Anda di halaman 1dari 113

OFFICIAL STATISTICS

Statistik Sosial dan Kependudukan


pokok bahasan: dinamika kependudukan

Wynandin Imawan
w_imawan@yahoo.com

Kelas 2C dan Kelas 2, semester genap 2016/2017


Sekolah Tinggi Ilmu Statistik - Jakarta

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 1


Outline Pembahasan
Dinamika kependudukan

Demografi:

Fertilitas
Beberapa pengertian dasar
Mortalitas Teori dasar
Indikator
Migrasi

Sumber data untuk pokok pembahasan

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 2


Dinamika Kependudukan
2 hal dibahas dalam dinamika kependudukan
(1) Pertumbuhan penduduk dan perubahan struktur
kependudukan dapat dianalisis dari sisi
Fertilitas
Mortalitas
Migrasi
(2) Dampak dan implikasi kebijakan serta informasi
yang perlu diadakan: peran statistik

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 3


Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan alami (natural growth)
Pt = P0 + [B D] + [Mi Mo]
penambahan/peng migrasi, net
urangan alami

Pt = jumlah penduduk pada tahun t


P0 = jumlah penduduk pada tahun dasar
B = jumlah kelahiran antara tahun dasar dan tahun t
D = jumlah kematian antara tahun dasar dan tahun t
Mi = jumlah migrasi masuk antara tahun dasar dan tahun t
Mo= jumlah migrasi keluar antara tahun dasar dan tahun t

Tingkat pertumbuhan [growth rate]


Pt = P0 (1 + r)t, r = pertumbuhan per tahun

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 4


Pertumbuhan: selisih kelahiran dan kematian,
generasi baby boom

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 5


What is one way exponential growth is
calculated?
Rule of 70
How long does it take a population
to double?
Dividing 70 by the annual
percentage growth, will give you the
doubling time for a population in
years.
EX: A population growing at 35%
doubles every how many years?
70 35 = 2 years
EX: A country growing at 4% per
year will double their populations in
how many years?
70 4 = 17.5 years
Exponential growth is influenced by
biotic potential

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 6


What is biotic potential?
Reproductive rate of an
organism
High reproductive rates give
species the potential to
produce enormous
populations very quickly
given unlimited resources
and no limiting factors.
Affected by
Age at reproduction
Frequency of reproduction
# of offspring produced
Reproductive life span
Avg. death rate

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 7


Population Growth: 1750 2100

Mar 2016: 7,4 B people

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 8


skenario pertumbuhan:
ideal bumi dihuni berapa jiwa?
daya dukung bumi hanya untuk
maksimum 11 milyar jiwa!

kemampuan sumber daya di bumi


supaya kehidupan dapat berlanjut

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 9


13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 10
Transisi demografi: tingkat industrialisasi

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 11


LIFE EXPECTANCY AND DEPENDENCY RATIO

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 12


13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 13
Struktur [umur] Penduduk

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 14


Replacement-level Fertility

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 15


Penduduk Dunia: 1970, 2015, 2060

Kelompok
usia subur:
15 49
tahun

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 16


Penduduk Dunia Maret 2016: 7.410 juta
20 NEGARA DENGAN PENDUDUK TERBESAR [JUTA]
1 China 1.408 11 Mexico 126,3
2 India 1.294 12 Pilipina 103,1
3 USA 323,5 13 Ethiopia 100,8
4 Indonesia 257,9 14 Vietnam 94,0
5 Brazil 204,9 15 Mesir 85,7
6 Pakistan 190,4 16 Jerman 82,5
7 Nigeria 187,3 17 Iran 80,2
8 Bangladesh 161,8 18 Turki 77,4
9 Russia 141,8 19 Congo 72,6
10 Jepang 126,7 20 Thailand 67,5
Parameter Harian
Kelahiran 5.553 Kematian 2.325

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 17


dampak dan implikasi kebijakan ..
Dampak utama dari pertumbuhan tak terkendali
Daya dukung alami (pangan, energi)
Daya dukung buatan (hand-made): memperkuat daya dukung alami
(rekayasa produksi pangan dan energi/recycle)
Climate change
Penduduk tumbuh menurut deret ukur, sumber daya
(pangan) tumbuh menurut deret hitung:
Manusia berperang berebut sumber daya
Perluasan wilayah untuk memastikan penguasaan sumber daya
Pembangunan sosial ekonomi memperbaiki kualitas hidup
Tak ada artinya kalau penduduk tumbuh tidak terkendali
Keterbatasan pembiayaan
Bencana silih berganti, baik karena alam, maupun
pengelolaan lingkungan yang salah

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 18


Factors that increase and decrease
carrying capacity

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 19


dampak dan implikasi kebijakan ..
Mengendalikan jumlah penduduk
Mengatur tingkat kelahiran dalam jangka panjang pada
tingkat yang mendukung pembangunan berkelanjutan
Kematian ditekan dan status kesehatan masyarakat
ditingkatkan
Menuju jumlah penduduk stabil (NRR = 1), replacement-level
fertility
Mobilitas penduduk antar wilayah/antar negara
Pengaturan potensi konflik antar wilayah
Pengaturan dan perluasan wilayah penyangga
Pemanfaatan kemajuan teknologi
Komunikasi dan informasi
Kesehatan dan rekayasa hayati, rekayasa sosial, kerjasama
dan koordinasi lokal, nasional, internasional, global
Melakukan kajian dan informasi statistik

