Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS UNJUK KERJA GRATE CLINKER COOLER

PADA PROSES PRODUKSI SEMEN


1)
Budi Setiyana

Abstract

Clinker Cooler sebagai salah satu bagian dari alat produksi semen mempunyai peranan yang cukup penting.
Peralatan ini berfungsi untuk mendinginkan clinker, dan proses pendinginan di sini sangat menentukan kualitas semen
yang akan diproduksi. Perhitungan efisiensi panas pada clinker cooler dapat dilakukan dalam dua tahap yaitu, yaitu
perhitungan dengan neraca massa dan perhitungan dengan neraca panas. Perhitungan neraca massa diperlukan untuk
perhitungan neraca panas. Dari perhitungan neraca panas maka dapat diketahui efisiensi panas dari clinker cooler
baik efisiensi panas sistem maupun efisiensi panas reaksi. Nilai unjuk kerja clinker cooler dapat dicari
dengan menghitung efisiensi panas reaksi dari clinker cooler, yaitu perbandingan antara jumlah panas untuk reaksi
dengan jumlah panas yang disediakan. Efisiensi panas reaksi merupakan indikator baik atau tidaknya unjuk
kerja dan pengoperasian clinker cooler.

Kata kunci : clinker cooler, neraca panas, neraca massa

PENDAHULUAN UNDIP
Dalam proses pembuatan semen, setelah terjadi
proses pembakaran ( burning process ), maka untuk
tahap selanjutnya adalah dilakukan proses
pendinginan material yang dilakukan oleh clinker
cooler. Pada proses pendinginan, pertama kali clinker
didinginkan didalam kiln (cooling zone) sampai
o
temperatur sekitar 1350 C. Kemudian pendinginan
berikutnya dilakukan didalam cooler. Pendinginan
klinker mempengaruhi struktur, komposisi mineral
grindability, dan kualitas semen yang dihasilkan.
Kecepatan pendinginan clinker mempengaruhi
perbandingan antara kandungan kristal dan fase cair
yang ada di dalam klinker. Selama pendinginan
lambat, seperti yang pada jenis rotary cooler, kristal
dari komponen klinker akan terbentuk sekaligus
menyebabkan sebagian fase cair mamadat. Sementara
pada pendinginan cepat, seperti pada jenis grate
cooler, dapat mencegah pertumbuhan lanjut dari
kristal yang terbentuk.
Ada beberapa hal yang terkait dengan
kecepatan pendinginan clinker jenis ini :
a. Kekuatan Semen
Kekuatan semen portland salah satunya
tergantung pada ukuran kristalnya. Hidrasi dari kristal
dengan ukuran lebih besar, akan lebih lambat
sehingga mempengaruhi kekuatan semen.
Pendinginan clinker secara lambat menghasilkan
kristal dengan ukuran
60. Sementara batasan yang ditolerir adalah 5-8.

b. Kekuatan Terhadap Sulfat


Pendinginan clinker secara cepat juga akan
meningkatkan ketahanan semen terhadap
sulfat
(sodium dan magnesium sulfat).

1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin FT-
ROTASI Volume 9 Nomor 3 Juli 2007 1
Hal ini dikarenakan kandungan C3A, yang dan storage clinker, karena material dengan suhu
berhubungan dengan ketahanan semen Portland tinggi dapat merusak peralatan dan sulit
terhadap serangan sulfat, cenderung ada pada keadaan penangannya.
glassy state yang dihasilkan oleh pendinginan cepat. - Clinker yang panas berpengaruh buruk dalam
proses grinding nantinya.
c. Grindability - Pendinginan yang baik akan meningkatkan
Clinker kualitas semen.
Clinker yang didinginkan dengan lambat - Panas yang terkandung pada klinker
akan dimanfaatkan kembali sebagai recovered heat.
membutuhkan tenaga untuk menggiling yang lebih
besar daripada clinker yang didinginkan cepat.
Jumlah fase cair dan ukuran kristal yang lebih kecil DESKRIPSI PERALATAN
pada pendinginan secara cepat memungkinkan hal Suatu proses pendinginan dapat dilakukan
tersebut terjadi. dengan beberapa jenis Cooler dengan prinsip
operasi hampir sama.
Clinker harus didinginkan
Jenis-jenis Cooler tersebut antara lain:
secepatnya
1. Rotary Cooler
(quenching) dengan
Rotary Cooler merupakan drum sederhana
pertimbangan :
yang berputar, mengangkat clinker kemudian
- Agar diperoleh klinker yang bersifat
menjatuhkannya pada arus udara yang masuk
amorf sehingga mudah digiling.
sehingga mengakibatkan perpindahan panas
- Mencegah kerusakan alat-alat transportasi antara

ROTASI Volume 9 Nomor 3 Juli 2007 22


klinker dengan udara tersebut. Jenis Cooler Sistem ini lebih efektif karena udara yang
ini terbatas untuk kiln dalam kapasitas kecil. ditiupkan dapat mendinginkan material secara lebih
merata. Disepanjang undergrate dipasang sensor-
2. Planetary Cooler sensor tekanan untuk memonitoring tekanan di
Planetary Cooler terdiri dari pipa-pipa yang undergrate tersebut yang diakibatkan oleh udara yang
berbentuk cincin dihubungkan dengan shell kiln dan ditiupkan oleh fan, dimana hasil dari sensor ini
berputar bersama kiln. Jenis cooler ini dapat dikirimkan ke peralatan yang selalu memantau
menyebabkan masalah mekanik pada kiln. Cooler ini keadaan dan akan membandingkan dengan set point
cenderung menyulitkan aerodinamika nyala api dan yang telah ditentukan. Apabila tekanan di undergrate
pada cooler jenis ini sulit dalam menyeimbangkan melebihi set point maka hal ini berarti terjadi
aliran klinker yang masuk ke Cooler. penumpukan material di grate sehingga kecepatan
grate harus ditambahkan. Di akhir grate dipasang
3. Grate Cooler clinker breaker yang berguna untuk memperkecil
Macam-macam Grate Cooler : ukuran klinker sebelum masuk ke finish mill ataupun
a. Reciprocating Grate Cooler klinker silo. Udara panas yang dihasilkan oleh
Jenis ini pertama kali diperkenalkan oleh peniupan material oleh udara bertekanan ini
Fuller Company. Jenis ini terdiri dari sebuah selanjutnya akan disalurkan ke Reinforced Suspension
rangkaian under-grate kompartemen dengan Preheater dan kiln sehingga akan menghemat energi.
cooling fan terpisah yang memungkinkan kontrol Udara yang keluar dari Cooler dilewatkan ke
tekanan dan volume tersendiri pada saat memasukkan Electrostatic Precipitator (EP) untuk mengurangi
udara pendingin. Di Cooler ini terdapat lebih dari pencemaran lingkungan.
under- grate compartement dan 2 atau 3 seksi
grate yang digerakkan yang terpisah. Ukuran grate Bagian-Bagian Utama Cooler
pertama 10ft wide x 35ft long dan grate kedua 12ft x 1. Casing
42ft. Tekanan under-grate kurang lebih 600mm pada Lining casing luar cooler terbuat dari
kompartemen pertama makin lama makin berkurang konstruksi baja/plate dan rip langit-langit diperkuat
hingga mencapai 200mm pada kompartemen terakhir. dengan beam. Plate untuk dinding dilapisi dengan
isolasi dan batu tahan api castable, untuk mengurangi
b. Air Beam Cooler kehilangan radiasi panas. Keadaan bagian
Penggunaan air beam, Controller Flow dalam cooler dapat dilihat melalaui inspection hole
Grates adalah design dengan daya tahan tinggi yang tersedia pada bagian atas dan samping cooler.
dimana udara lewat secara horisontal melewati
lubang-lubang ke permukaan grate, hal ini 2. Cooling Grate
mengurangi penurunan kehalusan semen dan membuat Cooling Grate terdiri dari beberapa baris grate
aliran udara berkurang tergantung pada daya tahan plate yang disusun sejajar dengan kemiringan 10 .
0

bed. Grate plate terdiri dari dari movable grate dan


stationary grate yang disusun secara longitudinal
c. Cross Bar Cooler terhadap arah cooler. Stationary grate dipasang pada
Tipe yang baru-baru ini (tahun 1999) support bracket plate dan center support dihubungkan
dikembangkan yaitu Cross Bar Cooler. Jenis ini ke center beam. Movable grate dipasang pada support
seluruhnya terdiri dari Static Grate dengan frame dan dihubungkan ke moving frame. Grate plate
transportasi clinker dipengaruhi oleh reciprocating memiliki lubang pendingin. Stationary grate plate
pusher bar diatas permukaan grate. Cooler ini juga tidak sama bentuknya dengan movable grate plate,
menggunakan pengatur aliran yang sangat bagus pada sehingga tidak dapat ditukar pemasangannya.
masing-masing grate untuk mempertahankan aliran
udara konstan melalui clinker bed tanpa 3. Hydraulic Drive
memperhatikan porositas bed. Efisiensi jenis Movable frame digerakkan oleh Cylinder
Cooler ini yaitu 75-78%. Hydraulic Pump yang dihubungkan ke movable grate.
Bukaan pada dinding Cooler bagian bawah untuk
Sebagai sumber udara bertekanan, digunakan pergerakan. Hydraulic Drive dilengkapi dengan
fan-fan yang terletak di luar konstruksi cooler. partition plate sebagai sealing.
Penyuplaian udara ini dialirkan melalui pipa yang
dihubungkan ke undergrate. Disisi samping
4. Carrying Axle
disediakan pintu-pintu untuk dapat mengakses ke Carrying axle/running axle disupport oleh 2
dalam cooler, baik untuk daerah overgrate maupun buah internal roller dan satu buah guide roller yang
undergrate. Pada Fuller Reciprocating Grate Cooler, mempunyai flange/guide untuk mengarahkan gerakan
udara bertekanan ditiupkan ke ruangan kosong movable frame.
dibawah grate cooler dan udara itu naik ke atas untuk
mendingikan material, udara bertekanan itu disalurkan
ke sebuah pipa di sepanjang undergrate dan akan
meniupkan udara bertekanan tadi secara langsung.
5. Hammer Breaker lingkungan sekitar serta yang berarti pula menghemat
Cooler dilengkapi dengan 2 unit hammer biaya. Volume jatuhan klinker ini akan selalu
breaker yang terdiri dari dari breaker rotor dan dimonitor oleh sebuah transmitter tekanan yang
casing spesial wear lining yang ditumpu oleh 2 buah dipasang di undergrate. Jika volume curahan terak
bearing hausing. Pelumasan pada bearing diberikan dari kiln melebihi atau kurang dari nilai yang telah
secara otomatis central lubricantion lube dengan disetkan maka transmitter tekanan akan mengirim
grease pump. Breaker rotor, digerakkan oleh motor sinyal ke pengontrol tekanan sehingga akan segera
listrik yang dihubungkan dengan V-belt. Hammer mengolah data tersebut yang selanjutnya data tersebut
dipasang pada rotor disc, sedangkan casing akan dikirim ke pengontrol kecepetan motor
rotor dapat diangkat dengan hoist untuk penggerak grate. Jika volume jatuhan klinker lebih
mempermudah perbaikan. besar dari yang disetkan maka motor akan bergerak
lebih cepat dengan tujuan untuk mengecilkan bed
6. Hopper depth dan sebaliknya.
Untuk menampung debu yang lolos dari Data dari pengontrol tekanan juga akan dikirim
lubang grate plate, sedangkan pengeluaran ke pengontrol katup fan kompartemen pertama. Nilai
dari bed depth yang besar akan menyebabkan laju
hopper diatur oleh double tiping valve. kecepatan aliran udara yang kecil tidak cukup kuat
untuk menembus klinker yang akan didinginkan.
7. Drag Chain Conveyor Hubungan antara beda tekanan (P), laju alir udara (v)
Drag chain biasanya untuk membawa butir dan percepatan gravitasi (g) ditentukan oleh
debu material yang lolos melewati lubang- hubungan:
lubang 2
P = v . /2g
grate cooler.
dimana : = densitas udara
Gambar alat selengkapnya dapat dilihat pada
Pertambahan nilai P akan berusaha disetkan
Gambar 1 di bawah ini :
kembali dengan menambah laju aliran udara.
Suatu nilai laju keepatan udara normal dengan
open area
100% adalah sekitar 2meter/detik.
Clinker dari kompartemen pertama dengan
memanfaatkan gaya gravitasi dengan memanfaatkan
Hukum Newton I bahwa suatu benda akan selalu
mempertahankan gerak asalnya. Dengan didinginkan
oleh udara yang bersumber dari fan di undergrate tiap
kompartemennya clinker bergerak ke ujung cooler
o
dengan suhu turun menjadi sekitar 1000 C. clinker
yang telah didinginkan selanjutnya diperkecil
ukurannya dengan clinker breaker dengan maksud
untuk memperluas area clinker yang terkena udara,
sehingga mempercepat pendinginan secara alami
Gambar 1. Sketsa Clinker Cooler
dalam perjalanan dengan mekanisme ban berjalan ke
klinker silo untuk disimpan. Debu dari pemecahan
klinker dan debu selama proses pendinginan akan
Cara Kerja Clinker Cooler dihisap melalui fan dan direduksi oleh EP untuk
mengurangi partikel yang akan menyebabkan
Bahan mentah yang telah digiring di raw mill pencemaran udara sebelum dilepas ke atmosfer.
selanjutnya masuk ke homogenizing silo dan
selanjutnya diberikan proses pemanasan awal
0
sehingga suhunya menjadi 800 C sebelum masuk ke
0
rotary kiln yang bersuhu sekitar 1400 C ini kemudian
masuk ke unit cooler untuk pendinginan sehingga
0
suhu klinker menjadi sekitar 100 C.
Clinker (terak) dengan suhu tinggi akan jatuh
pada cooler dan didistribusikan secara seragam ke
area kompartemen sesuai dengan lebar gratenya.
Dikarenakan suhu material akan berubah menurut
jarak, maka pendingin klinker dibagi menjadi
beberapa kompartemen dimana semakin dekat dengan
kiln maka panjang kompartemen semakin panjang.
Udara yang telah melewati material bersuhu
sekitar
0
200 C akan dihisap untuk kemudian digunakan Gambar 2. Cara kerja clinker cooler
sebagai sumber panas di preheater dan kiln
yang
bertujuan untuk meminimalkan energi yang hilang
ke
Teori Neraca Massa dan Energi Pengolahan Data
1. Penyusunan Persamaan Neraca Massa Data yang diperoleh baik data primer maupun
Input Massa sekunder diolah sehingga diperoleh besaran-besaran
1. Clinker Keluar Kiln (MKI) operasi yang diinginkan. Data tersebut digunakan
2. Udara Pendingin (CA) untuk menghitung efisiensi panas.
Output Massa
Efisiensi Thermal Cooler dapat dirumuskan, sbb:
1. Clinker Keluar Cooler (MKO)
2. Udara Sekunder (MSA) QKI (QVA QKO QR )
= x 100%
3. Udara Tersier (MTA) QKI
4. Udara Buang (MVA)
Dimana :
Neraca Massa :
QKI = Panas sensibel clinker keluaran kiln
MKI + MCA = MKO + MSA +MTA + MVA
QVA = Panas sensibel udara buang (vent air)
QKO = Panas sensibel udara clinker keluar
2. Penyusunan Neraca Energi
Input Panas cooler
1. Panas Sensible Clinker keluar kiln (QKI) QR = Panas yang hilang karena radiasi, konduksi,
dll (heat loss).
2. Panas Sensible udara pendingin (QCA)
Output Panas Rumus diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Panas Sensible Clinker keluar cooler (QKO) Efisiensi pendinginan cooler adalah perbandingan
2. Panas Sensible udara sekunder ( QSA) panas yang bisa diambil oleh udara pendingin yang
3. Panas Sensible Udara Tersier (QTA) digunakan kembali sebagai udara pembakaran di kiln
4. Panas Sensible Udara Buang ke EP (QVA) dan RSP dengan panas yang dibawa klinker keluar
5. Panas Lain-lain (QLA) kiln atau panas awal yang dibawa umpan menuju
Neraca Panas : cooler.
QKI + QCA = QKO + QSA+ QTA +QVA-QLA Panas yang dibawa udara pembakaran diartikan
QLA = (QKI + QCA) (QKO + QSA + QTA +QVA) sebagai berikut :
Q = m.Cp.T
Perhitungan Efisiensi Thermal Dimana :
3
Efisiensi Thermal pada cooler didefinisikan M = Volume udara pembakaran (m ) dalam hal ini
sebagai : Perbandingan antara jumlah panas yang udara sekunder
dikembalikan lagi ke proses pembakaran dengan total Cp = Panas Jenis udara sekunder pada suhu
3o
panas yang dibawa oleh clinker keluar kiln tertentu (kcal/m C)
T = Suhu udara sekunder masuk kiln

