Artikel PDF
Artikel PDF
Oleh:
Sitti Sahriah1)
Makbul Muksar2)
Trianingsih Eni Lestari3)
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang Nomor 5
Abstrak
Materi operasi pecahan bentuk aljabar menjadi fokus dalam penelitian ini.
Peneliti ingin melihat lebih dalam dan luas pemahaman siswa terkait materi operasi
pecahan bentuk aljabar. Selain itu operasi pecahan bentuk aljabar menuntut berbagai
materi prasyarat yang akan dikuasai oleh siswa. Masalah pokok yang diteliti dalam
penelitian ini adalah kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan yang dilakukan
siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan operasi pada pecahan
bentuk aljabar. Serta faktor-faktor siswa melakukan kesalahan. Subyek dalam
penelitian ini adalah siswa kelasVIIID SMP Negeri 2 Malang.
Data kesalahan siswa diperoleh dari hasil tes tertulis Jawaban siswa yang
salah diidentifikasi kedalam jenis dan bentuk kesalahan. Setelah itu dipilih beberapa
siswa untuk diwawancarai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan
jenis penelitiannya adalah deskriptif.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) kesalahan konseptual
yang dilakukan siswa antara lain: kesalahan tidak menyamakan penyebut, kesalahan
konsep perkalian silang, kesalahan tidak memfaktorkan, salah menafsirkan prinsip
pencoretan. (2) kesalahan prosedural yang dilakukan siswa antara lain: Kesalahan
karena tidak menuliskan variabel, kesalahan penjumlahan atau perkalian atau
pembagian, kesalahan tidak menyederhanakan jawaban, kesalahan tidak menjawab
soal, kesalahan menuliskan tanda, kesalahan memfaktorkan. (3) faktor-faktor siswa
melakukan kesalahan antara lain: Siswa tidak mengetahui cara menyamakan
penyebut berbeda pada pecahan aljabar, siswa kurang mahir dalam memfaktorkan,
Siswa tidak mahir dalam memanipulasi langkah penyelesaian, siswa tidak mengerti
aturan perkalian silang, siswa tidak dapat mengkaitkan materi pada soal dengan
materi yang telah diperoleh sebelumnya, siswa kurang teliti dalam melakukan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian pada pecahan bentuk aljabar.
Hasil
Dari 10 soal yang dikerjakan siswa, diperoleh hasil kesalahan-kesalahan yang
dilakukan siswa seperti pada table berikut
Nomor Butir soal Jenis kesalahan yang ditemukan
soal
1 Sederhanakan penjumlahan 1. Kesalahan tidak
pecahan berikut! menyamakan penyebut
3 2 2. Kesalahan dalam melakukan
4 3 penjumlahan bilangan yang
memiliki variabel
3. Kesalahan tidak menuliskan
variabel
2 Sederhanakanlah pengurangan 1. Kesalahan tidak
pecahan berikut! menyamakan penyebut
3 2 2. Tidak menyederhanakan
2 3 jawaban
3. Kesalahan melakukan
pembagian
3 Tentukan nilai x dari persamaan 1. Kesalahan konsep aturan
pecahan berikut! perkalian silang
4 2 2. Kesalahan langkah
3 3 penyelesaian yang
digunakan
4 Sederhanakanlah pecahan berikut! 1. Kesalahan tidak
3 menyamakan penyebut
5 4 2. Salah tulis variabel
3. Kesalahan tidak
menyederhanakan jawaban
Pembahasan
1. Kesalahan Konseptual
Kesalahan konseptual yang dilakukan siswa sebagai berikut:
a. Kesalahan tidak menyamakan penyebut
Untuk soal nomor 1, 2, 4, 5, 9 dan 10 adalah soal yang menuntun siswa dalam
menyelesaiakan, terlebih dahulu harus menyamakan penyebut. Untuk soal nomor
