Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau
kurang dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba,
SpOG, 2004).
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian / seluruh jaringan plasenta yang
menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2, pengeluran tersebut
dapat terjadi spontan atau seluruhnya.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan berusia 20
minggu atau kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. (Sarwono, 2002 :
145
Abortus iminens (keguguran mengancam), abortus ini baru mengancam dan masih
ada harapan untuk mempertahankannya. (FK. UNPAD, 1984 : 8)
Abortus iminens adalah abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman
terjadinya abortus selanjutnya. (Sarwono, 2008 : 467)
Salah satu jenis abortus yaitu abortus imminenes (abortus mengancam) yang mana
dalam keadaan ini kemungkinan kehamilan masih bisa dipertahankan, tapi juga tidak
menuntut kemungkinan bisa menjadi abortus insipien (keguguran yang sedang
berlangsung) yang tentunya pada keadaan ini kehamilan tidak bisa lagi untuk
dipertahankan.
Salah satu unsur penting penanganan dalam abortus imminens yaitu dengan tirah
baring, karena dengan ini aliran darah ke uterus bertambah, selain itu juga akan
mengurangi rangsangan mekanik.

1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi
baru lahir, sehingga dapat memperluas, memperbanyak pengetahuan dan keterampilan
mengenai asuhan kebidanan pada pasien dengan kegawatdaruratan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Abortus


2.1.1 Pengertian
Abortus ialah kegagalan kehamilan sebelum berumur 28 mg atau berat
janin kurang dari 1000 gram (Manuaba, 2001).
Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500
gram atau kurang dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus
Gde Manuaba, SpOG, 2004).
Abortus ialah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia
luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya (Prof. Sulaiman Sastrawinata dkk,
2005).

2.1.2 Patofisiologi
Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti
oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi
terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih
tertinggal, yang menyababkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi perdarahan,
dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama.
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan.
3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan
syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung
dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi:
1. Umur hamil dibawah 14 minggu dimana plasenta belum terbentuk sempurna,
dikeluarkan seluruh atau sebagian dari hasil konsepsi
2. Diatas 16 minggu, dengan pembentukan plasenta sempurna dapat didahului
dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjutkan

2
dengan pengeluaran plasenta, berdasarkan proses persalinannya dahulu
disebutkan persalinan immaturus.
3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi
ancaman dalam bentuk gangguan pembekuan darah.
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001).

2.1.3 Penyebab Abortus


Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti tetapi
terdapat beberapa faktor sebagai berikut:
1. Faktor telur (ovum) atau spermatozoa yang kurang baik atau kurang
sempurna. Keduanya pembawa tanda, yang ketika mencari pasangan terjadi
penyimpangan sehingga menyebabkan pertumbuhan tidak sempurna sehingga
tidak mampu tumbuh sampai cukup umur.
2. Faktor ketidak suburan lapisan dinding rahim endometrium yang disebabkan
kekurangan gizi.
3. Kehamilan jarak pendek.
4. Penyakit sistemik yang terjadi pada ibu seperti penyakit jantung, paru, ginjal,
tekanan darah tinggi, hati, dan penyakit kelenjar dengan gangguan hormon
pada ibu.
(Manuaba Ida Ayu Chandranita, 2009).

2.1.4 Jenis-Jenis Abortus


1. Abortus Imminent
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukan ancaman terhadap kelangsungan
suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin
berlanjut atau dipertahankan.
2. Abortus Insipien
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil konsepsi
masih berada pada kavum uteri.
3. Abortus Incomplete
Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah
keluar.
4. Abortus Complete
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi telah
dikeluarkan dari kavum uteri.
5. Abortus Infeksiosa

3
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya
penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum
dapat menimbulkan septicemia.
6. Retensi Janin Mati
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang
telah mati hingga 8 minggu atau lebih
7. Abortus Resiko Tinggi
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut
tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga
dapat membahayakan kesehatan jiwa pasien.

2.1.5 Komplikasi Abortus


Komplikasi yang berbahaya pada abortus sebagai berikut:
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil
konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam
posisi hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-amati
dengan teliti. Jika ada tanda bahaya perlu segera dilakukan laparatomi, dan
tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau
perlu histerektomi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus incomplete dan lebih sering pada abortus
buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.
4. Syok
Syok pada abortus biasa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat (syok endoseptik).

2.1.6 Tanda dan Gejala


1. Terlambat haid kurang dari 20 minggu.

4
2. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal / menurun, denyut nadi normal atau cepat
dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3. Pendarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan konsepsi.
4. Rasa mules atau keram perut di daerah simpisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontrksi uterus.
5. Pemeriksaan ginekologi
a) Inspeksi vulva : pendarahan pervaginam, ada / tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium / tidak bau busuk dari vulva.
b) Inspekulo : pendarahan dari kavum uteri, ostium uterus terbuka /
tertutup, ada / tidak jaringan-jaringan keluar dari ostium, ada / tidak
cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.
c) Colok vagina
Portio masih terbuka / tertutup, teraba / tidak jaringan pada kavum uteri,
besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
portio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi
tidak menonjol / tidak nyeri.

2.2 Konsep Dasar Abortus Imminens


2.2.1 Pengertian
Abortus iminens (keguguran mengancam), abortus ini baru mengancam
dan masih ada harapan untuk mempertahankannya. (FK. UNPAD, 1984 :8)
Abortus iminens adalah abortus tingkat permulaan dan merupakan
ancaman terjadinya abortus selanjutnya. (Sarwono, 2008 : 467)
Abortus iminens adalah abortus yang terjadi dan kehamilan dapat berlanjut.
(Panduan pelayanan maternal dan neonatal, 2002)
Abortus iminens adalah keguguran membakat dan akan terjadi dalam hal
ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal
dan anti spajmodika serta istirahat. (Mochtar Rustam, hal. 212)

2.2.2 Etiologi
Penyebab - penyebab abortus iminens yaitu :
1. Faktor genetic

5
Kelainan struktur kromoson yang diturunkan wanita atau pria bisa
berdampak pada rendahnya konsentrasi sperma, infertilitas dan mengurangi
peluang kehamilan dan terjadi keguguran. Kelainan sering juga berupa gen
yang abnormal, mungkin karena mutasi gen yang bisa mengganggu proses
implantasi dan menyebabkan keguguran.
2. Faktor endometrium
Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil konsepsi
3. Gizi ibu berkurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
4. Faktor lingkungan
Diperkirakan 1-10% malformasi janin akibat dari paparan obat bahan kimia
atau radiasi umumnya berakhir dengan abortus, misalnya paparan
temabakau, sigaret rokok mengandung ratusan unsure koksik, antara lain
nikotin, yang mempunyai efek vasoaktif sehingga menghambat sirkulasi
uteroplasenta dengan adanya gangguan pada system fetoplasenta dapat
terjadi gangguan pertumbuhan janin yang berakibat terjadinya abortus.
5. Kelainan genetalia ibu
- Kelainan letak dari uterus seperti retrofleksi uterus
- Congenital anomaly (hippoplasia uteri, uterus bikornis)
6. Trauma fisik
Kecelakaan lalu lintas, jatuh,hubungan seksual.
Faktor faktor lain yang menyebabkan abortus iminens yaitu :
1. Plasenta sign (gejala plasenta) ialah perdarahan yang terjadi dari pembuluh-
pembuluh daerah sekitar plasenta. Gejala ini selalu terjadi dan terdapat pada
kera macacus rhesus yang hamil.
2. Erosi portionis juga mudah berdarah pada kehamilan
3. Polyp
Diagnosa kehamilan mudah pada abortus iminens kalau terdapat :
1. Perdarahan sedikit
2. Nyeri memilin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali
3. Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan
4. Tidak ditemukan kelainan pada servik

2.2.3 Patofisiologis
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian / seluruh jaringan
plasenta yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan
O2, pengeluran tersebut dapat terjadi spontan atau seluruhnya.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya :

6
- Sedikit berlangsung lama
- Kadang dalam jumlah yang besar disertai gumpalan
Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun tapi menimbulkan
a. Tanda dan gejala yaitu :
- Perdarahan sedikit atau banyak
- Nyeri perut bagian bawah
- Perdarahan memanjang sampai terjadi anemia
b. Pada pemeriksaan di jumpai gambaran :
- Kanalis cervikalis belum terbuka
- Pada palpasi nyeri perut bagian bawah
- Uterus teraba lunak

2.2.4 Penanganan
1. Lakukan penilaian secara tepat mengenai keadaan umum pasien dan TTV.
2. Istirahat baring. Tidur terbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsangan mekanik.
3. Jangan melakukan aktivitas fisik yang berlebihan atau hubungan seksual.
4. Jika perdarahan berhenti lakukan asuhan atenatal seperti biasa.
5. Jika perdarahan berlangsung, nilai kondisi janin (uji kehamilan, USG),
lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.