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 20


kebijakan fertilitas dan
mortalitas: pertumbuhan
Setiap wilayah (negara, provinsi)
berpengalaman dengan pertumbuhan
penduduk dengan pola fertilitas dan
mortalitas yang berbeda
Kebijakan yang diambil di bidang
kesehatan khususnya telah berhasil
menurunkan angka mortalitas
Kebijakan di bidang keluarga
berencana dengan segala tantangan-
nya telah menurunkan angka fertilitas
Pada akhirnya piramida penduduk
menunjukkan bagaimana kualitas
kebijakan dan program kependudukan

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 21


Memahami dinamika kependudukan

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 22


Factors that Regulate Population Growth
Density Independent Factors
Affect the same proportion of the
population regardless of the size of
the population.
Usually abiotic factors
Changes in normal weather or
climate; drought; excess rain;
storms; geologic hazards
Can be good- blooming flowers
after desert rainfall; fire in
grassland; Jack pine must have
fires for germination of seeds

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 23


Factors that Regulate Population Growth
Density Dependent Factors
As population grows, competition
increases.
Usually biotic- food, disease, mates
Interspecific- competition between
two different species
Predator-prey oscillations
Resource partitioning
Intraspecific- competition between
individuals of the same species
Survival of the fittest
Stress/Crowding- stress-related
diseases are more prevalent in a
weakened population
Reduced fertility, low disease
resistance, hypoactivity, hyperactivity,
aggression, lack of parental care,
cannibalism

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 24


13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 25
Factors that Increase or Decrease Populations
1. Natality, Fecundity, Fertility
Natality- making new offspring by
birth, hatching, germination or
cloning
Fecundity- physical ability to
reproduce
Fertility- measure of actual
number of offspring produced.
Those without children may be
fecund but not fertile.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 26


Factors that Increase or Decrease Populations
2. Immigration 3. Emigration
Movement of members Movement of members
into a population. out of a population

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 27


Factors that Increase or Age
0
Both Sexes
76
Male
73
Female
79

Decrease Populations 1 75 72 78
5 71 68 74
10 66 63 69
4. Mortality- death rate 15 61 58 64
Determined by dividing the number 20 57 54 59
of organisms that die in a certain 25 52 49 55
time period by the number alive at 30 47 44 50
the beginning of the period. 35 43 40 45
40 38 35 40

Life expectancy- probable 45 33 31 36

number of years of survival for 50 29 27 31

an individual of a given age. 55 25 23 27


60 21 19 22
Life span- longest period of life 65 17 15 18
reached by a given type of 70 14 12 15
organism. 75 11 9 11
80 8 7 8
85 6 5 6

Life Expectancies in US:


Numbers shown are remaining years of life
13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 28
Fertilitas:
beberapa pengertian dan teori

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 29


Beberapa Pengertian (1)
Fertilitas: banyaknya kelahiran hidup bagi wanita
Marital fertilitas: banyaknya kelahiran hidup wanita
menikah
Natural fertility (fertilitas alami): fertilitas wanita tanpa
dibatasi kontrol kelahiran
Fecunditas: potensi atau kemampuan psikologis untuk
memberikan kelahiran hidup
Fecund/subur: jika seorang wanita mampu memberikan
kehidupan bagi seorang bayi
Jika tidak bisa: steril atau infecund

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 30


Konsep dan Definisi (2)
Wanita subur (fecund) tidak selalu fertil, contoh: jika ia
mengatur fertilitas dengan tidak melakukan sexual
intercourse atau menggunakan kontrasepsi.

Siklus Menstruasi

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 31


Kerangka Kerja Davis dan Blake (1)
Davis dan Blake (Social Structure and Fertility: An Analytic
Framework, 1956) mengemukakan faktor-faktor yang
mempengaruhi fertilitas melalui apa yang disebut sebagai
variabel antara.
Variabel antara secara langsung memengaruhi fertilitas dan
dipengaruhi oleh variabel-variabel tidak langsung, seperti
faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya.
Variabel Tidak Variabel
Fertilitas
Langsung Antara

3 tahap penting dalam proses kelahiran, yaitu: (1) hubungan


kelamin (intercourse), (2) pembuahan (conception), dan (3)
kehamilan (gestation)

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 32


Kerangka Kerja Davis dan Blake (2)
3 tahapan tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial,
ekonomi, dan budaya dimana perempuan dan masyarakat
tersebut tinggal adalah variabel antara
Sosial, Intercourse,
Ekonomi, Conception, Fertilitas
Budaya Gestation

11 variabel antara terbagi ke dalam 3 tahapan kelahiran:


I. Faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan kelamin
yang mengatur tidak terjadinya hubungan kelamin:
1. Umur mulai hubungan kelamin
2. Selibat permanen/status membujang permanen
3. Lamanya masa reproduksi

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 33


Kerangka Kerja Davis dan Blake (3)
B. yang mengatur terjadinya hubungan kelamin
4. Abstinensi sukarela
5. Berpantang karena terpaksa
6. Frekuensi hubungan seksual

