Tahanan gelinding adalah gaya yang terjadi akibat gesekan roda alat yang sedang bergerak
dengan permukaan tanah. Besarnya tahanan akan berbeda pada setiap jenis dan kondisi
permukaan tanah atau jalan dan juga sangat tergantung pada tipe roda dari alat berat.
Tabel berikut adalah besarnya tahanan gelinding berdasarkan jenis permukaan tanah dan
tipe roda. (Sumber: Caterpillar Performance Handbook,1993)
Pada saat alat berat bergerak dipermukaan yang menanjak maka selain tahanan gelinding
ada gaya yang menahan alat tersebut, gaya tersebut adalah tahanan kelandaian.
Untuk kelandaian lebih kecil dari 10%, V/I = sin tan , maka
F = W tan
Jika
Total tahanan merupakan jumlah dari tahanan gelinding dan tahanan kelandaian.
Rumus total tahanan adalah:
TR = RR GR
Nilai GR akan berubah berdasarkan keadaan permukaan jalan, pada jalan naik arah GR
sama dengan arah RR sehingga rumus menjadi TR = RR + GR. Sedangkan pada jalan
menurun arah GR berlawanan dengan arah RR sehingga rumus menjadi TR = RR GR
Fungsi dari alat pengangkut adalah untuk mengangkut material seperti tanah, pasir, batuan
dari proyek konstruksi. Pemilihan jenis alat angkut tergantung pada kondisi di lapangan,
volume material, waktu, dan biaya.
Dump Truck dan Tractor-Wagon yang dipakai di dalam proyek konstruksi umumnya adalah
sebagai berikut:
a. Rear-dump truck
b. Side-dump truck
c. Rear-dump tractor-wagon
d. Side-dump tractor-wagon
e. Bottom-dump tractor-wagon
Rear-dump truck dan tractor wagon untuk mengeluarkan material dengan pengangkatan
bagian depan bak. Rear-dump truck dipakai untuk mengangkut berbagai jenis material,
tetapi material lepas seperti tanah dan pasir kering umumnya diangkut dengan dump truck.
Side-dump truck dan tractor-wagon mengeluarkan material yang diangkut dengan menaikan
salah satu sisi bak. Pada kondisi pembongkaran muatan dilakukan pada tempat yang
sempit dan panjang maka pemakaian truck dan tractor-wagon merupakan pilihan yang
tepat.
Bottom-dump tractor-wagon material yang dikeluarkan melalui bagian bawah bak yang
dapat dibuka ditengah-tengahnya. Pembongkaran material dilakukan pada saat bergerak.
Umumnya mengangkut material lepas seperti pasir, kerikil, batuan sedimen, lempung keras,
dll. Kelandaian permukaan tempat alat tersebut digunakan sebaiknya kurang dari 5% karena
bentuk dari alat tersebut tidak memungkinkan untuk daerah yang terjal.
Kapasitas dari bak penampung truck dan tractor-wagon terdiri dari struck capacity (kapasitas
peres) dan heaped capacity (kapasitas munjung).
Struck capacity adalah kapasitas alat yang muatannya mencapai ketinggian dari bak
penampung. Jenis material yang lepas dengan daya lekat rendah seperti pasir dan kerikil
umumnya tidak bias menggunung jadi pengangkutannya dalam kapasitas peres.
Heaped capacity adalah kondisi muatan mencapai ketinggian lebih dari ketinggian bak.
Kapasitas dan ukuran truck sangat bervariasi. Oleh karena itu pemilihan ukuran truck sangat
penting karena truck besar atau kecil akan memberikan beberapa keuntungan dan kerugian.
Produktivitas suatu alat selalu tergantung dari waktu siklus. Waktu siklus terdiri dari waktu
pemuatan, waktu pengangkutan, waktu pembongkaran muatan, waktu perjalanan kembali,
dan waktu antri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu-waktu tersebut adalah sebagai berikut:
Perhitungan waktu berangkat dan waktu kembali dilakukan dengan menggunakan grafik
untuk scaper.
Kapasitas dan berat truck
Contoh:
Truck 773 B digunakan untuk memindahkan tanah sebanyak 600.000 BCM dari quarry A ke
proyek E
seperti ter gambar.
Berat jenis tanah = 1300 kg/LCM
Kapasitas truck = 29 LCM
Effisiensi = 45/60
Produksi Loader = 110 LCM/jam
Waktu isi = 3 menit; waktu bongkar = 1,5 menit
Load factor = 0,80
Pertanyaan:
1. Berapa produktivitas truck
2. Berapa jumlah truck yang dibutuhkan
Jawab:
Berat = berat kosong + (heaped capacity x bj. Tanah) < berat maksimum
= 39396 + (29 x 1300)
= 77096 kg < 92534 kg Ok!
Menghitung waktu kembali:
Dar RR GR TR L (km) V t
Ai - 4 7 11 5 (km/jam)
32 (menit)
09,38
BB- 3,5 -3 1,5 15 67 13,43
CC- 4,5 -8 -4,5 5 65 04,62
DD- 4 0 4 20 64 18,75
E t4 =
46,18