Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ajid Fuad Muzaki

NIM : 14530028

Keteraturan Tata Surya dalam Al-Quran

1. Tata Surya

Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang
disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut
termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet
kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor,
asteroid, komet) lainnya.

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid,
empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar.
Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar
bagian yang terluar.

Berdasarkan jaraknya dari Matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius
(57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779
juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km).
Sejak pertengahan 2008, ada lima objek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil.
Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet
kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai
planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan),
Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).

Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh
satelit alami. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari
debu dan partikel lain. Tata surya sendiri dibagi menjadi dua bagian, pertama tata surya
bagian dalam dan tata surya bagian luar.1

2. keteraturan Tata Surya

Tata surya adalah salah satu keselarasan indah yang paling mengagumkan yang dapat
disaksikan. Terdapat delapan planet dengan 54 satelit yang diketahui dan benda-benda kecil
yang jumlahnya tidak diketahui. Planet-planet utama yang dihitung menjauh dari matahari

1 https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Surya
adalah merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Bumi adalah
satu-satunya tempat dimana manusia dapat hidup dan bertahan tanpa alat bantu, berkat tanah
dan air yang melimpah serta atmosfer yang dapat dihirup untuk bernafas.

Pada struktur tata surya, kita menemukan contoh lain dari keindahan keseimbangan:
keseimbangan antara gaya sentrifugal yang dilawan oleh gaya gravitasi dari benda primer
planet tersebut.(Dalam astronomi, benda primer adalah benda yang dikitari oleh benda
liannya. Benda primer adalah matahari, benda primer bulan adalah bumi). Tanpa
kesimbangan ini, segala sesuatu yang ada di tata surya akan terlontar jauh ke luar angkasa.
Keseimbangan di antara kedua gaya ini menghasilkan jalur (orbit) tempat planet dan benda
angkasa lain mengitari benda primerya.
Jika sebuah benda langit bergerak terlalu lambat, dia akan tertarik kepada benda
primernya. Jika bergerak terlalu cepat, benda primernya tidak mampu menahannya, dan akan
terlepas jauh ke angkasa. Sebalikya, setiap benda langit bergerak pada kecepatan yang begitu
tepat untuk terus dapat berputar pada orbitnya. Lebih jauh, keseimbangan ini tentu berbeda
untuk setiap benda angkasa, sebab jarak antara planet dan matahari berbeda-beda. Demikian
juga massa benda-benda langit tersebut. Jadi, planet-planet harus memiliki kecepatan yang
berbeda untuk tidak menabrak matahari atau terlempar menjauh ke angkasa.
Kepler dan Galileo, dua astronomi yang termasuk orangorang pertama yang menemukan
keseimbangan paling sempurna, mengakuinya sebagai rancangan yang disengaja dan tanda
campur ilahiah di seluruh alam semesta. Isaac Newton, yang diaku sebagai salah satu
pemikir ilmiah terbesar sepanjang masa, pernah menulis 2:
sistem paling indah yang terdiri dari matahari, planet, dan komet ini dapat muncul dari
tujuan dan kekuasaan Zat yang berkuasa dan cerdas....Dia mengendalikan semuanya, tidak
sebagai jiwa namun sebagai penguasa dari segalanya, dan disebabkan kekuasaan-Nya, Dia
biasa disebut sebagai Tuhan Yang Maha Agung

3. Keteraturan tata surya dalam Al-Quran

Ada banyak ayat al-quran yang menerangkan tentang ayat-ayat kealaman dan tata
surya khususnya, salah satunya Q.S Yunus ayat 5-6 dan Q.S Yain ayat 39-40, yang secaca
khusus membahas tentang tata surya.

A; Q.S Yunus ayat 5-6


2 Harun Yahya, The Creator of Universe (Penciptaan Alam Semesta),terj.Ary Nilandari,
(Bandung:Dzikra,2003),hlm.64



(6) ( 5)

Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui
bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang Mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang
diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya)
bagi orang- orang yang bertakwa.

1; Makna Mufradat

: kata ini disebutkan sebanyak tiga kali dalam tiga tempat: QS. Al-Anbiya: 48, QS. Al-
Qashash: 71, dan QS. Yunus: 5.
Dalam konteks QS. Yunus ini, kata berarti sinar yang dipancarkan bola matahari yang
sangat menyilaukan mata. Sinat ini berbeda dengan cahaya (nur). Bila ditatap dengan mata
telanjang, maka sinar ini dapat merusak mata.3
2; Tafsir Ayat
Allah yang menciptakan langit dan bumi. Dia juga yang menjadikan matahari bersinar di
waktu siang, dan bulan bercahaya di waktu malam, serta mengatur urusan penghidupanmu
dengan pengaturan yang indah ini.
Dalam menjalankan rembulan dalam falaknya, Allah telah menentukan tempat-tempat
persinggahan pada setiap malam. Ia bisa dilihat dengan mata telanjang. Peredaran dua benda
angkasa tersebut agar kamu dapat mengetahui perhitungan waktu: bulan, atau hari. Dengan
begitu pula, kamu dapat menetapkan ibadah dan muamalatmu, baik yang berkaitan dengan
harta, maupun kemajuan lainnya.
..... penciptaan matahari dengan sinarnya, dan rembulan dengan pantulan
cahayanya, semua mengandung manfaat dan hikmat. Allah menerangkan hikmah penciptaan-
Nya secara rinci, termasuk yang terdapat dalam di alam semesta. Mereka yang memiliki akal
dapat menangkap pesan ini.
...... sesungguhnya dalam peristiwa malam dan siang, serta pergantian antara
keduanya, ketika yang satu datang sesudah yang lain, juga pada panjang dan pendeknya
malam dan siang sesuai dengan perbedaan posisi bumi terhadap matahari, dan pada aturan

