debit air limbah
Kerugian pemakaian Sistem pada ujung akhir pipa induk yang menuju ke
Pembuangan Setempat adalah: IPAL.
a. Tidak selalu cocok disemuah daerah 2). Proyeksi debit perencanaan
b. Sukar mengontrol operasi dan Kapasitas rencana IPAL di atas diproyeksikan
pemeliharaan untuk debit perencanaan 20 (dua puluh) tahun
c. Bila pengendalian tidak sempurna sesuai perode perencanaan rencana induk.
maka air limbah dibuang kesaluran 3). Perencanaan debit pada masing-masing
drainase komponen
d. Risiko mencemari air tanah bila - Debit rata-rata : hanya pada
pemeliharaan tidak dilakukan unit-unit pengolahan kimia
dengan baik. dan sekunder (biologi)
2. Sistem pembuangan terpusat (Off site - Debit harian maksimum :
System) hanya pada unit-unit pengolahan
Keuntungan Pemnakaian Sistem primer
penyaluran terpusat adalah: - Debit jam maksimum : pada
a. Pelayanan yang lebih aman semua perpipaan unit-unit pengolahan
b. Menampung semua jenis limbah B. Perencanaan Lokasi IPAL
domestik Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
c. Pencemaran air tanah dan merencanakan lokasi IPAL adalah sebagai
lingkungan dapat dihindari berikut :
d. Cocok untuk daerah dengan tingkat Lokasi IPAL harus sebagai dangan
kepadatan tinggi ketentuan tata ruang;
e. Masa/umur pemakaian relative lebih Pemilihan lokasi IPAL diujung
lama. muara pipa induk harus
Kerugian pemakaian sistem penyaluran mempertimbangkan aspek hidrolis
terpusat: dan aspek pembebasan lahan;
a. Memerlukan pembiayaan yang Lokasi IPAL harus dipilih pada
tinggi daerah bebas banjir untuk periode
b. Memerlukan tenagan yang trampil ulang 20 (dua puluh) tahun, bebas
untuk operasional longsong dan gempa.
c. Memerlukan perencanaan dan Lokasi IPAL harus dipilih tidak jauh
pelaksanaan untuk jangka panjang dari jalan kota yang ada, dekat
d. Nilai mamfaatakan terlihat apabila dengan prasaran listrik dan badan
sistem telah berjalan dan semua air.
penduduk terlayani. Lokasi IPAL harus merupakan
daerah yang mempunyai sarana
Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air jalan penghubung dari dan ke lokasi
Limbah IPLT tersebut
A. Perencanaan Kapasitas IPAL Lokasi harus berada dekat dengan
1) Perencanaan debit IPAL badan air penerima
Kapasitas rencana IPAL dihitung
Lokasi haruslah merupakan daerah
berdasarka desain debit air limbah
yang terletak pada lahan terbuka
sebagai berkut:
dengan intensitas penyinaran
- Debit rata-rata harian (dengan
matahari yang baik agar dapat
infitasi)


ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH ... 399

membantu mempercepat proses Merupakan lahan yang tidak
pengeringan endapan lumpur bermasalah. Pilihan yang dinilai lebih
Lokasi harus berada pada lahan baik adalah lahan milik Pemerintah.
terbuka yang tidak produktif dengan Kesesuaian RUTR/RTRW
nilai ekonomi tanah yang serendah Dukungan masyarakat
mungkin b. Batas administrasi
Badan air penerima pembuangan c. Tata guna lahan
efluen dari IPAL harus memiliki
kapasitas minimal 8 kali kapasitas PERMUKIMAN
Air Limbah yang akan dibuang, atau Menurut Undang-undang nomor 1
konsentrasi BOD efluen maksimal tahun 2011 pasal 1 ayat 5, permukiman
50 mg/L adalah bagian dari lingkungan hunian yang
C. Kebutuhan Lahan terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan
a. Kebutuhan lahan untuk IPAL terdiri yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas
dari : umum, serta mempunyai penunjang kegiatan
- Lahan untuk instalasi dan bangunan fungsi lain di kawasan perkotaan atau
penunjang kawasan perdesaan. Dalam pasal 1 ayat 3
- Lahan untuk buffer zone Kawasan permukiman adalah bagian dari
b. Kebutuhan lahan untuk instalasi lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
dihitung berdasarkan debit harian baik berupa kawasan perkotaan maupun
maksimum yang diproyeksikan 20 perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan
Tahun untuk penerapan IPAL tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
berbasis teknologi proses alamiah tempat kegiatan yang mendukung
atau proses biologis yang efisien perikehidupan dan penghidupan.
dalam kebutuhan konsumsi listrik; Lingkungan permukiman adalah
c. Kebutuhan lahan untuk lahan kawasan di sekitar permukiman yang dapat
penyangga (buffer zone) minimum berupa lingkungan alam, lingkungan binaan,
harus dipersiksa seluas 50% dari maupun lingkungan sosial. Keberadaan
kebutuhan luas lahan untuk lingkungan di sekitar permukiman itu sendiri
instalasi. akan sangat berpengaruh terhadap
d. permukiman. Pengembangan suatu wilayah,
Kriteria Pemilihan Lokasi IPAL biasanya berkaitan dengan pengembangan
Kriteria-kriteria penentu yang perekonomian dan pertumbuhan penduduk,
menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan dan perencanaan wilayah umumnya disusun
lokasi IPAL terbagi atas dua jenis dengan pertimbangan pengembangan kegiatan
pertimbangan yaitu pertimbangan teknis dan ekonomi di wilayah tersebut. Dalam
non teknis. keterpaduan pembangunan wilayah, peran
1). Teknis Pemilihan Lokasi IPAL serta masyarakat perlu ditekankan dan peran
Teknis Pemilihan Lokasi IPAL meliputi : serta pemerintah daerah semakin dituntut
a. Jarak dengan ide-ide baru yang kreatif serta sesuai
b. Topografi lahan dengan karakteristik sosial budaya setempat.
Kemiringan tanah Disamping itu, yang tak kalah pentingnya
Elevasi tanah adalah pembangunan wilayah dengan
c. Badan air penerima memperhatikan daya dukung lingkungan,
d. Bahaya banjir sehingga resiko kerusakan lingkungan dapat
e. Jenis tanah dihindarkan.
2).Non Teknis Pemilihan Lokasi IPAL Melihat peran permukiman dalam
a. Legalitas lahan pengembangan wilayah , dapat dikatakan
Kepemilikan lahan bahwa perannya sebagai pendukung suatu
kawasan pembangunan adalah cukup
penting,yaitu peran sebagai pembuka kawasan
baru, menyediakan lapangan kerja baru,

400 J.C.C MENDE, V.A. KUMURUR & I.L. MONIAGA


pengembangan tata ruang dan penggunaan mendapatkan informasi dan opini responden
lahan, memadukan pengembangan tentang objek penelitian.3)Wawancara; pada
permukiman dengan ekonomi regional. penelitian ini juga di lakukan pengumpulan
Penyelenggaraan perumahan dan data dengan cara mewawancarai masyarakat
kawasan permukiman adalah kegiatan dan pemerintah, bertujuan untuk melengkapi
perencanaan, pembangunan, pemanfaatan, data yang tidak tercatat dalam kuesioner.
dan pengendalian, termasuk di dalamnya Lokasi penelitian terletak di
pengembangan kelembagaan, pendanaan dan Kabupaten Minahasa ,tepatnya di Kecamatan
sistem pembiayaan, serta peran masyarakat Remboken yang terdiri dari 11 Desa, namun
yang terkoordinasi dan terpadu. yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu
Adapun yang dimaksud dengan 4 Desa yang berbatasan langsung dengan
permukiman pada kegiatan ini adalah seluruh Danau Tondano yaitu desa Leleko, Desa
kawasan sekitar Danau Tondano, termasuk Paslaten, Desa Talikuran dan Desa Timu.
rumah-rumah warga, halaman disekitar
rumah, budidaya perikanan (Keramba jaring
Apung), serta fasilitas sosial yang ada.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kuantitatif
dimana data yang diperoleh dianalisis untuk
menghitung kebutuhan akan sarana
pengelolaan air limbah di Kecamatan
Remboken,dalam hal ini perencanaan
Instalasi Pengelolaan air Limbah
Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer dikumpulkan dengan
cara wawancara,pembagian kuesioner dan
pengamatan langsung ke lapangan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari
Kantor Kecamatan Remboken dan instansi
terkait yang berada di Kabupaten Minahasa.
Teknik pengumpulan data primer
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 1 . Peta Lokasi Penelitian
1)Observasi; pengamatan dan pencatatan
secara sistematis tentang kondisi fisik atau Pengambilan sampel dilaksanakan
fenomena di lapangan dengan maksud melalui metode Purposive Sampling, yaitu
menyamakan informasi yang didapatkan dari pengambilan sampel secara sengaja sesuai
data sekunder dengan kondisi di lapangan. dengan persyaratan sampel yang diperlukan.
Obsevasi dilakukan dengan alat rekam visual Sampel diambil berdasarkan kriteria
yaitu dengan kamera maupun berupa gambar bangunan di sempadan Danau dan sempadan
gambar peta . Dalam penelitian ini juga sungai,dimana kriteria sempadan
dilakukan pengamatan terhadap keadaan sungai/danau yaitu 50 -100 meter dari titik
lingkungan permukiman lokasi penelitian, pasang tertinggi. Berdasarkan kriteria tersebut
keadaan perumahan menyangkut fisik dan maka diperoleh deliniasi sampel sebagai
kepadatan, kondisi pembuangan limbah cair berikut.
serta ketersediaan sarana pengolahan air
limbah.2)Kuesioner; penelitian ini
menggunakan teknik pertanyaan terstruktur
dengan membuat daftar pertanyaan dalam
bentuk kuesioner, bertujuan untuk

