Anda di halaman 1dari 20

8

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori Tumor


1. Definisi Tumor
a. Tumor atau barah (bahasa Inggris: tumor, tumour) adalah sebutan

untuk neoplasma atau lesi padat yang terbentuk akibat pertumbuhan

sel tubuh yang tidak semestinya, yang mirip dengan simtoma bengkak.

Tumor berasal dari kata tumere dalam bahasa latin yang berarti

"bengkak". Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas

(malignan) atau jinak (benign) (Robin dan Kumar, 2007).


b. Neoplasma adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang

tumbuh melampaui batas normal, dan yang kemudian dapat

menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke organ lain. Proses

ini disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama

kematian akibat kanker (Algasaf, 2005).


c. Menurut National Cancer Institute (2009), kanker adalah suatu istilah

untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara abnormal tanpa

kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya.


d. Neoplasma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel

yang tumbuh terus menerus , tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan

jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh (Kurnadi, 2008).


e. Tumor adalah istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan

benigna (jinak) dalam setiap bagian tubuh atau sekumpulan sel

abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus

secara terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan

tidak berguna bagi tubuh (Corwin, 2009).


2. Penyebab
9

Menurut Arjatmo (2004) Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya

tumor disebut karsinogen. Karsinogen dapat dibagi ke dalam 4 golongan :


a. Bahan kimia
Karsinogen kimia, Kebanyakan karsinogen kimia ialah pro-

karsinogen . Yaitu karsinogen yang memerlukan perubahan metabolis

agar menjadi karsinogen aktif, sehingga dapat menimbulkan perubahan

pada DNA, RNA, atau Protein sel tubuh.


b. Virus
Virus yang bersifat karsinogen disebut virus onkogenik. Virus

DNA dan RNA dapat menimbulkan transformasi sel. Mekanisme

transformasi sel oleh virus RNA adalah setelah virus RNA diubah

menjadi DNA provirus oleh enzim reverse transeriptase yang

kemudian bergabung dengan DNA sel penjamin. Setelah mengenfeksi

sel, materi genitek virus RNA dapaat membawa bagian materi genitek

sel yang di infeksi yang disebut V-onkogen kemudian dipindahkan ke

materi genitek sel yang lain.


c. Radiasi (ion dan non-ionisasi)
Karsinogen Radrasi, Radrasi UV berkaitan dengan terjadinya

kanker kulit terutama pada orang kulit putih. Karena pada sinar /

radiasi UV menimbulkan dimmer yang merusak rangka fosfodiester

DNA.
d. Agen biologic
a) Hormon : bekerja sebagai kofaktor pada karsinogenesis.
b) Mikotoksin : Mikotoksin ialah toksin yang dibuat oleh jamur.
c) Parasit : Parasit yang dihubungkan dengan terjadinya kanker ialah

schistosoma dan clonorchis sinensis.

Menurut wilson (2005) Penyebab tumor adalah sebagai berikut:

a. Faktor Genetik
10

Tumor dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang

diturunka. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada

beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan tumor, gen

yang dimaksud adalah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen

yang bersifat mensupresi tumor


b. Gaya hidup dan lingkungan membuat gen bermutasi. Gen yang

membelah dan seharusnya sama, bisa menjadi berubah alias bermutasi

karena terpapar karsinogen yang bermacam-macam.


c. Faktor hormonal dewasa ini juga menjadi penyebab utama tumor pada

wanita Hormon estrogen yang berfungsi membentuk tanda-tanda

kelamin sekunder, seperti payudara membesar, pinggul lebih singset,

serta suara dan kulit menjadi halus dan Pada laki-laki, hormon yang

serupa adalah androgen

d. Faktor Usia
Kebanyakan kanker menyerang di atas usia 45 tahun. Bukan berarti

anda kebal jika berusia di bawah itu, namun hal ini berarti semakin

anda berumur semakin anda harus memperbaiki faktor-faktor yang

bisa merugikan kesehatan tubuh anda..


3. Tanda Dan Gejala
Arjatmo (2004) tanda dan gejala tumor tidak spesifik, tergantung pada

lokasi dimana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu

benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita

yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat perdarahan atau

nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-

saraf tepi. Price dan wilson (2005) menambahkan dalam tahap awal,

jaringan lunak tumor biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan


11

lunak yang relatif elastis, tumors dapat tumbuh lebih besar, mendorong

samping jaringan normal, sebelum mereka merasa atau menyebabkan

masalah. kadang gejala pertama biasanya gumpalan rasa sakit atau

bengkak. dan dapat menimbulkan gejala lainnya, seperti sakit atau rasa

nyeri, karena dekat dengan menekan saraf dan otot.


