Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai salah satu unsur aparatur Pemerintah
karena upaya ini mempunyai kaitan langsung dengan berbagai aspek kehidupan,
baik aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, maupun aspek lingkungan, mulai
hutan dan konservasi alam dilakukan dalam upaya mencapai tujuan: (1)
tumbuhan alam dan satwa liar, serta (3) terlaksananya pemanfaatan jasa
awal pengelolaan kawasan perlindungan alam dimulai dengan apa yang disebut
kawasan dirasakan semakin penting dan mendesak serta tekanan dan potensi
bahwa pengelolaan kawasan konservasi tidak dapat hanya dilakukan oleh satu
institusi saja (single institution) melainkan harus melibatkan berbagai pihak yang
terutama masyarakat
tingkat nasional secara umum konservasi masih belum dipahami secara baik
dan di sisi lain perhatian dunia internasional terhadap isi-isu sumberdaya alam
yang lebih terbuka sehingga kawasan konservasi kini dipandang sebagai sumber
proporsional peran para pihak (pemda/ sektor, entitas bisnis, masyarakat, dll).
sistem nasional, regional dan bahkan internasional dalam bentuk jaringan kerja
konservasi tidak semata hanya berupa respon jangka pendek pengelolaan yang
bersifat teknis namun dirancang untuk dikelola dan diadaptasikan menurut
yang dapat memberikan manfaat riil secara optimal dan lestari. Secara mikro,
berupa akses (ruang pemanfaatan) yang lebih luas. Pembagian peran secara
pengelolaan bagi pemerintah (pusat). Harus dibuka ruang bagi peluang bisnis
konservasi sehingga kawasan konservasi tidak hanya melulu sebagai cost center
pengelolaan yang lebih akomodatif dan adaptif terhadap nilai-nilai lokal ke dalam
sistem lain yang saling berkaitan. Pola pendekatan pengelolaan kawasan juga
tingkat. Konservasi harus dijadikan gerakan masif (aksi) dan menjadi pondasi
hidup keseharian (way of life). Hal ini dapat dicapai dengan mengadopsi dan
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya antar lain berupa revisi terhadap
jejaring kerja diharapkan akan menjadi semacam efek bola salju. Dalam upaya
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bernardtfpangaribuan/paradigma-
pengelolaan-kawasan-konservasi_555eae981fafbda4075daf16