Puji syukur penulis panjatkat kehadirat allah SWT,atas rahmat-Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Simulasi PIO (Pelayanan Informasi
Obat)
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak penulis sangat diharapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Oleh karena itu ,dengan segala kerendahan hati para pembaca makalah ini, untuk
memeberikan kritik dan saran untuk menuju perbaikan makalah ini. Demikian atas
sumbangsih dan partisipasinya , kami ucapkan terima kasih.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................... 2
BAB I (PENDAHULUAN)
BAB II (PEMBAHASAN)
A. Pengertian............................................................................................. 5
B. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Obat................................................... 6
C. Simulasi Pelayanan Informasi Obat dengan Pasien.............................. 7
A. Kesimpulan........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 11
BAB I
2
PENDAHULUAN
3
minat menaikkan kehendak pasien untuk berpartisipasi aktif dalam cara pengobatan yang
dapat dinilai sebagai upaya untuk mempercepat penyembuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, dan aktual, tidak bias dan terkini
kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien atau keluarga
pasien. Tujuan dari pelayanan informasi obat adalah menyediakan informasi mengenai
obat secara objektif, akurat, dan up to date kepada pasien dan tenaga kesehatan
dilingkungan rumah sakit. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan-kebijakan
yang berhubungan dengan obat, terutama bagi Panitia/Komite Farmasi dan Terapi.
Dengan dilaksanakannya pelayanan informasi obat akan menunjang terapi obat yang
4
rasional dan meningkatkan profesionalisme apoteker. Dengan adanya pelayanan
informasi obat proses pengunaan obat dapat diambil lebih tepat, misalnya:
a. Memilih obat yang tepat
b. Memilih sediaan yang tepat.
c. Menentukan dosis yang tepat.
d. Menentukan rute obat.
e. Menentukan lama penggunaan obat.
f. Memantau efek terapi dan efek samping obat.
g. Merencanakan tindak lanjut jangka panjang untuk mendorong penggunaan obat
yang rasional dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasein.
Jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh pelayanan informasi obat antara lain:
5
a. Menjawab pertanyaan spesifik yang diajukan melalui telpon, surat atau tatap muka.
b. Meyiapkan materi brosur atau leflet informasi obat (pelayanan cetak ulang atau re
print).
c. Konsultasi tentang cara penjagaan terhadap reaksi ketidakcocokan obat, konsep-
konsep obat yang sedang dalam penelitian atau peninjauan penggunaan obat-
obatan.
d. Mendukung kegiatan panitia farmasi terapi dalam menyusun formularium rumah
sakit dan meninjau terhadap obat-obat baru yang diajukan untuk masuk dalam
formularium rumah sakit.
e. Mengkoordinasikan pemantauan dan pelayanan ESO.
6
PIO : hipoglikemia merupakan gangguan kesehatan yang terjadi ketika
kadar gula darah terlalu rendah. Itu berbahaya jika dibiarkan . jika tidak langsung
ditangani dapat menyebabkan letargi, koma, kejang dan bisa sampai kematian bu.
Pasien : lalu bagaimana bu? Apakah saya harus berhenti mengkonsumsi
obatnya? Tetapi bagaimana dengan DM saya?
PIO : tidak bu, gejala yang ibu alami masih tergolong gejala awal. Saya
sarankan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung
gula tinggi, seperti jus buah, permen dan makanan ringan lainnya. Atau makanan yang
mengandung karbohidrat. Dan jangan lupa untuk cek kadar gulanya secara berkala ya
bu. Jika kondisi ibu semakin memburuk, saya sarankan untuk langsung ke dokter
secepatnya.
Pasien : berarti obatnya masih bisa dikonsumsi bu?
PIO : iya bu, obatnya tetap dikonsumsi sesuai dosis yang diberikan ya bu.
Olah raga juga perlu ya ibu, luangkan sedikit waktu ibu untuk berolah raga. Dan saya
sarankan lagi untuk cek gula darah secara berkala.
Pasien : baik bu. Terimakasih atas informasinya, saya merasa terbantu.
PIO : sama-sama ibu, semoga ibu cepat sembuh ya bu.
Simulasi 2:
Pasien : siang ibu, saya dapat resep dari dokter ini bu.
Pasien : iya bu. Oh ya bu, saya juga ingi tahu informasi dari obat tersebut. Apakah ibu bisa
menjelaskannya kepada saya?
7
PIO : jadi glibenklamid dan metformin ini adalah obat DM tipe 2. Kedua obat ini
dikombinasikan untuk sasaran terapi seperti kadar glukosa darah, komplikasi, dan pola hidup
penderita diabetes melitus tipe 2. Kombinasi ini saling memperkuat kerja masing-masing
obat, sehingga regulasi gula darah dapat terkontrol dengan lebih baik. Kombinasi ini
memiliki efek samping yang lebih sedikit, apabila dibandingkan dengan efek samping apabila
menggunakan monoterapi (metformin atau glibenklamid saja). Metformin dapat menekan
potensi glibenklamid dalam menaikkan berat badan pada pasien diabetes melitus tipe 2,
sehingga cocok untuk pasien diabetes melitus tipe 2 yang mengalami kelebihan berat badan
(80% dari semua pasien diabetes melitus tipe 2 adalah terlalu gemuk dengan kadar gula tinggi
sampai 17-22 mmol/l).
PIO : Untuk glibenklamid efek sampinnya ada hipoglikemia yang dapat terjadi secara
terselubung dan adakalanya tanpa gejala yang khas, agak terjadi gangguan lambung-usus
(mual, muntah, diare), sakit kepala, pusing, merasa tidak enak di mulut, gangguan kulit
alergis. Dan untuk metformin efek sampingnya agak sering tejadi dan berupa gangguan
lambung-usus, antara lain anorexia (kehilangan nafsu makan), mual, muntah, keluhan
abdominal, diare terutama pada dosis di atas 1,5 g/hari. Efek tersebut berhubungan dengan
dosis dan cenderung terjadi pada awal terapi dan bersifat sementara. Tetapi dengan
dikombinasikan keduanya akan mengurangi efek samping yang timbul.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, dan aktual, tidak bias dan terkini
kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien atau keluarga
pasien. Dengan melaksanakan kewajiban ini, farmasis komunitas mendapatkan legal
protection, selain keuntungan lainnya seperti membangun kepercayaan pasien terhadap
tenaga farmasi komunitas dan peningkatan pemasukan, baik moral maupun material.
Pasien pun mendapatkan keuntungan berupa penggunaan obat yang rasional, biaya yang
terjangkau, dan edukasi tentang kesehatan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10