II. Faktor yang mempengaruhi terjadinya konsepsi


7. Kesuburan atau kemandulan yang tidak disengaja
8. Menggunakan metode kontrasepsi
9. Kesuburan atau kemandulan yang disengaja

III. Faktor yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran


10. Mortalitas janin oleh faktor-faktor yang tidak disengaja
11. Mortalitas janin oleh faktor-faktor yang disengaja

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 34


Kerangka Kerja Freedman
Freedman (1963) menganalisis fertilitas dari sisi sosiologi.
Kerangka pikir yang dibangun mengembangkan konsep
variabel antara dari Davis dan Blake (1956) menjadi suatu
kerangka pikir yang lebih lengkap.
Freedman mengatakan bahwa variabel antara yang
mempengaruhi fertilitas secara langsung pada dasarnya
dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku di suatu
masyarakat, seperti norma tentang ukuran keluarga dan
norma tentang variabel antara itu sendiri.
Selanjutnya norma-norma tentang ukuran keluarga dan
variabel antara dipengaruhi oleh tingkat fertilitas.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 35


Kerangka Teori Freedman
Tingkat
Kematian

L
I
N
G
K Norma tentang
U Ukuran Keluarga
N Struktur Sosial
G dan Ekonomi Variabel
Fertilitas
A Antara
N Program
Keluarga Norma tentang
Berencana Variabel Antara

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 36


Leibenstein (1)
Leibenstein dapat dikatakan sebagai peletak dasar dari apa
yang dikenal dengan teori ekonomi tentang fertilitas.
A Theory of Economic-Demographic Development (1954)
demographic determinants in economic development
Economic Backwardness and Economic Growth (1963)
using nutritional inputs as a cause and a consequence of
economic growth

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 37


Leibenstein (2)
Anak dilihat dari dua aspek:
Kegunaan (utility)
Memberikan kepuasan
Memberikan balas jasa ekonomi atau membantu dalam kegiatan
produksi
Sumber penghidupan di masa depan

Biaya (cost)
Biaya langsung: biaya pangan dan sandang
Biaya tidak langsung: kesempatan yang hilang karena adanya
tambahan seorang anak
Misal seorang ibu tidak dapat bekerja lagi karena harus merawat
anak, kehilangan penghasilan selama masa hamil, atau berkurangnya
mobilitas orang tua yang mempunyai tanggungan keluarga besar
(Leibenstein, 1958)

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 38


Leibenstein (3)
Pengeluaran untuk membesarkan dan merawat anak
merupakan biaya (cost) dari kepemilikan anak tersebut.
Jika pendapatan orang tua meningkat, maka preferensi orang
tua untuk mempunyai anak akan berubah.
Orang tua menginginkan anak dengan kualitas yang lebih
baik:
o Menyekolahkan anak setinggi mungkin
o Memberi makanan bergizi dengan jumlah yang cukup
o Memberikan kursus-kursus di luar jam sekolah
o Membawa ke tempat perawatan kesehatan yang lebih berkualitas

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 39


Leibenstein (4)
Dipihak lain, kegunaan anak akan turun, walaupun anak
masih memberikan kepuasan psikologis akan tetapi balas
jasa ekonominya menurun.
Orang tua modern dengan penghasilan cukup juga tidak lagi
tergantung dari sumbangan anak.
Dengan demikian, biaya membesarkan anak menjadi lebih
besar daripada kegunaannya.
Secara ekonomi, hal tersebut mengakibatkan permintaan
terhadap anak menurun dan pada gilirannya akan
menurunkan tingkat fertilitas.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 40


Becker
Becker mengembangkan teori ekonomi fertilitas dalam
tulisannya An Economic Analysis of Fertility (1960) dan A
Treatise on the Family (1981).
Anak dari sisi ekonomi pada dasarnya dapat dianggap
sebagai barang konsumsi yang memberikan suatu
kepuasan (utility) tertentu bagi orang tua.
Bagi banyak orang tua, anak merupakan sumber
pendapatan dan kepuasan (satisfaction).
Secara ekonomi fertilitas dipengaruhi oleh:
Pendapatan keluarga
Biaya memiliki anak
Selera

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 41


Indikator Fertilitas

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 42


Ukuran-Ukuran Dasar Fertilitas
Ukuran fertilitas dimulai dari ukuran paling umum sampai
dengan yang paling rinci adalah sebagai berikut
1. Angka kelahiran kasar (Crude birth rate)
2. Angka kelahiran umum (General fertility rate)
3. Angka kelahiran menurut umur spesifik (Age specific fertility rate)
4. Angka kelahiran total (Total fertility rate)
5. Angka reproduksi kasar (Gross reproductive rate)
6. Angka reproduksi neto (Net reproductive rate)

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 43


Perumusan indikator
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Menyatakan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu
per 1000 penduduk yang dirumuskan

SB
CBR = 1.000
SP
B = banyaknya kelahiran pada tahun tertentu
P = banyaknya penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 44


2. Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate)
Menyatakan banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per
1.000 perempuan usia subur (15-49 tahun), dirumuskan
SB
GFR = 1.000
SP f