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH ... 401

tingkat kepadatan lebih rendah yaitu sebesar
1,90 jiwa/ha.
Secara umum Kecamatan Remboken
memiliki wilayah perkebunan yang cukup
luas,oleh karenanya hampir sebagian besar
penduduk berprofesi sebagai petani. Namun
wilayah Kecamatan Remboken juga
mencakup pesisir Danau Tondano sehingga
banyak juga warga yang berprofesi sebagai
nelayan maupun peternak ikan (keramba
jaring apung) terutama yang bermukim di
kawasan sekitar Danau Tondano.
Tabel 1. Luas Wilayah,Jumlah penduduk dan
kepadatan penduduk

Gambar 2. Peta Deliniasi Sampel


Penelitian
Dari deliniasi sampel diatas diperoleh
173 bangunan sampel untuk penelitian ini.
Dimana di Desa Leleko terdapat 44
sampel,Desa Paslaten 58 sampel,Desa
Talikuran 35 sampel dan Desa Timu 30
Sampel.
Dalam penelitian ini,data yang
diperoleh dianalisis secara kuantitatif untuk
mengetahui serta mengukur kondisi Tabel 2. Mata Pencarian Penduduk di Lokasi
pembuangan air limbah terkait Penelitian
jumlah/ketersediaan, pemanfaatan serta
kontinuitasnya. No Mata Jumlah Persentase
Pencarian (%)
Kondisi Fisik , Sosial & Ekonomi 1 Nelayan 60 34,68
Dari keempat desa ynag menjadi
2 Peternak 27 15,61
objek penelitian,Desa Leleko memiliki
wilayah yang paling luas yaitu 450 3 Petani 48 27,75
Ha,sedangkan Desa Timu adalah desa dengan 4 Pegawai 21 12,14
luas wilayah terkecil yaitu 185 Ha. Dari segi
5 Lainnya 17 9.83
jumlah penduduk Desa Leleko memiliki
Jumlah 173 100
jumlah penduduk terbanyak yaitu 1551 jiwa
terdiri dari 796 Laki-laki dan 755
Sumber : Hasil Analisis Kuesioner
perempuan,sedangkan penduduk di Desa
Timu adalah yang paling sedikit yaitu 701
Dari 173 sampel pemilik
jiwa terdiri dari 351 laki-laki dan 350
bangunan/rumah di lokasi penelitian profesi
perempuan. Dilihat dari tingkat kepadatan
Nelayan adalah yang terbanyak yaitu 34.68
penduduk rata-rata desa di Kecamatan
%. Lokasi tempat tinggal yang sangat dekat
Remboken masih tergolong rendah. Dari data
dengan danau tentu menjadi salah satu
diatas Desa Timu merupakan desa yang
keuntungan penduduk disini,karena dapat
tingkat kepadatannya lebih tinggi
memanfaatkan sumber daya yang ada di
dibandingkan dengan desa lainnya yaitu 3,45
danau Tondano. Biasanya nelayan mencari
jiwa/ha dan Desa paslaten adalah desa dengan
kerang atau yang biasa disebut renga oleh


