Otonomi Daerah
Otonomi Daerah
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
BAB II
PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan kewenangan otonomi luas adalah keleluasaan daerah untuk
menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup semua bidang pemerintahan
kecuali bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan
fiscal agama serta kewenangan dibidang lainnya ditetapkan dengan peraturan
perundang-undangan. Disamping itu keleluasaan otonomi mencakup pula
kewenangan yang utuh dan bulat dalam penyelenggaraan mulai dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi.
b. Otonomi Nyata
Tugas perbantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan atau
desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggung
jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan. Dalam Undang-Undang No.
32 tahun 2004 pasl 1 ayat 6 menyebutkan bahwa daerah otonomi selanjutnya
disebut daerah adalah kesatuan masyarakat yang mempunyai batas-batas wilayah
yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara kesatuan Republik Indonesia.
Namun, terkait dengan pemilihan gubernur oleh DPRD yang diwacanakan saat ini
jelas bertentangan dengan prinsip demokrasi yang dianut Indonesia. Dimana dalam
demokrasi terdapat prinsip dan syarat yang harus terpenuhi agar dapat memenuhi
penerapan implementasi demokrasi tersebut. Setiap prinsip demokrasi dan
prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah terakomodasi dalam suatu
konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat
ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal dengan soko guru
demokrasi.Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:
2. Kedaulatan rakyat;
3. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
4. Kekuasaan mayoritas;
5. Hak-hak minoritas;
6. Jaminan hak asasi manusia;
7. Pemilihan yang bebas dan jujur;
8. Persamaan di depan hukum;
9. Proses hukum yang wajar;
10. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
11. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
12. Nilai-nilai tolerensi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
Terkait dengan hal tersebut maka adapaun pokok pikiran atau landasan berpikir
suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada
dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial.
Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat 2 (dua) asas pokok demokrasi, yaitu:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokrasi adalah pondasi dalam menjalankan pemerintahan termasuk halnya
dalam melakukan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah. Namun
banyaknya faktor kepentingan politik menjadi salah satu penyebab dari berbagai
alasan diwacanakannya pemilihan Gubernur dan wakil gubernur (Kepala dan wakil
kepala daerah) oleh DPRD