Anda di halaman 1dari 27

PERTIMBANGAN DASAR (AKSIOMA DASAR)

DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN


KUALITATIF

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Riset


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Watampone

Oleh
Kelompok 2

Yuni Oktaviana
Nurul Tasbih
Ristia Ningsih

0
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) WATAMPONE
2016

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan

makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun

tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Metode

Penelitian Kualitatif, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai

sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu

yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh

kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang Aksioma Dasar dan Karakteristik Penelitian

Kualitatif yang menjelaskan bagaimana Aksioma Dasar dan Karakteristik metode

penelitian kualitatif. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen

Metodologi Riset yang telah membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan

makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada

pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun

mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Watampone, 16 Juli 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................
.....................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................
.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................

..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................

..............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..................................................................

..............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kualitatif............................................

..............................................................................................4
B. Tujuan Penelitian Kualitatif.................................................

..............................................................................................6
C. Tipe Penelitian Kualitatif......................................................

..............................................................................................7
D. Asumsi Dasar Penelitian Kualitatif .....................................

..............................................................................................10
E. Aksioma Dasar dalam Penelitian Kualitatif ........................

..............................................................................................12
F. Karakteristik Penelitian Kualitatif........................................

..............................................................................................16

2
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................

..............................................................................................21
B. Saran.....................................................................................

..............................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, ragam penelitian dalam dunia

pendidikan kian hari semakin dikembangkan. Banyak hal- hal baru yang perlu

diteliti dan dikaji lebih lanjut. Keanekaragaman budaya, perkembangan informasi

dan teknologi turut andil besar dalam kemajuan zaman seperti sekarang ini.

Dahulu manusia tidak mengenal telepon genggam atau internet. Seiring

berjalannya waktu, dengan adanya riset dan penelitian oleh para ahli teknologi,

lahirlah telepon genggam, internet, laptop, tablet, dan perangkat canggih lainnya.

Semua hal ini tak lepas dari yang namanya penelitian.


Seperti yang diketahui ragam penelitian ada banyak sekali dan dapat

ditinjau dari beberapa aspek, namun dalam kajian ini dideskripsikan tentang

konsep dasar penelitian kualitatif. Ketika penelitian kualitatif sedang

diperkenalkan kira-kira tahun 1990, pandangan mata peneliti khususnya peneliti

muda memincing ke arah itu. Penelitian kualitatif relatif lebih baru atau muda

dibandingkan dengan penelitian kuantitatif. Tentunya kedua penelitian ini juga

memiliki kelemahan, keuntungan ataupun kerugian.1


Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan menyeluruh

(holistik). Peneliti juga menganalisis kata-kata dan melaporkan pandangan atau

1 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka


Cipta, 2006).h,11

1
opini para informan. Keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang

alamiah / wajar (natural setting). Hal ini dimungkinkan karen penelitian kualitatif

adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan

kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda.2

Tulisan ini secara khusus membahas konsep dasar penelitian kualitatif,

yang mengkaji mulai dari pengertian, tujuan, tahapan, tipe, asumsi dasar, aksioma

dasar dan karakteristik penelitian kualitatif. Kajian ini cukup penting

dikemukakan sebagai landasan awal bagi para peneliti yang akan melakukan

penelitian atau menyusun karya tulis ilmiah khususnya disertasi dalam bentuk

penelitian kualitatif.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif?
2. Apa yang menjadi tujuan penelitian kualitatif?
3. Bagaimana tipe penelitian kualitatif?
4. Bagaimana asumsi dasar penelitian kualitatif?
5. Bagaimana aksioma dasar penelitian kualitatif?
6. Bagaimana Karakteristik penelitian kualitatif?
C. Tujuan Penulisan
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan penelitian kualitatif.
2. Untuk mengetahui tujuan penelitian kualitatif.
3. Untuk mengetahui tipe penelitian kualitatif.
4. Untuk mengetahui asumsi dasar penelitian kualitatif.
5. Untuk mengetahui aksioma dasar penelitian kualitatif.
6. Bagaimana Karakteristik penelitian kualitatif.

