Anda di halaman 1dari 1

REAKSI IMUNOLOGIS

a. Ekspresi Sitokin
Keseimbangan sitokin yang berasal dari Th1 dan Th2 sangat berperan pada reaksi
inflamasi penderita dermatitis atopic (DA). Pada lesi akut ditandai dengan kadar IL-4, IL-5,
dan IL-13 yang tinggi sedangkan pada DA yang kronis disertai kadar IL-4 dan IL-13 yang
lebih rendah, tetapi kadar IL-5, GM-CSF, IL-12 dan INF lebih tinggi dibandingkan pada DA
akut.
Anak dengan bawaan atopi lebih mudah bereaksi terhadap antigen lingkungan dan
menimbulkan sensitisasi terhadap reaksi hipersensitivitas tipe I. imunitas seluler dan respons
terhadap reaksi hipersensitivitas tipe lambat akan menurun pada 80% penderita DA, akibat
menurunnya jumlah limfosit T sitolitik (CD8+), sehingga rasio limfosit T sitolitik (CD8+)
terhadap limfosit T helper (CD4+) menurun dengan akibat kepekaan terhadap infeksi virus,
bakteri, dan jamur meningkat.
Trauma mekanik (garukan) akan melepaskan TNF- dan sitokin pro inflammatory
lainnya di epidermis, yang selanjutnya akan meningkatkan kronisitas DA dan bertambah
beratnya eksema.
b. Antigen Presenting Cells
Kulit penderita DA mengandung sel Langerhans (LC) yang mempunyai afinitas tinggi

untuk mengikat antigen asing (Ag) dan IgE lewat reseptor FcRI pada permukaannya, dan
berperan untuk mempresentasikan allergen ke limfosit Th2, mengaktifkan sel memori Th2 di
kulit dan yang juga berperan mengaktifkan Th0 menjadi Th2 di dalam sirkulasi.

(Santosa, Hendra. 2008. Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak Edisi Kedua, hal.235. Balai
Penerbit IDAI : Jakarta)

Anda mungkin juga menyukai