Anda di halaman 1dari 10

SISTEM DAN PEMELIHARAAN PENTANAHAN

SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI JARINGAN TRANSMISI


TOWER 01-20 JURUSAN TAMBAK LOROK - KALISARI

PT PLN (PERSERO) TJBT APP SEMARANG BASECAMP SEMARANG

Makalah ditulis dan disampaikan dalam Seminar Kerja Praktik


pada tanggal 17 April 2017 di Universitas Diponegoro Semarang

Oleh :
Rahma Nurita Anggraeni

Dosen Pembimbing :
Dr. Drs. Iman Setiono, Msi

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
SISTEM DAN PEMELIHARAAN PENTANAHAN
SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI JARINGAN TRANSMISI
TOWER 01-20 JURUSAN TAMBAK LOROK - KALISARI
PT PLN (PERSERO) TJBT APP SEMARANG BASECAMP SEMARANG

Rahma Nurita Anggraeni*


Program Studi Teknik Elektro Departemen Teknologi Industri
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro
Jalan Prof. Soedarto, SH Tembalang Semarang 50275
e-mail : rahmanurita47@gmail.com*

ABSTRAK
Pentanahan tower adalah perlengkapan pembumian sistem transmisi yang berfungsi
untuk meneruskan arus listrik dari tiang SUTT maupun SUTET ke tanah. Pentanahan tiang
terdiri dari konduktor tembaga atau konduktor baja yang diklem pada pipa pentanahan yang
ditanam di dekat pondasi tiang, atau dengan menanam plat aluminium / tembaga disekitar
pondasi tiang yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari konduktor tanah akibat sambaran
petir.
Pentanahan merupakan hal penting dalam penyaluran tenaga listrik. Untuk
memastikan bahwa nilai pentanahan selalu dalam batas yang telah ditentukan maka
dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan ini berupa pengukuran nilai pentanahan dalam
jangka waktu 1 semester. Pada bulan Januari 2017 dilakukan pengukuran nilai pentanahan
pada tower 01-20 jurusan Tambak Lorok-Kalisari. Hasil pengukuran akan dibandingkan
dengan hasil pengukuran semester sebelumnya dan batas ketentuan yang berlaku. Batas nilai
pentanahan yang diperbolehkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang
mempengaruhi fungsi pentanahan itu sendiri.

Kata kunci : pentanahan, pemeliharaan.


1. PENDAHULUAN
Sistem transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang menyalurkan tenaga
listrik dari pembangkit ke gardu induk atau gardu induk ke gardu induk lain untuk memasok
listrik ke beban melalui Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 275-500 kV serta
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30-150 kV.

Dalam pengoperasian sistem transmisi, masalah paling utama yang sering terjadi adalah
mengatasi gangguan akibat petir. Hal ini dikarenakan bentuk dan konstruksi jaringan
transmisi. Sangat diperlukan adanya peralatan proteksi untuk mengamankan sistem dari
gangguan petir dengan cara menyalurkan arus gangguan ke tanah sehingga sistem tidak
terganggu dan dapat terus bekerja serta keandalan dapat terus terjaga.

Peralatan proteksi petir jaringan transmisi memiliki bagian-bagian sebagai berikut :


1. Kawat Ground Steel Wire (GSW) / Optic Ground Wire (OPGW)
2. Jumper GSW
3. Arcing Horn
4. Transmision Line Arrester (TLA)
5. Konduktor Penghubung
6. Rod Pentanahan (Grounding)

1
Untuk meminimalisir efek gangguan, semua peralatan proteksi petir harus dipasang
sesuai dengan aturan yang ada. Oleh karena itu diperlukan adanya pemeliharaan peralatan
proteksi yang terpasang. Pemeliharaan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
pengukuran tahanan pentanahan.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Transmisi
Sebuah pembangkit tidak selalu ada pada suatu daerah. Maka penggunaan tenaga
listrik yang dibangkitkan pun tidak hanya berada pada daerah sekitar pembangkit tetapi
juga menjangkau daerah di luar. Tenaga listrik disalurkan melalui jaringan transmisi ke
pemakai tenaga listrik. Bagian dari sistem tenaga listrik adalah:
1. Pembangkit Tenaga Listrik
2. Transformator Daya
3. Jaringan Transmisi
4. Gardu Induk
5. Jaringan Distribusi Primer
6. Transformator Distribusi
7. Jaringan Distribusi Sekunder
Dari sistem tenaga di atas, yang termasuk dalam sistem transmisi adalah
transformator daya, jaringan transmisi, dan gardu induk. Sistem transmisi menyalurkan
tenaga listrik ke pusat beban atau perusahaan-perusahaan pemakai tenaga listrik dalam
jumlah besar. Sistem transmisi yang biasa dipakai adalah saluran udara arus bolak-balik 3
fasa. Pada sistem transmisi saluran udara, kawat-kawat digantung pada tiang atau tower.
Tegangan sistem transmisi adalah 30 kV-700 kV. Di Indonesia banyak digunakan
tegangan tinggi 150 kV dan tegangan ekstra tinggi 500 kV.
2.2 Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) adalah media menyalurkan tenaga listrik
dari pembangkit tenaga listrik ke gardu induk (GI) atau dari GI ke GI lainnya melalui
penghantar yang direntangkan antara tiang-tiang melalui isolator-isolator dengan sistem
tegangan tinggi (30 kV, 70 kV, dan 150 kV).
Bagian-bagian utama SUTT terdiri dari :
1. Tiang Transmisi
2. Isolator
3. Kawat Penghantar
4. Kawat tanah
2.3 Gangguan-gangguan pada SUTT 150 kV
Menurut sifatnya, gangguan SUTT 150 kV terdiri dari:
a. Gangguan temporer, yaitu gangguan yang berlangsung dalam waktu singkat dan
dapat hilang dengan sendirinya.
b. Gangguan permanen, yaitu gangguan yang berlangsung dalam waktu lama dan tidak
dapat hilang dengan sendirinya.
Faktor - faktor yang mengakibatkan gangguan pada SUTT 150 kV adalah:
a. Petir
b. Binatang
c. Polusi (debu)
d. Pohon yang tumbuh di dekat SUTT
e. Isolator flash
Dilihat dari asalnya, penyebab gangguan dibedakan menjadi:
a. Gangguan dari dalam, yaitu gangguan karena kelainan pada peralatan itu sendiri.
b. Gangguan dari luar, yaitu gangguan karena benda dari luar yang mengenai peralatan.

2
Dilihat dari jenisnya, penyebab gangguan dibedakan menjadi:
a. Gangguan hubung singkat antar fasa
b. Gangguan hubung singkat fasa dengan tanah
c. Putus rangkaian
d. Penurunan nilai isolasi
Di Pulau Jawa, penyebab paling utama dari gangguan pada SUTT adalah petir. Hal
ini dikarenakan jumlah petir di Indonesia yang memang tergolong banyak. Intensitas petir
dinyatakan dengan Isokraunic Level (IKL), yaitu angka yang menunjukkan jumlah hari
guruh pertahun. Angka IKL di pulau Jawa berkisar antara 20 sampai dengan 135.
Petir yang mengenai SUTT menimbulkan gelombang berjalan yang merambat ke
berbagai arah. Gelombang berjalan ini apabila telah mencapai nilai yang lebih besar dari
nilai isolasi dasar (Basic Isulation Level) peralatan SUTT maupun peralatan lainnya yang
terhubung secara langsung dengan SUTT dapat menimbulkan lompatan api yang
menyangkut permukaan (flashover) pada peralatan tersebut yang memungkinkan
timbulnya gangguan dan kerusakan pada peralatan, terutama flashover ini tidak berhenti
setelah tegangan kembali mencapai tegangan nominal dari SUTT.
Petir juga dapat menyambar kawat kawat tanah pada SUTT 150 kV. Jika nilai
tahanan pentanahan dari kaki tower tinggi maka dapat terjadi flashover pada isolator yang
dapat merusak isolator tersebut dan mengenai kawat fasa.
2.4 Pentanahan Tower SUTT 150 kV
Untuk mengurangi adanya tegangan sentuh dan tegangan lebih karena sambaran petir
maka pada konstruksi tower SUTT dipasang beberapa batang pentanahan (ground rod)
yang dihubungkan satu sama lain dengan kawat/plat tembaga dan dihubungkan ke tower
dari dua sisi yang berlawanan. Tahanan pentanahan setiap tower diisyaratkan maksimum
10 Ohm, diukur tanpa menggunakan kawat tanah.
Agar pentanahan bekerja efektif, harus memenuhi
persyaratan:
1. Membuat jalur impedansi yang rendah ke tanah dan
menggunakan rangkaian efektif
2. Dapat melawan dan menyebarkan gangguan yang berulang
3. Menggunakan bahan tahan korosi yang tahan terhadap
berbagai kondisi kimiawi tanah untuk memastikan
kontinuitas penggunaannya sepanjang umur peralatan
yang dilindungi. Gambar. Pentanahan/arde
4. Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun mudah tower SUTT 150 KV
secara umum
dalam pelayanan.
Bagian-bagian pentanahan tower SUTT 150 kV terdiri dari lima jenis:
1. Elektrode pentanahan (grounding electrode)
2. Rel pentanahan (ground bus)
3. Penghantar pentanahan (grounding conduktor)
4. Klem pentanahan
5. Baut
Macam dan bentuk elektrode pentanahan dapat berupa:
1. Elektrode pita/strip, yaitu elektrode yang dibuat dari penghantar berbentuk pita atau
berpenampang bulat, atau penghantar pilin yang biasanya ditanam secara dangkal.
Elektrode ini dapat ditanam dengan konstruksi pita lurus, radial, melingkar, jala -
jala, atau kombinasi dari bentuk tersebut.
2. Elektrode batang, yaitu elektrode dari pipa besi, baja profil, atau batang logam
lainnya yang dipancangkan ke dalam tanah. Elektrode ini yang umum dikenal
sebagai batang pentanahan (ground rod)

3
3. Elektrode pelat, yaitu elektrode dari bahan logam utuh atau berlubang. Biasanya
elektrode ini ditanam secara dalam.

2.5 Metoda Pentanahan Tower SUTT 150 KV


1. Pentanahan Elektrode Tancap (Driven Ground)
Pentanahan driven ground adalah pentanahan dengan menancapkan batang
elektrode ke tanah .
2. Pentanahan Counterpoise
Pentanahan counterpoise adalah pentanahan dengan menanam kawat elektrode
sejajar atau radial beberapa cm di bawah tanah (30-90 cm). Diberlakukan pada
tempat berlapisan tanah keras dan berbatu-batu atau tahanan jenis tanahnya tinggi.
3. Pentanahan tiang manesman

Gambar. Pentanahan Gambar. Pentanahan dengan Gambar. Pentanahan tiang


dengan Driven Counterpoise manesman tampak atas & samping
Ground

Metoda pentanahan tower SUTT 150 kV yang umum digunakan adalah driven
ground atau driven ground dipadukan kawat pentanahan membentuk ground bus untuk
mendapatkan tahanan pentanahan di bawah 10 Ohm. Panjang ground rod sudah
ditentukan yaitu 240 cm berbahan tembaga atau baja berdiameter 5/8 inchi. Kawat
penghubung tiang dengan ground rod adalah jenis kawat baja atau GSW (Ground Steel
Wires) berdiameter 55 mm. Penanaman ground rod sedalam 1,8 m dan ground bus
sedalam 60 cm di bawah permukaan tanah.

4
Gambar. Konstruksi pentanahan SUTT 150 Gambar. Pentanahan SUTT 150 KV driven ground dan
KV secara umum ground bus

3. PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN TOWER 01-20 JURUSAN TAMBAK


LOROK-KALISARI
3.1 Nama Tower SUTT 150 kV
Penamaan tower terdiri dari jenis tower diikuti nomor urut tower. Sebagai contoh
pada tower pertama SUTT 150 kV transmisi Tambak Lorok-Kalisari dengan jenis aspan
maka diberi nama dengan A01, di mana A merupakan jenis tower dan 01 merupakan
nomor tower dari GI yang disebut pertama pada jaringan transmisi.

Gambar. Tower SUTT 150 kV jenis aspan Gambar. Tower SUTT 150 kV jenis dragh
3.2 Instrumen Penelitian
a. Digital Earth Tester sebanyak satu buah
b. Elektrode Bantu sebanyak dua buah
c. Kabel penghubung (20 s.d. 30 m) sebanyak tiga buah
d. Kunci pas/ring nomor 17 sebanyak satu buah
e. Kunci pas/ring nomor 18 sebanyak satu buah
f. Kunci pas/ring nomor 19 sebanyak satu buah
g. Kunci pas/ring nomor 21 sebanyak satu buah
h. Contact cleaner sebanyak satu buah

i. Tabel hasil pengukuran

Gambar. Digital Gambar. Digital


Gambar. Elektrode Gambar. Kabel Gambar. Contact
Earth Tester Earth Tester
bantu & kunci penghubung Cleaner
3.3 Langkah Pengukuran
1. Mempersiapkan alat ukur Digital Earth Tester.
2. Menanam 2 buah elektrode bantu dengan jarak antar elektrode maupun dengan kaki
tower yang akan diukur masing-masing 5 s.d. 10 m dan mengusahakan membentuk
sudut 600
3. Memasang elektrode tersebut dengan kabel penghubung ke Digital Earth Tester.
4. Cara mengukur tahanan pentanahan adalah dengan menempatkan posisi saklar pada
bagian Ohm, menekan dan memutar push button hingga posisi lock.
5. Memasang kaki tower & arde dengan kabel ke Digital Earth Tester.
6. Mengukur tahanan pentanahan tower yaitu gabungan antara kaki dan semua arde.
7. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel hasil pengukuran.
8. Melepas arde dari kaki tower dengan kunci yang diperlukan.

5
9. Memasang/menghubungkan kaki tower dengan kabel ke Digital Earth Tester.
10. Mengukur tahanan pentanahan dari kaki tower sendiri tanpa arde.
11. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel hasil pengukuran.
12. Memasang arde kaki dengan kabel ke Digital Earth Tester.
13. Mengukur tahanan pentanahan dari arde kaki dari masing-masing sisi secara
berlawanan dan atau keseluruhan.
14. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel hasil pengukuran.
3.4 Analisis Data
Adapun langkah analisis data yang dilakukan terhadap hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui standar PLN tentang tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV
maksimum 10 Ohm.
2. Analisis tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV transmisi Tambak Lorok-Kalisari
pada bulan Januari 2016 dan pada bulan Januari 2017.
Tahanan Pentanahan Tower (Ohm)
Arde Kaki
No. No. Tower Gabungan Kaki Tower
A-B C-D
2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017
1 A01 0,13 0,15 0,15 0,16 1,54 1,46 1,87 1,69
2 A02 0,37 0,41 0,54 0,52 3,44 3,27 3,76 3,56
3 A03 0,89 0,87 - - - - - -
4 A04 0,34 0,37 0,47 0,48 0,42 0,95 1,36 1,36
5 A05 0,34 0,33 - - - - - -
6 A06 0,75 0,79 0,56 0,59 5,24 4,28 - -
7 D07 0,25 0,27 0,79 0,78 4,60 3,46 2,56 2,19
8 D08 0,92 0,90 0,52 0,53 7,73 5,62 - -
9 A09 0,59 0,61 - - - - - -
10 A10 0,65 0,28 0,76 0,16 5,70 4,79 1,26 1,18
11 A11 0,63 0,67 0,18 0,26 0,36 0,28 - -
12 A12 0,86 0,79 0,87 0,86 9,78 5,71 - -
13 A13 0,51 0,56 0,52 0,59 2,83 1,96 - -
14 D14 0,23 0,26 1,16 0,96 3,61 2,81 - -
15 D15 0,74 0,69 0,85 0,82 4,37 3,78 - -
16 D16 0,68 0,71 0,52 0,58 0,92 1,02 - -
17 A17 0,43 0,51 0,74 0,73 1,78 1,67 - -
18 A18 0,64 0,68 0,54 0,53 3,26 2,56 - -
19 D19 0,74 0,63 0,82 0,83 3,93 2,79 - -
20 A20 0,76 0,67 0,89 0,87 3,01 2,96 - -
3.5 Pembahasan
Karakteristik tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV transmisi Tambak Lorok-Kalisari
pada bulan Januari 2017
1. Kondisi baik (0,1-4,9 Ohm)
Kondisi tahanan pentanahan yang masih baik terjadi pada ketiga macam
pengukuran, yaitu:
a. Pengukuran tahanan pentanahan gabungan
Secara keseluruhan kondisi tahanan pentanahan gabungan dalam keadaan
baik, tidak ada yang buruk atau melebihi standar yang diperbolehkan. Faktor
yang mempengaruhi yaitu pemilihan jenis bahan tower yang sesuai dengan
kebutuhannya, yaitu yang memiliki nilai tahanan yang kecil sehingga dapat

6
menyaluran arus petir dengan baik & kondisi kontak antara tower, arde, &
ground rod dalam keadaan baik sehingga nilai tahanan pentanahan masih baik.

b. Pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde


Kondisi tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde masih baik semua, tidak
ada yang buruk atau melebihi standar yang diperbolehkan. Faktor yang
mempengaruhi yaitu pemilihan jenis bahan tower yang sesuai dengan
kebutuhannya, yaitu yang memiliki nilai tahanan yang kecil sehingga dapat
menyaluran arus petir dengan baik.
c. Pengukuran tahanan pentanahan arde
Kondisi tahanan pentanahan arde kaki tower tidak semuanya baik. Kondisi
tahanan pentanahan arde yang baik dapat terjadi dimungkinkan karena:
1. Kondisi ground rod dan kontak pada klem masih baik
Ground rod belum terkena korosi walaupun sudah cukup lama
terpendam dalam tanah, sehingga kontak dengan tanah masih tetap baik.
Penyebab lain yang mungkin terjadi adalah kontak antara ground rod dan
penghantar pentanahan yang terdapat dalam klem juga masih baik
2. Kondisi kelembaban tanah masih tinggi
Kelembaban tanah yang masih tinggi merupakan salah satu faktor
penentu besarnya tahanan pentanahan. Semakin lembab tanah, maka
tahanan jenisnya semakin kecil dan tentu semakin baik pula nilai tahanan
pentanahan pada tanah tersebut.
3. Kondisi air tanah tetap
Pentanahan yang baik adalah yang mencapai air tanah. Bila kondisi air
tanah tetap yang kemungkinan dikarenakan faktor turunnya hujan pada saat
pengukuran, maka nilai tahanan pentanahannya cenderung stabil.
2. Kondisi sedang (5-9,9 Ohm)
Kondisi tahanan pentanahan pada posisi sedang ini terjadi pada beberapa
pengukuran tahun 2017. Kondisi ini tidak terjadi pada tahanan pentanahan gabungan
dan tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde, namun hanya terjadi pada
pengukuran tahanan pentanahan untuk arde.
No. Nomor Tower Arde Kaki Tower Tahanan Pentanahan
1. D08 A-B 5,62 Ohm
2. A12 A-B 5,71 Ohm
Faktor-faktor penyebab kondisi tahanan pentanahan sedang karena:
a. Kondisi ground rod mulai menurun
Kondisi ini disebabkan ground rod mulai mengalami korosi akibat
terpendam di dalam tanah dalam waktu yang lama dan akibat faktor kimiawi
tanah sehingga kontak ground rod dengan tanah berkurang dan tahanan jenisnya
juga mengalami kenaikan. Kondisi kontak antara ground rod dan penghantar
pentanahan mulai terkena korosi.
Tahanan kontak antara ground rod dan penghantar pentanahan pada klem
pentanahan dapat bertambah karena kontak ground rod dan tahanan pentanahan
mulai terkena korosi akibat terpendam dalam tanah dan terpengaruh faktor
kimiawi tanah. Tahanan kontak yang bertambah ini dapat menyebabkan nilai
tahanan pentanahannya meningkat.
b. Kondisi kelembaban dan air tanah yang berubah

7
Saat pengukuran, dimungkinkan curah hujan pada daerah tersebut
cenderung sedikit, sehingga nilai tahanan pentanahannya menjadi meningkat.
Kondisi kelembaban dan air tanah dapat berubah tergantung curah hujan atau
cuaca yang terjadi pada daerah setempat.

3. Kondisi buruk ( >10 Ohm)


Kondisi tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV yang buruk, seperti halnya
pada kondisi awas, hanya terjadi pada pengukuran tahanan pentanahan untuk arde.
Pada pengukuran tahanan pentanahan arde kaki tower SUTT 150 kV transmisi
Tambak Lorok-Kalisari tahun 2017 tidak ada yang mengalami kondisi buruk.
Kondisi tahanan pentanahan yang buruk dapat terjadi karena:
a. Kondisi ground rod yang buruk
Nilai tahanan pentanahan dapat menjadi buruk jika ground rod mengalami
kenaikan tahanan jenis atau penurunan kontak dengan tanah. Hal ini disebabkan
antara lain karena bahan yang digunakan tergolong tidak tahan lama dan mudah
terkena korosi. Tingkat korosi ini sangat tinggi, sehingga dapat menjadi tahanan
yang mengurangi kontak antara ground rod dengan tanah sekitar.
b. Kondisi kontak antara ground rod & penghantar pentanahan terkena korosi
Tahanan kontak antara ground rod dengan penghantar pentanahan akan
meningkat atau sangat besar, dikarenakan adanya korosi pada kontak antara
ground rod dan pengantar pentanahan yang terdapat dalam klem pentanahan.
Bahkan bisa mengakibatkan putusnya penghantar pentanahan dari ground rod
bila korosi yang sudah sangat tinggi. Tahanan kontak yang meningkat ini adalah
hal yang menjadi penyebab utama tahanan pentanahan tower SUTT 150 KV
menjadi melebihi standarnya.
c. Kondisi kelembaban dan air tanah yang menurun
Kelembaban dan air tanah dapat berubah turun karena curah hujan yang
terjadi pada daerah tersebut sedang rendah, sehingga tanah menjadi cenderung
kering atau tandus.
4. Kondisi tidak diketahui
Berdasar tabel 2, kondisi tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV tahun 2017
yang tidak dapat diketahui terjadi pada:
a. Pengukuran tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde
Kondisi tahanan pentanahan kaki tower tanpa arde yang tidak dapat
diketahui dan penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Tower nomor A03, A05, dan A09
Kondisi tower nomor A09 pada bagian sambungan antara arde dan kaki
tower terpendam dalam pondasi tower sehingga tahanan pentanahan kaki
tower tanpa arde tidak dapat diukur.
b. Pengukuran tahanan pentanahan arde
Kondisi tahanan pentanahan arde masing masing sisi yang berlawanan
yang tidak dapat diketahui dan penyebabnya adalah sebagai berikut:
1. Semua arde kaki tower nomor A03, A05, dan A09
Kondisi tower nomor D60, pada bagian sambungan antara arde dan
kaki tower semuanya sudah terpendam dalam tanah, sehingga tahanan
pentanahan arde masing masing sisi yang berlawanan tidak dapat diukur.
2. Arde kaki C-D tower nomer A06, D08, A11, A12, A13, D14, D15, D16,
A17, A18, D19, dan A20

8
Pada tower ini hanya memiliki 2 arde sehingga tidak ada arde kaki
tower C-D.

4. KESIMPULAN
1) Tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV transmisi Tambak Lorok-Kalisari pada bulan
Januari tahun 2017 relatif dalam kondisi baik.
2) Nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV transmisi Tambak Lorok-Kalisari dalam
satu tahun antara tahun 2016 sampai 2017 ada sedikit kenaikan.
3) Perubahan nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV disebabkan:
a. Perubahan kondisi ground rod
b. Perubahan kondisi tanah (perubahan kelembaban dan air tanah)
c. Perubahan kondisi kontak pada klem pentanahan (antara ground rod dengan
penghantar pentanahan).
5. SARAN
1) Pengukuran tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV yang merupakan bagian dari
pemeliharaan tahunan tower SUTT 150 kV pada PT. PLN (Persero) TJBT APP Semarang
Basecamp Semarang tidak boleh dilakukan secara asal agar tidak berakibat fatal.
2) Harus dilakukan perbaikan segera oleh pihak PT. PLN (Persero) TJBT APP Semarang
Basecamp Semarang terhadap pentanahan tower SUTT 150 kV transmisi Tambak Lorok-
Kalisari yang telah melebihi standar.
3) Penambahan ground rod sebagai upaya perbaikan nilai tahanan pentanahan harus
memperhatikan faktor-faktor yang menentukan besarnya nilai tahanan pentanahan.
6. DAFTAR PUSTAKA
PT PLN (Persero). 2014. Buku Pedoman Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan Tinggi
dan Ekstra Tinggi KEPDIR 0520-2.K.DIR.2014 (Dokumen Nomor :
PDM/STT/10:2014). Jakarta : Tidak dipulikasikan
PT PLN (Persero). 2009. Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan
Penyaluran Tenaga Listrik Saluran Udara Tegangan Tinggi (No. Dokumen : 10-
22/HARLUR-PST/2009). Jakarta : Tidak dipulikasikan
Saputro, Nurcahyo Hajar. 2016. Analisis Pentanahan Kaki Menara Transmisi 150 kV
Rembang-Blora Bertahanan Tinggi dan Usaha Menurunkannya. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Budi, Indhi Eresa Septia. 2015. Evaluasi Nilai Tahanan Pentanahan Tower Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Transmisi Maninjau-Simpang Empat. Jakarta :
Universitas Suryadarma
Setiyono, Margi. 2007. Pengukuran Tahanan Pentanahan Tower Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Transmisi Ungaran-Krapyak. Semarang :
Universitas Negeri Semarang
Farmada, Andre. 2016. Studi Pengukuran Tahanan Pentanahan Tower Saluran Udara
Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kV Pedan-Ungaran. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai