Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang PT. Krakatau Steel


I.1.1. Sejarah
Dicanangkan pertama kali sebagai Proyek Besi Baja Trikora oleh Presiden Soekarno, PT
Krakatau Steel yang berdiri pada tahun 1970 telah berkembang menjadi produsen baja terbesar
di Indonesia. Dalam kurun waktu 10 tahun, Krakatau Steel telah menunjukkan perkembangan
yang pesat dengan bertambahnya berbagai fasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons, Pabrik
Billet Baja, Pabrik Baja Batang Kawat, serta fasilitas infrastruktur pendukungnya, yaitu
pembangkit listrik, pusat penjernihan air, pelabuhan dan sistem telekomunikasi. Kelengkapan
infrastruktur menjadikan PT Krakatau Steel sebagai industri baja terpadu yang tidak hanya
mampu menyediakan suplai produk baja, tetapi turut mendorong pertumbuhan dunia industri di
tanah air.
Berbekal kemampuan teknis dan manajerial, PT Krakatau Steel (Persero) telah meraih
Sertifikasi ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001/SMK3, ISO 17025, dan Sistem Manajemen
Pengamanan (SMP). Pada tahun 1973, Perseroan memproduksi pipa spiral untuk pertama
kalinya dengan spesifikasi ASTM A252 dan AWWA C200. Sejak tahun 1977, Perseroan telah
memperoleh sertifikasi API 5L dan sejak 2009 juga meraih sertifikasi BC 1, yang merupakan
standar Building and Construction Authority yang dikeluarkan oleh Negara Singapura.
Atas komitmen Perseroan terhadap keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan, SGS
International menyerahkan Sertifikasi ISO 14001 pada tahun 1997. Sebelumnya, Perseroan juga
telah memperoleh Sertifikasi ISO 9001 pada tahun 1993 yang kemudian diperbarui dengan
Sertifikasi ISO 9001: 2000 pada tahun 2003, kemudian diperbarui kembali menjadi ISO 9001:
2008 oleh SUCOFINDO tahun 2010. Seritifikasi ISO 17025 terdiri dari Sertifikasi Laboratorium
Kalibrasi, Sertifikasi Laboratorium Kimia dan Mekanik; dan Sertifikasi Laboratorium
Lingkungan yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Perseroan juga telah
mendapatkan JIS Marking approval untuk produk-produk HRC sejak tahun 1991, CRC dan WR
sejak tahun 1993. Selain itu Perseroan juga telah menetapkan Standar Nasional Produk Indonesia
melalui SNI wajib pada tahun 2011 untuk HRC dan 2012 untuk CRC. Dalam bidang
pengamanan, Perseroan juga telah memperoleh sertifikasi SMP yang dikeluarkan oleh

1
KAPOLRI dengan menerapkan Perkap 24/2007 pada tahun 2012. Pencapaian ini merupakan
perwujudan komitmen Perseroan terhadap standar kualitas bertaraf Internasional. PT Krakatau
Steel (Persero) meluncurkan penawaran umum perdana (IPO) pada 10 November 2010 dan sejak
saat itu, saham Perseroan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan nama KRAS.
Dengan kapasitas produksi yang mencapai 3,15 juta ton per tahun, PT Krakatau Steel
(Persero) Tbk memproduksi sejumlah produk unggulan seperti Baja Lembaran Panas, Baja
Lembaran Dingin, dan Baja Batang Kawat. Melalui anak usahanya, Perseroan juga
mengeluarkan jenis produk baja untuk sektor industri khusus, antara lain Pipa Spiral, Pipa ERW,
Baja Tulangan, dan Baja Profil.

I.1.2. Topografi

PT Krakatau Steel terletak di Kawasan Industri Cilegon dengan alamat Jl. Industri No.5,
Ramanuju, Kec. Purwakarta, Kota Cilegon, Banten

Gambar 1. Lokasi PT. Krakatau Steel

I.2. Latar Belakang

Mahasiswa memerlukan pandangan langsung tentang bagaimana dunia lapangan


kerja yang sesungguhnya. Karena banyaknya lapangan kerja yang membutuhkan tenaga kerja
dengan berbagai keahlian dan terkadang mata kuliah yang di ajarkan di dalam kelas terasa
kurang cukup, maka untuk menyeimbangkan mata kuliah yang telah di ajarkan. Mahasiswa
perlu terjun langsung ke lapangan, untuk melihat secara langsung penggunaan dan penerapan

2
teknologi informasi di dalam dunia pekerjaan dan perindustrian. Oleh sebab itu UNIVERSITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA mengadakan kuliah lapangan
dan melakukan kunjungan ke perusahaan PT. KRAKATAU STEEL, PT. LOTTE CHEMICAL
TITAN NUSANTARA, dan PT. STYRINDO MONO INDONESIA.

