Sindroma Adrenogenital1
Sindroma Adrenogenital1
Dokter Pembimbing:
dr. Eryasni Husni, Sp.PD
a. Medulla
20% bagian kelenjar yang terletak di pusat kelenjar.
Berasal dari krista neuralis dan jaringan ganglion autonom
presumtive(simpatokromafin).
Secara fungsional berkaitan dengan systim saraf simpatis.
Mensekresi hormon-hormon epinefrin dan nonepinefrin sebagai respon terhadap
rangsangan simpatis.
b. Korteks
Berasal dari epitel (mesotel) yang melapisi rongga badan primitive (coelom).
Mensekresi kelompok hormon yang berbeda sama sekali, yakni kortikosteroid,
yang disintesis dari kolesterol steroid, yang semuanya mempunyai rumus kimia
yang sama, tapi perbedaan yang sangat sedikit struktur molekulnya memberikan
beberapa fungsi penting yang berbeda.
Kortek adrenal mensintesis lusinan molekul steroid yang berlainan, tetapi hanya
beberapa diantara lusinan molekul ini yang memiliki aktivitas biologik. Molekul steroid ini
dipilah menjadi tiga kelompok hormon, yaitu glukokortikoid, mineralokortikoid, dan
androgen. Semua hormon ini memulai kerjanya lewat penggabungan dengan reseptor intra sel
yang spesifik, dan kompleks ini akan berikatan ke regio spesifik DNA untuk mengatur
ekspresi gen. Peristiwa ini mengakibatkan perubahan laju sintesis sejumlah kecil protein yang
akan selanjutnya mempengaruhi berbagai proses metabolisme, misalnya glukoneogenesis dan
keseimbangan Na serta K.
Kolesterol yang berasal dari diet dan sri sintesis endogen merupakan komponen awal
pada steroidogenesis. ambilan kolesterol oleh korteks adrenal diperntarai oleh reseptor
lipoprotein densitas rendah (LDL). Dengan rangsangan jangka panjang korteks adrenal oleh
ACTH, sejumlah reseptor LDL meningkat. Tiga biosintesis adrenal mayor menyebebkan
produksi glukokortikoid, mineralokortikoid, dan androgen adrenal.
Cholesterol
Glukokortikoid merupakan steroid 21-karbon yang kerjanya banyak dan salah satu
diantaranya yang paling penting adalah untuk meningkatkan glukoneogenesis. Kortisol
merupakan glukokortikoid yang dominan pada manusia.
Korteks adenal juga mensekresi sedikit hormon kelamin, terutama hormon androgen,
yang efeknya pada tubuh mirip dengan hormon kelamin pria ( testosteron). Androgen adrenal
secara terus menerus disekresikan oleh korteks adrenal, terutama selama kehidupan fetus,
selain itu progesteron dan estrogen, yang merupakan hormon kelamin wanita disekresikan
dalam jumlah yang sangat sedikit.
DHEA merupakan prekursor utama 17-keto-steroid urin. Dua pertiga 17-keto-steroid urin
pada laki-laki berasal dari metabolit adrenal dan satu pertiga sisanya berasal dari androgen
testis. Sedngkan pada permpuan , hampir semua 17-ketosteroid urin berasal dari adrenal.
Biasanya pada manusia normal, androgen adrenal mempunyai efek yang lemah,
mungkin dari awal perkembangan orga kelamin pria dihasilkan dari sekresi androgen adrenal
semasa kanak-kanak. Androgen adrenal juga mencetuskan efek ringan pada wanita. Sebagian
besar pertumbuhan rambut pubis dan rmbut aksila disebabkan leh kerja hormon ini. Beberapa
androgen adrenal diubah menjadi testosteron, yang merupakan hormon kelamin utama pada
pria. Didalam jaringan adrenal yang mungkin mempunyai aktivitas androgenik yang besar.
Steroid dengan aktivitas androgenik dominan mempunyai19 atom karbon. DHEA dan
androstenedion merupakan androgen lemah dan androgen ini mempunyai efek mengkonversi
jaringan ekstraglanduler menjadi testosteron androgen poten. Pelepasn androgen adrenal
dirangsang oleh ACTH, bukan oleh gonadotropin. Dengan rangsangan ACTH,17-ketosteroid
meningkat. Hal ini diyakini bahwa androgen adrenal ditekan oleh pemberian glukokortikoid
eksogen.
BAB II
SINDROM ADRENOGENITAL
2.1 DEFENISI
2.2 ETIOLOGI(3,4,5)
Sindrom adrenogenital merupakan penyakit yang paling jarang
ditemui. Sindrom ini disebabkan oleh kegagalan sebagian atau
menyeluruh enzim yang dibutuhkan untuk sintesis steroid. Penyebabnya
adalah genetik bawaan yang mengakibatkan penurunan dari enzim 21
hidrosilase yang digunakan dalam produksi kortisol dari kelenjar adrenal
dan biasanya diturunkan secara autosomal resesif. Penyebab kelebihan
androgen yang mungkin adalah kelainan enzim pada sintesis hormon
steroid, tumor penghasil testosteron atau suplai androgen iatrogenik.