4. Klasifikasi Tumor
a. Tumor terbagi ats dua kelompok, yaitu :
1) Tumor jinak
Tumor jinak adalah tumor yang sifatnya jinak dan membelah

sangat lambat. Tumor jinak dapat berubah menjadi tumor ganas

(kanker) jika ada pemicu misalnya bahan kimia, paparan sinar

matahari, radiasi, dll. Contoh tumor jinak adalah FAM (tumor

payudara).
2) Tumor ganas
Tumor ganas adalah benjolan yang sifatnya ganas, merusak,

pertumbuhan sel sangat cepat dan dapat berpindah tempat

(metastasis). Sel kanker bersifat ganas karena sifatnya yang

merusak jaringan dan organ disekitarnya sehingga menimbulkan

rasa nyeri bagi penderita.


b. Klasifikasi
Ada beberapa klasifikasi yang membedakan antara tumor Jinak

dan Tumor ganas, yaitu :


1) Klasifikasi
a) Tumor jinak
Dalam tumor jinak dikenal klasifikasi tumor jinak yaitu :

adenoma: neoplasma epitel jinak berawal dari kelenjar,

papiloma: neoplasma epitel jinak tumbuh di suatu permukaan

danmenghasilkan tonjolan seperti jari, polip: suatu massa yang


12

menonjol di atas permukaan mutosa, kristadenoma : massa

kistik berongga khas ditemukan di ovarium


b) Tumor Ganas
Sarkoma: neoplasma ganas yang berasal dari jaringan

mesenkim/turunannya, fibrosarkoma: berasal dari jaringan

fibrosa, karsinoma: neoplasma yang terdiri atas kondrosi,

karsinoma : neoplasma ganas yang berasal dari sel epitel.


c. Sifat Tumor
Berikut dalah tabel yang akan memperjelas sifat yang dimili oleh

tumor Jinak dan Tumor Ganas.

Tumor ganas
Faktor
Tumor jinak derajat rendah Tumor ganas
pembeda
(agresif lokal)
Sifat
Lambat Bervariasi Cepat
pertubuhan
Tumbuh
Tidak Lokal Infiltratif
infiltratif
Kemampuan
Tidak ada Rendah/tidak Tinggi
metastasis
Eksisi luas,
pengangkatan KGB
Pengobatan Eksisi Eksisi luas regional,
pengobatan sistemik
(kemoterapi)
Angka Buruk, cenderung
kesembuhan Tinggi Cenderung residif residif dan
setelah operasi metastasis

(Sudoyo, 2006)

5. Patofosiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di

ubah oleh mutasi ganetic dari DNA selular. Sel abormal ini membentuk

kolon dan berpopliferasi secara abnormal, mengatakan sinyal mengatur

pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut.


13

Sel-sel eoplasma mendapat energi terutama dari anaerob karena

kemanpuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim

yang lengkap atau oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih

mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi untuk

anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan

jalan katabolisme.
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk

protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat

mengalahkan sel-sel ormsl dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut.


Umumnya tumor-tumor adalah proliferasi masenkimal yang terjadi di

jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul di tempat di mana

saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama

daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di

badan.
Tumors jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor

jinak, seperti serabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari

tempatnya, maka tumor membesar melewati batas sampai ke struktur

neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukan.

Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu :

Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi,

Pertumbuhan dari sel-sel transformasi, Invasi local dan Metastasis jauh

(Price dan Wilson, 2005)


6. Efek Tumor Jinak dan Ganas
Robin dan Kumar (2007) mengatakan efek yang diakibatkan oleh

tumor ganas maupun tumor jinak pada dasanya sama yaitu:

1. Karena Posisinya
14

Posisi tumor berarti Proliferasi sel tumor akan membentuk masa

yang dapat menekan jaringan sekitarnya. Jaringan yang tertekan akan

menjadi atrofik misalnya tumor dalam ureter atau piala ginjal akan

menyebabkan bendungan air kemih.