( Qin Q Q Qx Untuk
mengetahui massa
=
V K L
udara sekunder,
A O A pertama dicari
) kebutuhan udara
secara teoritis
dengan
Q cara
i
mereaksikan
komponen
MET bahan bakar
ODO dengan O 2,
LOGI kemudian
dicari
kebutuhan O2
secara
stoikiometri
(O2 teoritis).
Dari
kebutuhan O2
teoritis ini
kemudian
dicari
kebutuhan
udara aktual.
Cara Memperoleh si
Data cooler
Data-data adalah
yang sebagai
diperlukan berikut
untuk :
menghitung Data
efisien Primer
- Data temperatur k s
udara sekunder HASIL DAN e i
- Data temperatur PEMBAHASAN l e
udara tersier u r
- Data temperatur a
udara buang r k
- Data temperatur C e
clinker keluar kiln o
- Data temperatur o S
clinker keluar l P
cooler e
- Data berat r V
klinker Gambar 3. S A
- Data komposisi Diagram alir A
coal masuk RSP =
Massa di
(Reinforced Cooler =
Suspension U
d
Preheater ) dan Dimana : U
a
Kiln K d
r
- Data kapasitas I a
a
fan pendingin r
cooler dan fan = a b
udara primer u
Data Sekunder A s a
Data ini l e n
diperoleh dari i k g
literatur-literatur r u
atau study a n k
pustaka meliputi n d e
: e
- Data panas c r E
jenis (spesific l P
heat) dari i k
klinker maupun n e C
udara k A
- Data relative e k
humidity udara r i =
- Data standar l
efisiensi d n U
pendinginan a T d
cooler r A a
i r
= a
k
i U P
l d e
n a n
K r d
O a i
n
t g
=
e i
r n
A
l
i
r
a
n

c
l
i
n
k
e
r
Input Massa Komposisi batubara kering umpan Kiln
1. Clinker dari Kiln 2. Udara Pendingin
Laju Massa di Kiln = 234 ton/jam
3
FaktorFan Volume (m )
clinker = 1,70
Clinker1yang dihasilkan
18.880
= 234 ton/1,70
2 32.540
= 137,423 kg
3 32.990
4 22.010
5 22.990
6 23.000
7 23.000
8 23.000
9 23.250
kering masuk Kiln
10 40.070
= 9.375
11 35.800 x ( 100
12 40.920 16,5 )
Total 338.450 %
= 7.828
Berat udara masuk kg/jam
3
= 338.450 m x
3
1,16 kg/m =
392.602 kg
Kondisi udara luar:
P = 1 atm,
0
T = 30 C,
kelembaman 80
% Nilai
Relative
Humidity =
0,022 kg air/kg
udara
Berat H2O dalam
udara
= (0,022/
(1+0,022))x392
.602 kg =
8.451,32 kg
Berat udara kering
= ( 392.602-
8.451,32 )=
384.10,68 kg

Output Massa
1. Udara
Sekunder
A.
Kebutuhan
batu bara
Coal
RSP
Kiln
B. Komposisi
batubara
Komponen
C
H
O
N
S
Ash
H2O

Laju batubara
Komponen Komposisi Laju Massa
( % berat ) ( kg/jam )
C 73,2 5.730
H 5,60 439
O 19,0 1.487
S 0,1 8
Menghitu H = 0,011 x 7.828 batubara
N 1,11 86
ng = 0,056 x kg = 0,19 x 7.828 kg =
SiO2 0,33 26 1.487,32 kg
kebutuha 7.828 kg = = 86,108 kg/14
438,368 kg Al2O3 0,19 15 Massa O teoritis
n udara kg/kg mol = 2
untuk = 438,368 Fe O
6,15 kg mol
2 3 0,03 3 yang dibutuhkan
pembakar kg/2 kg/kg CaO
Massa O2 0,40 31 = ( 18.991,572
an di mol = 6,15 kg mol x 0,01
MgO 1 1.487,32 ) kg
Kiln: = 219,184 SO3 mol = 0,03
32 kg/kg 2 = 17.504,252 kg
a kg mol Total
196,8 kg 100 7.828Massa udara actual
. Massa O2 Massa O2 Total : ( excess 1,5 % )
= x 32 = ( 15.280 + = 100/21 x ( 1 +
C kg/kg mol x 3.506 + 7,828 + 0,015 ) x
219,184 kg 196,8 ) kg 17.504,252 kg
+ mol = 18.991,572 kg = 84.603,88 kg
= 3.506,944 Massa O2 dalam
O kg
2
c
.