2 Wiria Atmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. (Cet. V; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya dan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2008)h,8

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kualitatif


1. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi , tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara

3
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dahn dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.3


2. Penelitian kualitatif sebagai penelitian dengan menggunakan metode ilmiah

untuk mengungkapkan suatu fenomena dengan cara mendeskripsikan data dan

fakta melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap subjek penelitian.4


3. Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,

aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi pemikiran orang secara

individual maupun kelompok.5


4. Penelitian kualitatif adalah penelitian berdasarkan mutu atau kualitas dari

tujuan sebuah penelitian itu. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang di

desain secara umum yaitu penelitian yang dilakukan untuk objek kajian yang
tidak terbatas dan tidak menggunakan metode ilmiah menjadi patokan.6
5. Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan

perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan

persoalan tentang manusia yang diteliti. Misalkan dapat berupa penelitian

tentang kehidupan, riwayat dan perilaku seseorang. Rancangan penelitian

kualitatif dalam pendidikan penelitiannya bersifat sementara, karena ketika

3 Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013). H,6

4 Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008). H,151

5 Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: PPS UPI dan PT
Remaja Rosdakarya, 2013).h,94

6 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. (Jakarta: Penerbit


Bumi Aksara, 2013).h,19.

4
penelitian berlangsung, peneliti secara terus menerus menyesuaikan

rancangan tersebut dengan proses penelitian dan kenyataan yang terjadi di

lapangan khususnya di dalam dunia pendidikan.7


6. Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer

menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist

(seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang secara sosial

dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola)

atau pandangan advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu,

kolaboratif, atau orientasi perubahan) atau keduanya.8


7. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah ekperimen) di mana peneliti adalah

sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara

purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian

kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.9

7 Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Kearah Ragam


Varian Kontemporer. (Jakarta: Rajawali Press, 2001) h,24.

8 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. (Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2009).h,28

9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


(Bandung: Alfabeta, 2012)h,15.

5
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah

dan dengan menggunakan metode kualitatif, analisis data bersifat induktif /

kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi.

B. Tujuan Penelitian Kualitatif


Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian

kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk:


1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang

terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali

kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya

penyempurnaannya.
2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan

yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan waktu
serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.
3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan

berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk

kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kualitatif.10

10 Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. (Bandung : Sinar
Baru, 2001)h,15

6
C. Tipe Penelitian Kualitatif
Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan menjadi tujuh

tipe utama, yaitu : phenomenology, ethnography, action research, biography,

grounded theory, design and development research, and case studi and field

research.11
1. Penelitian Etnografi
Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus pada makna

sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena sosiokultural.

Biasanya para peneliti etnografi memfokuskan penelitiannya pada suatu

masyarakat (tidak selalu secara geografis, juga memerhatikan pekerjaan,

pengangguran, dan masyarakat lainnya). Penelitian etnografi khusus

menggunakan tiga macam pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan

dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan tiga jenis data: kutiapan, uraian, dan

kutipan dokumen menghasilkan dalam suatu produk: uraian naratif.

2. Penelitian Grounded Theory Teori Dasar


Grounded Theory (tori dasar) adalah suatu teori yang secara induktif

diperoleh dari pengkajian fenomena yang mewakilinya. Menurut Strauss dan

Corbin, penelitian grounded theory mempunyai tujuan untuk membangun

teori yang dapat dipercaya dan menjelaskan wilayah di bawah studi. 12


3. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) adalah suatu proses yang

dirancang untuk memberdayakan semua partisipan dalam proses (siswa, guru,


11 RA., Johnson and Wichern DW. Applied Multivariate Statistical Analysis. (New Jersey:
Prentice Hall, Englewood Chiffs, 2005). H,8

12 Sugiyono,op.,cit.h,191

7
dan peserta didik lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan praktik yang

diselenggarakan didalam pengalaman pendidikan. Penelitian tindakan

bertujuan untuk memberikan konstribusi kepada kepedulian praktis dari orang

dalam situasi problematis secara langsung dan untuk tujuan lebih lanjut dari

ilmu sosial secara serempak.13


4. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (design and development research)

adalah salah satu jenis penelitian pragmatik yang menawarkan suatu cara

untuk menguji teori dan memvalidasi parktikyang terus-menerus dilakukan

secara esensial melalui tradisi yang tidak menantang. Suatu cara untuk

menetapkan prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan peralatan-peralatan baru

yang didasarkan pada suatu analisis metodik tentang kasus-kasus spesifik.


