Modul 4 - Pemeriksaan Penunjang PDF
Modul 4 - Pemeriksaan Penunjang PDF
Ny. Karsi 38 tahun, datang ke Poli Klinik RS mengeluhkan adanya benjolan sebesar
bola pimpong pada payudara kanan yang jika ditekan terasa sakit. Benjolan ini
dirasakan semakin hari semakin bertambah besar. Ny. Karsi khawatir benjolan itu
adalah tumor. Oleh dokter poli Ny. Karsi di sarankan untuk dilakukan pemeriksaan
biopsi pada benjolan tersebut. Dari hasil biopsi dokter menyarankan untuk dilakukan
tindakan operasi dan kemoterapi. Untuk persiapan operasi dan kemoterapi dilakukan
pemeriksaan penunjang laboratorium seperti pemeriksaan darah rutin dan tumor
marker.
Unfamiliar terms
Tumor : massa abnormal yang terus tumbuh karena responsivitas pertumbuhan hilang,
meskipun rangsangan awal dihentikan
Biopsi : pengambilan dan pemeriksaan, biasanya mikroskopik, jaringan dari tubuh
untuk penegakkan diagnosis
Untuk mengetahui adanya kanker
Bagian apapun dari tubuh, seperti kulit, organ tubuh maupun benjolan dapat
diperiksa
X-ray, CT scan ataupun ultrasound dapat dilakukan terlebih dahulu untuk
mengalokasikan area biopsi
Biopsi dapat dilakukan juga dengan proses pembedahan
Tujuan
Mengetahui morfologi tumor
Tipe histologic tumor
Subtipe tumor
Grading sel
Radikalitas operasi
Staging tumor
Besar specimen dan tumor dalam centimeter
Luas ekstensi tumor
Bentuk tumor
Nodus regional
Jenis biopsi
Biopsi insisional
Pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau
bedah
Pembiusan total atau lokal tergantung lokasi massa
Biospi eksisional
Pengambilan seluruh massa yang dicurigai untuk kemudian
diperiksa di bawah mikroskop
Dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa
Biopsi jarum
Pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot
lewat jarum
Dilakukan dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum)
Bisa dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi seperti CT
scan atau USG sebagai panduan bagi dokter untuk membuat jarum
mencapai massa atau lokasi yang diinginkan
Core biospy : jarum berukuran besar
Fine needle aspiration biopsy : jarum kecil atau halus
Biopsi jarum dengan endoskopi
Pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja
metode ini menggunakan endoskopi sebagai panduannya
Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran
pernafasan, pencernaan dan kandungan
Endoskopi dengan kamera masuk ke dalam saluran menuju lokasi
kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit jaringan sebagai sampel.
Punch biopsy
Biasa dilakukan pada kelainan di kulit Dilakukan dengan alat
berukuran seperti pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan
di kulit, lalu instrument tajam di dalamnya akan mengambil jaringan
kulit yang ditekan
Alpha fetoprotein (AFP) adalah glikoprotein yang dihasilkan oleh kantung telur
yang akan menjadi sel hati pada janin. Ternyata protein ini dapat dijumpai pada
70 95% pasien dengan kanker hati primer dan juga dapat dijumpai pada kanker
testis
Cancer antigen 72-4 atau dikenal dengan Ca 72-4 adalah mucine-like, tumor
associated glycoprotein TAG 72 di dalam serum. Antibodi ini meningkat pada
keadaan jinak seperti pankreatitis, sirosis hati, penyakit paru, kelainan
ginekologi, kelainan ovarium, kelainan payudara dan saluran cerna
Cancer antigen 19-9 (Ca 19-9) adalah antigen kanker yang dideteksi untuk
membantu menegakkan diagnosis, keganasan pankreas, saluran hepatobiliar,
lambung dan usus besar
Cancer antigen 12-5 (Ca 12-5) dipakai untuk indikator kanker ovarium
epitel non-mucinous
Cancer antigen 15-3 (Ca 15-3) dipakai untuk mengidentifikasi kanker payudara
dan monitoring hasil pengobatan
Neuron Specific Enolase (NSE) dipakai untuk menilai hasil pengobatan dan
perjalanan penyakit keganasan small cell bronchial carcinoma, neuroblastoma,
dan seminoma
