Anda di halaman 1dari 8

JETri, Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 49-56, ISSN 1412-0372

VIDEO MPEG-1
Henry Candra
Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti

Abstract
MPEG-1 is one of the standards to encode the information in digital signal. This standard is
widely used in many application such audio, video and teleconferencing. The concept of the
MPEG-1 video encoding is discussed in this paper to give better understanding to the reader
of what MPEG-1 Video, and how it can be more applicable. The benefits of MPEG-1 video
encoding are the file size produced is smaller than the source, the standard has been used in
many applications, and also the encoding and decoding process are easy to do back and
forth.

Keywords: MPEG-1, audio/video, teleconferencing, encoding, decoding

1. Pendahuluan
Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini makin pesat,
sehingga informasi tidak lagi hanya dalam bentuk tulisan dan gambar diam
saja, tetapi bahkan menggunakan gambar bergerak yang dilengkapi suara.
Perkembangan tersebut di atas juga didukung dengan perkembangan
teknologi digital, sehingga saat ini telah terjadi peralihan besar-besaran dari
sistem analog ke sistem digital. Proses digitalisasi ini juga berpengaruh
terhadap sistem pemrosesan gambar bergerak. Sehingga format-format
gambar analog pun mulai ditinggalkan dan beralih ke format gambar
digital.

Salah satu format gambar digital yang banyak dipakai adalah


format MPEG, yang telah berkembang dari format MPEG-1 sampai dengan
MPEG-7 yang masih dalam penyusunan. Format MPEG-1 menjadi salah
satu standard yang dipakai untuk berbagai aplikasi seperti format MPEG-1
audio, format MPEG-1 video, dan juga teleconference. Format ini memiliki
rasio kompresi yang cukup besar sehingga file dengan format ini memiliki
ukuran yang sangat kecil dibanding dengan data asalnya.

Format MPEG-1 video sepanjang durasi 60 menit dapat disimpan


dalam media penyimpanan Compact Disc yang disebut Video CD atau
VCD, sehingga sangat praktis bila dibandingkan dengan media
penyimpanan lain seperti pita kaset video. Untuk dapat memahami proses
pada video MPEG-1 maka terlebih dahulu perlu diketahui bebrapa konsep
dasar berikut ini.
JETri, Tahun Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 49-56, ISSN 1412-0372

2. Proses Digitalisasi Gambar Bergerak


Bentuk-bentuk tiga dimensi dari dunia nyata ditangkap oleh kamera
yang menirukan proses pada mata manusia. Kamera memiliki lensa dan
komponen yang peka cahaya. Sinyal yang ditangkap kamera selanjutnya
diubah menjadi data digital dengan proses digitalisasi yang terdiri dari dua
proses yaitu sampling dan kuantisasi. Proses sampling menggunakan ruang
dua dimensi yang dibagi-bagi dalam bagian kecil yang disebut piksel.
Proses kuantisasi memberikan harga integer untuk tiap piksel tersebut
sesuai amplitudo dari sinyal. Suatu gambar digital dinyatakan dalam
matriks, yang merupakan kumpulan dari piksel dalam urutan baris dan
kolom tertentu. Piksel merupakan elemen gambar yang di dalamnya
memuat informasi tentang komponen intensitas dan warna gambar. Proses
sampling pada gambar bergerak dilakukan pada sumbu horisontal, vertikal,
dan sumbu waktu. seperti terlihat pada gambar 1 (Poynton, 1996: 4).

Gambar 1. Proses Sampling Gambar Bergerak

3. Sistem Warna
Teori Trichromatic menyatakan bahwa hampir semua warna cahaya
bisa dihasilkan dari gabungan ketiga cahaya warna primer merah (Red),
hijau (Green), dan biru (Blue) atau disingkat RGB (Mattison, 1994: 88).
Dari teori trichromatic tersebut diturunkan beberapa sistem warna oleh
Commission Internationale de L'clairage (CIE). Sistem warna yang
dipakai pada video MPEG-1 ini adalah sistem RGB dan sistem YCbCr.
Sistem warna merah (Red), hijau (Green), biru (Blue) atau RGB banyak
digunakan pada komputer grafik dan sistem imaging. Merah, hijau, dan biru

