Disusun Oleh :
NIM : 011400379
Semester : III
Kelompok : B5
I. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mampu memahami teknik dasar pengukuran tenaga sinar
gamma menggunakan detektor semikonduktor HpGe.
2. Menentukan FWHM.
3. Menghitung resolusi dan efisiensi detector.
4. Menentukan peak-to-compton.
1. Efek Photolistrik.
Pada peristiwa ini sinar gamma berinteraksi dengan elektron yang terikat
oleh inti atom menimbulkan elektron terlepas dari ikatannya. Besar energi kinetik
elektron tersebut sama dengan besar energi sinar gamma dikurangi energi ikat
elektron.
=
Ek = Energi Ikat Elektron
hv = Energi Sinar Gamma
W = Energi Ikat Elektron
Kebolehjadian peristiwa ini terjadi untuk sinar gamma yang berenergi < 1
MeV.
2. Efek Compton
Pada peristiwa ini sinar gamma berinteraksi dengan elektron bebas atau
ataom yang terikat lemah suatu atom sehingga mengakibatkan elektron terlepas
dan terjadi hamburan sinar gamma. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar.
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
Gambar 1. Peristiwa Proses Compton
Jika energi sinar gamma mula-mula adalah hv, dan energi sinar gamma
yang dihamburkan adalah hv, dan besar sudut hamburan , maka
adalah
hubungan antara energi sinar gamma mula-mula dengan yang dihamburkan dapat
ditulis seperti dalam rumus berikut:
=
1 + (1 cos ) / 2
dan besarnya energi kinetik elektron yang terlepas adalah
(1 cos ) / 2
=
1 + (1 cos ) 2
Kebolehjadian ini terjadi untuk energi sinar gamma sekitar 0,5 MeV - 5 MeV.
Dalam hal ini khusus apabila terjadi backscattering (sudut sama dengan180)
maka energi sinar gamma yang terhambur adalah :
=
1 + 4
= 1,02
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
Dengan Ekin adalah energi gerak positron dan elektron.
Hasil akhir ketiga peristiwa tersebut adalah elektronyang dapat dimanfaatkan
untuk sistem deteksi sehingga akhirnya lewat ketiga peristiwa tersebut dapat
dideteksi intensitas dan energi sinar gamma.
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
Untuk memperoleh spektrum energi sumber radioaktf, dapat menggunakan
peralatan Multi Channel Analyser atau Single Channel Analyser (MCA/SCA)
kedua alat tersebut tidak lain adalah penganalisa tinggi pulsa (Pulse Hight
Analyser PHA). SCA pada prinsipnya adalah dua buah diskriminator yaitu
diskriminator atas dan bawah. Selisih tinggi diskriminator atas dan bawah dikenal
dengan nama jendela (window), yang lebarnya dapat dibuat tetap misal 0,2 Volt.
Pulsa yang tingginya berada diantara diskriminator bawah ditambah lebar jendela
akan tercacah, sedangkan diluarnya tidak tercacah.
Untuk mendapatkan spektrum dilakukan pencacahan pada setiap ketinggian
diskrimanator bawah yang biasa disebut nomor kanal. Dengan melakukan
pencacahan untuk setiap nomor kanal akan diperoleh cacah setiap nomor kanal.
Dari hasil yang diperoleh dapat dibuat grafik antara cacah vs. nomor kanal yang
tidak lain adalah spektrum energi dari suatu sumber radioaktif.
Contoh spektrum energi seperti gambar berikut :
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
nomor kanal. Ketiga sumber radioaktif tersebut masing masing memancarkan
energi 1,17 dan 1,33 MeV; 0,662 MeV dan 1,274 MeV.
Untuk menetukan energi suatu sumber yang belum diketahui besarnya,
dapat diperoleh dengan menggunakan grafik kalibrasi yaitu grafik energi vs.
nomor kanal puncak, seperti pada gambar
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
meluruh dari saat sumber dibuat sampai saat percobaan dilakukan dan fraksi
disitegrasi dari sinar gamma.
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
6. Accuspec dijalankan dengan mengaktifkan akuisisi, tunggu beberapa saat
hingga proses selesai.
7. Hasil cacahan dicatat.
8. Sumber diganti dengan sumber X, proses akuisisi diulang.
9. Kalibrasi tenaga dilakukan dengan terlebih dulu memasukkan data energi
gamma dan nomor saluran puncak untuk masing-masing sumber radioaktif.
10. Identifikasi dilakukan terhadap sumber x berdasarkan besarnya energi gamma
yang diperoleh melalui proses kalibrasi.