2. Karena Komplikasi Sekunder
Perdarahan dapat terjadi pada tumor-tumor jinak di selaput lender,

misalnya papilloma pada tractus digestivus dan tractus urinarus.Pada

tumor-tumor ini dapat pula terjadi tukak pada permukaannya yang

kemudian akan diikuti oleh infeksi.Pada tumor-tumor jinak yang

bertangkai seperti pada myoma subserosum atau suatu cystadenoma

ovarii dapat terjadi perputaran tangkai dan menimbulkan rasa nyeri.


3. Produksi Hormone Yang Berlebihan
Tumor-tumor jinak pada kelenjar endokrin dapat menghasilkan

hormone yang berlebihan sehingga akan timbul akibat-akibat

kelebihan hormone ini pada penderita. Tumor ganas dapat

menimbulkan gangguan pada penderita disebabkan oleh posisinya dan

komplikasi sekunder seperti pada tumor jinak. Produksi hormone yang

berlebihan pada tumor ganas kelenjar endokrin mungkin tidak terjadi

karena sel-selnya berdiferensiasi buruk dan tidak membentuk

hormone.

7. Pemeriksaan diagnostic
1. Skrining
2. Laboratorium
3. Teknik Pencitraan (Imaging)
4. Pemeriksaan Rontgen Konvensional
5. Radiografi Digital
6. Tomografi Komputer (CT Scan)
7. Ekhografi
8. Resonansi magnetik nuclear
15

8. Penatalaksanaan
Menurut Reeves, J. Charlene. (2005) secara umum, pengobatan untuk

jaringan lunak tumors tergantung pada tahap dari tumor. Tahap tumor yang

didasarkan pada ukuran dan tingkatan dari tumor. Pengobatan pilihan

untuk jaringan lunak tumors termasuk operasi, terapi radiasi, dan

kemoterapi.
1. Pembedahan adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan

lunak tumors. Jika memungkinkan, dokter akan menghapus kanker dan

margin yang aman dari jaringan sehat di sekitarnya. Penting untuk

mendapatkan margin bebas tumor untuk mengurangi kemungkinan

kambuh lokal dan memberikan yang terbaik bagi pembasmian dari

tumor. Tergantung pada ukuran dan lokasi dari tumor, mungkin, jarang

sekali, diperlukan untuk menghapus semua atau bagian dari lengan

atau kaki.
2. Terapi radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah

shrink Tumors operasi apapun untuk membunuh sel kanker yang

mungkin tertinggal. Dalam beberapa kasus, dapat digunakan untuk

merawat tumor yang tidak dapat dilakukan pembedahan. Dalam

beberapa studi, terapi radiasi telah ditemukan untuk memperbaiki

tingkat lokal, tetapi belum ada yang berpengaruh pada keseluruhan

hidup
3. Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau

sesudah operasi untuk mencoba bersembunyi di setiap tumor atau

membunuh sel kanker yang tersisa. Penggunaan kemoterapi untuk


16

mencegah penyebaran jaringan lunak tumors belum membuktikan

untuk lebih efektif.


17

B. Konsep Dasara Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan merupakan suatu modalitas pemecahan masalah yang

didasari oleh metode ilmiah, yang memerlukan pemeriksaan secara sistematis

serta identifikasi masalah dengan pengembangan strategi untuk memberikan

hasil yang diinginkan. (Hidayat, A. Azis., 2008)


A. Pengkajian
Pengkajian focus keperawatan yang perlu diperhatikan pada penderita

dengan post op eksisi tumor menurut Kurnadi (2008) ada berbagai macam,

meliputi :
1. Data Dasar
a. Identitas
Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin, agama,

suku, pendidikan, pekerjaan yang terpapar sinar matahari misalnya:

petani,buruh bangunan dan lain-lain dan tempat tinggal klien.

