Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini
disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga
informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat. Perkembangan era globalisasi
yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan
perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang, sosial ekonomi
masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan
kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi
lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Sehingga
memerlukan perawatan lebih lama di rumah sakit.
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era
peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang
besar, managed care, perkembangan teknologi yang cepat, dan pemberian
pelayanan yang maju, karena penyebab langsung, atau efek langsung dari variabel
ini, industri perawatan di rumah menjadi alat untuk menurunkan biaya dan lama
perawatan. Akibatnya, industri perawatan di rumah berkembang menjadi masalah
yang kompleks dan harus diatasi dengan perhatian yang besar bila salah satu
tujuannya adalah memberi hasil yang terbaik bagi setiap individu.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien,
individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh
pemberi pelayanan, yang diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui
staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak (Warola, 1980
Dalam Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di Rumah Yang
Disusun Oleh PPNI dan DEPKES).

B. Tujuan Pembelajaran Umum

1
Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran yang
diuraikan pada makalah ini, Anda diharapkan akan mampu
memahami perawatan klien HIV/AIDS di rumah.

C. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah selesai mempelajari materi pembelajaran ini, Anda
diharapkan akan dapat :
1. Menjelaskan pengertian perawatan ODHA di rumah
2. Menjelaskan persiapan perawatan ODHA di rumah
3. Menjelaskan pengertian HIV/AIDS
4. Menjelaskan tanda orang yang terkena HIV
5. Menjelaskan stadium pada HIV
6. Menjelaskan cara penularan HIV
7. Menjelaskan perawatan ODHA di rumah

2
BAB II
ISI

A. Pengertian HIV/AIDS
HIV adalah Human Immunodeficiency Virus yaitu
penyebab AIDS dan dapat melemahkan system kekebalan
atau perlindungan tubuh. HIV adalah kuman namun tidak
seperti kuman lainnya (diare, influenza dan lain-lain) yang
mudah dilumpuhkan oleh sel darah putih. Bila HIV masuk ke
dalam tubuh justru akan melumpuhkan sel darah putih.
Jumlah sel darah putih (limfosit atau CD4) yang sehat 500-
1600 mm3 menunjukkan bahwa seseorang masih memiliki
kekebalan tubuh cukup baik. Jika di bawah 350 berpotensi
menunjukkan sistem kekebalan tubuh telah melemah
sehingga orang tsb telah terinfeksi HIV positif. HIV
mengurangi jumlah sel darah putih (CD4) yang pada
akhirnya membuat tubuh seseorang rentan terkena
penyakit. AIDS adalah Acquired Immune Deficiency
Syndrome merupakan kumpulan beberapa gejala akibat
menurunnya system kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
HIV.

B. Tanda orang yang terkena HIV


Tanda orang terkena HIV/AIDS bisa dilihat jika
seseorang tersebut memiliki 2 tanda dari 3 gejala utama
sebagai berikut:
a. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
b. Diare kronis, lebih dari 1 bulan (berulang ataupun terus
menerus)
c. Penurunan berat badan lebih dari 1/10 dalam 3 bulan.

3
Serta memiliki 1 tanda dari 5 gejala minor sebagai berikut:
a. Batuk kronis, selama lebih dari 1 bulan
b. Infeksi jamur Candida Albicans pada mulut dan
tenggorokan
c. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap di
seluruh badan
d. Munculnya herpes zoster berulang
e. Bercak-bercak gatal di seluruh badan

C. Stadium pada HIV


Perjalanan penyakit HIV dalam tubuh seseorang
tergolong unik, memiliki masa inkubasi yang sangat panjang
a. Stadium 1 :Window periode, 1-3 bahkan 6 bulan
b. Stadium 2 : HIV +, Asimtomatik 5-10 tahun
c. Stadium 3 :HIV + dengan gejala penyakit lebih dari 1
bulan
d. Stadium 4 : AIDS, CD4 < 200 1-2 tahun.

D. Cara penularan HIV/AIDS


HIV/AIDS dapat menular melalui:
a. Perpindahan cairan tubuh
b. Melalui darah
c. Hubungan seks tanpa kondom
d. Bergantian memakai jarum suntik

HIV tidak menular melalui:


a. Gigitan nyamuk
b. Bersalaman dan bersentuhan
c. Pelukan dan ciuman
d. Menggunakan peralatan makan dan minum bersama
e. Tinggal serumah
f. Menggunakan jamban yang sama

E. Pengertian perawatan ODHA di rumah


Perawatan Odha di rumah adalah perawatan yang
diberikan kepada Odha di tempat tinggalnya sendiri.

