Jantung
Jantung
I
t Jantung
DENNIS K. BURNS, tVID
VINAY KUMAR, IVID
Selain berfungsi sebagai sumber inspirasi bagi para pasokan nutrien vital secara terus-menerus dan mem-
penyair, jantung manusia juga melaksanakan tugas permudah ekskresi zat sisa. Oleh karena itu, dapat
berat untuk mengalirkan 6000 liter darah melalui tubuh diperkirakan disfungsi jantung dapat menyebabkan
setiap hari. Umumnya, jantung melakukan tugasnya akibat fisiologik yang sangat merugikan. Penyakit
dengan tenang dan efisien, memberikan jaringan jantung masih menjadi penyebab utama kematian dan
40s
406 T BAB 11 JANTUNG
kecacatan di negara industri dan saat ini merupakan simpatis. Katekolamin menyebabkan kontraksi lebih
penyebab hampir 40% kematian di Amerika Serikat. kuat otot jantung (efek inotropik positifl dan peningkat-
Kategori utama penyakit jantr"rng yang dibahas pada an kecepatan jantr"rng. Seiring dengan waktlr, jantr"urg
bab ini adalah penyakit jantr-rng koroner, penyakit yang kelebihan beban mungkin berespons terhadap
jantung hipertensif, penyakit jantung akibat penyakit peningkatan kebutuhan dengan mengalami berbagai
paru intrir-rsik (kor pulmonale), penyakit katup jantrurg, " remodeling", termaslrk hipertrofi dan dilatasi. I(arena
penyakit miokardium primer, dan beberapa penyakit serat otot jantr-rng pada orang dervasa tidak lagi mampr.r
jaritung kongenital. Juga disajikan pembahasan se- berproliferasi secara bermakna, adaptasi struktural
pintas tentang penyakit perikardium dan neoplasma awal terhadap beban kerla yang terus-menems tinggi
jantung. Sebelum masuk ke penyakit jantr-rng spesifik adalah hipertrofi setiap serat otot. Pada kasus rongga
secara lebih rinci, kita akan membahas gambaran jantung yang hanya mendapat beban tekanan (misal,
penting pada gagal jantung kongestif, yaitll titik akhir hipertensi, stenosis katup), hipertrofi ditandai dengan
berbagai jenis penyakit jantung. peningkatan garis tengah setiap serat otot. Pola pem-
besaran serat ini menghasilkan hipertrofi lconsentrilc
klasik, yang ketebalan dinding ventrikelnya meningkat
GAGAL JANTUNG KONGESTIF tanpa peningkatan r-rkuran rongga jantr-rng (lihat Gbr.
11-9, di bawah pembahasan tentang Per-ryakitJantung
Gngnl jnntung kongestif ndnlnh gnnggttnn mtLltisistem Hipertensif). Namun, apabila jantrrng mend ap at bcbn n
ynng terjndi npnl:iln jnntung tidnk lagi nrampLt rtolun'Le nbnormnl, br"rkan beban tekanan (misal, regllr-
menyemprotkan dttrnh ylns mengalir ke dnlnmnyn gitasi katup atau pirau abnormal), panjang setiap serat
melnlui sistem uenn. Yang tidak termasuk dalam juga bertambah. Pola hipertrofi ini, yang kadang-
definisi ini adalah kondisi yang gangguan curah kadang disebut hipertrofi eksentrilt, ditnndai dengan
jantungnya terjadi akibat kekurangan darah atatr peningkatan ttkuran janLr"ing serta peningkatal ketebal-
proses lain yang mengganggri aliran balik darah ke an dinding.
jantr.mg. Pada sejumlah kecil kasus tambahan, gagal Hipertrofi yang terladi mula-mula berfturgsi sebagari
jantung terjadi akibat peningkatan mencolok respons adaptif positif, hampir sama dengan hipertrofi
kebutuhan jaringan akan darah, slratn proses yang serat otot rangka yang memrlngkinkan seorang atlet
kadang-kadang disebut sebagai high-otLtpttt fnilure. mengakomodasi penrngkatan beban kerja. Meskipr-rn
Curah jantung yang kr.rrang memadai, juga disebutr6r- memiliki manfaat hemodinamik potensial, hipertrofi
ruard failure, hampir selalu disertai peningkatan ini perlu dibayar mahal oleh sel. Kebutuhan oksigen
kongesti/bendungan di sirkulasi vena (bnckzunrd fail- miokardium yang hipertrofik meningkat, karena massa
ure),karena ventrikel yang lemah tidak mamplr me- sel miokardium dan tegangan di dinding ventrikel
nyemprotkan dalam jumlah normal darah vena yang meningkat. Karena jaringan kapiler miokardir,rm tidak
disalurkan ke dalamnya sewaktn diastol. Hal ini me- selalu meningkat secara rnemadai r-rntr,rk mementrhi
nyebabkan peningkatan volume darah di ventrikel peningkatan kebubr"fian serat otot hipertrofik terhadap
pada akhir diastol, peningkatan tekanan diastolik-akhir oksigen, miokardium rentan terhadap cedera iskemik.
di dalam jantung, dan, akhirnya, peningkatan tekanan Bukti mengisyaratkan sinyal moleku.lar yang
vena. Gagal jantung kongestif mungkin mengenai sisi menyebabkan terjadinya hipertrofi juga mungkin
kiri atau kanan jantung atau seluruh rongga jantr"rng. disertai oleh ekspresi protein tertentu yang menyebab-
Penyebnb tersering gagnl jnntung sisi-lciri ndslnh kan, pada gilirannya, gangguan kontraktilitas miosit,
hipertensi sistemik, penynkit lcntup mitrnl stnu sortn, bahkan kematian prematur miosit.
penynlrit jnntmg iskemik, dnn perLynkit mioknrdium Peningkatan segala tipe beban kerja jantung me-
primer. Penyebab tersering gognl jnntwtg sisi-lcnnnn mudahkan terjadinya dilnttsi jantttng, atau pemlresar-
ndnlnh gngnl aentrilcel kiri, yang menyebabkan kongesti an rongga, apabila peningkatan aktivitas simpatis dan
paru dan peningkatan tekanan arteria pulmonalis. hipertrofi miosit terbukti gagal mengeluarkar-i semua
Cagal jantung kanan juga dapat terjadi tanpa disertai darah vena yang mengalir ke dalam jantung. Seiring
gagal jantung kiri pada pasien dengan penyakit semakin parahnya gagal jantr-rng, tekanan diastoiik-
intrinsik parenkim paru dan/atau pembuluh paru (kor akhir meningkat sehingga setiap serat otot jantr-rng
pulmonale) dan pada pasien dengan penyakit katup teregang dan akhirnya volume rongga jantung me-
pulmonal atar-r trikuspid. Keadaan ini kadang-kadang ningkat. Sesuai hukum Frank-Stariing, serat yang
timbul pada penyakit jantLrng kongeniLal; pada keada- memanjang ini mnla-mula berkontraksi lebih kuat
an tersebnt teqadi ptratt (shunt) kiri-ke-kanan. sehingga curah jantungmeningkat. Bila ventrikel yang
Sewaktu jantung mulai melemah, sejumlah resplns telah mengalami dilatasi tersebr-rt mampll memper-
ndnptif lokal mulai terpacu dalam upaya memper- tahankan cnrah jantung pada tingkatan yang me-
tahankan curah jantung. Respons tersebut mencakup menuhi kebutuhan tttbtth, pasien dikatakan meng-
renksi neurohumornl serta pertrbshsn molekrtlnr dnn alami gngnl jnntung terlcompensnsi. Namnn, dilatasi
morfologikdidalam jantr-rng. Salah satu respons nerlro- jantung, seperti hipertrofi, menimbulkan efek merugi-
humoral paling dini terhadap penurrlnan curah kan bagi jantr-rng. Peningkatan derajat dilatasi akan
jantung adalah peningkatan aktivitas sistem saraf meningkatkan.tegangan pada dinding rongga yal1g
BAB 11 JANTUNG 407
'
bersangkutan yang menyebabkan, pada gilirannya,
peningkatan kebutuhan oksigen pada miokardium an vena paru terus meningkat, kapiler dapat menjadi
yang sudah melemah. Seiring dengan waktu, mio- berkelok-kelok dan mungkin pecah sehingga timbul
perdarahan kecil ke dalam ruang alveolus. Makrofag
kardium yang melemah tersebut tidak lagi mampu
alevolus memfagosit sel darah merah, dan akhirnya
memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhin penuh dengan hemosiderin. Makrofag berpigmen ini
tubuh" bahkan saat istirahat. pada tahap ini, pasien disebut sel gagal jantung. Menetapnya edema septum
mas_uk ke fase yang disebu t gagal jantung dekompensata. dapat memicu fibrosis di dinding alveolus yang, ber-
. clgat jantung menyebabkan perubahan di organ
lain. Seperti telah disinggung, gagal jantung akhiriya
sama dengan penimbunan hemosiderin, merupakan
ciri dari kongesti vena kronis di paru. Oleh karena itu,
akan disertai elemen bnckward fniture, yang-aktbatnya paru menjadi cokelat tua dan padat, suatu gambaran
adalah bendtLngan sirkulasi uens. pad.a pasier, dengan yang disebut indurasi cokelat paru.
gagal jantung kiri, hal ini menyebabkan bendun[an Gagal jantung kanan kronis menyebabkan kongesti
pasif,sirkuiasi paru. Seiring dengan semakin puruhrlyu visera abdomen, edema jaringan lunak, dan, pada be-
berapa kasus, cairan di rongga pleura, perikardium, dan
gagal ventrikel kiri, tekanan hidrostatik pidu p"rr-,_
abdomen. Perubahan pada hati mencakup kongesti
buluh paru meningkat sehingga terjadi keboCoran pasif kronis, yang ditandai dengan atrofi hepatosit di
cairan dan, kadang-kadang, eritrosit ke dalam jaringan
sekitar vena sentral sehingga muncul gambaran buah
interstisium dan rongga udara paru untuk menyebib_ pala pada permukaan potongan organ (lihat Gbr. 4-3).
kan edemn paru. Kongesti sirkulasi paru juga Nekrosis hemoragik hepatosit sentrilobulus sering
meningkatkan resistensi vaskular paru dan, karenanya, terjad! pada kasus berat, terutama pada pasien yang
peningkatan beban kerja bagi sisi kanan jantung. juga mengalami gagal jantung kiri. pada gagal jantung
Peningkatan beban ini, apabila menetap dan parah, kronis, hati mungkin fibrotik dan, pada kasus yang
akhimya menyebabkan sisi kanan jantung juga gagal. ekstrem, jelas sirotik (Bab 16).
Kegagalan sisi kanan jantung, pada gilirar,r-,yu,
menyebabkan bendungan aena sistemik d.an eclima
jnringnn lunak (Bab 4).
Sewaktu jantung gagal juga terjadi sejumlah
perubahan sistemik yang bcrfttngsi unttk memper- Cambaran Klinis. Manifestasi tersering gagal
tahsnksn curnh jantung di tingknt mendeksti normal. ventrikel kiri adalah d ispnea , atau perasaan kehabisan
Penurunan curah ventrikel kiri (forward napas. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan
failure) complinnce paru akibat edema dan kongesti paru dan
menyebabkan penurunan perfusi ginjal, yang akhirnya
menyebabkan pengaktifan lokal sistem renin-angio- oleh peningkatan aktivitas reseptor regang otonom di
tensin- Aldosteron yang dikeluarkan sebagai respons dalam paru. Dispnea paling jelas sewaktu aktivitas fisik
terhadap pengaktifan sistem renin-angiotensin me- (exertional dyspnea, dyspnett d'effort). Dispnea juga
nyebabkan tubulus ginjal melakukan reabsorpsi jelas saat pasien berbaring (ortopnea) karena me-
natrium dan air. Rangkaian kejadian ini, yang kadang- ningkatnya jumlah darah vena yang kembali ke toraks
kadang disebut hiperaldosteronisme sekundi, dari ekstremitas bawah dan karena pada posisi ini
meningkatkan volume plasma total cairan ekstrasel. diafragma terangkat. Dispnea nokturnnl paroksismal
Namun, kecuali bila kinerja pompanya meningkat, adalah bentuk dispnea yang dramatik; pada keadaan
jantung yang melemah tidak mampu memompa tersebut pasien terbangun dengan sesak napas hebat
tambahan volume intravaskular sehingga kongeiti mendadak disertai batuk, sensasi tercekik, dan mengi.
vena paru dan sistemik semakin parah. Hal ini akhirnya Manifestasi lain gagal ventrikel kiri adalah kelelahan
memperparah edema paru dan jaringan 1unak. otot, pembesaran jantung, takikardia, bunyi jantr-rng
ketiga (Sr), dan ronki halus di basal paru, karena aliran
udara melewati alveolus yang edematosa. Seiring
dengan bertambahnya dilatasi ventrikel, otot papilaris
tergeser ke lateral sehingga terjadi regurgitasi mitral
dan murmur sistolik bernada tinggi. Dilatasi kronis
i MORFOLOGI atrium kiri juga dapat terjadi, yang sering berkaitan,
Rongga jantung yang melemah mengalami dilatasi dan pada gilirannya, dengan timbulnya fibrilasi ntrium
biasanya juga hipertrofi. Pada gagal jantung kiri, paru yang bermanifestasi sebagai denyut jantung "irregu-
sembap dan terbendung; irisan pada permukaan akan Iarly irregular" ('tidak teratnr secara tidak teratur,).
menyebabkan pengeluaran campuran berbusa cairan Seperti telah dinyatakan, gagal jantung kanan pa-
kaya surfaktan dan darah. Secara mikroskopis, kapiler ling sering disebabkan oleh gagal jantung kiri. Konse-
alveolus mengalami kongesti. Terjadi transudasi cairan, kuensi utamanya adalah bendungan aens sistemik dan
mula-mula terbatas di ruang interstisium perivaskular edema jaringan lunsk. Kongesti vena sistemik secara
sehingga septum alveolus melebar. Seiring dengan klinis tampak sebagai distensi vena leher dan pem-
waktu, cairan tumpah ke dalam alveolus (edema paru).
besaran hati yang kadang-kadang nyeri tekan.