C M
O a
2
s
Massa C
s
= 0,72 x
a
7.828 kg
= 5.730
S
kg
= 730
+
kg/12kg/k
g mol =
O
477,5 kg 2
mol
Massa O2
yang
dibutuhka S
n O
= 2 kg 2
mol x Massa S
477,5 kg = 0,001 x
mol = 7.828 kg
15.280 kg = 0,245 kg
mol/32/kg
b. mol = 0,292
kg mol
H Massa O2
2 = 0,0245 kg
mol x 32
+ kg/kg mol =
7,828 kg

d
O .
2
N

+
H
2 O
O 2


M
a
N
s
O
s 2
a Massa N
Udara yang masuk Kiln terdiri dari : c. S + O2 SO2
1. Udara Primer Massa S
3
Kapasitas Blower = 9.000 m = 0,001 x 12.212 kg = 12,212 kg
Berat Udara = 12,212 kg/32 kg/kg mol = 0,3816 kg mol
3 3
= 9.000 m x 1,16 kg/m = 10.440 kg Massa O2
2. Udara pendorong batubara = 0,3816 kg mol x 32 kg /kg mol
3
Kapasitas Blower = 3.300 m =12,212 kg
Berat Udara
3 3
= 3.300 m x 1,16 kg/m = 3.828 kg d. N + O2 NO2
3. Udara Nose ring Massa N
3
Kapasitas Blower = 9.000 m = 0,011 X 12.212 kg
Berat Udara = 134,332 kg/14 kg/kg mol = 9,595 kg mol
3 3
= 9.000 m x 1,16 kg/m = 10.440 kg Massa O2
Berat udara sekunder = 9,595 kg mol x 32 kg/kg mol
= ( 804.603,88 1.440 - 3.828 10.440 ) = 307,04 kg
= 59.895,88 kg
Massa O2 total
Berat H2O dalam udara
= (23.837,824 +5.470,976 +12,212 + 307,04 ) kg
= 0,022/1+0,022 x 59.895,88 kg
= 29.628,052 kg
= 1.289,34 kg
Massa O2 dalam batubara
Berat udara sekunder kering
= ( 59.895,88 1.289,34 ) kg = 58.606,54 kg = 0,19 x 12.212 kg = 2.320,28 kg
4. Udara Tersier Massa O2 teoritis yang dibutuhkan
Menghitung kebutuhan udara untuk pembakaran = ( 29.628,052 2.320,28 ) kg = 27.307,772 kg
di Massa udara aktual ( excess 1,5 % )
RSP = 100/21 x ( 1 + 0,015 ) x 27.307,772 kg
Batubara kering masuk SP = 131.987,57 kg
= 14.625 x ( 100 16,5 )% = 12.212 kg Udara yang masuk RSP
Udara Pendorong batubara
3
Komposisi Batubara kering umpan SP Kapasitas Blower = 3.300 m
3
Berat udara = 3.300 m x 1,16
3
Berat udara tersier kg/m = 3.828
Komponen Komposisi Laju Massa
( % berat ) ( kg/jam ) kg
=(
C 73,2 8.929 131.987,57
H 5,60 684 3.828 ) kg =
O 19,0 2.320 128.19,57 kg
S 0,1 12 Berat H2O
N 1,11 135 dalam udara
SiO2 0,33 40 = [ 0,022/ ( 1
Al2O3 0,19 23 + 0,022 ) ] x
Fe2O3 0,03 4 128.159,57
CaO 0,40 49 kg
MgO 0,01 2 = 2.758,82
SO3 0,03 4 kg
Berat udara
Total 100 12.212
tersier
kering
=(
131.987,57
2.758,82 ) kg
= 129.228,75
kg
5.Udara
Buang (
Vent Air
)
Bukaan
Damper
10 %
Spesifik
asi alat :
Q = 8.800
3
m /min pada
o
260 C 150
mm H2O
Setara
denga Berat udara n

V = = 160.152,9 k
3
270.04 m /jam x 0,16 e
3
249 kg/m r
3
Nm / = 25.624,464
Laju udara buang = kg/jam k
bukaan
Berat H2O e
damper x V dalam udara l
10 / 100 x = 551,6 kg u
V1 =
270.046,3249 Berat udara a
3
a. = 85.396,15 kering r
C Nm /jam = 25.624,464
+ 03 551,6 = C
O2
25.072,864 o
C kg o
O2 Volume udara
C, 1 atm ) = l
M buang kering
as 160.152,9 m /jam e
sa = 156.705,4 r
C 3
m /jam Clinker yang
= 0,732 x 683,872 kg/2 6 dihasilkan = 234
12.212 kg/kg mol . ton/1,70
kg= = 341,936 kg = 137,423 x 1000
8.939,18 mol C kg/ton = 137.423
4 kg Massa O2 l kg
= = x 32 i
9.939,18 kg/kg mol x
4 kg/12 341,936 kg
kg/kg mol
mol = 5.470,976
= kg
744,932
kg mol
Massa O2
yang
dibutuhk
an
= 32
kg/kg
mol x
744,932
kg mol
=
23.837,8
24 kg
b
.

