Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA NY.T DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


DIRUANG SAHADEWA RS KERTHA HUSADA
SINGARAJA

Di Susun Oleh:
KOMANG SRI AYUNI
NIM.

PROGRAM PENDIDIKAN KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
TAHUN 2016/2017
BAB I
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Dasar

1. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil.


Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang
umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan
berlangsung selama trimester pertama kehamilan (Varney, 2006).

Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan gejala muntah terus


menerus, makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana
kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2010).

Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan dan merupakan


salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan stres yang
dikaitkan dengan kehamilan (Tiran, 2008).

Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester pertama, mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007).

2. Etiologi

Menurut Wiknjosastro (2007), penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui


secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik.
Juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada
otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta
zat-zat lain akibat inasisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah
ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi yang sering dikemukan adalah primigravida, mola


hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa
dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan.

b. Faktor organik

Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik


akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan
ini merupakan faktor organik.

c. Faktor alergi

Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.

d. Faktor psikologik

Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan
konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi
tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran
hidup.

3. Patofisiologi

Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat yang biasa terjadi pada trimester I
bila perasaan mual muntah terjadi terus menerus dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi karena oksidasi
lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-
asetik, asam hidroksida dan aseton darah.
Mual menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen kejaringan berkurang pula.

Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan


pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma molarry-weiss) dengan akibat
perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 2000).
4. Pathway

Hiperemesis gravidarum

Peningkatan hormon
Kurang
estrogen
pengetahuan
Mual

Anoreksia Malnutrisi Resti


Ketidak cedera
nyamanan Perubahan
nutrisi
Kurang intake
cairan
Oksidasi lemak tidak
sempurna Dehidrasi
Cadangan lemak dan karbohidrat
menurun
Resiko tinggi
Peningkatan kebutuhan energi kekurangan
volume cairan

Keletihan
5. Manifestasi Klinis

Menurut Wiknjosastro (2007), batas jelas manifestasi klinis antara mual yang
masih fisiologik dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum tidak ada tetapi bila
keadaan umum penderita terpengaruh. Hiperemesis gravidarum, menurut berat
ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan:

a. Tingkatan I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu


merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri
pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 per menit, tekanan darah sistolik
menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.

b. Tingkatan II

Penderita tampak lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik
dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi
turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat tercium dalam
hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula
ditemukan dalam kencing.

c. Tingkatan III

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari


somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi total terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensefalopati wernicke, dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan
mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

5. Komplikasi

Menurut Mansjoer (2000) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah ensefalopati


wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental serta payah hati
dengan gejala timbulnya ikterus.
6. Pencegahan

Menurut Mansjoer (2000) prinsip pencegahan hiperemesis gravidarum adalah


mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis :

a. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.

b. Makan sedikit-sedikit tapi sering. Berikan makanan selingan seperti biskuit, roti
kering dan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan
berminyak dan berbau. Makanan sebaiknya dalam keadaan panas atau sangat
dingin.

c. Defekasi tidur.

7. Penatalaksanaan

Menurut Wikjosastro (2007) penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah :

a. Obat-obatan

Apabila dengan cara pencegahan keluhan dan gejala tidak mengurangi maka
diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital.
Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti histaminika juga
dianjurkan seperti dramamin, avomin pada keadaan lebih berat diberikan
antiemetik seperti disiklomin, hidrokhloride atau khlorpromasin.

b. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran
udara yang baik catat cairan yang keluar. Hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk kedalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau
makan. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang-kadang
dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

c. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,


hilangkan rasa sakit oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang
penyakit ini.

d. Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan
glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu
dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B complek dan vitamin
C. Bila ada kekurangan protein dapat diberikan pula asam amino secara
intravena.

e. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan
abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh
dilakukan terlalu cepat tetapi dilain pihak tidak boleh menunggu sampai terjadi
gejala irreversibel pada organ vital.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).

Pada pengkajian, data yang perlu dikaji adalah identifikasi pasien, meliputi : nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, penanggung jawab, riwayat
obstetri, dan riwayat kehamilan.