2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif


Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau
klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara : bertahap dan sistematis, melalui suatu
proses yang disebut manajemen kebidanan, manajemen kebidanan menurut Varney, 1997.

Proses pemecahan masalah :


1. Digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah.
2. Penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis.
3. Untuk pengambilan suatu keputusan.
4. Yang berfokus pada klien.

Langkah-langkah
1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan.

7
2. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
3. Mengidentifikasi diagnosa / masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
6. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen
proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

Langkah I : Pengumpulan Data Dasar


Pada langkah pertama ini berisi semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Terdiri dari data subjektif data objektif.
Data subjektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data
klien melalui anamnesa. Termasuk data subjektif antara lain biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, psikologi, spiritual,
pengetahuan klien.
Data objektif adalah yang menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik
klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data
objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi),
pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).

Langkah II : Menganalisa Diagnosa dan Masalah


Pada langkah ini dilakukan analisa terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial


Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada
dan bersiap-siap diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.

Langkah IV : Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera, untuk


melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.

Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan yang menyeluruh

8
Pada langkah ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang
telah diidentifikasi atau diantisipasi.

Langkah VI : Pelaksanaan langsung Asuhan dengan efisien dan aman


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada
langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaannya.

Langkah VII : Evaluasi


Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data


Tanggal : 26 Februari 2015
Jam : 18.30 WIB
Tempat : Ruang Bersalin RS Bhayangkara Hasta Brata Batu
No. Reg : 02-24-66

A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny "V" Nama Suami : Tn "C"
Umur : 30 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Rejoso RT 02 RW 10, Pujon
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan yang kedua dengan usia kehamilan 3
bulan dan mengeluarkan darah sejak tadi pagi.
3. Riwayat Kesehatan Ibu Yang Lalu

9
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, seperti TBC, sakit
kuning atau hepatitis, tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi,
kencing manis, dan menahun seperti jantung dan asma serta tidak ada keturunan
kembar.
4. Riwayat Kesehatan Ibu Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, seperti TBC, sakit
kuning atau hepatitis, tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi,
kencing manis, dan menahun seperti jantung dan asma serta tidak ada keturunan
kembar.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular, seperti TBC,
sakit kuning atau hepatitis, tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi,
kencing manis, dan menahun seperti jantung dan asma. Keluarga ibu dan suami
tidak memiliki keturunan kembar.
6. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
Siklus haid : 30 hari
Lama haid : 7 hari
HPHT : 24-12-2014
TP : 31-09-2015
7. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1 (satu)
Lama menikah : 10 tahun
Usia saat nikah : 20 tahun
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak Yang Lalu
Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak
Hamil Ke

Penolong
Penyulit

Penyulit

Umur

No Nifas ASI
Jenis

BBL
Sex
UK

1 Ke-1 Aterm - Spt B Bidan - 40 hr L 2700 9 thn 2 thn

2 KEHAMILAN INI

9. Riwayat Kehamilan Sekarang


Ibu mengatakan ini kehamilan kedua. Pada awal kehamilan ibu merasa mual
muntah dan diberikan vitamin B6 oleh bidan. Pada umur kehamilan 13 minggu ibu
mengatakan mengeluarkan darah dan di diagnosa dokter bahwa ibu mengalami
abortus imminenes dan disarankan untuk rawat inap.
10. Riwayat KB

10
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB Suntik 3 bulan selama 8 tahun terakhir.
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Tabel 3.2 Pola Kebiasaan sehari-hari
POLA SEBELUM HAMIL SAAT HAMIL
Ibu makan dengan porsi Ibu makan dengan porsi lebih
Nutrisi cukup dan lauk seimbang. sedikit namun sering. Ibu
Ibu minum 6-7 gelas/hari. minum 7-8 gelas/hari.
Ibu tidur malam 7-8 Ibu tidur siang 1-2 jam/hari. Ibu
Istirahat
jam/hari. tidur malam 7-8 jam/hari.
Ibu BAB 1x/hari dan BAK Ibu BAB 1x/hari dan BAK 5-
Eliminasi
4-5x/hari. 6x/hari.
Ibu mengurangi aktivitas
Ibu melakukan pekerjaan
Aktivitas pekerjaan rumah dan berat
rumah seperti biasa.
lainnya.
Ibu mandi 2x/hari, gosok
Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi
gigi 2x/hari, keramas
Kebersihan 2x/hari, keramas 2x/minggu,
3x/minggu, dan ganti CD
dan ganti CD setiap kali mandi.
setiap kali mandi.
Ibu melakukan hubungan Ibu melakukan hubungan
Seksual
3x/minggu. 1x/minggu.