4
Perawatan ini bisa dilakukan oleh Odha itu sendiri atau
keluarga dalam hal ini adalah orang-orang yang
mempunyai tanggungjawab utama dalam perawatan Odha
di rumah (misalnya: suami/ istri Odha, anak, orangtua,
saudara kandung, teman, tetangga, dll), manajer kasus,
perawat, bidan atau petugas kesehatan lainnya.

F. Persiapan perawatan ODHA di rumah


Persiapan perawatan ODHA di rumah yang bisa
dilakukan antara lain: Dapatkan informasi tertulis yang jelas
tentang obat (dosis, jadwal masing-masing obat, efek
samping yang perlu diawasi) dan perawatan lain yang akan
diberikan, tanyakan pada dokter tentang perubahan
kesehatan atau perilaku Odha. Buat daftar anggota Tim
(dokter, perawat) atau orang lain yang harus segera
dihubungi, no telepon dan kapan mereka dapat dihubungi.
Tim perawatan Odha di rumah perlu memberi edukasi/
pendidikan pada Odha dan keluarga agar dapat memahami
hal-hal mendasar tentang HIV/AIDS.

G. Perawatan ODHA di rumah


Perawatan ODHA di Rumah harus mencakup perawatan
fisik dasar, dukungan psikososial, aktivitas spiritual dan
perawatan paliatif.
a. Perawatan Fisik Dasar
1. Pemberian Perawatan untuk meningkatkan
kemandirian ODHA
2. Pencegahan Penularan Di Rumah :
a) Cuci tangan dengan sabun dan air setelah
mengganti seprei , baju atau setelah
terkontaminasi oleh cairan tubuh Odha
(misalnya : darah, air kencing, dahak)

5
b) Tutuplah luka, baik yang ada pada perawat
(keluarga) maupun Odha.
c) Jagalah agar seprei dan baju tetap bersih agar
Odha merasa nyaman dan mencegah
kemungkinan timbulnya masalah kulit.
d) Bahan-bahan yang terkontaminasi cairan tubuh
Odha harus dicuci dan pisahkan dari bahan
yang lain
e) Jangan berbagi barang-barang yang tajam
seperti alat cukur, sikat gigi, jarum atau
apapun yang memungkinkan terkena darah
Odha.
f) Jauhkan barang-barang seperti popok, tissue
bekas pakai, saputangan atau apapun yang
memungkinkan terkontaminasi cairan tubuh
Odha.
g) Letakkan pada tempat yang tertutup dan sulit
dijangkau terutama oleh anak-anak
3. Menghindari Infeksi lainnya karena ODHA mudah
terkena infeksi.
4. Cara menjaga kebersihan yang harus dijalankan oleh
semua anggota keluarga termasuk Odha :
a) Cuci tangan sebelum : memasak, makan,
menyuapi makanan dan memberi obat
b) Cuci tangan setelah : memakai kertas tissu toilet,
mengganti popok/pakaian dalam
c) Gunakan air bersih (matang) untuk makan/minum
terutama untuk anak-anak
d) Cucilah seprei/handuk/baju dengan sabun dan air
e) Simpanlah makanan dalam tempat tertutup
sehingga tidak tercemar oleh kotoran/lalat
f) Bila ada anggota keluarga yang sakit, cucilah
gelas sebelum digunakan orang lain
g) Jangan meminum atau memakan makanan yang
tidak dimasak

6
h) Cucilah dengan air bersih buah-buahan dan
sayuran segar yang langsung dimakan tanpa
dimasak
i) Membuang sampah pada tempatnya, kelola
dengan benar (ditimbun/dibakar).
5. Perbekalan dan Peralatan
a) Ada beberapa bahan dan alat yang diperlukan
untuk merawat Odha secara baik, dan untuk
melindungi orang yang merawatnya seperti
masker, sarung tangan sekali pakai dalam jumlah
yg cukup, dll
b) Sebaiknya menyediakan beberapa obat umum,
termasuk loperamid (Imodium) untuk diare,
parasetamol (Panadol) untuk demam dan sakit
kepala, dan ORS untuk rehidrasi, merasa mual,
disediakan metoklopramid (Primperan), tetapi
obat ini membutuhkan resep dari dokter. Jagalah
supaya obat apa pun yang sudah kedaluwarsa
tidak dipakai, dan dibuang.
c) Kebutuhan oksigen. Tabung oksigen medis serta
perlengkapannya biasanya dapat di sewa dari
rumah sakit.
6. Terapi pada ODHA, meliputi terapi gizi, terapi ARV,
terapi infeksi oportunistik serta terapi simtomatik.
7. Terapi simtomatik
a) Perawatan Demam
1) Buka pakaian dan selimut.
2) Mandi dengan air sejuk atau basahkan kulit dan
biarkan kering sendiri (tanpa dilap dengan
handuk).
3) Minum banyak air untuk menghindari
dehidrasi.
4) Minum obat yang dibeli dari apotek seperti
parasetamol untuk menurunkan suhu badan