402 J.C.C MENDE, V.A. KUMURUR & I.L. MONIAGA


warga setempat serta ikan gabus yang
menjadi ciri khas danau Tondano. Gambar 4. Rumah Permanen dan Non
Selain berprofesi sebagai nelayan Permanen
sebagian penduduk berprofesi sebagai Untuk Status Kepemilikan rumah,dari
pengusaha/peternak ikan mujair (keramba 173 sampel yang diteliti diperoleh data status
jarring apung) dengan persentase sebesar kepemilikan rumah sendiri sebanyak 88,44
15,61 %,diikuti profesi petani sebesar 27,75 %,sedangkan status sewa11,56 % .
%, Pegawai 12,14 % dan profesi lainnya Dari hasil wawancara dengan
sebesar 9,83 %. beberapa penduduk sebagian besar
bangunan/rumah di lokasi ini milik pribadi
namun dibangun pada tanah yang tidak
bersertifikat. Dilokasi ini juga banyak
bangunan baik bangunan darurat maupun
semi permanen yang ditinggal oleh
pemiliknya,dikarenakan kondisi bangunan
yang semakin rusak dan akibat naiknya
permukaan air danau Tondano.
Dilihat dari segi lama tinggal
diperoleh data bahwa sebagian besar
penduduk dilokasi penelitian telah menempati
Gambar 3. Profesi Nelayan sebagai sumber
bangunan/rumah mereka sudah lebih dari 15
mata pencarian utama penduduk
tahun dengan persentase sebesar 53.45
Kondisi Bangunan/Rumah
%,sedangkan yang sudah tinggal selama <15
Dalam penelitian ini yang menjadi
tahun sekitar 46 .55 %. Sebagian besar
salah satu indikator yaitu bangunan/rumah
bangunan dilokasi penelitian ini terlihat sudah
dimana warga tinggal. Ada beberapa aspek
beberapa kali perubahan/renovasi ataupun
yang diteliti yang berhubungan dengan
penambahan ruang,bahkan ada bangunan
pembuangan limbah sesuai dengan kuesioner
yang kondisinya tidak layak huni.
yang telah diisi oleh responden.
1). Jenis Bangunan
Sarana dan Prasarana Pembuangan Air
Jenis Bangunan dibedakan menjadi 3 yaitu
Limbah
Permanen,Semi Permanen dan Darurat. Dari
Kondisi Air Bersih
173 sampel yang diteliti yang memperoleh
Air bersih merupakan salah satu aspek
persentase tertinggi adalah bangunan/ rumah
yang memiliki kaitan erat dengan
non permanen yaitu 51,45 %, bangunan semi
pembuangan limbah. Besar atau banyaknya
permanen 32,95 % dan bangunan permanen
volume air yang digunakan dalam satu rumah
sebanyak 15,60 %. Dari pengamatan langsung
tangga akan berpengaruh pada banyaknya air
di lapangan sebagian besar bangunan di lokasi
limbah yang dihasilkan
penelitian ini sangat kumuh dan tidak layak
Berdasarkan data yang diperoleh
huni. Rata-rata bangunan berukuran 36m! -
dilapangan,bahwa sebagian besar penduduk di
56 m! ,berdinding kayu,bambu,hingga seng
lokasi penelitian ini menggunakan air dari
bekas. Tanah tempat bangunan mereka berdiri
mata air untuk memenuhi kebutuhan mereka
juga masih dipengaruhi oleh pasang surut air
akan air bersih yaitu sebesar 50 %,selain itu
danau Tondano atau rawa,sehingga sebagian
juga banyak yang sudah menggunakan sumur
besar penduduk tidak membangun rumah
bor sebagai sumber air bersih yaitu sebesar
permanen ataupun semi permanen.
36,21 %,sedangkan sisanya 13,79 %
menggunakan air dari PDAM.
Ada beberapa sumber mata air yang
bisa ditemukan di lokasi penelitian ini. Sesuai
dengan wawancara dengan beberapa warga
bahwa mata air di lokasi penelitian ini debit

