I. Tujuan
a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara Pemeriksaan DHF (NS1Ag) pada
serum atau plasma probandus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara Pemeriksaan DHF (NS1Ag) pada
serum atau plasma probandus.
3. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara Pemeriksaan DHF (NS1Ag) pada
serum atau plasma probandus.
2. Mahasiswa dapat melakukan tes kualitatif untuk mendeteksi virus
Dengue NS1 anttigen dalam serum atau plasma pasien guna membantu
menetapkan diagnosa infeksi virus Dengue.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan DHF (NS1Ag).
II. Metode
Pada pemeriksaan DHF (NS1Ag) menggunakan metode immunokromatografic.
III. Prinsip
SD Bioline Dengue NS1Ag strip adalah uji screening yang memiliki 2 garis
hasil.Test line terikat pada antibody monoclonal mencit dan control line terikat
antibody poliklonal NS1 yang terkonjugasi dengan gold colloidal.Antigen-
antibodi yang membentuk garis warna pada test line dan control line.
Demam berdarah telah dilaporkan terjadi di lebih dari 100 negara dan
2,5 miliar orang tinggal di daerah di mana penyakit ini endemik (WHO 2009).
Demam berdarah disebabkan oleh empat virus dengue (DENV 1-4),
flaviviruses dari keluarga Flaviviridae. Di Asia Tenggara, Aedes aegypti adalah
vektor utama DENV dan Aedes albopictus bertindak sebagai vektor sekunder.
( Cheong-Huat Tan,dkk.2011 ).Tes untuk antigen dan deteksi antibodi secara
luas digunakan untuk konfirmasi infeksi dengue. Namun, kinerja tes tergantung
pada spesifisitas dan sensitivitas alat tes yang digunakan. spesifisitas tinggi
adalah penting jika tes yang digunakan untuk mengkonfirmasi dengue
sedangkan sensitivitas sangat penting jika tes yang akan digunakan untuk
mendukung diagnosis klinis. Setelah gigitan nyamuk aedes terinfeksi, virus
dengue bereplikasi cepat sebelum perkembangan tanda-tanda dan gejala. NS1
Ag beredar seragam di semua serotipe virus dengue dan beredar pada tingkat
tinggi selama beberapa hari 1 sakit. Ini adalah alasan untuk tingkat deteksi
tinggi NS1Ag di sera fase akut, ada setelah menurun secara bertahap dan
deteksi antibodi menjadi lebih menonjol setelah 5 hari. (Mahapatra Dharitri
dkk, 2014).
Gambar:
IX. Pembahasan
Demam dengue (DF) dan demam berdarah dengue atau DBD (dengue
haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot danatau nyeri sendi yang
disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopeniadan diathesis hemoragik.
Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi
(peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom
renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah demam berdarah dengue yang
ditandai oleh renjatan atau syok.Terdapat 4 serotipe virus Dengue yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam
berdarah.Virus dengue serotype ke-4 juga ditemukan di Indonesia disamping
DEN-3 sebagai serotype terbanyak.( Pablo O. A. Acosta dkk, 2014).
Sebuah laporan menunjukkan bahwa 30% kematian akibat demam berdarah
telah mencari perhatian medis dalam waktu 24 jam dari onset dan 67% oleh 72
hours.3 antara pasien dengan demam berdarah yang dirawat di rumah sakit, 83,9%
telah mencari konsultasi medis di tingkat layanan primer sebelum masuk dan
68,7% telah terlihat pada dua atau lebih occasions.4 Mean durasi antara kontak
pertama dengan perawatan primer dan rawat inap itu 1,4 hari. Oleh karena itu,
dokter perawatan primer memainkan peran yang sangat penting dalam pengenalan
dini dan pengelolaan demam berdarah ketika pasien maju melalui fase yang
berbeda dari penyakit.( LCS Lum.2014 ).