2.3 EPIDEMIOLOGI(3)
USA
Bentuk paling umum dari kongenital hiperplasia adrenal akibat mutasi
atau delesi dari CYP21A, yang menyebabkan defisiensi 21-hidroxilase.
Jumlah defisiensi ini merupakan 90% lebih, angka kejadian kasus
hiperplasia adrenal. Mutasi atau delesi sebagian yang mempengaruhi
CYP21A sering terjadi, dengan estimasi frekuensi 1 : 3 pada populasi
tertentu sampai 1 : 7 pada individu di kota new york. Perkiraan prevalensi
adalah 1 kasus per 60 individu pada populasi umum.
Internasional
Hiperplasia adrenal kongenital menyebabkan defisiensi 21-hidroksilase
ditemukan pada seluruh populasi. Defisiensi 11-beta-hidroksilase lebih
sering terdapat pada orang keturunan moroko atau iran-yahudi.
Mortalitas/morbiditas
Morbiditas dari berbagai tipe hiperplasia adrenal dapat dipahami
dengan alur steroidogenik dibawah ini. Alur steroidogenik untuk kortisol,
aldosteron, dan sintesis sex steroid. Mutasi atau delesi dari gen yang
menyandikan enzim yang terlibat dalam sintesis kortisol atau aldosteron
menyebabkan hiperplasia adrenal kongenital. Fenotif tertentu yang
dihasilkan tergantung pada jenis kelamin individu, tempat yang terblok
dalam sintesis, dan keparahan dari mutasi atau delesi gen.
Jenis kelamin
Umur
Hiperplasia adrenal kongenital klasik biasanya dikenali saat kelahiran
atau awal masa kanak2 akibat alat kelamin yang tidak jelas, salt wasting,
atau virilisasi awal. Hiperplasia adrenal nonklasik biasanya dikenali saat
atau setelah pubertas akibat oligomenorae tau tanda virilisasi pada
wanita.
2.4 PATOFISIOLOGI
2. Deficienci C-3-dehidroginase
4. Defisiensi C-11-hidrosilase
Kelainan ini terjadi pada langkah terakir sintesis hormon kortisol Aldosteron
dengan keparaha yang bervariasi. Kortirtiapsol darah dapat normal, tetapi adanya
androgen deoksikjortikostron berlebihan menyebabkan virilisasi dan hipertensi.(6)
Selain itu dalam buku ajar fisiologi kedokteran guyton and hall menuliskan
manifestasi klinis pada pasien dengan sindrom adrenogenital sebagai
berikut:
Pada wanita
- Timbul sifat jantan
- Tumbuh jengot
- Suara menjadi berat
- Botak jika memiliki bakat genetik
- Distribusi rambut pada tubuh dan pubis seperti pada laki-laki
- Klitoris tumbuh seperti penis
- Penimbunan protein pada kulit dan otot sehingga tampak seperti laki-laki
Wanita dengan bentuk berat dari hiperplasia adrenal akibat defisiensi 21-
hidroksilase, 11-beta-hidroksilase, atau 3-beta-hidroksisteroid
dehidrogenase memiliki genitalia yang ambigu pada saat lahir akibat
kelebihan produksi androgen adrenal di utero. Hal ini biasanya disebut
hiperplasia adrenal virilisasi klasik.
Bentuk ringan dari defisiensi 21-hidroksilase pada wanita teridentifikasi
pada masa kanak2 rambut pubis prekok, clitoromegali, atau keduanya,
biasanya diikuti dengan percepatan pertumbuhan dan maturasi skeletal
akibat kelebihan terpapar setelah kelahiran pada androgen adrenal. Hal
ini disebut hiperplasia adrenal virilisasi sederhana.
Defisiensi yang lebih ringan pada defisiensi 21-hidroksilase atau aktivitas
3-beta-hidroksisteroid dehidrogenase dapat terjadi pada masa remaja
atau dewasa dengan oigomenorae, hirsutisme, dan atau infertilisasi. Hal
ini disebut hiperplasia adrenal nonklasik.
Wanita dengan defisiensi 17-hidroksilase memiliki fenotif wanita saat lahir
tetapi pada masa remaja tidak terjadi perkembangan kelenjar mammae
atau menstruasi akibat inadekuat produksi estradiol. Dapat terjadi
hipertensi.
Temuan lain
Hiponatremi, hipokalemi, dan atau hipoglikemi menunjukkan kemungkinan
insufisiensi adrenal.
Hipoglikemi dan hipotensi, sebagian, karena berhubungan dengan sintesis
epinefrin di medula adrenal akibat defisiensi kortisol. Kortisol, perfusi
medula adrenal dari korteks, biasanya menstimulasi phenylethanolamin N-
metiltransferase, enzim terakhir dalam sintesis epinefrin.