1,2, 4, dan 5 kesalahan tidak menyamakan penyebut dilakukan oleh kelompok
bawah, dari 9 siswa yang menempati kelompok bawah. Sebanyak 3 siswa atau
(33,33%) tidak menyamakan penyebut, Sedangkan dari kelompok sedang bawah
sebanyak 10 siswa dan yang melakukan kesalahan tidak menyamakan penyebut
sebanyak 2 siswa atau (20%). Ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui
bagaimana cara menyamakan penyebut.Untuk soal nomor 9 dan 10, dimana soal
tersebut juga menuntun siswa dalam menyelesaiakan harus menyamakan
penyebut terlebih dahulu. Untuk soal nomor 9 dan 10. Ternyata baik dari
kelompok bawah, sedang bawah, sedang atas dan kelompok atas semuanya
melakukan kesalahan tidak menyamakan penyebut. Untuk nomor 10 siswa tidak
menggunakan perkalian silang dalam menyelesaiakan, karena pada dasarnya
untuk menyelesaikan soal nomor 10. Terlebih dahulu siswa harus melakukan
perkalian silang. Setelah melakukan perkalian silang siswa juga harus
menyamakan penyebut. Tetapi semua langkah tersebut tidak dilakukan oleh siswa
b. Kesalahan konsep perkalian silang
Kesalahan yang dilakukan pada soal nomor 3 ini adalah kesalahan dalam
aturan/prinsip perkalian silang. Siswa yang menjawab salah dilakukan oleh siswa
yang berada di kelompok bawah (66,66%), sedang bawah (90%) , dan sedang atas
(85,71%) dan semua siswa yang berada di kelompok atas.
c. Kesalahan tidak memfaktorkan
Kesalahan ini tampak pada soal nomor 6, 7, dan 8 dimana ketiga soal tersebut
dalam penyelesaiannya harus memfaktorkan. Tetapi hasil temuan menunjukkan
bahwa banyak siswa tidak memfaktorka. Baik yang bentuk sederhana, seperti
pada nomor 7, yaitu memfaktorkan 3 15. Siswa banyak yang tidak
memfaktorkan. Selain itu pada soal nomor 6, siswa tidak memfaktorka 4,
kalaupun ada yang memfaktorkan hasil faktornya pun salah. Untuk kelompok
bawah sebanyak (100%) dalam menjawab tidak memfaktorkan. Sedang bawah
sebanyak (90%), sedang atas sebanyak (100%), sedangkan kelompok atas
sebanyak (63,63%). Jika kita melihat dari kesalahan yang dilakukan oleh siswa.
Bisa dipahami bahwa ini disebabkan karena siswa tidak mahir dalam
memfaktorkan
d. Siswa salah menafsirkan prinsip pencoretan
Kesalahan ini tampak pada soal nomor 6, 7, 8, 9, dan 10. Hasil temuan peneliti ini
menunjukkan bahwa banyak siswa melakukan kesalahan dalam menggunakan
konsep atau prinsip dalam pencoretan. Siswa melakukan pencoretan ini ketika ada
variabel atau bilangan yang bisa disederhanakan. Siswa langsung mencoret tanpa
memperhatikan aturan dari suatu bilangan itu bisa disederhanakan dengan
melakukan pencoretan atau tidak. Siswa tidak mengerti ketika dalam kondisi yang
seperti apa, konsep pencoretan itu bisa dilakukan. Kesalahan konsep pencoretan
ini dilakukan oleh semua klasifikasi kelompok yang ada.
Sedangkan persentase kesalahan yang dilakukan siswa untuk kelompok bawah
sebanyak(100%), sedang bawah (70%), sedang atas (71, 42%) serta kelas atas
(72,72%).
2. Kesalahan Prosedural
Kesalahan prosedural yang dilakukan siswa sebagai berikut
a. Kesalahan tidak menuliskan variabel
Kesalahan ini ditemukan pada lembar jawaban siswa untuk soal nomor 1. Siswa
! ! # % $&!
menuliskan seperti berikut, . Kesalahan tidak
" $ $ $
menuliskan variabel itu dilakukan oleh kelompok bawah sebanyak (22,22%).
