Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

FISIKA STATISTIKA

SIFAT LISTRIK ZAT PADAT

Disusun oleh:

1. Siti Laily Nur Hasanah 141810201029


2. Rofiki Fahim 141810201033
3. Elphas Indika A 141810201045
4. Rani Kusumaningtyas 141810201054

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2016

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebelum membahas tentang sifat sifat bahan listrik pada zat padat, harus mengerti
tentang apa itu listrik?. Listrik adalah kondisi dari partikel subatomik tertentu, seperti
elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan di antara ke duanya. Listrik
merupakan, energi yang di salurkan melalui kabel kabel atau bahan penghantar lain. Arus
listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari muatan positif ke muatan negatif.

Berdasarkan daya hantar listriknya, sifat sifat bahan listrik dapat di golongkan
menjadi beberapa jenis, yaitu : bahan besi, bahan penghantar, bahan penyekat, bahan semi
konduktor, bahan magnetis, bahan super konduktor, bahan nuklir, dan bahan bahan khusus
untuk kontak kontak sekering dan sebagainya.

Dalam memyusun makalah ini akan dibahas tentang elektron dalam zat padat. Sifat
listrik dapat dibahas dengan melihat elektron yang ada didalam bahan. Zat padat yang akan
dibahas dalam mengamati proses kelistrikan yaitu sifat bahan konduktor, sifat bahan isolator,
dan sifat bahan semokonduktor.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sifat kelistrikan zat padat pada suatu bahan ?

2. Bagaimana sifat kelistrikan pada bahan konduktor ?

3. Bagaimana sifat kelistrikan pada bahan semikonduktor ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui sifat kelistrikan zat padat pada suatu bahan

2. Mengetahui sifat kelistrikan pada bahan konduktor

3. Mengetahui sifat kelistrikan pada bahan semikonduktor


BAB 2 DASAR TEORI

Listrik merupakan suatu muatan yang terdiri dari muatan positif dan muatan negatif ,
dimana sebuah benda akan dikatakan memiliki energi listrik apabila suatu benda itu
mempunyai perbedaan jumlah muatan. sedangkan muatan yang dapat berpindah adalah
muatan negatif dari sebuah benda, berpindahnya muatan negatif ini disebabkan oleh
bermacam gaya atau energi, misal energi gerak, energi panas dsb. perpindahan muatan
negatif inilah yang disebut dengan energi listrik.karena suatu benda akan senantiasa
mempertahankan keadaan netral atau seimbang antara muatan positif dan muatan negative.
Sehingga apabila jumlah muatan positif lebih besar dari muatan negative, maka benda
tersebut mencari muatan negative untuk mencapai keadaan seimbang.
Zat padat merupakan komponen pembentuk bumi. Susunan molekul zat padat terdiri
dari dua jenis, yaitu susunan atom atau molekul yang teratur. Contohnya NaCl. Susunan atom
atau molekul yang tidak teratur. Contohnya bahan organik (polyethylene), anorganik (silikat),
dan semikonduktor. Zat padat disusun dari dua golongan yaitu golongan logam (besi,
tembaga, seng) dan golongan non logam seperti unsur karbon, unsur sulfur, dan silikat. Zat
padat mempunyai kemampuan meneruskan aliran listrik, seperti bahan superkonduktor,
bahan konduktor, bahan semikonduktor, dan bahan isolator.
Manfaat zat padat (logam)
Logam merupakan penghantrar listrik dan panas yang sempurna, mudah dibentuk dan
ditempa.
Lebih dari dua pertiga unsur di alam berupa logam
Pada tahun 1900, 3 tahun setelah penemuan elektron oleh J.J. Thompson, Drude
membangun teori konduksi listrik dan panas untuk logam
Drune menerapkan teori kinetik gas pada logam yang dikenal sebagai gas elektron
Diasumsikan antara partikel tidak ada gaya yang bekerja, kecuali untuk gaya yang
muncul sesaat ketika terjadi tumpukaan
Muatan positif disematkan pada partikel yang lebih berat dan dianggap tidak bergerak
Maka, ketika atom-atom unsur logam membentuk bahan logam, elektron valensi lepas
dan mengembara bebas didalam logam membentuk gas elektron.
Ion logam tetap berada ditempatnya dan menjadi partikel positif yang tidak bergerak.
Atom dengan bilangan atomik Za memiliki inti bermuatan eZa (e=1.6 x 10-19 C)
Za elektron mengelilingi inti dengan muatan total eZa
Z elektron merupakan elektron valensi yang terikat loemah ke inti
Za Z merupakan elektron inti yang terikat kuat ke inti

1.1 Konduktivitas Termal Logam


Hukum Wiedemann-Franz menyatakan bahwa rasio konduktivitas termal terhadap
konduktivitas listrik untuk sejumlah besar logam akan berbanding lurus dengan suhu,
dengan nilai tetapan kesebandingan yang hampir sama untuk semua logam
Model Drude mengasumsikan bahwa arus termal pada logam dibawa oleh elektron
konduksi
Asusmsi ini didasarkan pada pengamatan empiris bahwa logam menghantarkan panas
lebih baik dibanding insulator

Berdasarkan daya hantar listrik, zat padat dibedakan menjadi:


Bahan konduktor
Konduktor adalah adalah bahan yang memiliki banyak elektron bebas pada kulit
terluar orbit. Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada sifat bahan tersebut. Jika suatu
bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbit-orbit elektron, bahan ini memiliki
sifat sebagai penghantar listrik. Sifat bahan pada murni unsur atau senyawa berupa padat atau
cair. namun pada material lain dapat juga berupa cair atau gas. Sifat listrik pada suatu
material yaitu Jika elektron bergerak bebas, mudah terjadi arus listrik; konduktor,
penghantar listrik (logam). Ada pula konduktor ion positif/negatif (keramik). Jika elektron
terikat pada atom, tidak mudah terjadi arus listrik; isolator, on-konduktor, insulator listrik
(semua jenis bahan lainnya). Hanya jika diberi medan listrik cukup kuat, kekuatan
dielektrik bahan, isolator menjadi konduktor. Bahan penghantar (konduktor) adalah bahan
yang dapat menghantarkan arus listtrik dengan mudah karena memiliki daya hantar listrik
(electrical conductivity) yang besar dan memiliki tahanan atau hambatan listrik (electrical
resistance) yang kecil. Dalam teknik listrik, bahan penghantar yang sering kita jumpai adalah
tembaga dan alumunium.

1.2 Sifat-sifat bahan konduktor.


Yang termasuk bahan-bahan penghantar (konduktor) adalah bahan yang memiliki banyak
elektron bebas pada kulit terluar orbit. Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada bahan
tersebut. Jika suatu bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbit orbit elektron, bahan ini
memiliki sifat sebagai penghantar listrik. Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis
yang kecil. Hampir seluruh logam adalah bahan penghantar (konduktor). Dianggap tiba tiba muncul
sejumlah elektron pada konduktor, di mana medan listrik yang di timbulkan oleh elektron tersebut
tidak hilang oleh muatan positif, sehingga elektronnya mulai dipercepat menjauhi satu sama lain.
Peristiwa tersebut berlangsung secara terus menerus sampai elektron mencapai permukaan. Tidak ada
muatan yang tertinggal di dalam konduktor, sehingga kerapatan muatan dalam konduktor menjadi nol
dan kerapatan muatan permukaan ada pada permukaan luar. Ini merupakan karakteristik konduktor
yang baik. Contoh bahan konduktor di antaranya adalah emas, perak, tembaga, alumunium, seng besi
berturutturut memiliki tahanan jenis yang semakin membesar. Jadi sebagai penghantar, emas adalah
penghantar yang sangat baik. Tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga
dan alumunium adalah bahan yang paling banyak di gunakan sebagai penghantar (konduktor).
Bahan penghantar (konduktor) memiliki beberapa sifat penting, yaitu :
a. Daya hantar listrik Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami
hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya.
Besar hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1 mm2 pada suhu 200C di
namakan hambatan jenis. Besarnya hambatan jenis suatu bahan dapat di hitung
menggunakan persamaan :

l
R=
A

dimana:
R = Hambatan dalam penghantar, satuannya ohm ().
= hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m.

l = panjang penghantar, satuannya meter (m)


A = luas penampang kawat penghantar, satuannya mm
b. Koefisien temperatur hambatan telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan
mengalami perubahan volume bila terjadi perubahan temperatur. Bahan akan memuai
jika temperatur suhu naik dan akan menyusut jika temperatur suhu turun. Besarnya
perubahan hambatan akibat perubahan suhu dapat di ketahui dengan persamaan :

R=R 0 ( 1+ ( tt 0 ) )

di mana :
R = besarnya hambatan setelah terjadi perubahan suhu.
R0 = besar hambatan awal, sebelum terjadinya perubahan suhu.

t = temperatur suhu akhir.


t0 = temperatur suhu awal.
= koefisien temperatur tahanan.
c. Daya hantar panas
Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan tiap satuan waktu.
Di perhitungkan dalam satuan Kkal/jam derajat celcius. Terutama di perhitungkan dalam
pemakain mesin listrik beserta perlengkapannya. Pada umumnya logam mempunyai daya
hantar panas yang tinggi. Daya tegangan listrik Sifat mekanis bahan sangat penting,
terutama untuk hantaran di atas tanah. Oleh sebab itu, bahan yang di pakai untuk
keperluan tersebut harus di ketahui kekuatannya. Terutama menyangkut penggunaan
dalam pendistribusian tegangan tinggi. Timbulnya daya Elektro-motoris termo. Sifat ini
sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan logam yang
berlainan jenis, karena, dalam suatu rangkain, arus akan menimbulkan daya elektro-
motoris termo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu. Daya elektro-motoris
termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan tegangan dapat
menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang di bangkitkan
tergantung pada sifat-sifat ke dua bahan yang di gunakan dan sebanding dengan
perbedaan temperaturnya. Daya elektro-motoris yang di bangkitkan oleh perbedaan di
sebut dengan daya elektro-motoris termo.
1. Jenis-jenis bahan konduktor
Bahan-bahan yang di pakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut :
a. Konduktifitasnya cukup baik Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
Koefisien muai panjangnya kecil,Modulus kenyalnya (modulus elastisitas) cukup besar.
Bahan bahan yang bisa di gunakan sebagai konduktor, antara lain :
Logam biasa, seperti : tembaga, alumunium, besi dan sebagainnya.
Logam campuran (alloy), yaitu sebuah logam dari tembaga atau alumunium yang di
beri campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain, yang gunanya untuk
menaikkan kekuatan mekanisnya.
Logam paduan (composite), yaitu dua jenis logam atau lebih yang di padukan dengan
cara kompresi, peleburan (smelting) atau pengelasan (welding).
1.3 Konduktifitas Listrik
Sifat daya hantar listrik material di nyatakan dengan konduktifitas, yaitu kebalikan
dari resifitas atau tahanan jenis penghantar Menyatakan kemudahan kemudahan suatu
material untuk meneruskan arus listrik. Satuan konduktivitas adalah (ohm meter).
Konduktivitas merupakan sifat listrik yang diperlukan dalam berbagai pemakaian sebagai
penghantar tenaga listrik dan mempunyai rentang harga yang sangat luas. Logam atau
material yang merupakan penghantar listrik yang baik, memiliki konduktivitas listrik dengan
orde 107 (ohm.meter) -1 dan sebaliknya material isolator memiliki konduktivitas yang sangat
rendah, yaitu antara 10-10 sampai dengan 10-20 (ohm.m)-1. Diantara kedua sifat ekstrim
tersebut, ada material semi konduktor yang konduktivitasnya berkisar antara 10-6 sampai
dengan 10-4 (ohm.m)-1. Berbeda pada kabel tegangan rendah, pada kabel tegangan
menengah untuk pemenuhan fungsi penghantar dan pengaman terhadap penggunaan, ketiga
jenis atau sifat konduktivitas tersebut diatas digunakan semuanya.

Konduktivitas Termal Logam

Hukum Wiedemann-Franz menyatakan bahwa rasio konduktivitas termal terhadap

konduktivitas listrik / untuk sejumlah besar logam akan berbanding lurus dengan suhu,

dengan nilai tetapan kesebandingan yang hampir sama untuk semua logam.
Model Drude mengasumsikan bahwa arus termal pada logam dibawa oleh elektron konduksi.
Asusmsi ini didasarkan pada pengamatan empiris bahwa logam menghantarkan panas lebih
baik dibanding insulator
untuk kasus 1-D, dimana aliran hanya .pada arah x:

j q = dT /dx

Di titik x, setengah elektron muncul dari salah satu sisi x yang bersuhu tinggi, dan
setengahnya dari sisi bersuhu rendah.

Jika (T ) adalah energi termal per elektron dalam logam pada suhu T, maka elektron

yang tumbukan terakhirnya di x akan memiliki energi termal (T [ x ] )


'
Elektron yang tiba di x dari sisi bersuhu tinggi akan mengalami tumbukan terakhir di

xv , sehingga membawa energi termal per elektron (T [ x v ] )

Maka rapat arus termalnya ( n2 ) v (T [ xv ])


Elektron yang tiba di x dari sisi bersuhu rendah akan membawa energi termal sebesar

(T [ x v ] )
n
2() (v )

(T [ x v ]T [ x + v ] )
1
Sehingga j q=
2 ()
nv

Jika variasi suhu sepanjang lintasan bebas rerata (l=v) sangat kecil (perubahan pada

l adalah l/ L dikalikan perubahan pada L, dapat diperluas untuk sekitar titik x hingga

diperoleh:

d dT
j q =nv 2 ( )
dT dx

vx
Untuk 3-D, v diganti dari kecepatan elektron v dan direrata pada seluruh arah

d
1
v v y v z v 2
2 2 2
d N d dT
Karena x
3 dan karena n
dT
= ( ) =
V dT V
=c v (kalor jenis

elektron), diperoleh

1 3 1 2 1
3
v c v ( T ) maka = v c v = lv c v
3 3 dengan v 2 kelajuan elektron rerata
1
c mv
3 v c
Maka, =
n e2

1
c v =3 /2 n k B m v 2=3/2 K B T KB
Dari gas ideal klasik, dan 2 dengan adalah tetapan

Boltzmann sehingga

2
k 3 kB
=
2 e ( )
T

q 1 2 1 2 1
j = v c v (T ) maka k = v c v = IVC v dengan v2 kelajuan elektron kuadrat
3 3 3

rerata

Maka,

1 2
c v mv
k 3 3
=
2 ne 2

3 1 2 3
c v = nK B mv = nK B T KB
Dari gas ideal klasik, 2 dan 2 2 dengan adalah tetapan

Boltzman sehingga

2
k 3 KB
=
2 e ( )
T

Diperoleh

2
k 3 KB
=
T 2 e ( )=1.11 108 watto h m/ K 2

Yang bernilai separo dari nilai dinyatakan pada tabel 1.6

25 tahun setelah drude mengajukan modelnya, diketahui bahwa distribusi Maxwell-


Boltzmann untuk elektron harus diganti dengan distribusi Fermi-Dirac:
( m/ )3 1
f ( v )=
4 3
exp ([ 12 mv K T )/ K T ]+1
2
B 0 B

Sommerfeld menerapkan distribusi Fermi-Dirac pada gas elektron bebas dalam logam
(sehingga memodifikasi model Drude untuk teori logam), model ini kemudian dikenal
sebagai model Drude-Sommerfeld.

Pada model Drude, diasumsikan bahwa distribusi kecepatan elektron mengikuti distribusi

Maxwell-Boltzmann. Maka jumlah elektron persatuan volume n=N /V dengan kecepatan

pada interval dv di seekitar nilai v adalah f(v)dv dimana

3
m
( )e
2
2 mv / K B T
f B ( v )=n
2 KB T

Tetapan pada persamaan sehingga syarat normalisasi dipenuhi:

n= f ( v ) dv

Ditinjau sebuah elektron yang terjebak dalam suatu kubus dengan panjang rusuk L=v 13

(loga1 m cukup besar sehingga sifat-sifat elektron tidak dipengaruhi oleh geometri
ruangannya).selanjutnya, diperlukan syarat batas untuk persamaan schrodinger yang
mengganbarkan terjebaknya elektron didalam kubus. Pada ruang 1-D, tidak dipilih elektron
yang terjebak pada garis dari 0 hingga L, melainkan ditinjau elektron yang terjebak dalam

suatu lingkaran dengan keliling L, sehingga syarat batasnya adalah ( + L ) = ()