50
Henry Candra, Video MPEG-1

merupakan tiga warna primer aditif dan dapat digambarkan sebagai sistem
koordinat Kartesian tiga dimensi, seperti pada gambar 2 (Jack, 1996: 39).
Biru Cyan

Magenta Putih

Hijau
Hitam

Merah Kuning

Gambar 2. Gambar Kubus Warna RGB

Diagonal dari kubus dengan jumlah komponen primer yang sama


menghasilkan berbagai variasi tingkat keabuan. Tabel 1 terdiri dari kolom
warna dan amplitudo RGB 100 % yang merupakan sinyal tes warna video
(Jack, 1996: 40).

Tabel 1. Kolom Warna dan Amplitudo RGB 100 %

Nilai
Nominal Putih Kuning Cyan Hijau Magenta Merah Biru Hitam
R 0 s/d 255 255 255 0 0 255 255 0 0
G 0 s/d 255 255 255 255 255 0 0 0 0
B 0 s/d 255 255 0 255 0 255 0 255 0

Sistem warna RGB lebih banyak dipakai untuk frame buffer grafis,
karena CRT berwarna menggunakan phospor merah, hijau, dan biru untuk
menghasilkan warna yang diinginkan.

Sistem warna YCbCr dibuat berdasarkan rekomendasi ITU-R


BT.601 (sebelumnya CCIR 601) yang dikeluarkan pada saat penentuan
standart komponen video digital pada tingkat internasional (Jack, 1996: 42).
Y adalah merupakan informasi hitam putih dari gambar, sedang informasi
warna adalah Cb dan Cr. Nilai Y berkisar antara 16 sampai dengan 235, dan
Cb dan Cr memiliki range 16 sampai dengan 240 dengan nilai 128
sebanding dengan nol. Ada beberapa format sampling untuk YCbCr yaitu
4:4:4, 4:2:2, 4:1:1, dan 4:2:0.

51
JETri, Tahun Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 49-56, ISSN 1412-0372

Persamaan konversi dari sistem RGB ke YCbCr (0:255) dan


sebaliknya (Jack, 1996: 43):

Y = 0,257R' + 0,504G' + 0,098B' + 16


Cb = -0,148R' - 0,291G' + 0,439B' + 128
Cr = 0,439R' - 0,368G' - 0,071B' + 128 (1)

R' = 1,164(Y-16) + 1,596(Cr-128)


G' = 1,164(Y-16) - 0,813(Cr-128) - 0,392(Cb-128)
B' = 1,164(Y-16) + 2,017(Cb-128) (2)

Format YcbCr digunakan pada standard kompresi MPEG-1 video.


Pada sistem ini diterapkan reduksi Cb dan Cr sebesar 2 : 1 pada arah
vertikal dan horisontal.

4. MPEG-1 Video Encoding


MPEG adalah kependekan dari Motion Picture Expert Group.
MPEG-1 digunakan pada internet dan CD-ROM, Video CD, dan Video
Conferencing. Data diencoding dengan kecepatan 1,5 Mbps, yang
merupakan kecepatan yang dapat dicapai pada CD-ROM drive dengan
kecepatan dua kali. Kecepatan ini merupakan kecepatan untuk gambar dan
suara. Dari kompresi ini diharapkan dapat diperoleh kualitas gambar
bergerak setara dengan video VHS.

Beberapa point penting pada proses kompresi MPEG-1 adalah :


skema video berdasarkan blok, beberapa gambar tertentu dikompresi
dengan format JPEG, dan adanya temporal redundancy antara frame yang
digunakan. Point penting tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Transformasi sistem warna RGB ke sistem warna YCbCr, yaitu dengan
cara men-downsampling komponen chrominance Cb dan Cr. Standart
untuk downsampling rate pada MPEG-1 adalah 4 : 2 : 0.
2. Dekorelasi lokal yang meliputi proses macroblock, DCT, zig-zag scan,
quantizing, run length coding , dan Huffman coding.
3. Displaced Frame Difference (DFD), yang berarti bahwa tiap jenis
gambar yang berbeda dikompresi dengan teknik yang berbeda. Ketiga
proses yang disebutkan di atas bukan merupakan urut-urutan proses,
tetapi proses yang harus dilakukan untuk kompresi MPEG-1.