12. Data Psikososial


Psikososial : Ibu mengatakan merasa cemas dengan kondisi kehamilannya.
Budaya : Ibu menganut adat jawa seperti tingkeban, dll.
Spiritual : Ibu mengatakan beragama islam.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TB : 162 cm
BB : 65 kg
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x / menit
S : 36 C
RR : 22 x / menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik

Kepala Bentuk kepala bulat, rambut hitam, bersih.

11
Bentuk muka bulat, wajah terlihat pucat, tidak sembab, tidak
Muka
ada cloasma gravidarum.
Kedua mata simetris, warna konjungtiva merah muda, warna
Mata
sklera putih, reflek pupil normal.
Kedua lubang hidung simetris, warna mukosa hidung normal,
Hidung
bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Kedua daun telinga simetris, daun telinga lengkap, bersih,
Telinga
tidak ada benjolan abnormal.
Kedua mukosa bibir simteris, warna mukosa bibir merah
Mulut muda, bibir lembab, gigi bersih dan tidak berlubang, tidak
caries, tidak ada sariawan, tidak ada tonsillitis.
Leher Tidak ada pembesaran pada vena junggularis.
Dada Dada cembung, tidak ada retraksi dinding dada.
Kedua payudara simetris, warna areola mamae
Payudara
hiperpigmentasi, kelenjar monsgomeri baik, puting menonjol.
Belum tampak pembesaran pada perut, tidak ada luka bekas
Abdomen
operasi.
Axilla Pertumbuhan rambut merata, bersih.
Kedua bagian ekstrimitas simetris, tidak oedema, tidak
Ekstrimitas varises, tidak polidaktil, adaptil, sindaktil, warna kuku merah
muda.
Kedua labia mayora dan minora simtris, lengkap, tidak
oedema, tidak varises, tidak ada condilomatalata dan condilo
Genetalia
acuminata, tampak lendir dan darah di vagina, tidak tampak
cairan ketuban (+) , lubang anus (+).

b. Palpasi
Kepala : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan abnormal.
Mata : Tidak ada nyeri tekan pada palpebra.
Hidung : Tidak ada nyeri tekan dan tanda sinusitis.
Leher : Tidak teraba pembesaran pada kelenjar limfe, vena
junggularis, dan kelenjar tiroid.
Payudara : Tidak tegang, tidak ada benjolan abnormal, colostrum -/-.
Extremitas : Tidak ada oedema, turgor kulit (-).
Abdomen : Belum teraba ballotement.
Axilla : Tidak teraba benjolan pada kelenjar getah bening.
Ekstrimitas : Tugor kulit (+)
c. Auskultasi

12
Dada : Detak jantung normal, irama pernafasan reguler, tidak ada
ronchi dan wheezing.
Abdomen : Bising usus : (+)
d. Perkusi
Reflek Patela : +/+
3. Pemeriksaan Dalam
Tidak dilakukan pemeriksaan dalam.

3.2 Analisa Diagnosa dan Masalah


Dx : Ny V GII P1001 Ab000 UK 13-14 minggu dengan Abortus Imminens.
Ds : Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan keduanya dengan usia kehamilan 3
bulan dan mengeluarkan darah sejak tadi siang.
Do : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x / menit
S : 36 C
RR : 22 x / menit
Inspeksi : Tampak adanya pengeluaran darah di vagina.
Palpasi : Belum teraba ballotement.

3.3 Identifikasi Masalah Potensial


1. Abortus insipiens
2. Abortus imminens

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


Kolaborasi dengan dokter SpOG.
KIE tentang masalah ibu dan penanganannya.

3.5 Intervensi
Dx : Ny V GII P1001 Ab000 UK 13-14 minggu dengan Abortus Imminens.
Tujuan : Mengantisipasi agar tidak terjadi komplikasi.
Mengantisipasi agar tidak terjadi abortus incomplete.
Mengantisipasi agar tidak terjadi perdarahan terus-menerus.