Siswa melakukan kesalahan tidak menuliskan variabel disebabkan siswa kurang
teliti dan sebelum mengumpulkan siswa tidak melakukan pemeriksaan ulang
dengan jawaban-jawaban yang sudah dikerjakan
b. Kesalahan penjumlahan atau kesalahan perkalian atau pembagian
Kesalahan penjumlahan bilangan yang memiliki varibel dilakukan oleh siswa
yang berada pada kelompok bawah.
c. Kesalahan tidak menyederhanakan
Kesalahan ini tampak pada nomor 4 dan 5. Untuk kesalahan nomor 4 dan 5
dilakukan oleh satu siswa yang berada pada kelompok sedang bawah. Ini
disebabkan karena siswa tidak mahir dalam menyederhanakan. Ini diungkapkan
siswa saat peneliti melakukan wawancara.
d. Kesalahan tidak menjawab soal
Kesalahan ini tampak pada soal nomor 3, 9, dan 10. Untuk soal nomor 3
merupakan soal dengan tingkat kesukaran mudah. Siswa yang tidak menjawab
soal dilakukan oleh kelompok bawah sebanyak 3 siswa atau (33,33%).
Sedangkan untuk soal nomor 9 dan 10 merupakan soal dengan tingkat kesukaran
sulit. Untuk soal nomor 9, siswa yang tidak menjawab dilakukan oleh kelompok
bawah sebanyak 2 siswa atau (22,22%), sedang bawah sebanyak 3 siswa atau
(30%). Untuk soal nomor 10 yang tidak menjawab soal dilakukan oleh kelompok
bawah sebayak 9 siswa dari 9 siswa yang menempati kelompok bawah. kelompok
sedang bawah 8 siswa atau (80%), kelompok sedang atas sebanyak 3 siswa atau
(42,85%) Kesalahan- kesalahan ini menunjukkan bahwa siswa masih kurang
dalam menyelesaiakan soal pada materi pecahan bentuk aljabar. Dari wawancara
diperoleh bahwa siswa tidak mengerti aturan perkalian silang pada suatu
persamaan, siswa tidak dapat mengkaitkan materi pada soal dengan materi yang
telah diperoleh sebelumnya. Serta siswa kurang mahir dalam melakukan
manipulasi langkah-langkah penyelesaian.
e. Kesalahan menuliskan tanda
Kesalahan ini dilakukan oleh satu siswa yang berada pada kelompok bawah. Hasil
penemuan menunjukkan siswa salah menuliskan tanda operasi pengurangan.
$ " $$
Seperti pada hasil pekerjaan siswa berikut, . Dapat
' ' $(' $(' $('
dilihat bahwa siswa menuliskan tanda operasi pengurangan dengan tanda
samadenga. Kesalahan ini dilakukan oleh siswa karena siswa tidak telit.
f. Kesalahan memfaktorkan
Kesalahan ini tampak pada soal nomor 8. Karena pada dasarnya penyelesaian
untuk soal tersebut langkahnya harus menggunakan pemfaktoran. Dengan kata
lain siswa harus memahami terlebih dahulu cara memfaktorkan. Kesalahan ini
dilakukan oleh satu siswa yang berada pada kelompok atas. Berikut jawaban
siswa
* *. * $ *+" * *. $&* /(
) ,-) , ) ,0) ,
*+" *. $/ *+" *+ * *. (
Dapat kita lihat bahwa siswa salah dalam melakukan pemfaktoran. Siswa
menuliskan faktor dari 16 sama dengan 4 5 . Kesalahan ini
disebabkan karena siswa tidak menuliskan langkah penyelesaian secara teratur.
Selain itu siswa juga tidak melakukan pemfaktoran untuk 3 15, sehingga
siswa menemui jalan buntu. Akhirnya langkah terakhir yang dilakukan siswa
adalah mengalikan. Terlihat dari siswa melakukan perkalian pun juga salah. dari
sini kita dapat mengatakan bahwa siswa tidak mahir dalam melakukan
pemfaktoran. Selain itu siswa juga kurang mahir melakukan manipulasi langkah
penyelesaian.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan:
1) Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan oleh siswa SMP Negeri 2
Malang dalam menyelesaikan soal matematika materi operasi pecahan bentuk
aljabar kelas VIIID. Ditemukan kesalahan siswa meliputi kesalahan konseptual
dan kesalahan prosedural. Kesalahan konseptual yang dilakukan siswa yaitu a)
kesalahan tidak menyamakan penyebut. Dilakukan oleh kelompok bawah dan
kelompok sedang bawah, b) kesalahan konsep perkalian silang. Dilakukan oleh
semua siswa yang menempati kelompok bawah dan semua siswa yang berada
dikelompok sedang atas, c) kesalahan tidak memfaktorkan. Dilakukan oleh
kelompok sedang bawah d) kesalahan konsep pencoretan. Dilakukan oleh
semua kelompok.