3 Depertemen Agama RI, Al-Quran dan Tafsirnya (Jakarta: Departemen Agama RI, 2099), IV, hlm. 258
yang teliti dari malam dan siang, gerak matahari sehari-hari sepanjang tahunm dan pada
tabiat masing-masing, yaitu malam dan siang, serta tingkah makhluk yang ada pada masing-
masing, baik berupa tidur, diam, atau melaksanakan pekerjaan duniawi atau keagamaan.
..... dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan bumi seperti keadaan benda
mati, tetumbuhan, binatang, termasuk halilintar, kilat, awan, dan keadaan laut yang pasang
surut, dan keadaan benda-benda tambang yang mengagumkan, susunan atau sifat-sifatnya
yang berbeda-beda, pada semua itu terdapat bukti-bukti yang besar atas adanya yang
Mahapencipta.4

B; Q.S Yasin 38-40

Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui. Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga
(Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang
tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat
mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

1. Makna Mufradat
a. : Pergi, berjalan, beredar, atau mengalir. Namun karena subjeknya adalah
matahari, maka maknanya yang paling tepat adalah beredar; dalam arti bahwa matahari
beredar/bergerak menuju tempat pemberhentiannya.
b. : Menjadi bengkok. Ini berkaitan dengan rembulan yang memasuki
akhir peredarannya, maka akan tampak seperti bengkok. Sama seperti saat ia baru pada awal
peredarannya.
c. : Disebutkan dua kali dalam al-Quran; QS. Al-Anbiya ayat 33, dan QS.
Yasin pada ayat ini. Secara harfiah, kata ini bermakna mengapung atau berenang. Kaitannya
dengan benda langit, berarti peredaran benda langit pada orbitnya masing-masing.

4 Lihat Ahmad Mushthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, terj. Bahrun Abu Bakar, dkk, XI, hlm. 125-128
2; Tafsir Ayat

Pergantian siang dan malam di atas persada bumi ini merupakan bukti terbesar atas
kekausaan Allah, yang memuat pelajaran bagi siapa yang mau mendengar dan memahami
(ayat 38).
........ dan matahari beredar mengelilingi poros peredarannya yang tetap, sesuai
aturan astronomisnya. Ia berputar pada sumbunya kira-kira 200 mil perdetik. Aturan yang
ajaib ini merupakan ketentuan dari Allah yang Mahaperkasa, serta Mahatahu. Tidak ada
satupun urusan makhluk yang tersembunyi bagi-Nya.
Bulan berjalan pada manzil-mazilnya sampai manzil yang terakhir, sehingga ia pun Nampak
tipis dan melengkung (ayat 39).
........ matahari tidak mungkin bisa mencapai bulan. Kedunya memiliki
kecepatan yang berbeda satu sama lain. Juga karena keduanya masing-masing mempunyai
garis edar khusus, yang tidak memungkinkan keduanya untuk saling bertabrakan. Keduanya
berjalan dengan hitungan yang teratur dan tak akan berubah dan berganti.
........ masing-masing, baik matahari, bumi, dan bulan beredar pada falaknya,
bagaikan berenangnya ikan dalam air. Matahari beredar dalam garis edarnya sendiri, bumi
beredar mengelilingi matahari, dan bulan beredar mengelilingi bumi.5

3; Kesimpulan

Keteraturan Tata surya merupakan salah satu wujud kemaha kuasaan Alloh yang dapat
dibuktikan secara ilmiah. Jauh sebelum para ahli astronomi berbicara tentang tata surya dan
keteraturanya Al-Quran sudah terlebih dahulu membahasnya dalam ayat-ayat Al-Quran,
misalnya Q.S Yunus ayat 5-6, Q.S Yain ayat 38-40. Dengan memperhatikan keteraturan dan
koordinasi dalam sistem penciptaan alam. Tak dapat dipungkiri bahwa dalam al-Quran
banyak ditemukan ayat-ayat yang menjelaskan tentang adanya aturan, koordinasi, dan tujuan
alam semesta sebagai bukti-bukti yang mengukuhkan eksistensi pencipta Yang Maha Kuasa
lagi Bijaksana.

5 Lihat Ahmad Mushthafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, terj. Bahrun Abu Bakar, dkk (Semarang: Toha Putra
Semarang, 1989), XXIII, hlm. 10-12

Anda mungkin juga menyukai