13
Kriteria Hasil : Keadaan umum baik.
TTV dalam batas normal.
Keadaan ibu dan janin baik.
Tidak terjadi komplikasi.
Tidak terjadi abortus incomplete.
Tidak terjadi perdarahan.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada terapeutik pada ibu dan keluarga.
R
/ Agar tercipta hubungan saling percaya dan lebih kooperatif dalam tindakan yang
akan dilakukan.
2. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
R
/ Ibu dapat mengerti dan lebih menerima keadaannya.
3. Anjurkan ibu untuk mengisi lembar inform concent dalam pemberian advis dokter.
R
/ Untuk persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan pada ibu.
4. Lakukan observasi tanda-tanda vital.
R
/ Sebagai parameter keadaan ibu.
5. Lakukan observasi perdarahan.
R
/ Sebagai parameter keadaan ibu.
6. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian advis pemasangan infus RD5,
injeksi Viccilin 1 gram dan pemberian Kaltrofen terjadwal.
R
/ Menjalankan fungsi dependent.
7. Anjurkan ibu untuk istirahat total.
R
/ Menjaga kondisi ibu.

3.6 Implementasi
Tanggal : 26 Februari 2015 Jam : 18.30 WIB
1. Melakukan pendekatan pada klien secara terapeutik agar ada kerja sama yang baik
pada ibu dan keluarga.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu dan keluarga.
3. Memberikan inform concent pada ibu untuk ditandatangani sebagai bukti
persetujuan terhadap tindakan medis yang akan dilakukan.
4. Melakukan observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu untuk mengetahui
adanya tanda-tanda infeksi yang diketahui dengan adanya peningkatan suhu tubuh.
5. Melakukan observasi perdarahan unruk mengetahui adanya perdarahan terus-
menerus dan berlebihan.
6. Melakukan kerja sama dengan dokter SpOg untuk pemberian advis pemasangan
infus RD5, injeksi Viccilin 1 gr, dan pemberian kaltrofen terjadwal.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat total.

3.7 Evaluasi
Tanggal : 27 Februari 2015 Jam : 12.00 WIB

14
S : Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dengan usia kehamilan 3 bulan dan masih
merasa lemas dan nyeri pada perut.
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36,3 C
RR : 20 x/menit
A : Ny V GII P1001 Ab000 UK 13-14 minggu dengan Abortus Imminens Hari Ke-2
P : Melakukan pemasangan infus dan observasi TTV.
Melakukan observasi perdarahan.
Memberikan inform concent untuk persetujuan advis dokter.
Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG.
Menganjurkan pasien untuk istirahat total.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian studi kasus yang membahas kesenjangan yang


ditemukan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Untuk memudahkan dalam
penyusunan bab pembahasan maka penyusun mengelompokkan sesuai dengan 7 langkah
manajemen kebidanan.
Dalam studi kasus ini tidak didapatkan kesenjangan yang ditemukan oleh penyusun
selama melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.V GII P1001 Ab000 Uk 13-14 minggu
dengan Abortus Imminens.

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram
atau kurang dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde
Manuaba, SpOG, 2004).
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian / seluruh jaringan plasenta yang
menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2, pengeluran tersebut
dapat terjadi spontan atau seluruhnya.
Abortus iminens (keguguran mengancam), abortus ini baru mengancam dan masih
ada harapan untuk mempertahankannya. (FK. UNPAD, 1984 :8)
Abortus iminens adalah abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman
terjadinya abortus selanjutnya. (Sarwono, 2008 : 467)
Kesimpulan dari asuhan kebidanan pada Ny.V GII P1001 Ab000 Uk 13-14 minggu
dengan Abortus Imminens yaitu pada tahap pengkajian yang terdiri dari data subyektif
diperoleh data secara lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai
dasar dalam menemukan indentifikasi diagnosa.

5.2 Saran
Mengharapkan mahasiswa meningkatkan dan memperdalam ilmu pengetahuan
khususunya tentang ilmu kebidanan dan mampu memberikan asuhan kebidanan pada
setiap ibu hamil , ibu bersalin , ibu nifas bayi dan anak dalam praktek kebidanan klinik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Chuningham. 1995. Obstetri William. EGC, Jakarta


Manuaba, IGB. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri. EGC, Jakarta
Manuaba, IGB. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.
EGC, Jakarta
Mansjoer, arif ,dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3.Jilid1.Media Aesculapius
FKUI, Jakarta
Mochtar R.. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi.Cetakan ke-II. EGC, Jakarta
Prawirohario.Sarwono, 2001.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Prawirohario.Sarwono, 2007.Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka, Jakarta
Sastrawirsata Sulaeman, 1984. Obstetri Patologi. FKUP Bandung, Bandung
Syaifudin, Abdul Bakri. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal.YBP-SP, Jakarta
Winknjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kebidanan. YBP-SP, Jakarta

17

Anda mungkin juga menyukai