Anda di halaman 1dari 26

BAB 5

Kegiatan 1

Tugas 1
Memahami Struktur Teks Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis

Teks ulasan adalah teks yang mengulas sebuah fenomena ataupun sesuatu misalnya buku,
film, dan lain sebagainya. Untuk dapat mengulas sebuah karya diperlukan sikap kritis. Sikap
kritis pada dasarnya merupakan kepekaan terhadap sesuatu di sekitar kita. Karena daya
analisisnya yang tajam, seseorang yang bersikap kritis selalu berusaha menemukan sesuatu
yang terbaik atau ideal. Sikap kritis tersebut tidak pernah terlepas dari norma, etika, dan/atau
aturan hidup yang berlaku di dalam masyarakat. Seseorang yang bersikap kritis harus
memiliki mental yang kuat, yang juga siap mendapat kritikan dari orang lain. Artinya harus
siap menerima dengan jiwa besar setiap kritikan dan masukan untuk membangun jati diri
sebagi manusia tangguh.

Pada teks Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis, diawali oleh orientasi (orientation), diikuti
tafsiran isi (interpretative recount), kemudian evaluasi (evaluation). Di bagian akhir, teks
ditutup dengan rangkuman (evaluative summation). Dengan demikian struktur yang
membangun sebuah teks ulasan itu adalah orientasi^tafsiran isi^evaluasi^rangkuman.

Bagian orientasi berisi gambaran umum karya sastra yang akan diulas. Gambaran umum
karya atau benda tersebut bisa berupa paparan tentang nama, kegunaan, dan sebagainya.
Tafsiran isi memuat pandangan pengulasnya sendiri mengenai karya yang diulas. Pada bagian
ini penulis biasanya membandingkan karya tersebut dengan karya lain yang dianggap mirip.
Penulis juga menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas.

Selanjutnya, pada bagian evaluasi dilakukan penilaian terhadap karya, penampilan, dan
produksi. Bagian tersebut berisi gambaran terperinci suatu karya atau benda yang diulas. Hal
ini bisa berupa bagian, ciri, dan kualitas karya tersebut. Terakhir, pada bagian rangkuman,
penulis memberikan ulasan akhir beupa simpulan karya tersebut. Jika digambarkan ke dalam
bentuk bagan, struktur teks ulasan adalah sebagai berikut.
No Struktur Teks Kalimat
.
1. Orientasi 1 Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada
kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930-1960-an, berpaku
pada hal-hal yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan
dengan gender, ras, agama, latar belakang, atau temperamen. Tradisi
oposisi biner tersebut tampak dalam film musikal anak-anak Rumah
Tanpa Jendela. Film tersebut diadaptasi dari cerpen Jendela Rara
karya Asma Nadia.
2. Orientasi 2 Kisah dalam film tersebut terinspirasi dari model biner dalam dongeng
moral berjudul The Prince and The Pauper karya Mark Twain. Sang
pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga
kaya-raya dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami
penolakan dari komunitasnya (anggota keluarga). Aldo mewakili ide
paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan kebutuhan fisiknya
berlebihan, tetapi jiwanya kering dan mengakibatkan dilema personal.
Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang
sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar lukis tempat Aldo
belajar. Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat
dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan permukiman
kumuh. Rumah itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan
ayahnya. Kondisi rumah tersebut membuat Rara terobsesi untuk
memiliki sebuah rumah berjendela. Sebuah impian yang harus ia
bayar mahal di kemudian hari.
3. Tafsiran isi 1 Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara
tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil. Sejak saat itu, mereka
bersahabat. Persahabatan tersebut bukan hanya pertemanan
antarindividu, melainkan pertemuan dua kutub latar belakang status
sosial yang berbeda. Hal itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo dan
teman-teman Rara, antara si miskin dan si kaya. Persahabatan Aldo
dan Rara tidak berjalan mulus. Ibu dan kakak perempuan Aldo
menganggap teman-teman baru Aldo sebagai perusak ketenangan di
rumah mereka. Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak
jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela di
kalangan teman-teman Rara.
4. Tafsiran isi 2 Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film Rumah
Tanpa Jendela menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk
menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi
dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi maupun kondisi
fisik/mental. Fungsi ideologis yang ditawarkan film musikal adalah
resolusi dari ketakutan akan perbedaan yang diwakili oposisi biner
dalam naratif. Namun, permasalahan dari film musikal anakanak
adalah bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh
pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak. Hal ini hanya
dimungkinkan dengan melakukan penyederhanaan. Penyederhanaan
posisi berlawanan si miskin dan si kaya terwakili oleh narasi
sosialekonomi Aldo dan Rara. Aldo, si kaya, memiliki berbagai
privilege (mobil mewah, rumah mewah, supir, pembantu, dan sekolah
khusus). Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam
segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah
seadanya, dan kerja sampingan. Oleh sebab itu, perbedaan si miskin
dan si kaya dalam film ini adalah ia yang berpunya dan ia yang tak-
berpunya.
5. Tafsiran isi 3 Dalam film Rumah Tanpa Jendela sikap moral yang disarankan
kepada penonton adalah bersyukur. Rara menginginkan hal yang tak
mungkin menjadi miliknya, yaitu kemewahan berupa rumah
berjendela. Aldo memungkinkan Rara mengakses ini dan bahkan yang
lebih lagi: kolam renang, mobil, buku, dan krayon. Namun, keinginan
Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan ketika ia
dihukum dengan kompensasi yang harus ia bayar. Logika
pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan
borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan
rumahnya habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya
meninggal dunia. Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih
dimaknai sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua
orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang menyalahi/mengingkari
takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.
6. Tafsiran isi 4 Lebih jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai
pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus
bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan keluarga yang
utuh), sementara ada orang-orang yang tidak berpunya seperti Rara.
Oleh karena itu, untuk membayar pelajaran yang mereka dapat ini,
keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan
biaya rumah sakit serta memberikan penghidupan di villa milik
mereka di luar Jakarta. Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban
membalas budi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan
berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara dekat.
7. Tafsiran isi 5 Dalam model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film tersebut,
anak-anak menjadi penanda dari kelahiran atau takdir manusia.
Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai
sesuatu yang alami dengan lebih menekankan cara menghadapi
permasalahan alih-alih mempertanyakan penyebabnya. Hal ini paling
tampak dalam posisi biner permasalahan Aldo dan Rara. Kekurangan
pada diri Aldo yang mewakili aspek natural takdir disandingkan
dengan kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan
ternaturalisasikan lewat logika pemahaman yang sama, alih-alih hasil
dari ketidakadilan distribusi kekayaan yang didukung negara, film ini
menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir manusia.
8. Tafsiran isi 6 Jendela dalam film Rumah Tanpa Jendela merupakan sebuah
metafora yang mengena. Jendela memungkinkan seseorang untuk
mengakses dunia lain (dari dalam atau dari luar) tanpa meninggalkan
tempatnya. Jendela memungkinkan orang melihat, bukan terlibat jika
dibandingkan dengan pintu yang menyediakan akses untuk masuk/
keluar. Jendela adalah rasa syukur atau konsep penerimaan atas suatu
kondisi. Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si
kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis
yang sempurna dan harmonis akan tercipta.
9. Tafsiran isi 7 Dongeng semacam inilah yang ditawarkan Rumah Tanpa Jendela
pada penonton yang mereka sasar, tidak lain tentu anak-anak kelas
menengah atas yang mampu mengakses bioskop sebagai bagian dari
leisure activity. Sebuah dongeng untuk membuai mereka dalam
mimpi-mimpi borjuis, agar mereka nanti terbangun sebagai manusia-
manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan tatanan
masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan ternaturalisasi sebagai
takdir dan karenanya tidak perlu dipertanyakan. Karena hanya dalam
kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan upaya
memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan
tidak tampak di depan mata.
10. Evaluasi 1 Sayang, sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang
disumbangkan oleh lagu-lagu yang dinyanyikan dan ditarikan dalam
film ini, kecuali penekanan dramatis belaka. Satu-satunya yang
terwakili oleh scene-scene musikal dan gerak kamera serta editing
yang kadang hiperaktif adalah energi dan semangat kanak-kanak.
Adegan musikal kebanyakan merupakan penampilan kolektif, jarang
ada penampilan tunggal (solo). Penekanan pada kolektivitas ini
merupakan salah satu karateristik film musikal klasik Hollywood
yang ingin menjual ideide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik
relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas
(konflik antara keluarga Aldo dan komunitas Rara).