5. Penelitian Kasus dan penelitian lapangan (Case Studi and field research)
Studi kasus merupakan suatu inquiry empiris yang mendalami

fenomena dalam kehidupan yang nyata, ketika batas antara fenomena dan

konteks tak tampak dengan jelas.Tujuan penlitian kasus dan penelitian

lapangan adalah untuk mempelajari secara instensif tentang latar belakang

keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial.14


6. Biografi
Biogafi (biography) merupakan study terhadap seseorang atau

individu yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau

atas keinginan peneliti yang bersangkutan. Biografi sebagai suatu studi yang

13 Ibid,235

14 Bungin, Burhan.op.,cit,h:173

8
berdasarkan kepada kumpulan dokumen-dokumen tentang kehidupan

seseorang yang melukiskan momen penting yang terjadi dalam kehidupannya

tersebut. Sehingga dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subyek dalam

penelitian dapat berupa orang yang masih hidup ataupun orang yang sudah

meninggal dunia, sepanjang data yang relevan dapat diperoleh peneliti dari

dokumen yang tersedia. 15


7. Fenomenologi
Polkinghorne (1989) dalam Herdiansyah (2010: 67) mendefinisikan

fenomenologi sebagai sebuah studi untuk memberikan gambaran tentang arti

dari pengalaman-pengalaman beberapa individu mengenai konsep tertentu.


Fenomenologi dapat bersifat individu misalnya seseorang mengalami

malam lailatul qadar yang dialami oleh beberapa orang Muslim pada bulan

Ramadhan atau seseorang yang mengalami near-death experiences atau dapat

disebut dengan pengalaman terhadap kematian menyatakan bahwa

pengalaman tersebut merupakan pengalaman yang luar biasa fenomenal

sepanjang hidupnya dan dirasakan sangat ekstrim yang mendekati

kematiannya.16
Contoh tersebut merupakan contoh yang bersifat individual yang

hanya dialami oleh perseorangan. Selanjutnya pengalaman yang bersifat

masal yaitu misalnya pada saat terjadinya tsunami di Aceh pada tahun 2004

lalu yang menewaskan ratusan ribu orang.


15 Herdiansyah, Heri. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. (Jakarta:
Salemba Humanika, 2010). H,65

16 Ibid,67

9
D. Asumsi Dasar Penelitian Kualitatif
Seorang peneliti kualitatif naturalistik perlu memahami asumsi dasar yang

dimiliki oleh penelitian kualitatif naturalistik. Pemahaman terhadap asumsi dasar

ini akan sa-ngat bermanfaat ketika peneliti mengembangkan teori dasar. Beberapa

asumsi dasar yang ada dalam penelitian kualitatif naturalistik adalah sebagai

berikut:
1. Manusia hidup adalah manusia yang memiliki kemampuan untuk

mengungkapkan tindakan melalui perbuatan dan bahasa, baik lisan

(perkataan), maupun tulis kepada diri sendiri maupun kepada orang lain.
2. Peneliti kualitatif naturalistik cenderung melihat gejala atau fenomena sebagai

gejala atau fenomena yang di-vergen atau menyebar daripada sebagai gejala

atau fenomena yang convergen atau menyatu ke dalam satu titik.


3. Tindakan dan ucapan seseorang akan dapat membawa kepada situasi yang

dapat merefleksikan maksud seseorang maupun kelompok orang tersebut.

Dalam masalah sosial-budaya, pengalaman aktor bukan hanya bersifat

individual, tetapi dapat pula merupakan jalinan inter-subjektif dalam

kelompok masyarakat tersebut.


4. Makna tindakan pemakai bahasa pada prinsipnya tidak di-lepaskan dari

konteks budaya dan lingkungannya.


5. Menggambarkan kehidupan manusia pada prinsipnya ku-rang tepat jika

direduksi menjadi bagian-bagian yang ter-pisah. Kehidupan manusia secara

keseluruhan mungkin lebih utama dan memiliki makna yang lebih

komprehensif daripada melihat kehidupan manusia dalam kondisi ter-pisah-

pisah.

10
6. Tindakan dan penggunaan bahasa merupakan hukum yang sengaja diatur

untuk lebih bermanfaat dalam kehidupan. Hukum diciptakan oleh institusi

sosial, dan dijunjung tinggi oleh para anggotanya yang hidup bersama mereka.
7. Jatidiri sebagai pemikir pada prinsipnya erat kaitannya de-ngan fungsi dirinya

sebagai aktor dan pemakai bahasa.17

E. Aksioma Dasar dalam Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif naturalistik memiliki aksioma yang berbeda dari jenis

penelitian yang berparadigma positivistik. Aksioma yang berlaku dalam

penelitian kualitatif naturalistik adalah sebagai berikut18.


1. Aksioma tentang Realitas atau kenyataan
a. Realitas atau kenyataan itu kompleks. Sistem dan organisme tidak dapat

dipisah-pisahkan. Keberadaannya bergantung pada interaksi timbal-

baliknya; Makna tidak atomistik melainkan kontekstual.


b. Ada tata dalam realitas. Semua yang nampak tertata itu ditentukan oleh

alam pikir kita. Itu merupakan fungsi tata pikir kita; Orientasi perilaku

manusia itu pluralistik, baik orientasi pada nilai, pada politik dan lain-lain.
c. Realitas atau kenyataan itu tampil dalam berbagai per-spektif. Pespektif

yang dipakai seseorang mempenga-ruhi apa yang nampak sebagai

realitas; Apa yang kita yakini mempengaruhi penampakan realitas;

Realitas ada sebagaimana dikenal manusia, dan bukan ada sebagaimana

adanya.

17 Sukardi. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: PT Bumi Aksara.) hlmn:12-


13

18 Noeng Muhadjir. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif . (Yogyakarta: Rake Sarasin)


hlmn: 133-136

11
d. Ada keterhubungan timbal-balik antara berbagai se-suatu. Segala sesuatu

saling berhubungan. Ada jaring-an keterhubungan alam semesta. Ada

keterkaitan timbal-balik antara yang mengenal dengan yang di-kenalnya.

2. Aksioma tentang interaksi antara yang mengenal dan yang dikenal


a. Hubungan itu indeterminatif. Ada keterlibatan timbal-balik antara yang

mengenal dengan yang dikenalnya. Proses observasi mempengaruhi

hasilnya.
b. Kausalitas itu timbal-balik.
c. Pengenalan kita itu sifatnya perspektif. Dari mana dan cara bagaimana

akan mempengaruhi apa yang kita lihat; Pengetahuan dijaga (dari bias)

bukan dengan mengabstraksikan dari semua perspektif, melainkan dengan

membuat keseimbangan perspektif ganda untuk menghindarkan bias;

sehingga objektivitas itu merupakan ilusi.


3. Aksioma tentang Keterkaitan pada waktu dan konteks
a. Keterkaitan pada waktu dan konteks menjadikan se-suatu itu kompleks.

Sistem dan organisme tak dapat dipisahkan dari lingkungannya, karena

makna dan ek-sistensinya terkait pada sistem dan organisme lain;

Pengetahuan menjadi bermakna bila berada dalam konteks; Penelitian

haruslah memperhitungkan sejarah-nya dan rinciannya daripada

memperhitungkan sifat permanen dan generalisasinya.


b. Ada tata heterarkhik. Sistem dan organisme mana yang dominan

bergantung pada keseluruhan situasi, dan ditentukan oleh interaksi sistem

dan organisme.
c. Sesuatu itu besifat holographik. Informasi itu me-nyebar pada seluruh
sistem, bukan terkonsentrasi pada titik tertentu.

