Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan sarana vital untuk membangun suatu negara, karena
listrik dapat dengan mudah dijadikan sarana untuk menggerakan roda ekonomi.
Listrik saat ini sulit untuk dihasilkan, karena sumber tenaga listrik untuk
pembangkitan energi listrik minim di indonesia khususnya di Bali. Pembangkit
yang ada saat ini merupakan sumber pembangkit dengan kapasitas yang kecil dan
merupakan pembangkit dengan mesin yang telah berumur tua.
Pembangkit dengan kapasitas yang kecil dan dengan pembangkit yang tua
sudah tentu menghasilkan tenaga listrik tidak sempurna. Ketersediaan tenaga
listrik yang di harapkan oleh konsumen merupakan suatu keharusan bagi
pengelola tenaga listrik untuk menyediakan tenaga listrik yang nantinya akan di
manfaatkan oleh konsumen dalam kehidupan sehari-hari. Ketersediaan tenaga
listrik saat ini sangat tergantung dari kondisi suplai tenaga listrik dari Jawa
melalui interkoneksi Jawa-Bali. Kondisi tenaga listrik Jawa Bali tergantung dari
cuaca pada arus laut selat Bali yang kadang-kadang dapat membuat suplai tenaga
listrik mengalami kondisi buruk. Ketersediaan tenaga listrik akan sangat
tergantung dari keandalan tenaga listrik yang ada, apabila penyaluran tenaga
listrik tersebut andal maka tenaga listrik pun akan tersedia untuk konsumen.
Ketersediaan tenaga listrik sangat perlu di usahakan agar tenaga listrik merupakan
jaminan dalam pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan
Tenaga Listrik (RUPTL) Bali 2015-2024, kebutuhan energi listrik di Bali tercatat
meningkat hingga 9,7% tiap tahun (RUPTL PLN, 2015-2024). Bali dengan
kondisi sebagai provinsi penyandang gelar sebagai daerah pariwisata yang
terkenal di dunia harus memiliki tingkat ketersediaan tenaga listrik yang memadai
tanpa harus kekurangan tenaga listrik. Tahun 2014 tenaga listrik yang dipasok dari
pembangkit sebesar 559 MW yang semuanya menggunakan BBM dan pasokan
dari kabel laut Jawa-Bali 400 MW. Kapasitas pembangkit tersebut sudah termasuk

1
2

PLTD sewa sebesar 126 MW sejak tahun 2010. Tenaga listrik ini tidak dapat
dimanfaatkan secara penuh, karena kendala pada distribusi menara distribusi yang
ada di Celukan Bawang (Redika, 2014). Pada tahun 2014 pemanfaatan tenaga
listrik di Bali melonjak tajam sehingga pemanfaatan tenaga listrik dianggap
extrim mencapai 10% dari 712,5 MW sampai mencapai 780,9 MW (RUPTL
PLN, 2015). Ketersediaan tenaga listrik yang erat kaitannya dengan keandalan
harus tetap terjaga untuk dapat berkembangnya industri pariwisata. Banyak yang
telah di lakukan oleh para ahli dengan mengupayakan ketersediaan tenaga listrik
dengan berbagai cara tetapi belum menghasilkan solusi terbaik untuk tersedianya
tenaga listrik dengan keandalan yang cukup tinggi. Ketersediaan tenaga listrik
harus dilakukan melalui analisis pada jaringan tegangan tinggi 500 kV, karena
jaringan 500 kV merupakan tiang penyangga bagi ketersediaan tenaga lisrtik yang
ada di Bali. Analisis pada jaringan 500 kV dilakukan dengan beberapa cara
seperti perhitungan beban puncak dan dengan perhitungan menggunakan neraca
daya.
Analisis ketersediaan tenaga listrik perlu di lakukan untuk mengetahui
ketersediaan tenaga listrik dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2030 dengan data
dari tahun 2000.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan, yaitu
1. Bagaimanakah keandalan sistem transmisi Bali saat ini ?
2. Bagaimanakah ketersediaan tenaga listrik sistem transmisi 500 KV Bali
pada tahun 2015-2030?

1.3 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui keandalan tenaga listrik sistem transmisi Bali saat ini.
3

2. Untuk mengetahui ketersediaan tenaga listrik sistem transmisi 500 KV


Bali pada tahun 2015-2030.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat untuk mahasiswa: dapat mengetahui dan mempelajari keandalan
dan ketersediaan sistem trasmisi Bali.
2. Manfaat untuk PLN : sebagai acuan dalam membentuk RUPTL untuk
tahun 2016-2030.

1.5 Batasan Masalah


Karena kompleksnya permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah mengenai analisis yang akan dikaji. Dalam laporan
penelitian ini pembatasan masalah dilakukan dengan mengambil asumsi-asumsi
sebagai berikut:
1. Analisis ketersediaan sistem suplai kelistrikan dilakukan dengan
menggunakan pengertian kontingensi N-1 pada sistem tenaga listrik yang
menggunakan peramalan beban puncak dan neraca daya.
2. Periode yang digunakan selama 16 tahun sejak beroperasinya SUTET
Jawa-Bali (tahun 2015-2030).
3. Wilayah yang dijadikan obyek keandalan adalah sistem transmisi Bali
yang bersekala besar.
4. Rencana penambahan sumber pembangkit tidak menghitung pembangkit
berjenis smart grip.
5. Parameter keandalan yang digunakan adalah SAIDI (System Average
Interruption Duration Index) dan SAIFI (System Average Interruption
Frequency Index), dengan alat bantu yang digunakan untuk menganalisa
keandalan suplai sistem kelistrikan Bali adalah dengan menggunakan
Optimal Power Flow Simulation (ETAP 12.60).
4

1.6 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam menyelesaikan penelitian-penelitian
ini dibagi dalam beberapa bab, yaitu:

BAB I : Pendahuluan
Membahas secara lengkap latar belakang masalah mengenai rencana
operasi SUTET 500 KV, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat,
ruang lingkup serta batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka


Membahas teori-teori dasar tentang tegangan transmisi, Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), keadaan operasi dan ketersediaan
sistem tenaga listrik, ketersediaan suplai tenaga listrik, neraca daya,
keandalan (reliability) dan indeksnya serta kajian keandalan.

BAB III : Metode Penelitian


Berisikan tentang tempat dan waktu penelitian, data yang digunakan
(meliputi sumber dan jenis data yang digunakan), metode analisis serta
alur analisis dari pembahasan yang akan dilakukan.

BAB IV : Analisis Hasil dan Pembahasan


Menguraikan hasil yang diperoleh dari analisa keandalan dan
ketersediaan suplai dari sistem kelistrikan Bali.

BAB V : Penutup
Mencakup simpulan yang menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan dan analisa yang telah dilakukan serta memberikan saran
yang direkomendasikan baik kepada pengembangan ilmu pengetahuan
atau pihak terkait untuk melakukan pengembangan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai