PENDAHULUAN
1
berkepentingan, maka laporan keuangan harus bersifat umum sehingga dapat
diterima oleh semua pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan yang
dimaksud harus mampu menunjukkan keadaan keuangan dan hasil usaha
perusahaan.
Banyaknya penyimpangan etika profesi dan bisnis yang terjadi pada
perusahaan terkemuka terkait bidang akuntansi keuangan dan manajemen maka
penulis akan mengkaji beberapa kasus dengan bermacam motif serta latar
belakang. dengan demikian, pada akhirnya kajian ini sekaligus berdampak positif
bagi etika dan profesi Akuntansi.
1.3 Tujuan
2
Kami membuat makalah ini dengan beberapa metode antara lain :
a. Kepustakaan yaitu mencari buku-buku yang berkaitan dengan materi yang
kami bahas.
b. Pencarian ilmu dan teori yang berkaitan dengan materi yang kami bahas
melalui Internet.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
lainnya untuk keperluan penghitungan biaya produk, perencanaan, pengendalian
dan evaluasi, serta pengambilan keputusan. Definisi akuntansi manajemen
menurut Chartered Institute of Management Accountant, yaitu Penyatuan bagian
manajemen yang mencakup, penyajian dan penafsiran informasi yang digunakan
untuk perumusan strategi, aktivitas perencanaan dan pengendalian, pembuatan
keputusan, optimalisasi penggunaan sumber daya, pengungkapan kepada pemilik
dan pihak luar, pengungkapan kepada pekerja, pengamanan asset.
Bagian integral dari manajemen yang berkaitan dengan proses identifikasi
penyajian dan interpretasi/penafsiran atas informasi yang berguna untuk
merumuskan strategi, proses perencanaan dan pengendalian, pengambilan
keputusan, optimalisasi keputusan, pengungkapan pemegang saham dan pihak
luar, pengungkapan entitas organisasi bagi karyawan, dan perlindungan atas aset
organisasi. Akuntansi Manajemen (Managerial Accounting) berhubungan dengan
pengidentifikasian dan pemilihan yang terbaik dari beberapa alternatif kebijakan
atau tindakan dengan menggunakan data historis atau taksiran untuk membantu
pimpinan.
Persamaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen prinsip
akuntansi yang diterima baik dalam akuntansi dalam akuntansi keuangan
kemungkinan besar juga merupakan prisnsip pengukuran yang relevan dalam
akuntansi manajemen dan menggunakan sistem informasi operasi yang sama
sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada
pemakainya.
5
kemungkinan besar juga merupakan untuk menghasilkan informasi yang
prinsip pengukuran yang relevan dalam disajikan kepada pemakainya
akuntansi manajemen
6
Auditor harus jujur dan bersikap adil serta dapat dipercaya dalam
hubungan profesionalnya. Meliputi menghindari konflik kepentingan yang tersirat
maupun tersurat, menahan diri dari aktivitas yang akan menghambat kemampuan,
menolak hadiah, bantuan, atau keramahan yang akan mempengaruhi segala
macam tindakan dalam pekerjaan, mengetahui dan mengkomunikasikan batas-
batas profesionalitas, mengkomunikasikan informasi yang baik maupun tidak
baik, menghindarkan diri dalam keikutsertaan atau membantu kegiatan yang akan
mencemarkan nama baik profesi.
Objectivity of Management Accountant (Objektivitas Akuntan Manajemen)
Auditor tidak boleh berkompromi mengenai penilaian profesionalnya
karena disebabkan prasangka, konflik kepentingan dan terpengaruh orang lain,
seperti memberitahukan informasi dengan wajar dan objektif dan mengungkapkan
sepenuhnya informasi relevan.
Whistle Blowing
Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan
untuk membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi
utamanya adalah moral. Whistle blowing sering disamakan begitu saja dengan
membuka rahasia perusahaan.
Creative Accounting
Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak
menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di
dalamnya standar, teknik) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan
keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang terlibat di dalam
proses creative accounting, seperti manajer dan akuntan. Creative accounting
melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan keuangan yang
tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan metode alokasi,
mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transaksi dalam suatu periode
ke periode yang lain).
Fraud Accounting
Fraud sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya
perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh
keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan
7
yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri.
Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan
perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan
dirinya.
Fraud Auditing ( Kecurangan Audit )
Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi
komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan
transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai
auditor yang terlatih dan kriminal investigator.
8
informasi non luar, kompetensi serta memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan pekerjaannya.
9
BAB III
STUDI KASUS
10
3.2 Kasus Akuntansi Keuangan pada PT Indofarma, Tbk Pada Tahun 2005
11
Seorang akuntan publik yang menyusun laporan keuangan Raden Motor
yang bertujuan mendapatkan hutang atau pinjaman modal senilai Rp. 52 miliar
dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Jambi pada tahun 2009 diduga terlibat
dalam kasus korupsi kredit macet. Terungkapnya hal ini setelah Kejati Provinsi
Jambi mengungkap kasus tersebut pada kredit macet yang digunakan untuk
pengembangan bisnis di bidang otomotif tersebut.
Ada 4 aktivitas data pada laporan keuangan tersebut yang tidak disajikan
dalam laporan oleh akuntan publik sehingga terjadi kesalahan dalam proses
kreditnya dan ditemukan dugaan korupsinya
Kasus kredit macet itu terungkap, setelah pihak kejaksaan menerima
laporan tentang adanya penyalah-gunaan kredit yang diajukan oleh tersangka Zein
Muhamad sebagai pemilik Raden Motor.
12
Langkah yang paling sering digunakan oleh PT Asian Agri adalah dengan
mengenakan biaya fiktif lengkap dengan bon-bon fiktif untuk kepentingan auditor.
Setiap tahunnya, jumlah biaya fiktif ini mencapai US$10-20 juta. Mekanisme lain
adalah melalui mekanisme transfer pricing. Yaitu menjual produk ke perusahaan
afiliasi di luar negeri dengan harga rendah, sebelum menjualnya kembali ke
pembeli rill dengan harga pasar sesungguhnya.
Berbicara mengenai transfer pricing, secara Standar Akuntansi Keuangan
hanya didasarkan pada PSAK no 7 mengenai Pengungkapan Pihak-Pihak
Berelasi ataupun IAS 24 terkait Related Parties Disclosure. Akan tetapi, di
Indonesia tidak hanya IAI saja yang mengeluarkan aturan dalam kaitannya
transfer pricing, melainkan peraturan perpajakan turut mengaturnya, seperti
berikut ini:
1. Undang-Undang no. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan jo.
Undang-Undang no. 36 tahun 2008, pasal 18 ayat (4) terkait
hubungan istimewa.
2. Pasal 18 ayat (3a) UU PPh, mengatur tentang kesepakatan harga
transfer (advance pricing agreement/APA) , yaitu kesepakatan antara
Wajib Pajak dengan Direktur Jenderal Pajak mengenai harga jual
wajar produk yang dihasilkannya kepada pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa. Keuntungan dari kesepakatan ini
adalah memberi kepastian hukum dan kemudahan penghitungan
pajak serta tidak dilakukan koreksi bagi Wajib Pajak yang
melakukan kesepakatan.
3. Kewajiban dokumen, pelaporan dan pembukuan transfer pricing (PP
80 Tahun 2007 Pasal 16 ayat (2) , Pasal 19 PER 43/PJ/2010)
4. Perjanjian penghindaran pajak berganda (tax treaty), melakukan
pertukaran informasi dan melakukan renegosiasi tax treaty.
5. Pemeriksaan transfer pricing, pedoman khusus pemeriksaan transfer
pricing: Surat Edaran Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Nomor :
S-153/PJ.04/2010 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor:
SE-04/PJ.7/1993
13
6. PER-43/PJ/2010, penerapan prinsip kewajaran dan kewajiban usaha
(arms length price) karena penentuan harga tidak wajar dengan
melakukan analisis kesebandingan, menentukan metode transfer
pricing yang tepat dan keharusan mendokumentasikan serta
menyimpan buku dan catatan.
14
KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar
audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP
tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan
tersebut.
Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian, yang menyatakan
bahwa Kementerian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham
milik Pemerintah di PT KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan
keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada semester I tahun 2002.
Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan Bapepam No.VIII.G.7 tentang
Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 Khusus huruf m Perubahan
Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan Mendasar, sebagai berikut:
Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan
matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi
fakta dan kecurangan atau kelalaian. Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau
koreksi atas kesalahan mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dengan
melakukan penyajian kembali (restatement) untuk periode yang telah disajikan
sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian
sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan
apabila dianggap tidak praktis atau secara khusus diatur lain dalam ketentuan
masa transisi penerapan standar akuntansi keuangan baru.
15
kerugian perdagangan pribadinya. Ironisnya meski di dakwa telah melakukan
pemalsuan, konspirasi dan laporan keuangan yang salah, mantan CEO
WorldCom tersebut mengaku tidak bersalah (Mehta, 2003; Klayman, 2004;
Reuters, 2004).
BAB IV
ANALISA STUDI KASUS
16
Dari pembahasan beberapa kasus tersebut, dapat dilihat bahwa sebenarnya
masing masing permasalahan telah memiliki peraturan yang jelas dalam
pengaturannya. Seharusnya, perusahaan - peraturan terkait menggunakan
peraturan tersebut menjadi dasar bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya.
Akan tetapi pada kenyataannya tidak demikian. Di dalam kasus yang terjadi,
peran akuntan di dalam perusahaan sangat nyata bahwa mereka juga turut ambil
bagian pada operasi perusahaan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Ketika menemui suatu permasalahan terkait etika di dalam perusahaan,
seharusnya akuntan baik secara individu maupun bersama sama dengan
koleganya, baik secara formal maupun tidak formal, wajib untuk
mempertimbangkan banyak faktor dalam kaitan penyelesaian permasalahan etika
yang ada di perusahaan. Dan apabila dalam penyelesaiannya tetap tidak
menemukan jalan keluar, maka sebaiknya akuntan berkonsultasi dengan
perusahaan atau bahkan meminta nasihat profesional dari organisasi profesi yang
relevan bahkan penasihat hukum tanpa mengabaikan prinsip kerahasiaan sesuai
dengan yang telah diatur pada IFAC bagian 100.17 hingga 100.22.
Meskipun demikian, akuntan perusahaan mungkin menghadapi ancaman
intimidasi dimana ada tekanan bahwa akuntan perusahaan bekerja untuk
perusahaan sehingga obyektifitasnya terpengaruhi. Hal ini yang menjadi tantangan
bagi akuntan internal perusahaan, terutama akuntan yang terlibat di dalam
perusahaan yang memiliki kasus seperti Indofarma dan Asian Agri yang diangkat
oleh penulis.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Permasalahan etika terkait akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
melibatkan pihak akuntan profesional di dalam internal perusahaan. Kode Etik
untuk akuntan yang bergerak pada bidang ini terdapat di dalam IFAC bagian C.
Akuntan yang berada di dalam internal perusahaan tentunya sangat berperan di
dalam budaya kerja perusahaan, bahkan disebutkan pula bahwa seharusnya
akuntan di dalam perusahaan bergerak aktif untuk mendorong pembangunan
budaya kerja yang memegang etika di dalam perusahaan. Akan tetapi akuntan
profesional tidak terlepas dari ancaman yang ada dengan bekerja di dalam
perusahaan. Akuntan profesional yang bekerja di dalam lingkungan internal
perusahaan juga memikul beban berat untuk memegang teguh prinsip dasar etika
dan juga independensinya. Apabila akuntan tidak dapat melakukannya, maka
akuntan akan dapat dengan mudah terlibat di dalam permasalahan yang ada pada
perusahaan.
4.2 Saran
Akuntan yang bekerja di dalam lingkungan internal perusahaan harus
memberikan informasi kepada pihak perusahaan mengenai peraturan peraturan
yang berlaku umum, sehingga perusahaan dapat menerapkan peraturan yang
berlaku pada operasi perusahaan secara keseluruhan. Dengan demikian, akuntan
telah berkontribusi dalam membangun budaya kerja yang beretika di dalam
perusahaan. Selain itu, akuntan juga perlu tegas di dalam menghadapi
permasalahan terkait etika yang ada di dalam perusahaan karena tingkah laku
akuntan akan mempengaruhi seluruh profesi akuntan.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bapepam.go.id/old/old/news/NOP2004/indo_farma.pdf
http://www.rmol.co/read/2011/02/20/18755/PT-Indofarma-Servis-Bekas-Pejabat-
2,6-Miliar-
http://www.merdeka.com/peristiwa/eks-direktur-pt-indofarma-tbk-dituntut-3-
tahun.html
http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/01/contoh-kasus-etika-profesi-
akuntansi.html (Diunduh tanggal 10 November 2015)
http://memebali.blogspot.co.id/2013/05/etika-bisnis-dan-profesi-etika-
dalam.html?showComment=1447136461947#c7919505745594098603
(Diunduh Tanggal 10 November 2015)
https://www.academia.edu/8747154/Etika_dalam_Praktik_Akuntansi_Manajemen
_dan_Akuntansi_Keuangan (Diunduh Tanggal 10 November 2015)
19