NS1 adalah protein non-struktural yang dihasilkan baik dalam bentuk
membrane dan disekresikan.NS1 ini terlibat dalam replikasi virus dan telah
terbukti berkorelasi dengan viremia.Tes cepat NS1 dapat digunakan dalam
mendeteksi DENV di laboratorium yang terinfeksi Ae. aegypti.( Cheong-Huat
Tan,dkk.2011 ). Antigen NS1 ditemukan dari hari pertama dan sampai 9 hari
setelah timbulnya demam pada sampel pasien yang terinfeksi dengue primer atau
sekunder. Biasanya Ig M tidak menjadi terdeteksi sampai 5 hari sampai 10 hari
setelah serangan pwnyakit dalam kasus infeksi dengue primer dan sampai 4- 5 hari
setelah serangan penyakit sekunder. Di infeksi primer Ig G muncul hari ke 14 dan
bertahan seumur hidup. Infeksi sekunder menunjukkan bahwa Ig G akan
meningkat dalam waktu 1-2 hari setelah timbulnya gejala dan menginduksi respon
Ig M setelah 20 hari setelah terinfeksi. Penularan infeksi virus dengue terjadi
melalui vektor nyamuk genus Aedes (terutama A. aegypti dan A. albopictus).
Peningkatan kasus setiap tahunnya berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan
tersedianya tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi air
jernih. Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi (<5 hari) menunjukkan
keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit. Setelah keadaan nadir tercapai akan
terjadi peningkatan proses hematopoiesis termasuk megakariopoiesis. Kadar
tromobopoietin dalam darah pada saat terjadi trombositopenia justru menunjukkan
kenaikan, hal ini menunjukkan terjadinya stimulasi tromobositopenia. (Pablo O. A.
Acosta dkk, 2014)
Pada pemeriksaan NS1Ag test praktikan menggunakan sampel serum atas nama
Mr.X yang berasal dari Rs.Siloam.Serum ini disimpan pada suhu refrigerator
sebelum digunakan dan tidak mengalami hemolysis,lipemik maupun kontaminasi
sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.Di praktikum kali ini,
NS1 stip test yang digunakan adalah merk SD BIOLINE Rapid test yang memiliki
sensitifitas 92,4% dan spesitifitas 98,4%.Langkah pertama yang dilakukan
praktikan adalah membuat suhu bahan pemeriksaan seperti serum dan strip test
dalam keadaan suhu ruang dengan cara mendiamkan bahan tersebut di suhu ruang
beberapa menit.Hal ini bertujuan agar pada pemeriksaan serum,hasil yang
dihasilkan valid dan tidak terjadi kesalahan akibat faktor suhu yang tidak
sesuai.Kemudian diteteskan 3 tetes serum atau setara dengan 100 ke dalam
sumur sampel menggunakan pipet sekali pakai.Penggunaan pipet sekali pakai ini
bertujuan agar tidak terjadi kesalahan pada akhir akibat penggunaan pipet
berulang.Kemudian ditunggu reaksi yang terjadi hingga 20 menit,waktu ini adalah
waktu yang paling maksimal dalam pembacaan hasilnya,karena jika hasil dibaca
lebih dari waktu ini akan menyebabkan hasil salah.Adapun hasil test yang
didapatkan adalah hasil positif (+) dimana terdapat NS1Ag Dengue pada serum
pasien yang ditandai dengan munculnya dua garis berwarna masing-masing pada
garis kontrol ( C ) dan garis test ( T ).
Hasil positif (+) ini disebabkan karena adanya NS1Ag virus Dengue sebagai
antigen pada serum yang berikatan dengan anti Dengue NS1Ag virus Dengue
sebagai antibodi pada membran NS1Ag strip. Sehingga serum yang terdapat NS1
virus Dengue sebagai antigen terkonjugasi dengan gold colloid dan bergerak
sepanjang membran pada kaset NS1Ag ke daerah test (T) sehingga terjadi reaksi
membentuk senyawa kompleks dan terbentuk garis berwarna. Sisa anti dengue
NS1Ag yang belum berikatan dengan antigen NS1 virus Dengue dan gold colloid
akan menuju daerah kontrol (C) dan berikatan dengan anti dengue NS1Ag.
Sehingga pada daerah kontrol (C) akan terbentuk senyawa kompleks yang ditandai
dengan terbentuknya garis berwarna.
Pada pemeriksaan NS1 dengan metode ini,ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya pembacaan yang lebih dari dua
puluh menit, kesalahan dalam pemipetan sampel,penyimpanan sampel yang tidak
sesuai berdasarkan suhunya dan tempat penyimpanan,sampel yang rusak
( hemolisis,lipemik dan terkontaminasi ) dan penggunaan kaset NS1Ag test yang
kadarluasa.
X. Simpulan
Dari hasil praktikum DHF (NS1Ag) disimpulkan bahwa pada serum
pasien atas Mr.X dengan kode sampel C yang berasal dari Rs.Siloam
mengandung antigen NS1Ag Dengue.
Daftar Pustaka