Anda di halaman 1dari 8

Selasa, 12 Februari 2013

Artikel Nilai-Nilai Budaya dan Norma-Norma Sosial

NILAI-NILAI BUDAYA DAN NORMA-NORMA SOSIAL

A. Pengertian Nilai Budaya dan Norma Sosial


1. Pengertian Nilai Budaya
Nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi kehidupan. Nilai
merupakan sesuatu yang abstrak, namun hal tersebut menjadi pedoman bagi kehidupan
masyarakat. Contohnya, orang menganggap menolong bernilai baik dan mencuri
bernilai buruk.
Pengertian nilai berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia: Nilai adalah, taksiran, sifat-sifat
(hal-hal) penting yang dianggap penting atau yang berguna bagi kemanusiaan yang
dapat mendorong manusia mancapai tujuannya.
Pengertian nilai menurut beberapa ahli :
a) Kimball Young : Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering
tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
b) A. W. Green : Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai
emosi terhadap objek.
c) Woods : Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah
berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari
d) M. Z. Lawang : Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang
diinginkan, yang pantas, berharga, dan dapat mempengaruhi perilaku sosial dari
orang yang bernilai tersebut.
e) Hendropuspito : Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang
dihargai masyarakat karena mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan
kehidupan manusia.
f) Karel J. Veeger : Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai
pengertian-pengertian (sesuatu di dalam kepala orang) tentang baik tidaknya
perbuatan-perbuatan. Dengan kata lain, nilai adalah hasil penilaian atau
pertimbangan moral.
g) C. Kluckholn : Nilai kebudayaan mencakup hal-hal berikut :
Nilai mengenai hakikat hidup manusia : Ada manusia yang beranggapan bahwa
hidup ini indah
Nilai mengenai hakikat karya manusia : Ada manusia yang beranggapan bahwa
manusia berkarya demi harga diri
Nilai mengenai hakikat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu : Ada
manusia yang berorientasi pada masa lalu atau masa depan
Nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan sesamanya : Ada manusia
yang berorientasi pada individualisme
h) Theodorson dalam Pelly (1994) mengemukakan bahwa nilai merupakan sesuatu
yang abstrak, yang dijadikan pedoman serta prinsip prinsip umum dalam
bertindak dan bertingkah laku. Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai
menurut Theodorson relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Oleh sebab
itu, nilai dapat dilihat sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri.
Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-
simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai
acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Ada tiga hal
yang terkait dengan nilai budaya yaitu : Simbol, slogan atau yang lainnya yang
kelihatan kasat mata . Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto
tersebut; Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi
kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri sudah dirumuskan oleh
beberapa ahli seperti :
a) Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri dari konsepsi
konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebahagian besar warga masyarakat
mengenai hal hal yang mereka anggap amat mulia. Sistem nilai yang ada dalam
suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak. Oleh karena itu,
nilai budaya yang dimiliki seseorang mempengaruhinya dalam menentukan
alternatif, cara cara, alat alat, dan tujuan tujuan pembuatan yang tersedia.
b) Clyde Kluckhohn dlam Pelly
Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya sebagai
konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku yang
berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam alam, hubungan orang
dengan orang dan tentang hal hal yang diingini dan tidak diingini yang mungkin
bertalian dengan hubungan orang dengan lingkungan dan sesama manusia.
c) Sumaatmadja dalam Marpaung
Sementara itu Sumaatmadja dalam Marpaung (2000) mengatakan bahwa pada
perkembangan, pengembangan, penerapan budaya dalam kehidupan,
berkembang pula nilai nilai yang melekat di masyarakat yang mengatur
keserasian, keselarasan, serta keseimbangan. Nilai tersebut dikonsepsikan sebagai
nilai budaya.
Selanjutnya, bertitik tolak dari pendapat diatas, maka dapat dikatakan bahwa setiap
individu dalam melaksanakan aktifitas vsosialnya selalu berdasarkan serta berpedoman
kepada nilai-nilai atau system nilai yang ada dan hidup dalam masyarakat itu sendiri.
Artinya nilai-nilai itu sangat banyak mempengaruhi tindakan dan perilaku manusia,
baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik
buruk, benar salah, patut atau tidak patut
Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka nilai itu akan
dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain-
lain. Jadi, secara universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam
mencapai tujuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang
dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut
atau tidak patut.
2. Pengertian Norma Sosial
Kalau nilai merupakan pandangan tentang baik-buruknya sesuatu, maka norma
merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat apakah tindakan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang wajar dan dapat
diterima karena sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat ataukah
merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagian
besar warga masyarakat.

Pengertian norma terbagi atas 2 yaitu :


Pengertian norma secara sempit => aturan / kaidah yang mempunyai sangsi.
Pengertian norma secara luas => aturan / kaidah yang lahir, tumbu dan berkembang
dalam masyarakat dan dijadikan sebagai pedoman dalam berprilaku.
Definisi norma menurut para ahli
Menurut Robert M.Z. Lawang, norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok
tertentu.
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa norma diciptakan oleh masyarakat dan
digunakan sebagai pedoman, petunjuk / panduan, standart / ukuran dalam berbuat,
bertindak dan berprilaku.
Norma pada akhirnya bertujuan untuk menciptakan keteraturan sosial, yaitu suatu
kondisi dalam masyarakat yang menunjukan adanya kehidupan yang harmonis (selaras,
serasi, dan seimbang).
Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Norma
disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan
dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalan masyarakat bersifat
memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang
telah terbentuk sejak lama.
Norma sosial adalah kebiasaan umum yang menjadi pedoman perilaku dalam suatu
kelompok masyarakat dan batasan wilayah tertentu. Norma menyangkut perilaku-
perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Pada dasarnya,
norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung
tertib sebagaimana yang diharapkan.
Klasifikasi Norma Sosial Berdasarkan Aspek:
1. Norma Agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar-
tawar karena berasal dari Tuhan
2. Norma Kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang
menghasilkan akhlak
3. Norma Kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang
berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku wajar dalam
kehidupan bermasyarakat
4. Norma Kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk tentang
perilaku berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan individu
5. Norma Hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga tertentu misalnya
pemerintah, sehingga dapat dengan tegas melarang serta memaksa orang untuk dapat
berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan tersebut.
B. Fungsi Nilai-Nilai Budaya
Nilai mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia
(adisubroto, 2000) yaitu sebagai berikut:
1. Nilai berfungsi sebagai standart, yaitu standart yang menunjukkan tingkah laku dari
berbagai cara, yaitu :
a) Membawa individu untuk mengambil posisi khusus dalam masalah social.
b) Mempengaruhi individu dalam memilih ideologi politik atau agama.
c) Menunjukkan gambaran-gambaran self terhadap orang lain
d) Menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas diri sendiri dan orang lain.
e) Merupakan pusat pengkajian tentang proses-proses perbandingan untuk
menentukan individu bermoral dan kompeten.
f) Nilai di gunakan untuk mempengaruhi orang lain atau mengubahnya
g) Nilai sebagai standart dalam proses rasionalisasi yang dapat terjadi pada setiap
tindakan yang kurang dapat di terima oleh pribadi atau masyarakat dan
meningkatkan self-esteem.
2. Nilai berfungsi sebagai rencana umum (general plan) dalam menyelesaikan konflik dan
pengambilan keputusan.
3. Nilai berfungsi motivasional. Nilai memiliki komponen motivasional yang kuat seperti
halnya komponen kognitif, afektif, dan behavioral.
4. Nilai berfungsi penyesuaian, isi nilai tertentu di arahkan secara langsung kepada cara
bertingkah laku serta tujuan akhir yang berorientasi pada penyesuaiam. Nilai
berorientasi penyesuaian sebenarnya merupakan nilai semu karena nilai tersebut di
perlukan oleh individu sebagai cara untuk menyesuaikan diri dari tekanan kelompok.
Di dalam proses penyesuaiannya pertama-tama individu mengubah nilai secara kognitif
ke dalam nilai yang dapat di pertahankan secara social maupun personal, dan nilai yang
demikian pasti akan mudah untuk penyesuaianm diri dengan nilai yang berbeda.
5. Nilai berfungsi sebagai ego defensive. Di dalam prosesnya nilai mewakili konsep-
konsep yang telah tersedia sehingga dapat mengurangi ketegangan dengan lancer dan
mudah
6. Nilai berfungsi sebagai pengetahuan dan aktualisasi diri. Nilai sebagai modal tingkah
laku atau cara bertin dak secara eksplisit maupun implisit melibatkan fungsi aktualisasi
diri. Fungsi pengetahuan berarti pencarian arti kebutuhan untuk mengerti,
kecenderungan terhadap kesatuan persepsi dan keyakinan yang lebih baik untuk
melengkapi kejelasan dan konsepsi.