Cairan edema rendah-protein berwarna merah muda
pucat apabila dilihat di bawah mikroskop. Apabila tekan-
Bendungan ini juga menyebabkan peningkatan
frekriensi trombosis vena dalam dan embclus pam (Bab
408 T BAB 11 JANTUNG
4). Edema menyebabkan penambahan berat dan berperan penting dalam timbulnya aterosklerosis
biasanya lebih jelas di bagian dependen tubuh, seperti koroner. Pada beberapa keluarga, pengaruh genetik
kaki dan tungkai bawah. Pada gagal ventrikel yang mencakup pewarisan sebagian dari risiko di atas
lebih parah, edema dapat menjadi generalisata. Efusi (misal, hiperkolesterolemia, diabetes melitus). Pada
pleura sering terjadi, terutama di sisi kanan, dan kasus penyakit arteria koronaria familial yang lain,
mungkin disertai eftisi perikardium dan asites. Tidak kelainan genetik spesifik belum diketahui pasti.
sgperti edema peradangan, cairan edema pada gagal Perhatian juga banyak dicurahkan pada faktor yang
jantung kongestif memiliki kandungan protein yang mungkin mengurangi risiko aterosklerosis koroner.
rendah. Olahraga teratttr, dengan meningkatkan vaskularitas
Seiring dengan semakin parahnya gagal jantung miokardium, tampaknya menurunkan secara ber-
kongestif, pasien dapat mengalami sianosis dan asi- makna risiko penyakit arteria koronaria dan sekuele-
dosis akibat penurunan perfusi jaringan. Aritmia nya. Tampaknya konstrmsi nnggur marsh dslam
ventrikel akibat iritabilitas miokardium dan aktivitas jumlnh moderat dan mungkin minuman beralkohol
berlebihan sistem saraf simpatis sering terjadi dan lainnya juga dapat menurunkan risiko penyakit arte-
merupakan penyebab penting kematian mendadak ria koronaria, mungkin dengan meningkatkan kadar
dalam situasi ini. kolesterol lipoprotein densitas-tinggi. Walaupun keter-
kaitan ini disambut baik oleh para pakar anggur dan
orang-orang yang tidak banyak bergerak seperti kita,
PENYAKIT JANTUNG ISKEM I K efek positif konsumsi alkohol dalam jumlah sedang
tampaknya minimal. Yang lebih penting, efek tersebut
Penyakit jantung iskemik adalah sekelompok tidak dapat mengompensasi efek negatif merokok,
sindrom yang berkaitan erat yang disebabkan oleh makan sembarangan, atau jarang berolahraga.
ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen mio- Patogenesis. Aterosklerosis berat dan kronis yang
kardium dan aliran darah. Penyebab tersering penyakit menyebabkan penyempitan lumen satn atau lebih ar-
jantung iskemik adalah menyempitnya lumen arteria teria koronaria merupakan gangguan yang menyebab-
koronaria oleh aterosklerosis, sehingga penyakit kan penyakit jantung iskemik. Bila terjadi penyempitnn
jantung iskemik sering disebut penyakit jantung aterosklerotik lumen sebesnr 7 5o/o ntnu lebih pada satu ntau
koroner atau penyakit arteria koronsria. lebih nrteris koronnrin besnr, setiap peningkatan aliran
Penyakit jantung iskemik merupakan penyebab darah koroner yang mungkin te4adi akibat vasodilatasi
tunggal kematian tersering di negara maju, termasuk koroner kompensatorik akan kurang memadai untuk
Amerika Serikat dan Eropa Barat, dan penyakit ini memenuhi peningkatan kebutuhan (yang moderat
merupakan penyebab pada sepertiga kematian. Dapat sekaiipun) oksigen miokardium sehingga timbul an-
timbul satu dari empat sindrom, bergantung pada gina pektoris klasik. Oleh karena ilu, pengurangan tetap
kecepatan dan keparahan penyempitan arteria koro- 75'/, atau lebih lumen arteria koronaria didefinisikan
naria dan respons miokardium: (1) berbagai bentuk sebagai "stenosis kritis". Namun, onset gejala dan
angina pektoris (nyeri dada) , (2) infarkmioknrditLm (MI) prognosis penyakit jantung iskemik bergantung tidak
nkut, (3) kemrftian jantung mendadak, dan (4) penyakit saja pada luas dan keparahan kelainan anatomik
jantung iskemik kronis disertai gagal jantung kongestif. kronis-tetap ini, tetapi juga pada perubahan dinamik
Sindrom tersebut merupakan manifestasi aterosklerosis dalam morfologi plak koroner. Perubahan tersebut
koroner yang mungkin berawal pada masa anak atau mencakup:
dewasa muda. Istilah sindromkoroner akut dlterapkan
pada spektrum tiga manifestasi akut berat penyakit
I Perubahan plak akut
jantung iskemik-angina tak-stabil, MI akut, dan I Trombosis arteria koronaria
kematian jantung mendadak. Seperti akan dibahas,
I Vasospasme arteria koronaria
ketiganya terjadi akibat perubahan akut dalam morfo- Penrbahan PIak Akut. Seperti telah disinggung,
logi plak aterosklerotik. iskemia miokardium yang menyebabkan sindrom
'Epidemiologi. Gambaran klinis aterosklerosis koroner akut-angina tidak-stabil, MI akut, dan (pada
koroner dapat timbul pada semua usia, tetapi paling banyak kasus) kematian jantung mendadak-dipicu
sering pada orang berusia lanjut, dengan puncak oleh perubahan mendadak pada plak yang diikuti oleh
insidensi setelah usia 60 tahun pada laki-laki dan 70 trombosis. Perubahan akut morfologi plak atero-
tahun pada perempuan. Laki-laki lebih sering terkena sklerotik kronis mencakup pembentukan fisura,
daripada perempuan sampai dekade kesembilan, saat perdarahan ke dalam plak, dan ruptur plak disertai
mana frekuensi penyakit arteria koronaria terjadi sama embolisasi debris ateromatosa ke pembuluh koroner
banyaknya pada kedua jenis kelamin. Faktor yang distal. Selain menyebabkan pembesaran plak, perubah-
mempermudah terjadinya aterosklerosis koroner an lokal pada plak meningkatkan risiko agregasi
serupa dengan yang menyebabkan aterosklerosis trombosit dan hombosis di tempat tersebut. Perubahan
secara umum dan mencakup hipertensi, diabetes akut ini sering terjadi pada plak yang menyebabkan
melitus, merokok, dan tingginya kadar kolesterol lipo- stenosis kurang dari tingkat kritis 75o/o di atas. Perubah-
protein densitas-rendah (Bab 10). Faktor genetik jelas an akut yang te4adi di daerah dengan stenosis moderat
BAB 11 JANTUNG T 409
(50% sampai 7S'/") merupakan penyebab infark
miokardium akut (dibahas kemudian) yang terjadi pada
orang yang sebelumnya asimtomatik.
Karena akibat yang sangat berbahaya, banyak
perhatian dicurahkan untuk memahami iut to, yung
memicu instabilitas dinamik pada plak. plak yan[
mengalami kelainan tampak eksentrik (tidak uniforri
di"sekeliling lingkar lumen) da., inti lunak
.: i.'s
Dengan derajat obstruksi seperti ini ("stenosis Patogenesis. Walaupun setiap bentuk penyakit ar-
kritis"), kebutuhan oksigen miokardium mungkin teria koronaria yang telah dibahas dapat menyebab-
- terpenuhi pada keadaan basal, tetapi tidak dapat kan MI akut, penelitian angiografi menunjukkan
terpenuhi apabila terjadi peningkatan kebutuhan bahwa sebngian besar MI akut disebablcan oleh tronrbosis
karena olahraga atau kondisi lain yang menyebab- srterin lcoronorio. Pada banyak kasus, gangguan pada
kan stres pada jantung. Nyeri biasanya mereda plak aterosklerotik yang sudah ada (misa1,
. dengan istirahat (penurunan kebutuhan) atau pembentukan fisura) merupakan suatu nidus untuk
dengan pemberian nitrogliserin. Vasodilator ini pembentukan trombus. Vasospasme dan agregasi
mengurangi darah vena yang mengalir ke jantung trombosit mungkin ikut berperan menimbulkan oklusi
(sehingga kerja jantung juga berkurang) karena arteria koronaria, tetapi keduanya jarang, kalaupnn
menyebabkan dilatasi vena; dalam dosis yang lebih pernah, merupakan satu-satllnya penyebab pe-
besar, obat ini dapat meningkatkan aliran darah ke nyumbatan. Kadang-kadang, terutama pada kasus
miokardium melalui vasodilatasi koroner. infark yang terbatas di miokardium subendokardinm,
I Anginn Prinzmetnl ntnu aarisn mengacu pada angi- tidak ditemukan trombus. Pada sebagian besar kasus
na yang terjadi saat istirahat atau, pada beberapa seperti ini terdapat stenosis akibat aterosklerosis koro-
kasus, membangunkan pasien dari tidurnya. Pe- ner difus, tetapi tidak ditemukan kerusakan plak atau
meriksaan angiografik memperlihatkan bahwa trombosis. Pada kasus ini, hipoperfusi pembr.rluh
angina Prinzmetal berkaitan dengan spasme arte- koroner akibat aterosklerosis diperkirakan sudah me-
ria koronaria. Walaupun biasanya terjadi di dekat madai untuk menyebabkan nekrosis miosit sub-
suatrr plak aterosklerotik, spasme dapat mengenai endokardium.
pembuluh normai. Penyebab dan mekanisme Nekrosis miokardirim dimr"ilai dalam 20 sampai 30
spasme semacam ini belum jelas, tetapi spasme menit oklusi arteria koronaria. Pada keadaan normal,
berespons terhadap pemberian vasodilator. Angina regio subendokardium miokardium merupakan bagian
varian jangan dikacaukan dengan vasospasme dari dinding ventrikel yang paling kurang perfusinya.
yang terjadi di tempat ruptur plak. Daerah ini merupakan bagian yang paling terakhir
t Angina pektoris tok-stabil, kadang-kadang disebut menerima darah dari cabang arteria koronaria epi-
angina lcresendo, ditandai dengan nyeri angina kardium, selain itu adanya tekanan intramural yang
yang frekuensinya meningkat. Serangan cenderung relatif tinggi di daerah ini menyebabkan aliran masuk
dipicu oleh olahraga yang semakin ringan, dan darah semakin terganggu .I{nrena tingginyo lerentnnnn
serangan menjadi lebih intens dan berlangsung terhadop ceders iskemik ini, infnrk miohnrdiunr
lebih lama daripada episode angina pektoris stabil. LtmLtmnya dimulsi di regio subendoknrdium. Zona
Angina tak-stabil merupakan tanda awal iskemia nekrosis meluas ke arah ekstemal dalam beberapa jam
miokardium yang lebih serius dan mungkin irever- kemudian sehingga mengenai daerah mid- dan sub-
sibel sehingga kadang-kadang disebut angina epikardium miokardium. Infark biasanya mencapai
prninfark. Pada sebagian besar pasien, angina ini ttkuran penuh dalam 3 sampai 6 jam. Selama proses
dipicu oleh pembahan akut pada plak disertai trom- evolusi ini, lisis trombus dengan pemberian obat
bosis parsial, embolisasi distal trombus, dan/atar-r trombolitik (misal, streptokinase atau aktivator plas-
vasospasme. Perubahan morfologik pada jantung minogen jaringan) dapat membatasi ukuran infark. Per-
adalah aterosklerosis koroner dan lesi terkaitnya. kembangan nekrosis iskemik di miokardium diringkas-
kan pada Gambar 11-2. Seiring dengan waktn,
gelombang kematian selbergerak dari daerah subendo-
lnfark Miokardium kardium ke seluruh ketebalan ventrikel. Selain itu,
Istilah infark mioknr dium menunlukkan terbentukny n apabila trombus oklusif dapat dilisiskan oleh obat
lolcnlMl
suatu daernh nekrosis mioknrdium nkibrfi iskemin trombolitik atau angioplasti sebelum gelombang
akut, yang dikenal sebagai "serangan jantung", nekrosis mengenai seluruh ketebalan dinding venkikel,
merupakan penyebab tunggal tersering kematian di akan terlihat bercak-bercak infark nontransmural.
negara industri. Di Amerika Serikat, diperkirakan 1,5 Loknsi MI ditenttLksn oleh letnk okltLsi pembultLh dnn
juta orang menderita MI per tahun, dengan kematian oleh anatomi sirktLlnsi lcoroner. Oklusi arteria koronaria
sekitar 500.000. Pada kasus yang fatal, hampir separuh desendens anterior kiri biasanya menyebabkan infark
pasien meninggal sebelum sampai rumah sakit. Risiko di daerah anterior dan apeks ventrikel kiri dan septr-rm
MI akut meningkat secara progresif seumur hidup. antarventrikel di dekatnya (MI anteroapeks). Oklusi
Antara usia 45 dan 54,laki-laki memiliki kemungkinan arteria koronaria kanan merupakan penyebab sebagian
terkena MI empat sampai lima kali dibandingkan besar infark yang mengenai bagian posterior dan basal
perempuan. Namun, untuk penyakit jantung iskemik ventrikel kiri. Anatomi sirkulasi koroner juga berperan
secara umum, risiko penyakit menjadi sama untuk penting menentukan lokasi infark. Sebagai contoh,
kedua jenis kelamin setelah usia 80 tahun. Faktor oklusi arteria koronaria dekstra akan menimbulkan
risiko utama untuk MI akut sama dengan yang dibahas akibat berbeda pada seseorang yang ventrikel posterior-
sebelumnya untuk ateroskierosis koroner (Bab 10). nya diperdarahi oleh cabang arteria koronaria dextra
BAB 11 JANTUNG 411
'
Gambar 11-2
Endokardium
- ---+
Zona perfusi
(area berisiko)
24 jam
0-30 mnt Tldak ada perubahan Tidak ada perubahan Perubahanreversibel(pem- Hilangnyaaktivitas
bengkakanmitokondria, enzim; hilangnya
miofibril)
relaksasi glikogen
1-2jam Tidakada perubahan Beberapa serat "bergelom- Perubahan ireversibel (kerusak-
bang" ditepi infark an sarkolema, endapan electron-
densedi mitokondria)
4-12jam Tidak ada perubahan Awal nekrosis koagulasi; edema;
kadang-kadang neutrofil; per-
darahan minimal
1B-24jam Sedikit pucat atau Nekrosis koagulasi berlanjut
bebercak (piknosis dan disintegrasi nukleus;
eosinofilia sitoplasma); nekrosis
"pita kontraksi" di perifer infark;
sebukan neutrofil
24-72jam Pucat Nekrosis koagulasi sempurna serat
otot; sebukan padat neutrofil
disertai fragmentasi awal nukleus
neutrofil
4-7 hari Bagian tengah pucat Muncul makrofag ; disinteg rasi awal
disertai tepi dan fagositosis serat nekrotik;
hiperemik jaringan granulasi tampak di tepi infark
10 hari Kuning maksimal, lunak, Fagositosis; jaringan granulasi mencolok
menciut; tepi keunguan di daerah perifer infark
7-8 minggu Padat, abu-abu Fibrosis
Variabel lain, seperti infark rekuren di daerah yang sama di dekatnya, sedangkan infark saja di ventrikel kanan
dan reperfusi miokardium nekrotik setelah trombolisis atau atrium jarang ditemukan.