Selain itu perlu juga dikaji nama dan alamat penanggung jawab

serta hubungannya dengan klien.


b. Riwayat penyakit dahulu : Berupa penyakit dahulu yang pernah

diderita yang berhubungan dengan keluhan sekarang.


c. Riwayat penyakit sekarang : Meliputi alasan masuk rumah sakit,

kaji keluhan klien, kapan mulai tanda dan gejala. Faktor yang

mempengaruhi, apakah ada upaya-upaya yang dilakukan.


d. Riwayat kesehatan keluarga : terdapat anggota keluarga yang

menderita penyakit basalioma atau kanker


e. Riwayat pemakaian obat-obatan dan kosmetik : Kajian ini meliputi

pemakaian obat-obatan yang terjual bebas dan pemakaian kosmetik

yang salah.
2. Data biologis
a. Pola nutrisi : klien mengalami anoreksia, dan ketidakmampuan

untuk makan.
18

b. Pola minum : Masukan cairan klien adekuat, pasca operasi, klien

puasa total 24 jam


c. Pola eliminasi : Terjadi konstipasi dan berkemih tergantung

masukan cairan
d. Pola istirahat dan tidur : Tidak dapat tidur dalam posisi baring rata

pasca operasi
e. Pola kebersihan : Penurunan kemampuan melakukan aktivitas

sehari-hari disebabkan pasca operasi.


f. Pola aktivitas : Keletihan melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Data Psikologis
a. Status emosi
b. Klien dapat merasa terganggu dan malu dengan kondisi yang

dialaminya atau tidak.


c. Pola interaksi : tidak ada sistem pendukung, pasangan, keluarga,

orang terdekat. Keterbatasn hubungan dengan orang lain, keluarga

atau tidak.

4. Data social
a. Hubungan social : kurang harmonisnya hubunan sosial merupakan

stressor emosional pernafasan tidak teratur


b. Gaya hidup : kebiasan merokok, minum minuman berakohol,

sering bergadang
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keluhan Utama : Nyeri
b. Keadaan umum lemah
c. Kesadaran composmentis sampai koma, tergantung tingkat efek

pembedahan dan anestesi.


d. Tanda-tanda vital meningkat disebabkan adanya infeksi.
e. Kepala, leher, axilla : ekspresi wajah meringis, takut.
f. Hidung : pernafasan cuping hidung
g. Dada : berpengaruh apabila tingkatan infeksi tinggi akan

mempengaruhi pernafasan cepat sampai retraksi.


h. Ekstremitas : capitally revil > 3 detik, kelemahan, kekuatan otot.
19

i. Data focus area tubuh yang dilakukan bedah eksisi tumor.


j. Aktivitas dan istirahat
Gejala : Merasa lemah dan lelah
Tanda : Perubahan kesadaran
k. Sirkulasi
Gejala : Perubahan tekanan darah
Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia, disritmia
l. Integritas Ego
Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
Tanda : Cemas,
m. Eliminasi
Gejala : Perubahan saat BAK
Tanda : Nyeri saat BAK, urine berwarna merah
n. Nyeri / keamanan
Gejala : Sakit pada daerah abdomen
Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan

dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respons terhadap masalah

aktual dan resiko tinggi (Doenges, 2000). Nursalam (2008) menambahkan

bahwa diagnosa keperawatan berfokus pada menidentifikasikan kebutuhan

perawat dan klien, berorientasi kepada kebutuhan individu atau klien,

mengarah pada fungsi mandiri perawat dalam emlaksanakan tindakan

keperawatan.

Rumusan diagnosa keperawatan mengandung tiga komponen utama,

yaitu:

1. Problem (masalah) adalah gambaran keadaan pasien dimana tindakan

keperawatan dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau

penyimpangan dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.


20

2. Etiologi (penyebab) keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan

masalah kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi

keperawatan. Penyebabnya meliputi perilaku, lingkungan intervensi

antara perilaku dan lingkungan.

3. Sign/symptom (tanda dan gejala) adalah ciri tanda atau gejala yang

merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosa

keperawatan.

Ada beberapa jenis diagnosa keperawatan, antara lain :

1. Aktual: menunjukkan masalah yang ada dari pengkajian ada dari

pengkajian data.
2. Resiko: merupakan masalah potensial dari pengkajian data yang

akhirnya menjadi masalah actual jika tanpa ada tindakan keperawatan

yang tepat.
3. Kemungkinan: menunjukkan situasi kemungkinan yang ditekankan

pada pengamatan dan pengawasan.


4. Tujuan Keperawatan
Tujuan merupakan pernyataan yang bersifat realities sebagai

indikator keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan bila dilihat

dari jangka waktu, maka tujuan perawat ditentukan pada teratasinya

masalah keperawatan dengan kriteria SMART.


Pedoman penyusunan kriteria hasil berdasarkan SMART :
S : Spesific (Tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda)
M : Measurable (Tujuan keperawatan hars dapat diukur khususnya

tentang perilaku klien: dapat dilihat, diraba, dirasakan, dan dibau)


A : Achievable (Tujuan harus dapat dicapai)
R : Reasonable (Tujuan harus dapar dipertanggung jawabkan secara

ilmiah)
T : Time (Tujuan harus mempunyai batas waktu yang jelas)
(Arif Muttaqin, 2001).
21

Diagnosa keperawatan pada Post Op Eksisi Tumor menurut Kurnadi

(2008) adalah
a. Nyeri Akut berhubungan dengan trauma jaringan dan refleksi spasme

sekunder akibat operasi (bedah eksisi)


b. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan adanya keterbatasan

rentang gerak dan ketakutan bergerak akibat dari respon nyeri dan

prosedur infasive.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan peningkatan kerentanan terhadap

luka, adanya port de entry


d. Insomnia berhubungan dengan nyeri Acute
e. Ansietas berhubungan dengan ketidakadekuatan metode koping.

C. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk

membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat

kesehatan yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan, Perencanaan ini

merupakan suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat

rencana tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai

dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan (Asmadi, 2008).


22

Intervensi keperawatan pada penyakit Post Op Eksisi Tumor menurut

Doenges (2000), Kurnadi (2008) adalah :

N Diagnosa RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


o Keperawatan Tujuan Criteria Hasil Intervensi Rasional
1 Nyeri Akut nyeri Klien akan 1. Observasi 1. Mengenal dan
berhubungan berkurang melaporkan Tanda memudahkan
dengan trauma sampai penurunan rasa tanda Vital dalam
jaringan dan hilang. nyeri dan melakukan
refleksi spasme peningkatan tindakan
sekunder aktivitas setiap keperawatan.
akibat operasi hari. Luka 2. Observasi
(bedah eksisi) eksisi bedah 2. Membantu
skala nyeri,
sembuh setelah dalam
lama
post operasi mengidentifikasi
intensitas
tanpa derajat nyeri
nyeri.
komplikasi. kebutuhan untuk
analgesic
3. Berikan
posisi yang 3. Mengurangi
nyaman tekanan pada
tidak insisi,
memperbera meningkatkan
t nyeri. relaksasi dalam
istirahat
4. Ajarkan
teknik 4. Relaksasi
relaksasi mengurangi
dan nafas ketegangan dan
dalam membuat
perasaan lebih
nyaman.
5. Jelaskan
sebab dan 5. membantu
lamanya meningkatkan
nyeri akibat pengetahuan
dari individu dan
tindakan dapat
invasif. mengurangi
kecemasan.
23

6. Kolaborasi
Pemberian 6. Membantu
Analgetik mengurangi
nyeri untuk
meningkatkan
kerjasama
dengan aturan
terapeutik
2 Hambatan Intoleransi Klien tidak
mobilitas fisik aktifitas dapat lemah, Klien 1. Kaji 1. Mempengaruhi
berhubungan teratasi dapat kemampuan pilihan
dengan adanya setelah melakukan klien dalam intervensi/
keterbatasan dilakukan aktifitas secara melakukan bantuan.
rentang gerak tindakan mandiri, Klien aktifitas.
dan ketakutan keperawatan tidak takut 2. Manifestasi
2. Observasi
bergerak akibat bergerak lagi kardiopulmonal
tekanan
dari respon dan mau dari upaya
darah, nadi,
nyeri dan beraktivitas jantung dan paru
pernapasan
prosedur mandiri. untuk membawa
selama dan
infasive. jumlah oksigen
sesudah
aktifitas. adekuat ke
jaringan

3. Bantu klien 3. Membantu klien


dalam seperlunya
memilih dalam latihan
posisi yang beraktivitas
nyaman
untuk
istirahat dan
tidur.
4. Meningkatkan
4. Berikan kenyaman dan
lingkungan kecemasan klien.
tenang dan
mempertaha
nkan tirah
baring 5. Meningkatkan
kemandirian
klien dalam
24

5. Bantu beraktivitas
aktifitas atau Memperbaiki
ambulasi kondisi klien
pasien
sesuai
dengan
kebutuhan

3 Resiko infeksi tidak terjadi Tidak ada 1. Observasi 1. Dugaan adanya


berhubungan infeksi tanda-tanda tanda vital, infeksi /
dengan infeksi seperti perhatikan terjadinya sepsis,
peningkatan pus, Luka demam, abses, peritonitis.
kerentanan bersih dan menggigil,
terhadap luka, tidak kotor, perubahan
adanaya port Tanda-tanda mental dan
de entry vital normal meningkatn
ya nyeri