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH ... 403

air dari mata air ini sangat baik bahkan di Kepemilikan WC/Jamban
Kepemilikan Jumlah Persentase
WC (% ) Berikut ini Data mengenai kepemilikan WC
1 Memiliki WC 83 47,98 di lokasi penelitian yang diperoleh dari 173
responden pemilik bangunan/rumah.
2 Tidak Memiliki 90 52,02
WC
Tabel 3. Kepemilikan WC
Jumlah 173 100
musim kemarau sekalipun. Sumber : Hasil Data Kuesioner
Mata air ini dapat memenuhi Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
kebutuhan air bersih dari Desa bangunan/rumah yang tidak memiliki WC
Leleko,Paslaten,Talikuran dan Timu. Pada persentasenya sebesar 52,02 % sedangkan
umumnya air ini digunakan sebagai air bangunan yang memiliki WC sebanyak 47,98
minum,sedangkan untuk mencuci pakaian %.
ataupun mandi sebagian besar penduduk Sebagian besar masyarakat yang tidak
memanfaatkan air buangan dari PDAM unit memiliki jamban adalah mereka yang tempat
Kecamatan Remboken. tinggalnya di sempadan Danau Tondano
Selain menggunakan sumber mata air dimana rumah mereka masih dipengaruhi oleh
dan PDAM penduduk di lokasi ini juga pasang surut air danau sehingga tidak ada
banyak yang menggunakan sumur bor,alasan ruang ataupun lahan untuk dibangun jamban.
mengapa menggunakan sumur bor bukan Biasanya mereka menggunakan jamban
sumur gali dikarenakan struktur tanah di tetangga untuk BAB & BAK. Ada juga
lokasi ini yaitu tanah rawa selain itu tingkat masyarakat yang menggunakan sungai dan
kepadatan bangunan di lokasi ini cukup tinggi danau untuk BAB & BAK.
sehingga tidak memungkinkan untuk Untuk memenuhi kebutuhan
menggali sumur. penduduk akan jamban,sebenarnya
2). Kualitas Air Bersih yang digunakan pemerintah telah mengupayakan
Dari hasil pengamatan dan hasil pembangunan jamban bersama yang dibangun
wawancara dengan responden diperoleh data di desa Timu dengan skala pelayanan hanya
mengenai kualitas air bersih di lokasi untuk desa Timu dan desa Sendangan. Namun
penelitian,dimana air yang bersumber dari dalam pembangunannya yang tidak maksimal
mata air,PDAM,maupun sumur bor serta tidak dilengkapi dengan instalasi air
kualitasnya cukup baik,tidak berbau dan tidak bersih hingga saat ini tidak banyak penduduk
berwarna. Namun dengan kondisi saat ini yang menggunakan jamban bersama ini.
dimana tidak ada bak penampungan pada Lokasi pembangunan jamban ini juga bisa
sumber mata air,tidak menutup kemungkinan dikatakan tidak layak,karena dibangun di
nantinya mata air ini akan tercemar oleh daerah yang di pengaruhi pasang surut air
limbah jika tidak dikelola dengan baik. danau,sehingga pembuangannya dapat
mempengaruhi air danau.
Pembangunan MCK Komunal di
lokasi ini masih sementara dilakukan.
Terdapat 2 MCK Komunal di lokasi
penelitian ini,tepatnya berada di Desa Timu
dengan skala pelayanan Desa Timu,Talikuran
dan Sendangan. MCK Komunal ini sudah
mulai digunakan sejak bulan Oktober 2014
meskipun belum 100 % rampung. Ada juga
MCK Komunal yang sementara dibangun
oleh Dinas PU Kabupaten Minahasa yang
Gambar 5. Air bersih dari Sumur Bor
letaknya di Desa Paslaten. Masalah yang
ditemui pada MCK Komunal ini adalah
Pembuangan Air Limbah
sebagai berikut ;

404 J.C.C MENDE, V.A. KUMURUR & I.L. MONIAGA


Dari perhitungan buangan air limbah (black
water) berdasarkan 3 kategori di atas maka
diperoleh total buangan air limbah (black
water) per hari dari ke 173 sampel ini adalah
sebagai berikut;
Tabel 6 Total buangan air limbah (black
water)
No Anggota Jumlah Buangan
Keluarga Rumah air limbah
1 < 5 orang 88 rumah 528 ltr/hari