11. Evaluasi 2 Penggambaran kemiskinan dalam film tersebut tidak berlebihan. Film
tersebut menggambarkan keluarga baik-baik dan protektif untuk
meyakinkan bahwa pergaulan Rara terbebas dari eksploitasi maupun
perilaku destruktif yang merupakan bagian dari kehidupan masyarakat
miskin di belahan dunia manapun. Lagipula, memakai perspektif
realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia, mengingat
film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan
mengacu pada diri sendiri (self-reference). Dalam hal ini, film musikal
mengamini konsep film yang menghibur sebagai utopia itu sendiri.
Namun, pertanyaannya adalah utopia menurut siapa?
12. Rangkuman Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film Rumah Tanpa
Jendela memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas
sosial-ekonomi lewat model film musikal klasik ala Hollywood. Film
ini menawarkan model utopia dalam merespons kondisi masyarakat
Indonesia yang terfragmentasi dalam kelas-kelas sosial-ekonomi, yaitu
utopia atau kondisi hidup ideal yang dibayangkan oleh kelas
menengah atas.
(Diadaptasi dari: http://filmindonesia.or.id)

Informasi Teks

1. Genre film yang ditawarkan dalam film Rumah Tanpa Jendela itu adalah film
musikal. Di negara mana genre film tersebut dikembangkan? Film tersebut
dikembangkan di Hollywood mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik
tahun 1930-1960.

2. Apa yang menjadi inspirasi dalam pembuatan film tersebut? Film tersebut terinspirasi
oleh The Prince and The Pauper karya Mark Twain.

3. Siapa tokoh utama dalam film Rumah Tanpa Jendela? Tokoh utama film tersebut
adalah Aldo dan Rara.
4. Apa yang diinginkan oleh Rara? Yang diinginkan Rara adalah kemewahan berupa
rumah berjendela.

5. Apa yang diinginkan oleh Aldo? Aldo menginginkan terpenuhinya kebutuhan


fisiknya.

6. Simbol apa yang tersirat dari persahabatan Aldo-Rara? Simbol yang terdapat dalam
persahabatan Aldo dan Rara adalah Opposite attracks (sesuatu hal yang bertentangan
atau berlawanan).

7. Apa istilah untuk menunjukkan dua sisi yang berseberangan dalam teks ulasan
tersebut? Dua sisi yang berseberangan dalam ulasan tersebut adalah langit dan bumi,
kaya dan miskin

8. Peristiwa apa yang dialami Rara? Peristiwa yang dialami Rara adalah ketika ia pulang
untuk menemukan rumahnya habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya
meninggal dunia.

9. Simbol apa yang tersirat dalam peristiwa tersebut menurut pandangan sang penulis
teks ulasan?Simbol persahabatan tanpa memandang status

10. Apa pesan moral yang terdapat dalam teks ulasan itu? Pesan moral dalam teks
tersebut adalah menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita
sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur
sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental. Intinya kita banyak-banyak Bersyukur
kepada tuhan.

Tahap orientasi merupakan tahap pengenalan. Di sana terlihat gambaran umum tentang film
Rumah Tanpa Jendela. Beberapa informasi yang disampaikan dalam teks antara lain
sebagai berikut.

1. Informasi dalam orientasi tahap1: Di Hollywood terdapat sebuah tradisi dimana


mereka mengembangkan tradisi film musikal sejak tahun 1930 - 1960 an. berpaku
pada hal oposisi biner , dan hal ini ada dalam film Rumah Tanpa Jendela

2. Informasi dalam orientasi tahap 2: Dalam film tersebut terdapat tokoh Aldo yang
terinspirasi dari model biner dalam dongen yang berjudul " The prince and The
pauper " Karya Mark Twain. Disini Aldo mewakili tokoh yang kaya namun memiliki
kekurangan dan si Rara ada tokoh yang miskin dan memiliki impian yang kemudian
hari harus ia bayar mahal.

3. Informasi dalam tafsiran isi tahapan 1 : Sesuai dengan tradisi opposite attracks , dalam
cerita tersebut terdapat Aldo dan Rara yang memiliki status sosial ekonomi yang jauh
berbeda. Dimulai karena suatu kecelakaan kecil dan kemudian mereka menjadi
bersahabat. Namun karena kehadiran Rara membuat keluarga dari pihak Aldo
terganggu sedangkan dari pihak teman - teman Rara justru membuat mereka semakin
terobsesi untuk memiliki rumah berjendela karena melihat rumah Aldo yang memiliki
jendela.

4. Informasi dalam tafsiran isi tahap 2 : Kesulitan dalam sebuah film musikal adalah
penyampaiannya pada penonton , tertama film musikal anak-anak.Namun dalam film
ini tampak jelas dari dua pihak narasi yaitu Aldo dan Rara yang di wakilkan dengan
gambaran yang jelas bahwa Aldo adalah tokoh yang kaya dan Rara adalah tokoh yang
miskin dengan apa yang mereka miliki dan kenakan.Dan dalam film ini pun
tersampaikan dengan jelas pesan moralnya yaitu saling menghargai meski kita
berbeda status sosial ekonomi atau fisik.

5. Informasi dalam tafsiran isi tahap 3 : Pada film Rumah Tanpa Jendela ini terdapat
pesan moral yang disampaikan adalah bersyukur, Seperti yang tampak pada tokoh
Rara yang menginginkan rumah yang berjendela atau kemewahan dan kemudian Aldo
memberikan akses untuk semua itu, namun di sisi lain Rara di anggap tidak bersyukur
atas takdirnya sehingga ia harus membayar mahal dengan orang tuanya yang
meninggal , neneknya masuk rumah sakit dan rumahnya yang kebakaran.

6. Informasi dalam tafsiran isi tahap 4 : Namun disisi lain dari film ini si kaya pun
mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga juga bahwa mereka ( keluarga Aldo )
patutnya bersyukur karena mereka masih memiliki keluarga yang utuh dan harta yang
berlimpah. Oleh karena itu mereka membalas budi dengan memberikan tempat
tinggal bagi Rara dan mboknya di vila mereka yang jauh dari Jakarta dan membayar
semua biaya rumah sakit , jadi mereka dapat membalas budi serta tidak terganggu
kenyaman mereka dirumah.

7. Informasi dalam tafsiran isi tahap 5 : Dalam film ini menggambarkan sebuah
kemiskinan adalah bagian dari takdir manusia.

8. Informasi dalam tafsiran isi tahap 6 : Jendela dalam film ini merupakan metafora yang
mengena dimana jendela merupakan sebuah alat untuk mengakses baik dari luar atau
dalam dan juga melihat. Jadi intinya baik miskin atau kaya diminta untuk sama-sama
bersyukur atas apa yang telah mereka miliki.

9. Informasi dalam tafsiran isi tahap 7 : Dalam kondisi yang di sajikan oleh film Rumah
Tanpa Jendela ini lebih di tujukan pada anak-anak kelas menengah keatas yang
memungkinkan mereka mengakses bioskop, jadi oleh karena itu diharapkan kelak
mereka akan menjadi pribadi yang baik saat dewasa dan bila mereka kaya mereka
akan semakin meperkaya diri tanpa perlu mempertanyakan mengapa ada kemiskinan
dan yang miskin tidak terlalu kentara.

10. Informasi dalam tafsiran evaluasi tahap 1 : Dalam film ini disayangkan hanya banyak
penekanan adegan dramatis saja dibanding dengan lagu-lagu atau tarian yang
merupakan karakteristik dari film musikal.

11. Informasi dalam tafsiran evaluasi tahap 2 : Bila di perhatikan lebih, maka
penggambaran dalam film ini tidak berlebihan.

12. Informasi dalam tafsiran rangkuman: Dapat disimpulkan bahwa film Rumah Tanpa
Jendela itu menginginkan kita untuk belajar bersyukur dan bagaimana kita merespon
keadaan sosial ekonomi.

Perhatikan kembali bahasan tentang teks ulasan film Rumah Tanpa Jendela di atas. Penulis
ulasan atau resensi tersebut melontarkan pujian, sekaligus kritikan terhadap film tersebut.

1. Jendela dalam Rumah Tanpa Jendela merupakan sebuah metafora yang mengena.
Sayang, sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang disumbangkan oleh lagu-
lagu yang dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini,kecuali penekanan dramatis
belaka.

2. Kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika


pemahaman yang sama film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari
takdir manusia. Film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir
manusia.

3. Cerita yang disampaikan menarik, bisa dijadikan sebagai motivasi. Ada beberapa kata
yang kurang baik atau kurang sopan diucapkan.

Tugas 2

Memahami Kaidah Kebahasaan dalam Teks Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis

Teks ulasan adalah teks yang berisi tinjauan, ulasan, kupasan, tafsiran, evaluasi terhadap
suatu karya baik berupa film, drama, buku dan lain-lain yang dapat berwujud komentar,
kritik, saran untuk mengetahui kualitas, kelebihan, atau kekurangan yang dimiliki karya
tersebut sehingga dapat dipublikasikan kepada pembaca/khalayak. Film Rumah Tanpa
Jendela merupakan film drama/musikal Indonesia yang dirilis pada 24 Februari 2011, yang
disutradarai oleh Aditya Gumay. Film ini dibintangi oleh Emir Mahira dan Dwi Tasya.
Peristiwa yang disajikan diangkat dari cerita pendek Jendela Rara karya Asma Nadia, yang
bersumber dari kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji. Teks ulasan film Rumah Tanpa
Jendela yang bertajuk Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis

Kaidah kebahasaan adalah aturan-aturan mendasar yang menjadi standar untuk dipakai dalam
pemahaman bahasa. Kaidah kebahasaan teks ulasan dapat diartikan sebagai aturan-aturan
dasar yang menjadi standar teks ulasan. Kaidah kebahasaan teks ulasan antara lain terdiri dari
kosakata, verba, nomina, dan pronomina. Nomina yang ada dalam teks ulasan tersebut terdiri
dari nomina dasar yaitu adalah nomina yang hanya terdiri atas satu morfem dan dapat dibagi
menjadi nomina dasar umum dan nomina dasar khusus. Nomina turunan yaitu nomina yang
diturunkan melalui proses afiksasi, reduplikasi, atau pemajemukan.

Verba/kata kerja dikelompokkan menjadi verba aktif dan verba pasif. verba aktif kata kerja
yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau menunjukkan tindakan atau perbuatan. Verba
pasif adalah kata kerja yang subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran tindakan, atau
hasil.
Kosakata adalah keseluruhan kata berkenaan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu yang
ada didalamnya. Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu pada nomina atau kata
benda lain. Terdapat tiga jenis pronomina dalam bahasa Indonesia, yaitu:

1. Pronomina persona adalah pronomina yang digunakan untuk acuan berupa manusia.
Contoh: saya, aku, engkau, kau, kamu, ia, dia, -nya, -mu, -ku, dan lain-lain.

2. Pronomina penunjuk adalah pronomina yang dipakai untuk penunjuk umum, arah dan
tempat. Contoh: ini, itu, di sana, di sini.

3. Pronomina penanya adalah pronomina yang digunakan untuk menanyakan hal berupa
manusia, barang, atau pilihan. Contoh: siapa, apa dan mana.

1. Kosakata
Kosakata adalah keseluruhan kata berkenaan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu yang
ada didalamnya. Dalam model teks ulasan banyak terdapat kosakata baru diantaranya adalah
sebagai berikut.
No Kosakata Arti Kosakata
.
1. Adaptasi Penyesuaian terhadap lingkungan
2. Akses Jalan masuk
3. Bioskop Tempat untuk menonton pertunjukan film dengan menggunakan layar
lebar.
4. Borjuis Kelas masyarakat dari golongan menengah ke atas
5. Destruktif Bersifat merusak
6. Eksploitasi Pemanfaatan untuk keuntungan sendiri
7. Fragmentasi Pencuplikan (cerita dsb)
8. Gender Suatu konsep kultural yang merujuk pada karakteristik yang
membedakan antara wanita dan pria baik secara biologis, perilaku,
mentalitas, dan sosial budaya.
9. Harmonis Bersangkut paut dengan (mengenai) harmoni; kondisi seiya sekata
diantara anggota keluarga
10. Inspirasi Ilham
11. Klasik Mempunyai nilai atau mutu yang diakui dan menjadi tolok ukur
kesempurnaan yang abadi; tertinggi
12. Kolektif Secara bersama; secara gabungan
13. Koma Keadaan tidak sadar sama sekali dan tidak mampu memberi reaksi
terhadap suatu rangsangan (karena keracunan, sakit parah, dsb)
14. Kompensasi Ganti rugi
15. Kutub Ujung poros atau sumbu bumi
16. Logika Jalan pikiran yang masuk akal
17. Metafora Pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang
sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan
atau perbandingan
18. Model Pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan
19. Obsesi Gangguan jiwa berupa pikiran yang selalu menggoda seseorang dan
sangat sukar dihilangkan
20. Oposisi biner Berpaku pada hal-hal yang berlawanan
21. Paradoks Pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan
pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung
kebenaran
22. Protektif Sifat orang untuk menjaga dan melindungi sesuatu yang disayanginya
secara berlebihan
23. Ras Golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik; rumpun bangsa:
24. Realita sosial Suatu peristiwa yang memang benar terjadi di tengah - tengah
masyarakat.
25. Sindrom Himpunan gejala atau tanda yang terjadi serentak (muncul bersama-
sama) dan menandai ketidaknormalan tertentu; hal-hal (seperti emosi
atau tindakan) yang biasanya secara bersama-sama membentuk pola
yang dapat diidentifikasi
26. Sekolah Tempat belajar yang hanya menumpang
singgah
27. Temperamen Gaya perilaku seseorang dan cara khasnya dalam memberi tanggapan.
28. Tradisi Adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih
dijalankan di masyarakat; Sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak
lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama
29. Utopia Sistem sosial politik yang sempurna yang hanya ada di bayangan
(khayalan) dan sulit atau tidak mungkin diwujudkan di kenyataan
30. Villa Rumah mungil di luar kota atau di pegunungan; rumah peristirahatan
(digunakan hanya pada waktu liburan)

Di dalam teks juga terdapat beberapa kata asing. Dengan menggunakan kamus atau rujukan
lain yang sejenis,coba kalian temukan arti dari istilah asing tersebut.
No Kata Asing Arti
.
1. Leisure activity Aktivitas yang menyenangkan,dilakukan pada waktu senggang
2. Opposite attracks Tertarik pada suatu hal yang berlawanan
3. Privilege Hak istimewa yang tidak bisa didapat oleh setiap orang.
4. Self-reference Referensi untuk pribadi
5. Scene Adegan
5. Taken-for-granted Tidak menganggap atau tidak menghargai nilai dari suatu hal
karena sudah sangat biasa terjadi.

2. Verba/kata kerja
Verba adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau
pengertian dinamis lainnya. Verba yang menjadi kunci di dalam pelajaran ini adalah
mengulas. Kata mengulas berasal dari kata dasar ulas yang bermakna membeberkan
penjelasan dan komentar; menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb.); mempelajari;
atau menyelidiki. Verba tersebut bersinonim dengan beberapa verba lain yang bermakna
memberikan atau menentukan ukuran atau penilaian, misalnya pada beberapa kata seperti
dalam tabel di bawah ini.
No Kata Dasar Verba Nomina
.
1. Ulas Mengulas Ulasan
2. Nilai Menilai Penilaian
3. Evaluasi Mengevaluasi Pengevaluasi
4. Kritik Mengkritik Kritikan
5. Ukur Mengukur Ukuran
6. Komentar Mengomentari Pengomentar
7. Tafsir Menafsirkan Tafsiran
8. Kupas Mengupas Kupasan

Verba Aktif yaitu kata kerja yang subjeknya berperan sebagai pelaku atau menunjukkan
tindakan atau perbuatan. Verba Pasif yaitu kata kerja yang subjeknya berperan sebagai
penderita, sasaran tindakan, atau hasil. Beberapa verba aktif dan pasif pada teks ulasan antara
lain sebagai berikut.
No Kata Dasar Verba Aktif Verba Pasif
.
1. Kembang mengembang, mengembangkan Dikembangkan
2. Acu Mengacu Diacu
3. Paku Memaku Dipaku
4. Lawan Melawan Dilawan
5. Utama Mengutamakan Diutamakan, Terutama
6. Kaitan Mengaitkan Dikaitkan, Terkait
7. Adaptasi Mengadaptasi Diadaptasi
8. Inspirasi Menginspirasikan Diinspirasikan, Terinspirasi
9. Alami Mengalamikan Dialamikan
10. Jendela Menjendelakan Dijendelakan
11. Belajar Mengajar Diajar
12. Mukim Memukimkan Dimukimkan
13. Obsesi Mengobsesikan Diobsesikan, Terobsesi
14. Gambar Menggambarkan Digambarkan, Tergambar
15. Rusak Merusak Dirusak
16. Tenang Menenangkan Ditenangkan
17. Mewah Memewahkan Dimewahkan

3. Nomina

Nomina adalah kata benda. Di dalam model teks ulasan film Rumah Tanpa Jendela banyak
terdapat nomina. Nomina terdiri atas nomina dasar dan nomina turunan. Nomina dasar terdiri
atas nomina umum dan nomina khusus. Beberapa nomina dasar (khusus dan umum) serta
nomina turunan yang terdapat di dalam teks tersebut adalah sebagai berikut.
No Nomina Umum Nomina Khusus
.
1. Film Sanggar
2. rumah Hollywood
3. impian Aldo
4. keluarga Rara
5. majalah si Mbok
6. buku Komunitas
7. jendela Mobil
8. negara Krayon
9. polisi Kolam renang
10. vila Kamera
11. jakarta Bioskop

Selain nomina dasar, di dalam model teks ulasan tersebut juga terdapat banyak nomina
turunan. Pada umumnya nomina turunan dibentuk dengan menambahkan prefix, sufiks, atau
konfiks pada kata dasar. Beberapa contoh nomina turunan pada tek ulasan adalah sebagai
berikut.
Nomina Turunan
pe-+N peng+N+-an N+-an per-+-an ke-+N+-an
Penanda Penghidupan Impian Permukiman Kecenderungan
Perusak Penggambaran Rangkaian Pertemuan Kebutuhan
Pembuat Pemenuhan Kalangan Persahabatan Ketenangan
Pembantu Penyederhanaan Hiburan Permasalahan Kemewahan
Penonton Pemaknaan Paparan Perbedaan Ketakutan
- Penawaran Khayalan - Kemiskinan

Antonim yaitu suatu kata yang artinya berlawanan satu dengan lainnya. Antonim disebut juga
dengan lawan kata. Selain mencari sinonim dari verba mengulas,di dalam teks juga terdapat
beberapa antonim atau lawan kata berikut. Beberapa antonim untuk dalam teks
ulasan Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis antara lain sebagai berikut.
No Kata Antonim No Kata Antonim
. .
1. keterbatasan kelebihan 8. kemewahan kesederhanaan
2. ketidakadilan keadilan 9. perbedaan persamaan
3. pertemanan permusuhan 10. perusak perbaikan
4. ketakutan keberanian 11. pemenuhan pengosongan
5. penolakan penerimaan 12. si kaya si miskin
6. pertemuan perpisahan 13. penyederhanaan penjabaran
7. ketenangan kegaduhan 14. kenyamanan kegelisahan
4. Pronomina
Pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacu nomina yang lain. Teks ulasan film atau
drama pada umumnya didominasi oleh pronomina orang ketiga, seperti ia dan nya. Selain itu,
ada pula sebutan untuk nama tokoh. Beberapa contoh pronomina dalam Dongeng Utopia
Masyarakat Borjuis antara lain sebagai berikut.

1. Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.

2. Namun, permasalahan dari film musikal anak-anak adalah bahwa ia menawarkan


resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak.

3. Oleh sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film ini adalah iayang
berpunya dan ia yang tak-berpunya.

4. Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan ketika
iadihukum dengan kompensasi yang harus ia bayar.

5. Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya
dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami penolakan dari
komunitasnya(anggota keluarga).

6. Aldo mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan kebutuhan fisiknya
berlebihan, tetapi jiwanya kering dan mengakibatkan dilema personal.

7. Rumah itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan ayahnya.

8. Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan materialnya: rumah


tanpa jendela, sekolah seadanya, dan kerja sampingan.

9. Rara menginginkan hal yang tak mungkin menjadi miliknya, yaitu kemewahan
berupa rumah berjendela.

10. Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis
(pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis terbakar,
Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.

11. Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat
kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang
menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.

12. Oleh karena itu, untuk membayar pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo
menolong Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta
memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.

13. Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami
dengan lebih menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih mempertanyakan
penyebabnya.

14. Jendela memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari
luar) tanpa meninggalkan tempatnya.
15. Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur
dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan
tercipta.

16. Sebuah dongeng untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka
nanti terbangun sebagai manusia-manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa
meneruskan tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan ternaturalisasi
sebagai takdir dan karenanya tidak perlu dipertanyakan.

17. Satu-satunya yang terwakili oleh scene-scene musikal dan gerak kamera serta editing
yang kadang hiperaktif adalah energi dan semangat kanak-kanak.

5. Adjektiva

Adjektiva (kata sifat atau kata keadaan) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat
atau keadaan orang, benda, atau binatang. Beberapa contoh adjektiva dalam Teks "Dongeng
Utopia Masyarakat Borjuis" adalah sebagai berikut.
No Adjektiva Frasa Adjektiva
.
1. kumuh permukiman kumuh
2. kering jiwanya kering
3. dramatis penekanan dramatis
4. cilik gadis cilik
5. dramatis penekanan dramatis
6. utuh keluarga yang utuh
7. berlebihan fisiknya berlebihan
8. baik keadaanya baik
9. dilemana mengakibatkan dilema personal

6. Konjungsi
Konjungsi adalah kata hubung. Konjungsi terdiri atas konjungsi koordinatif, subordinatif,
korelatif, antarkalimat, dan antarparagraf. Lihatlah beberapa contoh kalimat yang
menggunakan keempat konjungsi itu.
No Konjungsi Kalimat
.
1. Koordinatif:
dan 1. Aldo mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan
atau kebutuhan fisiknya berlebihan, tetapi jiwanya kering dan
tetapi
mengakibatkan dilema personal.

2. Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat


dari seng, tripleks, dan kayu bekas di salah satu kawasan
permukiman kumuh.

3. Rumah itu ditempati Rara bersama nenek (Si Mbok) dan


ayahnya.

4. Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu


secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil.

5. Hal itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo dan teman-


teman Rara, antara si miskin dan si kaya.

6. Persahabatan Aldo dan Rara tidak berjalan mulus.

7. Ibu dan kakak perempuan Aldo menganggap teman-teman


baru Aldo sebagai perusak ketenangan di rumah mereka.

8. Penyederhanaan posisi berlawanan si miskin dan si kaya


terwakili oleh narasi sosialekonomi Aldo dan Rara.

9. Aldo, si kaya, memiliki berbagai privilege (mobil mewah,


rumah mewah, supir, pembantu, dan sekolah khusus).

10. Rara mewakili narasi kemiskinan dalam segala keterbatasan


materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah seadanya, dan
kerja sampingan.

11. Oleh sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film ini
adalah ia yang berpunya dan ia yang tak-berpunya.

12. Aldo memungkinkan Rara mengakses ini dan bahkan yang


lebih lagi: kolam renang, mobil, buku, dan krayon.

13. Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut


dalam kesenangan borjuis (pesta ulang tahun kakak Aldo)
pulang untuk menemukan rumahnya habis terbakar, Si Mbok
tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.

14. Lebih jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai


pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka
harus bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan
keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang tidak
berpunya seperti Rara.

15. Oleh karena itu, untuk membayar pelajaran yang mereka


dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya
dengan membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan
penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.

16. Hal ini paling tampak dalam posisi biner permasalahan Aldo
dan Rara.

17. Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si


kaya belajar bersyukur dari kemalangan si miskin, masyarakat
borjuis yang sempurna dan harmonis akan tercipta.

18. Sebuah dongeng untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi


borjuis, agar mereka nanti terbangun sebagai manusia-
manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan
tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan
ternaturalisasi sebagai takdir dan karenanya tidak perlu
dipertanyakan.

19. Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan


ada dan bisa melanjutkan upaya memperkaya diri mereka;
dengan membiarkan kemiskinan ada dan tidak tampak di
depan mata.

20. Sayang, sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang


disumbangkan oleh lagu-lagu yang dinyanyikan dan ditarikan
dalam film ini, kecuali penekanan dramatis belaka.

21. Satu-satunya yang terwakili oleh scene-scene musikal dan


gerak kamera serta editing yang kadang hiperaktif adalah
energi dan semangat kanak-kanak.

22. Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu


karateristik film musikal klasik Hollywood yang ingin
menjual ideide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi
interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun
antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo dan komunitas
Rara).

23. Film tersebut menggambarkan keluarga baik-baik dan


protektif untuk meyakinkan bahwa pergaulan Rara terbebas
dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang merupakan
bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia
manapun.

24. Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood


mengacu pada kecenderungan film-film musikal klasik tahun
1930-1960-an, berpaku pada hal-hal yang berlawanan (oposisi
biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar
belakang, atau temperamen.

25. Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi


tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi
kepemilikan ataupun terlibat secara dekat.

26. Dalam model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film


tersebut, anak-anak menjadi penanda dari kelahiran atau
takdir manusia.

27. Jendela dalam film Rumah Tanpa Jendela merupakan


sebuah metafora yang mengena. Jendela memungkinkan
seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari
luar) tanpa meninggalkan tempatnya.

28. Jendela adalah rasa syukur atau konsep penerimaan atas suatu
kondisi.

29. Film ini menawarkan model utopia dalam merespons kondisi


masyarakat Indonesia yang terfragmentasi dalam kelas-kelas
sosial-ekonomi, yaitu utopia atau kondisi hidup ideal yang
dibayangkan oleh kelas menengah atas.

30. Aldo mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan


kebutuhan fisiknya berlebihan, tetapi jiwanya kering dan
mengakibatkan dilema personal.

2. Subordinatif:
sesudah 1. Lebih jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai
sebelum pelajaran yang bisa dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka
sementara harus bersyukur atas semua yang mereka punyai (harta dan
jika keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang tidak
agar berpunya seperti Rara.
supaya
meskipun 2. Jendela memungkinkan orang melihat, bukan terlibat jika
alih-alih dibandingkan dengan pintu yang menyediakan akses untuk
sebagai masuk/ keluar.
sebab
karena 3. Namun, permasalahan dari film musikal anakanak adalah
maka bahwa ia menawarkan resolusi yang dibayangkan oleh
pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak.

4. Sebuah dongeng untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi


borjuis, agar mereka nanti terbangun sebagai manusia-
manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan
tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan
ternaturalisasi sebagai takdir dan karenanya tidak perlu
dipertanyakan.

5. Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik


yang sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar lukis
tempat Aldo belajar.

6. Ibu dan kakak perempuan Aldo menganggap teman-teman


baru Aldo sebagai perusak ketenangan di rumah mereka.

7. Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang


berlebihan ketika ia dihukum dengan kompensasi yang
harus ia bayar.

8. Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai


sebagai hasrat kepemilikan yang lumrah dimiliki semua
orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang
menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak
berpunya.

9. Permasalahan yang dimiliki anak-anak ini


diperlihatkan sebagai sesuatu yang alami dengan lebih
menekankan cara menghadapi permasalahan alih-alih
mempertanyakan penyebabnya.

10. Dongeng semacam inilah yang ditawarkan Rumah Tanpa


Jendela pada penonton yang mereka sasar, tidak lain tentu
anak-anak kelas menengah atas yang mampu mengakses
bioskop sebagai bagian dari leisure activity.

11. Sebuah dongeng untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi


borjuis, agar mereka nanti terbangun sebagai manusia-
manusia borjuis dewasa yang diharapkan bisa meneruskan
tatanan masyarakat, yang kemiskinan dan kekayaan
ternaturalisasi sebagai takdir dan karenanya tidak perlu
dipertanyakan.

12. Sayang, sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang


disumbangkan oleh lagu-lagu yang dinyanyikan dan ditarikan
dalam film ini, kecuali penekanan dramatis belaka.

13. Dalam hal ini, film musikal mengamini konsep film yang
menghibur sebagai utopia itu sendiri. Namun, pertanyaannya
adalah utopia menurut siapa?

14. Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan


ada dan bisa melanjutkan upaya memperkaya diri mereka;
dengan membiarkan kemiskinan ada dan tidak tampak di
depan mata.

3. Korelatif:
Baik 1. Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film
maupun , Rumah Tanpa Jendela menyampaikan ajaran moral pada
tidakhanya, anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam masyarakat
tetapi. yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur
demikian sosial-ekonomi maupun kondisi fisik/mental.
sehingga
entahentah
jangankan
pun 2. Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu
karateristik film musikal klasik Hollywood yang ingin
menjual ideide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik relasi
interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun
antarkomunitas (konflik antara keluarga Aldo dan komunitas
Rara).

4. Antarkalimat:
sungguhpun 1. Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi
demikian tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dengan berbagi
sekalipun kepemilikan ataupun terlibat secara dekat.
demikian
meskipun 2. Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik
demikian yang sesekali bekerja sebagai ojek payung di sanggar lukis
selanjutnya tempat Aldo belajar.
sesudah itu
setelah itu 3. Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak
di samping itu jendela menularkan obsesi untuk memiliki rumah berjendela
sebaliknya di kalangan teman-teman Rara.
akan tetapi
4. Sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam
segala keterbatasan materialnya: rumah tanpa jendela, sekolah
seadanya, dan kerja sampingan.

5. Oleh sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film


ini adalah ia yang berpunya dan ia yang tak-berpunya.

6. Oleh karena itu, untuk membayar pelajaran yang mereka


dapat ini, keluarga Aldo menolong Rara dan Si Mboknya
dengan membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan
penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.

7. Kata Depan

Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa
preposisional. Dalam bahasa Indonesia preposisi ditempatkan di bagian awal frasa dan diikuti
oleh nomina, adjektiva, atau verba. Beberapa preposisi yang terdapat di dalam bahasa
Indonesia, seperti di, ke, pada, dari, secara, dan bagi.

1. Aldo mewakili ide paradoks keluarga borjuis yang pemenuhan kebutuhan fisiknya
berlebihan, tetapi jiwanya kering dan mengakibatkan dilema personal. Sementara itu,
si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja sebagai ojek
payung di sanggar lukis tempat Aldo belajar.

2. Rara tinggal di sebuah rumah tidak berjendela yang terbuat dari seng, tripleks, dan
kayu bekas di salah satu kawasan permukiman kumuh.
3. Ibu dan kakak perempuan Aldo menganggap teman-teman baru Aldo sebagai perusak
ketenangan di rumah mereka.

4. Sementara itu, kemewahan rumah Aldo dengan banyak jendela menularkan obsesi
untuk memiliki rumah berjendela di kalangan teman-teman Rara.

5. Oleh karena itu, untuk membayar pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo
menolong Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta
memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.

6. Dalam model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film tersebut, anak-anak
menjadi penanda dari kelahiran atau takdir manusia.

7. Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan
upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan tidak
tampak di depan mata.

8. Film tersebut menggambarkan keluarga baik-baik dan protektif untuk meyakinkan


bahwa pergaulan Rara terbebas dari eksploitasi maupun perilaku destruktif yang
merupakan bagian dari kehidupan masyarakat miskin di belahan dunia manapun.

9. Film tersebut diadaptasi dari cerpen Jendela Rara karya Asma Nadia.

10. Kisah dalam film tersebut terinspirasi dari model biner dalam dongeng moral
berjudul The Prince and The Pauper karya Mark Twain.

11. Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya
dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami penolakan dari
komunitasnya (anggota keluarga).

12. Namun, permasalahan dari film musikal anakanak adalah bahwa ia menawarkan
resolusi yang dibayangkan oleh pembuat film agar bisa dipahami oleh anak-anak.

13. Dalam model utopia (khayalan) yang terdapat di dalam film tersebut, anak-anak
menjadi penanda dari kelahiran atau takdir manusia.

14. Kekurangan pada diri Aldo yang mewakili aspek natural takdir disandingkan dengan
kemiskinan Rara sehingga membuat kemiskinan ternaturalisasikan lewat logika
pemahaman yang sama, alih-alih hasil dari ketidakadilan distribusi kekayaan yang
didukung negara, film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir
manusia.

15. Jendela memungkinkan seseorang untuk mengakses dunia lain (dari dalam atau dari
luar) tanpa meninggalkan tempatnya.

16. Dongeng semacam inilah yang ditawarkan Rumah Tanpa Jendela pada penonton
yang mereka sasar, tidak lain tentu anak-anak kelas menengah atas yang mampu
mengakses bioskop sebagai bagian dari leisure activity.

17. Dari paparan tadi, dapat disimpulkan bahwa film Rumah Tanpa Jendela
memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas sosial-ekonomi lewat model
film musikal klasik ala Hollywood
18. Lebih jauh lagi, kemalangan Rara tersebut digunakan sebagai pelajaran yang bisa
dipetik bagi keluarga Aldo, bahwa mereka harus bersyukur atas semua yang mereka
punyai (harta dan keluarga yang utuh), sementara ada orang-orang yang tidak
berpunya seperti Rara.

19. Dengan begitu, mereka melakukan kewajiban membalas budi tanpa perlu
mengorbankan kenyamanan dengan berbagi kepemilikan ataupun terlibat secara
dekat.

20. Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film Rumah Tanpa Jendela
menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam
masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-
ekonomi maupun kondisi fisik/mental.

21. Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja
dalam sebuah kecelakaan kecil.

22. Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada


kecenderungan film-film musikal klasik tahun 1930-1960-an, berpaku pada hal-hal
yang berlawanan (oposisi biner), terutama berkaitan dengan gender, ras, agama, latar
belakang, atau temperamen.

23. Hal itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo dan teman-teman Rara, antara si miskin
dan si kaya.

24. Penekanan pada kolektivitas ini merupakan salah satu karateristik film musikal
klasik Hollywood yang ingin menjual ideide soal komunitas dan stabilitas sosial, baik
relasi interkomunitas (konflik keluarga Aldo) maupun antarkomunitas (konflik antara
keluarga Aldo dan komunitas Rara).

25. Lagipula, memakai perspektif realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-
sia, mengingat film musikal sendiri menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan
mengacu pada diri sendiri (self-reference)

8. Artikel

Artikel adalah kata tugas yang membatasi makna jumlah nomina. Artikel yang terdapat di
dalam model teks ulasan adalah sang dan si. Artikel sang merupakan salah satu artikel yang
mengacu ke makna tunggal, selain sri, hang, dan dang.

1. Sang pangeran adalah tokoh Aldo, seorang anak laki-laki dari keluarga kaya-raya
dengan sindrom mental, yang membuatnya mengalami penolakan dari
komunitasnya (anggota keluarga).

2. Sementara itu, si miskin diwakili oleh tokoh Rara, gadis cilik yang sesekali bekerja
sebagai ojek payung di sanggar lukis tempat Aldo belajar.

3. Hal itu tergambar pada kondisi keluarga Aldo dan teman-teman Rara, antara si miskin
dan si kaya
4. Penyederhanaan posisi berlawanan si miskin dan si kaya terwakili oleh narasi sosial-
ekonomi Aldo dan Rara

5. Oleh sebab itu, perbedaan si miskin dan si kaya dalam film ini adalah ia yang
berpunya dan ia yang tak-berpunya

6. Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis
(pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis terbakar, Si
Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.

7. Oleh karena itu, untuk membayar pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo
menolong Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta
memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.

8. Dengan si miskin berlapang dada menerima kondisinya dan si kaya belajar bersyukur
dari kemalangan si miskin, masyarakat borjuis yang sempurna dan harmonis akan
tercipta

9. Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan
upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan tidak
tampak di depan mata.

9. Kalimat Simpleks dan Kompleks


Kalimat simpleks merupakan kalimat yang memiliki satu verba utama, sedangkan kalimat
kompleks adalah kalimat dengan dua verba utama atau lebih.

Contoh kalimat simpleks

1. Rumah itu ditempati Rara bersama neneknya (Si Mbok) dan ayahnya.

2. Sebuah impian yang harus ia bayar mahal di kemudian hari.

Contoh kalimat komplek

1. Logika pemaknaan tersebut bekerja ketika Rara yang larut dalam kesenangan borjuis
(pesta ulang tahun kakak Aldo) pulang untuk menemukan rumahnya habis terbakar, Si
Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.

2. Keinginan Rara untuk memiliki sesuatu, alih-alih dimaknai sebagai hasrat


kepemilikan yang lumrah dimiliki semua orang, justru dianggap sebagai sesuatu yang
menyalahi/mengingkari takdirnya sebagai orang yang tidak berpunya.
Tugas 3

Menginterpretasi Makna Teks Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis

Menulis resensi atas sebuah film atau drama merupakan cara yang bijak untuk menganalisis
bagus-tidaknya sebuah pertunjukan berdasarkan penilaian objektif. Sebuah kritik yang ditulis
berdasarkan penilaian objektif dipengaruhi oleh pikiran dan wawasan penulis. Sebuah kritik
akan lahir setelah adanya pertunjukan. Kalian bisa menulis sebuah kritik jika telah
menyaksikan pertunjukannya-seperti menonton film di bioskop atau drama di panggung
teater. Dengan mengulas secara kritis, berarti kalian diuji untuk bisa belajar jujur, cendekia,
dan punya nalar serta rasa keindahan, untuk dinilai juga oleh khalayak yang membaca tulisan
kalian. Dengan demikian, kalian pun mesti objektif, mengkritik apa adanya film atau drama
yang disaksikan.

Memberi dapat diartikan sebagai tafsiran terhadap makna tersirat / implisit atau maksud
tersembunyi. Interpretasi juga berarti pemberian kesan, pendapat, atau pandangan terhadap
suatu teks. Pada tulisan ini teks yang diinterpretasi adalah teks ulasan. Teks ulasan biasa
dilakukan atas suatu karya di sekitar kita, sebagai umpan balik dari rasa kritis terhadap karya
tersebut. Teks ulasan adalah teks yang berisi tinjauan atau analisis terhadap suatu karya, baik
berupa film, buku, benda dan lain sebagainya untuk mengetahui kualitas, kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki karya tersebut yang ditujukan untuk pembaca atau pendengar
khalayak ramai.

Langkah langkah menginterpretasi teks ulasan antara lain dilakukan dengan cara membaca
teks tersebut dengan seksama, kemudian dilanjutkan dengan menafsirkan makna implisit atau
maksud yang tersirat dalam teks tersebut. Berikut ini contoh kegiatan menginterpretasi teks
ulasan Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis Teks ulasan tersebut berasal dari sebuah film
yang merupakan film drama/musikal Indonesia yang dirilis pada 24 Februari 2011, yang
disutradarai oleh Aditya Gumay. Film ini dibintangi oleh Emir Mahira dan Dwi Tasya.
Peristiwa yang disajikan diangkat dari cerita pendek Jendela Rara karya Asma Nadia, yang
bersumber dari kumpulan cerpen Emak Ingin Naik Haji.

1. Setelah membaca teks ulasan Dongeng Utopia Masyarakat Borjuis, Gambaran film
Rumah Tanpa Jendela tersebut yaitu pada bagian orientasi 1 dijelaskan tradisi
oposisi biner tampak pada film musikal anak-anak tersebut. Oposisi biner adalah
sebuah konsep mengenai pola pengenalan manusia terhadap simbol dan makna akan
kata. Konsep ini menjelaskan mengenai suatu yang selalu memiliki lawan maka akan
terbentuk nilai dan makna sesungguhnya. Oposisi biner itu bukanlah sesuatu yang
berlawanan, melainkan sesuatu yang saling melengkapi. Segala sesuatu yang saling
melengkapi tidak dapat dipisahkan dengan tingkatan karena sejatinya kita tidak dapat
memahami yang satu tanpa memahami yang lainnya. Oposisi biner berkaitan dengan
dua hal yang berbeda, baik keduanya positif atau negatif, atau kontradiksi (opisisi)
antara positif dan negatif.