B = banyaknya kelahiran pada tahun tertentu


P = banyaknya perempuan 15-49 tahun pada pertengahan tahun yang
sama
GFR lebih baik dari CBR karena memperhitungkan
penduduk berisiko melahirkan
Kelemahan: belum memperhitungkan bahwa potensi wanita
melahirkan bervariasi menurut umur

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 45


3. Angka Kelahiran menurut Umur Spesifik (ASFR)

ASFR adalah banyaknya kelahiran selama setahun per 1.000 wanita


pada kelompok umur tertentu
Digunakan untuk membedakan fertilitas menurut umur
Lebih cermat dibandingkan GFR, karena telah memperhitungkan
kemampuan wanita untuk melahirkan menurut umur

SBi
ASFR = 1.000
SPi f

Bi = jumlah kelahiran selama setahun pada kelompok umur -i


Pif = jumlah wanita pada pertengahan tahun pada kelompok umur -i
i = 1, 2, ..., 7 untuk kelompok umur 15-19, ...................., 45-49

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 46


4. Angka Fertilitas Total (TFR)
TFR adalah rata-rata jumlah anak yang akan dimiliki seorang wanita
selama masa reproduksinya, dengan asumsi ybs tidak meninggal
sebelum masa reproduksinya berakhir dan mengikuti pola fertilitas
menurut umur pada periode waktu pengukuran
Indikator fertilitas yang paling umum digunakan untuk mengetahui
kondisi fertilitas suatu wilayah/negara

7
TFR = 5 ASFRi
i=1

Keunggulan TFR menunjukkan ukuran kelahiran untuk seorang wanita


selama masa reproduksinya dan telah memperhitungkan tingkat
kesuburan wanita menurut kelompok umur

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 47


13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 48
5. Angka Reproduksi Kasar (GRR) (1)
GRR merupakan kasus khusus dari TFR, yaitu bahwa TFR
mengukur jumlah total anak yang akan dimiliki kohor
wanita, sedangkan GRR mengukur jumlah anak perempuan
yang akan dimiliki kohor wanita tersebut.

Dengan demikian, GRR dapat diperoleh dengan mengalikan


TFR dengan proporsi kelahiran bayi perempuan. GRR juga
mengasumsikan bahwa semua bayi perempuan dapat
bertahan hidup mencapai usia melahirkan (Estee, 2004).

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 49


5. Angka Reproduksi Kasar (GRR) (2)
Bf 7
GRR = t 5 ASFRi
B i=1

atau
SRatbirth 7
GRR = 5 ASFRi
SRatbirth +100 i=1

atau
7
GRR = 5 ASFRif
i=1
Bf/Bt = proporsi kelahiran bayi perempuan
SR at birth = rasio jenis kelamin saat lahir
ASFRfi = angka kelhiran bayi perempuan dari perempuan umur i
i = 1, 2, .., 7

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 50


6. Angka Reproduksi Neto (NRR) (1)
NRR adalah jumlah anak perempuan yang dilahirkan oleh
seorang wanita selama masa reproduksinya dan dapat
menggantikan ibunya untuk bereproduksi dengan
mengikuti pola fertilitas dan mortalitas ibunya.

Sebagian anak perempuan akan:


meninggal sebelum mencapai usia reproduksi,
meninggal selama usia reproduksi, dan
lainnya tetap hidup menyelesaikan usia reproduksi.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 51


6. Angka Reproduksi Neto (NRR) (2)
Bf 7
Lx
NRR = 5
Bt
ASFRi 5l
i=1 0

atau
Bf 7
Lx
NRR = t
B
ASFRi l
i=1 0

atau
7
Lx
NRR = ASFRi f

i=1 l0
Bf/Bt = proporsi kelahiran bayi perempuan
SR at birth = rasio jenis kelamin saat lahir
ASFRfi = angka kelahiran bayi perempuan dari perempuan umur i
i = 1, 2, .., 7

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 52


Mortalitas:
beberapa pengertian dan teori

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 53


Definisi Kematian (1)
Definisi kematian WHO: suatu peristiwa menghilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa
terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
Lahir hidup (live birth) yaitu peristiwa keluarnya hasil
konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa
memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan
tersebut terjadi; hasil konsepsi bernafas dan mempunyai
tanda-tanda hidup lainnya, seperti denyut jantung, denyut
tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang
apakah tali pusat sudah dipotong atau belum.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 54


Definisi Kematian (2)
Lahir Mati (fetal death) yaitu peristiwa menghilangnya
tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil
konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.
Lahir mati dibedakan menjadi:
Stillbirth (late fetal death) yaitu kematian yang terjadi pada janin
yang berusia 28 minggu atau lebih
Keguguran (miscarriage), yaitu kematian janin yang terjadi pada
awal kehamilan; bisa spontan atau karena kecelakaan.
Aborsi, yaitu kematian janin yang terjadi pada kehamilan sebelum
28 minggu. Ada 2 macam aborsi: spontaneous dan induced.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 55


Kematian Bayi
Adalah bayi lahir hidup yang meninggal sebelum berumur
satu tahun.
Infant mortality dibedakan menjadi:
Perinatal mortality adalah kematian yang terjadi pada bayi
meninggal sebelum berusia satu minggu. Secara teori perinatal
mortality terdiri dari stillbirth ditambah dengan kematian bayi
yang meninggal sebelum berusia satu minggu.
Neonatal mortality adalah kematian yang terjadi pada bayi
sebelum berumur 28 hari.
Post-neonatal mortality adalah kematian yang terjadi pada bayi
yang berumur antara 28 hari sampai sebelum satu tahun.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 56


Bagan Peristiwa Kematian
Pembuahan Kelahiran 1 Tahun 5 Tahun

Kehamilan Masa Bayi


(36 minggu) (52 Minggu)

Early fetal Late fetal death/ Neonatal Post-neonatal


death Stillbirths death death
(<28 Minggu) (28 Minggu) (4 Minggu) (48 Minggu)

1
Minggu

Perinatal

Kematian Fetus Kematian Bayi Kematian Anak

Kematian Balita

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 57


Kematian Ibu
Kematian ibu adalah kematian perempuan
pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42
hari sejak terminasi kehamilan,
tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat
persalinan,
disebabkan karena kehamilannya atau diperparah
karena kehamilannya atau karena pengelolaannya,
tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan atau kelalaian.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 58


Kerangka Mosley and Chen (1984) (1)
Determinan Sosial-Ekonomi

Faktor Faktor Faktor Faktor


Ibu Lingkungan Nutrisi Luka

Sehat Sakit

Pencegahan
Pengobatan
Faktor
Pengendalian Gangguan
Kematian
Penyakit Individu Pertumbuhan

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 59


Kerangka Mosley and Chen (1984) (2)
Faktor sosial-ekonomi bekerja pada 3 level, yaitu:
Level individu
Antenatal care, kondisi kelahiran, dan status nutrisi memiliki dampak
yang besar terhadap tahap kehidupan berikutnya. Urutan kelahiran
dan jarak antarkelahiran juga berpengaruh. Salah satu penduga yang
kuat terhadap status kesehatan adalah apakah bayi diberi ASI dan
lama pemberian ASI.
Level komunitas/masyarakat
Perbedaan level komunitas terhadap akses, misal pelayanan kesehatan
, mempengaruhi kemampuan orang tua untuk menyediakan perawatan
kesehatan bagi anaknya. Pada beberapa negara, perbedaan ini IMR
dibedakan antarwilayah dan antara perdesaan-perkotaan. Perbedaan
budaya juga mempengaruhi kelangsungan hidup anak laki-laki dan
perempuan.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 60


Kerangka Mosley and Chen (1984) (3)
Level rumah tangga
Sumber daya orang tua memiliki implikasi penting terhadap
kelangsungan hidup anak.
Pendidikan ayah dapat mempengaruhi kelangsungan
hidup anak melalui produktivitasnya: upah yang lebih
besar dan tingkat konsumsi keluarga yang lebih besar.
Pendidikan ibu dapat meningkatkan produktivitasnya
dalam hal perawatan anak jika ibu menerapkan perawatan
kesehatan yang efektif (pencegahan dan pengobatan),
kualitas rumah (jenis lantai, dinding, listrik), akses
terhadap air bersih, dan sanitasi.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 61


Kerangka Mosley and Chen (1984) (4)
Proximate determinants atau faktor yang secara langsung
mempengaruhi kematian secara langsung, yaitu:
Faktor ibu: umur, paritas, jarak kelahiran
Faktor lingkungan: air, makanan, udara, serangga
pembawa penyakit
Faktor nutrisi: kekurangan kalori, protein, vitamin,
mineral
Faktor kecelakaan: disengaja maupun tidak disengaja
Faktor pengendalian penyakit individu: pencegahan dan
pengobatan

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 62


Transisi Epidemiologi (1)
Omran (1971, 1982) mengidentifikasi 3 model pergeseran dari mortalitas
tinggi ke mortalitas rendah (epidemiologic transition).
Tahapan transisi epidemiologis
Tahap I: Masa penyakit sampar dan kelaparan
Tingkat mortalitas sangat tinggi dan banyak terjadi krisis disebabkan
wabah penyakit dan kelaparan.
Tahap II: Masa pandemi menurun
Tingkat mortalitas menurun. Pada tahap ini angka harapan hidup
sekitar 50 tahun, setara dengan negara-negara miskin saat ini.
Kematian utamanya disebabkan karena penyakit infeksi dan parasit.
Contoh: di Asia Selatan tahun 1980, 50% kematian disebabkan
penyakit infeksi dan hanya 5% disebabkan kanker (Hakulinen dkk,
1986: 198).

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 63


Transisi Epidemiologi (2)
Tahapan transisi epidemiologis
Tahap III: Masa penyakit degeneratif dan buatan manusia
Tahap ini ditandai dengan level mortalitas yang sangat
rendah dan angka harapan hidup paling rendah 70 tahun.
Beberapa negara sudah mencapai tahap ini. Pada negara-
negara ini penyebab mortalitas adalah penyakit
degeneratif.
Pada negara-negara maju tahun 1980, 75% kematian
disebabkan kanker dan penyakit degeneratif lainnya
(Hakulinen dkk, 1986:198).