Tetapan normalisasi dipilih sedimikian sehingga peluang menemukan elektron didalam


volume V adalah satu

2
1=| (r )| dr
Level k (r) merupakan eigenstate dari operator momentum p dengan eigenvalue


p= k ek . r

Maka, elektron yang berada pada level k (r) meiliki momentum p= k dan

kecepatan v =p / m yaitu v = k /m dan energi

2 k 2 p2 1
( k ) = = = mv 2
2m 2 m 2

1.4 Kriteria Mutu Penghantar


Konduktivitas logam penghantar sangat dipengaruhi oleh unsur unsur pemadu,
impurity atau ketidaksempurnaan dalam kristal logam, yang ketiganya banyak berperan
dalam proses pembuatan pembuatan penghantar itu sendiri. Unsur unsur pemandu selain
mempengaruhi konduktivitas listrik, akan mempengaruhi sifat sifat mekanika dan fisika
lainnya. Logam murni memiliki konduktivitas listrik yang lebih baik dari pada yang lebih
rendah kemurniannya. Akan tetapi kekuatan mekanis logam murni adalah rendah.
Penghantar tenaga listrik, selain mensyaratkan konduktivitas yang tinggi juga membutuhkan
sifat mekanis dan fisika tertentu yang disesuaikan dengan penggunaan penghantar itu sendiri.
Selain masalah teknis, penggunaan logam sebagai penghantar ternyata juga sangat
ditentukan oleh nilai ekonomis logam tersebut dimasyarakat. Sehingga suatu kompromi
antara nilai teknis dan ekonomi logam yang akan digunakan mutlak diperhatikan. Nilai
kompromi termurahlah yang akan menentukan logam mana yang akan digunakan. Pada saat
ini, logam Tembaga dan Aluminium adalah logam yang terpilih diantara jenis logam
penghantar lainnya yang memenuhi nilai kompromi teknis ekonomis termurah.
Tembaga merupakan penghantar yang paling lama digunakan dalam bidang
kelistrikan. Pada tahun 1913, oleh International Electrochemical Comission (IEC) ditetapkan
suatu standar yang menunjukkan daya hantar kawat tembaga yang kemudian dikenal sebagai
International Annealed Copper Standard (IACS). Standar tersebut menyebutkan bahwa untuk
kawat tembaga yang telah dilunakkan dengan proses anil (annealing), mempunyai panjang
1m dan luas penampang 1mm2, serta mempunyai tahanan listrik (resistance) tidak lebih dari
0.017241 ohm pada suhu 20oC, dinyatakan mempunyai konduktivitas listrik 100% IACS.
Akan tetapi dengan kemajuan teknologi proses pembuatan tembaga yang dicapai
dewasa ini, dimana tingkat kemurnian tembaga pada kawat penghantar jauh lebih tinggi jika
dibandingkan pada tahun 1913, maka konduktivitas listrik kawat tembaga sekarang ini bisa
mencapai diatas 100% IACS. Untuk kawat Aluminium, konduktivitas listriknya biasa
dibandingkan terhadap standar kawat tembaga. Menurut standar ASTM B 609 untuk kawat
aluminium dari jenis EC grade atau seri AA 1350(*), konduktivitas listriknya berkisar antara
61.0 61.8% IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau temper. Sedangkan untuk kawat
penghantar dari paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar ASTM B 3988 persaratan
konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat penghantar 6201 ini
biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria mutu
lainnya yang juga harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat sifat atau kondisi
berikut ini, yaitu:
Komposisi kimia.
Sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik (elongation).
Sifat bending.
Diameter dan variasi yang diijinkan.
Kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.

1.5 Bahan semikonduktor


Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di
antara insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Suatu semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus listrik
dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus tertentu, tatacara tertentu
dan persyaratan kerja semikonduktor berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat
arus, penguat tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu semikonduktor supaya
bisa berfungsi harus tahu spefikasi dan karakter semikonduktor itu, jika tidak memenuhi
syarat operasinya maka akan tidak berfungsi dan rusak. Bahan semikonduktor yang sering
digunakan adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor merupakan bahan yang dipakai dalam pembuatan komponen
elektronika seperti resistor, dioda, transistor, kapasitor, dan lain sebagainya. Antara bahan
yang satu dengan yang lainnya mempunyai sifat dasar dan karakteristik yang berbeda.

1.6 Struktur Atom Bahan Semikonduktor


Bahan semikonduktor murni akan menjadi isolator pada suhu mutlak (-273C), hal ini
dikarenakan elektron valensi terikat erat pada tempatnya. Elektron valensi adalah elektron-
elektron yang terletak di kulit terluar sebuah unsur.
Silikon dan Germanium adalah bahan semikonduktor yang paling banyak digunakan
dalam pembuatan komponen elektronika. Silikon lebih banyak digunakan daripada
Gemanium karena sifatnya yang lebih stabil pada suhu tinggi. Silikon adalah material dengan
struktur pita energi tidak langsung (indirect bandgap), di mana nilai minimum dari pita
konduksi dan nilai maksimum dari pita valensi tidak bertemu pada satu harga momentum
yang sama. Ini berarti agar terjadi eksitasi dan rekombinasi dari pembawa muatan diperlukan
perubahan yang besar pada nilai momentumnya atau dapat dikatakan dibutuhkan bantuan
sebuah partikel dengan momentum yang cukup (seperti phonon) untuk mengkonservasi
momentum pada semua proses transisi. Dengan kata lain, silikon sulit memancarkan cahaya.
Sifat ini menyebabkan silikon tidak layak digunakan sebagai piranti fotonik/optoelektronik.

1.7 Piranti Semikonduktor


Piranti semikonduktor dapat diartikan sebagai komponen atau alat yang berbahan
semikonduktor.Contoh semikonduktor misalnya Cu2O, Se, Si, Ge, HgI2 dan PbS.
Semikonduktor yang paling terkenal adalah semikonduktor Silikon (Si) dan Germanium
(Ge). Dalam keadaan murni semikonduktor bersifat isolator, terutama pada suhu yang rendah.
Tetapi konduktivitasnya bertambah bila ditambah sedikit bahan lain dengan cara yang disebut
doping. Semikonduktor banyak dipakai untuk membuat dioda dan transistor.

2.8 Jenis-Jenis Semikonduktor


1. Semikonduktor jenis n
Semikonduktor jenis n adalah semikonduktor yang dikotori dengan atom-atom
pemberi (donor) yang memberikan kelebihan elektron. Germanium yang murni adalah kristal
semikonduktor yang tidak mempunyai elektron bebas. Atom-atomnya tersusun secara teratur,
tiap atom berikatan dengan empat atom yang lainnya. Ikatan antar atom-atom di dalam kristal
dimungkinkan karena tiap atom mempunyai 4 elektron di kulit terluarnya.
2. Semikonduktor jenis p
Semikonduktor jenis-p adalah semikonduktor yang berisi atom-atom penerima
(akseptor)yang kekurangan electron. Jika boron dimasukkan ke dalam cairan germanium,
maka akan terbentuk kristal-kristal yang mempunyai kekosongan di dalam ikatan atom-
atomnya karena boron hanya mempunyai 3 elektron terluarnya.
Arus Pada Semikonduktor
Pada semikonduktor dikenal dua macam arus, yaitu arus drift dan arus difusi. Arus
drif adalah arus yang ditimbulkan oleh mengalirnya muatan-muatan yang disebabkan oleh
perbedaan potensial. Contohnya adalah arus yang terjadi pada bahan resistif yang dipasang
pada suatu tegangan listrik. Arus difusi adalah arus yang tidak disebabkan oleh adanya
perbedaan tegangan, melainkan akibat gerak random dari pertikel-partikel bermuatan yang
disebabkan oleh energi panas. Contohnya adalah elektron mengalir dari suatu tempat yang
padat ke tempat yang sedikit sampai dicapainya suatu keseimbangan.
Doping
Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam
jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.
Energy yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah sebesar 1,1 eV untuk
silicon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperature ruang (300K), sejumlah electron
mempunyai energy yang cukup besar untuk melepaskan diri dari ikatan dan tereksitasi dari
pita valensi ke pita konduksi menjadi electron bebas. Besarnya enrgi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari pita valensi ke pita konduksi ini disebut energy terlarang (energy
gap). Jika sebuah ikitan kovalen terputus,maka akan terjadi kekosongan lubang (hole). Pada
daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan daerah yang
ditempati electron bebaas mempunyai kelebihan muatan negative. Kedua muatan inilah yang
memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada semikonduktor murni. Jika elektron valensi
dari ikatan kovalen yang lain mengisi lubang tersebut maka akan terjadi lubang baru di
tempat yang lain dan seolah-olah sebuah muatan positf bergerak dari lubang yang lama ke
lubang baru.

2.9 Sifat Semikonduktor Pada Komponen Elektronika


Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan isolator. Contoh,
silikon, germanium, antimon, dll. Sifat bahan, baik konduktor, isolator, maupun
semikonduktor terletak pada struktur jalur atau pita energi atom-atomnya. Pita energi adalah
kelompok tingkat energi elektron dalam kristal. Sifat-sifat kelistrikan sebuah kristal
tergantung pada struktur pita energi dan cara elektron menempati pita energi tersebut. Pita
energi dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Jalur valensi
Penyebab terbentuknya jalur valensi adalah adanya ikatan ato-atom yang membangun
kristal. Pada jalur ini elektron dapat lepas dari ikatan atomnya jika mendapat energi.
2. Jalur konduksi
Jalur konduksi adalah tempat elektron-elektron dapat bergerak bebas karena pengaruh
gaya tarik inti tidak diperhatikan lagi. Dengan demikian elektron dapat bebas menghantarkan
listrik.
3. Jalur larangan
Jalur larangan adalah jalur pemisah antara jalur valensi dengan jalur konduksi.Yang
membedakan apakah bahan itu termasuk konduktor, isolator, atau semikonduktor adalah
energi Gap (Eg). Satuan energi gap adalah elektron volt (eV). Satu elektron volt adalah energi
yang diperlukan sebuah elektron untuk berpindah pada beda potensial sebesar 1 volt. Satu
elektron volt setara dengan 1,60 x 10-19 Joule.
Energi gap adalah energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan ikatan
kovalen sehingga dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Energi gap
germanium pada suhu ruang (300K) adalah 0,72 eV, sedangkan silikon adalah 1,1 eV. Bahan-
bahan semikonduktor dengan energi gap yang rendah biasanya dipakai sebagai bahan
komponen elektronika yang dioperasikan pada suhu kerja yang rendah pula.
BAB 3. PENUTUP

Susunan molekul zat padat terdiri dari dua jenis, yaitu susunan atom atau molekul
yang teratur. Contohnya NaCl. Susunan atom atau molekul yang tidak teratur. Contohnya
bahan organik (polyethylene), anorganik (silikat), dan semikonduktor. Zat padat disusun dari
dua golongan yaitu golongan logam (besi, tembaga, seng) dan golongan non logam seperti
unsur karbon, unsur sulfur, dan silikat. Zat padat mempunyai kemampuan meneruskan aliran
listrik, seperti bahan superkonduktor, bahan konduktor, bahan semikonduktor, dan bahan
isolator.

Zat padat pada bahan konduktor adalah adalah bahan yang memiliki banyak elektron
bebas pada kulit terluar orbit. Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada sifat bahan
tersebut. Jika suatu bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbit-orbit elektron,
bahan ini memiliki sifat sebagai penghantar listrik.Konduktor yang baik adalah yang
memiliki tahanan jenis yang kecil. Hampir seluruh logam adalah bahan penghantar
(konduktor).

Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator (isolator) dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Suatu semikonduktor bersifat sebagai insulator jika tidak diberi arus listrik
dengan cara dan besaran arus tertentu, namun pada temperatur, arus tertentu, tatacara tertentu
dan persyaratan kerja semikonduktor berfungsi sebagai konduktor, misal sebagai penguat
arus, penguat tegangan dan penguat daya. Untuk menggunakan suatu semikonduktor supaya
bisa berfungsi harus tahu spefikasi dan karakter semikonduktor itu, jika tidak memenuhi
syarat operasinya maka akan tidak berfungsi dan rusak. Bahan semikonduktor yang sering
digunakan adalah silikon, germanium, dan gallium arsenide.
Semikonduktor merupakan bahan yang dipakai dalam pembuatan komponen elektronika
seperti resistor, dioda, transistor, kapasitor, dan lain sebagainya. Antara bahan yang satu
dengan yang lainnya mempunyai sifat dasar dan karakteristik yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai