Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat
turunnya buah zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia,
memang kebanyakan laki-laki, terutama anak-anak. Hernia yang terjadi pada anak-
anak, lebih disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk
menutup seiring dengan turunnya testis atau buah zakar. Sementara pada orang
dewasa, karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan karena faktor usia
yang menyebabkan lemahnya otot dinding perut. Ternyata penderita hernia seringkali
disertai gangguan fungsi saluran cerna lainnya, hipersensitifitas kulit dan gangguan
alergi lainnya. Meski penanganan hernia harus dioperasi tetapi pada sebagian kasus
khususnya hernia inguinalis dan umbilikasis bila dilakukan penatalaksanaan
penanganan alergi hipersentifitas saluran cerna sejak dini ternyata dapat membantu
proses perbaikan secara spontan.

Di Indonesia diperkirakan 102 ribu anak menderita penyakit hernia. Untuk


data di jawa tengah, mayoritas usia penderita selama Januari-Desember 2007 berkisar
antara 2-5 tahun, dengan rincian umur kurang dari 1 tahun sebanyak 51-211
penderita, dan umur 5 tahun berkisar antara 150.214 penderita. Oleh karena itu dalam
mengatasi masalah tersebut, disinilah konsep asuhan keperawatan kita terapkan untuk
meningkatkan kesehatan anak, sebagai salah satu masalah yang ditemukan pada anak
adalah masalah bedah dari berbagai jenis tersebut salah satunya adalah kasus hernia
yang memerlukan tindakan pembedahan, dimana menurut data RSCM pada 3 bulan
terakhir dari 108 pasien dengan persentase (8%) dibandingkan dengan persentase
penyakit bedah lainnya ( Ilham, 2008:17).

Untuk jumlah penderita di boyolali yaitu dipusatkan di RSUD Pandang arang


tercatat 120 pasien yang mengalami hernia pada tahun 2009 ini. Dan para penderita
sampai menjalani perawatan selama 5-8 hari. Meskipun jumlah penderita hernia
mencapai ratusan menurut direktur rumah sakit pandan arang boyolali, sampai sejauh
ini belum ada yang meninggal. Kepala dinas kesehatan dan sosial kabupaten boyolali
mengatakan selama di RSUD Pandan Arang itu sendiri, di daerah juga ada yang
menderita penyakit hernia seperti di daerah Manggung Cilik, Muluk, Wonosegoro
dan Juwangi.(Rizky Julana, 2007:412).

1
1.2 PERTANYAAN KASUS

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan masalah-
masalah berikut ini :

1. Pengertian hernia pada anak?

2. Apa Etiologi hernia?

3. Apa saja Klasifikasi hernia?

4. Bagaimana tanda dan gejala hernia?

5. Bagaimana Patofisiologi hernia?

6. Bagaimana pathway hernia?

7. Apa saja Manifestasi klinik hernia?

8. Bagaimana Penatalaksanaan hernia?

9. Apa saja Komplikasi hernia?

10. Bagaiman pencegahan dan pengobatan pada kasus hernia?

11. Apa saja Pemeriksaan laboratorium pada hernia?

12. Apa saja diagnosa banding pada hernia?

13. Bagaimana Askep konsep pada anak dengan hernia?

1.3 TUJUAN

A. Tujuan Umum

Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak II pada semester VI Poltekkes
kemenkes palembang prdi keperawatan lubuk linggau

B. Tujuan Khusus

Agar mahasiswa mengetahui :

1. Pengertian hernia pada anak?

2. Apa Etiologi hernia?

3. Apa saja Klasifikasi hernia?

4. Bagaimana tanda dan gejala hernia?

5. Bagaimana Patofisiologi hernia?

2
6. Bagaimana pathway hernia?

7. Apa saja Manifestasi klinik hernia?

8. Bagaimana Penatalaksanaan hernia?

9. Apa saja Komplikasi hernia?

10. Bagaiman pencegahan dan pengobatan pada kasus hernia?

11. Apa saja Pemeriksaan laboratorium pada hernia?

12. Apa saja diagnosa banding pada hernia?

13. Bagaimana Askep konsep pada anak dengan hernia?

1.4 MANFAAT
1. Bagi institusi pendidikan
Hasil askep ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah
perbendarahaan bahan bacaan bagi mahasiswa/mahasiswi politeknik kesehatan
palembang prodi keperawatan untuk askep selanjutnya.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil askep ini di harapkan dapat bermanfaat bagi petugas dan masyarakat
tentang seberapa besar pengetahuan masyarakat tersebut terhadap bayi resiko
tinggi dengan hernia
3. Bagi penulis
Bagi penulis sendiri untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
penulis dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan terutama
mata kuiah keperawatan anak. Serta menambah wawasan pengetahuan
keperawatan anak tentang asuhan keperawatan tentang resiko tinggi dengan
hernia

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 DEFINISI

Genetalia pada laki-laki testis secara normalnya turun selama kehidupan


intrauterin dan telah berada pada kantung skrotum pada saat lahir.Gagalnya
penurunan testis disebut cryptorchidism (testi tersembunyi).Operasi mungkin
diperlukan dalam beberapa tahun kemudian, sebelum pubertas, bila penurunan tidak
terjadi secara spontan.

Hydrocele adalah pengumpulan cairan disekitar salah satu atau kedua testis,
dapat terjadi dan sebagian besar kasus, dapat diserap dalam beberapa bulan.Suatu
kondisi yang disebut fimosis, dimana kulit prepusium tidak dapat di diretraksi untuk
memaparkan glans penis, juga mungkin terjadi dan biasanya dapat sembuh sendiri
bersamaan dengan pertumbuhan selama tahun pertama.

Kelenjar yang kecil terletak di bawah prepusium mensekresi bahan seperti keju
yang disebut smegma.Untuk meningkatkan kebrsihan, mencegah fimosis yang
berkelanjutan atau memenuhi aturan keagamaan, kulit prepusium mungkin dipotong
atau diangkat keseluruhan atau sebagian.Tindakan operasi ini disebut sirkumsisi,
kebanyakan dilakukan selama minggu pertama kehidupan dan kadang-kadang segera
setelah lahir.

Dalam pengertian ini ada beberapa pendapat antara lain :

1. Hernia adalah penonjolan abnormal dan jaringan atau organ intra abdominal
sebagian atau seluruhnya melalui lubang atau defek dinding abdoman (lab/UPF
Ilmu Bedah RSUD Dr. Soetomo, 1994 : 83)

2. Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang
normal melalui defek kongenital atau yang didapat (Long Barbara C, 1996 : 246)

3. Hernia adalah prostitusidari organ melalui lubang defek-tif yang didapat atau
kongenital pada dinding rongga yang secara normal berisi organ (Engram Barbara,
1999 : 21)

4. Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang
(Oswari, 2000 : 216).

5. Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha (regio
inguinalis). (Oswari, 2000 : 216)

4
6. Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding
rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 :
253).

2.2 ETIOLOGI

Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemahnya
dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah
lahir, contoh hernia bawaan adalah hernia omphalokel yang terjadi karena sewaktu
bayi lahir tali pusatnya tidak segera berobliterasi (menutup) dan masih terbuka.

Demikian pula hernia diafragmatika. Hernia dapat diawasi pada anggota


keluarga misalnya bila ayah menderita hernia bawaan, sering terjadi pula pada
anaknya. Pada manusia umur lanjut jaringan penyangga makin melemah, manusia
umur lanjut lebih cenderung menderita hernia inguinal direkta. Pekerjaan angkat berat
yang dilakukan dalam jangka lama juga dapat melemahkan dinding perut (Oswari.
2000 : 217).

Menurut Sabston David C. 1994 : 229 peningkatan tekanan intra abdomen


akibat dari berbagai sebab antara lain :

a) Pengejanan mendadak (pada waktu buang air besar)

b) Gerakan badan yang terlalu aktif

c) Obesitas

d) Batuk menahun

e) Asites

f) Kehamilan dan adanya abdomen yang besar

2.3 KLASIFIKASI HERNIA

Menurut Sabiston, 1994 : 229 dan Long Barbara C, 1996 : 46)

1) Menurut lokasinya dibagi menjadi :

a) Hernia inguinalis

suatu penonjolan bisa lateralis atau medialis. Pada lateralis anatominya regio
menggambarkan 9 lapisan aspek antero alteral dinding abdomen, sedang medial
anatominya terletak medial terhadap pembuluh-pembuluh darah epigrastika
provunda.

5
b) Hernia umbikalis yaitu suatu cacat konginetal atau akuisitas pada bayi dan anak
kecil. Pada umbikalis anak kecil cenderung menutup secara spontan dalam dua
tahun pertama.

c) Hernia femoralis yaitu merupakan tingginya, maka seharusnya dioperasi bila


kondisi pasien memungkinkan agar kantong hernia secara lengkap di ekuisi cukup
tinggi supaya putung kantong terektrasi baik diatas ligamentum inguinale.

2) Menurut isinya, terbagi atas :

a) Hernia usus halus

suatu penonjolan baik lateral maupun medial dimana organ yang turun berupa
usus halus atau kolon.

b) Hernia omentum yaitu suatu penonjolan baik alteral atau medial dimana organ
yang turun berupa omentum.

3) Menurut terlihat atau tidaknya, terbagi atas :

a) Hernia interna yaitu hernia yang tidak terlihat, tetapi terjadi lubang alami.

Contoh : Hernia diafrakmatika, hernia di fomen Winslow, incaserasi dirasakan


sebagai ilius, hernia diliganentum treuz dan hernia di foramen obduratria.

b) Hernia eksterna yaitu penonjolan yang terlihat dari luar yang terus membesar
disebabkan karena batuk kronis.

Contoh : Hernia inguinalis lateralis, hernia femoralis, hernia umbilicalis,


hernia epigastricalis dan hernia prienalis.

4) Menurut kausanya, terbagi atas :

a) Hernia konginetal yaitu hernia yang disebabkan oleh kegagalan penutupan


prosesus vaginalis (kantong hernia) sewaktu turun kedalam skortum.

b) Hernia traumatic yaitu hernia yang tidak mutlak diperlukan pembedahan dan
bila diperlukan pembedahan terjadi trauma misal : pada hernia umbikalis.

c) Hernia incisional yaitu hernia dimana timbul karena terjadi setelah diinsisi dan
biasanya terjadi karena kurang kuatnya organ yang telah diinsisi.

5) Menurut keadaannya, terbagi atas :

a) Hernia reponibilis yaitu suatu hernia yang dapat keluar masuk cavum abdomen.

b) Hernia irreponibilis yaitu suatu hernia yang tidak dapat masu cavum abdomen,
tetapi tetap di kantongnya.

6
c) Hernia incarserata yaitu hernia yang tidak dapat direposisi ke dalam kavitas
abdominalis.

d) Hernia stragulasta yaitu berawalan dari hernia incarserata karena


pembengkakan progresif isi incarserata bisa timbul sebagai hasil obstruksi vena
dan pembuluh limfe di leher kantong.

6) Beberapa hernia lainnya :

a) Hernia pantolen yaitu hernia inguinalis dan hernia femoralis yang terjadi pada
suatu sisi dan dibatasi oleh vaso epigastrika inferior.

b) Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk scotum secara
lengkap.

c) Hernia littre yaitu hernia yang isinya diverticulum meckeli.

Dari jenis hernia yang paling umum di derita oleh anak. Hernia yang sering
menyerang pada anak yakni hernia inguinalis dan hernia umbilikalis.

2.4 TANDA DAN GEJALA

a. Anak menangis dan gelisah

Si kecil akan mudah menangis dan terus menerus terlihat gelisah. Benjolan di
lipatan paha tersebut juga akan terlihat hilang timbul ketika si kecil menangis.

b.Terasa nyeri

Bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, maka akan terasa nyeri. Apalagi bila
akhirnya terjadi infeksi, penderita akan merasakan nyeri yang hebat, dan infeksi
tersebut akhirnya menjalar kemana-mana serta meracuni seluruh tubuh. Jika sudah
terjadi keadaan seperti ini, maka disebut gawat darurat yang harus segera
ditangani, karena dapat mengancam nyawa penderita.

2.5 PATOFISIOLOGI

Menurut Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr. Soetomo, 1994 : 83 dan Long
Barbara C, 1996 : 246 faktor penunjang yang menyebabkan terjadinya hernia
inguinalis lateralis adalah :

a) Faktor bawaan (faktor interna)

Terdapat hubungan antara cavum abdomen dengan scrotum (timbulnya lubang


alami) disebabkan canalis inguinalis terbuka terus karena proses vaginalis tidak
berobliterasi.

7
b) Faktor didapat (faktor eksterna)

Fasia abdomen terkoyak akibat mengejan, batuk kronis, mengangkat barang


berat, menangis terus pada anak kecil.

Hernia yang disebabkan oleh faktor bawaan akan timbul hernia inguinalis
kongiteral, sedangkan yang menyebabkan tekanan intra abdomen meningkat, yang
dapat menyebabkan vasia abdomen terkoyak akan menyebabkan hernia inguinalis
lateralis akuistika.

Hernia inguinalis lateralis konginetal dan skuistika bila hernianya dapat keluar
dari anulus internus melalui canalis inguinalis dan masuk ke dalam scrotum disebut
hernia inguinalis completa (hernia scrotalis) sedangkan bila benjolan hanya sampai
pada anulus interna disebut hernia inguinalis lateralis incopleta.

Hernia scotalis dapat bersifat reponibilis (hernia dapat keluar masuk caviun
abdomen) clan bersifat peponibilis (hernia tidak dapat masuk kembali ke dalam
cavum abdomen tetapi berada di kantongnya).

Penekanan pada hernia ring (anulus anternus) dapat menimbulkan beberapa akibat
antara lain

1. Akibat lokal

a) Oedema karena saluran limphe terbendung.

b) Pada suatu saat tekanan daerah oedema sama dengan tekanan arteri sehingga
arteri terbendung akibatnya suplei darah berhenti sehingga timbul nekrosis dari
usus yang terjepit tadi.

c) Kemudian terjadi infeksi serta timbul abses yang berakibat fatal bagi klien.

2. Akibat umum

a) Pasien tidak dapat minum dan muntah sehingga klien kekurangan cairan dan
elektrolit.

b) Selain muntah dan sekresi dari usus yang melebar sehingga memebratkan
dehidrasi yang sudah terjadi.

c) Terjaid absorbsi bahan-bahan toksit dari usus ke dalam tubuh.

d) Terjadi ischema pada usus yang akhirnya timbul paralise.

8
2.6 PATHWAY

2.7 MANIFESTASI KLINIS

1) Tampak benjolan di lipat paha.

2) Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai
perasaan mual.

3) Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat
serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.

4) Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga


menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan di bawah sela paha.

5) Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai


sasak nafas.

9
6) Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.
(Oswari, 2000 : 218)

2.8 PENATALAKSANAAN

a) Dengan resposisi secara manual.

b) Dengan memakai sabuk hernia untuk penderita yang tidak memerlukan


tindakan bedah.

c) Herniografi (bedah perbaikan hernia) Adalah di seksi dari kantung hernia dan
di kembalikan pada susunan semua pada cavum abdomen.

d) Hernioplash adalah perbaikan pada jaringan yang lemah sehingga menguatkan


dengan kawat jalinan baju / tascia.

e) Pemberian analgesik pada hernia yang menyebabkan nyeri.

2.9. KOMPLIKASI

1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dan dinding kantung hernia sehingga isi
hernia tidak dapat di masukkan kembali.

2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat banyak unsur yang masuk.

2.10 PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN

1. Operasi

Sebelum anak mencapai usia satu tahun, biasanya belum dilakukan tindakan
operasi. Diharapkan, lubang yang berupa saluran itu akan menutup sendiri mengikuti
pertumbuhannya. Namun, jika setelah berusia satu tahun, lubang masih terbuka,
dokter akan menganjurkan operasi. Tindakan ini ditujukan untuk menutup lubang.
Bila dibiarkan begitu saja, maka lubang tersebut dapat bertambah besar. Ketika anak
mulai berjalan dan beraktivitas, lubang tadi dapat terus membesar akibat dorongan
terus-menerus. Akibatnya, tidak hanya cairan yang keluar, usus pun dapat keluar,
sehingga berlanjut menjadi hernia.

2. Menggunakan Korset/penyangga

Tidak semua hernia harus dioperasi. Bila masih dapat dimasukkan kembali,
maka tindakan yang bisa dilakukan adalah menggunakan penyangga/ penunjang/
korset untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pada anak-anak atau
bayi, reposisi spontan dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastis. Bila

10
sudah tidak dapat direposisi, maka satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah
dengan operasi.

3. Hindari hal-hal yang memicu tekanan di dalam rongga perut

Untuk mencegah terjadinya kekambuhan, hindarkan anak dari hal-hal yang


memicu tekanan di dalam rongga perut, misalnya batuk dan bersin yang kuat,
konstipasi (sembelit), mengejan, serta mengangkat barang berat. Usahakan anak tidak
mengejan kuat ketika buang air kecil atau besar. Jelaskan pada anak mengenai risiko
batuk dan mengejan. Anda pun bisa menggunakan kondisi ini sebagai alasan agar
anak menghindar terlalu banyak permen (menghindari batuk), makan banyak buah
agar buang air besarnya mudah.

2.11 PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/ obstruksi


usus.

b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan


hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih dan
ketidak seimbangan elektrolit.

11
BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN HERNIA

3.1 PENGKAJIAN

1. Identitas Klien :

Nama, umur, jenis kelamin, status anak, anak keberapa, berat badan, panjang
badan, nomor register.

2.Keluhan utama : klien mengatakan kepala pusing + nyeri + mual-mual

3. Riwayat utama/Alasan kunjungan

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit sebelumnya

Riwayat keluhan keluarga

Riwayat perkembangan/pertumbuhan

Riwayat imunisasi

Riwayat psiko

4. Riwayat penyakit sekarang :

Pasien menangis karena ada benjolan di perut nya, klien mual dan muntah
karena belum makan dan tidak nafsu makan, pergerakan eksternitas atas dan
bawah klien pasif

5. Riwayat penyakit sebelumnya :

Tidak ada

6. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Lemah.

TTV = Suhu : Hipotermi (n: 36 o C- 37 o C).

Nadi : Tachicardi (n: 80-120 x/mnt).

RR : Normal / meningkat (n: 30-60 x/mnt).

12
Nutrisi.

Klien mengalami mual muntah.

Aktivitas/istirahat

Gejala :

Sebelum MRS:

Pasien sering melakukan aktivitas yang berlebihan, sering melompat, ataupun


terjatuh dari ketinggian.

Sesudah MRS:

Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur.

Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian tubuh.

Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.

Tanda :

Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena.

Gangguan dalam berjalan.

Eliminasi.

Gejala :

Konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi.

Adanya retensi urine.

Istirahat tidur.

Penurunan kualitas tidur.

Personal Higiane.

Penurunan kebersihan diri , ketergantungan.

Integritas Ego

Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan


finansial keluarga

Tanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga/orang terdekat

13
Kenyamanan

Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan
adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang
menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher.(Doenges, 1999 :
320-321)

a) Kepala dan leher

Inspeksi : Ekspansi wajah menyeringai, merintih, menahan sakit.

Rambut : Lurus/keriting, distribusi merata/tidak, warna, Ketombe, kerontokan

Mata : Simetris / tidak, pupil isokhor, skelara merah muda, konjunctiva tdk
anemis

Hidung : Terdapat mukus / tidak, pernafasan cuping hidung.

Telinga : Simetris, terdapat mukus / tidak.

Bibir : Lembab,tidak ada stomatitis.

Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe pada leher.

9. Dada :

Inspeksi : Simetris,tidak terdapat tarikan otot bantu pernafasan

Palpasi : Denyutan jantung teraba cepat, badan terasa panas, nyeri tekan(-)

Perkusi : Jantung : Dullness

Auskultasi : Suara nafas normal.

10. Abdomen

Inspeksi : terdapat benjolan ingunalis

- - - Palpasi : Teraba massa, terdapat nyeri tekan pada daerah inguinalis

- + - Perkusi : dullnes

+ + + Auskultasi : Terdengar bising usus.(n= <5 per menit)

11. Ekstremitas

+ + Atas : simetris, tidak ada odema

+ + Bawah : simetris, tidak ada odema

14
12. Pemeriksaan penunjang :

a. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/


obstruksi usus.

b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan


hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih
dan ketidak seimbangan elektrolit.

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b.d benjolan lipatan paha

2. Perubahan pola istirahat tidur b.d nyeri di bagian perut

3. Perubahan pola nutrisi b.d mual-mual

3.3 Intervensi

1. Nyeri b.d benjolan lipatan paha

Intervensi :

1. Catat respon-respon emosi/perilaku pada imobilisasi.

2. Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang spesifik.

3. Berikan/bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif.

4. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif.

5. Anjurkan pasien untuk melatih kaki bagian bawah/lutut.

6. Berikan obat untuk menghilangkan nyeri kira-kira 30 menit sebelum


memindahkan/melakukan ambulasi pasien.

2. Perubahan pola istirahat tidur b.d nyeri di bagian perut

Intervensi:
a) Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau
dibutuhkan. B : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu
pemilihan intervensi.
b) Observasi tanda tanda vital sebelum dan sesudah melakukan aktivitas.
B : untuk mengetahui keadaan saat ini klien.
c) Catat respon-respon emosi/perilaku pada mobilisasi. Berikan aktivitas yang
disesuaikan dengan klien. B : immobilitas yang dipaksakan dapat
memperbesar kegelisahan. Aktivitas pengalihan membantu dalam
memfokuskan kembali perhatian klien
dan meningkatkan koping dengan keterbatasan tersebut.

15
d) Anjurkan klien untuk tetap ikut berperan serta dalam aktivitas sehari- hari.
B : partisipasi klien akan meningkatkan kemandirian klien dan perasaan
kontrol terhadap diri.
e) Bantu klien dalam melakukan aktivitas. B : keterbatasan aktivitas
bergantung pada kondisi yang khusus tetapi biasanya berkembang dengan
lambat sesuai toleransi.

3. Perubahan pola nutrisi b.d mual-mual

Intervensi :

1. Kaji kemampuan pasien untuk mengunyah, menelan, batuk, dan mengatasi


sekresi.

2. Timbang berat badan sesuai indikasi.

3. Jaga keamanan saat memberikan makan pada pasien.

4. Berikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dengan
teratur.

5. Tingkatkan kenyamanan, lingkungan yang santai termasuk sosialisasi saat


makan. Anjurkan orang terdekat untuk membawa makanan yang disukai
pasien.

6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi terhadap pasien

BAB IV
FORMAT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

16
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Klien
Nama : An. B
Tanggal Lahir : 15 Agustus 2016
Umur : 5 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
Status Anak : kandung
Anak Ke :2
BB/PB : 2800/45
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. Y
Umur : 28 Tahun
Status : Menikah
Alamat : Jl. Batu urip

2. Keluhan Utama/AlasanKunjungan
a. Riwayat Keluhan Sekarang:
Sebelum masuk rumah sakit klien merasakan ada benjolan di bagian perut
lalu di bawa ke rumah sakit. Dan dilakukan perawatan
b. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
c. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
1) Prenatal care
a) Pemeriksaan kehamila : (2) kali
b) Keluhan selama hamil
( ) Perdarahan
( ) PHS
( ) Infeksi
( ) Ngidam
( ) Muntah-muntah
( ) Demam
( ) Perawatan selama hamil

c) Riwayat
( ) Terkena sinar
( ) Terapi Obat

d) Imunisasi TT (2) kali

2) Natal
a) Tempat melahirkan
( ) RS
(X) Klinik
(X) Rumah

b) Lama dan Jenis Persalinan


(X) Spontan
(X) Forceps
( ) Operasi

c) Penolong Persalinan

17
( ) Dokter
( ) Bidan
(X) Dukun

d) Cara untuk memudahkan persalinan


( ) Drips
( ) Obat Perangsang

e) Komplikasi waktu lahir


( ) Robek Perineum
( ) Infeksi Nifas

3) Post Natal: Kondisi bayi


a) BB Lahir 2800 gram
b) PB 45 cm
c) LK 20 cm
d) LD 32 cm
e) LLA 11 cm

d. Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Setelah Pemberian

e. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


1) Pertumbuhan Fisik
a) Berat Badan : 2800 gram/ kg
b) Tinggi Badan : 45 cm

2) Perkembangan
a) Motorik kasar:
Bayi sudah dapat menggenggam tangan kedua orang tuanya tetapi
bayi belum bisa berdiri, bayi sulit untuk belajar berjalan bayi
jarang bergerak
b) Motorik halus:
Bayi susah dapat memegang sendoknya sendiri ketika makan,
bayi tertawa jika diberikan barang-barang yang lucu
c) Kemampuan bicara dan bahasa
Bayi sudah dapat bicara mama, papa, dan mengoceh sendiri,
mengulang kata-katanya
d) Sosialisasi dan kemandirian

18
Bayi mau digendong saja tidak mau lepas dari gendongan. Bayi
bisa memegang sendok ketika makan.

f. Riwayat Pemberian Nutrisi


1) Pemberian ASI/susu formula
a) Kolostrum: diberikan/tidak diberikan
b) Pertama kali disusui: (0) hari
c) Cara pemberian:
( ) Setiap kali menangis
( ) Terjadwal
d) Lama Pemberian (5-8) hari/minggu/bulan/tahun

2) Pemberian makanan tambahan

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

g. Riwayat Psikososial
1) Pihak yang mengasuh : ORANG TUA KANDUNG
2) Hubungan antar anggota keluarga:
( ) Harmonis
( ) Berjauhan

3) Anak tinggal
( ) Rumah sendiri
( ) Kontrak

4) Pembawaan secara umum: .......................

h. Riwayat Spiritual
1) Support system dalam keluarga : Keluarga menyayangi bayi B
2) Kegiatan keagamaan : Mengucapkan salam, berdoa sebelum makan

i. Reaksi hospitalisasi, fokus pada pengkajian pemahaman keluarga tentang


sakit dan rawat inap
1) Mengapa ibu membawa anaknya ke RS :
Bayi menangis karena ada benjolan di perut nya, klien mual dan
muntah karena belum makan dan tidak nafsu makan, pergerakan
eksternitas atas dan bawah klien pasif

2) Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak:


( ) Ya

19
( ) Tidak

3) Bagaimana perasaan orangtua saat ini


( ) Cemas
( ) Takut
( ) Khawatir
( ) Biasa
j. Pemeriksaan
1) Keadaan umum:
a) Kesadaran : Composmetis
b) Penampilan : Bersih
c) Berat Badan : 2800 gr/kg
d) Panjang Badan : 45 cm
e) Tanda-tanda vital :
P : 120 x/menit
RR: 30 x/menit
T: 36C

2) Sistem Pernapasan
1.1.1.1.1.1. Hidung
( ) Simetris
( ) Pernafasan Cuping Hidung
( ) Secret
( ) Polip

a) Leher
( ) Pembesaran kelenjar
( ) Tumor

b) Dada
(1) Bentuk dada
( ) Normal
( ) Barrel chest
( ) Pigeon Chest

(2) Gerakan Dada


( ) Simetris
( ) Retraksi dinding dada
( ) Otot bantu pernapasan

(3) Suara nafas


( ) Ronchi
( ) Wheezing
( ) Stidor
( ) Rales
( ) Vesikuler

3) Sistem Kardiovaskuler
a) Konjungtiva
( ) Anemia
( ) Non anemis

20
b) Bibir
( ) Pucat
( ) Cyanosis

c) Arteri Carotis
( ) Kuat
( ) Lemah

4) Sistem Pencernaan
a) Mulut
( ) Stomatitis
( ) Palatoskizis
( ) Labioskizis

b) Gaster
( ) Kembung
( ) Nyeri
( ) Gerakan peristaltik

5) Sistem Genitourinaria
a) Wanita
( ) Puting payudara
Aerola mammae....................................................

b) Laki-laki
(1) Keadaan glans penis
( ) bersih
( ) Kotor

(2) Pertumbuhan rambut


( ) Kumis
( ) Janggut
( ) Ketiak

6) Sistem Muskuloskeletal
a) Kepala: bentuk Kepala.........................................................
b) Vertebrae
( ) Normal
( ) Scoliosis
( ) Lordosis
( ) Kyposis

c) Gerakan
(1) Ekstremitas atas
( ) Aktif
( ) Pasif

(2) Ekstremitas bawah


( ) Aktif
( ) Pasif

21
7) Sistem Integumen dan Imunitas
a) Sistem Integumen
(1) Bentuk rambut Lurus warna Hitam
(2) Warna kulit Sawo Matang Kelembapan lembab
Turgor Normal/elastis

b) Sistem Imun
(1) Alergi
( ) Cuaca
( ) Debu
( ) Bulu binatang
( ) Zat Kimia

(2) Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca


( ) Flu
( ) Urtikaria

(3) Lain-lain......................................................................................

8) Sistem Indra
a) Mata
(1) Kebersihan
( ) Bersih
( ) Secret

(2) Pupil
( ) Isokor
( ) Unisokor

b) Hidung
( ) Epistaksis
( ) Trauma
( ) Obstruksi
( ) Cuping hidung
c) Telinga
( ) Normal
( ) Abnormal
Fungsi Pendengaran : Baik

k. Pemeriksaan Penunjang : Diagnostik dan Laboratorium


1) Laboratorium
N Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan
O
1 HB 6,2
2 Creatin 0,8
3 Sgot 45
4 Gammagt 47
5 Ureum 25

2) Foto Rontgen

22
Tidak dilakukan
3) CT Scan
Tidak dilakukan

l. Program Pengobatan yang sedang dan akan dijalankan


......................................................................................................................

DATA FOKUS
NO Data Objektif Data Subjektif

1. - Klien merasakan nyeri - Ibu klien mengatakan anaknya


TTV :
sudah 3 hari merasakan nyeri
a. BB : 2800 gram
-
b. PB : 45 cm
c. RR : P : 120 x/menit
d. RR: 30 x/menit
e. T: 36C

ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 Nyeri b.d benjolan di bagian Adanya rangsangan Gangguan rasa


lipatan paha di tandai dengan : rasa nyeri di bagian Aman Nyeri
Ds : Klien mengatan nyeri di perut
bagian benjolan tersebut
Do : Klien tampak merintih
Terjadi benjolan di
menahan sakit
bagian paha
Skala nyeri :

TTV :
TD : 130/80 mmhg Sangat sakit sekali
P : 80x/mnt

23
T : 37,3 CC
RR : 20x/mnt
2 Perubahan pola istirahat tidur b.d Adanya rasa nyeri Pemberian nutrisi
nyeri di bagian perut di tandai
dengan :
Nafsu makan
Ds:

Klien mengatakan sering terganggu
saat tidur Klien makan
Do : sedikit
-Keadaan klien tampak lemah
-klien kurang tidur, tampak pucat
3 Perubahan pola nutrisi b.d mual- Adanya rasa nyeri Perubahan pola
mual di tandai dengan : Istirahat tidur
Ds : Klien mengatakan berkurang
Mengganggu
nafsu makan
istirahat tidur
Do : Diet yang di sajin kan tidak di
habis dari porsi yang di berikan
hanya di makan 3-4 sendok
-Mual muntah bertambah
Diagnosa Keperawatan:
1.......................................................................................................................................
2.......................................................................................................................................

RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONALIS
KEPERAWATAN ASI
Nyeri b.d benjolan di Setelah Atur posisi -Mengatur
bagian lipatan paha di dilakukan senyaman mungkin posisi
Kaji skala nyeri
tandai dengan : keperawatan -nyeri yang
Kolaborasi dengan
Ds : Klien mengatan pada nyeri di dirasakan dapat
tim medis
nyeri di bagian benjolan bagian benjolan Memonitor vital berkurang
tersebut tsb di harus kan sign
Do : Klien tampak berkurang
merintih menahan dengan kriteria
sakit TTV :
Skala nyeri : TD : 130/80
TTV : mmhg

24
TD : 130/80 mmhg P : 80x/mnt
P : 80x/mnt T : 37,3 CC
T : 37,3 CC RR : 20x/mnt
RR : 20x/mnt

Dengan
Perubahan pola istirahat Setelah menciptakan -Menciptakan
tidur b.d nyeri di bagian dilakukan lingkungan lingkungan
perutt di tandai dengan : tindakan terapeutik di yang terapeutik
Ds: keperawatan di harap kan seperti ruangan
Klien mengatakan sering harap istirahat tidur terjaga bersih dengan
terganggu saat tidur terpenuhi dengan nyaman bagi
Do : dengan kriteria : membatasi jumlah klien
-Keadaan klien tampak -klien pengunjung di harap -Membatasi
lemah mengatakan kan klien bisa tidur jumlah
-klien kurang tidur,tampak tidur nya pulas pulas pengunjung
pucat 7-8 jam
-keadaan pasien
membaik

Memberikan
makanan dalam
Perubahan pola nutrisi b.d Setelah porsi -Memberikan
mual-mual di tandai dilakukan mual tapi sering di makanan
dengan : tindakan harap kan dengan dengan porsi
Ds : Klien mengatakan keperawatan di menyajikan kecil tapi sering
berkurang nafsu makan harapkan makanan dalam -Memberikan
Do : penyakit keadaan hangat akan makanan
Diet yang di sajin kan tersebut bertambah nafsu dengan keadaan
tidak di habis dari porsi terastasi makan hangat
yang di berikan hanya di sehingga
makan 3-4 sendok kebutuhan
-Mual muntah bertambah nutrisi di dalam
tubuh terpenuhi
dengan kriteria
hasil :

25
-Klien
mengatakan
tidak nafsu
makan
-Klien tidak
menghabiskan
porsi yang di
saji kan

CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


hari Keperawatan

1 Nyeri b.d dengan benjolan di Mengatur posisi Setelah dilakukan


bagian liptan paha di tandai Pasien senyaman tindakan
Dengan: Mungkin Mengkaji skala keperawatan,
Ds : Klien mengatan nyeri di nyeri berkolaborasi keadaan klien
bagian benjolan tersebut dengan tim medis sedikit demi
Do : Klien tampak merintih Dalam pemberian obat sedikit membaik
menahan sakit Kolnex 500 mg maka :
Skala nyeri : S: Pasien
Anti analgetik
TTV : mengatakan nyeri
Mefanamat 3xsehari

26
TD : 130/80 mmhg Menghilangkan rasa pada benjolan
P : 80x/mnt nyeri di bagian lipatan
T : 37,3 CC paha
RR : 20x/mnt O: pasien tampak
merintih kesakitan
A: masalah belum
teratasi sebagian
P: Intervensi
di lanjut kan

2 Perubahan pola istirahat tidur b.d -Menciptakan lingkungan Setelah dilakukan


nyeri di bagian perutt di tandai yang terapeutik keperawatan :
dengan : Seperti ruangan bersih S : Mengatakan
Ds: dengan nyaman bagi Sudah dapat tidur
Klien mengatakan sering klien O : Keadaan
terganggu saat tidur - Membatasi jumlah fisiknya sudah
Do : pengunjung sedikit membaik
-Keadaan klien tampak lemah A : Masalah
-klien kurang tidur,tampak pucat teratasi sebagian
P : Intervensi
Di lanjutkan
sebagian

3 Perubahan pola nutrisi b.d Setelah di


mual-mual -Memberikan makanan lakukan
di tandai dengan : dengan porsi kecil tapi keperawatan :
Ds : Klien Mengatakan berkurang sering S: Pasien
nafsu makan -Memberikan makanan mengatakan
Do : dengan keadaan hangat nafsu makan
Diet yang di saji kan tidak di habis bertambah
dari porsi yang di berikan hanya O: Pasien
di makan 3-4 sendok Menghabiskan
-Mual muntah bertambah nafsu
Makanan yang
di saji kan
A: Masalah teratasi
sebagian

27
P: Intervensi
di lanjut kan

BAB V

KESIMPULAN

A. SARAN
B. KESIMPULAN

28

Anda mungkin juga menyukai