H
2

H
2
O
Massa H
= 0,056 x
12.212
kg
= 683,872
kg =
Neraca Massa di Cooler Berat udara tersier kering = 129.228,75 kg
0
Suhu udara sekunder = 720 C
Aliran
Input (kg) Output (kg) C
Massa
p
KI 137.423 -
u
CA 384.150,68 - d
SA - 58.606,54 a
TA - 129.228,75 r
VA - 156.705,4 a
KO - 137.423 t
Jumlah 521.573,68 481.963,69 e
Loss Air 39.609,99 r
Total 521.660,41 521.660,41 s
i
PENYUS e
UNAN r
NERAC =
A 0
PANAS ,
2
Neraca
4
Panas di
8
Cooler
k
c
Q5 a
Q l/
3 k
g
0
Q
C
4

Q
T
Q1 A
=
Q6 m
COOL
ER x
C
p
x

T
=129.22
8,75kgx
0,248x(7
2030 )
0
C
QTA =
22.113.623,7
kcal

3
.

P
a
n
a
s

s
e
n
s
i 2 A t
b 4 cl
l = in
e k k
c 7 er
u a . k
d l 8 el
a / 6 u
r k 0 ar
a g . C
0
3 o
b C 4 ol
u 2 er
a Q , =
n V 8 1
g A 6 3
B 4 7.
er = 4
at k 2
ud m c 3
ar a k
a x l g
bu S
an C 4. u
g p h
ke P u
ri x
a cl
ng n in
=
a k
15 T
s er
6. =
k
70 s el
5, 1
e u
4 5
n ar
kg 6
s C
Su .
i o
hu 7
b ol
ud 0
l er
ar 5
e =
a ,
8
bu 4 0
c 7
an l C
g k
i C
= g
n p
23 k
9
0 x
e K
C r l
C 0
i
p ,
k n
2
e k
u 4
l e
d x
u r
a (
a
r 2
r =
a 3
9
C 0
b
o ,
u 3
o 1
a 0
l 8
n
e 6
g )
0 r
k
= C
B c
0 e a
Q
, r l
V
a /
k 0,1 ,
g 86 2
0
x(8 5
C 7 7
Loss Heat pada
30
0 Clinker Cooler :
Q )C k
K QKO = c panas
O 1.456.9 a yang
58,646 l hilang
= kcal /
k
m N g
0
e
x r AliranC Input Output
a panas (kcal) (kcal)
C c Q
p a KI 46.619.378,52 -
K
P CA 1.843.923,264 -
I
x a SA - 12.797.910,14
n TA = - 22.113.623,7
a VA - 7.860.342,864
T s KO m - 1.456.958,646
= P Jumlah 48.463.301,78 44.228.835,35
1 a x
Panas hilang 4.234.466,434
5 d
Total 48.463.301,78 48.463.301,78
6. a C
6 C p
4 o
7 o x
k l
g e
x r T
=
137
.42
kgx
0,2
Q2 57x
(13
Diagram Alir Panas Cooler 50

In 30
0
pu )C
t
pa QKI = = x100 %
na 46.61 to
s 9.387 pa
hu ,52 s
1. kcal
clinker 4.
Panas 2.
= 2
Sensib 0 Pan 3
1350
el
C as 4.
Clinker Sens 4
keluar
C
ibel
6
p 6,
Kiln Uda 4
Be ra 3
c Pen 4
rat
l ding
cli
nk i in
er n Berat
= k udara
13 e masuk
7. r =
384.1
42
= 50,68
3 kg
kg Suhu u masuk
Su 0
= x 100% = p i
5 8,74 % a n
n p
0 a u
0
s t
C
C S .234.466,434
p u
h
u u
d u
d
ar a
a r
a
= s
0, e
k
2 u
4 n
d
k e
c r
=
al 9
/k 0
00
g
0 C
Cp 48. x
C 100%
Q udara 46
sekunde 3.3
C
r = 01,
A
= 0,251 78
0
m kcal/kg
x C QSA =
C m x Cp
p x T
x =
58.
T 606
,54
= kgx
38
0,2
4.1
50, 51x
68 (90
kg 0
x0, 30 )
0
24 C
x(5 Q sible udara
0 S tersier
A
30
0
)C =
QCA = EFISIENSI 1
1.834 TERMAL 2
.923, CLINKER .
COOLER : 7
264
kcal 1. Efisiensi 9
Thermal 7
Output .
Sistem dari
Panas 9
Cooler ( 1 )
1
1. Panas total panas 0 p
sensible = ,
udara input 1
sekunder anas yang 4 4
Berat k
sekun hilang
c
der a
udara x100% l
kering t
= o
t 2.
58.60 Pan
6,54 a
l as
kg sen
2 siensi
. Thermal
E Reaksi
f dari
i Cooler
QKI QVA QKO QR DAFTAR PUSTAKA
( ) 1. Alsop, P. A., Cement Plant Operation Handbook
2 = x 100% Th
QKI = f edition,
oP Tradesh
u ip
2. Duda,
Dari hasil
W.H.,Cement data
perhitungan di atas
Book: International
diperoleh Loss Heat
Process
Cooler sebesar
Engineeering in
8,74%, Efisiensi
The Cement
Thermal Sistem
Industries,
sebesar 91,26% dan rd
3 ed., Bauverlag
Efisiensi Thermal
GMBH Weis
Reaksi sebesar
Baden and Berlin,
70,93%. Dari harga
Mc. Donald and
Efisiensi Thermal
Evan, London,
Reaksi tersebut, maka
1976.
efisiensi ini sudah
3. Perray, K.E.,
mengalami Cement
penurunan. Manufacturers Hand
Penurunan efisiensi Book, Chemical
tersebut merupakan Publishing Co.,
hal yang wajar Inc., New York,
mengingat alat 1979.
tersebut sudah
4. Perry, R.H. and
beroperasi selama Clinton, C.H.,
bertahun tahun. Chemical
Efisiensi yang Engineers Hand
th
tidak mencapai harga Book, 5
edition,
maksimal ini
International
disebabkan oleh Student, Mc. Graw
adanya panas yang Hill, Kogakhusa.
hilang ke lingkungan. Ltd., 1973.
Kehilangan panas 5. Wijaya,Handi.,
disebabkan oleh : Cement
1. Adanya Technology,
perpindahan panas Industrial Relation
konduksi dimana
Division
Training&Develop
ment departement,
PT. Indocement
tunggal Prakarsa
Tbk., 1994. edit
terjadi
6. Chapman,AJ, ion,
perpindahan
Heat
panas dari th
Transfer ,4
dalam cooler
menembus
isolasi sampai
dinding cooler
dan
perpindahan kemudian
panas konveksi membawa
yaitu panas dari
perpindahan dalam cooler.
panas dari Selain itu
dinding cooler castable yang
ke lingkungan. berfungsi
2. Adanya sebagai isolasi
kebocoran atau akan terkikis
kemungkinan seiring dengan
masuknya udara waktu sehingga
luar ke dalam sebagian panas
cooler yang akan hilang.
Macmillan Publishing 1984
Pada neraca massa Company, New York,
unit Cooler dan neraca
besarnya Lost panas yang
Heat Cooler telah
adalah sebesar dilakukan
8,74 % dari maka dapat
panas diambil
pembakaran. kesimpulan :
Hal ini
1)
menunjukan
Besar
bahwa bagian-
nya
bagian pada
Loss
Grate Cooler
Heat
tersebut masih
Coole
befungsi
r
dengan baik,
sebesa
karena
r
besarnya
8,74%
kehilangan
2) Besarnya
panas masih
Efisiensi
dibawah batas
Thermal
toleransi yaitu
Sistem dari
sebesar 12
Clinker
22 % dari
Cooler
panas
sebesar
pembakaran.
91,26%
Dengan 3) Besarnya
Efisiensi Efisiensi
Thermal Thermal
Reaksi Reaksi dari
sebesar Clinker
70,93 Cooler
%, maka dapat sebesar
dikatakan 70,93%
bahwa unjuk
Maka
kerja Cooler
dengan nilai
masih cukup
Efisiensi
baik karena
Thermal
masih diatas
Reaksi Cooler
efisiensi
seperti
minimal yang
memberikan
layak untuk
kesimpulan
dioperasikan
bahwa unjuk
yang besarnya
kerja Clinker
5
Cooler masih
0
sangat baik
dan benar-
%
. benar layak
digunakan di
dalam proses
produksi
K
semen.
E
S
I
M
P
U
L
A
N
Dari
hasil analisa
dan
perhitungan

Anda mungkin juga menyukai