Jenis frame pada MPEG-1 dibagi dua jenis besar Intra Picture dan
Inter Picture. Keduanya meliputi 4 jenis frame yang harus dikodekan pada

52
Henry Candra, Video MPEG-1

kompresi MPEG-1. Frame jenis pertama adalah I (Intra) frame


(~1bit/piksel), merupakan gambar yang dikodekan sebagai suatu gambar
diam yang berdiri sendiri.

Frame jenis kedua adalah P (Predicted) frame (~0.1 bit /piksel)


dikodekan relatif terhadap frame I atau P terdekat sebelumnya,
menghasilkan proses prediksi ke depan (forward). P frame mengalami
proses kompresi yang lebih besar dari I, dengan adanya kompensasi gerak
(motion compensation).

Frame jenis ketiga adalah B (Bidirectional) frame


(~0.015bit/piksel) menggunakan frame I atau P terdekat baik dari
sebelumnya atau sesudahnya sebagai referensi, menghasilkan prediksi dua
arah (forward dan backward). Frame B memiliki kompresi terbesar dan
dapat mengurangi noise karena mengambil rata-rata dari dua gambar.

Frame jenis keempat adalah D (DC) frame merupakan frame yang


dikodekan sebagai suatu gambar diam yang berdiri sendiri dengan hanya
menggunakan komponen DC dari DCT. Frame D tidak harus selalu
terdapat pada suatu sekuensial yang memuat frame jenis lain, dan jarang
digunakan.

Group of Pictures (GOP) adalah merupakan suatu deretan dari satu


atau lebih frame yang telah terkodekan yang bertujuan untuk memudahkan
proses akses atau proses edit. Sebagai contoh GOP dapat berupa deretan
frame-frame IBBPBBPBBPBBI. Ada juga GOP: IBPBPBI. Semakin tinggi
frekuensi dari gambar P dan B semakin rendah kualitas gambar, tetapi
semakin tinggi rasio kompresinya. Nilai GOP dikonfigurasi selama proses
encoding. Hal ini diperlihatkan pada gambar 3 pada halaman berikut (Jack,
1996: 460).

Proses MPEG-1 encoding secara kesuluruhan diperlihatkan pada


blok diagram pada gambar 4. pada halaman berikut ini. Proses ini dilakukan
untuk tiap jenis frame.

4.1. RGG to YcbCr


Karena sistem warna yang digunakan pada MPEG-1 adalah sitem
warna YcbCr maka sistem warna RGB yang biasanya berasal dari kamera
atau alat input yang lain harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam sistem
warna YcbCr dengan menggunakan persamaan 1 di atas.

53
JETri, Tahun Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 49-56, ISSN 1412-0372

4.2. Macroblock
Setelah diperoleh sinyal informasi dalam sistem warna YcbCr maka
dilakukan proses macroblock yang membagi sebuah gambar menjadi blok-
blok berukuran 16 x 16 (macroblock). Tiap macroblock tersebut dibagi lagi
menjadi macroblock yang lebih kecil yaitu 16 piksel x 16 line. Selanjutnya
macroblock yang lebih kecil ini dibagi menjadi 4 buah blok berukuran 8
piksel x 8 line.

Forward Prediciton

FrameDisplay 1 2 3 5 7
4 6
Order

Frame Transmit 1 3 2 6 5
4 7
Order
Bidirectional Prediction
Intra Frame Predicted Frame Bidirectional Frame

Gambar 3. Contoh Deretan GOP dengan 3 Jenis Frame

RGB to
YCbCr MACROBLOCK DCT
YCbCr

HUFFMAN RUN LENGTH


CODING CODING QUANZATION ZIG-ZAG SCAN

Gambar 4. Blok Diagram MPEG-1 Encoding

4.3. DCT
Proses selanjutnya yaitu setiap 8 x 8 blok yang telah diperoleh
diproses dengan DCT (Discrete Cosine Transform) pada arah horisontal
dan vertikal (DCT dua dimensi) menghasilkan komponen koefisien
frekuensi horisontal dan vertikal dari blok 8 x 8 tersebut.