Kunjungan yang diadakan menuju ketiga perusahaan tersebut, mahasiswa yang mengikuti
Kuliah Lapangan ini, diharapkan mampu memperoleh pengetahuan tentang system dan yang
digunakan perusahaan-perusahaan tersebut. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengidentifikasi
secara langsung penerapan pengendalian proses pada perusahaan-perusahaan tersebut.

Mahasiswa pun memiliki pandangan kedepannya tentang penerapan pengendalian proses di


dalam dunia kerja. Selain itu dapat dijadikan pandangan untuk mencari sebuah lapangan
pekerjaan. Dalam sudut pandang yang lain, kuliah lapangan ini juga bertujuan untuk
memperkenalkan mahasiswa Jurusan S1 Teknik Kimia, Program Studi Teknik Kimia, Fakultas
Teknik Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dalam dunia
perindustrian yang sebenarnya.

I.3. Tujuan Kuliah Lapangan

1. Memperkenalkan secara langsung kepada mahasiswa tentang penerapan pengendalian


proses yang digunakan dalam PT. Krakatau Steel, PT. Lotte Chemical Titan Nusantara,
dan PT. Styrindo Mono Indonesia.

2. Hubungan antara mata kuliah yang diajarkan kampus dan implementasinya di dalam
dunia kerja perindustrian.

3. Memperdalam wawasan mahasiswa tentang lingkungan kerja dalam bidang industri.

4. Mahasiswa dapat mengetahui macam macam prospek kerja dari lulusan Teknik Kimia
dalam struktur manajemen dalam sebuah institusi kerja.

5. Mempersiapkan mahasiswa untuk mengikuti Kerja Praktik.

3
a. Mengetahui sejauh mana perkembangan di dalam dunia kerja atau perusahaan.
b. Mahasiswa dapat memperoleh informasi secara langsung tentang cara berkarier.

4
BAB II
PELAKSANAAN KULIAH LAPANGAN

II.1 Pembekalan
Pembekalan Kuliah Lapangan dilaksanakan pada tanggal April, 2017. Pada pelaksanaannya,
pembekalan diberikan oleh Bapak Kunta-arsa, Bapak Yulius Deddy Hermawan, dan Ibu Tutik
Muji Setyoningrum. Manfaat adanya pembekalan sebelum melaksanakan Kuliah Lapangan
adalah mahasiswa mengetahui pabrik yang akan dikunjungi dan bisa mencari tahu profil dari
pabrik-pabrik tersebut, mengetahui jadwal pelaksanaan Kuliah Lapangan, pembagian bus dan
dosen pembimbing, serta format penyusunan laporan Kuliah Lapangan.

II.2 Tinjauan Pustaka

II.3 Pelaksanaan Kuliah Lapangan


Pada Kuliah Lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 17 sampai 21 April 2017,
rombongan dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta mengunjungi
beberapa pabrik yaitu PT. Krakatau Steel, PT. Lotte Chemical Titan Nusantara, dan PT. Styrindo
Mono Indonesia.

II.4. Uraian Proses

Gambar 2. Fasilitas Blast Furnace

5
Fasilitas Blast Furnace Complex merupakan bagian dari fasilitas iron making atau
pengolahan besi. Fasilitas ini mengolah bahan baku iron ore yang berkadar Fe rendah menjadi
besi cair berkadar Fe tinggi untuk kemudian diproses di fasilitas steel making atau pengolahan
baja.

II.4.1. Bahan Baku


Bahan baku yang digunakan diantaranya :
a. Bijih besi
Merupakan bongkahan seperti pellet yang mengandung besi (Fe) sebanyak 60-65%
b. Pasir silika
c. Kapur
d. Bahan aditif
Bahan tambahan seperti logam mangan, tembaga, alumunium, nikel. Bertujuan untuk
mendapatkan baja yang lebih keras dan lebih tahan karat.

