Imunisasi aktif
adalah suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan paparan kepada tubuh dari antigen
yang berasal dari suatu patogen, dengan harapan tubuh akan membentuk sistem kekebalan
terhadap patogen tersebut. Imunisasi aktif sering disebut dengan vaksinasi (Abbas et al, 2001
Pada dasarnya vaksin (imunisasi aktif), dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu (Suyitno,
2011) :
modifikasi virus atau bakteri penyebab penyakit. Vaksin mikroorganisme yang dihasilkan
masih memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi banyak (replikasi) dan menimbulkan
kekebalan tetapi tidak menyebabkan penyakit. Vaksin hidup attenuated yang tersedia adalah
(Suyitno, 2011) :
Berasal dari virus hidup : vaksin campak, gondongan (parotis), rubella, polio,
Berasal dari bakteri hidup : vaksin BCG dan demam tifoid oral.
o Vaksin merangsang respon seluler dan antibodi yang kuat sehingga dapat bertahan
o Vaksin bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila terkena panas atau sinar.
o Vaksin dapat menyebabkan penyakit yang umumnya bersifat ringan dan dianggap
o Vaksin dapat berubah menjadi bentuk patogenik seperti semula (hanya terjadi pada
Vaksin inactivated dapat terdiri atas seluruh tubuh virus atau bakteri, atau komponen
(fraksi) dari kedua organisme tersebut. Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara
membiakkan bakteri atau virus dalam media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak
aktif (inactivated) dengan penanaman bahan kimia. Untuk vaksin komponen, organisme
tersebut dibuat murni dan hanya komponen- komponenya yang dimasukkan dalam vaksin
(misalnya kapsul polisakarida dan bakteri pneumokokus). Vaksin inactivated yang tersedia
Seluruh sel virus yang inactivated: influenza, polio injeksi, rabies, hepatitis A.
tipe b.
Polisakarida konjugasi : Haemophillus influenza tipe b, pneumokokus,
meningokokus.
o Vaksin tidak menyebabkan penyakit (walaupun pada orang dengan defisiensi imun).
o Vaksin selalu membutuhkan dosis multipel untuk membentuk respon imun protektif.
o Respon imun terhadap vaksin inactivated sebagian besar humoral, hanya sedikit
kepada tubuh seseorang sehingga dapat memberikan perlindungan dengan segera dan cepat
yang seringkali dapat terhindar dari kematian ( Abbas et al, 2001 dan Grabenstein, 2006).
Imunisasi pasif dapat terjadi secara alami atau didapat. Transfer imunitas pasif alami
terjadi saat ibu hamil memberikan antibodi tertentu ke janinnya melalui plasenta, terjadi
diakhir trimester pertama kehamilan, dan jenis antibodi yang disalurkan melalui plasenta
adalah immunoglobulin G (IgG). Transfer imunitas alami dapat terjadi dari ibu ke bayi
melalui kolostrum (ASI), jenis yang ditransfer adalah immunoglobulin A (IgA). Transfer
imunitas pasif didapat terjadi saat seseorang menerima plasma atau serum yang mengandung
Jenis imunisasi pasif atau seroterapi tergantung dari cara pemberian dan jenis antibodi
4. Plasma manusia