54
Henry Candra, Video MPEG-1

Persamaan DCT dua dimensi dapat dilihat pada persamaan 3


berikut ini (Tekalp, 1995: 380).

N 1 N 1
4 (2n1 1)k1 ( 2n 2 1
S (k1 , k 2 ) C ( k1 )C ( k 2 ) s(n1 , n2 ) cos( ) cos( ) (3)
N2 n1 0 n2 0 2N 2N

di mana

k1, k2, n1, n2 = 0, 1, , N-1,

dan
1/ 2 untuk k 0,
C (k )
1 untuk k yang lain

4.4. Quantizing
Proses quantizing mengkuantisasi komponen koefisien frekuensi
horisontal dan vertikal dari blok 8 x 8, menghilangkan komponen frekuensi
tinggi yang tidak dapat dibedakan oleh mata manusia, karena makin tinggi
frekuensinya makin banyak dihasilkan deretan koefisien bernilai nol. Tiap
macroblock menggunakan nilai kuantisasi yang berbeda-beda.

4.5. Zig Zag Scan


Zig Zag scan dilakukan mulai dengan komponen DC (frekuensi
nol), dilanjutkan dengan frekuensi yang makin besar untuk mendapatkan
suatu deretan linier dari koefisien frekuensi, Zig zag scan ini menghasilkan
deretan koefisien yang banyak mengandung deret nol yang panjang.

4.6. Run Length Coding


Deretan linier yang dihasilkan oleh zig zag scan diubah menjadi
pasangan deret run, versus amplitudo. Tiap pasang deret tersebut
menunjukkan jumlah koefisien nol dan diakhiri oleh amplitudo dari
koefisien yang tidak nol.

4.7. Huffman Coding


Sebagai proses terakhir adalah Huffman Coding untuk mendapatkan
deret yang lebih pendek. Pasangan dari run dan amplitudo dikodekan
dengan panjang yang berbeda-beda. Prosedur ini menghasilkan kode yang

55
JETri, Tahun Volume 1, Nomor 2, Februari 2002, Halaman 49-56, ISSN 1412-0372

singkat untuk pasangan yang sering muncul, dan kode yang lebih panjang
untuk pasangan yang jarang.

Demikianlah proses MPEG-1 encoding. Proses encoding ini sedikit


berbeda untuk setiap jenis frame I, P, atau B. Sedang proses Decoding dari
MPEG-1 tersebut dapat diperoleh dengan membalik semua proses pada
encoding-nya.

5. Kesimpulan
Dari uraian dan pembahasan yang telah dijelaskan panjang lebar
diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. MPEG-1 video merupakan salah satu format video digital yang paling
banyak digunakan dalam penyimpanan data atau informasi berupa
gambar bergerak.
2. Teknik MPEG-1 video sangat efektif karena dapat memperkecil ukuran
file gambar bergerak yang sangat besar menjadi ukuran file yang dapat
disimpan dalam media CD.
3. Proses encoding dan decoding pada MPEG-1 video sangat mudah karena
proses yang satu dapat dilakukan dengan membalik proses yang lain.

Daftar Pustaka
1. Jack, Keith. 1996. Video Demystified: A Handbook for The Digital
Engineer, 2nd Edition, Virginia: LLH Technology Publishing.
2. Mattison, Phillip E. 1994. Practical Digital Video with Programming
Examples in C,. Canada: John Wiley & Sons Inc.
3. Poynton, Charles A. 1996. Technical Introduction to Digital Video,
Canada: John Wiley & Sons Inc.
4. Tekalp, A. Murat. 1995. Digital Video Processing, New Jersey: Prentice
Hall.

56

Anda mungkin juga menyukai