II.4.2. Produk Utama


Produk utama yang dihasilkan berupa besi cair dengan kadar Fe tinggi yang selanjutnya
diproses untuk mendapatkan bentuk tertentu.
a. Hot Rolled Coil
Baja lembaran panas adalah jenis produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan
panas.Ketebalan pelat baja lembaran panas berkisar antara 0,18 hingga 25 mm, sedangkan
lebarnya antara 600 hingga 2060 mm. Produk baja lembaran panas dapat diberikan dalam
bentuk coil dan pelat.
Gambar 3. Baja lembaran panas

b. Cold Rolled Coil

6
Baja lembaran dingin adalah produk baja yang dihasilkan dari proses pengerolan dingin.
Baja lembaran dingin memiliki kualitas permukaan yang lebih baik, lebih tipis dengan ukuran
yang lebih presisi, serta mempunyai sifat mekanis yang baik. Kisaran ketebalan baja putih
yang dihasilkan adalah 0,20 hingga 3,00 mm

Gambar 4. Baja lembaran dingin

c. Wire Rod
Batang kawat dibuat dari baja billet, oleh sebab itu batang kawat dikategorikan sebagai
produk batangan, untuk membedakannya dari baja lembaran panas dan baja lembaran dingin
yang dibuat dari baja slab. Batang kawat biasanya dikelompokkan berdasarkan kandungan
karbonnya.
Gambar 5. Kawat Baja

II.4.3. Produk Samping


Produk samping yang dihasilkan diantaranya :
a. Coal tar
b. Benzol

7
c. Sulfur
d. Amonium sulfat

8
BAB III
PEMBAHASAN
Produksi baja PT Krakatau Steel diawali dari pengolahan bijih besi atau pellet
menjadi besi dengan memanfaatkan gas alam di Pabrik Besi Spons. Besi yang telah
dihasilkan ini diproses lagi dengan menggunakan Electric Arc Furnace (EAF) di
Pabrik Slab Baja dan Pabrik Billet Baja. Pada pemrosesan dengan EAF, besi dicampur
dengan bahan lainnya seperti scrap, hot bricket iron (HBI), dan material tambahan
sehingga menghasilkan slab baja dan billet baja.

Produk slab baja selanjutnya diolah dengan pemanasan ulang dan


pengerolan di Pabrik Baja Lembaran Panas (Hot Strip Mill).Hasil dari Pabrik Baja
Lembaran Panas banyak dimanfaatkan untuk pipa, bangunan, bahan konstruksi
kapal, dan lainnya. Lebih lanjut lagi, baja lembaran panas diolah melalui proses
pengerolan ulang dan proses secara kimia di Pabrik Baja Lembaran Dingin (Cold
Rolling Mill). Produk baja yang dihasilkan berupa baja lembar dingin yang banyak
digunakan untuk komponen bagian dalam mobil atau motor badan kendaraan,
peralatan rumah tangga, kaleng, dan lainnya.Di sisi lain, produk baja billet yang
dihasilkan oleh Pabrik Baja Billet, mengalami proses pengerolan di Pabrik Batang
Kawat (Wire Rod Mill) sehingga dihasilkan batang kawat baja yang banyak
diaplikasikan untuk senar piano, mur, paku, baut, pegas, kawat baja, dan lainnya.

Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), adalah proses untuk
mengubah jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3 menjadi tidak berbahaya
dan/atau tidak beracun dan/atau immobilisasi limbah B3 sebelum ditimbun
dan/atau memungkinkan agar limbah B3 dimanfaatkan kembali (daur ulang). Proses
pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara pengolahan fisika dan kimia,
stabilisasi/solidifikasi, dan insinerasi. Limbah B3 dari sumber spesifik.

Pemanfaatan Limbah B3 di PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk.


No Nama Limbah Sumber Perlakuan

a. Dimanfaatkan untuk
1. Mill Scale Hot Strip Mill (HSM) industri magnet domestik
b. Diekspor ke cina

a. Diolah menjadi produk


PS Ball
Slab Steel Plant (SSP)
b. Dimanfaatkan
2. Steel Slag dan Billet Steel Plant
untuk roadbase
(BSP)
c. Dimanfaatkan pihak
ketiga

9
Slab Steel Plant (SSP)
Billet Steel Plant (BSP)
dan Water Treatment Dimanfaatkan oleh
3. Debu EAF dan Sludge
Plant (WTP) yang ada industri semen
pada masing-masing
pabrik
Setiap pabrik yang Diserahkan pada pihak
4. Oli dan pelumas bekas
menggunakan pelumas ketiga berizin
Waste Pickle Liquor Diserahkan ke pemanfaat
5. Cold Rolling Mill (CRM)
(WPL) yang berizin
Resin Catalyst dan karbon Direct Reduction Plant Diserahkan ke pemanfaat
6.
aktif (DRP) yang berizin

BAB IV
PENUTUP

10
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

11
LAMPIRAN

Sesi tanya jawab :

12

Anda mungkin juga menyukai