Squamous cell carcinoma (SCC) antigen diperoleh dari jaringan karsinoma sel
skuamosa dari serviks utri
Cyfra 21-1 dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis kelainan paru yang
jinak seperti pneumonia, sarcoidosis, TBC, bronchitis kronik, asma, dan
emfisema
Grading
Pembagian grade
GX : tidak dapat ditentukan grade-nya
G1 : diferensiasi baik (low), masih memiliki kesamaan dengan sel punca,
prognosis baik
G2 : diferensiasi sedang (intermediate)
G3 : diferensiasi buruk (high), prognosis buruk
G4 : tidak dapat berdeferensiasi (aplasia : sel tidak dapat berkembang)
Grading system
Cara menentukan grade suatu sel neoplastik dapat digunakan sistem yang
berbeda tergantung pada sel mana terjadi neoplasma
Contoh :
Gleason : prostat cancer
Elston-ellis : breast cancer
Fuhrman : kidnet cancer
Dilihat berdasarkan :
Lokasi tumor primer
Ukuran dan jumlah tumor
Penyebaran ke nodul limfe
Ada tidaknya metastasis
Pemeriksaan laboratorium
IgE spesifik
Mengukur IgE terhadap alergen tertentu secara invitro dengan cara RAST (radio
allergo sorbent test) atau ELISA (enzym linked immuno sorbent assay)
Tes kulit
Tes provokasi
Memberikan alergen secara langsung kepada pasien hingga timbul gejala
Hanya dilakukan ketika diagnosis sulit dilakukan
Provokasi nasal
Alergen diberikan dengan disemprotkan atau dihisap (jika
alergen kering) dengan satu lubang hidung bergantian
Tes positif jika timbul reaksi bersin, pilek, batuk, hidung tersumbat
Provokasi bronkial
Pemberian berupa alergen atau nonalergen pada pasien dengan
melihat adanya obstruksi laring, trakea, bronkus)
Berupa :
Tes kegiatan jasmani : dapan menimbulkan serangan asma jika
positif
Tes inhalasi antigen : diperlukan alat penyemprot secara
langsung
Tes inhalasi histamin dan metokin : menentukan reaktivitas
saluran napas
Urinalisis
Pemeriksaan feses
Adalah sisa hasil pencernaan dan absorbsi dari makanan yang dikeluarkan lewat
anus dari saluran cerna
Jumlah normal produksi 100-200 gram/hari Terdiri dari air, makanan tidak
tercerna, sel epitel, debris, celulosa, bakteri dan bahan patologis
Frekuensi defekasi normal 3x per-hari sampai 3x per-minggu
Immunosurveillance kanker
Mekanisme yang digunakan oleh tubuh untuk bereaksi melawan antigen yang
diekspresikan oleh neoplasma
Molekul tumor yang disajikan oleh MHC kelas 1 akan dikenali oleh sel T
sitotoksik CD8+ (CTL) dan terjadi reaksi imunitas
Terdapat pula molekul tumor yang tidak dapat disajikan oleh MHC, yang
nantinya akan disensitisasi oleh sel NK
Respon seluler
Lebih menitikberatkan pada kerja sel T sitotoksik lewat ekspresi oleh MHC kelas
1
Respon humoral
Lebih menitikberatkan pada fungsi sel B yang langsung mengenali karsinogen
sebagai antigen spesifik (pencetus terbentuknya protein tumor pada sel tumor)
Sesudah berikatan dengan karsinogen sebagai antigen, maka sel B yang aktif
oleh interferon-y (sitokin dari sel T) akan mengalami mitosis (klonal) sehingga
terbentuk sistem komplemen yang melisiskan antigen
Proses kerja :
Antigen (materi asing) masuk
Aglutinasi, pengikatan antibodi (permukaan sel B) pada antigen
(mengurangi jumlah antigen bebas)
Opsonisasi, antigen diselubungi oleh sistem komplemen dan antibodi
merangsang fagositosis
Netralisasi, antibodi berikatan dengan sel tubuh dan menginaktifkan
toksin
Sitotoksisitas, reseptor Fc IgG (antibodi) berikatan dengan sel imun lain
(makrofag, neutrofil dan eosinofil) memicu fagositosis
Aktivasi komplemen, pengikatan antibodi dengan komplemen
menimbulkan lisis sel (pembuangan sisa fagositosis)
Dapat dilihat dari : konsistensi atau tingkat kepadatan tumor, batas tepi tumor,
pergerakan tumor, bentuk dan ukurannya
Rasa sakit atau tidak ketika tumor disentuh tidak menentukan apakah tumor tersebut
jinak atau ganas. Rasa sakit timbul apabila tumor tertanam hingga lapisan dermis