7
b) Penatalaksanaan Batuk
1) Bila terasa tidak nyaman, tepuk dengan ringan
punggung pasien agar batuk. Letakkan
kepalanya lebih rendah daripada dadanya dan
biarkan telentang, telungkup dan miring
selama lima menit. Lakukan ini sebanyak
empat kali setiap hari untuk membantu
mengeluarkan dahak.
2) Anjurkan peluk bantal bila batuk menyebabkan
rasa sakit pada dada.
3) Selagi pasien batuk sebaiknya mulut ditutup
dengan handuk atau sapu tangan untuk
mencegah penyebaran infeksi kepada orang
lain.
c) Penatalaksanaan Diare
1) Setelah mengalami diare, minum secangkir
cairan elektrolit.
2) Tetap makan agar terhindar dari kekurangan
zat.
3) Setelah diare, bersihkan dubur dengan air
(mengelap dengan kertas tissue bisa
menyebabkan lecet).
4) Jangan sembarangan minum obat tanpa ada
resep yang jelas
d) Penatalaksanaan Perawatan mulut
1) Sikat gigi tiga kali sehari.
2) Ganti sikat gigi setiap bulan.
3) Atau gunakan kayu kecil yang sudah digigit
bagian ujungnya atau ikat dengan kain kecil
pada bagian ujungnya.
4) Jika terdapat luka pada mulut karena
kandidiasis, coba:
- Makan makanan yang lembut dan dingin,
bukan yang panas dan keras.

8
- Hindari makanan yang pedas, berkunyit dan
mengandung rempah.
- Sikat kandidiasis dari lidah dan gusi tiga kali
sehari.
e) Penatalaksanaan Penurunan Berat Badan
1) Timbang berat badan Anda setiap hari
barangkali terjadi perubahan.
2) Makanlah setiap hari tiga macam makanan
yang menimbulkan tenaga (minyak/lemak atau
sagu: roti, nasi, mi, ubi, kentang).
3) Makanlah setiap hari tiga macam makanan
berprotein (daging, ayam, ikan, telur,
susu/keju, kacang kedelai).
4) Makanlah setiap hari tiga macam makanan
bervitamin (daun-daunan yang hijau atau
buah-buahan. Pil multivitamin dapat
membantu tetapi bukan pengganti yang baik
bagi makanan bergizi).
f) Penatalaksanaan Permasalahan Kulit
1) Cuci luka/lecet di kulit setiap hari dengan air
bersih
2) Jangan membalut luka bila tidak perlu,
walaupun telah mengering
3) Bila perlu, balut luka dengan kain pembalut
yang bersih setiap hari.
4) Pastikan agar memperoleh pembalut yang
steril dari apotek (jangan biarkan kapas
menempel di luka).
5) Bila Anda menyentuh luka dan pembalut yang
telah digunakan:
6) Pendamping harus memakai sarung tangan,
ATAU membalut tangan dengan kantong plastik
7) Basuh tangan dengan sabun setelah dan
sebelum menyentuh luka si pasien AIDS.
g) Penatalaksanaan Rasa Nyeri

9
1) Kaji karakteristik nyeri
2) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.
3) Gunakan obat anti nyeri jika diperlukan
b. Dukungan Psikososial
1) Kebutuhan psikologik berupa:
a. Rasa aman dan nyaman karena keyakinan
bahwa dirinya berada dalam perawatan oleh
para ahli yang kompeten dan keluarga/care
givers yang peduli dengan keadaannya
b. Kebutuhan untuk mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya sehingga penderita
tidak berada dalam keadaan ketidak-pastian
c. Penderita juga ingin untuk tetap dihargai dan
dianggap mampu, dengan cara melibatkannya
dalam mengambil keputusan-keputusan yang
terkait dengan dirinya terutama bila secara
fisik ia menjadi sangat tergantung pada orang
lain.
2) Kebutuhan sosial :
a. Perasaan tetap diterima oleh keluarga/care-
givers-nya walaupun penampilan /perilakunya
sering kali tidak menyenangkan.
b. Perasaan tetap dibutuhkan, dilibatkan dan
diperhitungkan dalam keluarganya sehingga
penderita tidak merasa menjadi beban bagi
keluarganya.
c. Kesempatan bagi penderita untuk
membebaskan diri dari keterikatannya dengan
orang lain dan dibebaskan dari berbagai
tanggung jawab dalam pekerjaan/keluarga
yang sebelumnya dipikul penderita dengan
menyerahkannya kepada orang lain.
3) Penatalaksanaan Dukungan Psikososial:

10
a. Kaji perasaan klien dan ketakutan yang
dihadapi
b. Anjurkan klien untuk menceritakan
permasalahannya pada orang yang telah
dipercaya
c. Anjurkan klien untuk sering berkomunikasi
dengan penderita yang lain
d. Jaga Kerahasiaan Klien
e. Berikan dukungan sosial, jangan lakukan
stigma pada pasien HIV

c. Aktifitas Spiritual
Penatalaksanaan:
1. Berikan Kasih sayang yang diexpresikan secara
nyata seperti jabat tangan, sentuhan, strokes atau
belaian.
2. Berikan pengertian adanya kesempatan untuk
memperbaiki hubungan interpersonal yang
terganggu diwaktu yang lalu, serta mendapatkan
pengampunan atas kesalahan-kesalahannya
dimasa lalu.
3. Yakinkan bahwa dirinya tetap dicintai dan dihargai.
4. Motivasi perasaan bahwa hidupnya tetap
mempunyai arah/tujuan yang jelas dan berarti bagi
sesamanya

d. Perawatan Paliatif
1. ODHA dengan penyakit yang sudah lanjut, selain
gejala-gejala fisik dan psikologik, juga timbul
penderitaan yang bermula pada kondisi distress
mengenai keberadaan dirinya perawatan
terminal
2. Odha yang dekat dengan kematian:

11
a) Makin banyak tidur dan sulit dibangunkan.
Cobalah berbicara dengannya dan lakukan
apa saja pada saat dia sedang sadar.
b) Menjadi bingung tentang di mana dia, waktu
atau tanggal, atau siapa orang-orang di
sekitarnya. Beri tahukanlah di mana dia, jam
berapa dan hari apa sekarang, dan siapa
orang-orang itu. Jangan memarahi dia bila dia
lupa, beri tahu saja.
c) Mulai mengompol atau kehilangan kontrol
untuk buang air besar. Bersihkan dengan
memakai sarung tangan, dan pakai bedak
bubuk atau pelembab untuk mencegah
kemerahan pada kulit. Kateter mungkin
diperlukan untuk mengeluarkan air seni.
d) Mempunyai kulit yang terasa sejuk bila
disentuh dan dapat berubah menjadi lebih
gelap pada bagian tubuh yang menyentuh
tempat tidur karena peredaran darahnya
menjadi lebih lambat. Tutupi dengan selimut
hangat, tetapi jangan memakai selimut listrik
karena dapat membakar orang yang
peredaran darahnya buruk.
e) Dapat mengalami kesulitan melihat atau
mendengar. Sekali pun demikian, jangan
berbicara pada orang lain seakan-akan Odha
tidak akan mendengar kita. Selalu berbicara
dengan Odha atau orang lain di ruangan
seakan-akan dia mendengarkan kita,
walaupun Odha tampaknya di dalam koma.
f) Tampak gelisah, menarik-narik selimut/seprai
tempat tidur atau berlagak seolah-olah dia

12
melihat hal-hal yang tidak kita lihat. Tetaplah
bersabar, berbicara dengan lambat, dan
tenangkan Odha. Buat dia nyaman dengan
mengingatkan secara lemah lembut tentang
siapa kita dan di mana dia.
g) Dapat berhenti makan dan minum. Sesering
mungkin membersihkan mulutnya dengan
lap basah. Jaga agar bibirnya selalu basah
dengan memakai pelembab bibir.
h) Bisa nyaris berhenti buang air kecil. Jika ada
kateter, benda ini perlu dibilas atau
disemprot agar tidak tersumbat. Perawat
dapat menunjukkan bagaimana
melakukannya.
i) Mempunyai suara napas yang berisik karena
dia tidak dapat menghilangkan cairan yang
mengumpul di belakang tenggorokannya.
Bicarakan dengan dokter/ mengubah posisi
kepala lebih tinggi.
j) Jika dia mulai bernapas dengan tidak teratur
atau tampak berhenti bernapas selama satu
menit, panggil dokter.
k) Jika meninggal Perawatan Jenazah dengan
perlindungan diri.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan Odha di rumah adalah perawatan yang diberikan kepada
Odha di tempat tinggalnya sendiri. Perawatan ini bisa dilakukan oleh Odha
itu sendiri atau keluarga dalam hal ini adalah orang-orang yang
mempunyai tanggungjawab utama dalam perawatan Odha di rumah
(misalnya: suami/ istri Odha, anak, orangtua, saudara kandung, teman,
tetangga, dll), manajer kasus, perawat, bidan atau petugas kesehatan
lainnya. Perawatan ODHA di Rumah harus mencakup perawatan fisik
dasar, dukungan psikososial, aktivitas spiritual dan perawatan paliatif.
Pemberian Perawatan untuk meningkatkan kemandirian ODHA.

14
DAFTAR PUSTAKA
http://ifanofalia.blogspot.co.id/2016/01/perawatan-klien-hivaids-di-rumah.html.
Diakses pada tanggal 20 September 2016

15

Anda mungkin juga menyukai