Yang perlu dikaji pada pasien dengan hiperemesis gravidarum menurut Doengoes
(2001), yaitu :
a. Sirkulasi

Hipertensi

perdarahan

b. Integritas ego

Dapat mengekpresikan perasaan tidak adekuat.

c. Makanan/cairan

Penambahan berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi


(penambahan yang lebih kecil dapat berakibat negatif bagi janin). Diabetes
dependen-insulin pada ibu :

Adanya gangguan pola makan (misal : anoreksia nervosa, bulimia, atau


obesitas).

d. Keamanan

Infeksi (misal : penyakit kelamin (PHS), penyakit inflamasi pelvis). Adanya


gangguan kejang, derajat/metode kontrol. Pemajanan bermakna pada radiasi,
kimia toksik, atau infeksi teratogen (misal : rubela, toksoplasmosis, sitomegalo
virus, human immunodeficiency virus/AIDS dan PHS lain. infeksi pascanatal
(misal : meningitis, ensefalitis), kekurangan stimulasi/nutrisi pascanatal).
Presentasi bokong (khususnya pada anensefali).

e. Seksualitas

Riwayat pernah melakukan aborsi dua kali atau lebih pada trimester pertama,
kematian janin, atau anak dengan abnormalitas kromosom. Trauma kelahiran
atau penyimpangan transmisi secara genetik yang dapat diidentifikasi.
Penggunaan stimulan ovulasi seperti klomifen atau menotropins (pergonal).
f. Interaksi sosial

Pernikahan antar-keluarga (konsanguinitas). Rasa bersalah/menyalahkan diri


sendiri dan/atau pasangan yang membawa gen detektif.

g. Penyuluhan/pembelajaran

Riwayat/keturunan keluarga yang positif diketahui ada penyimpangan genetik


atau penyimpangan keturunan (misal : sel sabit, fibrosis kistik, hemofilia,
phenilketonuria, cacat kraniospinal, malformasi ginjal, talasemia, korea
huntington), penyimpangan pada keluarga (kanker, penyakit jantung, diabetes,
alergi), abnormalitas kongenital (sindrom down, retardasi mental, kerusakan
tubu neural) atau penyimpangan metabolik bawaan dari lahir (misal : penyakit
urin sirup maple, penyakit tay-sachs). Latar belakang etnik pada resiko
penyimpangan khusus (misal: black african, mediteranian, ashkenazin jewish).
Penggunaan obat (alkohol, obat bebas, diresepkan atau obat jalanan, obat anti
konvulsan).

2. Analisa Data

Analisa data adalah pemeriksaan dan mengkategorikan informasi untuk


mendapatkan sebuah kesimpulan tentang kebutuhan pasien (Doengoes, 1999).

Ada 2 tipe data, yaitu :

a. Data subjektif, adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian.

b. Data objektif, adalah data yang didapat di observasi dan diukur.

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau


masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual atau potensial (Hidayat, 2001).
Adapun prioritas diagnosa keperawatan menurut Doengoes (2001) adalah :

a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual muntah

b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh


hormonal

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan


cairan yang berlebih

d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi

e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu

f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal


berhubungan dengan kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/ psikologi
normal.

4. Rencana/Perencanaan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan


yang meliputi tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah, dan menentukan
tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat, 2001).

Rencana tindakan yang diperlukan pada pasien dengan hiperemesis gravidarum


menurut Doengoes (2001) adalah :

a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual muntah :

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil : memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral, protein


dan besi.
No Intervensi Rasional

1. Tentukan keadekuatan Kesejahteraan janin/ibu


kebiasaan asupan nutrisi tergantung pada nutrisi ibu selama
dulu/sekarang dengan kehamilan sebagaimana selama 2
menggunakan batasan 24 jam. tahun sebelum kehamilan.

2. Dapatkan riwayat kesehatan, Remaja dapat cenderung


catat usia (khususnya kurang malnutrisi/anemia dan klien lansia
dari 17 tahun, lebih dari 35 mungkin cenderung
tahun. obesitas/diabetes gestasional.

3. Pastikan tingkat pengetahuan Menentukan kebutuhan belajar


tentang kebutuhan diet. khusus pada periode pranatal, laju
basal metabolik meningkat 20%-
25%.

4. Berikan informasi Materi referensi yang dapat


tertulis/verbal yang tepat dipelajari dirumah, meningkatkan
tentang diet pranatal dan kemungkinan klien memilih diet
suplemen vitamin/zat besi seimbang.
setiap hari.

5. Timbang berat badan klien, Ketidakadekuatan penambahan


pastikan berat badan pregravid berat badan pranatal dan/atau
biasanya. dibawah berat badan normal masa
. kehamilan, meningkatkan resiko
retardasi pertumbuhan intra
uterin.
6. Tinjau ulang frekuensi dan Mual/muntah trimester I dapat
beratnya mual/muntah berdampak negatif pada status
kesampingkan muntah nutrisi pranatal, khususnya pada
pernisiosa (hiperemesis periode kritis perkembangan
gravidarum). janin.

7. Pantau kadar hemoglobin (Hb) Mengidentifikasi adanya anemia


dan potensial penurunan kapasitas
pembawa oksigen ibu.

8. Buat rujukan yang perlu sesuai Mungkin diperlukan bantuan


indikasi (misal : pada ahli diet, tambahan terhadap pilihan nutrisi.
pelayanan sosial).

b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal

Tujuan : ketidaknyamanan teratasi

Kriteria hasil : mengidentifikasi tindakan-tindakan yang memberikan


kenyamanan.

No Intervensi Rasional

1. Catat adanya/derajat rasa tidak Memberikan informasi untuk


nyaman minor. memilih informasi, petunjuk
. terhadap respon klien pada
ketidaknyamanan dan nyeri.

2. Evaluasi derajat ketidaknyamanan Ketidaknyamanan selama


selama pemeriksaan internal. pemeriksaan internal dapat terjadi
khususnya pada klien asing yang
telah mengalami infibulasi.
3. Anjurkan penggunaan bra Memberikan sokongan yang sesuai
penyokong tinjau perawatan puting untuk jaringan payudara yang
Kaji adanya hemoroid. Perhatikan membesar, menguatkan jaringan
keluhan-keluhan gatal, bengkak, areolar.Penurunan mortilitas
perdarahan. gastrointestinal, perubahan usus
serta tekanan pada sistem
pembuluh darah oleh pembesaran
uterus memberi kecendrungan
terjadinya hemoroid.
4. Instruksikan penggunaan kompres Menurunkan ketidaknyamanan
es, panas. dan bengkak, meningkatkan
Mual/muntah : anjurkan mortilitas G1.
meningkatkan asupan karbohidrat Menurunkan kemungkinan
saat bangun tidur. gangguan gastrik yang dapat
disebabkan oleh efek asam
hidroklorid pada lambung yang
kosong.
5. Tambahkan suplemen kalsium setiap Membantu dalam memperbaiki
hari bila asupan produk susu keseimbangan kalsium/fostor dan
dikurangi menurunkan kram otot.

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan


yang berlebih.

Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi.

Kriteria hasil : mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk menurunkan


frekuensi dan keparahan mual/muntah.

No Intervensi Rasional

1. Tentukan frekuensi/beratnya mual/ Memberikan data berkenaan


muntah dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar hormon
gonadotropin korionik (HcG),
perubahan metabolisme
karbohidrat dan penurunan
mortilitas gastrik memperberat
mual muntah pada trimester I.
2. Tinjau ulang riwayat kemungkinan Membantu dalam
masalah medis lain. mengenyampingkan penyebab lain
untuk mengatasi masalah khusus
dalam mengidentifikasi intervensi.

3. Anjurkan klien mempertahankan Membantu dalam menentukan


masukan/haluaran tes urine, dan adanya muntah yang tidak dapat
penurunan berat badan setiap hari. dikontrol

4. Kaji suhu dan turgor kulit, membran Indikator dalam membantu untuk
mukosa, TD, suhu, masukan/ mengevaluasi tingkat/kebutuhan
haluaran. hidrasi.

5. Anjurkan peningkatan masukan Membantu dalam meminimalkan


minuman berkarbonat, makan enam mual/muntah dengan menurunkan
kali sehari dengan jumlah yang keasaman lambung.
sedikit.

d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi

Tujuan : kebutuhan energi terpenuhi, letih berkurang

Kriteria hasil : melaporkan adanya peningkatan energi.

No Intervensi Rasional

1. Tentukan siklus tidur bangun yang Membantu menyusun prioritas


normal dan komitmen terhadap yang realistik dan waktu untuk
pekerjaan, keluarga, komunitas dan menguji komitmen.
diri sendiri.
2. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam Istirahat untuk memenuhi
setiap hari, 8 jam tidur malam. kebutuhan metabolik berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan
ibu/janin.
3. Pantau kadar Hb, jelaskan peran zat Kadar Hb rendah mengakibatkan
besi dalam tubuh, anjurkan kelelahan lebih besar karena
mengkonsumsi suplemen zat besi penurunan jumlah pembawa
setiap hari sesuai indikasi. oksigen.

e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu.

Tujuan : nutrisi ibu dan janin terpenuhi

Kriteria hasil : memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan sendiri dan


janin.

No Intervensi Rasional

1. Diskusikan pentingnya Kesejahteraan janin secara


kesejahteraan ibu. langsung berhubungan dengan
kesejahteraan ibu, khususnya
selama trimester I. Saat
perkembangan sistem organ paling
rentan terhadap cedera dari faktor
lingkungan/keturunan.

2. Diskusikan tingkat aktivitas normal Aliran darah ke uterus dapat


dan latihan, anjurkan latihan menurun sampai 70% karena
secukupnya bukan latihan berat. latihan keras.
Malnutrisi pada ibu dihubungkan
dengan IUGR pada janin dan bayi
berat badan lahir rendah.

3. Tinjau ulang kebiasaan dua budaya Klien yang beresiko terhadap


diet klien. kelainan genetik tertentu dapat
membutuhkan tes untuk
menentukan apakah janin
terpengaruh.
4. Kaji terhadap kemungkinan resiko Membantu klien membuat
tinggi berkenaan dengan kelainan keputusan/pilihan tentang
genetik. perilaku/ lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan.

5. Berikan informasi tentang hal yang Di Amerika Serikat, toxoplasma


dapat mengakibatkan terjadinya gondii paling sering di
perkembangan abnormal seperti transmisikan pada feses kucing,
sinar-x, alkohol, nikotin, virus hidup budaya lain melalui makanan
yang dilemahkan, kelompok virus mentah atau daging tidak dimasak
STORCH. dengan tepat.
Diskusikan bentuk transmisi infeksi
tertentu.

6. Anjurkan penghentian penggunaan Merokok mempengaruhi sirkulasi


tembakau. plasenta. Scor apgar rendah pada
kelahiran.

7. Kaji perkembangan uterus melalui Memberikan informasi tentang


pemeriksaan internal. gestasi janin, mengidentifikasi
kehamilan multipel.

f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan berhubungan dengan


kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/psikologi yang normal.

Tujuan : mengungkapkan pemahaman tentang perubahan fisiologi, kebutuhan-


kebutuhan individu

Kriteria hasil : menjelaskan perubahan fisiologi/psikologi normal berkaitan


dengan kehamilan trimester pertama.

No Intervensi Rasional

1. Buat hubungan perawat-klien yang Peran penyuluh/konselor dapat


mendukung dan terus menerus. memberikan bimbingan
2. Evaluasi pengetahuan dan antisipasi dan meninngkatkan
keyakinan budaya saat ini tanggung jawab individu
berkenaan dengan perubahan terhadap kesehatan.
fisiologi/psikologi yang normal
pada kehamilan.

3. Identifikasi siapa yang membuat Memberi informasi untuk


dukungan/instruksi dalam membantu mengidentifikasi
kebudayaan klien. kebutuhan-kebutuhan dan
membuat rencana perawatan.

4. Berikan hubungan antisipasi, Membantu menjamin


meliputi diskusi tentang nutrisi, kualitas/kontinuitas asuhan
latihan, tindakan yang nyaman, karena orang pendukung
istirahat, pekerjaan, perawatan mungkin lebih berhasil daripada
payudara, aktivitas seksual, dan dokter/perawat/ bidan dalam
kebiasaan/gaya hidup sehat. memberikan informasi.

5. Jawab pertanyaan tentang Informasi mendorong


perawatan dan pemberian makan penerimaan tanggung jawab dan
bayi. meningkatkan keinginan untuk
melakukan perawatan diri.
6. Identifikasi tanda bahaya Memberikan informasi yang
kehamilan, seperti perdarahan, dapat bermanfaat untuk
kram, nyeri abdomen akut, sakit membuat pilihan.
kepala dan tekanan pelvis. Membantu klien membedakan
yang normal dan abnormal
. sehingga membantunya dalam
mencari perawatan kesehatan

7. Identifikasikan hal yang pada waktu yang tepat.


membahayakan pada janin. Janin paling rentan dalam
trimester I selama periode kritis
perkembangan organ.

