Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
triayu449@rocketmail.com
Abstract: Children who mentally disabled get some difficulties in mathematics not
because of the damage of their articulator organs but their mental disorder.
Nowadays, there are so many traditional games which no longer exist. Modern
games consisting of uneducated values will replace them sooner. One of the
traditional games that haveadvantages and can be used as a media for teaching
and learning mathematics is dakon or congklak, particularly for mental disability
children. Through this media, that it will raisetheir mathematic skill gradually.
Anak tunagrahita adalah anak yang mengalami kelainan atau hambatan yang
mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata (signifikan) berada di
bawah rata-rata (normal) bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku
penyesuaian dan berlangsung (termanifestasi) pada masa perkembangannya.
Faktor genetik dan kromosom, penyebab pada pra kelahiran, penyebab pada saat
kelahiran, penyebab-penyebab selama masa perkembangan anak-anak dan remaja
juga menjadi beberapa faktor yang menjadi penyebab tunagrahita. Ketunagrahitaan
yang terjadi pada masa anak-anak dan remaja adalah adanya penyakit radang
selaput otak (meningitis) dan radang otak (encephalitis)yang tidak tertangani
dengan baik sehingga mengakibatkan kerusakan otak. Selain itu terjadi kecelakaan
yang menyebabkan cedera otak pada masa perkembangan dapat mengakibatkan
ketunagrahitaan. Faktor gizi yang jelek atau keracunan dapat juga merusak otak.
Hal-hal diatas merupakan penyebab seorang anak dapat mengalami hambatan
intelektual atau yang disebut tunagrahita.
Teori kecerdasan berasumsi bahwa kecerdasan bukanlah suatu unsur yang beraspek
tunggal, melainkan terdiri dari berbagai unsuratau kemampuan yang bersifat
khusus (general ability dan special ability). Kemampuan umum dimaksud adalah
rangkuman dari berbagai kemampuan pada bidang tertentu, sedangkan
kemampuan khusus adalah kemampuan yang dimiliki pada bidang-bidang tertentu,
seperti kemampuan berhitung, bahasa, pengamatan ruang, dan lain-lain (Efendi,
2009: 96).
Pemanfaatan media permainan dakon sebagai salah satu media dalam pendidikan
telah menjadi hal yang jarang pada saat ini. Peranan dakon dalam kegiatan
pembelajaran matematika memberikan peranan yang cukup besar sebagai salah
satu faktor eksternal yang mampu mempengaruhi hasil belajar siswa. Pembelajaran
dengan media belajar dakon dapat diberikan kepada semua siswa dengan berbagai
macam perbedaan dan kebutuhan. Terutama pada anak tunagrahita.
PEMBAHASAN
Keterampilan matematika atau berhitung tetap harus dipelajari oleh setiap anak
agar menjadi bekal hidupnya di masa depan, sebab tidak bisa dipungkiri bahwa
hampir dalam setiap kehidupan manusia membutuhkan kemampuan berhitung.
Melalui keterampilan berhitung diharapkan anak mampu memecahkan persoalan-
persoalan dalam kehidupan nyata yang membutuhkan keterampilan matematika
atau berhitung.
Bagi anak-anak tunagrahita sedang, mereka juga perlu belajar berhitung. Namun
tentunya pelajaran berhitung yang disampaikan kepada anak tunagrahita sedang
berbeda dengan pelajaran matematika atau berhitung pada umumnya. Materi
pelajaran berhitung bagi anak tunagrahita sedang harus lebih kongkrit dan sesuai
dengan kebutuhannya. Jika sesuai dengan hal itu maka mereka pun dapat
mengikuti pelajaran berhitung dengan baik.
Akan tetapi, bukan berarti lemah dalam aspek akademik lalu mereka tidak bisa
berprestasi baik dalam kegiatan-kegiatan sekolah lainnya. Dengan latihan yang
rutin terutama dalam hal-hal yang sifatnya non akademik dan sederhana, mereka
masih dapat dilatih dan dapat melakukannya dengan baik. Rahardja (2006).
Gagne menyatakan belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi
ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari
waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi.
Selanjutnya menurut Morgan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai sesuatu hasil dari latihan atau
pengalaman (M. NgalimPurwanto, 1997: 84).
Dari definisi yang dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
elemen yang sangat penting yang menjelaskan pengertian tentang belajar yaitu: (a)
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu
dapat mengarah kepada tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan
mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. (b) Belajar merupakan suatu
perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-
perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap
sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang
bayi.
Kata Pembelajaran dipakai sebagai padanan kata dari kata Bahasa Inggris yaitu
instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada
pengajaran. Jika kata pengajaran di dalam konteks guru dan murid di ruang kelas
(formal), pembelajaran atau instruction mencakup pula kegiatan belajar mengajar
yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh karena dalam instruction yang ditekankan
adalah proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi
sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa kita sebut
pembelajaran (Sadiman, 1989: 7)
Dari Uraian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ternyata media dan
proses pembelajaran adalah satu kesatuan yang dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa dalam proses pembelajaran. Untuk itu, dalam proses pembelajaran
sangat perlu disediakan media atau alat peraga yang efektif dan efisien untuk
dapat mengurangi verbalisme siswa dalam memahami materi pelajaran yang
diberikan oleh guru.
Untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang baik, guru dan siswa harus
bersama-sama aktif sehingga proses pembelajaran tidak membosankan. Keaktifan
siswa meliputi siswa tertarik akan materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Dalam
hal keaktifan guru, maka guru harus dapat membangkitkan minat dan mendorong
semangat siswa untuk bertanya dan mencoba melakukan sesuatu yang ada
hubungannya dengan pelajaran yang dihadapi. Dengan demikian suasana kelas
akan lebih terasa hidup karena terjadi komunikasi multi arah antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa.
Media pembelajaran sangat penting pada proses pembelajaran. Guru berperan
penting dalam memanfaatkan media dan sumber belajar tersebut, (Dimyati, 2009:
36). Yang penting adalah keterlibatan anak dalam melakukan kegiatan tersebut,
bukan prestasi (Mayke, 1995: 92). Karena ketika anak merasa senang maka
selanjutnya kegiatan pembelajaran dimungkinkan akan berjalan lancar dan sesuai
yang diharapkan.
Untuk anak tunagrahita media pembelajaran yang sesuai adalah yang berhubungan
dengan permainan. Freun berpendapat bahwa bermain merupakan cara seeorang
untuk membebaskan diri dari berbagai tekanan yang kompleks, merugikan, melalui
kegiatan bermain perasaan menjadi lega, bebas dan berarti. Mengingat urgensinya
bermain untuk anak tunagrahita, dewasa ini aktifitas bermain dikembangkan
menjadi play therapy. Terapi permainan yang diperuntukan bagi anak tunagrahita
bukan sembarang permainan tetapi harus sesuai kondisi fisik dan psikisnya.
Memilih format belajar pada anak, Dr. Coolie Verner membedakan tiga elemen
dalam proses pendidikan, yang mempunyai fungsi yang berbeda (1) Metode, yaitu
suatu pengorganisasian peserta untuk tujuan pendidikan. (2) Teknik, yaitu
bermacam cara dimana tugas-tugas belajar diatur untuk memfasilitasi belajar. (3)
Alat, yaitu segala sesuatu atau kondisi yang didayagunakan untuk meningkatkan
teknik dan membuat belajar lebih terarah (Zainudin arif, 1986: 43,44) .Yang mana
Teknik dalam permainan dakon ini sangat lah mudah untuk dilakukan atau bisa
dibilang tidak rumit sehingga mudah untuk meningkatkan ketrampilan berhitung.
Melihat anak tunagrahita adalah anak yang tidak suka dengan keribetan, kemudian
alat dakon ini sangat mudah untuk dipermainkan dan alat ini bisa mengambangkan
ketrampilan berhitung anak.
Alat peraga permainan dakon dapat digunakan siswa untuk memahami operasi
hitung terutama penjumlahan dan pengurangan. Selain itu, permainan dakon
memiliki manfaat lain yaitu, strategi: dakon menuntut pemain memikirkan pilihan
agar bisa memenangkan permainan. Kesabaran: pemain khususnya yang tidak
sedang bermain/melangkah harus bersabar menunggu lawannya melakukan
kesalahan sehingga tiba gilirannya, pemain yang sedang bermain juga harus
bersabar memasukkan satu per satu biji-bijian dalam lubang. Ketelitian: pemain
yang sedang bermain harus teliti dalam memasukkan biji dakon satu per satu
dalam lubang, sedangkan pemain yang sedang tidak bermain/melanghkah juga
harus teliti mengawasi/memastikan biji-bijian di masukkan satu per satu dalam
lubang jangan sampai lawan melakukan kecurangan. Dengan begitu congklak
melatih motoric sekaligus sensorik.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Untuk guru: (1) Sebaiknya guru mengetahui terlebih dahulu anak tunagrahita yang
diajar termasuk dalam tahap belajar apa, sehingga dengan begitu akan mudah bagi
guru memberikan pembelajaran dan teknik yang sesuai dengan perkembangan
belajar anak. (2) Guru harus menggunakan media untuk mendukung pembelajaran,
karena perkembangan anak tunagrahita yang sulit untuk membayangkan dan
memikirkan hal-hal yang abstrak sehingga dengan adanya media akan membantu
mereka untuk berilustrasi. (3) Salah satu media yang dapat digunakan ketika
matapelajaran matematika adalah congklak (dakon), permainan tradisional ini juga
tidak hanya mampu digunakan untuk pelajaran berhitung saja namun sebagai
upaya untuk melestarikan permainan tradisional asli Indonesia yang sudah hampir
dilupakan.
DAFTAR RUJUKAN
Dimyati & Mujiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Efendi, M. 2009. Pengantar Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Askara.
Mangunsong, Frieda, dkk. 1998. Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta:
LPSP3 UI.
Usman, Moh. Uzer. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Bahan
Kajian PKG, MGBS, MGMP. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wardani, I.G.A.K, dkk. 2007. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Berbagi
Poskan Komentar
Beranda
Mengenai Saya
Foto Saya
Anyuk tri