12
d. Berlaku prinsip indeterminatif. Dalam sistem atau organisme yang

kompleks kemungkinan masa yang akan datang dapat dikenal, tetapi

akibatnya yang tepat sukar untuk dapat diketahui berdasarkan kondisi

sekarang.
e. Ada kausalitas timbal-balik. Untuk memahami seluruh sistem diperlukan

pengenalan sejarah atau prosesnya yang tidak dapat dipahami berdasarkan

kondisi sekarang; Kausalitas timbal-balik cenderung menghasilkan

sesuatu yang tidak dapat diduga.


f. Terjadi proses morphogenetik. Perubahan itu tidak hanya berlangsung

secara berkelanjutan dan kuanti-tatif, melainkan tak berkelanjutan dan

kualitatif.
4. Aksioma tentang Pembentukan timbal-balik dan simultan
a. Struktur tersusun heterarkhik. Struktur sistem dan organisme bekerja

heterarkhik, membentuk jaringan pengaruh dan hambatan timbal-balik.


b. Ada kausalitas timbal-balik. Kausalitas deterministik kaku diganti dengan

inovasi tak terduga, yang muncul secara morphogenetik melalui interaksi

dan fluktuasi kausal timbal-balik; Kausalitas timbal-balik bukan mengarah

ke stabilitas, melainkan ke perubahan simbolik dan evolutif.


c. Sistem terbentuk secara morphogenetik. Sistem dan organisme baru dan

berbeda terbentuk dari yang lama lewat proses yang kompleks; tata sistem

dan organisme yang lebih tinggi tersusun dari tata yang lebih rendah; tata

juga dapat muncul dari tiada tata.


5. Aksioma tentang Keterkaitan pada nilai
Kepentingan kita memberi perspektif pada pengetahuan kita. Semua

pengetahuan kita pada hakekatnya merupakan pengetahuan atas kepentigan,

13
meskipun kita tidak ber-maksud mengaitkan dengan kepentigan tertentu

dalam mengembangkannya; suatu keharusan ilmiah untuk meng-adakan

penelitian, bila manusia memang berkepentingan; Konsep paradigma bergeser

dengan sendirinya. Hal ter-sebut membuka kemungkinan adanya program

penelitian dengan asumsi yang sangat beragam.

Dari rincian penjelasan aksioma yang berlaku dalam penelitian kualitatif

naturalistik tersebut dapat disederhanakan menjadi sebagai berikut:19

1. Aksioma tentang Hakekat Realitas


Realitas atau kenyataan adalah ganda, dibentuk, dan merupakan keutuhan.
2. Aksioma tentang Hubungan pencari tahu dengan yang tahu
Pencari tahu dan yang tahu aktif bersama, jadi tidak dapat dipisahkan.
3. Aksioma tentang Kemungkinan Generalisasi
Hanya waktu dan konteks yang mengikat hipotesis kerja (pernyataan

idiografis) yang dimungkinkan.


4. Aksioma tentang Hubungan Sebab-Akibat
Setiap keutuhan berada dalam keadaan mempengaruhi secara bersama-sama,

sehingga sukar membedakan mana sebab dan mana akibat.


5. Aksioma tentang Nilai
Inkuirinya terikat nilai, jadi tidak bebas nilai.

F. Karakteristik Penelitian Kualitatif


Karakteristik metodologi penelitian secara jelas akan mewarnai setiap

langkah kegiatan dalam pelaksanaan penelitian. Kurangnya pemahaman peneliti

terhadap karakteristik metodologi tersebut dapat berakibat terhadap rendahnya

kualitas penelitian yang dilakukan. Metode kualitatif memiliki beberapa sifat

19 Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,


2013). H,37

14
khas, yaitu penekanan pada lingkungan yang alamiah (naturalistic setting),

induktif (inductive), fleksibel (flexible), pengalaman langsung (direct experience),

kedalaman (indepth), proses, menangkap arti (verstehen), keseluruhan

(wholeness), partisipasi aktif dari partisipan dan penafsiran (interpretation).20

Menurut Merguerite dkk, bahwa Penelitain kualitatif diciri-khaskan dengan sifat

fleksibel, naturalistik dalam pengumpulan data dan tidak menggunakan standar

instrumen.21 Beberapa karakteristik penelitian kualitatif yang menonjol, antara

lain sebagai berikut 22:

1. Natural Setting
Ciri utama metode penelitian kualitatif adalah penekanannya pada

lingkungan yang alamiah. Alamiah (natural) berarti bahwa data yang

diperoleh dengan cara berada di tempat di mana penelitian itu dibuat.Jadi,

topik penelitian kualitatif diarahkan pada kondisi asli apa adanya, sesuai

dengan di mana, dan kapan subjek penelitian berada. Dengan demikian

sasaran penelitian berada dalam posisi kondisi asli seperti apa adanya secara

alami tanpa rekayasa penelitian.

20 Raco, Dr. J. R . M.E., M.Sc. Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, karakteristik dan Keunggulan,
(Jakarta:Grasindo,2013). h. 56.

21 Marguerite G. Lodico, at all, Methods in Educational Research: From Theory to


Practice, (San Francisco:Wiley,2010), h. 112.

22 Raco, Dr. J. R . M.E., M.Sc. Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, karakteristik dan
Keunggulan, (Jakarta:Grasindo,2013). h. 56-60

15
Alamiah juga berarti bahwa konteks dan situasi subjek penelitian

dipahami dan diuraikan secara jelas dan luas sehingga pembaca merasa benar-

benar berada dan terlibat di dalamnya. Peneliti harus mampu dan apik dalam

mediskripsikan penelitiannnya. Kemampuan peneliti melakukan yang

demikian akan membawa para pembaca untuk ikut terlibat di dalamnya.

Karena latar dan setting agama, politik, sosial dan budaya jika didiskripsikan

sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dengan bahasa yang baik lagi benar

akan mampu menghipnotis pembaca untuk merasa ikut terlibat dalam suasana

tersebut. Oleh karena itu kehadiran seorang peneliti di tempat penelitiannya

secara penuh akan mampu mengahdirkan penelitiannya secara jelas dan tanpa

dibut-buat.

2. Induktif
Penelitian kualitatif menekankan pada analisis induktif. Data yang

dikumpulkan bukan dimaksudkan untuk mendukung atau menolak hipotesis

penelitian, tetapi abstraksi disusun sebagai kekhususan yang telah terkumpul

dan dikelompokkan melalui proses pengumpulan data yang dilakukan secara

teliti.Induktif biasanya dimulai dengan mengobservasi sasaran penelitian

secara rinci menuju generalisasi dan ide-ide yang abstrak. Dikatakan juga

bahwa cara induktif berawal dari suatu fakta dan realita. Adapun tujuan dari

induktif adalah untuk menemukan pola-pola atau tema-tema hasil analisa data

yang diperoleh lewat wawancara. Cara induktif berbeda dengan deduktif .

16
Deduktif bertitik tolak dari hal yang umum menuju yang khusus, dari asumsi

dan hipotesis ke realita dan fakta.


3. Fleksibel
Fleksibel berarti terbuka terhadap kemungkinan penyesuaian terhadap

keadaan yang selalu berubah dan memungkinkan perolehan pengertian

mendalam. Peneliti harus terhindar dari formalitas yang kaku yang menutup

kemungkinan bila peneliti memiliki kebebasan dan fleksibel terhadap situasi

yang ada dan cukup kreatif menyesuaikan diri dengan keadaan. Juga dalam

penelitian kualitatif, desain disusun secara lentur dan terbuka disesuaikan

dengan kondisi sebenarnya yang dijumpai di lapangan. Penelitian tidak

menerima desain yang ditentukan secara apriori karena tidak tepat dalam

menghadapi realitas dari berbagai masalah yang sebelumnya tidak

diketahui.Penelitian kualitatif harus melihat situasi dan kondisi penelitian.

Jika terjadi perubahan ketika penelitian berlangsung, maka penelitian pun

harus menyesuaikan diri. Artinya segala bentuk pengumpulan data harus

dilakukan kembali hingga data diperoleh lebih komplit sesuai dengan

perubahan situasi dan kondisi saat penelitian.


4. Keseluruhan (wholeness)
J. Amos Hatch menjelaskan dalam bukunya Doing Qualitative

Research in Education Setting sebagai berikut:


Qualitative work starts with the assumtion that social setting ate unique,
dynamic, and complex. Qualitative methods provides mean whereby social
contexts can be systematically examined as a whole, without breaking them
down into isolated, incomplete, and disconnected variables.

17
Jadi, termasuk ciri khas penelitian kualitatif adalah kontek sosialnya

dapat diperiksa secara menyeluruh, tanpa menjadikannya terisolir, tidak

lengkap dan menjadi variabel terputus.