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik (iyer et al, 1996 dalam buku Nursalam, 2001).

Tahap pelaksanaan dimulai setelah perencanaan disusun dan ditujukan pada


masing-masing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dan pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah
diterapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2001).

Menurut Nursalam (2001), tindakan keperawatan meliputi tindakan independen,


dependen dan interdependen.

a. Independen yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan
perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

b. Dependen yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat atas petunjuk dan
perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

c. Interdependen yaitu tindakan keperawatan yang memerlukan suatu kerjasama


dengan tenaga kesehatan lainnya.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi menyediakan


nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan
merupakan perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada tahap perencanaan
(Hidayat, 2001).

Evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan,


pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah
dikumpulkan telah mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi telah sesuai
diagnosa yang perlu di evaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapan.

Tujuan dan intervensi di evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut
dapat dicapai secara efektif (Nursalam, 2001).

BAB II
LAPORAN KASUS

1. Pengkajian Keperawatan
A. Identitas klien
Nama : Ny T
Umur : 25 tahun
Suku/bangsa : Bali/Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Pantai Indah, Gg. 2 No. 17 Singaraja

B. Keluhan utama
Pasien mengatakan mual dan selalu muntah pada pagi hari. Mual dan muntah semakin
berat bila mencium bau makanan yang merangsang.

C. Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke poli kandungan Rumah Sakit Kerta Husada dengan keluhan
terlambat haid 3 minggu,terakhir mendapat haid tanggal 15 juli 2016, mual dan selalu
muntah pada pagi hari. Pasien juga mengeluh badannya terasa lemas dan mau pingsan
karena sudah beberapa hari sulit makan.

D. Riwayat penyakit dahulu


Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit gastritis.

E. Pola kebiasaan sehari-hari


a. Pola nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3 x (nasi,sayur,lauk)
: Minum 7 gelas/hari
Selama hamil : makan berkurang, minum berkurang
b. Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 x tiap pagi, BAK 5 x/hari
Sesudah hamil : BAB 1 x tiap pagi, BAK 3 x/hari
c. Pola istirahat tidur
Sebelum hamil : Siang 2 jam/hari, malam 8 jam /hari
Sesudah hamil : Siang 3 jam/hari, malam 5 jam/hari
d. Pola aktivitas
Sebelum hamil : Membantu pekerjaan rumah
Sesudah hamil : Membantu pekerjaan rumah
e. Perilaku kesehatan sehari-hari
Penggunaan obat/jamu/rokok
Sebelum hamil : Tidak pernah
Sesudah hamil : Obat dan vitamin dari bidan
f. Lain lain (personal hygiene)
Mandi : 2 x/hari
Ganti baju : 2 x/hari
Keramas : 3 x/minggu
Gosok gigi : 2 x/hari

F. Riwayat Haid
Menarche : -
Siklus haid : 28 hari (teratur)
Lama haid : 6-7 hari
Banyaknya : 3-4 softek/hari
Dismenorea : -
HPHT : 15 juli 2016
UK : -
TP : 22 april 2017

G. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1x
Lama menikah : 1 tahun
Umur pertama kali nikah : 24 tahun

H. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah ibu tidak menggunakan KB apapun.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum
K/U : lemah, wajah pucat
Kesadaran : composmentis
BB sebelum hamil : 60 kg
BB saat ini : 55 kg
TB : 157 cm
LILA : 25 cm
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit (teratur)
RR : 20 x / menit (teratur)
Suhu : 37,50 C (axilla)