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 64


Indikator Mortalitas

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 65


Ukuran Dasar Mortalitas
Beberapa ukuran mortalitas yang umum digunakan untuk
keperluan evaluasi program pemerintah akan diuraikan di
bawah ini, yaitu
1. Angka kematian kasar (Crude death rate)
2. Angka kematian menurut umur spesifik (Age specific
death rate)
3. Angka kematian bayi (Infant mortality rate)
4. Angka kematian anak (Child mortality rate)
5. Angka kematian balita (Under five mortality rate)
6. Angka kematian ibu (Maternal mortality rate)

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 66


Perumusan indikator
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Menyatakan banyaknya kematian pada tahun tertentu
per 1000 penduduk yang dirumuskan

SD
CDR = 1.000
SP
D = banyaknya kelahiran pada tahun tertentu
P = banyaknya penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 67


2. Angka Kematian menurut Umur Spesifik
(ASDR)

ASDR adalah banyaknya kematian selama setahun per 1.000


penduduk pada kelompok umur tertentu
Digunakan untuk melihat kematian pada umur-umur penting dalam
siklus kehidupan, bayi, balita, lansia
Lebih cermat dibandingkan CDR, karena melihat kematian pada
kelompok umur tertentu

SDi
ASDR = 1.000
SPi
Di = jumlah kematian selama setahun pada kelompok umur -i
Pi = jumlah penduduk pertengahan tahun pada kelompok umur -i
i = 1, 2, 3, ....

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 68


3. Angka Kematian Bayi
(Infant Mortality Rate)

IMR adalah jumlah kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup


pada tahun tertentu
Bayi adalah penduduk yang belum merayakan ulang tahun
pertamanya

SD0
IMR = 1.000
SB
D0 = kematian bayi selama satu tahun
B = kelahiran hidup selama satu tahun

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 69


4. Angka Kematian Balita
(Under Five Mortality Rate)
U5MR adalah jumlah kematian balita selama satu
tahun per 1.000 penduduk pada umur yang sama

SD0-4
U5MR = 1.000
SP0-4
D0-4 = kematian balita selama satu tahun
P0-4 = penduduk berumur kurang dari 5 tahun

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 70


5. Angka Kematian Anak
(Child Mortality Rate)
CMR adalah jumlah kematian anak berusia 1-4
tahun per 1.000 penduduk umur yang sama

SD1-4
CMR = 1.000
SP1-4
D1-4 = kematian anak umur 1-4 tahun selama satu tahun
P1-4 = penduduk umur 1-4 tahun

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 71


6. Kematian Maternal (Maternal Mortality)
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil
atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi
kehamilan, tanpa memandang lamanya kehamilan atau
tempat persalinan, yaitu kematian yang disebabkan
kehamilannya atau karena pengelolaannya dan bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau kelalaian
(WHO, 2007)
Indikator ini bermanfaat untuk pengembangan program:
(1) peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan
yang aman dan bebas risiko tinggi (pregnancy safer), (2) peningkatan
jumlah kelahiran yang dibantu tenaga kesehatan, (3) penyiapan sistem
rujukan penanganan komplikasi kehamilan, (4) penyiapan keluarga
dan suami siaga. Intinya adalah mengurangi kematian maternal

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 72


Kematian Maternal (Maternal Mortality) (2)
Dua ukuran kematian maternal: angka kematian maternal
(Maternal Mortality Rate - MMRate) dan rasio kematian
maternal (Maternal Mortality Ratio - MMR)
Jumlah kematian ibu pada tahun tertentu
MMRate = 1.000
Jumlah perempuan berumur 15 - 49 tahun
MMRate menunjukkan frekwensi perempuan usia subur yang
terekspose risiko kematian akibat kehamilan atau melahirkan
(Rowland, 2003). Perempuan usia 15-49 tahun mempunyai
risiko mengalami kematian karena kehamilan atau melahirkan
Jumlah kematian ibu pada tahun tertentu
MMR = 100.000
Jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 73


Teori tentang Migrasi

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 74


Hukum Migrasi Ravenstein (1885) (1)
Migrasi dan jarak
Tingkat migrasi antara dua titik akan berhubungan terbalik dengan jarak di antara
kedua titik tersebut. Migran yang melakukan perjalanan jarak jauh cenderung
menuju pusat-pusat industri
Migrasi bertahap
Penduduk perdesaan yang berbatasan dengan kota yang bertumbuh cepat
berbondong-bondong pindah ke kota. Turunnya jumlah penduduk di perdesaan
sebagai akibat migrasi itu akan digantikan oleh migran dari daerah-daeah
terpencil. Hal ini akan terus berlangsung sampai daya tarik kota yang tumbuh
cepat itu tahap demi tahap terasa pengaruhnya di pelosok yang terpencil

Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik sebagai


penggantinya
Meskipun migrasi desa-kota mendominasi arus migrasi, namun selalu ada arus
balik pada arah yang berlawanan sehingga migrasi neto dari titik i ke j selalu lebih
kecil daripada migrasi kotor antara kedua titik tersebut