atau angioplasti, juga memengaruhi gambaran suatu Perubahan morfologik pada Ml tercantum dalam
infark miokardium. Tabel 11-1 . Selama 12 jam pertama, tidak tampak ada
Frekuensi oklusi berbagai arteria koronaria dan perubahan pada pemeriksaan makroskopik. Antara 'l 8
distribusi infark yang terjadi adalah sebagai berikut: dan 24 jam, mungkin tampak sedikit kepucatan dan
bercak-bercak. Secara mikroskopis, nekrosis koagu lasi
Arteria koronaria Ventrikel kiri anterior dan mulai jelas pada 12 sampai 18 jam, saat sitoplasma
desendens anterior apeks; dua pertiga miosit yang nekrotik menjadi semakin eosinofilik di-
sinistra (40% sampai anterior septum sertai hilangnya serat-lintang, sementara nukleus
50%) antarventrikel mengalami fragmentasi (karioreksis) atau kontraksi
Arteria koronaria dextra Dinding posterior ventrikel (piknosis). Perubahan serat berbentuk gelombang
(30% sampai 40%) kiri; sepertiga posterior (wavy fiber change), yang mungkin disebabkan oleh
septum antarventrikel teregangnya miosit yang masih hidup, tetapi meng-
(pada orang dengan alami malfungsi, sering ditemukan di bagian perifer
sirkulasi koroner infark. Neutrofil tertarik ke tempat nekrosis miokardium,
dominan kanan) dan sebukan neutrofil mulai jelas pada 18 sampai 24
Arteria koronaria Dinding lateral ventrikel jam pertama. Neutrofil ada di semua infark miokardium
birkumfleksa sinistra kiri (uga dapat me- pada saat 48 jam dan mencapai puncak pada hari ke-3
('15% sampai 20%) ngenai dinding posterior untuk kemudian berkurang. Mungkin terdapat perdarah-
pada orang dengan an, tetapi biasanya tidak luas, kecuali dilakukan lisis
sirkulasi koroner atau angioplasti sehingga zona nekrotik mengalami
dominan kiri) reperfusi. Di bagian tepi infark, sebagian miosit mungkin
memperlihatkan pita-pita melintang yang sangat eosi-
lnfark miokardium dapat mengenai hampir seluruh nofilik dan kasar yang dikenal sebagai pita kontraksi.
ketebalan dinding ventrikel (infark transmural), sedang- Struktur ini, yang terjadi akibat hiperkontraksi miofibril di
kan infark yang terbatas di sepertiga dalam miokardium sel yang sekarat, dipicu oleh influks ion kalsium dari
disebut sebagai infark subendokardium. Hampir se- plasma ke dalam sel akibat rusaknya membran sel
mua infark transmural melibatkan ventrikel kiri dan/atau (Gbr. 11-3). Oleh karena itu, pita kontraksi cenderung
septum antarventrikel. Kadang-kadang infark di dinding lebih mencolok apabila terjadi reperfusi dini daerah
posterior dan septum meluas ke dinding ventrikel kanan iskemik. Daerah yang mengalami reperfusi juga
BAB 11 JANTUNG I 413
Gambar 11-3
Fotomikrograf infark miokardium (Ml) berusia 4g jam. Serat otot Gambar 11-5
jantung tampak eosinofilik terang akibat nekrosis koagulatif,
dan
tampak sebukan neutrofil di antara serat. Selain itu, serat miokardium lnfark miokardium yang telah sembuh. Setelah sekjtar 2 bulan,
memperlihatkan pita kontraksidalam bentuk pita melintang yang miokardrum nekrotik telah seluruhnya diganti oleh jaringan parul
berwarna gelap. (Sumbangan Dr. Sid Murphree, MD, Department padat, yang di sini tampak sebagai daerah abu-abu tipis di
of Pathology, University of Texas Southwestern Medical School, miokardium ventrikel kiri.
Dallas.)
Ruptur miokardium 6 harisetelah infark miokardium. pasien meng- Infark miokardium yang telah menyembuh dengan sebuah aneurisma
alamitamponade jantung dan meninggal. (Dari koleksi ajar Depart- ventrikel. Aneurisma tampak seperti kantong berdinding tipis di
ment of Pathology, University of Texas Southwestern Medical dinding ventrikel yang menonjol keluar. Aneurisma tersebut sering
School, Dallas.) dipersulit oleh trombosis, aritmia, dan gagaljantung.
oleh jaringan parut padat dan dapat dianggap sembuh. bahas selanjutnya). Organisasi trombus mural
Di tempat infark yang telah sembuh, dinding ventrikel biasanya menghasilkan suatu daerah fibrosis endo-
menipis, padat, dan tampak abu-abu (Gbr. 11-5). kardium yang padat.
Beberapa penyulit penting mungkin ditemukan pada r Perikarditis akut yang tampak secara klinis terjadi
pasien yang menderita infark miokardium, terutama pada hampir 15% pasien dengan Ml dalam 2 sampai
apabila infarknya transmural. penyulit ini terjadi pada 4 hari setelah infark transmural. penyulit ini dapat
waktu yang berbeda selama evolusi infark dan dapat menyebabkan efusi perikardium.
diringkas sebagai berikut: I Aneurisma ventrikel adalah penyulit tahap lanjut Ml
r Disfungsi otot papilaris sering terjadi pada pasien transmural besar dan disebabkan oleh menonjolnya
dengan Ml. Pada kebanyakan kasus, disebabkan miokardium fibrosa nonkontraktil saat sistol. Aneuris-
oleh penonjolan lokal dinding ventrikel kiri yang ma ini paling sering terbentuk di regio anteroapeks
mengalami jejas pada tempat perlekatan otot jantung, yaitu aneurisma tampak sebagai kantong
papilaris, iskemia, dan gangguan kontraktilitas otot fibrosa berdinding tipis di dinding ventrikel yang me,
papilaris atau dilatasi generalisata ventrikel kiri pada nonjol keluar (Gbr. 11-7). Trombus mural sering ter-
gagal jantung. Yang jarang (kurang dari 1% kasus dapat di dalam aneurisma. Selain berfungsi sebagai
Ml), dapat terjadi ruptur infark otot papilaris, dengan sumber embolus, aneurisma ventrikel dapat me-
akibat pedekatan chordae tendineae dan insufisiensi nyebabkan gagal jantung kongestif, disfungsi otot
mitral berat. Ruptur otot papilaris paling sering terjadi papilaris, dan aritmia rekuren. Reseksi secara bedah
sekitar 3 hari setelah terjadi infark. Keadaan ini bermanfaat pada beberapa kasus.
menyebabkan gagal ventrikel kiri akut dan disertai
angka mortalitas tinggi.
r Disfungsi otot papilaris yang meninggal di rumah
sakit. Penyulit yang parah ini dapat terjadi kapan saja Gambaran Klinis. Onset MI biasanya disertai nyeri
selama 2 minggu pertama infark, tetapi paling sering dada substemum yang parah dan terasa menekan, yang
antara hari ke-4 sampai 7, saat terjadi perlunakan mungkin menyebar ke leher, rahang, epigashium,bahu,
ekstensif miokardium tetapi jaringan granulasi dan atau lengan kiri. Pada sekitar 50% pasien, MI didahului
fibrosis belum terbentuk. Ruptur biasanya terjadi se- oleh serangan-serangan angina pektoris. Namun,
, Iama beberapa hari, saat darah masuk secara berbeda dengan nyeri pada angina pektoris, nyeri pada
progresif melalui miokardium yang nekrotik dan MI biasanya berlangsung beberapa jam sampai hari
lunak (Gbr. '11-6). Ruptur yang menembus permuka- dan tidak banyak berkurang dengan nitrogliserin.
an epikardium menyebabkan hemoperikardium Nadi biasanya cepat dan lemah, dan pasien sering
masif disertai tamponade jantung. Walaupun jarang
mengalami diaforesis. Sering timbul sesak dan hal ini
(1% sampai 3% kasus Ml), dapat terjadi ruptur sep-
tum intraventrikel. Hal ini menyebabkan pirau kiri- disebabkan oleh gangguan kontraktili tas miokardium
ke-kanan akut, diserlai gagal jantung kongestif. yang iskemik, yangmenyebabkan kongesti dan edema
I Trombus mural, yang dapat terbentuk di permukaan paru. Pada MI masif yang mengenai lebih dari 40'k
endokardium di atas infark, berpotensi menjadi ventrikei kiri, timbul syok kardiogenik. Pada sebagian
sumber untuk embolus sistemik dan penyulitnya, kecil pasien (20% sampa130%), MI tidak menimbulkan
seperti infark otak. Trombus ini sering terjadi pada nyeri dada. MI" silent" ini terutama terladi pada pasien
pasien yang mengalami aneurisma ventrikel (di- dengan diabetes melitus dan hipertensi serta pada
pasien berusia'lanjut.
BAB 11 JANTUNG T 415
Kelainan el ektr oknr dio gr afik rnerup akan manifestasi tein ini mengendalikan kontraksi otot yang di-
penting Mi. Kelainan ini mencakup perubahan, seperti perantarai oleh kalsium. Pada otot rangka dan
gelombang Q, kelainan segmen S-T, dan inversi miokardium terdapat beragam bentuk iso dari pro-
gelombang T. Aritmia akibat kelainan listrik di mio- tein ini. Dengan menggunakan pemeriksaan
kardium yang iskemik dan akibat gangguan hantaran imunologik yang sensitif , dapat dibedakan tropo-
sering terjadi. nin T (cTnT) dan troponin I (cTnI) jantung dari
Kematian jantung mendadak, akibat aritmia letal, troponin yang berasal dari otot rangka. Troponin
terjadi pada sekitar 25"/" pasien dengan MI dan meru- jantung I hanya ditemukan dalam otot jantung
pakan penyebab tersering kematian sebelum pasien sehingga lebih spesifik daripada CK-MB, yang juga
sampai di rumah sakit. Dari pasien yang sampai ke ditemukan pada otot rangka dalam jumlah sedikit.
rumah sakit, 10% sampai 20% tidak mengalami Troponin jantung I tidak terdeteksi di serum setelah
penyulit. Sisa 80% sampai 90% mengalami satu atau cedera otot rangka murni sehingga merupakan
lebih dari yang berikut: penanda yang andal untuk nekrosis miokardium,
r Aritmia jantung (75%sampaigl%) bahkan apabila juga terdapat cedera otot rangka.
r Gagal ventrikel kiri disertai edema paru ringan Setelah MI akut, kadar cTnT dan cTnI meningkat
sampai berat (60%) pada waktu yang hampir sama dengan CK-MB.
r Syok kardiogenik (10%) Namun, berbeda dengan kadar CK-MB, kadar tropo-
r Ruptur dinding bebas, septum, atau otot papilaris nin tetap meninggi selama 4 sampai 7 hari setelah
(4% sampai 8%) proses akut, sehingga kita dapat mendiagnosis MI
r Tromboembolus (15% sampai49%) lama setelah kadar CK-MB kemb ali ke normal. Kadar
cTnT dan cTnI juga terbukti memiliki nilai prog-
Eaaluasi laboratorium merupakan bagian integral
nostik pada pasien dengan angina tak-stabil, yang
dalam penatalaksanaan klinis pasien yang dicurigai
peningka tan kadarnya berkorelasi dengan timbul-
mengidap MI. Sejumlah enzirn dan protein lain dibebas-
nya MI akut di kemudian hari.
kan ke dalam sirkulasi oleh sel miokardium yang
. Laktat dehidrogenase (LD) adalah enzim mio-
sekarat. Pengukuran kadar sebagian molekul ini dalam
kardium lain yang dahulu digunakan secara luas
serum bermanfaat untuk diagnosis MI. Berbagai
untuk mengevaluasi kasus yang dicurigai MI.
penanda miokardium yang digunakan untuk me-
Dengan diperkenalkannya pemeriksaan troponin,
mantau MI, dan pola evolusi, diringkaskan berikut ini:
pengukuran kadar LD untuk diagnosis MI umum-
I Krestin kinase (CK) adalah suatu enzim yang ter- nya ditinggalkan.
konsentrasi di otak, miokardium, dan otot rangka.
Enzim tersebut terdiri atas dua dimer yang dinamai Penyakit Jantung lskemik Kronis
"M"' dan "B". CK-MM terutama berasal dari otot IsljJ.ah akit j an t un g i skemik kr o n is, kad an g-kad ang
p eny
rangka dan jantung; CK-BB dari otak, paru, dan disebut knr diomiop ati iskemik, digunakan untuk menjelas-
banyak jaringan lain; dan CK-MB terutama dari kan terjadinya gagal jantung kongestrf progresif sebagai
miokardium, walaupun bentuk ini juga terdapat di akibat jangka-panjang cedera miokardium iskemik.
otot rangka dalam jumlah bervariasi. Aktiuitas CK Banyak kasus berkaitan dengan riwayat angina pektoris
totalmulaimeningkat dalam 2 sampai4 jam setelah dan mungkin didahului oleh infark. Pada kasus lain,
onset MI, memuncak pada24jam, dan kembali ke penyakit ini muncul secara perlahan.
normal dalam waktu sekitar 72 jam. Walaupun
aktiaitas CK totsl merupaknn salah satu determinm
paling sensitif untuk nekrosis mioknrdium akut, MORFOLOGI
pemeriksaan ini tidak spesifik, karena CK juga
meningkat pada penyakit lain, seperti cedera otot Arteria koronaria umumnya memperlihatkan daerah
rangka. Spesifisitas untuk mendeteksi MI ditingkat- aterosklerosis sedang sampai berat. Jantung mem-
kan dengan mengukur fraksi CK-MB. CK-MB me- besar, kadang-kadang sangat mencolok, akibat dilatasi
ningkat dalam 2 sampai 4 jam setelah onset MI, semua rongga jantung. Biasanya terdapat daerah fib-
meinuncak pada 18 jam, dan biasanya menghilang rosis miokardium, sering mencakup fokus jaringan
parut transmural. Sering ditemukan hipertrofi derajat
dalam 48 jam. Walaupun peningkatan ringan CK-
sedang pada miokardium yang tersisa. Walaupun
MB terjadi pada pasien dengan cedera otot rangka terjadi hipertrofi, ketebalan dinding mungkin normal
yang luas, jumlah CK-MB relatif terhadap CK total karena juga terjadi dilatasi. Endokardium tebal dan
jauh lebih tinggi pada MI daripada penyakit lain opak, dan trombus dalam berbagai tahap organisasi
yang CK-nya meningkat. Hal ini kadang-kadang mungkin melekat ke permukaan endokardium. Pe-
dinyatakan sebagai nilai kalkulasi yang disebut meriksaan mikroskopik memperlihatkan fibrosis
indeks CK. Tidak ada perubahan kadar CK dan CK- miokardium luas akibat iskemia kronis. Di antara miosit
MB selama 2 hari pertama setelah timbul nyeri dada yang tersisa, ditemukan serat atrofik dan hipertrofik.
pada dasarnya menyingkirkan diagnosis MI. Sering terjadi vakuolisasi sarkoplasma di sebagian
I Troponin adalah sekelompok protein yang ditemu- serat miosit (miositolisis), terutama di daerah sub-
kan pada otot rangka dan jantung manusia. Pro- endokardium.
416 I BAB 11 JANTUNG
Gambaran Klinis. Penyakit jantung iskemik kronis mendadak didahului oleh manifestasi klinis lain
ditandai dengan terjadinya gagal jantung yang iskemia miokardium. Namun, tragisnya kematian
progresif dan berat, kadang-kadang diperparah oleh mendadak adalah manifestasi awal penyakit jantr"rng
serangan angina pektoris atau ML Sering terladi aritmia iskemik pada sekitar 50% pasien dengan penyakit ini.
dan, bersama dengan gagal jantung kongestif dan MI,
mempakan penyebab utama kematian. Bentuk penyakit
jantung iskemik ini mr,rngkin sulit dibedakan secara
klinis dari kardiomiopati diiatasi (hlm. a30). IVIORFOLOGI
Kelainan jantung tersering pada kematian mendadak
Kematian Jantung Mendadak adalah aterosklerosis koroner dan penyulitnya. Pada
sebagian besar kasus, derajat aterosklerosisnya men-
Kema ti an m end ad ak menlliki b an yak
(s u d d e n d e o th) colok, dengan lebih dari 757' reduksi luas penampang
definisi, berkisar dari kematian langsung sampai di dua atau lebih pembuluh. Pada banyak kasus,
kematian yang terjadi dalam 24 jam setelah onset gejala. penyebab terdekat kematian jantung mendadak tidak
Yang tidak termasuk dalam definisi kematian sepenuhnya diketahui. Sejumlah penelitian meng-
mendadak adalah kejadian seperti pembunuhan, isyaratkan bahwa ruptur plak akut, diikuti oleh trombosis
bunuh diri, trauma kecelakaan, dan terpajan toksin dan mungkin vasospasme koroner, memicu aritmia
ventrikel yang fatal. Namun, trombus oklusif tidak di-
yang mematikan. Kematian mendadak dapat temukan pada lebih dari 80% kasus kematian jantung
disebabkan oleh beragam penyakit, termasuk penyakit mendadak. Pada kasus ini, kematian diperkirakan di-
jantung, embolus paru, ruptur aneurisma aorta, sebabkan oleh aritmia fatal. Biasanya terdapat gambar-
gangguan susunan saraf pusat, dan infeksi. Sebnginn an morfologik penyakit jantung iskemik, seperti Ml baru
besar kematian mendsdsk di dunin Bnrnt disebabkon atau lama, bercak-bercak fibrosis miokardium, kelainan
oleh penyakit jnntung. Kematian jantung mendadak serat berupa gelombang, atau nekrosis pita kontraksi.
(sudden cnrdinc death) menyebabkan sekitar 300.000 Kelainan struktur jantung lainnya juga dilaporkan me-
kematian setiap tahun di Amerika Serikat dan sekitar nyebabkan kematian mendadak dan pedu dicari dengan
50% dari semua kematian yang disebabkan oleh pe- cermat pada kasus kematian mendadak yang disertai
nyakit kardiovaskular. Benbr"rk utama penyakit jantr-rng dengan aterosklerosis minimal. Kelainan tersebut men-
cakup berbagai gangguan miokardium primer (dibahas
yang menyebabkan kematian mendadak tercantum
kemudian), kelainan sistem hantaran, dan kelainan
pada Tabel 17-2. Penyebnb tersering kemntint jnntrLng perkembangan arteria koronaria.
mendadnk ndalahpenynkit jantung iskemik. Iskemia kronis
memudahkan miokardium mengalami arilmia ventrikel
Ieta1, biasanya dalam bentr-rk fibrilasi r,'entrikel, yang
merupakan penyebab tersering kematian mendadak Ringkasan Penyakit Jantung Iskernik. Iskcmin
dalam hal ini. Pada sebagian kasus, kematian jantung r*ibat nterosklerosis nrterin loronnrin mungkin
mttncttl sebogni bebernpn sindrom ynng tersendiri,
tetapi sedikit bnnynk mengnlami ttmtpang-tindih (Cbr.
11-B), Angina pektoris tipikal terjadi nkibst peningkntnn
kebtLtuhnn oksigen ynng tidok dapnt terpenuhi knrenn
stenosis kritis dsn tetnp pada srteris koronorin. Tign
Tabelll-2. PENYEBAB JANTUNG PADA KEMATIAN sindrom koroncr nktrt (nngina tnk-stnbil, MI nktLt, dnn
MENDADAK beberapn knsus kematinn janttmg mendsdnk) tnmpak-
nya terjadi skibnt perttbahnn nkut pada Icsi ntero-
Penyakit Arteria Koronaria
sklerotik ynng tetnp. Pada nngina tsk-stabil, rtLpttr otarL
Aterosklerosis koroner fisurn kecil pndn plalc nterosklerotik memictr nert'gnsi
Kelalnan perkembangan (anomali, hipoplasia) trombosit, ussokonstriksi, dsn pe.mbt:ntrtknn troml:tts
Embolus arteria koronaria murnl yang mungkin tidok ohlusif; oleh knrenn ittL,
Lain-lain (vaskulitis, diseksi) terjadi penurLLnan oksigenasi miokrtrdium ynng paroh
Penyakit Miokardium tetapi tidnk totsl. MI akut tronsmurnl terjadi apnbiln pndn
Kardiomiopati piak yang mengalami ganggu(m ierjatii oklusi irombotilc
Miokarditis dan proses infiltratif lainnya totnl. Kadnng*adang ruptur alart plsk sertn trombosis mu-
Displasia ventrikel kanan
rsl atnu oklusif dan uasospasme yang ditimbtilknnnyn
Penyakit Katup menyebnbkan rryitmisfntal dan menyebabknn kemstisn
Prolaps katup mitral janttrng mendadsk. Akhirnya, pada bebernTtn pasicn,
Stenosis aofta dan bentuk lain obstruksi aliran keluar ventrikel kiri
nterosklerosis koroner kronis drm progresif menyebnbknn
Endokarditis
kerusaknn bertahap miokrtrdium ynng berujung padn gngd
Kelainan Sistem Hantaran jantung kongestif, Pssien dnlnm kelompok ternkhir ini
didingnosis mengidnp penyakit jantung iskemik kronis.
Dimodifikasi dari Virmani R, Roberts WC: Sudden cardiac death
Hum Pathol 18:485, 1 987.
BAB 11 JANTUNG f 417
Plak aterosklerotik
NORMAL
::'* -''
r
y',::1t:::t":"
SINDROM KORONERAKUT
418 T BAB 11 JAhITUI\IG
Penyakit Paru
Penyakit paru obstruktif kronis
Fibrosis interstisium paru difus
Atelektasis luas persisten
Fibrosis kistik
sosioekonomi, diagnosis dini dan terapi faringitis streptokokus grup A. Namun, setelah serangan awal,
streptokokus, serta penurunan virulensi strep tokokus teqadi peningkatan kerentanan terhadap reaktivasi
grup A yang belum diketahui penyebabnya. Namun, penyakit oleh infeksi faring berikutnya.
di negara dunia ketiga dan di banyak daerah perkota- Patogenesis demam reumatik akut dan sekuele
an yang padat dan secara ekonomis kurang di dunia kroniknya belum sepenuhnya dipahami. Diduga kuat
Barat, demam reumatik masih merupakan masalah demam rettmatik r*ut sdalnh suotu reaksi hiper-
kesehatan masyarakat yang penting. Demam reumatik sensitiuitcts tyang dipictr oleh streptokokus grttp A.
dapat menyebabkan penyakit jantung selama fase Diperkirakan antibodi yang ditujukan pada protein M
akutnya (knrditis reumstik akuf), atau penyakit ini dapat streptokokus grup A bereaksi-silang dengan protein
menyebabkan cacrft katup kronis yang mungkin belum normal yang terdapat di jantung, sendi, dan jaringan
bermanifestasi sampai bertahun-tahun setelah lain. Kenyataan bahwa gejala biasanya belum muncul
penyakit akut. Untungnya, demam reumatik terjadi sampai 2 atau 3 minggu setelah infeksi dan bahwa
pada hanya sekitar 3% pasien dengan faringitis streptokokus tidak ditemukan pada lesi mendukung
Keleniar
getah'bening
Limfosit B
Antibodi
antistrep
PENYAKIT JANTUNG
REUMATIKAKUT
REAKSI-SILANG
I .lr,'l li..
r:
. ,:,
, r:rj.
,t:it{rtr,lr:i
I
iit i. it.:b ,..,r
!r I ],it,t:ialiir r! r:r " :E:iriii.rr.l rl
lii ii$rrl': I 1,,,.r,.
.... ir;{|,,11
ii:$::;
'I :i".r-:lrr'.,..... :'|lri,i I
I ra ,lli r.
Gamhar"ill .'i0
Patogenesis dan perubahan morfologik utama pada penyakit jantung reumatik. Demam reumatik akut menyebabkan perubahan di
endokardium, miokardium, dan epikardium. Penyakit jantung reumatik kronis hampirselalu disebabkan oleh deformitas katup jantung'
terutama katup mitral dan aorta.
BAB 11 JANTUNG t 42,1
MORFOLOGI
Pada demam reumatik akut, sebukan sel radang dapat
terjadi di banyak tempat, termasuk sinovium, sendi, kulit,
Gambar 11-11
dan (yang terpenting) jantung. Reaksi jaringan awal
adalah nekrosis fibrinoid fokal. Hal ini memicu respons
BadanAschoff pada seorang pasien yang meninggalakibat karditis
peradangan campuran, yang mungkin berbentuk infiltrat
reumatik akut. Pada interstisium miokardium, terdapat kumpulan sel
selular difus atau agregat lokal sel yang mirip granu-
radang mononukleus sirkumskripta (granuloma). Terdapat beberapa
loma. Akhirnya, di tempat peradangan terbentuk daerah
histiosit besar dengan nukleolus menonjol serta sebuah histiosit
fibrosis. Fibrosis sering terjadi dijaringan jantung, dan
binukleata menonjol. Pada lapang pandang ini, nekrosis sentral
merupakan penyebab cacat katup yang ditemukan pada
tampak tidak mencolok. (Sumbangan Sid Murphree, MD, Deparl-
penyakit jantung reumatik kronis.
ment of Pathology, University of Texas Southwestern Medical
Karditis reumatik akut ditandai dengan peradangan
School, Dallas.)
pada ketiga lapisan jantung sehingga lebih tepat disebut
pankarditis. Tanda utama karditis reumatik akut adalah
adanya fokus peradangan di dalam jaringan ikat
jantung, yang disebut badan Aschoff (Gbr. t t -t i;. Fot<us
tersebut mengandung daerah nekrosis fibrinoid sentral
peradangan interstisial kronis dan peradangan fibrosa
dikelilingi oleh infiltrat peradangan mononukleus kronis
permukaan pleura. Perubahan kulit berupa nodus
dan kadang-kadang makrofag besar dengan inti vesi-
subkutis atau eritema marginatum. Secara mikro-
kular dan banyak sitoplasma basofilik, yang disebut sel
skopis, nodus kulit mengandung lesi fokal yang pada
Anitschkow. Badan Aschoff dapat ditemukan di mana
dasarnya adalah badan Aschoff besar. Eritema margi-
saja di jaringan ikat jantung. Di miokardium, badan ini
natum bermanifestasi sebagai ruam makulopapular.
sering terietak dekat dengan pembuluh kecil dan Penyakit jantung reumatik kronis ditandai dengan
mungkin menekan dinding pembuluh tersebut. Selain
cacat ireversibel satu atau lebih katup jantung, yang
badan Aschoff, miokardium juga mungkin mengandung
terjadi akibat episode valvulitis akut sebelumnya. Katup
infiltrat peradangan interstisium difus. Pada kasus yang
mitral abnormal pada sekitar 95% kasus penyakit
parah, miokarditis dapat mengganggu fungsi mio-
kardium sehingga terjadi dilatasi generalisata rongga
jantung. Keterlibatan perikardium bermanifestasi
secara makro- dan mikroskopis sebagai perikarditis
fibrinosa, kadang-kadang disertai efusi perikardium
serosa atau serosanguinosa. Endokardium sering ter-
libat dan dapat mengenai semua katup. Namun, pe-
radangan katup cenderung lebih mencolok di katup
mitral dan aorta. Katup yang terkena mengalami edema
dan menebal serta memperlihatkan fokus nekrosis fib-
rinoid, tetapi nodusAschoff jarang ditemukan. Peradang-
an katup dapat menjadi predisposisi terbentuknya
vegetasi kecil, yang tampak sebagai tonjolan mirip-kutil,
terutaina di sepanjang garis penutupan katup (endo-
karditis verukosa) (Gbr.11-12). Perubahan akut dapat
mereda tanpa sekuele atau mungkin berkembang me-
nimbulkan jaringan parut yang signifikan dan cacat katup
kronis (dijelaskan kemudian).
Perubahan yang ditemukan pada organ lain meliputi
artritis sendi besar nonspesifik, yang ditandai dengan
Gambar 11-12 I
sebukan sel radang kronis dan edema di sendi yang
Valvulitis mitral reumatik akut pada penyakit jantung reumatik kronis.
terkena dan jaringan lunak periartikular. Berbeda
Tampak vegetasi kecil di sepanjang garis penutupan daun katup
dengan lesi di jantung, artritis bersifat swasirna dan
milral (tanda panah). Episode valvulitis reumatik sebelumnya telah
tidak menyebabkan cacat kronis. Walaupun jarang,
mungkin ditemukan kelainan paru berupa infiltrat menyebabkan penebalan fibrosa dan fusi daun katup seda korda
tendinae.
422I BAB 11 JANTUNG
Karditis reumatik kronis (telah sembuh). A. Daun-daun katup mitral menebal, opak, dan berfusi di komisura. Korda tendinae juga menebal
dan memendek akibat fibrosis. B. Tampak dari sisi atrium kiri, katup mitraljelas sangat stenotik, tampak seperli lubang jarum (mata panah).
Atrium kiri yang mengalami dilatasi, terbuka mengandung sebuah trombus besar akibat stasis darah dalam rongga ini.
jantung reumatik kronis, dan kombinasi kelainan katup hampir selalu berkaitan dengan elemen valvulitis mi-
aorta dan mitral terdapat pada sekitar 25% pasien. tral. Pada pasien dengan stenosis aorta, ujung katup
Penyakit katup sisi-kanan relatif jarang ditemukan. Pem- menebal, padat, dan melekat satu sama lain, dan
bentukan jaringan parut di daun katup dapat menyebab- orifisium katup aorta menjadi saluran kaku berbentuk
kan berkurangnya garis tengah orifisium katup (steno- segitiga (lihat Gbr. 11-148). Stenosis aorta menimbulkan
sis), atau mencegah penutupan sempurna daun katup beban tekanan pada ventrikel kiri, yang mengalami
sehingga terjadi regurgitasi darah saat diastol. Kadang- hipertrofi konsentrik. Gagal ventrikel kiri yang kemudian
kadang stenosis dan regurgitasi terdapat bersama- teriadi menyebabkan dilatasi rongga jantung dan
sama, walaupun biasanya yang predominan adalah sekuele morfologik lain gagal jantung kongestif. Fibro-
salah satu efek hemodinamik. Stenosis dan regurgitasi sis daun katup juga dapat menyebabkan katup tertarik
katup meningkatkan tuntutan terhadap miokardium ke arah dinding aorta sehingga terjadi regurgitasi aorta,
karena peningkatan tekanan dan/atau beban volume, hipertrofi dan dilatasi ventrikel kiri.
yang jika cukup besar dapat menyebabkan gagal
jantung. Kerusakan katup juga mempermudah pasien
mengalami endokarditis infektif.
Valvulitis mitral reumatik kronis lebih sering me-
nyebabkan stenosis daripada regurgitasi, dan merupa- Gambaran Klinis. Demam retLmatik akut terjadi
kan penyebab tersering stenosis mitral. Kelainan ini kapan saja mulai 10 hari sampai 6 minggu setelah epi-
lebih sering mengenai perempuan daripada laki-laki, sode faringitis akibat streptokokus grup A. Karena
karena sebab yang tidak jelas. Pada stenosis mitral, hanya sebagian kecil pasien yang terinfeksi mengalami
daun katup dan korda tendinae menebal, kaku, dan lekat
demam reumalik, kerentanan genetik yang mengendali-
(Gbr. 11-13A). Orifisium mitral menyempit menjadi se-
perti celah yang kadang-kadang disebut cacat mulut kan reaksi hipersensitivitas diperkirakan berperan,
ikan (Gbr. 11-138). Atrium kiri melebar dan mengalami Insiden puncak adalah antara usia 5 dan 15 tahun,
hipertrofi, sedangkan permukaan endokardium sering walaupun anak yang lebih muda atau orang dewasa
menebal, terutama di atas daun katup mitral posterior. juga dapat terkena. Walaupun biakan faring untuk
Trombus mural dapat terbentuk (lihat Gbr. 11-138), yang streptokokus negatif pada saat penyakit dimulai,
berpotensi menyebabkan embolus sistemik. Paru men- antibodi terhadap satu atau lebih enzim streptokokus,
jadi padat dan berat akibat kongesti pasif kronis, dan seperti streptolisin O dan DNAse B, terdapat dalam
pada kasus kronis ventrikel dan atrium kanan melebar serum sebagian besar pasien. Pemeriksaan yang andal,
dan mengalami hipertrofi. seperti uji Streptozyrne, tersedia luas untuk mendeteksi
Pada kasus regurgitasi mitral, daun katup mitral antibodi ini. Gambaran klinis predominan pada
yang cacat mengalami retraksi, dan tambahan bgban
demam reumatik akut adalah artritis dan karditis.
volume pada ventrikel kiri menyebabkan dilatasi dan
Artritis, yang jauh lebih sering pada orang dewasa
hipertrofi ventrikel kiri.
Valvulitis aorta kronis lebih sering ditemukan pada daripada anak-anak, terutama mengenai sendi besar
laki-laki daripada perempuan. Penyakit katup aorta dan cenderung mengenai sendi yang berbeda secara
sekuensial (poliartritis migratorik). Gambaran klinis
BAB 11 JANTUNG I 423
Gambar 11-14
Stenosis aorta kalsifikans degeneratif. A. Pandangan dari sisi aorla katup aorta trikuspid yang terlutup dan jelas cacat. Massa kalslfikans
menonjol ke dalam sinus Valsalva. Perhatikan bahwa komisura katup tidak menyatu. B. Sebaliknya, valvulitis aorta reumatik yang
menyembuh memperlihatkan stenosis aoda akibat fibrosis dan fusi katup serta komisura.
yang berkaitan dengan kn rditis skut adalah bising gesek sebagian besar kasus, sklerosis katup akibat usia tidak
perikardium, melemahnya bunyi jantung (akibat efusi menimbulkan gejala dan ditemukan secara tidak
perikardium), takikardia, dan aribmia lain. Pada kasus sengaja saat foto toraks atau autopsi. Pada sebagian
yang parah, miokarditis dapat menyebabkan gagal pasien, sklerosis mr-rngkin cukup parah sehingga fimbul
jantung kongestif. Dilatasi ventrikel kiri yang timbul gejala klinis. Sklerosis dan kolsifikasi katup norta
menyebabkan otot papilaris menarik korda tendinae merttpakan penyebnb tersering stenosis norta sajn di
daun katup mitral yang dapat menyebabkan, pada Ameriks Serikst. Lesi tersebut, kadang-kadang disebut
gilirannya, terjadinya insufisiensi mitral fungsional stenosis aorta kolsifikans degeneratif, dapat terjadi
yang berpotensi reversibel. Kurang dari 5% pasien pada katup aorta yang secara kongenital bikuspid atau
dengan demam reumatik meninggal akibat penyakit unikuspid, atau timbul pada daun katup semiltnar
akut. yang sebelumnya normal. Kalsifikasl katup mitral
Ksrditis reumatik kronis biasanya tidak menimbul- biasanya mengenai anuius katup dan biasanya
kan gejala klinis selama bertahun-tahun atau, bahkan asimtomatik, tetapi pada sebagian kasus kelainan ini
berpuluh tahun setelahepisode awal demam reumatik. dapat menimbulkan gangguan hantaran.
Gejala dan tanda kelainan katup bergantung pada
katup (-katup) mana yang terkena. Selain berbagai
murmur jantr-rng, hipertrofi dan dilatasi jantung, serta
gagal jantung kongestif; pasien dengan penyakit MORFOLOGI
jantung reumatik kronis mungkin menderita aritmia
(terutama fibrilasi atrium dengan stenosis mitral), Pada stenosis aorta kalsifikans degeneratif, daun
penyulit tromboembolus, dan endokarditis infektif. katup aorta kaku dan berubah bentuk akibat massa
Penggantian katup sakit secara bedah pada saat yang kalsifikans yang iregular. Endapan kalsium terletak di
tepat sangat memperbaiki prognosis pasien dengan bawah ujung pertemuan katup dan meluas ke dalam
penyakit jantung reumatik kronis. sinus Valsalva (Gbr. 11-14A). Tidak terdapat stigmata
valvulitis reumatik, seperti fusi komisura katup aorta;
gambaran ini membantu membecjakan stenosis aorta
Stenosis Aorta Kalsifikans kalsiflkans degeneratif dengan valvulitis aorta reumatik
kronis (Gbr. 11-148). perubahan degeneratif di katup
Perubahan degeneratif di katup-katup jantung mitral terbatas pada fibrosis dan kalsifikasi di sepanjang
merupakanbagian yang tidak terhindarkan dari proses garis penutupan dan dalam anulus katup. Hipertrofi
penllaan karena stres mekanis berulang yang dialami konsentrik ventrikel kiri dan dilatasi ventrikel sering
katup selama hidup. Beberapa perubahan ini, yang ditemukan pada kasus kronis.
dapat dianggap sebagai padanan aterosklerosis terkait-
usia di katup, adalah fibrosis daun katup, biasanya
sedikit banyak disertai kalsifikasi. Sklerosis katup pa- Gambaran Klinis. Seperti stenosis aorta secara
ling sering terjadi di katup aorta dan mitral. Pada Lrmum, gambaran utama stenosis aorta kalsifikans
424I BAB 11 JANTUNG
adalah angina pektoris, sinkop, dan (pada tahap jantung iskemik, atau gagai jantung kongestif apa pun
selanjutnya) gagal jantung kongestif. Stenosis aorta sebabnya. Namun, penyebab tersering regurgitasi mit-
kalsifikans degeneratif yang timbui pada katup yang ral saja adalah suatu penyakit yang dikenal sebagai
sebelumnya normal biasanya asimtomatik sampai prolaps kntup.mitrnl, yang pertama kali diketahui oleh
dekade kedelapan atau kesembilan. Stenosis aorta Barlow pada tahun 1960an. Prolaps katup mitral
kalsifikans juga dapat timbul pada katup aorLa yang adalah salah satu penyakit jantung yang paling sering
secara kongenital bikuspid, suatu lesi umum yang ditemukan, terjadi pada 3% sampai 5% populasi
terdapat pada hampir 2'k populasi. Konfigurasi ab- dewasa normal. Sebagian besar kasus ditemukan pada
normal dari katup berlembar dua ini menyebabkan usia antara 20 dan 40 tahun; penyakit lebih sering pada
katup mengalami stres hemodinamik berlebihan perempuan daripada laki-laki. Penyakit ini ditandai
sehingga wenr nnd tear (keausan) dan kelainan dengan penimbunan substansi dasar longgar di dalam
degeneratif terjadi lebih dini. Oleh karena itu, lesi daun dan korda katup mihal, yang menyebabkan katup
bermanifestasi secara klinis 10 sampai 20 tahun lebih menjadi "floppy" dan inkompeten saat sistol. Prolaps
arval daripada stenosis aorta kalsifikans degeneratif. katup mitral dapat timbr-rl sebagai penyulit sindrom
Apa pun penyebab stenosis aorta, pemeriksaan fisik Marfan atau penyakit jaringan ikat serupa, dan juga
memperlihatkan murmur sistolik kresendo-dekresendo pernah dilaporkan sebagai penyakit dominan autoso-
kasar dan hipertrofi ventrikel kiri. Angino terjadi karena mal saja yang berkaitan dengan kromosom 16p. Yang
peningkatan kebutuhan oksigen miokardium yang lebih jarang lagi adalah kelainan ini timbul sebagai
hipertrofi plus berkurangnya aliran keluar aorta dan, penyakit resesif terkait-X. Namun, sebagian besar
pada banyak pasien, adanya penyakit arteria kasus timbul sebagai kelainan tunggal yang tampaknya
koronaria. Sinkop mencerminkan kurangnya perfusi sporadik.
ke otak, terutama saatberolahraga. Stenosis aorta yang
tidak diobati biasanya menyebabkan kematian dalam
3 atau 4 tahun setelah onset gejala, baik akibat gagal
jantung kongestif maupun aritmia letal. Stenosis aorta
kalsifikans degeneratif merupakan indikasi penting MORFOLOGI
penggantian katup secara bedah.
Ujung pertemuan katup mitral, terutama ujung poste-
rior, lunak dan membesar, menimbulkan penggembung-
Prolaps Katup Mitral an khas daun katup ke dalam atrium saat sistol (Gbr.
11-15). Korda tendinae, yang sering memanjang dan
Seperti disebutkan pada bagian sebelumnya (dan rapuh, dapat putus pada kasus yang parah. Anulus mil
di Tabel 11-4), regurgitasi mitral dapat terjadi pada ral mungkin melebar. Pemeriksaan histologik memper-
pasien dengan penyakit jantung reumatik, penyakit lihatkan jaringan longgar edematosa yang agak basofilik
di dalam lapisan tengah (spongiosa) daun katup dan
korda. Perubahan serupa mungkin ditemukan di katup
trikuspid dan, yang lebih jarang, pulmonal.
Endokarditis Trombotik mm, walaupun mungkin juga cukup besar dan rapuh
Nonbakterialis (Gbr. 11-16). Daun katup tampak normal secara kasat
mata. Walaupun semua katup dapat terkena, katup mit-
Endoknr ditis tr ombotik nonbakterinlis (N BTE) ditandsi
ral adalah tempat tersering, diikuti oleh katup aorta.
dengan pengendapnn msssa kecil fibrin, trombosit, dnn Secara mikroskopis, nodus terdiri atas bahan eosinofilik
komponen dnrahlsin di dnunknttrp jantung. Berbeda dengan (fibrin) dan lapisan halus agregat trombosit. Katup di
ztegetasi pada endokarditis infektif, yang nknn dibahns pndn bawahnya biasanya bebas dari peradangan atau fibro-
bagian selanjtLtnyn, lesi kntup pnda NBTE steril dttn tidnk sis, berbeda dengan katup pada demam reumatik akut.
mengandtLng mikr oor ganisrze. Kerusakan katup bukan Lesi pada NBTE sering sembuh spontan, meninggalkan
merupakan prasyarat untuk NBTE. Memang, penyakit untai-untai halus jaringan fibrosa yang disebut Lambl
ini biasanya ditemukan pada katup yang sebelumnya excrescences.
normal. Patogenesis NBTE masih belum sepenuhnya
dipahami; diperkirakan kelainan ringan endotel dan
keadaan hiperkoagulasi memudahkan timbulnya
kelainan ini. Keganasan, terutama adenokarsinoma, Gambaran Klinis. NBTE biasanya asimtomatik.
ditemukan pada hampir 50"/" pasien dengan NBTE. Kadang-kadang, terutama pada pasien dengan lesi
Para pasien ini juga memperlihatkan gambaran lain besar, fragmen vegetasi dapat menjadi embolus dan
hiperkoagulabilitas, seperti trombosis vena dalam. menimbulkan infark di otak dan organ lain. Lesi pada
Meskipun NBTE mungkin timbul pada orang yang NBTE jr"rga berpotensi menjadi nidus rmtnk kolonisasi
sebelnmnya sehat, berbagai penyakit yang berkaitan bakteri sehingga dapat mengalami komplikasi endo-
dengan kelemahan umum atau mengtuusnya tubuh karditis infektif.
menyebabkan peningkaian risiko NBTE. Istilah
endoknrditis mnrnntik pernah digunakan untuk
menjelaskan entitas ini, yang mengakui adanya Endokarditis Libman-Sacks
peningkatan frekuensi NBTE pada pasien kakektik. Istilah endoksrditis Libmnn-Sncks mengacu pada
vegetasi steril yang mungkin terbentuk pada katup
jantung pasien dengan h-rpus eritematosus sistemik.
Lesi-lesi ini paling sering terbentuk di permukaan
ventrikel katup mitral dan trikuspid, walaupun juga
MORFOLOGI dapat terbentuk di permukaan endokardium lainnya.
Berbeda dengan lesi pada NBTE (dibahas di atas),
Secara makroskopis, NBTE ditandai dengan adanya vegetasi kecil pada endokarditis Libman-Sacks tidak
nodus-nodus kecil di sepanjang garis penutupan katup,
memiliki predileksi khusus di garis penutupan katup.
serupa dengan lesi di katup pada demam reumatik akut.
Dengan semakin seringnya pemberian steroid untuk
Nodus-nodus biasanya bergaris tengah kurang dari 5
pengobatan lupus, lesi ini sekarang jarang ditemukan.
Endokarditis lnfektif
't4llx-, :,g.
20 0:' Istilah endoknrditis infektif nenunjukkan infeksi di
katup jantung atau permukaan mural endokardium,
yang menyebabkan terbentuknya massa lekat debris
trombotik dan organisme (disebut aegetnsi). Hampir
semua jenis mikroorganisme mampu rnenyebabkan
endokarditis, walaupun sebagian besar kasus disebab-
kan olehbakteri.
Endokarditis infektif secara tradisional dibagi
menjadi bentuk akut dan subakut. Kasus endokarditis
nltut secara klasik dikaitkan dengan infeksi katup oleh
organisme yang virnlensinya tinggi, seperti Stnphylo-
cocclts nLrreLts. Organisme ini mampn menginfeksi,
bahkan katup yang secara struktural normal dan
Gambarll-16 menyebabkan infeksi yang berkembang pesat dengan
hanya sedikit reaksi pejamu lokal. Endoknrditis
Endokarditis trombotik nonbakterialis. Terdapat vegetasi-vegetasi
iregular kuning-cokelat di katup mitral. Perhatikan bahwa tidak
subnkut, sebaliknya, berkaitan dengan infeksi pada
seperti katup pada karditis reumatik kronis (lihat Gbr. 11-1 3), katup katup yang sr.rdah tidak normal oleh organisme yang
ini memperlihatkan daun yang tipis normal dan korda tendinae juga virulensinya lebih rendah seperti streptokokus u-
tipis dan berkilap. (Dari koleksipendidikan Pathology Department, hemolitikus. Infeksi yang terjadi cenderung ber-
University of Texas Southwestern Medical School, Dallas.) kembang agak lambat dan sering disertai reaksi
426I BAB 11 JANTUNG
peradangan lokal dan jaringan granulasi di katup yang Organisme S. suretLs yang lebih r.imlen menyerang
terkena. Namun, dalam era antibiotik, terapi sering me- katup sehat atau sakit dan bertanggung jawab atas 10%
modifikasi morfologi dan perkembangan klinis penyakit sampai 20% kasus. Daftar bakteri lain adalah entero-
sehingga perbedaan keduanya menjadi kabur. kokus dan yang disebut sebagai kelompok HACEK
Etiologi dan Patogenesis. Infeksi terjadi apabila (Ha emophiltLs, Actinobo cillrts, Cnr diobact erium,
organisme melekat pada permukaan endokardium Eikenelln, dan lQngt:llc), yang semuanya bersifat
selama episode bakteremia. Pada beberapa kasus, pe- komensal dalam rongga mulut. Endokarditis katup
nyebab infeksi hematogen jelas, seperti pada kasus prostetik paling sering disebabkan oleh st;rfilokokr-rs
pemakai obat terlarang intravena yang menyllntikkan negatif-koagulase (misal , S. e.pidermidls). Kr.rman lairr
bahan tercemar secara langsung ke dalam aliran darah; adalah basil gram-negatif dan funp;us. Pada pemakai
infeksi di tempat lain atau riwayat tindakan gigi, bedah, obat terlarang intravena, S. nLreus, yang sering ditemu-
atau intervensi lainnya (misaI, kateterisasi urine) juga kan di kulit, merupakan penyebab r"rtama; penyebab
dapat menyebabkan penyebaran knman ke aliran lain yang lebih jarang pada populasi pasien ini adalah
darah. Namun, pada kasus lain, sumber bakteremia s treptokokus, batan g gram-ne ga tif; dan fr,rn gus.
tidak jelas dan mungkin berkaitan dengan cedera Endoknrditis infelctif merupnltan infeksi ynng sulit
ringan di kulit atau mukosa, seperti yang mungkin dintssi lcnrenn sifnt ltntr.tp jnntung rlang nunslctLlnr.
ditemr,rkan, selama menggosok gigi. Pada beberapa Karena sedikitnya pembuluh darah, respol'rs peradang-
kasus, pembahan katup awal adalah cedera endotel an terhadap infeksi relatif, kalaupun ada, sedikit. Oieh
diikuti oleh terbenfr"rknya agregat fibrin-Lrombosit lokal karena itu, bahkan organisme ar.irulen dapat ber-
(lihat NBTE yang dibahas sebelumnya). Fokus ini kemu- proliferasi tak-terkendali. Sebelum antibiotik yang
dian menjadi tempat melekatnya mikroorganisme yang efektif tersedia, endokarditis infektif hampir selalu
terdapat di dalam darah. Pada kasus lain, bakteri mematikan.
mungkin melekat langsung ke permukaan katup tanpa
adanya fokus NBTE awal.
Kondisi yang meningkatkan risiko endokarditis
infektif dapat dibagi menjadi tiga kategori: (1) adanya
kelainan jantung, (2) katup jantung prostetik, dan (3)
MORFOLOGI
penyalahgunaan obat intravena. Tanda utama endokarditis infektif adalah adanya
r Sejumlah kelainan jantung memudahkan pengidap vegetasi katup yang mengandung bakteri atau organis-
mengalami endokarditis infektif. Risiko endokar- me lain. Katup aorta (Gbr. 11-17A) dan mitral merupakan
tempat tersering infeksi, meskipun katup di sisi kanan
ditis meningkat pada semua penyakit yar-rg
jantung juga dapat terkena, terutama pada kasus endo-
menyebabkan peningkatan trauma hemodinamik
karditis yang terjadi pada pemakai obat terlarang
pada perrnukaan endokardium, seperti pirar-r tekan- intravena (Gbr. 11-178). Vegetasi mungkin tunggal atau
an tinggi di dalam jantr-rng (misal, defek septurn jamak dan mungkin mengenai lebih dari satu katup.
ventrikei yang kecil) atau penyakit katup kronis Penampakan vegetasi dipengaruhi oleh jenis organis-
(misal, penyakit jantung relrmatik kronis, stenosis me penyebab, derajat reaksi pejamu terhadap infeksi,
aorta kalsifikans degeneratif, prolaps katup mitral). dan riwayat terapi antibiotik. Endokarditis jamur, sebagai
Karena prevalensinya yang tinggi, prolaps katup contoh, cenderung menyebabkan vegetasi yang lebih
mitral menjadi faktor predisposisi tersering bagi besar daripada infeksi bakteri. Walaupun organisme
endokarditis infektif . yang sangat virulen cenderung menyebabkan endo-
! Dengan meningkalnya jumlah pasien yang men- karditis akut, terapi antibiotik mungkin dapat meredakan
jalani bedah penggantian katup, katup prostetik infeksi sedemikian sehingga morfologi vegetasi ber-
ubah ke arah bentuk yang lebih subakut.
sekarang menjadi penyeb ab I}'k sampai 207o kasus
Vegetasi pada kasus endokarditis akut klasik di-
endokarditis infektif. Tidak terdapat perbedaan mulai sebagai tonjolan kecil, yang mungkin secara
insiden endokarditis antara katup mekanis danbio- kasar tidak dapat dibedakan dengan yang timbul pada
prostetik. Frekuensi endokarditis juga meningkat, NBTE, walaupun vegetasi pada yang pertama cen-
,seperti dapat diperkirakan, pada orang dengan derung tunggal dibandingkan dengan yang terakhir. Se-
kateter intravaskular tetap. iring dengan proliferasi organisme, vegetasi juga mem-
r Penyalah guna obat intravena berisiko tinggi meng- besar secara progresif dan akhirnya membentuk lesi
alami endokarditis infektif. Dalam situasi ini, besar rapuh yang mungkin menyumbat orifisium katup
endokarditis infektif biasanya terjadi pada katup (lihat Gbr. 11-178). Vegetasi dapat menyebabkan ke.
rusakan cepat katup, sering menimbulkan robekan daun
yang sebelumnya normal, sering mengenai katup
katup, korda tendinae, atau otot papilaris. lnfeksi akhir-
di sisl kanan jantung.
nya dapat meluas menembus katup ke dalam mio-
Organisme penyebab pada ketiga kelompok risiko kardium di dekatnya dan menimbulkan abses di jaringan
ini sedikit berbeda. Endokarditis pada katup asli perivalvular yang dikenal sebagai abses cincin.
(bukan prostetik) paling sering (50% sampai 50% kasr-rs) Pemeriksaan mikroskopik terhadap vegetasi memper-
disebabkan oleh streptokokus cr-hemolitikus (viridans), lihatkan organisme dalam jumlah besar bercampur
dengan fibrin dan sel darah. Bila terbatas di katup,
yang biasanya menyerang katup yang sudah rusak.
BAB 11 JANTUNG I 427
Gambar 11-17
A. Endokarditis bakterialis akut pada katup aorta. Vegetasi iregular melekat ke katup, yang telah mengalarni kerusakan berat dan
berlubang. Sonde logam berjalan melalui sebuah lubang di daun katup. B. Atrium kanan yang dibuka untuk memperlihatkan vegetasi besar,
iregular, dan rapuh yang menyebabkan oklusi katup trikuspid. Vegetasi ini sering ditemukan pada penyalah guna obat terlarang
intravena.
vegetasi memicu respons peradangan ringan. Respons lus mengandung banyak organisme virulen, di tempat
peradangan neutrofilik yang hebat terjadi jika infeksi embolus tersebut sering terbentuk abses (Gbr. 11-i 8).
telah melewati katup avaskular. Embolus sistemik dapat Vegetasi pada endokarditis subakut cenderung
terjadi setiap saat karena sifat vegetasi yang rapuh, dan lebih padat dan tidak banyak menyebabkan kerusakan
embolus ini dapat menyebabkan infark di otak, ginjal, katup dibandingkan dengan yang ditemukan pada
miokardium, dan jaringan lain. Karena fragmen embo- bentuk akut, walaupun perbedaan keduanya mungkin
samar. lnfeksi subakut kecil kemungkinannya meluas
ke miokardium, dan abses perivalvular jarang ditemu-
kan. Secara mikroskopis. vegetasi pada endokarditis
subakut tipikal dibedakan dari vegetasi penyakit akut
oleh adanya jaringan granulasi di pangkalnya. Seiring
dengan berlalunya waktu, dapat terbentuk fibrosis,
kalsifikasi, dan infiltrat peradangan kronis. Embolus
sistemik juga dapat terjadi pada endokarditis subakut.
Namun, berbeda dengan yang terjadi pada endokarditis
akut, infark yang terjadi jarang mengalami supurasi
karena sifat organisme penyebab yang tidak terlalu
virulen.
dapat terjadi pada pasien dengan endokarditis sisi- jahitan katup dan jaringan perivalvular di sekitarnya
kanan dan vegetasi besar di katup trikuspid atau pul- dan dapat menyebabkan katup terlepas. Pada katup
mgnal. Terperangkapnya embolus infektif di dinding bioprostetik, daun katup serta jaringan perivalvular
pembuluh darah dapat menyebabkan infeksi lokal dan dapat terinfeksi sehingga terjadi perforasi daun katup
melemahnya dinding pembuluh disertai pembenhrkan dan regurgitasi katup.
apa yang disebut sebagai aneurisma mikotik. Ptekie Kebocornn pnrnaalaular juga dapat terjadi pada
(perdarahan kecil) mungkin ditemukan di kulit atau kedua jenis kalup prostetik. Hal ini dapat terjadi segera
m0kosa. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh mikro- setelah operasi atau belakangan. Infeksi katup merupa-
embolus atau endapan kompleks imun yang terbentuk kan penyebab penting kebocoran paravalvular.
sebagai respons terhadap antigenemia kronis. Kelainan Hemolisis signifikan terjadi pada sebagian kecil
ginjal sering ditemukan dan berupa infark ginjal dan pasien dengan katup prostetik, terutama mereka yang
glomerulonefritis, yang terakhir terjadi karena ter- menggunakan katup mekanis akibat efek traumatik
perangkapnya kompleks imun di glomerulus. Dalam katup mekanis pada eritrosit. Pada kasus yang jarang,
beberapa hari sampaibulan, terjadi destruksi progresif hemolisis dapat ctikup parah sehingga perlu dipasang
katup pada kasus yang tidak diobati yang menyebab- katup prostetik yang berbeda.
kan regurgitasi katup dan gagal jantung kongestif.
Biaknn dsrnhberulsnf sangat penting pada evaluasi
pasien yang dicurigai mengidap endokarditis infektif.
Biakan untuk organisme aerob dan anaerob harus
PENYAKIT MIOKARDIUM
dilakukan segera setelah kemungkinan endokarditis PRIMER
dipertimbangkan. Pada sebagian kecil kasus endo- Seyogianya telah jelas dari bagian sebelumnya
karditis infektif, biakan darah tetap negatif karena sifat
bahwa disfungsi miokarditim sering terjadi pada
organisme yang sulit dibiak atau efek terapi antibiotik sejumlah penyakit yang berlainan, seperti penyakit ar-
sebelumnya.
teria koronaria, hipertensi kronis, dan penyakit katup
jantung. Yang lebih jarang adalah penyakit yang intrin-
sik untuk serat miokardium. Penyakit miokardirim
Katup Jantung Prostetik primer ini adalah sekelompok penyakit yang beragam
Diperkenalkannya katup jantung prostetik yang yang mencakup gangguan peradangan (miokarditis),
penyakit imunologik (misaf demam reumatik), ganggu-
efektif secara radikal telah mengubah prognosis pasien
an metabolik sistemik (misal, hemokromatosis), distrofi
penyakit katup jantungyar.g telah dibahas sebelum-
otot (misal, distrofi otot Duchenne), dan kategori tam-
nya. Terdapat dua jenis katup prostetik: yang berasal
bahan penyakit idiopatik yang disebut kardiomiopnti,
dari jaringan sapi atau babi yang difiksasi dengan
Hanya miokarditis dan kardiomiopati yang frekuensi-
glutaraldehida atau katup manusia yang diawetkan
nya cukup tinggi sehingga perlu dibahas lebih lanjut
secara beku (katup bioprostetik), dan katup sintetik
(mekanis). Setiap jenis katup memiliki keunggulan dan
di sini.
kekurangan. Beberapa penl.ulit lazim ditemukan pada
semua katup prostetik. Miokarditis
Penyulit yang penting pada katup bioprostetik
adalah kemerosotan mekanis. Hampir semua daun Di bawah kategori ini, terdapat proses peradangan
katup biologik sedikit banyak mengalami pengerasan miokardium yang menyebabkan cedera pada miosit
setelah dipasang. Berkurangnya mobilitas ini mungkin jantung. Namun, adanya peradangan saja tidak
sudah dapat menimbulkan stenosis katup. Kalsifikasi diagnostik untuk miokarditis, karena infiltrat pe-
daun katup juga sering terjadi dan ikut menyebabkan radangan juga dapat ditemukan sebagai fenomena
stenosis. Kalup bioprostetik dapat robek atau berlubang sekunder kelainanseperti cedera iskemik. Namury pada
sehingga terjadi insufisiensi katup. Secara umum/ miokarditis proses peradangan berperan penting
katup mekanis lebih kuat menghadapi kemerosotan rnenyebabkan cedera miokardium. Sebagian penyebab
stnlktural daripada katup biologik. miokarditis tercantum pada Tabel 11-5.
Trombus dapat terbentuk di semua jenis katup Infeksi merupakan penyebab penting miokardi tis.
prostetik, tetapi terutama mengganggu pada kabup Di Amerika Serikat, airus adalah penyebab tersering
mekanis. Trombus ini dapat menyebabkan obstruksi miokarditis. Coxsackieairus A dan B serta enterovirns
lokal aliran darah atau berfungsi sebagai sumber em- lain mungkin merupakan penyebab sebagian besar
bolus sistemik. Walaupun antikoagulan secara rutin kasus. Penelitian mengisyaratkan bahwa adenovirus
diberikan kepada pasien dengan katup prostebik, terapi juga sering menjadi patogen pada miokarditis. Pe-
ini memiliki risiko tambahan berupa penyulit per- nyebab lain yang lebih jarang adalah sitomegalovirus,
darahan. virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan sejumlah
Endokarditis infektif, seperti telah dibicarakan, me- mikroba lain yang tercantum pada Tabel 11-5. Walau-
ningkat frekuensinya pada semua jenis kafup prostetik. pun virus penyebab sulit diisolasi dari jaringan setelah
Pada katup mekanis, infeksi biasanya mengenai garis onset gejala klinis, pemeriksaan serologik dan, yang
BAB 11 JANTUNG 429
'
karditis yang berkaitan dengan lupus eritematosus
Tabel 11-5. PENYEBABUTAMAMIOKARDITIS
sistemik, miopati inflamatorik, dan penyakit autoimun
Iain (Bab 5). Peradanganmiokardium juga dapat terjadi
lnfeksi pada sarkoidosis. Pada banyak kasus, penyebab mio-
Virus (misal, coxsackievirus, ekovirus, virus influenza, virus karditis tetap belum jelas.
imunodefisiensi manusia, sitomegalovirus)
Chlamydia (misal, C. psittaci)
Rickettsia (misal, R. lyphi [demam tifus])
Bakteri (misal, Coryn ebacte riu m ldiflerial, Neisserla
Imeningokokus], Borrelia Ipenyakit Lyme])
Fungus (misal, Candlda)
Proiozoa (misal, Tryp a n osoma fpe nya kit Cha g as],
MORFOLOGI
toksoplasmosis)
Pada pasien yang meninggal setelah onset miokarditis,
Cacing (misal, trikinosis)
jantung mungkin berukuran normal tetapi umumnya me-
Reaksi yang Diperantarai oleh lmun lebar. Miokardium lembek dan pucat serta sering
Pascavirus mengandung daerah-daerah kecil perdarahan, yang me-
Pascastreptokokus (demam reumati k) nimbulkan gambaran bebercak pada permukaan
Lupus eritematosus sistemik potongan. Pada kasus miokarditis yang dlsebabkan
Hipersensitivitas obat (misal, metildopa, sulfonamid) oleh bakteri, mungkin tampak abses. Gambaran histo-
Penolakan tandur logik cukup bervariasi, bergantung pada penyebab
Tidak Diketahui miokarditis. Pada miokarditis virus akut, miokardium
tampak edematosa dan mengandung infiltrat pe-
Sarkoidosis
Miokarditis sel raksasa
radangan yang didominasi oleh limfos{t dan sel
mononukleus lain (Gbr. 11-19). Hampir selalu ditemu-
kan degenerasi dan/atau nekrosis miosit dengan
derajat bervariasi. Badan inklusi virus mungkin ditemui
pada beberapa kasus (misal, miokarditis sitomega-
lovirus), tetapi tidak ditemukan pada bentuk miokarditis
virus yang lebih umum. Pada kasus yang lebih kronis,
lebih baru, identifikasi sekuensi DNA atau RNA virus
peradangan tidak mencolok, sementara fibrosis mio-
di miokardium dapat membantu kita mengidentifikasi
kardium menjadi lebih menonjol seiring dengan ber-
virus penyebab. Apakah virus merupakan penyebab kurangnya miosit jantung. Pada stadium lanjut ini, mio-
langsung cedera miokardium atau virus memicu karditis mungkin tidak dapat dibedakan dengan
respons imun yang bereaksi silang dengan sel mio- kardiomiopati dilatasi idiopatik (akan dijelaskan). Pada
kardium masih belum jelas pada sebagian besar kasus. kasus miokarditis yang disebabkan oleh parasit, orga-
Seperti pada virus hepatitis (Bab 16), sei T mungkin nisme biasanya dapat ditemukan secara histologis,
merusak miosit yang terinfeksi virus dengan bereaksi seperti pada kasus penyakit Chagas; pada penyakit
dengan antigen virus yang diekspresikan di membran tersebut tripanosoma secara langsung.menginfeksi
sel. Bukti terakhir menunjukkanbahwa inJeksi enterovi-
rus dapatmenyebabkan kelainan sitoskeleton di dalam
miosit jantung. Parnsit adalah penyebab penting mio-
karditis. Secara khusus, penyakit Chagas, yang
disebabkan oleh infeksi Trypnnosoma crLLzi, adalah ::d,,-tl ,:,
'i
penyebab terpenting miokarditis di Amerika Selatan. ;i'lsf .,1' +I
Penyakit parasit lain yang berkaitan dengan mio-
karditis adalah toksoplasmosis dan trikinosis. Infeksi I
bakteri, termasuk penyakit Lyme dan difteria, merrlpa-
kan penyebab lain miokarditis. Pada kasus miokarditis
difteri, toksin yang dikeluarkan oleh Corynebacterittm
diphteyiae tampaknya merupakan penyebab cedera
miokardium. Ke daftar ini perlu ditambahkan obat ter-
tentu, seperti doksorubisin (obat antitumor) dan antra-
silin iain, terutama jika diberikan dengan antibodi anti-
HER2/neu (Herceptin) untuk pasien dengan kanker
payudara.
Selain perannya pada sebagian kasus miokarditis
infeksi, cedern ynng diperantnrsi oleh sistetn imun Gambar 11-19
tampaknya berperan dalam patogenesis bentr-rk lain
Potongan histologik jantung dari seorang pasien yang meninggal
miokarditis. Contoh miokarditis noninJeksi yang diper-
akibat miokarditis, yang memperlihatkah infiltrat radang dominan
antarai oleh sistem imun adalah penolakan alograf limfosit, multifokaldisekitar pembuluh darah dan di antara miosil
jantung, reaksi hipersensitivitas obat, dan kasus mio- jantung.
430 T BAB 11 JANTUNG
termasuk dalam definisi ini di hampir semua klasifikasi berpernn pnda bnnynk kostLs kardiomiopati dilatssi
tersebut adalah kasus gagal jantung akibat hipertensi, herediter. Keterkaitan antara kelainan protein sito-
penyakit katup, penyakit jantung kongenital, mio- skeleton herediter dan kardiomiopati pertama kali
karditis yang nyata, gangguan metabolik sistemik, diperkirakan dari keterkaitan antara distrofi otot
gangguan gizi (misal, beri-beri basah), dan penyakit tertentn, yang sekarang diketahui akibat ekspresi pro-
hipersensitivitas (misal, demam reumatik akut). Meski- tein sitoskeleton yang abnormal, dan kardiomiopati.
pun disfungsi miokardium kronis akibat iskemia Yangpaling banyak diketahui dari kelompok ini adalah
seyogianya juga dikeluarkan dari rubrik kardiomiopali, mutasi gen distrofin pada kromosom X yang me-
istilah kardiomiopnti iskemik, yang dahulu digunakan nyebabkan distrofi otot Becker dan Duchenne (dibahas
untuk menjelaskan gagal jantr-rng kongestif kronis pada Bab 21). Kelainan di gen yang mengkode protein
akibat penyakit arteri koroner, cukup populer di sebagi- sitoskeleton lain, termasuk desmin, protein terkait-
an dokter. Kita akan meninggalkan topik kontroversial distrofin yang disebut sakroglikan, dan merosin, juga
ini danberalih ke subdivisi tradisional yang membagi dilaporkan berkaitan dengan distrofi otot dan kardio-
kardiomiopati menjadi tiga kelompok klinikopatologik miopati. Kelainan pada protein nonsitoskeletal, ter-
utama: kardiomiop atr dikttosi, hip ertrofik, dan restriktif . masuk enzim mitokondria tertentu, tampaknya ber-
Walaupun kausa banyak kasus kardiomiopati tidak peran pada sebagian kasus kardiomiopati dilatasi.
BAB 11 JANTUNG I 431
Yang menarik, mutasi di gen protein sarkomer tertentu Gambaran Klinis. Kardiomiopati dilatasi merlr-
(misal, B-miosin dan troponin T jantung) juga dapat pakan bentuk tersering kardiomiopati, membentr.rk
menyebabkan kardiomiopati dilatasi. Seperti alian sekitar 90% kasus. Kelainon mendasar pada knrdia-
dibalias nanti, mutasi tertentu di gen ini juga menyebab- miopati dilatasi ndalsh kontrnksi ynng tidak efektif.
kan kardiomiopati hipertrofik. Oleh karena itu, banyak Pasien mungkin memiliki fraksi ejeksi kuran g dart21%
teka-teki yang berkaitan dengan kardiomiopati masih (normal50% hingga 65%). Oleh karena itu, gambaran
belum terpecahkan. klinisnya adalah gambaran gagal jantung kongestif
Kardiomiopati dilatasi dapat timbul pada semua progresif, yang menjadi refrakter terhadap pengobatan.
usia, tetapi paling sering pada usia antara 20 dan 60 Pengecualian terhadap prognosis yang buruk ini ada-
tahun. Sebagianbesar kasus tampaknya muncul secara lah kardiomiopati periparhrm, hampir separuh pasien
sporadis, walaupun kasus familial, seperti telah di- pulih spontan. Namun, penyakit dapat kambuh pada
singgung, semakin sering ditemukan. Kardiomiopati kehamilan berikutnya. Kasus idiopatik biasanya ?atal.
dilatasi lebih sering terjadi pada laki-laki daripada pe- Kematian terjadi akibat gagal jantung yang parah dan
rempltan, mungkin mencerminkan keterkai tan antara sulit diatasi, penyulit embolns, atau bahkan aritmia
penyalahgunaan alkohoi kronis dan kardiomiopati. ventrikel. Transplantasi jantung dapat menyelamatkan
nyawa pada kardiomiopati ini dan bentuk lainnya.
Yang perlu dicatat adalah kardiomiopati diiatasi me-
rupakan dragnosis tersering pada pasien yang dirujuk
MORFOLOGI untuk transplantasi jantr"rng.
Jantung membesar dan lembek, dengan berat sering
lebih dari 900 g. Pembesaran disebabkan oleh kombi- KARDIOMIOPATI IPERTROFII<
H
nasi dilatasi dan hipertrofi semua rongga (Gbr. 11_20).
Dilatasi yang substansial dan kurangnya fungsi Kardiomiopati hipertrofik, yang juga disebut
kontraktil menyebabkan stasis darah di rongga jantung sebagai hipertrofi septum ssimefrik clnn stenosis
dan memudahkan terjadinya trombus mural rapuh dan tLbno r t n hip er tr ofih idiop n t ik, adalah penyaki t j antr_rn g
s
embolus. Gambaran mikroskopik tidak spesifik dan yang ditandai dengan hiper trofi miokor d ium, lcelnin nn
berupa hipertrofi miosit, fibrosis interstisium, serat ber- pengisinn diostolik, dan (pada banyak kasus) obstrtLlcsi
gelombang, dan (pada sebagian kasus) sebukan ringan
intermiten nlirnn kehnr aen trikel.Berbeda dengan janfLrng
sel radang mononukleus.
yang berkontraksi lemah pada pasien dengan kardio-
miopati dilatasi, kardiomiopati hipertrofik ditandai
dengan kontraksi kuat hiperkinetik yang dengan cepat
menyemprotkan darah dari rongga ventrikel. I(arena
ventrikel berdinding tebal ini sangat kaku, pengisian
diastolik terganggu. Pada sekitar 50o1, kasus, penyakit
diwariskan sebagai sifat dominan autosom dengan
penetrasi dan ekspresi bervariasi. Berbeda dengan
situasi pada kardiomiopati dilatasi (dibahas
sebelumnya), ketika kelainan protein sitoskeleton
ctrkup banyak berperan, kelninan pndn gen ylns mmy
kode protein kontrnktil ssrkomer tampnknyn beryeran penting
dsl sm timbulny o knrdiomiopnt i hipertrofi,k. Dari sembilan
gen penyakit yang diketahui, yang paling banyak
diketahui adalah mutasi yang mengenai rantai berat
B-miosin, yang menyebabkan (secara keseluruhan)
sekitar sepertiga kasus kardiomiopati hipertrofik
herediter. Selain itu, mutasi di u-tropomiosin, troponin
I dan T, dan rantai ringan miosin juga ditemukan pada
kasus kardiomiopati hipertrofik famitial. Selain
heterogenitas lokus ini, juga terdapat heterogenitas
alelik, karena di semua gen ini ditemukan banyak
mutasi. Hal ini perlu dicatat karena prognosis
Gambar 11-20 berwariasi sesuai kelainan genetik dan, karenanya, diag-
nosis molekular kardiomiopati hipertrofik mungkin
Kardiomiopati dilatasi dengan hipertrofi dan dilatasi jantung genera_ bermanfaat untuk menggolongkan individu dengan
lisata. Perubahan tersebut biasanya idiopatik, seperti pada pasien beragam risiko mortalitas, terutama kematian jantllng
ini, atau terjadi akibat cedera miokardium spesifik. mendadak-
432. BAB 11 JANTUNG
Gambar 11-21
Kardiomiopati hiperlrofik. A. Septum ventrikel sangat menebal dan menonjol ke dalam lumen ventrikel kiri. Kontak antara septum yang
hipertrofik dan daun anterior katup mitral dapat menyebabkan obstruksi aliran keluarventrikel kiri yang signifikan. B. Gambaran mikroskopik
memperlihatkan hipertrofi dan susunan acak serat otot. (Sumbangan Sid Murphree, MD, Department of Pathology, University of Texas
Southwestern Medical School, Dallas. )
/z_r)E
4,2 ostium sekundum
Trunkus arteriosus a,
w/ \
Atresia trikuspid 1a
Lain-lain 16,5
FASE AKHIR_
A)
D4$ 4
FASE AKHIR_
NORIVAL DEFEK SEPTUIV ATRIUI\i
I Malformasi yang menyebabkan pirau (shunt) kiri Gambar 11-22
ke-kansn
I Malformasi yang menyebabk an pirnu knnrm-ke-kiri Embriogenesis defek septum atrium, tipe ostium sekundum. Atrium
(penyakit jantung kongenital sianotik) kanan terletak di sisi kiri septum primum.
r Malformasi yang menyebabkan obstruksi
Pada setiap subkategori ini, kita akan membahas
patogenesis, morfologi, dan gambaran klinis mal-
tumbuh sewaktu yang terakhir mulai memisahkan
formasi jantung kongenital yang sering ditemukan.
rongga atritrm dan ventrikel. Suatu celah, yang disebut
Pada ketiganya, terdapat risiko endokarditis infektif
ostilLlft primtrm, muia-muia memisahkan septum
.