Sedangkan kesalahan prosedural yang dilakukan siswa antara lain a)
kesalahan tidak menuliskan variabel, b) kesalahan penjumlahan atau kesalahan
perkalian atau kesalahan pembagian, c) kesalahan tidak menyederhanakan
jawaban, d) kesalahan tidak menjawab soal, e) kesalahan menuliskan tanda,
f) kesalahan memfaktorkan.
2) Faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika materi operasi pecahan bentuk alajabar yaitu
a. Siswa tidak mengetahui cara menyamakan penyebut berbeda pada pecahan
aljabar
b. Siswa kurang mahir dalam memfaktorkan
c. Siswa tidak mahir dalam memanipulasi langkah penyelesaian
d. Siswa tidak mengerti aturan perkalian silang
e. Siswa tidak dapat mengkaitkan materi pada soal dengan materi yang telah
diperoleh sebelumnya.
f. Siswa kurang teliti dalam melakukan operasi penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian pada pecahan bentuk aljabar.
Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian, peneliti menyarankan:
a) Guru sebaiknya memastikan bahwa materi prasyarat dan konsep dasar dari
materi aljabar sudah dikuasai oleh siswa sehingga siswa dengan mudah
menghubungkan dengan materi selanjutnya.
b) Peneliti merekomendasikan untuk kelompok bawah agar diberikan perhatian
khusus, dimana siswa kelompok tersebut harus dibimbing dari mulai materi
prasyarat dan konsep dasar materi aljabar harus dipastikan sudah di kuasai oleh
siswa dan siswa mampu menerapkan dalam menyelesaikan soal-soal.
c) Untuk kelompok sedang bawah, peneliti merekomendasikan agar siswa dapat
menguasai materi prasyarat dan konsep dasar dari materi aljabar, siswa
dipastikan bisa menguasai perkalian silang pada suatu persamaan dan
menguasai konsep pemfaktoran. Baik itu pemfaktoran bentuk linier maupun
bentuk pangkat. Serta siswa dipastikan dapat mengaitkan materi yang diperoleh
sebelumnya dengan materi selanjutnya dalam menyelesaikan soal-soal.
d) Untuk kelompok sedang atas dan kelompok atas untuk meminimalisir kesalahan
konseptual dan kesalahan prosedural dalam menyelesaikan soal materi operasi
pecahan bentuk aljabar, siswa perlu diberikan latihan soal yang bervariasi.
Dimana soal tersebut memang dirancang atau dibuat sendiri oleh guru serta
soal-soal tersebut mengasah konsep dan keterampilan siswa dalam
menyelesaiakan soal materi operasi pecahan bentuk aljabar.
e) Bagi peneliti selanjutnya yang berminat dengan masalah ini, untuk
menggunakan alternatif lain pada jenis indikator kesalahan konseptual dan
kesalahan prosedural yang diduga muncul pada penelitian nantinya.
f) Selain itu juga bagi peneliti lain sebaiknya melakukan perbandingan hasil tes
yang diperoleh dengan hasil tes dari guru. Salah satu alasan melakukan
perbandingan tes agar peneliti dapat menganalisis soal yang diberikan kepada
siswa apakah terlalu mudah ataukah soal tes terlalu sulit. Ketika terjadi
perbedaan yang signifikan antara hasil tes peneliti dengan hasil tes guru.
g) Kelemahan dari penelitian ini yaitu soal tes sebaiknya jangan dibahas terlebih
dahulu sebelum peneliti melakukan wawancara. Karena peneliti tidak akan
memperoleh informasi yang lebih dalam atau mengorek lebih jauh kesalahan
yang dilakukan siswa. Karena siswa sudah mengetahui jawaban terlebih dahulu.
DAFTAR RUJUKAN