kulit yang terkonsistensi saraf sensorik, tidak timbul rasa sakit. Apabila tidak sampai
tertanam pada dermis (tidak mengenai syaraf)
Tumor jinak
Konsistensinya relatif keras
Batas tepi yang tidak jelas
Relatif terfiksir atau terikat pada jaringan sekitarnya sehingga agak sukar
digerakkan seperti ada yang menahannya
Bentuk biasanya tidak bulat sekali
Ukurannya bisa mulai dari kecil sampai besar sekali
Tumor ganas
Konsistensinya lembek
Batas tepi jelas
Termobilisasi, tidak terfiksasi dengan jaringan di sekitarnya, sehingga mudah
digerakkan
Bentuk bisa bulat penuh
Ukurannya bisa kecil
Metastasis
Selanjutnya sel tumor akan mengalami intravasasi menembus pembuluh darah
karena proses invasi tadi
Sel tumor akan mengadakan interaksi dengan sel limfoid B ataupun T di dalam
pembuluh
Sebagian sel tumor akan mengalami embolus dengan trombosit untuk
melindungi dirinya dari sel T dan B
Sel tumor mengalami ekstravasasi dengan sebelumnya berlekatan dengan
endotel vaskular
Sel tumor mendegradasi pembuluh darah dan ECM sama seperti mekanisme
invasi (kali ini ke arah luar pembuluh)
Sel tumor membentuk endapan metastatik dengan memanfaatkan ligan yang
sesuai untuk reseptornya yang ada pada organ tertentu
Terjadi angiogenesis untuk tumor sekunder dan terjadi pertumbuhan lanjutan
Macam metastasis
Berdasarkan penyebarannya metastasis melalui :
Rongga tubuh
Invasi sel tumor melintasi suatu rongga alami tubuh, seperti dinding usus
(karsinoma kolon), permukaan peritoneum, rongga pleura
Limfatik
Lebih khas untuk karsinoma
Pola penyebaran bergantung pada letak neoplasma primer dan jalur
drainase limfe alami
Sel melintasi semua kelenjar getah bening sampai ke kompartmen
vaskular melalui ductus thoracicus
Hematogen
Lebih khas untuk sarkoma
Vena lebih sering mengalami invasi karena lebih tipis dibandingkan arteri
Cendrung mengalami penyebaran yang cepat
Suatu prediksi terhadap kemungkinan perjalanan dan akibat dari suatu penyakit
Perkiraan kesembuhan suatu penyakit, apakah bisa dilenyapkan lagi atau lainnya
Macam prognosis
Ad vitam (hidup)
Ad functionam (fungsi)
Ad sanationam (sembuh)
Jenis prognosis
Sanam (sembuh)
Bonam (baik)
Malam (buruk/jelek)
Dubia (tidak tentu/ragu-ragu)
Dubia ad sanam/bonam (tidak tentu/ragu-ragu, cenderung sembuh/baik)
Dubia ad malam (tidak tentu/ragu-ragu, cenderung buruk/jelek)
Tahap awal embriogenesis : sel-sel darah muncul dari mesoderm yolk sac
Trimester kedua : hemopoesis terjadi dalam hati (utama) dan limpa (pembantu) yang
sedang berkembang
Trimester ketiga : terjadi osifikasi, sumsum tulang terbentuk, sumsum tulang menjadi
jaringan hemopoetik utama
Sesudah lahir : sel-sel darah berasal dari sel punca pluripotent (HSC : hematopoetic
stem cells)
Proses pematangan :
Eritropoesis
Lingkungan : eritropoetin
CFU-E - proeritroblas - eritroblas awal (basofilik) - eritroblas polikromatofilik -
eritroblas otokromatofilik (inti keluar) - retikulosit - eritrosit
Granulopoesis
Lingkungan : G-CSF
CFU-GM - mieloblas - promielosit :
Mielosit eosinofilik - metamielosit eosinofilik - eosinofil
Mielosit basofilik - metamielosit basofilik - basofil
Mielosit neutrofilik - metamielosit neutrofilik - neutrofil
Monositopoesis
Lingkungan : M-CSF
CFU-GM - monoblas - promonosit - monosit
Trombositopoesis
Lingkungan : trombopoeitin
CFU-Meg - megakarioblas - promegakariosit - megakariosit - trombosit
Limfopoesis
CFU-L - limfoblas B - limfosit B (pematangan di sumsum tulang)
CFU-L - limfoblas T - limfosit T (pematangan di timus dan organ limfoid lain)
13. Hemostasis
Hemostasis (hemo: darah; stasis: berdiri) adalah penghentian perdarahan dari suatu
pembuluh darah yang rusak (hemoragia)
Kapiler kecil, arteriol, venula sering kali pecah akibat adanya trauma internal maupun
eksternal