2 5 9 orang 72 rumah 1008


ltr/hari
3 >10 orang 13 rumah 1300
Gambar 6. MCK Komunal di Desa Paslaten ltr/hari
dan Desa Timu Jumlah 173 2836
Buangan air limbah dibedakan rumah ltr/hari
menjadi black water dan grey water. Black
water yaitu air limbah toilet yang terdiri dari Perencanaan Instalasi Pembuangan Air
tinja dan urin sedangkan grey water adalah air Limbah Terpadu
limbah non toilet yang terdiri dari air cucian Berdasarkan data yang telah
dapur,kamar mandi,air bilasan,wastafel,dll. diperoleh dari lokasi penelitian,untuk
Tabel 4. Jumlah anggota keluarga dalam menjawab masalah air limbah peneliti
satu rumah mengusulkan untuk merencanakan instalasi
No Anggota Jumlah Persentase pembuangan air limbah (IPAL) terpadu
Keluarga (% ) khusus untuk air limbah non toilet (grey
(jiwa) water). Untuk merencanakan IPAL perlu
1 <5 88 50,87 mempertimbangkan hal hal seperti
2 59 72 41,62 lokasi,kapasitas serta
3 >10 13 7,51 dimensi/ukuran,sehingga IPAL yang
173 100 dibangun nantinya sesuai dengan kebutuhan
Jumlah atau dapat menampung buangan air limbah
Dari perhitungan buangan air limbah (grey yang dihasilkan. Pembangunan IPAL ini
water) berdasarkan 3 kategori di atas maka sendiri bertujuan untuk meminimalisir
diperoleh total buangan air limbah (grey pencemaran di Danau Tondano akibat air
water) per hari dari ke 173 sampel ini adalah limbah yang dibuang langsung ke badan
sebagai berikut; air,sehingga ketika ada pengelolaan air
Tabel 5. Total buangan air limbah (grey limbah lewat IPAL ini kandungan bahan
water) berbahaya di dalam air limbah telah
No Anggota Jumlah Buangan berkurang untuk nantinya dialirkan kembali
Keluarga Rumah air limbah ke Danau Tondano atau digunakan kembali
1 < 5 orang 88 rumah 31.680 untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
ltr/hari Dalam menentukan lahan/lokasi
2 5 9 orang 72 rumah 60.480 pembuatan IPAL topografi dan kemiringan
ltr/hari lahan menjadi faktor paling penting, Lokasi
3 >10 orang 13 rumah 15.600 lahan yang paling rendah adalah yang paling
ltr/hari tepat karena adanya gravitasi membuat air
Jumlah 173 rumah 107.760 limbah akan mudah untuk mengalir.
ltr/hari Berdasarkan data-data yang diperoleh maka
direncanakan untuk membangun 2 IPAL
masing-masing melayani 2 Desa..