2. Lakukan 2. Perawatan
perawatan dengan teknik
luka dengan aseptic
teknik mencegah resiko
aseptic infeksi

3. Kaji adanya
tandatanda 3. Adanya
infeksi dan kemerahan,
peradangan oedem, pus, dan
meliputi rasa panas pada
adanya luka merupakan
kemerahan adanya infeksi
sekitar luka pada luka
dan pus operasi.
pada luka
operasi.

4. Beri
penjelasan
kepada 4. Tindakan aseptik
individu dapat membantu
25

tentang mencegah
pentingnya terjadinya infeksi
menjaga
kesehatan
(aseptik).

5. Kolaborasi
pemberian
antibiotik 5. Untuk
sesuai menurunkan
indikasi jumlah
organisme dan
penyebaran.
4 Gangguan pola kebutuhan klien mampu 1. Identifikasi 1. Perubahan pola
istirahat dan istirahat/tidur tidur dengan pola tidur tidur dapat
tidur pasien nyaman, pasien menyebabkan
berhubungan terpenuhi keluhan- sebelum kecemasan yang
dengan nyeri keluhan masuk dapat memicu
acute berkurang/ rumah sakit nyeri
hilang, jumlah dan
jam tidur perubahan
terpenuhi yang terjadi
secara normal, setelah
wajah tampak dirawat.
segar. 2. Meningkatkan
2. Bentu klien kenyamanan
menemukan tidur serta
posisi yang dukungan
nyaman saat fisiologis/
tidur. psikologi

3. Memberikan
3. Ciptakan situasi kondusif
lingkungan untuk tidur
yang tenang
dan nyaman
4. Memberi
4. Beri Penjelasan pada
penjelasan klien tentang
tentang pentingnya
pentingnya istirahat dan
26

kebutuhan tidur
istirahat dan
tidur
5. Kenyamanan
waktu istirahat
5. Batasi
diperlukan untuk
Pembesuk
kualitas istirahat
dan jam
dan tidur yang
besuk
baik.

5 Ansietas tidak cemas Wajah pasien 1. Kaji tingkat 1. Mengetahui


berhubungan tampak tenang, kecemasan keadaan atau
dengan rileks pasien. kondisi umum,
ketidakadekuat tingkat
an mekanisme kecemasan
koping, pasien.
prosedur 2. Berikan
perawatan 2. Mengetahui rasa
support atau
kecemsan yamng
dukungan
dialami.
yang
dalami.
3. Mengetahui
3. Diskusikan keadaan yang
apa yang sedang pasien
menjadi rasakan.
masalah
klien.
4. Meningkatkan
4. Sediakan kenyamanan
waktu untuk tanpa
berbagi menimbulkan
perasaan. rasa cemas.

5. dengan adanya
5. Berikan
informasi yang
informasi
jelas dapat
tentang
mengurangi
prosedur
kecemasan klien
tindakan dan
proses
penyakit
27

D. Implementasi
E. Tujuan dari tindakan keperawatan adalah membantu klien dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi

koping. Tindakan keperawatan yang dilaksanakan mengacu pada

pelaksanaan tindakan keperawatan yang meliputi : Tindakan mandiri,

tindakan observatif, HE ( pendidikan kesehatan) dan tindakan kolaboratif.


F. Evaluasi
G. Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,

rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Tujuan dari

implementasi adalah untuk melihat klien dalam mencapai tujuan. Evaluasi

menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil klien bisa keluar siklus

proses keperawatan jika sebaliknya klien akan masuk kembali dalam

siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (Hidayat, 2000).


H. Evaluasi keperawatan yang diharapkan secara umum pada penderita

Post Op eksisi tumor menurut Doenges (2000) dan kurnadi (2008) yaitu:

Klien akan melaporkan penurunan rasa nyeri dan peningkatan aktivitas

setiap hari. Luka eksisi bedah sembuh setelah post operasi tanpa

komplikasi, nyeri berkurang sampai hilang, tidak terjadi infeksi, tanda-

tanda vital normal, wajah tampak segar, tidak cemas, wajah pasien

tampak tenang, rileks

I.

Anda mungkin juga menyukai