5. Pengertian Mendalam (verstehen)
Artinya, metode ini hendak mempelajari bagaimana orang mengerti

sesuatu. Pada prinsipnya manusia selalu mengungkapkan diri dalam bentuk

simbol-simbol. Simbol ini memiliki arti. Untuk itu wawancara merupakan

media yang penting untuk menangkap pemahaman dan pengertian orang atas

simbol-simbol yang digunakan.

6. Fokus pada Makna (Centrality of Meaning)


Penelitian kualitatif memusatkan pada kegiatan ontologis, sehingga

data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar

memiliki makna yang lebih nyata daripada sekedar angka atau

frekuensi.Dalam penelitian kualitatif, peneliti kadang-kadang berhadapan

dengan data-data yang berbentuk simbol-simbol, manuskrip-manuskrip

berbahasa simbolik, yang mana data-data tersebut harus didalami maknanya

secara mendalam dan fokus. Dalam penelitian kebudayaan, agama, sosial dan

sejarah sering kali didapati data-data semacam relief, gambar ukiran, patung

dan lain sebagainya.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari deskripsi yang dikemukakan pada pembahasan, dapat dikemukakan

kesimpulan sebagai berikut:


1. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistic, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang

alamiah dan dengan menggunakan metode kualitatif, analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi.


2. Aksioma yang berlaku dalam penelitian kualitatif naturalistik adalah sebagai

berikut:

19
a. Aksioma tentang Hakekat Realitas: Realitas atau kenyataan adalah ganda,

dibentuk, dan merupakan keutuhan.


b. Aksioma tentang Hubungan pencari tahu dengan yang tahu: Pencari tahu

dan yang tahu aktif bersama, jadi tidak dapat dipisahkan.


c. Aksioma tentang Kemungkinan Generalisasi: Hanya waktu dan konteks

yang mengikat hipotesis kerja (pernyataan idiografis) yang dimungkinkan.


d. Aksioma tentang Hubungan Sebab-Akibat: Setiap keutuhan berada dalam
keadaan mempengaruhi secara bersama-sama, sehingga sukar membeda-

kan mana sebab dan mana akibat.


e. Aksioma tentang Nilai: Inkuirinya terikat nilai, jadi tidak bebas nilai.
3. Metode kualitatif memiliki beberapa sifat khas, yaitu penekanan pada

lingkungan yang alamiah (naturalistic setting), induktif (inductive), fleksibel

(flexible), pengalaman langsung (direct experience), kedalaman (indepth),

proses, menangkap arti (verstehen), keseluruhan (wholeness), partisipasi aktif

dari partisipan dan penafsiran (interpretation).

B. Saran
Sebagai mahasiswa, kita harus memahami Aksioma Dasar dan

Karakteristik penelitian kualitatif. Karena hal ini sangat berguna jika kita ingin

melakukan suatu penelitian. Sebagaimana diketahui bahwa paradigma penelitian

kualitatif memusatkan perhatiannya pada prinsip umum yang mendasari

perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia, atau pola-

pola. Gejala-gejala sosial dan budaya dianalisis dengan menggunakan

kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran

20
mengenai pola-pola yang berlaku, dan pola-pola yang ditemukan tadi dianalisis

lagi dengan menggunakan teori yang objektif.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,
2006.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Kearah Ragam


Varian Kontemporer. Jakarta: Rajawali Press, 2001.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009.

Herdiansyah, Heri. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:


Salemba Humanika, 2010.

Marguerite G. Lodico, at all, Methods in Educational Research: From Theory to Practice,


San Francisco:Wiley,2010.

Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Noeng Muhadjir. Metodologi Penelitian Kualitatif . Yogyakarta: Rake Sarasin. 1990.

RA., Johnson and Wichern DW. Applied Multivariate Statistical Analysis. New Jersey:
Prentice Hall, Englewood Chiffs, 2005.

Raco, Dr. J. R . M.E., M.Sc. Metode Penelitian Kualitatif; Jenis, karakteristik dan
Keunggulan, Jakarta:Grasindo,2013.

Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru,
2001.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta, 2012.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Penerbit


Bumi Aksara, 2013.

21
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PPS UPI dan PT
Remaja Rosdakarya, 2013.

Wiria Atmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Cet. V; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya dan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2008.

22

Anda mungkin juga menyukai