Gambar 11-23
MORFOLOGI
PDA biasanya berasal dari arteria pulmonalis sinistra
dan bergabung dengan aorta tepat di sebelah distal
dari pangkal arteria subklavia sinistra. Lumen umumnya
uniform dan dilapisi oleh endotel halus. Darah me-
MORFOLOGI ngandung oksigen mengalir keluar dari ventrikel kiri,
Ukuran dan letak VSD bervariasi, berkisar dari defek dan sebagian darah ini dialirkan kembali. ke paru
kecil di bagian otot atau membran septum hingga defek melalui duktus paten, yang akhirnya kembali ke atrium
besar yang mengenai seluruh septum (Gbr. 11-24). Pada
kiri. Karena peningkatan beban volume, atrium dan
defek yang menyebabkan pirau signifikan kiri-ke-kanan, ventrikel kiri mengalami dilatasi dan mungkin hipertrofi.
ventrikel kanan mengalami hipertrofi dan sering me- Arteria pulmonalis proksimal juga mengalami dilatasi.
lebar. Garis tengah arteria pulmonalis meningkat karena
Dengan timbulnya hipertensi pulmonal, ditemukan
meningkatnya volume yang disemprotkan oleh ventrikel aterosklerosis arteri utama paru dan perubahan proli-
kanan. Perubahan vaskular yang khas untuk hiperlensi
feratif di pembuluh paru yang lebih distal. Keadaan
pulmonal sering diiemukan (Bab 3). '1 tersebut disertai hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan
serta dilatasi atrium kanan.
Penyempitan katup
TETRALOGI FALLOT atau arteria
pulmonalis
Aorta
Tetralogi Fallot, yang menyebabkan sekit ar 6fo dari bergeser
semua malformasi jantung kongenital, adalah pe- ke kanan
nyebab tersering penyakit jantung kongenitnl sionotik. di atas
defek septum
Empat komponen pada tetralogi ini adalah (i) VSD, (2) Defek
pangkal aorta yang mengalami dekstraposisi dan di septum
atas VSD, (3) obstruksi aliran keluar ventrikel kanan,
I venirikel
dan (4) hipertrofi ventrikel kanan (Gbr. 11-25). Pem-
bagian trr"rnkus arteriosus menjadi trunkus pulmonalis
dan pangkal aorta yang abnormal diperkirakan me- H ipertrofi ventrikel kanan
rupakan proses primer dalam timbulnya malformasi
ini, walaupun banyak rincian pada patogenesisnya Gambar 11-25
masih belum diketahui pasti.
Tetralogi Fallot yang memperlihatkan defek septum ventrikel, steno-
sis pulmonalis, over-riding aorla, dan hiperlrofi sekunder ventrikel
kanan. Aliran darah ditunjukkan oleh tanda panah.
MORFOLOGI
Jantung membesar dan sering berbentuk sepatu bot
karena hipertrofi ventrikel kanan. Aorta proksimal sering
lebih besar daripada normal, dan garis tengah trunkus pasien dengan tetralogi Fallot mengalami sianosis sejak
pulmonalis berkurang. Rongga jantung di sisi kiri lahir atau segera sestidahnya. Seiring dengan per-
jantung berukuran normal, sedangkan ketebalan tumbuhan pasien, orifisium pulmonal tidak membesar
dinding ventrikel kanan mungkin setara atau bahkan walaupun ukuran jantung secara keseluruhan mem-
melebihi yang di kiri. VSD terletak di dekat bagian besar. Oleh karena itr-r, biasanya derajat stenosis ber-
membranosa septum antarventrikel dan mungkin meng- tambah parah seiring waktu dan menyebabkan pe-
hilangkan seluruh atau sebagian septum membranosa. ningkatan sianosis. Paru terlindung dari beban hemo-
Katup aorta terletak tepat di atas VSD. Saluran keluar dinamik berlebihan oleh stenosis pulmonal, dan tidak
pulmonalis menyempit dan, pada beberapa kasus,
teqadi hipertensi pulmonal. Para pasien ini mengalami
katup pulmonalis itu sendiri mungkin stenotik. Kelainan
komplikasi sianosis kronis, seperti eritrositosis dengan
tambahan terdapat pada sebagian kecil kasus, termasuk
PDA atau ASD. Kelainan ini bersifat protektif karena
hiperviskositas, dan jari gada/tabuh. Karena pirau
memungkinkan sebagian darah mengalir ke paru. kanan-ke-kiri, pasien dengan tetralogi Fallot juga
berisiko besar mengalami endokarditis infeksi, embo-
lus sistemik, dan abses otak. Saat ini, koreksi bedah
terhadap cacat tersebut dapat dilakukan pada hampir
semua kasus.
ekstrarlterllsi karena ittt, mereka yang bertahan hidup seperti PDA, VSD, dan ASD. Malformasi ini ju ga pemah
setelah lahir pasti mengalami salah satu jenis pirau, dilaporkan berkaitan dengan aneurisma sakular
seperti ASD, VSD, atar,r PDA sehingga darahberoksigen sLrsllnan saraf pusat, dan meningkat frekuensinya pada
dapat mencapai aorta. pasien dengan sindrom Turner. Koarktasio agak lebih
banyak pada laki-laki dibandingkan perempuan, ter-
ntama bila terdapat sebagai kelainan tersendiri. Se-
bagianbesar kasus koarktasio aorta dapat dimasukkan
ke dalam salah satu dari dua golongan utama: pra-
duktus dan pascaduktus. Tipe pascadtiktus.lebih
MORFOLOGI sering ditemukan.
?
Lesi Obstruktif Kongenital
Sejumlah malformasi menyebabkan hambatan
aliran darah. Pada sebagian kasus, malformasi ini me-
rupakan kelainan tersendiri, seperti pada stenosis
katup aorta kongenital. Pada kasus lain, malformasi
tersebut merupakan komponen dari malformasi yang
lebih kompleks, seperti pada stenosis pulmonal yang
disebabkan oleh tetralogi Faliot. Di sini kita membahas
koarktasio aorta, suatu anomali obstruksi yang cukr"rp
sering ditemukan.
Gambar'N1-26
terletak distal dari letak koarktasio, rongga jantung kanan PENYAKIT PERIK,ARDIUM
sering mengalami hipertrofi dan dilatasi; trunkus pulmo-
nali6 juga melebar untuk mengakomodasi peningkatan Penyakit perikardium mencakup peradangan dan
aliran darah. efusi. Keduanya paling sering ditemukan dalam kaitan
Pada koarktasio pascaduktus (tipe-dewasa) yang dengan penyakit miokardium atau mediastinum lokal
lebih sering, aorta mengalami konstriksi oleh rigi jaring-
dan pada pasien dengan penyakit sistemik tertentu,
an yang berbatas tegas di, atau tepat sebelah distal
seperti uremia.
dari, duktus arteriosus yang mengalami obliterasi (liga-
mentum arteriosum) (Gbr. 11-26). Segmen yang meng-
alami konstriksi ini terdiri atas otot polos dan serat Perikarditis
elastik yang bersambungan dengan tunika media aorta
dan dilapisi oleh lapisan intima tebal. Duktus arterio- Perikarditis primer jarang ditemukan dan biasanya
sus tertutup. Proksimal dari koarktasio, arkus aorta dan disebabkan oleh infeksi. Virus merupnkan penyebnb
pembuluh cabangnya mengalami dilatasi dan, pada
walaupun penyakit dapat juga
sebaginn besar knsus,
pasien yang lebih tua, sering aterosklerotik. Ventrikel
disebabkan oleh organisme lain sepertibakteri piogenik,
kiri mengalami hipedrofi. Aliran darah kolateral melalui
arteria interkostalis, frenikus, dan epigastrika menyalur-
mikobakteri, dan jamur. Mungkin juga terdapat mio-
kan sebagian besar darah ke aorta distal, dan saluran karditis, terutama pada kasus infeksi virus. Perikarditis
kolateral ini hampir selalu melebar. lebih sering disebabkan oleh MI akut, bedah jantung,
atau radiasi ke mediastinum. Uremia mrrngkinpenyakit
sistemik tersering yang berkaitan dengan perikardiLis"
Penyebab sekunder yang lebih jarang adalah demam
reumatik, lupus eritematosus sistemik, dan keganasan
metastatik. Yang terakhir biasanya berkaitan dengan
Gambaran Klinis. Pasien dengan kosrktnsio efusi berdarah. Perikarditis dapat (1) rnenyebabkan
pradukttrs datang berobat sejak masa bayi sehingga penyulit hemodinamik akut jika efusinya signifikan,
muncul nama koarktasio infnntills. Gambaran klasik (2) sembuh tanpa sekuele bermakna, atau (3) ber-
berupa gagal jantung kongestif dan sianosis selektif di kembang menjadi proses fibrosis kronis.
ekstremitas bawah, yang terakhir disebabkan oleh
perfusi bagian bawah tubuh oleh darah yang kurang
beroksigen yang dialirkan melalui duktus arteriosus.
Denyut nadi femoralis hampir selalu lebih lemah
daripada denyut di ekstremitas atas, walaupun
penyempitan segmen aorta yang lebih proksimal aorta MORFOLOGI
juga dapat menyebabkan melemahnya denyut di Gambaran perikarditis akut berbeda-beda sesuai
ekstremitas atas. Pasien tersebut tidak dapat bertahan penyebab. Pada pasien dengan uremia atau demam
hidup melewati masa neonatus tanpa koreksibedah. reumatik akut, eksudat biasanya fibrinosa dan me-
Konrktssio pascaduktus, sebaliknya, lebih sering nyebabkan permukaan perikardium iregular berserat
menimbulkan gejala dan tanda pada anak yang lebih (perikarditis "bread and butter", perikarditis "roti dan
tua dan orang dewasa. Karena darah yang mencapai mentega") (Gbr. 11-27). Eksudat fibrinosa juga dapat
aorta distal pada kasus ini berasal dari cabang-cabang ditemukan pada kasus perikarditis virus. Pada peri-
kolateral yang berhubungan dengan aorta proksimal, karditis bakterialis akut, eksudat perikardium fibrino-
purulen, sementara pada tuberkulosis perikardium
kandungan oksigen normal dan tidak ditemukan
mengandung bahan perkijuan. Metastasis perikardium
sianosis selektif di ekstremitas bawah. Pada sebagian
secara makroskopis tampak sebagai ti:njolan nodular
besar kasus ditemukan hipertensi ekstremitcrs stas,
iregular, sering dengan eksudat fibrinosa berserat dan
sebagian karena berkurnngnyn perfusi ginjal dan efusi berdarah. Pada sebagian besar kasus, perikarditis
p en gakt irs an s i st em r rttin - 6n g io t e n s in. Sebaliknya, fibrinopurulen atau fibrinosa akut sembuh tanpa
tekanan darah di ekstremitas bawah rendah dan sekuele apa pun. Namun, bila terdapat supurasi luas
denytit nadi lemah. Selain itu, sering terdapat gejala atau perkijuan, penyembuhan akan diikuti oleh
dan tanda insufisiensi arteri di tungkai, seperti klau- perikarditis kronis.
dikasio intermiten.
440. BAB 11 JANTUNG
Efusi Perikardium
Proses selain peradangan dapat menyebabkan
akumulasi cairan di rongga perikardium. Sifat cairan
bervariasi sesuai penyebab efusi. Tipe utama efusi
perikardium dan sebagian penyebab yang sering
adalah sebagai berikut:
f Serosn: gagal jantung kongestif, hipoalbuminemia
apa pun sebabnya
I Serosgngtrinosn: trattma tumpul dada, keganasan
a Kilosn: obstruksi limf mediastimrm
Neoplasma Metastatik
Gambaran Klinis. Manifestasi perikarditis me-
liputi nyeri dada atipikal, yang sering bertambah parah Neoplasma me tas tatik yang mengenai jantung jauh
bila pasien berbaring, danfriction rub (bising gesek) lebih sering ditemukan daripada tumor jantungprimer.
bernada tinggi. Bila membentuk banyak eksudat di Metastasis ke jantung terjadi pada hampir 10% pasien
rongga perikardium, perikarditis akut dapat menimbul- dengan kanker diseminata. Umumnya metastasis
kan gejala dan tanda tamponade jantung, yang men- mengenai perikardium, di mana tumor menyebabkan
cakup redupnya bunyijantung, pelebaran vena leher, perikarditis dan efusi perikardium hemoragik.
berkurangnya curah jantung, dan syok. Perikarditis Neopiasma primer tersering yang bermetastasis ke
konstriktif kronis menimbulkan kombinasi distensi jantung adalah karsinoma paru dan payudara, mela-
vena dan penurunan keluaran jantung, yang mungkin noma maligna, dan keganasan hematopoietik (limfoma
sulit dibedakan dengan kardiomiopati restriktif, seperti dan leukemia). Metastasis dapat mencapai jantung
telah disinggung sebelumnya. melalui saluran limf, vena, atau arteri.
BAB 11 JANTUNG I 441
Towbin JA, Bowles NE: Genetic abnormalities responsible Watkins H: Sudden death in hypertrophic cardiomyopathy.
for dilated cardiomyopathy. Curr Cardiol Rep 2:475, N Engl I Med 342:422,2000. (Pembahasan berorientasi
2000.
- klinis tentang saiah satu dari penyulit kardiomiopati yang
ditakuti.)
Van der Wer F: Cardiac troponins in acute coronary s)m-
dromes. N Engl J Med 335:1388, 1996. (Editorial yang Yeghiazarians Y, et al: Unstable angina pectoris. N Engl J
meringkaskan hasil studi klinis terkini yang dirancang Med 342:101, 2000. (Ulasan mengenai patogenesis dan
untuk menilai manfaat pengukuran troponin jantung penanganan angina tak-stabil. )
' dalam diagnosis penyatltiaitung lskemik.)