2. Pada paragraf orientasi 2 berisi tentang kisah dalam film tersebut yang terinspirasi
dari model biner dalam dongeng moral berjudul The Prince and The Pauper karya
Mark Twain. Aldo mewakili tokoh yang kaya namun memiliki kekurangan dan si
Rara ada tokoh yang miskin dan memiliki impian yang kemudian hari harus ia bayar
mahal.

3. Opposite attracks adalah ketertarikan dari dua pribadi yang berlawanan. Akan tetapi,
perbedaan yang menonjol itulah yang membuat keduanya saling menarik satu sama
lain seperti kutub utara dan kutub selatan pada magnet. Mengikuti tradisi opposite
attracks, Aldo dan Rara bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil.
Sejak saat itu, mereka bersahabat. Persahabatan tersebut bukan hanya pertemanan
antarindividu, melainkan pertemuan dua kutub latar belakang status sosial yang
berbeda.

4. Layaknya dongeng anak-anak dalam majalah Bobo, film Rumah Tanpa Jendela
menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk menghadapi realita sosial dalam
masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan, baik secara struktur sosial-ekonomi
maupun kondisi fisik/mental (tafsiran isi 2). Artinya bahwa dalam film tersebut berisi
tentang nasehat, petuah sebuah ajaran moral untuk anak-anak dalam kegiatan
bermasyarakat sosial yang bercampur dan berkontaminasi dengan banyak perbedaan
dalam banyak perbedaan.

5. Namun, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan ketika ia
dihukum dengan kompensasi yang harus ia bayar (tafsiran isi 3). Apa maksudnya
kata dihukum pada kalimat tersebut? Dihukum pada kalimat tersebut adalah Rara
yang larut dalam kesenangan harus membayar dengan rumahnya habis terbakar, Si
Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia.

6. Oleh karena itu, untuk membayar pelajaran yang mereka dapat ini, keluarga Aldo
menolong Rara dan Si Mboknya dengan membayarkan biaya rumah sakit serta
memberikan penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta (tafsiran isi 4).
Membayar pada kalimat tersebut adalah kemalangan yang dialami Rara karena
rumahnya habis terbakar, Si Mbok tergeletak koma dan ayahnya meninggal dunia
dibalas oleh Aldo dengan membayarkan biaya rumah sakit serta memberikan
penghidupan di villa milik mereka di luar Jakarta.

7. Setujukah bahwa film ini menggambarkan kemiskinan sebagai bagian dari takdir
manusia? Saya sangat tidak setuju karena takdir juga bisa dirubah dengan syarat kita
yakin dan berusaha untuk mencapainya.

8. Mengapa kata jendela pada film Rumah Tanpa Jendela dikatakan sebagai sebuah
metafora yang mengena oleh penulis teks ulasan tersebut? Metafora adalah
mengungkapkan ungkapan secara tidak langsung. Melalui jendela diungkapkan
bahwa seseorang dapat untuk mengakses dunia lain tanpa meninggalkan tempatnya.
Rara sebagai orang miskin dapat menikmati kehidupan orang kaya, namun tidak boleh
meninggalkan kodratnya sebagai orang yang miskin. Jadi intinya adalah baik miskin
atau kaya diminta untuk sama-sama bersyukur atas apa yang telah mereka miliki.

9. Karena hanya dalam kondisi itulah, si kaya termungkinkan ada dan bisa melanjutkan
upaya memperkaya diri mereka; dengan membiarkan kemiskinan ada dan tidak
tampak di depan mata? Anak-anak kelas menengah yang dimanja oleh fasilitas
sehingga membuai mereka dalam mimpi-mimpi mereka sehingga nantinya menjadi
manusia-manusia borjuis dewasa meneruskan tatanan masyarakat yang menganggap
kemiskinan dan kekayaan sebagai takdir dan karenanya tidak perlu dipertanyakan.

Rangkuman
Tradisi film musikal yang dikembangkan di Hollywood mengacu pada hal-hal yang
berlawanan (oposisi biner). Tradisi oposisi biner tersebut tampak dalam film musikal anak-
anak Rumah Tanpa Jendela. Kisah dalam film tersebut terinspirasi dari model biner dalam
dongeng moral berjudul The Prince and The Pauper karya Mark Twain. Sang pangeran adalah
tokoh Aldo, si miskin diwakili oleh tokoh Rara. Mengikuti tradisi opposite attracks, Aldo dan
Rara bertemu secara tidak sengaja dalam sebuah kecelakaan kecil.

Film Rumah Tanpa Jendela menyampaikan ajaran moral pada anak-anak untuk
menghadapi realita sosial dalam masyarakat yang terfragmentasi dalam perbedaan. Aldo, si
kaya, memiliki berbagai privilege, sementara itu, Rara mewakili narasi kemiskinan dalam
segala keterbatasan materialnya. Rara menginginkan hal yang tak mungkin menjadi miliknya,
yaitu kemewahan, keinginan Rara itu dimaknai sebagai keinginan yang berlebihan.

Hal paling tampak dalam posisi biner adalah kekurangan pada diri Aldo dan kemiskinan
Rara. Jendela dalam film Rumah Tanpa Jendela merupakan sebuah metafora yang
mengena. Jendela memungkinkan orang melihat, bukan terlibat, jendela adalah rasa syukur
atau konsep penerimaan atas suatu kondisi. Rumah Tanpa Jendela merupakan sebuah
dongeng untuk membuai anak-anak dalam mimpi-mimpi borjuis, agar mereka menjadi
manusia-manusia borjuis dewasa.

Sebagai sebuah film musikal, tidak banyak yang disumbangkan oleh lagu-lagu yang
dinyanyikan dan ditarikan dalam film ini. Satu-satunya yang terwakili oleh scene-scene
musikal dan gerak kamera serta editing yang kadang hiperaktif adalah energi dan semangat
kanak-kanak. Adegan musikal kebanyakan merupakan penampilan kolektif. Penekanan pada
kolektivitas ini merupakan salah satu karateristik film musikal klasik Hollywood yang
ingin menjual ide-ide soal komunitas dan stabilitas sosial.

Penggambaran kemiskinan dalam film tersebut tidak berlebihan. karena memakai perspektif
realisme sosial dalam menilai film musikal adalah sia-sia, mengingat film musikal sendiri
menawarkan utopia dalam bentuk hiburan dengan mengacu pada diri sendiri (self-reference).
Dalam hal ini, film musikal mengamini konsep film yang menghibur sebagai utopia itu
sendiri.

Film Rumah Tanpa Jendela memungkinkan kita bicara mengenai posisi biner kelas sosial-
ekonomi lewat model film musikal klasik ala Hollywood. Film ini menawarkan model utopia
dalam merespons kondisi masyarakat Indonesia yang terfragmentasi dalam kelas-kelas sosial-
ekonomi, yaitu utopia atau kondisi hidup ideal yang dibayangkan oleh kelas menengah atas.

Anda mungkin juga menyukai