ANALISIS KETERSEDIAAN SARANA PENGELOLAAN AIR LIMBAH ... 405

Telah ditentukan 2 lokasi limbah,mengingat perkembangan
IPAL,dimana masing-masing IPAL ini akan penduduk akan semakin meningkat
melayani kebutuhan pengolahan air limbah yang juga diikuti oleh semakin besar
pada 2 Desa,IPAL I akan melayani Desa produksi air limbah di Kecamatan
Leleko dan Paslaten,sedangkan IPAL II akan Remboken pada umumnya,sehingga
melayani Desa Timu dan Desa Talikuran. pencemaran terhadap Danau Tondano
Setelah menetukan lokasi langkah selanjutnya dapat diminimalisir lebih dini. Hal ini
yaitu menghitung dimensi luas area yang juga dapat dirasakan dampaknya bagi
dibutuhkan untuk bangunan pengolahan air masyarakat dimana Danau Tondano
limbah berdasarkan jumlah penduduk dan dapat dimanfaatkan lebih lama dan
debit air limbah yang dihasilkan. dapat dinikmati oleh generasi
Setelah menentukan lokasi mendatang.
selanjutnya menghitung proyeksi jumlah Sebelum perencanaan dilaksanakan
penduduk serta proyeksi buangan air limbah perlu dilakukan sosialisasi bagi
untuk periode 20 tahun kedepan yaitu di tahun masyarakat agar mereka dapat
2035. Setelah mendapatkan hasil proyeksi mengerti dampak buruk pembuangan
jumlah penduduk dan limbah,selanjutnya air limbah,sehingga masyarakat juga
dihitung kebutuhan luas area yang dibutuhkan dapat berperan aktif baik dalam
untuk pembangunan IPAL serta gambaran proses perencanaan hingga
dimensi bak penampungan. pengelolaan IPAL ini.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian,maka dapat DAFTAR PUSTAKA
disimpulkan hal-hal berikut : Ernan Rustadi, dkk., 2011. Perencanaan Dan
- Dilihat dari kondisi eksisting pembuangan Pengembangan Wilayah. Yayasan
limbah di Kecamatan Remboken menyangkut Pustaka Obor. Jakarta
ketersediaan dan kondisi pembuangan air Moech Nasir., 2012. Model Pengolahan
limbahnya,dapat disimpulkan bahwa sarana Limbah Menuju Environmental
dan prasarana pembuangan limbah di lokasi Friendly Product. Jurnal Manajemen
penelitian ini sebagian besar kurang dan Bisnis Universitas Muhamadiyah
memadai,kondisinya pun buruk,bahkan ada Surakarta. Vol 16, No.1 : 56-68
yang tidak memiliki sarana pembuangan air Muhamamad Yuda Pranata,dkk., 2012. Studi
limbah yaitu WC,sehingga membuang air Identifikasi Pengelolaan Air Limbah
limbah mereka langsung ke sungai maupun Domestik Untuk Wilayah Kecamatan
danau Tondano. Ngaliyan, Tugu, Semarang Utara Kota
- Untuk meminimalisir dampak pencemaran Semarang. Jurnal Teknik Lingkungan
air limbah di Danau Tondano,maka UNDIP.
direncanakan pembangunan Instalasi Nova Henri Rahmawan, dkk.,Studi
pengelolaan air limbah (IPAL). Perencanaan Identifikasi Pengelolaan Air Limbah
IPAL ini dilakukan dengan menentukan Domestik Kecamatan Timbalang,
proyeksi jumlah penduduk dan proyeksi air Candisari, Banyumanik dan
limbah,selanjutnya kebutuhan area dan Pedurungan Kota Semarang. Jurnal
dimensi bak penampungan,sehingga diperoleh Teknik Lingkungan UNDIP.
gambaran pengelolaan air limbah yang sesuai Ramadhan Yanidar, dkk., 2008. Perencanaan
dengan lokasi penelitian ini. Sistem Penyaluran Air Buangan
Perumahan Alam Sutera Serpong
SARAN Tangerang. Jurnal Teknik Lingkungan,
Berdasarkan kesimpulan diatas maka diajukan Fakultas Arsitektur Lansekap dan
beberapa saran sebagai berikut : Teknologi Lingkungan Universitas
Pemerintah diharapkan untuk segera Trisakti. Vol 4, No. 3
mengambil langkah dalam
perencanaan sistem pengelolaan air

406 J.C.C MENDE, V.A. KUMURUR & I.L. MONIAGA


Robert J Kodoatie dan Roestam Sjarief.,
2010. Tata Ruang Air. C.V Andi Offset.
Yogyakarta
Setya Widiana, dkk., 2012. Perencanaan
Teknis Sistem Penyaluran Dan
Pengolahan Air Buangan Domestik.
Jurnal Teknik Lingkungan UNDIP.
Wardhana, Wisnu Arya., 2004. Dampak
Pencemaran Lingkungan. Andi,
Yogyakarta

Referensi:
1. SNI 03-2398-2001 Tentang Tata Cara
Perencanaan Tangki Septik Dengan
Bidang Resapan
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 01/PRT/M/2014 Tentang
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal tentang Penyediaan Sanitasi
(Kabupaten/Kota) mengenai
pengelolaan air limbah permukiman.
3. UU No. 32 Tahun 2004 tentang
tanggung jawab pengelolaan air
limbah permukiman
4. UU No. 32 Tahun 2009 tentang
perlindungan dan Pengelolaan
lingkungan hidup

Anda mungkin juga menyukai