C. Nilai-Nilai Budaya Masyarakat Indonesia Berkaitan dengan Kesehatan


Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (1982) ketika menjelaskan kebudayaan asli
Indonesia menyebutkan ada enam nilai, yaitu:
1. Nilai Ekonomi ; tujuan untuk memakai atau menggunakan benda-benda dan kejadian-kejadian
secara efektif bagi kehidupan manusia
2. Niala Estetis; jika dikaitkan dengan masalah keindahan
3. Nilai Solidaritas : jika dikaitkan dengan proses penghargaan dalam konteks interaksi dan
komunikasi
4. Nial Kuasa; jika dikaitkan dengan kepuasan bila orang lain mengikuti norma dan nilai kita.
5. Teori; proses penilaian secara obyektif mengenai identitas benda-benda dan kejadian-kejadian
alam sekitar.
6. Agama; jika penilaian dihadapkan pada masalah keagungan serta kebesaran hidup dan alam
semesta.
Sudarma (2008) mengatakan bahwa sesungguhnya sebuah praktik layanan kesehatan dapat
dilihat dari berbagai nilai sebagaimana yang dikemukakan oleh STA tersebut yaitu:
Nilai Budaya dan Pelayanan Kesehatan
Nilai
No Pelayanan Kesehatan
Budaya
1 Ekonomi Dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan dibutuhkan biaya, lat
produksi, atau imblana jasa.
Kebutuhan terhadap layanan medis
atau obat, senantiasa menyertakan
kebutuhan akan biaya (ekonomi),
2 Estetis pada konteks ini maka layanan
kesehatan mengandung nilai
ekonomi.

Lingkungan yang bersih serta


ruangan yang nyaman dan harum
memberikan dukungan emosional
3 Solidaritas terhadap proses penyembuhan
kesehatan. Terlebih lagi bila
dikaitkan dengan adanya
pengembangan aromaterapi untuk
kesehatan, maka masalah keindahan
dan kenyamanan menjadi sangat
4 Kuasa penting untuk kesehatan.

Dalam menjalankan tugas


profesinya, seorang perawat dapat
berkerja sama dengan pasien,
keluarga pasien, dokter, bidan atau
5 Teori pihak lain yang berkepentingan.
Sebagai manusia, pasien
sesungguhnya membutuhkan
teman untuk berkeluh kesah.

Sebagai seorang perawat, memiliki


peran dan fungsi yang berbeda,
6 Agama demikian pula dokter dan bidan.
Terdapatnya struktur pengelola
rumah sakit mulai dari direktur,
dokter, perawat, bidan, apoteker,
gizi, sanitarian dan sebagainya

Dalam menjalankan tugasnya


seorang dokter, perawat, dan
bidan dituntut untuk memiliki
pengetahuan tentang kesehatan.
Sebelum melaksanakan praktik,
setiap lulusan pendidikan
kesehatan diwajibkan untuk
mengikuti pendidikan profesi.
Bagi masyarakat yang beragama
praktik pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari pelayanan
kepada umat.

Selaras dengan kode etik, ilmu


pengetahuan, dan keterampilan
profesi yang dimiliki merupakan
karunia Tuhan Yang Maha Esa. Oleh
karena itu pelayanan kesehatan pun
perlu dianggap sebagai bagian dari
ibadah.

Selain yang dipaparkan oleh STA, saya akan mencoba memberikan contoh nilai lainnya
yang berkaitan dengan kesehatan yaitu:
1. Dalam keperawatan komunitas, terdapat materi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yang
meliputi 10 point utama yaitu mengetahui pertolongan persalinan, memberi ASI Eksklusif,
menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mengetahui perilaku cuci tangan,
menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktivitas fisik sehari-hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Sepuluh point-point
tersebut merupakan suatu nilai karena hal tersebut sangat penting bagi kehidupan kesehatan
masyarakat khususnya rumah tangga dan memiliki tujuan yang penting pula bagi kesehatan
masyarakat.
2. Membina trust (bina saling percaya), merupakan suatu nilai yang kecil tapi penting manfaatnya
bagi perawat dan kesembuhan klien. Terpikir membina rasa saling percaya itu merupakan hal
kecil, tapi itu merupakan hal terpenting yang tidak mudah bagi seorang perawat untuk mengenal
luar dan dalamnya klien. Dengan membina saling percaya, maka perawat akan mudah mengkaji,
memberikan asuhan keperawatan, dan tindakan medis lainnya kepada klien.
3. Setiap tindakan keperawatan yang diberikan oleh seorang perawat kepada klien itu semua
merupakan suatu nilai yang sangat penting. Salah satu contohnya, dalam keperawatan
maternitas; melakukan perawatan payudara yang diberikan kepada ibu yang baru melahirkan.
Ibu yang baru melahirkan sering merasakan ketidaknyamanan pada payudaranya, oleh karena itu
perawat memberikan perawatan payudara dengan tujuan yang berguna bagi ibu dan memberikan
kenyamanan pada ibu. Jika tidak dilakukan perawatan payudara, biasanya ibu akan merasakan
sakit yang luar biasa.
4. Membahas nilai di keperawatan jiwa, komunikasi terapeutik bagi klien dengan gangguan jiwa
merupakan suatu nilai yang sangat penting dan memiliki tujuan yang sangat bermanfaat bagi
klien tersebut. Mulai dari tahap orientasi sampai terminasi, merupakan tahapan yang penting
yang memiliki nilai tersendiri. Selain itu, Terapi Aktivitas Kelompok (TAK), merupakan nilai
yang penting dan bermanfaat pula bagi klien dengan gangguan jiwa.
Sebenarnya, masih banyak nilai-nilai yang berkaitan dengan bidang kesehatan khusunya
keperawatan. Saya pikir, semua tindakan keperawatan mengandung nilai yang sangat
penting bagi klien, mulai dari keperawatan medikal medah, keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan geronitk, keperawatan keluarga, dan keperawatan
gawat darurat. Jika saja kita sebagai seorang perawat tidak melakukan tindakan keperawatan
tersebut, bisa jadi akan berakibat fatal bagi klien yang kita rawat. Oleh karena itu, mari kita
menjadi perawat yang profesional yang memberikan nilai yang penting, yang berguna, yang
bermafaat, bagi klien yang kita rawat.
Sedangkan untuk norma yang berkaitan dengan kesehatan yaitu, melihat dari tahapan norma
sosial bisa dikaitkan dengan kesehatan yaitu sebagai berikut:
1. Norma cara yang merupakan tata cara, dalam bidang kesehatan khususnya keperawatan,
terdapat SOP (Standar Operasonal Prosedur) yang didalamnya terdapat tata cara/ prosedur dalam
melakukan seluruh tindakan keperawatan. Mulai dari tahap orientasi sampai tahap terminasi.
Jika perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP yang telah ada, maka
perawat akan dikenakan sanksi/ hukuman berupa teguran dari pihak kepala ruangan/ ketua tim.
2. Norma kebiasaan yang merupakan suatu aturan. Dalam bidang kesehatan, khususnya
keperawatan terdapat kode etik keperawatan yang didalamnya terdapat suatu aturan yang
ditujukan kepada perawat, mengenai etika perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien, aspek-aspek legal dalam penulisan dokumentasi keperawatan, serta etika perawat
terhadap tenaga medis lainnya. Tentunya, ada sanksi/ hukuman jika ada perawat yang
melanggarnya. Inipun bisa termasuk kedalam norma hukum, karena terdapat pula peraturan
undang-undang jika ada peraturan yang dilanggar oleh tenaga kesehatan.