V. DATA PENGAMATAN
1. Sumber Radiasi Co-60
Waktu Cacah = 90 s
Photopeak 1
FWHM = 1,93
Gross Area = 44412
Nett Area = 32340 497
E1 = 1165,95 keV
E2 = 1177,52 keV
E puncak = 1173,90 keV
Photopeak 2
FWHM = 1,94
Gross Area = 34923
Nett Area = 26236 351
E1 = 1330,45 keV
E2 = 1335,73 keV
E puncak = 1333,20 keV
2. Comptons Co-60
No Energi (keV) Counts
1. 1040,24 53
2. 1045,33 56
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
3. 1050,43 52
4. 1055,52 52
5. 1060,61 45
6. 1065,70 51
7. 1070,79 44
8. 1075,03 45
9. 1080,12 56
10. 1085,22 47
11. 1090,31 41
12. 1095,40 43
13. 1096,25 54
= 1070,073 = 49
VI. PERHITUNGAN
1. Menghitung Aktifitas Sumber Co-60
A0 = 1 Ci = 1 x 10-3 Ci
3,7 10 10
A0 = 1 x 10-3 Ci 1
1
A0 = 37000 Bq
= 37000 dps
365
T1/2 = 5,27 tahun x 1
1/2
T = 1923 hari
ln 2
At = A0 1/2
0,693
1467
At = 37000 dps 1923
At = 37000 dps 0,528
At = 21821,98 dps
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
2 1
Resolusi = 100%
1177 ,52 1165 ,95
Resolusi = 1173 ,90
100%
Resolusi = 0,985 %
Photopeak 2
2 1
Resolusi = 100%
1335 ,73 1330 ,45
Resolusi = 1333 ,20
100%
Resolusi = 0,396 %
359,33
Efisiensi = 21821 ,98 100%
Efisiensi = 1,646%
Photopeak 2
26236
90
Efisiensi = 100%
291,51
Efisiensi = 21821 ,98 100%
Efisiensi = 1,335%
Efisiensi = 0,696%
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
Peak to compton =
32340
Peak to compton = 49
Photopeak 2
34923
Peak to compton = 49
VII. PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan agar dapat memahami teknik dasar pengukuran
tenaga sinar gamma menggunakan detektor semikonduktor HpGe, menentukan
efisiensi dan resolusi detektor serta menentukan perbandingan antara peak to
compton. Detektor Detektor ini bekerja dengan suhu yang rendah menggunakan
nitrogen cair sebagai pendingin. Hal itu bertujuan untuk menjaga kemurnian dari
germanium yang sangat sensitif terhadap temperatur. Prinsip kerja detektor HPGe
berdasarkan pada kemampuan elektron mengalami ionisasi dan tereksitasi bila
dikenai radiasi sehingga elektron dapat berpindah dari pita valensi ke pita induksi
yang akan menghasilkan pulsa listrik. Pulsa listrik inilah yang akan diolah dan
diperkuat yang kemudian ditampilkan dalam bentuk photopeak pada komputer.
Tinggi pulsa sebanding dengan tenaga foton gamma yang berinteraksi dengan
detektor.
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
Percobaan kedua adalah mencacah Co-60 selama 90 detik. Detektor semi-
konduktor kemurnian tinggi seperti detektor HPGe mempunyai daerah depletion
region (daerah intrinsik). Radiasi dari Co-60 yang masuk ke dalam daerah
intrinsik ini maka akan terbentuk pasangan electron (ion negatif) dan hole (ion
positif). Elektron akan bergerak menuju ke elektroda positif dan hole akan
bergerak menuju ke elektroda negatif. Pada ujung-ujung elektroda akan terjadi
perubahan beda potensial yang menghasilkan pulsa listrik. Pulsa listrik ini akan
diolah menjadi spektrum Co-60 yang terlihat pada komputer. Spektrum yang
terlihat memiliki dua puncak yang terpisah. Pada penentuan FWHM telah
diketahui dengan melihat data pada photopeak.
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
712,7. Hal ini menunjukkan bahwa compton bernilai lebih sedikit dibandingkan
cacahan bersih yang dilakukan oleh detektor.
VIII. KESIMPULAN
1. Prinsip kerja detektor HPGe berdasarkan pada kemampuan elektron
mengalami ionisasi dan tereksitasi bila dikenai radiasi sehingga elektron dapat
berpindah dari pita valensi ke pita induksi yang akan menghasilkan pulsa
listrik. Pulsa listrik inilah yang akan diolah dan diperkuat yang kemudian
ditampilkan dalam bentuk photopeak pada komputer.
2. Semakin tinggi energi suatu sumber, maka nilai efisiensinya semakin kecil
karena semakin banyak radiasi yang tidak mengenai detektor.
3. Resolusi detektor menunjukkan kemampuan detektor dalam memisahkan dua
puncak yang berdekatan, semakin kecil nilai resolusi berarti semakin baik
detektor dalam memisahkan dua puncak.
4. Rasio peak to compton pada photopeak 1 dan photopeak 2 secara berturut-
turur sebesar 660 dan 712,7.
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014
Detektor HpGe
Elza Jamayanti
Teknokimia Nuklir 2014