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 75


Hukum Migrasi Ravenstein (1885) (2)
Perbedaan kecenderungan bermigrasi antara desa dan kota
Penduduk kota kurang berminat bermigrasi dibandingkan mereka
yang tinggal di perdesaan
Wanita mendominasi perpindahan jarak pendek
Teknologi, komunikasi dan migrasi
Arus migrasi memiliki kecenderungan meningkat sepanjang waktu
akibat peningkatan sarana perhubungan, dan akibat perkembangan
industri dan perdagangan.
Motif ekonomi merupakan dorongan utama
Dorongan untuk meperbaiki kehidupan senantiasa lebih dominan
daripada faktor lain dalam keputusan bermigrasi.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 76


Teori Migrasi Lee (1)
4 faktor yang menyebabkan orang melakukan migrasi:
1) Faktor yang terdapat di daerah asal
2) Faktor yang terdapat di daerah tujuan
3) Rintangan-rintangan yang menghambat
4) Faktor-faktor pribadi
- Kepekaan pribadi dan kecerdasan

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 77


Teori Migrasi Lee (2)
Daerah Asal Daerah Tujuan

- 0 - - 0 -
o + - + + o o + - + + o
- -
o + - + - o + - + -
+ o + - + Penghalang Antara + o + - +
- + o - + o
+ - + - + Biaya + - + - +
o Jarak o
Undang-undang migrasi

Keterangan:
+ : Faktor penarik - : Faktor pendorong o : Faktor yang netral

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 78


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi (1)
Faktor pendorong (push factor)
Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya
daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-
barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti
hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian.
Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah
untuk pertanian di perdesaan yang makin menyempit).
Adanya tekanan-tekanan politik, agama, suku sehingga mengganggu
hak azasi penduduk di daerah asal.
Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan
Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim
kemarau panjang atau adanya wabah penyakit.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 79


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi (2)

Faktor-faktor penarik (pull factor)


Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk
memperbaikan taraf hidup.
Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang
lebih baik.
Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang
menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan
fasilitas-fasilitas publik lainnya.
Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat
hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-
orang daerah lain untuk bermukim di kota besar tersebut.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 80


Teori Transisi Migrasi Zelinsky (1)
Mengembangkan kosep transisi demografi dan
mengaitkannya dengan proses modernisasi dan
pertumbuhan ekonomi.

Zelinsky membagi menjadi 5 tahap transisi vital:


1) Masyarakat tradisional (pre-industrial)
2) Masyarakat awal transisi
3) Masyarakat akhir transisi
4) Masyarakat maju
5) Masyarakat sangat maju

Setiap fase berkaitan dengan bentuk mobilitas yang


berbeda, yang disebut sebagai transisi mobilitas.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 81


Teori Transisi Migrasi Zelinsky (2)
Transisi Demografi Transisi Vital Transisi Mobilitas
Fertilitas dan mortalitas tinggi, Masyarakat tradisional Migrasi secara permanen rendah
pertumbuhan alami rendah (pre-industrial) Mobilitas utamanya migrasi sirkuler
Mortalitas turun dengan cepat, Masyarakat awal transisi Semua bentuk mobilitas (sirkuler, batas
fertilitas masih tinggi, kolonisasi desa, antar desa-kota,
pertumbuhan alami tinggi internasional) meningkat
Fertilitas dan mortalitas turun, Masyarakat akhir transisi Migrasi internasional menurun
pertumbuhan alami mulai Migrasi internal desa-kota tetap tinggi
melambat Migrasi sirkuler meningkat dan
berkembang lebih kompleks
Eksodus perdesaan turun
Fertilitas dan mortalitas stabil Masyarakat maju Mobilitas tempat tinggal, kota ke kota,
rendah, penduduk masih dan migrasi sirkuler meningkat
bertambah (sedikit) Transformasi dari negara emigrasi
menjadi net imigrasi
Imigrasi pekerja tidak terampil dan
setengah terampil
Fertilitas dan mortalitas tetap Masyarakat sangat maju Migrasi internal utamanya dari kota ke
rendah, tingkat kelahiran bisa kota
lebih rendah replacement level Imigrasi pekerja berlanjut
sehingga jumlah penduduk turun
13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 82
Definisi Migrasi (1)
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas
administratif atau batas politik/negara.
Dengan perkataan lain, migrasi dapat diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah
(negara) ke daerah (negara) lain.
Jika perpindahan terjadi dalam suatu negara maka disebut
migrasi internal, sedangkan jika perpindahan tersebut
melewati batas politik/negara maka disebut migrasi
internasional.
Orang yang melakukan migrasi disebut dengan migran.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 83


Dimensi Migrasi (1)
2 dimensi penting dalam telaah migrasi, yaitu dimensi ruang
(spasial) dan dimensi waktu
1. Migrasi internal menggunakan batas unit administratif dalam satu
negara.
Migrasi internal di Indonesia misalnya antarprovinsi,
antarkota/kabupaten, migrasi perdesaan ke perkotaan, dsb.
Batasan waktu yang digunakan BPS dalam menentukan seseorang
sebagai migran adalah jika dia tinggal di tempat yang baru atau
berniat tinggal di tempat yang baru itu paling sedikit 6 bulan
lamanya.
Migrasi masuk disebut dengan istilah in-migration sedangkan
migrasi keluar disebut out-migration.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 84


