Anda di halaman 1dari 4

WeLC0ME tO FaNDY's Blog | Analisis vegetasi

Copyright nanang14045 nanangnoe@webmail.umm.ac.id


http://nanang14045.student.umm.ac.id/analisis-vegetasi/

Analisis vegetasi

Para pakar ekologi memandang vegetasi sebagai salah satu komponen dari
ekosistem, yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi kondisi factor
lingkungan dari sejarah dan factor factor itu mudah di ukur dan nyata. Dengan
demikian analisis vegetasi secara hati hati dipakai sebagai alat untuk
memperlihatkan informasi yang berguna tentang komponen komponen lainnya dari
suatu ekosistem. Ada dua fase dalam kajian vegetasi ini, yaitu mendeskrisipkan dan
menganalisa, yang masing masing menghasilkan berbagai konsep pendekatan
yang berlainan. Metode manapun yang dipilih yang penting adalah harus
disesuaikan dengan tujuan kajian, luas atau sempitnya yang ingin di ungkapkan,
keahlian dari bidang botani dari pelaksana(dalam hal ini adalah pengetahuan dalam
sistematik), dan variasi vegetasai secara alami itu sendiri.

Pakar ekologi dalam pengetahuan yang memadai tentang sistematik tumbuhan


berkecenderungan untuk melakukan pendekatan secara floristika dalam
mengungkapkan sesuatu vegetasi, yaitu berupa komposisi dan struktur tumbuhan
pembentuk vegetasi tersebut. Pendekatan kajian pun sangat tergantung pada
permasalahan apakah bersifat autokelogi atau sinetologi, dan juga apakah
menyangkut masalah produktifitas atau hubungan sebab akibat. Pakar autekologi
biasannya memerlukan pengetahuan tentang kekerapan atau penampakan dari
suatu spesies tumbuhan, sedangkan pakar sinekologi berkepentingan dengan
komunitas yaitu problema yang dihadapi sehubungan dengan keterkaitan antara
alam dengan variasi vegetasi. Pakar ekologi produktifitas memerlukan data tentang
berat kering dan kandungan kalori yang dalam melakukannya sangat menyita
waktu dan juga bersifat destruktif.

Deskripsi vegetasi juga memerlukan bagian yang integral dengan kegiatan survey
sumber daya alam, misalnya sehubungan dengan inventarisasi kayu untuk balok
dihutan, dan menelaah kapasitas tampung suatu lahan untuk tujuan ternak atau
pengembalaan. Pakar tanah, dan sedikit banyak pakar geologi dan pakar iklim
tertarik dengan vegetasi sebagai ekspresi dari factor-faktor yang mereka pelajari.
Dalam mendiskripsikan suatu vegetasi haruslah dimulai dari suatu titik pandang
bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan dari tumbuh-tumbuhan yang
hidup bersama didalam suatu tempat tertentu yang mungkin dikarakterisasi baik
oleh spesies sebagai komponennya, maupun oleh kombinasi dari struktur dan
fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum atau
fisiognomi.

page 1 / 4
WeLC0ME tO FaNDY's Blog | Analisis vegetasi
Copyright nanang14045 nanangnoe@webmail.umm.ac.id
http://nanang14045.student.umm.ac.id/analisis-vegetasi/

Metode pendekatan secara fisionomi tidak memerlukan identifikasi dari spesies


dan hasilnya untuk gambaran vegetasi dengan skala kecil (area yang luas). Metode
berdasarkan komposisi atau floristika secara lebih bermanfaat untuk
menggambarkan vegetasi dengan skala besar (area yang sempit) yang lebih detail,
yang biasanya digunakan oleh para pakar dieropa daratan dalam klasifikasi
vegetasi dan pemetaaan pada skala yang besar dan sangat rinci.

2.2.1 Beberapa Metode Analisis Vegetasi

Dalam ilmu vegetasi telah dikembangakan berbagai metode untuk menganalisis


dan juga sintesis sehingga akan sangat membantu dalam mendeskripsikan suatu
vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal metodologi ini sanagt berkembang
sangat pesat sesuai dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya,
tetapi tidak lupa pula diperhitungkan berbagai kendala yang ada. Secara garis
besar metode analisis dalam ilmu vegetasi dapat dikelompokkan dalam dua
macam:

1. Metode destruktif

Metode ini biasanya dilakukan untuk memahami jumlah materi organic yang dapat
dihasilkan oleh suatu komunitas tumbuhan. Variable yang digunakan bisa berupa
produktivitas primer, maupun biomassa (jumlah total benda hidup dalam populasi
tertentu organism). Dengan demikian dalam pendekatan selalu harus digunakan
penuaian atau berarti melakukan perusakan terhadap vegetasi tersebut. Metode ini
umumnya dilakukan untuk bentuk bentuk vegetasi yang sederhana, dengan
ukuran luas pencuplikan antara satu meter persegi sampai lima meter persegi.
Penimbangan bisa didasarkan pada berat segar materi hidup atau berat keringnya.
Metode ini sangat membantu dalam menentukan kualitas suatu padang rumput
terbuka dikaitkan dengan usaha pencarian lahan pengembalaan dan sekaligus
menentukan kapasitas tampungnya. Pendekatan yang terbaik untuk metode ini
adalah secara floristika, yaitu didasarkan pada pengetahuan taksonomi tumbuhan.

1. Metode non destruktif

Metode ini dapat dilakukan dengan dua cara pendekatan, yaitu berdasarkan
penelaahan organism hidup atau tumbuhan tidak didasarkan pada taksonominya,

page 2 / 4
WeLC0ME tO FaNDY's Blog | Analisis vegetasi
Copyright nanang14045 nanangnoe@webmail.umm.ac.id
http://nanang14045.student.umm.ac.id/analisis-vegetasi/

sehingga dikenal dengan pendekatan non floristika. Pendekatan lainnya adalah


didasarkan pada penelaahan organism tumbuhan secara taksonomi atau
pendekatan floristika.

2.1 Metode non destruktif non floristika

Metode telah banyak dikembangkan oleh berbagai pakar ilmu vegetasi, seperti Du
Rietz (1931), Raunkier (1934) dan Dansereau(1951). Yang kemudian diekspresikan
juga dengan cara lain oleh Eiten(1968) dan UNESCO(1973). Untuk memahami
metode non floristika ini sebaiknya kita kaji dasar-dasar pemiokiran dari beberapa
pakar tadi. Pada prinsipnya mereka berusaha mengungkapkan vegetasi
berdasarkan bentuk hidupnya, jadi pembagian dunia tumbuhan secara taksonomi
sama sekali di abaikan, mereka membuat klasifikasi tersendiri dengan dasar-dasar
tertentu.

2.2 Metode non destruktif floristika

Metode ini dapat menentukan kekayaan floristika atau keanekaragaman dari


berbagai bentuk vegetasi. Penelaahan dilakukan terhadap semua populasi spesies
pembentuk masyarakat tumbuhan tersebut, jadi dalam hal ini pemahaman dari
setiap jenis tumbuhan secara taksonomi adalah mutlak diperlukan. Dalam
pelaksaannya sangat ditunjang dengan variable-variabel yang diperlukan untuk
menggambarkan baik struktur maupun komposisi vegetasi, diantaranya adalah:

1. Kerapatan, untuk menggambarkan jumlah individu dari populasi sejenis


2. Kerimbunan, variable yang menggambarkan luas penutupan suatu populasi di
suatu kawasan, dan bias juga menggambarkan luas daerah yang dikuasai oleh
populasi tertentu atau dominasinya.
3. Frekuensi, variable yang menggambarkan penyebaran dari populasi disuatu
kawasan.

Variabel-variabel tadi merupakan sebagian, tapi terpenting, dari sejumlah variable


yang diperlukan untuk menjabarkan suatu bersifat kuantitatif, seperti statifikasi,
periodisitas, dan vitalitas. Berbagai metodelogi telah dikembangkan oleh para pakar
untuk sampai pada hasil seakurat mungkin, yang tentu disesuaikan dengan

page 3 / 4
WeLC0ME tO FaNDY's Blog | Analisis vegetasi
Copyright nanang14045 nanangnoe@webmail.umm.ac.id
http://nanang14045.student.umm.ac.id/analisis-vegetasi/

tujuannya, dalam kesempatan ini tidak semua akan dibahas tetapi akan dipilih
beberapa metodelogi yang umum dansangat efektif serta efisien untuk
melakukannya, yaitu metode kuadran, metode garis, metode tanpa plot ( metode
titik dan metode kuarter).

page 4 / 4

Anda mungkin juga menyukai