D. Tahapan Norma-Norma Sosial


Berdasarkan tingkat daya ikat terhadap masyarakat tahap-tahap norma sosial meliputi:
1. Norma cara (Usage)
Norma cara yaitu tata cara yang dianut seseorang dalam melakukan sesuatu.
Contoh: cara makan, tidak mngeluarkan bunyi.
Sanksi bila melanggar, dianggap tidak sopan.
2. Norma kebiasaan (Folkways)
Norma kebiasaan yaitu suatu aturan yang biasa berlaku di lingkungan masyarakat (biasa
dilakukan secara berulang-ulang).
Contoh :
Mengucapkan salam ketika bertamu
Menganggukkan kepala sebagai tanda hormat kepada orang lain
Membuang sampah pada tempatnya
Sanksi bila tidak melakukan : dianggap sebagai penyimpangan.
3. Norma tata kelakuan (Mores)
Suatu norma kebiasaan yang sudah mengakar di masyarakat berkembang menjadi
norma tata kelakuan, norma tata kelakuan digunakan sebagai alat pengawasan oleh
masyarakat kepada anggotanya.
Contoh: larangan membunuh atau memperkosa.
Sanksi, diberikan hukuman sesuai dengan kesalahan yang telah diperbuat dan sesuai
dengan peraturan undang-undang yang telah dibuat.
4. Norma Adat (Custom)
Adat merupakan norma yang tidak tertulis namun sangat kuat mengikat, apabila adat
menjadi tertulis ia menjadi hukum adat. Merupakan suatu aturan yang turun temurun.
Contoh : larangan menguburkan jenazah di Bali dan larangan merusak hutan pada suku
Kajang Tana Toa di Sulawesi Selatan, sanksinya dikucilkan.
5. Norma hukum (Law)
Norma hukum yaitu suatu rangkaian aturan yang menjadi pedoman bagi seluruh warga
negara. Norma hukum berisi ketentuan-ketentuan perundang-undangan termasuk
peraturan pemerintahan baik pusat maupun daerah dan keputusan-keputusan pejabat
pemerintah yang dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
apabila dilanggar dikenakan sanksi hukum baik penjara, denda atau hukuman mati.
Contoh: peraturan lalu lintas.

DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Wira. 2011. Nilai Budaya, Sistem Nilai, dan Orientasi Nilai Budaya. Diperoleh
darihttp://wirasaputra.wordpress.com/2011/10/13/nilai-budaya-sistem-nilai-dan-
orientasi-nilai-budaya/ (diakses tanggal 13 Januari 2013).

Soekanto, Soerjono. 1996. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo.

Supardiyadnya. 2011. Perkembagan Nilai Budaya. Diperoleh


darihttp://meyadnya.blogspot.com/2011/10/perkembangan-nilai-budaya.html (diak
ses tanggal 13 Januari 2013).
06.38 | nuii azizah website
Label: Artikel AntropSosKes
Permalink

http://nuiiners.blogspot.co.id/2013/02/artikel-antrososkes.html

Anda mungkin juga menyukai