Dimensi Migrasi (2)
2. Migrasi internasional menggunakan batas unit
antarnegara.
Batasan waktu yang direkomendasikan PBB untuk
menentukan apakah seseorang dikategorikan migran
internasional adalah 1 tahun untuk membedakan dengan
turis atau pekerja kontrak (United Nations, 1998).
Migrasi masuk disebut dengan istilah immigration
sedangkan migrasi keluar disebut emigration.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 85


Mobilitas Non-permanen
Dalam kehidupan sehari-hari dikenal jenis pergerakan atau
mobilitas penduduk yang tidak bersifat menetap, yaitu
bahwa penduduk berniat kembali ke tempat tinggal
mereka semula.
Beberapa bentuk mobilitas non-permanen adalah
mobilitas harian (ulang-alik), yaitu orang yang setiap hari
meninggalkan tempat tinggalnya pergi ke kota lain untuk bekerja
atau berdagang dan sebagainya tetapi pulang pada sore harinya
(commuter);
mobilitas periodik, misalnya 3-bulanan;
mobilitas musiman (seasonal), misalnya mudik saat hari raya.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 86


Jenis Migrasi
1. Migrasi Seumur Hidup (lifetime migration), yaitu bahwa
seseorang dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal pada
saat pencacahan berbeda dengan tempat tinggal waktu lahir.
2. Migrasi Risen (recent migration), yaitu bahwa seseorang
dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal saat
pencacahan berbeda dengan tempat tinggal 5 tahun sebelum
pencacahan.
3. Migrasi Total (total migration), yaitu bahwa seseorang
dikatakan sebagai migran bila dia pernah bertempat tinggal
di tempat yang berbeda dengan tempat tinggal saat
pencacahan.

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 87


Indikator Migrasi

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 88


Angka Migrasi
Angka migrasi (m) merupakan perbandingan jumlah migran
(mover) pada suatu wilayah dengan jumlah penduduk pada
waktu tertentu

M
m = 1.000
P

m = angka migrasi
M = jumlah migran
P = jumlah penduduk

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 89


Angka Migrasi Masuk
Angka migrasi masuk (mi) menunjukkan banyaknya migran
yang masuk per 1.000 penduduk di suatu wilayah
(kabupaten/kota, propinsi) tujuan dalam satu tahun

I
mi = 1.000
P

mi = angka migrasi masuk


I = jumlah migrasi masuk
P = penduduk pertengahan tahun

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 90


Angka Migrasi Keluar
Angka migrasi masuk (mo) menunjukkan banyaknya migran
yang keluar per 1.000 penduduk di suatu wilayah
(kabupaten/kota, propinsi) tujuan dalam satu tahun

O
mo = 1.000
P

mo = angka migrasi keluar


O = jumlah migrasi keluar
P = penduduk pertengahan tahun

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 91


Angka Migrasi Neto
Angka migrasi neto (mn) merupakan selisih banyaknya
migran masuk ke- dan migran keluar-dari suatu wilayah
(kabupaten/kota, propinsi) per 1.000 penduduk dalam satu
tahun

I -O
mn = 1.000
P

mn = angka migrasi neto


I = jumlah migrasi masuk
O = jumlah migrasi keluar
P = penduduk pertengahan tahun

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 92


Angka Migrasi Bruto
Angka migrasi bruto (mb) merupakan perbandingan jumlah
banyaknya migran masuk dan migran keluar dengan jumlah
penduduk asal dan tujuan dalam satu tahun

I +O
mb = 1.000
PA + PT
mb = angka migrasi bruto
I = jumlah migrasi masuk
O = jumlah migrasi keluar
PA = penduduk daerah asal
PT = penduduk daerah tujuan

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 93


SUMBER DATA

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 94


Sumber Data
Beberapa sensus/survei BPS yang digunakan sebagai
sumber data untuk penghitungan indikator dan
analisis
Sensus Penduduk
Survei Penduduk Antar-Sensus
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
Survei Sosial Ekonomi Nasional

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 95


SP2010: Fertilitas Mortalitas

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 96


SUPAS 2005: Fertilitas Mortalitas

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 97


SDKI 2012: Fertilitas Mortalitas

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 98


SDKI 2012: Fertilitas Mortalitas

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 99


Susenas Kor 2013: Fertilitas Mortalitas

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 100


SUPAS 2005: Registrasi Vital Kelahiran

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 101


SUPAS 2005: Mortalitas

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 102


SP2010: Mortalitas

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 103


SUPAS 2005: Kematian Ibu

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 104


SDKI 2012: Kematian Maternal

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 105


SUPAS05: Registrasi Vital Kematian

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 106


SP2010: Migrasi

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 107


SUPAS 2005: Migrasi

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 108


SUPAS05: Migrasi Non-Permanen

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 109


SUPAS 2005: Komuter

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 110


Susenas Kor 2013: Migrasi

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 111


SUPAS05: Registrasi Vital Pindah Keluar

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 112


SUPAS 2005: Registrasi Vital Pindah Masuk

13/15 Maret 2017 Pertemuan 2 113

Anda mungkin juga menyukai