Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

UNIVERSITAS ANDALAS

INISIASI MENYUSUI DINI

Oleh:

KELOMPOK VIII

STEVANI AWANDA 1411222020

INNEKE PUTRI 1411222031

ADINDA PITRIA YUSRIL 1411222040

RETNO DEVIANI 1411222048

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Gizi Ibu Hamil dan Menyusui

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat beserta
salam juga disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
umatnya dari alam kebodohan kepada alam yang berilmu pengetahuan.
Makalah ini ditulis untuk memberikan penjelasan mengenai inisiasi
menyusui dini. Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis tidak sedikit mengalami
hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan, dorongan, dukungan, dan bantuan
dari berbagai pihak penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini.
Dengan segenap kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang terlibat dalam membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segalaur usan dan kerja keras kita.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu, kritik
dan saran penulis harapkan dari para pembaca demi perbaikan makalah ini di masa
yang akan datang.

Padang, April 2017

Penulis

1
2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................2

BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................3

1.1 Latar Belakang....................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3

1.3 Tujuan penulisan.................................................................................................3

BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................4

2.1 Pengertian Inisiasi Menyusui Dini......................................................................4

2.2 Tujuan Inisiasi Menyusui Dini............................................................................4

2.3 Manfaat Inisiasi Menyusui Dini.........................................................................5

2.4 Inisiasi Menyusu Dini yang Dianjurkan.............................................................5

2.5 Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusu Sendiri.................................................6

2.6 Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Secara Umum.............................................7

2.7 Indikasi dan Kontra Indikasi IMD......................................................................8

2.8 Tahap Perilaku Bayi Sebelum Berhasil Menyusui..............................................8

2.9 Penghambat Inisiasi Menyusu Dini....................................................................9

2.10 Keuntungan Menyusui bagi Ibu......................................................................11

BAB 3 : PENUTUP....................................................................................................14

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
3

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas belajar Maternitas dan

menambah pengetahuan tentang Inisiasi Menyusu Dini. Inisiasi menyusu dini (early

initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera

setelah lahir. Artinya, bayi mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri asalkan

dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera

setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast

crawl.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Inisiasi menyusui dini?

2. Apa Tujuan dari Inisiasi menyusui dini?

3. Faktor-faktor apa sajakah mempengaruhi Inisiasi menyusui dini?

4. Bagaimana cara penatalaksanaan Inisiasi menyusui dini?

5. Apa saja yang menghambat Inisiasi Menyusui Dini?

1.3 Tujuan penulisan


1. Agar pembaca paham dan mengerti tentang Inisiasi menyusui dini?

2. Agar pembaca paham dan mengerti tentang Inisiasi menyusui dini?

3. Agar pembaca paham dan mengerti tentang Inisiasi menyusiu dini?

4. Agar pembaca paham dan mengerti tentang penatalaksanaan Inisiasi

menyusui dini?

5. Untuk mengetahui dan memahami faktor Penghambat Inisiasi Menyusui

Dini?
BAB 2 : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inisiasi Menyusui Dini


Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi

mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Artinya, bayi mempunyai kemampuan

untuk menyusu sendiri asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya,

setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi

menyusu dini ini dinamakan the breast crawl.

2.2 Tujuan Inisiasi Menyusui Dini


Tujuan umumnya adalah agar ibu nifas atau menyusui mengerti dan bisa melakukan

IMD dengan cara yang benar sehingga dapat terwujudnya Bounding Attecment

antara ibu dan anak.

Tujuan Inisiasi Menyusui Dini adalah:

1. Mengurangi angka kematian bayi.

Sekitar 40% kematian bayi terjadi pada usia bayi lahir (di bawah I tahun). Di

Indonesia angka kematian bayi baru lahir 20/1000 kelahiran hidup. Penyebab

kematian bayi disebabkan Hypotermi, Infeksi, BBLR dsb.

2. Memberi ASI sedini mungkin sehingga bayi segera mendapat makanan.

3. Membantu mengurangi kemiskinan.

IMD dapat meningkatkan ASI eksklusif. Jika semua bayi mendapatkan ASI

eksklusif berarti setiap kelurga yang mempunyai umur 0 6 tahun tidak perlu

mengeluarkan biaya untuk membeli susu formula, sehingga IMD ini bisa

untuk mengurangi kemiskinan


5

2.3 Manfaat Inisiasi Menyusui Dini


Untuk bayi

1. Kehangatan

Christensson et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi

yang diletakan dalam boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan

kulit ibunya mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan stabil.

2. Kenyamanan

Ternyata bayi-bayi yang di lakukan inisiasi dini lebih jarang menangis di

bandingkan dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.

3. Kualitas perlekatan

Di banding bayi yang dipiosahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di lakukan

inisiasi dini mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik

pada waktu menyusu.

Untuk ibu

Pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya

pendarahan.

2.4 Inisiasi Menyusui Dini yang Dianjurkan


Berikut ini langkah-langkah melakukan inisiasi menyusui dini yang dianjurkan.

1. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering

2. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali kedua

tangannya.

3. Tali pusat dipotong, lalu diikat.

4. Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak

dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.


6

5. Tanpa dibedong, bayi langsung di tengkurapkan di dada atau perut ibu

dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu, ibu dan bayi diselimuti bersama-sama.

Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari

kepalanya. Sering kita khawatir bayi kedinginan. Menurut penelitian Dr.

Niels Bergman dari Afrika Selatan, kulit dada ibu yang melahirkan satu

derajat lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika bayinya kedinginan,

suhu kulit ibu otomatis naik dua derajat untuk menghangatkan bayi. Jika bayi

kepanasan, suhu kulit ibu otomatis turun satu derajat untuk mendinginkan

bayinya. Kulit ibu bersifat termoreguler tau thermal sinchrony bagi suhu bayi.

2.5 Pentingnya Kontak Kulit dan Menyusui Sendiri


Dua hal penting yang tidak disadari selama ini bahwa:

1. Kontak kulit bayi dan ibu penting

2. Bayi segera setelah lahir dapat menyusu sendiri

Hal penting kontak kulit dengan kulit segera setelah lahir dan bayi menyusui sendiri

dalam satu jam pertama kehidupan:

1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari

payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypothermi).


2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih

stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian

energi.
3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit

ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri baik di kulit ibu.

Bakteri baik ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus

bayi, menyaingi bakteri jahat dari lingkungan.


7

4. Bonding (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada

1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidurr

dalam waktu yang lama.


5. Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari

susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu

pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.


6. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusu eksklusif

dan akan lebih lama di susui.


7. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi diputing susu ibu dan

sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran

hormon oksitosin.
8. Bayi mendapat ASI kolostrum (ASI yang pertama kali keluar). Cairan emas

ini juga dinamakan the gift of life.Bayi yang diberi kesempatan inisiasi

menyusui dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi

kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh,

penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus,

bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang

melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus

mematangkan dinding usus ini.


9. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk

pertama kalinya dalam kondisi seperti ini. Bahkan, Ayah mendapat

kesempatan mengadzankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman batin

bagi ketiganya yang amat indah.

2.6 Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini Secara Umum


1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi Ibu saat persalinan
2. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat

persalinan. Dapat diganti dengan cara non-kimiawi, misalnya pijat,

aromaterapi, gerakan atau hypnobirthing.


8

3. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya

melahirkan normal, didalam air, atau dengan cara lain.


4. Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua

tangannya. Lemak putih (vernix) yang menyamnkan kulit baik sebaiknya

dibiarkan.
5. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat.

2.7 Indikasi dan Kontra Indikasi IMD


Indikasi

Persalinan normal, persalinan dengan tindakan (vakum ekstraksi) ,persalinan

dengan obat obatan/ drip, persalinan operasi seksio jika memungkinkan,

Adapun tata laksana IMD pada opersi seksio berbeda dengan persalinan yang

bukan operasi seksio.

Kontra indikasi

Bayi aspeksia, bayi dengan cacat bawaan yang tudak bisa dilakukan IMD.

Misal bibir sumbing dan sebagainya.

2.8 Tahap Perilaku Bayi Sebelum Berhasil Menyusui


1. Dalam 30 menit pertama: stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga

(restquite alert stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka

lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian

peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan diluar kandungan.

Bonding (hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar pertumbuhan bayi

dalam suasana nyaman. Hal ini meningkatkan kepercayaan diri ibu terhadap

kemampuan menyusui dan mendidik bayinya. Kepercayaan diri ayahpun

menjadi bagiankeberhasilan menyusui dan mendidik anak bersama-sam ibu.

Langkah awal keluarga sakinah.


9

2. Antara 30-40 menit: mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum,

mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban

yang ada ditangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan

payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan

payudara dan puting susu ibu.


3. Mengeluarkan air susu
Saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai mengeluarkan

air liurnya.
4. Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Aerola (kalang payudara) sebagai

sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-menjilat kulit ibu,

menghentak-hentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke kana dan kiri, serta

menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya

yang mungil.
5. Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar, dan melekat

dengan baik.

2.9 Penghambat Inisiasi Menyusui Dini


1. Bayi kedinginan - tidak benar
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan ibu.

Menakjubkan! Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika

bayi diletakkan di dada ibu.


Berdasarkan hasil penelitian Dr. Niels Bergmen (2005), ditemukan bahwa

suhu dada ibu yang melahirkan meningkat 1 oC lebih panas daripada suhu ibu

yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanssan,

suhu dada ibu akan turun 1oC. Jika kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat

2oC untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan

tempat terbaik yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan

mahal.
2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya - tidak

benar
10

Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.

Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusui dini

membantu menenangkan ibu.


3. Tenaga kesehatan kurang tersedia - tidak masalah
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan sapat melanjutkan tugasnya. Bayi

dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat

untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.


4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk - tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapatdipindahkan ke ruang pulih atau kamar

perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai

payudara dan menyusu dini.


5. Ibu harus dijahit - tidak masalah
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit

adalah bagian nbawah tubuh ibu.


6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore

(gonorrhea) harus segera diberikan setelah lahir tidak benar


Menurut American College of Obstetric and Gynecologi dan Academy

breastfeeding medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda

setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa

membahayakan bayi.
7. Bayi harus segeradibersihkan, dimandikan, ditimabng, dan diukur tidak

benar
Menunda memandikan bayi berarti menunda menghindarkan hilangnya panas

badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan

melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.

Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.


8. Bayi kurang siaga tidak benar
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah

itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang

diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan

bantuan lebih untuk bonding.


11

9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga

diperlukan cairan lain (cairan prelaktal) tidak benar


Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan

dengan membawa bekal air dan gula yang dipakai pada saat itu.
10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi tidak benar
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain sebagai

imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum

melindungi dan mematngkan dinding usus yanga masih muda.

2.10 Keuntungan Menyusui bagi Ibu


1. Mengurangi risiko kanker payudara (ca mammae).
2. Peneliti dari Inggris mengevaluasi hubungan antara terjadinya kanker dan

menyusui. Penelitian ini melibatkan hampir 4.000 orang dewasa yang

disurvei dari tahun 1937-1939. Menyusui mengurangi kanker payudara pada

ibu dan infeksi, alergi, dan autoimunitas ada bayi (Martin R, Middleton N,

Gunell D, Owen C, Smith G, 2005).


3. Mengurangi risiko kanker indung telur (ca ovarium) dan kanker rahim (ca

endometrium).
4. Penelitian besardi Italia pada 1.031 wanita yang mengidap kanker indung

telur ephitelial dibandingkan dengan 2.411 perempuan dengan kondisi non-

neoplastic akt yang tidak berisiko menderita kanker indung telur. Hasilnya

menunjukan tren terbalik terhadap resiko erkena kanker indung telur dengan

meningkatkan durasi menyusui dan jumlah anak yang disusui (Chiaffarino F,

Pelluchi C, Negri E, Parazzini F, Franceschi S, Talamini R, Montella M,

Ramazzotti V, La Vecchia, 2005).


5. Untuk menentukan hubungan antara menyusui dengan kenker rahim, rumah

sakit di Jepang membandingkan perempuan dengan kanker rahim (155)

dengan kontrol (96). Risiko kanker rahim lebih besarpada perempuan yang

tidak pernah menyusui (Okamura C, Tsubono Y, Ito K, Niikura H, Takano T,


12

Nagase S, Yoshinaga K, Terada Y, Murakami T, Sato S, Aoki D, Jobo T,

Okamura K, Yaegashi N, 2006).


6. Mengurangi risiko keropos tulang (osteoporosis).
7. Penelitian menngindikasikan bahwa perempuan dengan banyak anak dan

periode menyusui yang panjag memiliki kepadatan tulang lebih tinggi/sama

dan resiko patah lebih rendah/sama dibandigkan dengan yang tidak pernah

melahirkan dan menyusui (Karlsson MK, Ahlborg HG, Karlsson C, 2005).


8. Mengurangi risiko rheumatoid artritis
9. Penelitian dilakukan pada 121.700 perempuan. Perempuan yang menyusui

lebih sebentar beresiko yang lebih tinggi mederita rhematoid artritis (Karlson

E W, et al, 2004).
10. Metode KB paling aman
11. Kuisioner digunakan untuk memperoleh data dari para ibu di Nigeria
12. Mengurangi risiko diabetes maternal
13. Mengurangi stres dan gelisah
14. Berat badan lebih cepat kembali normal
13

BAB 3 : PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi

mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Artinya, bayi mempunyai kemampuan

untuk menyusu sendiri asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya,

setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi

menyusu dini ini dinamakan the breast crawl.


14

DAFTAR PUSTAKA

1. Bobak, Irene (1996). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Halaman 467 sama 468
2. Cooper, Fraser (2003). Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Halaman 730 sampai 736
3. http://journal.unpad.ac.id/jkp/article/view/61/45

Anda mungkin juga menyukai