a. Inspeksi
Hiperemis tingkat satu pada inspeksi ditemukan keadaan umum lemah, turgor
kulit sedikit menurun, lidah kering, dan mata cekung. Hiperemis tingklat dua
ditemukan ibu tampak lebih lemah dan aptis, turgor kulit lebih menurun, lidah
kering dan tampak kotor, aceton dapat tercium dalam hawa pernafasan, badan
kurus dan berat badan munurun, kulit kering dan kadang kadang ada icterus.
b. Palpasi
Dengan palpasi dapat mengetahui umur kehamilan dengan melihat tinggi fundus
uteri. Karena pada ibu hiperemis gravidarum biasanya terjadi pada umur
kehamilan satu sampai empat bulan, dimana tinggi fundus uteri sekitar setengah
simphisis pusat
c. Auskultasi
Untuk memantau sudah terdengar detak jantung janin atau belum dan gerakan
anak.
d. Pemeriksaan tanda tanda vital
Pada sekitar hiperemis tingkat satu akan ditemukan nadi meningkat sekitar 100
x/menit, tekanan darah sistolik menurun, suhu normal

e. Pengukuran berat badan


Pada ibu hamil dengan masalah hiperemis gravidarum pada umumnya terjadi
penurunan BB

3. Analisa Data
Kelompok Data Masalah Etiologi
1. Ds : Px mengatakan Hiperemesis Gravidarum Output berlebih
mual dan selalu
Output berlebih
muntah pada pagi
Kekurangan volume cairan
hari,
Do : - k/u lemah
- wajah pucat
-turgor kulit menurun
-TTV,
TD = 90/60 mm/Hg
N=100x/menit
Hiperemesis Gravidarum Penurunan nafsu
S= 36,5 C
makan
Penurunan nafsu makan
R= 20
ketidakseimbanganpemenuha
2. Ds : Px mengatakan n nutrisi kurang dari
tidak nafsu makan kebutuhan tubuh
Do : -k/u lemah
- makanan tidak
habis
-muntah
-TTV,
TD=90/60 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20
4. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan output berlibuh ;kehilangan
cairan akibat vomitus dan asupan cairan yang tidak adekuat yang ditandai dengan:
Ds : Px mengatakan mual dan selalu muntah pada pagi hari
Do : - k/u lemah
- wajah pucat
-turgor kulit menurun
-TTV : TD = 90/60 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5 C
R= 20 x/menit
b. Nutrisi, ketidakseimbangan : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan nausea ; Penurunan nafsu makan yang di tandai dengan :
Ds : Px mengatakan tidak nafsu makan
Do : -k/u lemah
- makanan tidak habis
-muntah
-TTV : TD=90/60 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit
5. Rencana Keperawatan

Hari/
Tgl Diagnose Tujuan Rencana Tindakan Rasioanal
/Jam
Sabtu,6-8- 1. Kekurangan volume cairan yang Setelah diberikan tindakan 1. Pantau status hidrasi 1. Dapat Mengindikasikan
2016/08.0 berhubungan dengan output keperawatan selama 1 x 24 (misalnya kelembaban Kekurangan Volume
0 Wita berlibuh ;kehilangan cairan akibat jam kekurangan volume membrane Cairan Atau
vomitus dan asupan cairan yang tidak cairan akan teratasi mukosa,kekuatan nadi Ketidakseimbangan
adekuat yang ditandai dengan: dibuktikan oleh : dan tekanan darah Elektrolit
Ds : Px mengatakan mual dan 1. Hidrasi yang ortostatik)
muntah pada pagi hari adekuat, 2, Timbang berat badan
Do : - k/u lemah 2. Status nutrisi: setiap hari dan pantau 2. Upaya memperbaiki
asupan makanan kecendrungannya keseimbangan elektrolit
- wajah pucat dan cairan yang dan cairan dan dilakukan
-turgor kulit menurun adekuat melalui pemberian terapi
-TTV : TD = 90/60 mm/Hg parenteral sampai dalam
N =100x/menit menoleransi asupan
S = 37,5 C 3.Pertahankan normal
R = 20 keakuratan catatan 3. Haluaran urine yang
asupan dan haluaran rendah dan berat jenis
urine yang tinggi
mengindikasikan
hipovolemia
4.Beri He pada pasien ttg
informasi bila pasien 4.pemantauan indicator
terus haus harus segera dehidrasi
melapor ke perawat.
Hari/
Tgl Diagnose Tujuan Rencana Tindakan Rasioanal
/Jam
Sabtu,6-8- 2 Nutrisi,Ketidakseimbangan : kurang dari 1 Setelah diberikan tindakan 1. Pantau TTV klien 1 Untuk Mengetahui
2016/08.0 kebutuhan tubuh yang berhubungan keperawatan selama 1 x Keadaan Umum Pasien
0 Wita
dengan nausea dan volume yang 24 jam ketidakseimbangan
menetap yang di tandai dengan : nutrisi: kurang dari 2. Timbang berat badan 2 Pengukuran yang
Ds : Px mengatakan tidak nafsu makan ibu secara periodik
kebutuhan tubuh akan dilakukan dengan
Do : - k/u lemah
- makanan habis 1/3 porsi teratasi dibuktikan oleh: seksama menjamin
- muntah
Memperlihatkan status hasil yang pasti: jumlah
- TTV : TD=90/60 mm/Hg
N = 100x/menit gizi: asupan makanan dan kenaikan BB yang
S = 36,5 C
cairan yang ade kuat optimal bagi ibu dan
R= 20 x/mnit - makanan habis 1 fetus
- BB 50 kg porsi
-muntah berkurang
3 Pemberian makanan
-TTV : TD=100/70
3. Berikan nutrisi dalam secara bertahap atau
mm/Hg
perlahan lahan dapat
- BB Meningkat porsi kecil tapi sering menolong

4 pemberian cairan dan

4. Monitor pemberian elektrolit merupakan


suatu cara untuk
cairan dan makanan menangani muntah
dalam 24 jam yang menetap,
demikian pula pencatatan ini akan
pengeluaran dan dapat menilai
pemasukan cairan keseimbangan
dicatat. elektrolit yang
diberikan, sedangkan
untuk jumlah kalorinya
berapa banyak yang
sudah dapat diberikan.

5. nutrisi maternal yang


adekuat sangat penting
5. Untuk berkonsultasi untuk kesehatan ibu
dalam menyusun Memulai pemberian
rencana pengaturan asupan oral
menu yang memenuhi
kebutuhan nutrisi
selama hamil
6. Mengatur janji dengan
6. Mendiskusikan ahli diet dan
pentingnya nutrisi pertumbuhan serta
yang adekuat perkembangan
janinnya
7. Untuk menangulangi
muntah.
7. Lakukan kolaborasi
dengan tim lain
untuk pemberian
7.
obat-obat antiemetik

6
6. Implementasi

NO Waktu Implementasi TTD


Dx Pelaksanaan
1. 6-8-2016 1. memantau status hidrasi
08.00
(misalnya kelembaban membrane
mukosa,kekuatan nadi dan tekanan darah
ortostatik)

2,menimbang berat badan setiap hari dan pantau


kecendrungannya

3.mempertahankan keakuratan catatan asupan

2 dan haluaran

4.memberi He pada pasien ttg informasi bila


pasien terus haus harus segera melapor ke
perawat

1. memantau TTV klien


2. menimbang berat badan ibu secara periodik
3. memBerikan nutrisi dalam porsi kecil tapi
sering
4. memonitor pemberian cairan dan makanan
dalam 24 jam demikian pula
pengeluaran dan pemasukan cairan dicatat.
5. Untuk berkonsultasi dalam menyusun
rencana pengaturan menu yang memenuhi
kebutuhan nutrisi selama hamil
6. Mendiskusikan pentingnya nutrisi yang
adekuat

7. Melakukan kolaborasi dengan tim lain


untuk pemberian obat-obat antiemetik
7. Evaluasi
NO Tanggal Evaluasi
Dx
1 6-8-2016 S : Px mengatakan mual dan muntah berkurang
09.00 O: k/u lemah
- wajah pucat
- turgor kulit meningkat
- TTV : TD = 100/70 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5C
R = 20x/mnit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan no 1,2,3,4

2 S : Px mengatakan nafsu makan meningkat


O : - makanan habis 1 porsi
- muntah berkurang
- TTV : TD=100/70 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjut kan no 1,2,3,4

DAFTAR PUSTAKA

Hidayati Ratna.2009.Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis Dan Patologis.


Jakarta : Salemba Medika

Tiran Denise. 2006. Seri Asuhan Kebidanan Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta : EGC

Lowdermilk, Jensen Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta :
EGC

Hartono Andry. 1999. Perawatan Maternitas Edisi 2. Jakarta : EGC


Prawirohardjo Sarwono. 2002
Wilkinson Ahern. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9 :EGC

Anda mungkin juga menyukai