Anak2 dengan defisiensi 21-hidroksilase virilisasi sederhana atau
defisiensi 11-hidroksilase memiliki rambut pubis lebih cepat, pembesaran
phalik, dan percepatan pertumbuhan linear dan pematangan skeletal
tingkat lanjut.
2 bentuk dari hiperplasia (defisiensi 11-hidroksilase [CYP11B1] dan 17-
hidroksilase [CYP17]) menyebabkan hipertensi akibat akumulasi dari
konsentrasi deoksikortikosteron suprafisiologis. Mineralokortikoid lemah ini
memiliki konsekuensi ringan pada konsentrasi fisiologis, tapi dapat
menyebabkan retensi natrium dan hipertensi pada konsentrasi
suprafisiologis yang terjadi pada keadaan ini. Salah satu bentuk
hiperplasia adrenal menyebabkan isolasi defisiensi aldosteron yang tidak
mempengaruhi sintesis kortisol atau sex steroid. Bentuk ini disebabkan
oleh kerusakan pada aktivitas enzimatik yang disebut CMO I, CMO II, 18-
hidroksilase, atau 18-hidrokortikosteron dehidrogenase, tetapi sekarang
disuga akibat keberadaan suatu protein yang disebut aldosteron sintetase
(CYP11B2).
Bentuk lain dari hiperplasia adrenal dicirikan dengan gangguan
perkembangan genital didalam utero, kurangnya perkembangan
karakteristik seksual sekunder, atau hipertensi. Contohnya, defisiensi 17-
hidroksilase pada wanita jarang teridentifikasi saat kelahiran, tetapi wanita
ini kemudian mencari pertolongan medis dikemudian hari karena
hipertensi atau kegagalan perkembangan karakteristik seksual sekunder
pada masa pubertas yang disebabkan oleh ketidakmampuan mensintesis
estrogen. Pasien laki-laki dengan penyakit ini memiliki genitalia yang
ambigu atau genitalia wanita dan mungkin dibesarkan sebagai seorang
wanita dan dikemudian hari mencari pertolongan medis karena hipertensi
dan kurangnya perkembangan kelenjar mammae.
Pasien dengan defisiensi aldosteron dengan berbagai macam etiologi
mungkin timbul dengan gejala dehidrasi, hiponatremi, hiperkalemi,
terutama dengan stress penyakit.
2.6 DIAGNOSIS
1. Diagnosis dengan Pemeriksaan Fisik 4
Pasien yang diduga untuk mengidap CAH adalah dengan tanda dan gejala
sebagai berikut:
Bayi perempuan yang lahir mengalami virilisasi prenatal dan genitalia
eksternanya ambigu, atau yang menjadi tervirilisasi di saat postnatal
pada anak laki-laki maupun perempuan, atau yang mengalami
pubertas prekoks ataupun adrenarche.
Laki-laki yang mengalami virilisasi di masa kanak-kanak, misalkan
pubertas pseudoprekoks
Bayi laki-laki atau perempuan dengan insufisiensi adrenal dengan atau
tanpa krisis akibat kehilangan garam di empat minggu pertama
kehidupan.
2.7 TATALAKSANA
Pada tipe salt loosing, pemberian kortikosteroid dan garam dapat menghindarkan
pasien dari kematian. Selanjutnya pengobatan dilanjutkan dengan kortikosteroid yang
menekan produksi androgen berlebihan, yang berlangsung sampai pubertas normal dan
munculkembali fungsi gonad. Kadang-kadang dianjurkan pemberian kortikosteroid pada
malam hari untuk menekan ACTH. Pada perempuan, terapi kortikosteroid harus dilanjutkan
untuk mencegah virilisasi. Pengobatan jangka panjang pada anak laki-laki di perdebatkan.
Mungkin diperlukan bedah plastik untuk genitalia eksterna.(6)
Kortisol (hidrokortison)
Dosis : 5-20 mg pr oral atau 25-50 mg/ml (suspensi) parenteral
Kerja singkat t1/2 biologik 8-12jam
Fluodrokortison asetat
Dosis : 0,1 mg per oral
Intermediet(kerja sedang) t1/2 biologik 12-36 jam.
Merupakan kortikosteroid yang meretensi Na+.
2.8 PENCEGAHAN
Melakukan konseling genetika bagi orang tua yang memiliki hiperplasia
adrenal kongenital dan konsultasi sebelum memulai sebuah keluarga.
Gangguan dapat didiagnosis pada janin, dan pengobatan yang tepat, yang
dimulai pada trimester pertama atau kedua, dapat meminimalkan atau bahkan
menghilangkan gejala setelah lahir.
2.9 PROGNOSIS
Respon terhadap pengobatan memberika hasil yang baik dan fertilitas normal,
pasien mengalami respon stress tidak adekuat, tetapi harapan hidup masih baik, kecuali pada
bentuk terberat.(6)
BAB III
PENUTUP
2. http://www.rightdiagnosis.com/medical/adrenogenital_syndrome.htm.
3. http://emedicine.medscape.com/article/922038-overview#showall